SKRIPSI
Oleh :
ROINDA NAPITUPULU
NIM. 051000064
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
HALAMAN PENGESAHAN
ROINDA NAPITUPULU
NIM. 051000064
Tim Penguji :
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker
di negara-negara maju dengan CFR 9,3% tahun 2004. Di RS St. Elisabeth Medan
terdapat 408 (proporsi 23,75%) penderita stroke haemoragik selama tahun 2004-2008.
Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap
di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2008, dilakukan penelitian bersifat deskriptif
dengan desain case series. Populasi adalah seluruh data penderita stroke haemoragik
yang dirawat inap di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2008 sebanyak 408 data.
Sampel yang dibutuhkan 202 data yang diambil dengan Simple Random Sampling
dilanjutkan dengan analisis statistik uji chi square, Anova, dan Kruskal-Wallis.
Kecenderungan kunjungan penderita stroke haemoragik berdasarkan data tahun
2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = 1,1x + 84,9 . Proporsi
penderita stroke haemoragik tertinggi pada golongan umur 45-60 tahun 43,5%, pada
laki-laki 25,2% dan perempuan 18,3%, suku Batak 77,3%, status kawin 97,5%, Kristen
Protestan 51%, wiraswasta 22,8%, luar kota Medan 54%, hipertensi 94,2%, hipertensi
dan pernah stroke 11,5%, PIS 80,7%, hemiparesis dextra 48,5%, basal ganglia 47,5%,
lama rawatan rata-rata 8,7 hari, pulang berobat jalan 51,5%, tindakan konservatif
88,1%. Proporsi kematian tahun 2004 sebesar 37,5% (21 orang) dengan kecendrungan
jumlah penderita dan jumlah kematian yang menunjukkan penurunan dengan persamaan
garis masing-masing y = 1,3 x + 44,3 dan y = 3,3 x + 21,1 , umur 45-60 tahun 46,4%,
laki-laki 55,4%, PIS 71,4%, serebrum 50%, tindakan konservatif 80,4%.
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan
hasil CT-Scan (p=0,733). Lama rawatan rata-rata penderita yang PAPS secara
signifikan lebih singkat dirawat dari meninggal dan PBJ. (F = 27,658; p = 0,000; 3,69
hari vs 4,41 hari; 3,69 hari vs 13,03 hari).
Bagi pihak Rumah Sakit agar meningkatkan pelayanan medis untuk lebih
mencegah kematian penderita stroke haemoragik dan meningkatkan pemberian informasi
kepada penderita yang pulang berobat jalan agar melakukan kontrol kesehatan dengan
teratur dan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya stroke ulang serta
melengkapi pencatatan data pada kartu status khususnya pendidikan, pekerjaan dan
faktor risiko.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
ABSTRACT
Stroke is the third cause of death after cancer and cardiovascular disease in the
developed country with CFR 9,3% in 2004. In Santa Elisabeth Hospital Medan was
found 408 (proportion 23,75%) stroke haemorragic patients in 2004-2008.
To purpose the characteristic of stroke haemorragic patient in Santa Elisabeth
Hospital Medan since 2004 until 2008, descriptive study has been done by using case
series design. The population were 408 stroke haemorragic patient data which registered
in Santa Elisabeth Hospital Medan since 2004 until 2008. The number of sample was
202 data, that taken with Simple Random Sampling continued with chi square test, Anova
and Kruskal-wallis statistic analysis.
Based on 2004-2008 data, there is a decreasing tendency of stroke haemorragic
cases as it show by the formula y = 1,1x + 84,9 . The highest proportion of the patient
with stroke haaemorragic is in the age 45-60 years old 43,5%, males proportion 25,2%
and female 18,3%, Batak ethnic 77,3%, marriage 97,5%, Cristian 51%, out Medan 54%,
hypertention 94,2%, hypertention and ever stroke 11,5%, intracerebral haemorragic
80,7%, hemiparesis dextra 48,5%, basal ganglia 47,5%, average length of stay 8,7 days,
clinical recovery out patient 51,5%, conservative 88,1%. Proportion of death 2004
(37,5% or 21 peoples) with a decreasing tendency of stroke haemorragic patient and
stroke haemorragic mortality as it show by the formula y = 1,3 x + 44,3 and
y = 3,3 x + 21,1 , age 45-60 years old 46,4%, males 55,4%, intracerebral haemorragic
71,4%, cerebrum 50% and conservative 80,4%.
There was no difference between average length of stay with CT-Scan out put
(p=0,733) and Average length of stay of patients own request out are significantly
difference from die and clinical recovery out patient. (F = 27,658; p = 0,000; 3,69 days
vs 4,41 days; 3,69 days vs 13,03 days).
Santa Elisabeth Hospital Medan should improve medical service to more prevent
stroke haemorragic mortality and improve the information to the patient with clinical
recovery treatment to do healthy control regularly and healthy life style to prevent stroke
haemorragic relaps. It was also suggested to the Santa Elisabeth Hospital Medan for
completing data patient in card status especially the education, employment and risk
factor.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Kabupaten Simalungun
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus
Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 yang merupakan
salah satu prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu hingga terwujudnya skripsi ini, terutama kepada Bapak Prof.
dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Jemadi,
M.Kes selaku Dosen Pembimbing II serta Ibu Prof. dr. Nerseri Barus, MPH selaku dosen
pembanding I dan Ibu drh. Rasmaliah M.Kes selaku dosen pembanding II yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya dalam mendidik, membimbing dan memberi banyak
masukan, saran serta kritikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Kepala Bagian Epidemiologi.
