Merupakan teknik yang dikembangkan untuk membuat polimer yang memiliki sifat
pengenalan molekul terhadap analit, senyawa analog dan enantiomer tunggal. Pembuatan MIP
merupakan prosedur yang relatif mudah dan murah. Secara singkat MIP dibuat dengan
mencampurkan molekul template dengan monomer fungsional, crosslinker dan inisiator dalam
pelarut yang sesuai biasanya berupa pelarut aprotik dan nonpolar. Selanjutnya campuran
prepolimerisasi ini diiradiasi dengan sinar UV atau dipanaskan untuk memulai proses
polimerisasi. Selama proses polimerisasi, kompleks terbentuk antara molekul template dan
monomer fungsional yang stabil didalam polimer dengan ikatan silang yang tinggi. Setelah
polimerisasi selesai dan ekstraksi molekul template maka polimer imprinting yang dihasilkan
akan memiliki ingatan yang permanen terhadap jenis molekul yang sebelumnya digunakan
sebagai template yang memungkinkan polimer yang dihasilkan memiliki selektifitas terhadap
molekul template dalam campuran dengan senyawa segolongan. Teknik molekular imprinting
menghasilkan suatu rongga tiga dimensi yang komplementer dalam bentuk dan susunan gugus
fungsi terhadap template yang tertanam didalam matriks polimer dengan derajat ikatan silang
tinggi yang memungkinkan rongga tersebut untuk mempertahankan bentuknya setelah ekstraksi
template, selanjutnya gugus fungsi yang tertanam dengan susunan yang optimal untuk rebinding
MIP menunjukkan stabilitas yang baik terhadap suhu dan memiliki stabilitas kimia yang
baik dan dapat digunakan dalam media yang ekstrim. MIP menunjukan beberapa kelebihan
dibandingkan reseptor buatan lain yang berupa bahan biologi meliputi biaya yang murah,
pengerjaan yang mudah, stabil dalam penyimpanan, dapat digunakan berulang tanpa kehilangan
aktivitas, kekuatan mekanis yang tinggi, daya tahan terhadap panas dan tekanan dan dapat
digunakan dalam media kimia yang ekstrim. Sebagai teknik untuk pembuatan sisi ikatan yang
meniru kerja reseptor dengan ingatan terhadap bentuk dan posisi gugus fungsi pada molekul
template, molekular imprinting telah menjadi pusat perhatian dalam berbagai bidang kimia dan
biologi terutama material sensor, uji ikatan, antibodi buatan, adsorben untuk SPE dan fase diam
untuk kromatografi.
Pada dasarnya terdapat dua strategi dalam molekular imprinting yaitu pendekatan
berdasarkan ikatan kovalen dan interaksi non kovalen antara molekul template dengan monomer
fungsional. Dari kedua strategi tersebut, monomer fungsional dipilih untuk memungkinkan
interaksi antara gugus fungsi pada monomer fungsional dengan molekul template. Sisi ikatan
dibentuk melalui ikatan kovalen atau lebih umum dengan interaksi nonkovalen antara gugus
fungsi pada template dengan monomer fungsional kemudian diikuti oleh kopolimerisasi ikatan
silang. Dari kedua strategi tersebut metode non kovalen lebih sering digunakan. Hal ini
1) Prosedur non kovalen lebih mudah dilakukan, menghindari sintesis yang rumit
sinambung,
dengan molekul yang dapat dipolimerisasi. Ikatan polimer tipe ini berdasar
Keterbatasan metode ini terletak pada pilihan ikatan kovalen dan jumlah
dengan molekul yang dapat berpolimerisasi hanya sedikit dan sering kali