Anda di halaman 1dari 15

PRARANCANGAN PABRIK ASAM ASETAT DENGAN PROSES

MONSANTO KAPASITAS 100.000 TON PER TAHUN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Oleh :

SYIFDA RIYANDI WAHYU MARDIAN HASTUNGKORO


D500120073

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
PRARANCANGAN PABRIK ASAM ASETAT DENGAN PROSES
MONSANTO KAPASITAS 100.000 TON PER TAHUN

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

SYIFDA RIYANDI WAHYU MARDIAN HASTUNGKORO

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Dosen
Pembimbing

Hamid Abdillah, S.T., M.T


NIK. 894

i
HALAMAN PENGESAHAN

PRARANCANGAN PABRIK ASAM ASETAT DENGAN PROSES


MONSANTO KAPASITAS 100.000 TON PER TAHUN

OLEH
SYIFDA RIYANDI WAHYU MARDIAN HASTUNGKORO
D500120073

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Jumat, 17 Maret 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji :
1. Kusmiyati, S.T., M.T., Ph.D. (..)
(Ketua Dewan Penguji)
2. Hamid Abdillah, S.T., M.T. (..)
(Anggota 1 Dewan Penguji)
3. Ir. Haryanto, A.R., M.S. (......)
(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Ir. H. Sri Sunarjono, M.T., Ph.D.


NIK. 682

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya
pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, April 2017

D500120073

iii
PRARANCANGAN PABRIK ASAM ASETAT DENGAN PROSES
MONSANTO KAPASITAS 100.000 TON PER TAHUN

Abstrak

Pabrik asam asetat dirancang dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun dengan bahan
baku metanol dan karbon monoksida. Pabrik akan didirikan di kawasan industri Bontang,
Kalimantan Timur, dengan luas tanah 25.000 m2, dan jumlah karyawan 160 orang. Pabrik
beroperasi secara kontinyu selama 330 hari per tahun. Proses pembuatan asam asetat
dilakukan dalam reaktor gelembung dengan pendingin air. Reaksi berlangsung pada fase
cair-gas, sifat reaksi eksotermis, irreversible, dengan kondisi operasi isothermal, non
adiabatic pada suhu 177oC dan pada tekanan 30 atm. Pabrik ini membutuhkan metanol
sebanyak 6.779,95 kg per jam dan karbon monoksida sebanyak 6.024,49 kg per jam untuk
menghasilkan asam asetat sebanyak 12.626,26 kg per jam. Utilitas meliputi penyediaan air
yang diperoleh dari sungai, kebutuhan air sebanyak 561.028,661 kg per jam, penyediaan
steam 951,23 kg per jam yang diperoleh dari boiler dengan bahan bakar fuel oil sebanyak
451,78 liter per jam dan udara tekan sebanyak 50 m3 per jam. Kebutuhan listrik diperoleh
dari PLN dan generator set sebanyak 350 kW sebagai cadangan. Pabrik asam asetat ini
menggunakan modal tetap sebanyak Rp 682.197.984.948 dan modal kerja sebanyak
Rp386.313.061.457. Dari hasil analisa ekonomi, pabrik ini menunjukkan keuntungan
sebelum pajak sebanyak Rp296.050.149.313 per tahun dan setelah pajak Rp 148.025.074.656
per tahun. Percent Return On Investment (ROI) sebelum pajak 43,39% dan setelah pajak
21,69%.Pay Out Time (POT) sebelum pajak selama 1,87 tahun dan setelah pajak 3,15 tahun.
Break Event Point (BEP) sebesar 41,84%,Shut Down Point (SDP) sebesar 29,85%, dan
Internal Rate of Return (IRR) sebesar 34,01%.