3. Ibu Eka Lestari Mahyuni, SKM, Mkes selaku Dosen Penasehat Akademik.
4. Bapak Direktur RS Santa Elisabeth Medan yang telah memberikan izin kepada
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
6. Orang tua saya yang tercinta, CH. Napitupulu dan R. Siahaan yang telah
semangat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan
skripsi ini.
8. Keluarga Uda Maju Simanjuntak dan M. Siahaan terimakasih atas semua bantuan
9. Kepada sahabat-sahabat baikku : Mery, Elis, Menty, Yenti, Kartika, Hotma, Cinta,
Paulus, dan Sarman. Kepada teman-teman epidku : Tati, Mery P, Kak Mira, Eka,
Rolina, Kak Rani, Kak Christin, Chicha, Melfa, Maria, Erna, Yuni, Ayu, Melinda,
Siska, Icha dan masih banyak yang lain. Terimakasih atas bantuan, masukan,
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya
Penulis
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................................... iia
ABSTRACK .................................................................................................................... iib
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ..............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah .....................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................................5
1.3.1. Tujuan Umum ....................................................................................5
1.3.2. Tujuan Khusus ...................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................7
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.9. Pencegahan Stroke Haemoragik ...............................................................25
2.9.1. Pencegahan Primer...........................................................................25
2.9.2. Pencegahan Sekunder ......................................................................26
2.9.3. Pencegahan Tertier...........................................................................27
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.11. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik .....................................47
5.11.1. Pertahun .........................................................................................47
5.11.2. Umur ..............................................................................................48
5.11.3. Jenis Kelamin .................................................................................48
5.11.4. Hasil CT-Scan ................................................................................49
5.11.5. Lokasi Perdarahan ..........................................................................49
5.11.6. Tindakan Medis .............................................................................50
5.12. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke
Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan ..................................................51
5.13. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Hasil CT-Scan ............................................................................................52
5.14. Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Hasil CT-Scan .......................................................................53
5.15. Distribusi Proporsi Tindakan Medis Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Hasil CT-Scan .......................................................................54
5.16. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang ...........................................................................55
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tahun.....56
6.2. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Sosiodemografi ..........................................................................................57
6.2.1. Umur dan Jenis Kelamin ..................................................................57
6.2.2. Suku .................................................................................................59
6.2.3. Status Perkawinan ............................................................................60
6.2.4. Agama ..............................................................................................61
6.2.5. Pekerjaan ..........................................................................................62
6.2.6. Asal Daerah ......................................................................................63
6.3. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Faktor Risiko .............................................................................................64
6.3.1. Faktor Risiko ....................................................................................64
6.3.2. Faktor Risiko Kombinasi .................................................................65
6.4. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Hasil CT-Scan, Letak Kelumpuhan dan Lokasi Perdarahan .....................66
6.5. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik ...........................69
6.6. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang ...........................................................................70
6.7. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Tindakan Medis .........................................................................................72
6.8. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik .....................................74
6.8.1. Pertahun ...........................................................................................74
6.8.2. Umur ................................................................................................75
6.8.3. Jenis Kelamin ...................................................................................76
6.8.4. Hasil CT-Scan ..................................................................................77
6.8.5. Lokasi Perdarahan ............................................................................78
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.8.6. Tindakan Medis ...............................................................................79
6.9. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke
Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan ..................................................81
6.10. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Hasil CT-Scan ............................................................................................82
6.11. Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Hasil CT-Scan .......................................................................83
6.12. Distribusi Proporsi Tindakan Medis Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Hasil CT-Scan .......................................................................84
6.13. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang...........................................................................85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Analisa Kecenderungan dengan Metode Kuadrat Terkecil
Lampiran 2 : Spin Dial Direction
Lampiran 3 : Random Number Table
Lampiran 4 : Master Data
Lampiran 5 : Output Master Data
Lampiran 6 : Surat Penelitian dari FKM USU
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Lampiran 8 : Surat Selesai Penelitian dari Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi Tenaga Kesehatan Para Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2008 ........................................................................................ 38
Tabel 5.2. Distribusi Tenaga Kesehatan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2008 ........................................................................................ 38
Tabel 5. 12. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 ...................................................... 45
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-
2008................................................................................................................ 46
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR GAMBAR
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Letak Kelumpuhan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 .......................................................................67
Gambar 6.15. Diagram Bar Jumlah Penderita dan Kematian Penderita Stroke
Haemoragik Pertahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 ...................................................................................74
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Gambar 6.22. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke
Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 .......................................................82
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN
agraris menjadi masyarakat industri, terjadi juga pergeseran pola penyakit yang terjadi di
masyarakat yaitu dari penyakit menular ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit
peningkatan ini antara lain adanya perubahan pola konsumsi makanan, gaya hidup
(merokok, kurang berolah raga dan stress yang tinggi). Stroke adalah salah satu penyakit
jantung dan kanker. Disamping itu stroke merupakan penyebab cacat badan terbesar dari
yang pada akhirnya dapat menjadi beban sosial baik bagi keluarganya maupun
Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu stroke haemoragik dan non
haemoragik. Proporsi stroke non haemoragik 80% sedangkan stroke haemoragik 20%.
