Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan April

2013 di Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga. Data diperoleh

dengan cara memberikan kuesioner pada setiap ketua organisasi Posdaya

yang ada di Kecamatan Bukateja Purbalingga dengan jumlah 24

responden, menghasilkan data sebagai berikut:

a. Hubungan faktor partisipasi masyarakat dengan keberlanjutan

program posdaya.

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Uji Che Square Hubungan Faktor

Partisipasi Masyarakat Dengan Keberlanjutan Program Posdaya.

Partisipasi Keberlanjutan Program Total Asymp.


Masyarakat Posdaya Sig (2-
Berlanjut Kurang sided)

n % n % n %
0,009
Tinggi 6 54,5 5 45,5 11 100
Sedang 0 0 10 100 10 100
Rendah 0 0 3 100 3 100
Jumlah 6 25,0 18 75,0 24 100

Tabel 4.1 menunjukan hasil analisa data dengan menggunakan uji chi

square diperoleh nilai p value = 0,009, artinya ada hubungan yang

signifikan antara partisipasi masyarakat dengan keberlanjutan

program posdaya.
b. Hubungan faktor sosialisasi dengan keberlanjutan progam posdaya

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Uji Che Square Hubungan Faktor

Partisipasi Masyarakat Dengan Keberlanjutan Program Posdaya.

Sosialisasi Keberlanjutan Program Total Asymp.


Posdaya Sig (2-
Berlanjut Kurang sided)

n % n % n %
0,027
Tinggi 4 57,1 3 42,9 7 100
Sedang 1 6,7 14 93,3 15 100
Rendah 1 50,0 1 50,0 2 100
Jumlah 6 25,0 18 75,0 24 100

Tabel 4.1 menunjukan hasil analisa data dengan menggunakan uji chi

square diperoleh nilai p value = 0,027, artinya ada hubungan yang

signifikan antara sosialisasi dengan keberlanjutan program posdaya.

c. Hubungan faktor kualitas SDM dengan keberlanjutan progam posdaya

Tabel 4.1 Distribusi Hasil Uji Che Square Hubungan Faktor

Partisipasi Masyarakat Dengan Keberlanjutan Program Posdaya.

Kualitas Keberlanjutan Program Total Asymp.


SDM Posdaya Sig (2-
pengurus Berlanjut Kurang sided)
Posdaya
n % n % n %
0,162
Tinggi 4 60,0 6 40,0 10 100
Sedang 1 8,3 11 91,7 12 100
Rendah 1 50,0 1 50,0 2 100
Jumlah 6 25,0 18 75,0 24 100

Tabel 4.1 menunjukan hasil analisa data dengan menggunakan uji chi

square diperoleh nilai p value = 0,162, artinya tidak ada hubungan

yang signifikan antara kualitas SDM pengurus posdaya dengan

keberlanjutan program posdaya.


d. Faktor yang paling dominan terhadap keberlanjutan program posdaya.

Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui faktor yang

paling dominan mempengaruhi keberlanjutan program Posdaya.

Analisis multivariat dilakukan secara bersama-sama antara faktor

kualitas sumber daya manusia pengelola, faktor sosialisasi, dan faktor

partisipasi masyrakat yang mempengaruhi keberlanjutan program

Posdaya. Analisis ini bertujuan memprediksi nilai variabel independen

yang satu dengan yang lain.

Uji yang digunakan yaitu regresi logistik dengan metode

enter dimana ada beberapa tahapan sebelum didapatkan model akhir,

tahap pertama yaitu melakukan seleksi bivariat, variabel penelitian

yang dimasukkan ke dalam regresi logistik adalah variabel yang nilai

p-nya < 0,25 namun bila variabel tersebut dianggap penting dapat

dimasukan ke dalam analisis multivariat meskipun nilainy p-nya >

0,25. Berdasarkan hasil seleksi bivariat dari ketiga variabel

independen yang mendapatkan nilai p-nya < 0,25 adalah partisipasi

masyarakat namun variabel sumber daya manusia dan sosialisasi

dianggap penting sehingga dapat dimasukan untuk analisis multivariat

ke tahap selanjutnya.