Kata Kunci : asam asetat, proses Monsanto, karbonilasi methanol

Abstract

Acetic acid plant with a designed production capacity of 100,000 tons per year with the raw
material of methanol and carbon monoxide. The plant will be established in an industrial area
Bontang, East Kalimantan, with a land area of 25,000 m2, and the number of employees
160 people. Factories operated continuously for 330 days per year. The process of
manufacture of acetic acid made in the bubble reactor with cooling water. The reaction takes
place in the liquid-gas phase, the nature of the exothermic reaction, irreversible, isothermal
operating conditions, non-adiabatic at a temperature of 177oC and at a pressure of 30 atm.
This plant requires is 6,779.95 kg of methanol per hour and carbon monoxide is 6,024.49 kg
per hour to produce acetic acid is 12,626.26 kg per hour. Utilities include the provision of
water extracted from the river, the water needs 561,028.661 kg per hour, the provision of
951.23 kg per hour of steam obtained from the boiler with fuel oil is 451.78 liters per hour
and compressed air is 50 m3 per hour. The demand for electricity obtained from the PLN and
350 kW generator set as a backup. The acetic acid plant uses Rp 682,197,984,948 of fixed
capital and working capital Rp 386,313,061,457. From the results of the economic analysis,
this plant showed pre-tax profits Rp 296,050,149,313 per year and after tax
Rp 148,025,074,656 per year. Percent Return On Investment (ROI) before tax is 43.39% and
after tax 21.69%. Pay Out Time (POT) before taxes for 1.87 years and 3.15 years after tax.
Break Event Point (BEP) amounted to 41.84%, Shut Down Point (SDP) amounted to 29.85%,
and Internal Rate of Return (IRR) of 34.01%.
Kata Kunci : acetic acid, Monsanto, Carbon monoxide, Methanol

1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik
Industri asam asetat di Indonesia merupakan salah satu industri kimia yang memiliki
prospek cukup baik. Produk asam asetat ini memiliki pasar yang cukup luas seperti
industri PTA (Purified Terephtalic Acid), industri etil asetat, industri tekstil, industri
benang karet dan juga digunakan sebagai bahan setengah jadi untuk membuat bahan-
bahan kimia, seperti vinil asetat, selulosa asetat, asam asetat anhidrid, maupun kloro
asetat.
PT Indo Acidatama merupakan produsen asam asetat lokal, belum mampu memenuhi
semua kebutuhan asam asetat dalam negeri, industri-industri yang menggunakan asam
asetat sebagai bahan baku masih memerlukan impor dari negara lain. Untuk mengurangi
jumlah impor asam asetat yang akan terus meningkat, maka sangat perlu membangun
pabrik asam asetat di dalam negeri.
Pendirian pabrik asam asetat di dalam negeri memiliki beberapa keuntungan, antara
lain dapat memenuhi kebutuhan asam asetat dalam negeri dan mengurangi impor,
menghemat devisa karena asam asetat diperoleh dari industri local, memacu dan
mendukung perkembangan industri dengan bahan baku asam asetat di dalam negeri, dan
membuka lapangan kerja baru
1.2 Kapasitas Pabrik
Kapasitas prarancangan didasarkan atas beberapa aspek, yaitu kebutuhan asam asetat
dalam negeri, ketersedian bahan baku serta kapasitas minimum pabrik yang sudah ada.
Berikut ini data impor asam asetat tahun terakhir.
Tabel 1. Impor asam asetat di Indonesia

No. Tahun Jumlah Impor (Ton)


1 2010 104.391,139
2 2011 101.787,239
3 2012 104.975,190
4 2013 106.611,626
5 2014 111.864,124

Dari beberapa pertimbangan di atas maka kapasitas pabrik asam asetat dirancang
sebesar 100.000 ton/tahun.

2
2. METODE
Proses pembuatan asam asetat dilakukan dalam reaktor gelembung dengan menggunakan
katalis rhodium pada fase gas-cair. Reaksi:
Rh
CH3OH(l) + CO(g) CH3COOH(l) (1)
2.1 Tinjauan Termodinamika
Untuk menemukan sifat reaksi apakah berjalan secara eksotermis atau endotermis dengan
menghitung panas pembentukan standar (H0f) pada tekanan 1 atm dan suhu 298 K dari
reaktan dan produk.
Reaksi:
Rh
CH3OH(l) + CO(g) CH3COOH(l) (2)
Dari Tabel Entalpi Pembentukan pada 298,15 K, diketahui (Yaws, 1999):
Hf298,15CH3COOH = -239,1 kJ/mol
Hf298,15CH3COOH = -484,4 kJ/mol
Hf298,15CO = -110,53 kJ/mol