Dari seluruh stroke haemoragik, yang disebabkan oleh perdarahan intraserebral proporsi
Stroke ditemukan pada semua golongan usia namun sebagian besar akan dijumpai
pada orang tua terutama pada kelompok usia diatas 45 tahun. Insidens stroke meningkat
sesuai dengan bertambahnya usia. Risiko relatif stroke pada orang yang berusia 80-90
tahun dibandingkan terhadap orang yang berusia 30-40 tahun adalah 100. Insidens stroke
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
di dunia tahun 1997 pada usia 80-90 tahun adalah 300 per 10.000 penduduk sedangkan
Berdasarkan laporan WHO tahun 2001 terdapat 20,5 juta jiwa di dunia yang
menderita stroke, 5,5 juta jiwa diantaranya telah meninggal dunia.5 Di negara-negara
maju tahun 2004 CFR stroke 9,3%. Menurut American Heart Association (2001),
diantaranya kasus baru dan 200.000 kasus berulang dan yang meninggal mencapai
160.000 orang setiap tahunnya (CFR 22,9%). Sementara pada tahun 2002, sebanyak 4,8
Di Eropa tahun 1999 Cause Specific Death Rate (CSDR) stroke mencapai 115 per
100.000 penduduk. Di Jerman tahun 2002 insidens stroke mencapai 182 per 100.000
penduduk dimana pada laki-laki sebesar 200 per 100.000 penduduk dan pada perempuan
sebesar 170 per 100.000 penduduk, dengan CFR 37,3 %.7 Di Canada tahun 2004,
Di negara Asia tahun 1980 prevalensi stroke mencapai 900 per 100.000
penduduk. Di Cina tahun 2000 insidens stroke iskemik mencapai 124,5 per 100.000
penduduk dan perdarahan intraserebral 78,3 per 100.000.7 Di India tahun 2001, PMR
stroke 1,2%, dengan prevalensi mencapai 250-350 per 100.000 penduduk.9 Menurut
penelitian Kiyohara dalam Rizaldy Pinzon tahun 2003 di Jepang memperlihatkan bahwa
CFR stroke mencapai 24,7%, dimana CFR pada perdarahan intrakranial sebesar 63,3%
Berdasarkan data dari South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC)
di ASEAN tahun 1998, PMR stroke di negara-negara berkembang 10-12% dan proporsi
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
stroke haemoragik 22-39% dari seluruh kasus stroke. Di Vietnam insidens stroke 161 per
100.000 penduduk, prevalensi 415 per 100.000 penduduk dan proporsi stroke haemoragik
30% dari seluruh kasus stroke. Di Thailand prevalensi stroke mencapai 690 per 100.000
penduduk. Di singapura tahun 1976 prevalensi stroke 99 per 100.000 penduduk menjadi
59 per 100.000 penduduk tahun 1994 dengan proporsi stroke haemoragik 26% dari
seluruh kasus stroke.11 Di Malaysia tahun 2006, PMR stroke 8,6%, dengan CFR 17,8%.7
stroke yang dirawat di rumah sakit mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Dari survei
peningkatan. Pada tahun 1984 proporsinya mencapai 7,2 per 1000 penderita, tahun 1985
menjadi 8,3 per 1000 penderita dan tahun 1986 meningkat menjadi 9,6 per 1000
penderita. Penderita stroke tersebut terdiri atas 79,9% stroke non haemoragik atau infark,
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2008
prevalensi stroke tahun 2005 sebesar 2,2% menjadi 2,9% tahun 2006 dan 2,4% di tahun
2007.13 Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 1993 lebih dari 50% penderita yang
masuk rumah sakit di bangsal saraf disebabkan oleh stroke diantaranya 60,7% disebabkan
oleh stroke non haemoragik sedangkan 36,6% oleh karena stroke haemoragik.14
bahwa terdapat 462 kasus stroke dengan CFR 16,31%, dimana CFR haemoragik stroke
intraserebral (ICH) mencapai lebih dari 40%.15 Penelitian Rizaldy Pinzon, dkk di SMF
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
399 pasien stroke, dimana 288 orang (proporsi 72%) merupakan pasien stroke non
2000, jumlah penderita stroke yang dirawat inap dan dirawat jalan di bagian neurologi
sebanyak 308 orang, 255 orang merupakan pasien stroke yang dirawat inap dengan
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi menemukan bahwa jumlah penderita stroke
yang dirawat inap selama tahun 2005-2007 sebanyak 1.827 orang, dengan jumlah
Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan,
jumlah penderita stroke yang dirawat inap selama tahun 2004-2008 sebanyak 1.718 orang
dengan jumlah penderita stroke haemoragik sebanyak 408 orang (proporsi 23,75%).
Dimana pada tahun 2004 sebanyak 94 orang, tahun 2005 sebanyak 80 orang, tahun 2006
sebanyak 75 orang, tahun 2007 sebanyak 61 orang dan tahun 2008 sebanyak 98 orang.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
1.2. Perumusan Masalah
sosiodemografi antara lain umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, agama,
faktor risiko (hipertensi, diabetes melitus, herediter, pernah stroke dan kombinasi
hasil CT-Scan.
letak kelumpuhan.
lokasi perdarahan.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan
tindakan medis.
umur.
jenis kelamin.
hasil CT-Scan.
lokasi perdarahan.
tindakan medis.
sewaktu pulang.
kelumpuhan.
medis.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
t. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan
sewaktu pulang.