Kemudian tahap awal analisis regresi logistik yaitu membaca

kelayakan pemodelan jika nilai odds ratio tidak mengalami perubahan

sebesar 10% maka model regresi dapat digunakan untuk analisis

berikutnya. Tahap ini dilakukan dengan cara mengeluarkan salah satu


variabel independen (faktor dorongan dari dalam diri, motivasi sosial,

dan emosional) setelah itu bandingkan nilai odds ratio sebelum dan

sesudah mengeluarkan salah satu variabel independen tersebut.

Setelah mengeluarkan tiap variabel dengan cara bergantian hasilnya

menunjukan bahwa ketiganya sama-sama menghasilkan perubahan

nilai odds ratio lebih dari 10%, sehingga ketiga variabel tersebut

masuk dalam kriteria uji multivariat. Hasil akhir uji multivariat

dengan metode enter dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Model Akhir Hasil Analisi Logistik Ganda

e.
95,0% C.I.for
EXP(B)
f.
B S.E. Wald Sig. Exp(B) Lower Upper
Partisipasimasya
g. 20.71 8.930E
.000 .998 9.904E8 .000 .
rakat 4 3
h.
Kualitassdmpen
.458 .869 .278 .598 1.581 .288 8.689
gurusposdaya
Sosialisasi .920 .914 1.012 .314 2.508 .418 15.049
Constant -
8.930E
23.23 .000 .998 .000
3
9
B

Berdasarkan tabel 4.7 maka formulasi untuk uji regresi logistik ganda

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Z : -23,23+20,714 partisipasi masyarakat + 0,458kualitas sdm pengurus

posdaya+0,920 sosialisasi

Penelitiaan yang bersifat cros sectional, interpretasi yang dapat

dilakukan hanya dengan menjelaskan nilai Exp (B) atau nilai odds ratio

untuk mengetahui variabel mana yang memiliki pengaruh lebih


dominan terhadap variabel dependen. Dalam hal ini yang memiliki

pengaruh paling dominan adalah variabel partisipasi masyarakat dengan

nilai odds ratio 9,904 karena memiliki nilai odds ratio yang lebih besar

dibandingkan dengan kualitas sumber daya manusia pengelola Posdaya

yang mendapatkan nilai odds ratio 1,581 dan sosialisasi dengan odds

ratio 2,508.

B. Pembahasan

a. Hubungan faktor partisipasi masyarakat dengan keberlanjutan program

posdaya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

menunjukan bahwa faktor partisipasi masyarakat mempunyai

hubungan yang signifikan dengan keberlanjutan program posdaya.

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosadi

dkk. (2011) yang menyatakan bahwa peran seorang ibu rumah tangga

dalam pemberdayaan masyarakat sangat besar, hal ini dapat

mendorong keluarga dalam meningkatkan perekonomina keluarga

melalu peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan motivasi yang

tinggi untuk maju. Melalui Pos Pemberdayaan Keluarga

(POSDAYA) diharapkan semua lapisan masyarakat dapat

dioptimalkan dalam peningkatan perekonomian tiap keluarga dan

peningkatan pembangunan daerah.

Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) merupakan suatu

forum silaturahmi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi dan


sekaligus bisa dikembangkan menjasi wadah koordinasi kegiatan

penguatan fungsi-fungsi kekeluargaan secara terpadu. Penguatan

fungsi-fungsi utama tersebut diharapkan memungkinan setiap

keluarga semakin mampu mengembangkan dirinya menjadi keluarga

sejahtera, keluarga yang mandiri dan keluarga yang sanggup

menghadapi tantangan masa depan dengan lebih baik. Dapat di

katakan bahwa Posdaya merupakan wahana pemberdayaan fungsi

keluarga secara terpadu, utamanya fungsi agama atau ke Tuhanan

Yang Maha Esa, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi

perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan,

fungsi ekonomi atau wirausaha dan fungsi lindungan (Muljono, 2010).