H0reaksi = Hf produk - Hf reaktan


= -134,77 kJ/mol
Sedangkan Hreaksi pada suhu 1800C adalah:
T= 180oC = 453,15 K
(Hf)produk = (Hf)produk,298,15 + (Cp.dT)produk
= -484,4 + 21,86
= -462,54 kJ/mol
(Hf)reaktan = (Hf)reaktan,298,15 + (Cp.dT)reaktan
= (-239,1 + (-110,53))+(13,98+4,55)
= -331,1 kJ/mol
Hreaksi = ((nH0f)produk- (nH0f)reaktan)453,15
= -462,54- (-331,1)kJ/mol
= -153,3 kJ/mol
Dari perhitungan Hreaksi reaksi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa reaksi
pembentukan asam asetat bersifat eksotermis.
Perubahan energy Gibbs dapat dihitung dengan persamaan:

3
G0298 = - R T In K (3)
Dengan:
G0298 = energy bebas Gibbs standar suatu reaksi pada 298 K (kJ/mol)
R = konstanta gas ( R = 8,314.10-3 kJ/mol.K)
T = temperatur (K)
Dari tabel energy Gibbs pembentukan gas pada 298 K, diketahui (Yaws, 1999):
G0CH3OH = -162,51 kJ/mol
G0CO = -137,28 kJ/mol
G0CH3COOH = -376,69 kJ/mol
0
G 298 = G produk G reaktan
= (-376,69)-((-162,51)+(-137,28))
= -76,8 kJ/mol
G
In K =
RT

In K =- 76 ,9kJ / mol
31,023
8,314 .10 3 kJ / mol .K 298 K

K = 2,972.1013
Dari persamaan:
K H 1 1
In
K1 R T T1 (4)

(Smith and Van Ness, 1987)


Dengan:
K1 = konstanta kesetimbangan pada temperatur tertentu
T1 = temperatur tertentu (K)
H = panas reaksi pada 298 K
= -153,3 kJ/mol
Pada suhu operasi 1800C=453,15 K, besarnya konstanta kesetimbangan dapat dihitung
sebagai berikut:
K H 1 1
In
K1 R T T1
2,972.1013 153,3 1 1
In
K1 8,314.10 3 298,15 453,15
2,972.1013
In 21,154
K1

4
2,972.1013
1,53.10 9
K1
K1 19 .373 ,31

Dari perhitungan diketahui bahwa reaksi pembentukan asam asetat berlangsung searah
atau irreversible, karena harga konstanta kesetimbangan (K) yang cukup besar.

2.2 Tinjauan Kinetika


Menghitung harga konstanta kecepatan reaksi (k):
Reaksi : CH3OH(l) +CO Rh CH3COOH(l) (5)
Jadi, kecepatan reaksi karbonilasi dapat ditulis (Yuying, Chen, Yuan G, dan Chen R,
1989)

M= kCA .D2 AL (6)


K AL

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Reaktor
Kode : R-201
Fungsi : Mereaksikan methanol dan karbon monoksida
menjadi asam asetat sebanyak 15.574,32 kg/jam
Jenis : ReaktorGelembung
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi :
Suhu masuk : 177 oC
Suhu keluar : 177 oC
Tekanan : 30 atm
Dimensi reactor :
Diameter reaktor : 1,056 m
Tinggi reaktor : 2,402 m
Volume reaktor : 2,1049 m3
Tebal head reaktor : 9,788 in
Pendingin : koil
Diameter luar : 14 in
Diameter dalam : 13,25 in
Panjang : 18 m

5
Diameter gelembung : 0,50 cm
Bahan : Stainlees steel
3.2 Menara Distilasi 1
Kode : D-401
Fungsi : Memisahkan asam asetat dengan metil asetat sebanyak
13.820,05 kg/jam
Jenis : Plate sieve tray
Kondisi operasi :
Kolom Distilasi Atas
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 177 oC
Diameter : 0,577 m
Tebal sheell : 0,138 in
Tebal head : 0,1875 in
Kolom Distilasi Bawah
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 177 oC
Diameter : 0,657 m
Tebal sheell : 0,138 in
Tebal head : 0,1875 in
Tinggi menara distilasi : 11,167 m
Bahan : Stainless steel type 304(SA 167)
Jumlah : 1 buah

3.3 Menara Distilasi 2


Kode : D-501
Fungsi : Memurnikan produk asam asetat hingga 99,7% berat
sebanyak 12.626,26 kg/jam
Jenis : plate sieve tray
Kondisi operasi :
Kolom Distilasi Atas
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 177 oC
Diameter : 0,578 m