1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi pihak RS Santa Elisabeth Medan mengenai
1.4.2. Sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan serta wawasan penulis tentang
1.4.3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Stroke
ketidakseimbangan aliran darah dalam otak, dan dapat timbul secara mendadak (bisa
dalam waktu beberapa detik saja) atau secara cepat (dalam waktu beberapa jam), dengan
gejala atau tanda-tanda yang sesuai dengan daerah otak yang mengalami gangguan
pasokan darah.18
Menurut defenisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat
akibat gangguan otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24
jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vaskuler.19
Berat otak dewasa adalah kira-kira 1,4 kg atau sekitar 2% dari seluruh berat
badan. Otak terbungkus secara berlapis-lapis oleh tiga selaput yang dikenal sebagai
selaput otak (mening) dan terlindungi oleh bungkus luar yang kaku yaitu tengkorak. Dari
otak ke arah luar mening ialah piameter, arachnoid dan durameter. Pembagian otak secara
lebih spesifik menjadi cortex cerebri, ganglion basalis, thalamus serta hipothalamus,
Hemisfer serebri merupakan pembentuk bagian otak yang terbesar. Terdapat dua
hemisfer serebri yaitu hemisfer serebri sinistra (kiri) dan hemisfer serebri dextra (kanan).
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hemisfer serebri dapat dibagi menjadi lobus frontalis, parietalis, occipitalis serta lobus
temporalis.
Arachnoid
durameter
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
a.1.3. Progressing stroke = stroke in evolusi
b. Stroke haemoragik :
Stroke haemoragik adalah stroke yang terjadi oleh karena pecahnya pembuluh
darah otak. Pecahnya pembuluh darah mengakibatkan darah mengalir ke rongga sekitar
jaringan otak. Karena tidak menerima oksigen dan bahan makanan dari darah, sel-sel
jaringan otak pun akan mati. Kematian jaringan otak akan terjadi dalam waktu 4 sampai
10 menit setelah suplai darah terhenti.12 Stroke haemoragik disebabkan oleh perdarahan
ke dalam jaringan otak (haemoragia intraserebral) dan ruang sekitar otak (haemoragia
subaraknoid).22
Menurut Dr. Santosh Lal, seorang staf pengajar ilmu kedokteran dan asisten
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Stroke haemoragik sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan-
kerusakan luas yang diakibatkan oleh darah yang mengalir keluar pembuluh darah masuk
ke seluruh jaringan otak. Darah ini pun dapat menimbulkan tekanan pada jaringan otak
yang dapat menyebabkan korban stroke mengalami sakit kepala yang hebat.23
Ada tiga tipe utama perdarahan otak yang dapat menimbulkan stroke, yaitu :
hemisfer serebri (80%) dan batang otak serta serebelum (20%). Case Fatality Rate (CFR)
mencapai 82-90%.22
darah dari pembuluh darah yang pecah masuk ke jaringan otak dan menyerap ke
dalamnya. Jumlah perdarahan dapat sedikit atau banyak (luas) menurut ukuran pembuluh
darah yang pecah dan keberhasilan penyumbatan tempat bocor itu oleh bekuan darah.21
keluar diantara kedua selaput otak (meningen). Darah tersebut secara cepat menyebar
pada permukaan otak dan bukan menyerap ke dalamnya. Pada perdarahan subarachnoid,
darah didorong ke dalam ruang subarachnoid yang mengelilingi otak. Jaringan otak pada
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Perdarahan subarachnoid akan menimbulkan gejala nyeri kepala yang hebat,
terjadi tiba-tiba sekali, dan kadang-kadang dengan muntah dan penurunan kesadaran. Jika
penderita dapat sadar kembali, akan ditemukan gejala kaku kuduk, keluhan silau terhadap
cahaya dan pada kasus-kasus yang lebih ringan dapat ditemukan sedikit kelumpuhan.
benjolan atau kantong kecil (aneurisma) pada salah satu pembuluh darah otak. Kantung
kecil ini terbentuk akibat kelemahan atau peregangan pada pembuluh darah. Keadaan ini
dinamakan aneurisma berry. Darah yang masuk ke dalam otak pada perdarahan
subarachnoid akan mulai terurai setelah beberapa jam dan zat-zat hasil penguraian ini
Perdarahan ini disebabkan oleh cedera kepala, dan letaknya tepat di bawah
terjadi bila otak bergerak maksimal yaitu benturan pada sumbu sepanjang kepala, lebih
sering pada benturan di belakang kepala. Bila robekan pada permukaan otak luas, akan
timbul perdarahan besar yang cepat menimbulkan gejala-gejala yang berat akibat
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.3. Epidemiologi Stroke Haemoragik
Data WHO tahun 2004 menunjukkan setiap tahunnya stroke menyerang 15 juta
orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat sebanyak 5 juta orang pernah mengalami
stroke. Sementara di Inggris, terdapat 250 ribu orang hidup dengan kecacatan karena
stroke. Di Asia, khususnya di Indonesia, berdasarkan survei tahun 2004 di rumah sakit
pemerintah di seluruh Indonesia terdapat 500 ribu orang yang mengalami serangan stroke
setiap tahun. Dari jumlah itu, 2,5% diantaranya meninggal dunia. Sementara sisanya
sedangkan di negara maju cenderung menurun. Tahun 2004, kematian yang disebabkan
oleh sroke di negara maju mencapai 9,3% sedangkan di negara berkembang mencapai
14,2%.26 Penurunan ini disebabkan karena manajemen hipertensi, penyakit jantung dan
penyakit metabolik di negara maju telah makin baik.27 Sementara di daerah urban
insidens stroke lebih tinggi daripada di daerah rural. Di Indonesia stroke menjadi
Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1984 dilaporkan prevalensi
stroke pada golongan umur 25-34 tahun sebesar 6,7 per 100.000 penduduk, golongan
umur 35-44 tahun sebesar 24,4 per 100.000 penduduk dan pada kelompok umur 55 tahun
Insidens stroke berbeda pada laki-laki dan wanita. Laki-laki cenderung untuk
terkena stroke lebih tinggi dibandingkan wanita, dengan sex ratio 2 : 1, kecuali pada usia
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
lanjut laki-laki dan wanita hampir tidak berbeda.23 Laki-laki yang berumur 45 tahun bila
bertahan hidup sampai 85 tahun kemungkinan terkena stroke 25%, sedangkan risiko bagi
tahun 2002 menunjukkan bahwa jumlah penderita stroke hemoragik sebanyak 122 kasus.