Menurut Haryanto (2012) menyatakan bahwa partisipasi

masyarkat dalam pembangunan kesejahteraan sosial ternyata

memegang peranan yang sangat penting. Bahkan hal itu menjadi salah

satu ukuran dari keberhasilan pembangunan di suatu negara. Jadi

meskipun negara makmur tetapi rakyatnya tidak ikut berpartisipasi

tampaknya itu tidak bisa dijadikan sebagagi ukuran dalam keberhasilan

dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan

sosial sendiri dapat dilakukan dengan mengikuti Pos Pemberdayaan

Keluarga (POSDAYA). Tenaga-tenaga kesejahteran sosial atau

pekerja sosial, diharapkan juga ikut dalam membina Posdaya. Dan

arah dari pembangunan Posdaya ini adalah bersifat preventif. Dengan


demikian permasalahan-permasalahan sosial yang ada dimasyarakat

dapat dicegah.

Bentuk kegiatan posdaya antara lain adalah dengan

meningkatkan keaktifan kegiatan posyandu. Pada awalnya, posyandu

merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan

khususnya dalam bidang keluarga berencana dan kesehatan. Dalam

perkembangannya, sesuai dengan dinamika yang ada dalam

masyarakat maka posyandu tidak hanya berkutat dalam pelayanan

bidang KB dan kesehatan, akan tetapi memiliki cakupan yang lebih

luas lagi yaitu dengan melaksanakan kegiatan bidang pendidikan,

ekonomi, produktif dan budidaya lingkungan, serta berbagai kegiatan

lainnya.

Suatu program akan berlanjut dilaksanakan jika terdapat

kesesuaian antara progam dan pemanfaatannya. Partisipasi menjadi

kata kunci dalam setiap program pengembangan masyarakat, karena

tanpa partisipasi masyarakat suatu progam tidak akan berjalan secara

baik, seolah-olah menjadi yang harus melekat pada setiap progam.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan-

kegiatan pembangunan dan ikut serta memanfaatkan dan menikmati

hasil-hasil pembangunan (Slamet, 1994).

b. Hubungan faktor sosialisasi dengan keberlanjutan progam posdaya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

menunjukan bahwa ada hubungan yang siginifikan antara faktor


sosialisasi dengan keberlanjutan program posdaya . hal ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bawabsir (2010) bahwa

ada hubungan yang signifikan antara komunikasi dalam sosialisasi

program Posdaya dengan keberhasilan program posdaya. Dalam

penyampaian sosialisasi program Posdaya yang baik akan

meningkatkan kemampuan pengetahuan masyarakat, memperbaiki

sikap dan tindakan masyarakat dalam menanggapi setiap program dari

Posdaya itu sendiri. Proses sosialisasi sendiri merupakan suatu proses

belajar seorang individu yang akan mengubah seseorang dari yang

tidak mengetahui tentang diri dan lingkunganya dapat menjadi tahu

dan bisa memahaminya.

Sosialisasi posdaya diperlukan untuk menumbuhkan dan

menggerakan partisipasi masyarakat dalam mendukung program

posdaya. Sosialisasi posdaya sebagai salah satu fungsi komunikasi

sangat berperan dalam melaksanakan pembangunan, sebagaimana

pentingnya komunikasi itu sendiri. Sosialisasi bertujuan untuk

memasyarakatkan posdaya agar masyarakat mau menerima dan

melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan yang di

harapkan (Soekanto, 2001).