6
Tebal sheell : 0,1875 in
Tebal head : 0,1875 in
Kolom Distilasi Bawah
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 177 oC
Diameter : 0,734 m
Tebal sheell : 0,1875 in
Tebal head : 0,1875 in
Tinggi menara distilasi : 3,167 m
Bahan : Stainless steel type 304(SA 167)
Jumlah : 1 buah

3.4 Unit Pendukung Proses Dan Laboratorium


Kebutuhan air pada unit pengolahan air yang meliputi air pendingin, sanitasi dan steam
sebesar 561.028,66 kg/jam. Kebutuhan solar pada unit pengadaan bahan bakar sebesar
451,78 l/jam. Kebutuhan listrik pada unit pengadaan listrik sebesar 350 kW yang
disuplai langsung dari PLN.

3.5 Manajemen Perusahaan


Bentuk perusahaan yang akan dijalankan pada pabrik Asam asetat ini adalah Perseroan
Terbatas (PT) dimana sumber modalnya berasal dari penjualan saham. Pemegang
saham adalah seseorang yang mengumpulkan modal untuk kepentingan perusahaan.
Perusahaan dipimpin oleh direktur utama sekaligus bertanggung jawab seluruhnya
terhadap perkembangan perusahaan. Alasan dipilihnya bentuk perusahaan ini
didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain (Isfardiyana, 2015) :
Mudah dalam mendapatkan modal yaitu dengan menjual saham di pasar modal atau
melalui perjanjian tertutup dan meminta pinjaman dari pihak yang berkepentingan
seperti badan usaha atau perseroan.
Tanggung jawab pemegang saham terbatas dimana para pemegang saham hanya
bertanggung jawab sebatas pada sejumlah saham yang dimiliki, sehingga kelancaran
produksi hanya dipegang oleh pimpinan perusahaan atau direksi. Direksi memiliki
fungsi sebagai pengurus dan perwakilan perusahaan yang diawasi oleh dewan
komisaris.

7
Efisiensi dari manajemen dimana para pemegang saham dapat memilih orang yang
ahli sebagai dewan komisaris dan direktur utama khususnya yang cakap dan
berpengalaman.
Ketersediaan lapangan usaha lebih luas dan PT dapat menarik modal yang sangat
besar dari masyarakat kemudian modal ini PT dapat memperluas usahanya.
PT merupakan badan usaha yang memiliki kekayaan tersendiri yang terpisah dari
kekayaan pribadi.
Mudah mendapatkan kredit dari bank dengan perusahaan sebagai jaminan. Selain itu
PT mudah bergerak di pasar modal.
3.6 Analisa Ekonomi
Analisa ekonomi pada pabrik Asam asetat ini bertujuan untuk memperkirakan
kelayakan investasi, besarnya laba yang didapat, lamanya modal investasi dapat
dikembalikan dan memperkirakan titik impas.

300

250 Ra
Dollar/ tahun ( x 106 )

200

150 Sa

Va
100

50
BEP
SDP

0,3 Ra
0 Fa
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Kapasitas Produksi per tahun (%)

Gambar 1. Grafik analisa ekonomi


Dari hasil analisa ekonomi, maka dapat disimpulkan bahwa pabrik Asam asetat melalui
proses Monsanto dengan kapasitas 100.000 ton/tahun ini layak untuk didirikan.

4 PENUTUP
Hasil analisa ekonomi adalah sebagai berikut :
Modal tetap yang dibutuhkan sebesar Rp 682.197.984.948,-
Modal kerja yang dibutuhkan sebesar Rp 386.313.061.457,-

8
Keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 296.050.149.313,- dan sesudah pajak sebesar
Rp 148.025.074.656,-
Percent Return on Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 43,39% dan sesudah pajak
21,69%. ROI untuk pabrik beresiko rendah sebelum pajak minimal 11% (Aries and
Newton, 1955).
Pay Out Time (POT) sebelum pajak 1,87 tahun dan sesudah pajak 3,15 tahun. POT
pabrik sebelum pajak maksimal 5 tahun (Aries and Newton, 1955).
Break Event Point (BEP) sebesar 41,84% dan Shut Down Point (SDP) sebesar
29,85%.
Internal Rate of Return atau IRR sebesar 34,01% sedangkan suku bunga pinjaman di
bank sekitar 10% per tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Aries, R.S and Newton R.D., 1955, Chemical Engineering Cost Estimation, Mc Graw Hill
Book Company, New York.