kelompok usia 60-69 tahun yaitu sebanyak 32,79% penderita. Proporsi penderita laki-laki
sebesar 63,11% sedangkan pada penderita perempuan proporsi sebesar 36,89%. CFR
pada penderita stroke hemoragik cukup tinggi, yaitu sebanyak 31,97% (yang terdiri dari
a.1. Usia
Pada umumnya risiko terjadinya stroke mulai usia 35 tahun dan akan meningkat
dua kali dalam dekade berikutnya. Setelah mencapai usia 50 tahun, setiap penambahan
usia tiga tahun meningkatkan resiko stroke sebesar 11-20%.3 Risiko untuk terkena
stroke pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun sebesar 40% dan pada orang yang
berusia dibawah 45 tahun sebesar 13%. Hal disebabkan karena terjadinya akumulasi
63,52 per 100.000 penduduk pada orang yang berusia di atas 65 tahun. Di Amerika
Serikat diperkirakan prevalensi stroke 20 per 1000 pada tingkat umur 45-54 tahun, 60 per
1000 pada golongan umur 65-74 tahun dan 95 per 1000 pada golongan umur 75-85
tahun.22
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
a.2. Jenis Kelamin
Para pria memiliki kecendrungan lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan
dengan para wanita, dengan sex ratio 2:1. Walaupun para pria lebih rawan daripada
wanita pada usia yang lebih muda, tetapi para wanita akan menyusul setelah usia mereka
hal ini, yang melindungi para wanita sampai mereka melewati masa-masa melahirkan
anak. Pria berusia kurang dari 65 tahun memiliki risiko terkena stroke iskemik atau
perdarahan intraserebral lebih tinggi sekitar 20% daripada wanita. Namun, wanita usia
Indonesia (FKUI) di RSCM tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 522 pasien stroke yang
Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada kulit putih. Faktor ini
sangat penting bagi orang kulit hitam untuk melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap
stroke. Faktor keturunan yang biasanya terjadi adalah faktor penyakit degeneratif seperti
hipertensi, diabetes, kadar kolesterol yang tinggi, yang semuanya bisa diwariskan dalam
keluarga penderita. Anggota keluarga dekat (anak) dari orang yang penah mengalami
subarachnoid.23
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
a.5. Malformasi Arteri-Vena (AVM)
di dalam atau di sekitar otak, dimana tidak terbentuknya sistem kapiler sehingga aliran
darah dari arteri masuk langsung ke vena. Karena adanya hubungan langsung arteri vena,
aliran darah tersedot ke anomaly hingga daerah lain mengalami kekurangan (iskemik).
Selain itu malformasi arteri vena bisa berkembang terus sehingga terjadi semacam
gumpalan jaringan dengan efek penekanan langsung pada jaringan otak yang dapat
b.1. Hipertensi
Faktor ini merupakan risiko utama terjadinya stroke perdarahan. Hampir 70%
risiko tejadinya stroke sebanyak 4 sampai 6 kali. Yang dimaksud dengan tekanan darah
tinggi apabila tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Tekanan darah yang
meningkat dapat merusak dinding pembuluh darah dengan memperkeras arteri dan
mendorong terbentuknya bekuan darah dan aneurisma yang semuanya mengarah pada
Tekanan darah tinggi melemahkan pembuluh darah dan juga merontokkan butir-
butir plak dari tempatnya menempel pada dinding pembuluh darah, yang membuat plak-
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
peningkatan tekanan darah yang mendadak sehingga pembuluh darah di otak pecah
sebelum pecah menyerupai tumor serebri. Bila aneurisma pecah timbul gejala-gejala
akut. Darah masuk ke dalam ruang subarachnoid bercampur dengan likuor serebrospinal,
sehingga cairan otak menjadi hemoragik. Adanya darah di dalam cairan otak merangsang
meninges sehingga tengkuk menjadi kaku, kepala terasa nyeri berdenyut. Gejala-gejala
neurologis yang dijumpai tergantung pada bagian mana yang mengalami kerusakan.
b.3. Merokok
perokok pasif berisiko terkena stroke 1,2 kali lebih besar. Merokok dapat meningkatkan
Pada pasien perokok, kerusakan yang diakibatkan stroke lebih parah karena
dinding bagian dalam pada sistem pembuluh darah otak biasanya sudah menjadi lemah.
Ini menyebabkan kerusakan yang lebih besar lagi pada otak sebagai akibat bila terjadi
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
b.4. Diabetes Melitus
Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke 1,5-4 kali lipat.
Diabetes melitus menimbulkan perubahan sistem vaskular (pembuluh darah dan jantung)
serta mendorong terjadinya aterosklerosis. Disamping itu diabetes melitus juga mampu
menebalkan dinding pembuluh darah otak. Menebalnya dinding pembuluh darah otak
akan menyempitkan diameter pembuluh darah dan penyempitan ini kemudian akan
mengganggu kelancaran aliran darah ke otak, yang pada akhirnya menyebabkan infark
sel-sel otak.12,24
attack atau TIA) akan menghadapi risiko untuk terjadinya serangan stroke berulang.