Tujuan pembentukan Posdaya adalah untuk mengembangkan

modal social, seperti hidup bergotong-royong dalam masyarakat guna

membantu pemberdayaan keluarga secara terpadu dan membangun

keluarga bahagia dan sejahtera. Selain itu, posdaya juga ikut


memelihara lembaga sosial kemasyarakatan yang terkecil, yaitu

keluarga, agar dapat memiliki perekat sehingga tercipta kehidupan

yang rukun, damai dan memiliki dinamika yang tinggi. Bahkan

program posdaya itu diharapkan dapat eksis dan memainkan fungsi

sentral dalam dinamika perekonomian daerah (Muljono, 2010).

c. Hubungan faktor kualitas SDM dengan keberlanjutan progam posdaya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor

kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan keberlanjutan program

posdaya. Hasil ini berlawanan dengan hasil penelitian Siagian

dkk.(2006) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara kualitas sumber daya manusia pengelola dengan perkembangan

koperasi di unit Kabupaten Nias. Kualitas sumber daya manusia para

pengurus posdaya dalam hal ini adalah sebagai pengelola dan

penanggung jawab atas terlaksananya semua kegiatan yang ada

didalam posdaya itu sendiri.

Menurut Siagian (1999) menyatakan bahwa progam posdaya

untuk menggerakan memerlukan sumber daya manusia yang mampu

berpikir secara rasional dan mampu mendahulukan kewajiban dari

pada haknya. Tanpa adanya SDM yang memadai tidak akan bisa

menggali potensi apa yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan

kemampuan kearah yang diinginkan organisasi. Efek dan tidaknya

sumber daya manusia yang digunakan tergantung pada sifat manusia


nya untuk selalu berfikir kedepan, artinya dengan akal pikiran yang

ada maka seseorang dituntut untuk mengembangkan wawasanya yaitu

dengan jalan mempelajari atau belajar untuk terus menggali potensi

apa yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kemampuan

kearah yang diinginkan organisasi. Apabila hal itu tercapai maka

kualitas sumberdaya manusia akan terwujud.

d. Faktor yang paling dominan terhadap keberlanjutan program posdaya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

menunjukan bahwa faktor yang paling dominan terhadap keberlanjutan

program Posdaya adalah faktor partisipasi masyarakat.

Untuk membina dan meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam pembangunan diperlukan usaha-usaha nyata dengan berbagai

jalan, dengan harapan lama-kelamaan partisipasi aktif masyarakat akan

tumbuh dengan sendirinya. Menurut ndraha (1987) dalam Anonim

(2012) upaya dan cara untuk menumbuhkan partisipasi aktif

masyarakat dalam pembangunan dapat dilakukan antara lain

dikemukakan oleh demberi stimulasi kepada masyarakat dengan

mengharapkan timbulnya responce yang dikehendaki, antara lain

dalam inpres bantuan pembangunan desa, inpres lomba desa dan

sebagainya. menyesuaikan program pemerintah dengan kebutuhan

(keinginan) yang telah lama dirasakan oleh masyarakat desa yang

bersangkutan. menumbuhkan dan menanamkan kesadaran akan

kebutuhan dan atau perlunya perubahan di dalam masyarakat dan


dalam diri anggota masyarakat sedemikian rupa sehingga timbul

kesediaan berpartisipasi.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan membuktikan beberapa hal yang

menarik dan perlu untuk dikaji lebih lanjut. Diantaranya adalah ada

beberapa temuan mengenai faktor-faktor yang terbukti mempunyai

hubungan yang signifikan dengan keberlanjutan program posdaya di

Kecamatan Bukateja, yaitu dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Ada hubungan yang signifikan antara faktor partisipasi masyarakat

dengan keberlanjutan program posdaya di Kecamatan Bukateja.

b. Ada hubungan yang signifikan antara faktor sosialisasi dengan

keberlanjutan program posdaya di Kecamatan Bukateja.

c. Tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor kualitas sumber

daya manusia pengelola dengan keberlanjutan program posdaya di

Kecamatan Bukateja.

d. Ada hubungan yang signifikan antara faktor partisipasi masyarakat

dengan keberlanjutan program posdaya di Kecamatan Bukateja.

e.

f.

g.

B. Saran

a.

Anda mungkin juga menyukai