Badan Pusat Statistik. 2009. Tabel Ekspor-Impor Menurut Komoditi. In The Badan Pusat
Statistik Homepage (online). http://dds.bps.go.id/exim.php

Brown, C.G., 1978. Unit Operation, John Wiley and Sons. Inc., New York.

Brownell, L.E., and Young E.H., 1978, Process Engineering Design, 3 rd ed., Wiley Eastrn
Ltd. New Delhi.

Chemical Technology. 2009. Industry Projects. In the Chemical Technology Homepage


(online). http://www.chemicals-technology.com/projects/.

Coulson, J.H., and Ricardson, J.F., 1994, Chemical Engineering Design, vol.6, Pergamon
Press, New York.

Faith, W.L., ; D.B. Keyes; and R.L. Clark. 1961. Industrial Chemicals. London: John Wiley
and Sons Inc.

Froment, F., Gilbert, and Bischoff, B., Kenneth, 1981, Chemical Reactor Analysis and
Design, 2nd ed., John Wiley & Sons, New York.

9
Indonesia. Direktorat Statisktik Perdagangan dan Jasa, Sub Direktorat Statistik Impor. 2014.
Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Impor 2013. Jilid 1. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.

Indonesia. Direktorat Statisktik Perdagangan dan Jasa, Sub Direktorat Statistik Impor. 2014.
Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Impor 2013. Jilid 1. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.

Indonesia. Direktorat Statisktik Perdagangan dan Jasa, Sub Direktorat Statistik Impor. 2015.
Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Impor 2014. Jilid 1. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.

Indonesia. Direktorat Statisktik Perdagangan dan Jasa, Sub Direktorat Statistik Impor. 2015.
Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Impor 2014. Jilid 1. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.

Indonesia. Direktorat Statisktik Perdagangan dan Jasa, Sub Direktorat Statistik Impor. 2015.
Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia Impor 2014. Jilid 1. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.

Kern, D.Q., 1950. Process Heat Transfer, Mc. Graw-Hill International Book Company Inc.,
New York.

Kirk, R.E., and D.F. Othmer. 1983. Encyclopedia of Chemical Technology. New York: A
Wiley Inter Science Publisher Inc.

Levenspiel, O., 1999, Chemical Reaction Engineering, 3th ed., John Wiley and Sons Inc.,
New York.

McKetta, J. J., and W.A. Cunningham. 1976. Encyclopedia of Chemical Processing and
Design. New York: Marcen Dekker Inc.

Perry R.H. and Green D., 1999. Perrys Chemical Engineers Hand Book,7th Ed., Mc. Graw
Hill Book Co., New York

Peters, M. S. And Timmerhaus, 2002, Plant and Design Economic for Chemical Engineers,
5th ed., Mc. Graw Hill International Edition, Singapore.

10
PT Kaltim Methanol Industri. 2009. Produk dan Layanan. In The Kaltim Methanol Industri
Homepage(online).
http://www.kaltimmethanol.com/inco/index.php?page=product_service.php

Sigma Aldrich. 2009. Safety Data Sheet. In The Sigma-Aldrich Homepage(online).


http://www.sigmaldrich.com/MSDS/MSDS?DisplayMSDSPage.do

Smith, J. M., and H.C. Van Ness. 1987. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics. 4th ed. Tokyo: Mc Graw Hill International book Company.

Suwarni, Eka S. 2006. Proses Produksi Asam Asetat di PT Sarasa Nugraha Tbk. Lapora
Kerja Praktek Jurusan Teknik Kimia, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta, Indonesia.

Treybal, R.E., 1981. Mass Transfer Operation, 3th ed., Mc. Graw Hill Book Company Inc.,
Singapore.

Yaws, Carl. L. 1999. Chemical Properties Handbook. New York: Mc Graw-Hill.

Yuying, Chen., Yuan G, dan Chen R., 1989. Kinetic Study of Carbonylation of Methanol to
Acetic Acid and Acetid Anhydride Over a Novel Copolymer-Bound Cis-
Discarbony Irhodium Complex. Chinese Journal of Polymer Science 7(3):225-
231.

11

Anda mungkin juga menyukai