Serangan iskemik sesaat memberikan gejala seperti serangan stroke yang ringan, karena
ada gangguan penglihatan serta bicara dan perasaan lemas atau gangguan sensorik pada
salah satu sisi tubuh. Gejala-gejala ini akan hilang dalam waktu kurang dari 24 jam.
Serangan ini dapat terjadi beberapa kali dalam 24 jam, atau terjadi beberapa kali dalam
satu minggu. Semakin sering seseorang mengalami serangan iskemik sesaat maka
kemungkinan untuk mengalami stroke semakin besar. Seseorang yang pernah mengalami
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.4. Gejala Stroke Haemoragik
Gejala prodormal tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan
seringkali di siang hari, waktu bergiat, atau emosi/marah. Defisit neurologis timbul
mendadak dan memburuk dengan cepat (dalam beberapa menit atau jam). Nyeri kepala
yang hebat, mual, muntah, hemisphere/hemiplegi biasa terjadi sejak permulaan serangan.
Kesadaran biasanya menurun dan terjadi koma (65% terjadi kurang dari setengah jam,
23% antara -2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam, sampai 19 hari).
a. Gejala prodormal : nyeri kepala hebat hanya 10%, dan 90% tanpa keluhan sakit
kepala
b. Kesadaran sering terganggu, dan sangat bervariasi dari tak sadar sebentar, sampai
koma
d. Fundus okuli : 10% penderita mengalami edema- papil beberapa jam setelah
perdarahan.
f. Demam setelah 24 jam, demam ringan karena ransangan meningitis, dan demam
hipothalamus. Bila berat, maka terjadi ulkus peptikum disertai hematemesis dan
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
melena (stress ulcer), dan seringkali disertai peninggian kadar gula darah,
Penderita mengeluh nyeri kepala yang lambat laun menghebat, biasanya di daerah
dahi. Dapat disertai mual dan muntah, kemudian penglihatan mulai kabur akibat
membengkaknya papil.22
2.5.1. Anamnesis
keluarga yang mengerti tentang penyakit yang diderita. Tujuan anamnesis adalah untuk
mendapatkan riwayat perjalanan penyakit penderita. Dengan anamnesis yang teliti dan
terarah dapat ditentukan proses alamiah serangan penyakit, misalnya tentang timbulnya
Pada pemeriksaan fisik ditelusuri adanya gangguan saraf, bentuk gangguan saraf
serta semua penyakit yang dapat mempengaruhi perjalanan stroke. Pemeriksaan fisik
yang dilakukan antara lain : pemeriksaan fisik umum (yaitu penilaian tingkat kesadaran,
pernapasan, suhu, tekanan darah, denyut nadi, gizi, anemi, paru dan jantung),
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.5.3. Pemeriksaan Penunjang
besar peranannya dalam menangani stroke. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
(MRI).
dan stroke haemoragik. Dengan CT-Scan, dapat ditentukan lokasi infark, perdarahan dan
menyingkirkan penyebab lain seperti tumor, hematoma subdural yang dapat menyerupai
gejala infark atau perdarahan di otak. Pemeriksaan CT dengan kontras dapat mendeteksi
mendeteksi infark, terutama yang di batang otak dan serebelum. MRI mempunyai
keunggulan bagi pasien dengan iskemia vertebrobasiler atau infark yang kecil yang
letaknya dalam.
stroke dilakukan dengan sistem skoring. Sistem skoring dapat membedakan stroke
haemoragik dan non haemoragik dengan ketepatan yang cukup memadai. Cara
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.6. Letak Kelumpuhan24
Hemisfer dextra mengendalikan gerakan sisi tubuh sebelah kiri. Apabila terjadi
kelumpuhan sebelah kanan maka yang terpengaruh adalah gerakan dan sensasi di sisi kiri
terjadi kelumpuhan sebelah kiri maka yang terpengaruh adalah gerakan dan sensasi di sisi
kanan tubuh. Penderita yang memiliki kelumpuhan sebelah kiri sering memperlihatkan
Merupakan kerusakan pada sisi tubuh sebelah kiri dan sebelah kanan. Pada
a. Ganglion Basalis
Fungsional peranan umum ganglion basal adalah untuk bekerja sebagai stasiun-
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
b. Serebrum
Serebrum atau korteks serebral membungkus seluruh otak dan posisinya berada di
komunikasi, pembuatan keputusan dan kreativitas. Serebrum dibagi menjadi dua belahan,
yaitu hemisfer serebri sinistra (kiri) dan hemisfer serebri dextra (kanan). Hemisfer serebri
dengan berpikir matematis atau logis, sedangkan hemisfer serebri dextra berkaitan
dengan keterampilan, perasaan dan kemampuan seni. Kerusakan pada serebrum dapat
c. Batang otak
Batang otak adalah bagian otak yang masih tersisa setelah hemisfer serebri dan
serebelum diangkat. Medula oblongata, pons dan otak tengah merupakan bagian bawah
atau bagian infratentorium batang otak. Kerusakan pada batang otak akan mengakibatkan
gangguan berupa nyeri, suhu, rasa kecap, pendengaran, rasa raba, raba diskriminatif, dan
d. Serebelum
berfungsi sebagai pengerem pada gerakan di bawah kemauan, terutama yang memerlukan
pengawasan dan penghentian, serta gerakan halus dari tangan. Kerusakan pada
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
neoserebelum akan mengakibatkan dysmetria, intenton tremor dan ketidakmampuan
Tindakan medis pada penderita stroke haemoragik ditujukan agar penderita tetap
hidup dengan harapan perdarahan dapat berhenti secara spontan. Sekali terjadi
meningkatkan edema otak dan TIK. Pengendalian hipertensi harus hati-hati karena
apabila terjadi hipotensi maka otak akan terancam iskemia dan kerusakan neuron. Obat
yang dianjurkan dalam mencegah peningkatan TIK adalah beta bloker atau obat yang
mempunyai aksi beta dan alpha bloking (misalnya labetolol), diberikan secara intravena
secara rutin tidak dianjurkan. Pada hiperglikemia tidak dianjurkan untuk diberi
difenilhidantoin karena glukosa darah akan meninggi dan kejang tidak terkontrol.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
intrakranial secara cepat, biasanya dalam beberapa menit untuk mencapai tingkat
Urea intravena (0,30gr/Kg BB), atau lebih umum dipakai manitol (0,25-1,0gr/Kg
BB) dapat menurunkan TIK secara cepat, sering diberikan bersama-sama dengan
superfisial (lobar) hemisfer serebri atau perdarahan sereberal. Penentuan waktu untuk
disimpulkan bahwa waktu untuk operasi adalah antara 7-9 hari pasca perdarahan.
