Anda di halaman 1dari 4

2.

Molecular Imprinting Polymer

2.1 Teknologi Pencetakan Molekul

Merupakan teknik yang dikembangkan untuk membuat polimer yang memiliki sifat

pengenalan molekul terhadap analit, senyawa analog dan enantiomer tunggal. Pembuatan MIP

merupakan prosedur yang relatif mudah dan murah. Secara singkat MIP dibuat dengan

mencampurkan molekul template dengan monomer fungsional, crosslinker dan inisiator dalam

pelarut yang sesuai biasanya berupa pelarut aprotik dan nonpolar. Selanjutnya campuran

prepolimerisasi ini diiradiasi dengan sinar UV atau dipanaskan untuk memulai proses

polimerisasi. Selama proses polimerisasi, kompleks terbentuk antara molekul template dan

monomer fungsional yang stabil didalam polimer dengan ikatan silang yang tinggi. Setelah

polimerisasi selesai dan ekstraksi molekul template maka polimer imprinting yang dihasilkan

akan memiliki ingatan yang permanen terhadap jenis molekul yang sebelumnya digunakan

sebagai template yang memungkinkan polimer yang dihasilkan memiliki selektifitas terhadap

molekul template dalam campuran dengan senyawa segolongan. Teknik molekular imprinting

menghasilkan suatu rongga tiga dimensi yang komplementer dalam bentuk dan susunan gugus

fungsi terhadap template yang tertanam didalam matriks polimer dengan derajat ikatan silang

tinggi yang memungkinkan rongga tersebut untuk mempertahankan bentuknya setelah ekstraksi

template, selanjutnya gugus fungsi yang tertanam dengan susunan yang optimal untuk rebinding

dengan template memungkinkan reseptor untuk mengenali substrat aslinya.

MIP menunjukkan stabilitas yang baik terhadap suhu dan memiliki stabilitas kimia yang

baik dan dapat digunakan dalam media yang ekstrim. MIP menunjukan beberapa kelebihan

dibandingkan reseptor buatan lain yang berupa bahan biologi meliputi biaya yang murah,
pengerjaan yang mudah, stabil dalam penyimpanan, dapat digunakan berulang tanpa kehilangan

aktivitas, kekuatan mekanis yang tinggi, daya tahan terhadap panas dan tekanan dan dapat

digunakan dalam media kimia yang ekstrim. Sebagai teknik untuk pembuatan sisi ikatan yang

meniru kerja reseptor dengan ingatan terhadap bentuk dan posisi gugus fungsi pada molekul

template, molekular imprinting telah menjadi pusat perhatian dalam berbagai bidang kimia dan

biologi terutama material sensor, uji ikatan, antibodi buatan, adsorben untuk SPE dan fase diam

untuk kromatografi.

2.2 Kategori MIP

Pada dasarnya terdapat dua strategi dalam molekular imprinting yaitu pendekatan

berdasarkan ikatan kovalen dan interaksi non kovalen antara molekul template dengan monomer

fungsional. Dari kedua strategi tersebut, monomer fungsional dipilih untuk memungkinkan

interaksi antara gugus fungsi pada monomer fungsional dengan molekul template. Sisi ikatan

dibentuk melalui ikatan kovalen atau lebih umum dengan interaksi nonkovalen antara gugus

fungsi pada template dengan monomer fungsional kemudian diikuti oleh kopolimerisasi ikatan

silang. Dari kedua strategi tersebut metode non kovalen lebih sering digunakan. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1) Prosedur non kovalen lebih mudah dilakukan, menghindari sintesis yang rumit

untuk terjadinya kompleks prepolimerisasi

2) Pelepasan template umumnya lebih mudah, biasanya melalui ekstraksi

sinambung,

3) Berbagai gugus fungsi dapat dikenalkan kedalam sisi aktif


2.2.1 Metode Kovalen

Dalam pendekatan kovalen, molekul template secara kovalen dipasangkan

dengan molekul yang dapat dipolimerisasi. Ikatan polimer tipe ini berdasar

pada ikatan kovalen yang reversibel. Setelah kopolimerisasi dengan

crosslinker, molekul template dilepaskan dari polimer dengan ikatan

silang yang tinggi tersebut. Pada polimer dengan metode kovalen

selektifitas meningkat dengan memaksimalkan jumlah crosslinker.

Keterbatasan metode ini terletak pada pilihan ikatan kovalen dan jumlah

template yang terbatas artinya interaksi kovalen reversibel antara template

dengan molekul yang dapat berpolimerisasi hanya sedikit dan sering kali

memerlukan prosedur hidrolisis asam untuk memutuskan ikatan kimia

antara template dan monomer fungsional.

2.2.2 Metode non kovalen

Pendekatan nonkovalen paling sering digunakan untuk membuat MIP

disebabkan oleh kesederhanaannya. Pada pendekatan nonkovalen, sisi

ikatan dibentuk melalui self-assembly antara template dengan monomer,

diikuti oleh kopolimerisasi ikatan silang. Molekul template berinteraksi,

baik selama prosedur imprinting maupun pada rebinding melalui interaksi

non kovalen seperti interaksi ionik, hidrofobik dan ikatan hidrogen.

Pencetakan dengan pendekatan non kovalen memegang peranan yang

lebih potensial untuk metode molekular imprinting disebabkan oleh

banyaknya senyawa biologi yang mampu berinteraksi secara non kovalen

dengan monomer fungsional.

Anda mungkin juga menyukai