Tindakan operasi segera setelah terjadi perdarahan merupakan tindakan berbahaya karena
terjadinya retraksi otak yang dalam keadaan membengkak. Sementara itu tindakan
stroke agar tidak mendapat stroke. Upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan primer
yaitu :
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
a.3. Mengendalikan penyakit yang merupakan faktor risiko stroke seperti hipertensi,
b. Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolah raga secara teratur
komplikasi melalui tindakan deteksi dini dan memberikan pengobatan yang cepat dan
tepat. Pencegahan sekunder ditujukan pada orang yang telah sakit agar tidak menjadi
Deteksi dini ditentukan dengan cara mengenali gejala awal terjadinya stroke yaitu
kepala pusing terasa berat, pegal atau sakit bagian tengkuk belakang kepala, kehilangan
keseimbangan, penglihatan kabur serta kesulitan berbicara. Selain itu dilakukan juga
pemeriksaan fisik (yaitu penilaian tingkat kesadaran, pernapasan, suhu, tekanan darah,
denyut nadi, gizi, anemi, paru dan jantung) dan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan
Pengobatan yang cepat dan tepat dapat dilakukan dengan pemberian asetosal,
pertama dengan dosis berkisar antara 80-320 mg/hari. Warfarin diberikan kepada
penderita yang memiliki risiko penyakit jantung (fibrilasi atrium, infark miokard akut,
dan kelainan katup). Tiklopidin dan clopidogrel diberikan apabila penderita tidak tahan
asetosal.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Disamping pemberian obat-obatan, penderita stroke juga tetap dianjurkan untuk
menghentikan rokok, olah raga secara teratur, pengaturan makanan dan berat badan,
kecacatan akibat komplikasi. Tindakan yang dilakukan dalam pencegahan tertier yaitu
kemampuan fisik dan mental penderita stroke haemoragik agar dapat melakukan aktifitas
sehari-hari tanpa tergantung pada orang lain. Berbagai usaha yang dilakukan untuk
mencapai tujuan ini, diantaranya : fisioterapi, terapi okupasional, terapi wicara, latihan
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.2.1. Penderita Stroke Haemoragik adalah pasien yang berdasarkan diagnosa dokter
3.2.2. Umur adalah usia penderita stroke haemoragik yang dicatat sesuai yang ada
1. <45
2. 45-60 tahun
3. >60 tahun
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
3.2.3. Jenis kelamin adalah ciri khusus yang melekat pada diri penderita stroke
haemoragik yang dibawa sejak lahir seperti yang tercatat di kartu status,
dikategorikan atas :
1. Laki-laki
2. Perempuan
3.2.4. Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita stroke haemoragik sesuai
1. Batak
2. Jawa
3. Lain-lain
2.2.5. Status perkawinan adalah keterangan mengenai ada tidaknya pasangan hidup dari
dikategorikan atas :
1. Kawin
2. Belum Kawin
2.2.6. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita stroke haemoragik sesuai
1. Islam
2. Katolik
3. Kristen Protestan
4. Budha
5. Hindu
2.2.7. Tingkat pendidikan adalah keterangan mengenai pendidikan formal tertinggi yang
pernah dijalani oleh penderita stroke haemoragik sesuai dengan yang tercatat di
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
1. Tidak Sekolah
2. SD
3. SLTP
4. SLTA
5. Akademi/Perguruan Tinggi
2.2.8. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita stroke haemoragik
untuk memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan yang tercatat di kartu status,
dibedakan atas :
2.2.9. Asal daerah adalah tempat tinggal dimana penderita stroke haemoragik menetap
1. Kota Medan
2. Luar kota Medan
2.2.10. Faktor risiko adalah penyebab suatu penyakit yang dapat meningkatkan insidens
stroke haemoragik sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan
atas :
1. Hipertensi
2. Pernah stroke
3. Diabetes Melitus
4. Malformasi Arteri-Vena (MAV)
5. Aneurisma
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.2.12. Hasil CT-Scan adalah hasil dari pemeriksaan CT-Scan yang menunjukkan jenis
perdarahan pada penderita stroke haemoragik sesuai dengan yang tercatat dalam
2.2.13. Letak kelumpuhan adalah lokasi dimana terdapat keluhan-keluhan yang dirasakan
penderita stroke haemoragik dan didasarkan pada hasil pemeriksan dokter melalui
1. Hemiparesis Dextra
2. Hemiparesis Sinistra
3. Paraparesis
4. Tidak ada kelumpuhan
2.2.14. Lokasi perdarahan adalah tempat atau lokasi terjadinya perdarahan yang terjadi
pada penderita stroke haemoragik yang didasarkan pada hasil pemeriksaan CT-
1. Basal ganglia
2. Serebrum
3. Batang otak
4. Serebelum
2.2.15. Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lama hari rawatan penderita stroke
haemoragik yang dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai keluar dari rumah
2.2.16. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita stroke haemoragik ketika
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
1. Pulang dengan Berobat Jalan
2. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)
3. Meninggal.
2.2.17. Tindakan Medis adalah segala usaha medis yang dilakukan untuk menyelamatkan
jiwa penderita stroke haemoragik sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status,
dikategorikan atas :
1. Tindakan Konservatif
2. Tindakan Operatif
2.2.18. Proporsi Kematian adalah angka kematian karena stroke haemoragik yang
diperoleh dari hasil bagi kematian penderita stroke haemoragik dengan jumlah
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 4
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pemilihan lokasi ini
atas pertimbangan bahwa di Rumah Sakit Santa Elisabeth terdapat kasus stroke
haemoragik dan dilengkapi dengan sistem pencatatan rekam medik yang cukup baik, dan
juga di Rumah Sakit ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai karakteristik
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua data penderita stroke haemoragik
yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dengan
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
4.3.2. Sampel
a. Besar Sampel
Sampel adalah sebagian data dari penderita stroke haemoragik yang dirawat inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008. Besar sampel yang dibutuhkan
N
n=
1 + N (d ) 2
408
n= = 201,9 202
1 + 408(0,05) 2
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
Jadi sampel yang dibutuhkan adalah 202 data penderita stroke haemoragik yang
menggunakan tabel angka acak pada program C Survey. Sampel diambil dari populasi
yang sudah diacak oleh komputer. Sebelumnya seluruh kartu status diberi nomor dari
1-408, dengan begitu list seluruh penderita stroke haemoragik sudah tersedia. Sampel
yang pertama diambil dari baris atau kolom tertentu yang diperoleh dengan menggunakan
spin dial direction. Dari spin dial direction diperoleh suatu angka untuk menentukan dari
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
baris dan kolom keberapa akan diambil sampel pertama. Kemudian diambillah sampel
dari rekam medis penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan pada tahun 2004-2008 kemudian dilakukan pencatatan dan tabulasi
program SPSS , lalu data dianalisis secara deskriptif dan dilanjutkan dengan uji statistik
Chi-square, Anova, dan Kruskall-Wallis kemudian disajikan dalam bentuk narasi, tabel,
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan terletak di Jalan H. Misbah No.7 Medan.
Rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik Kongregasi Fransisikanes Santa Elisabeth
Medan.
melaksanakan dan mengembangkan Cinta dan Nilai Kristiani, karya pelayanan Rumah
Dalam pelayanan , Rumah Sakit Santa Elisabeth lebih mengutamakan orang yang
paling membutuhkan, tanpa membedakan suku, bangsa, agama dan golongan sesuai
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi atas dasar cinta kasih dan
sarana dan prasarana yang memadai dengan tetap memperhatikan masyarakat Indonesia.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.1.5. Pelayanan Medis
Rumah sakit ini telah dilengkapi berbagai prasarana yang terdiri dari Poli Umum,
Spesialis, Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU). Masing-masing unit
UGD RS Santa Elisabeth buka 24 jam yang dilengkapi oleh tenaga dokter dan
perawat yang profesional. UGD memberikan pertolongan secara cepat, tepat dan cermat
serta dilengkapi dengan ruang tindakan, ruang resusitasi, ruang bedah, ruang one day
care dan fasilitas yang memadai. Poli umum dilayani dokter umum yang melayani pasien
Poli Spesialis rumah sakit melayani penyakit yang berkaitan dengan penyakit
urologi, neurologi/saraf, THT, jantung, paru, anak, onkologi, kulit/kelamin, mata, gigi,
bedah umum, dan bedah saraf. Kamar bedah yang tersedia adalah kamar bedah digestif,
thorax, orthopedi, urologi, saraf, anak, THT, mata, mulut, kebidanan, dan onkologi.
Rumah sakit ini memiliki 4 kamar operasi, 2 kamar tindakan untuk bedah minor, dan 1
Penunjang umum yang terdapat di rumah sakit ini terdiri dari administrasi,
jaringan komputer, telepon, sumber air, sumber listrik, pengolahan air limbah, instalasi
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
gizi dan dapur umum, Central Steril Supply Department (CSSD), teknik pemeliharaan,
Tabel 5.1. Distribusi Tenaga Kesehatan Para Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2008
b. Tenaga Medis
Tabel 5.2. Distribusi Tenaga Kesehatan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2008
Tenaga Medis
Jumlah Jumlah
Profesi Profesi
(orang) (orang)
Dokter Umum 9 Dokter Spesialis Paru-paru 2
Dokter Gigi 2 Dokter Spesialis Patologi Klinik 3
Dokter Spesialis Radiologi 2 Dokter Spesialis Jantung 3
Dokter Spesialis Obgyn 14 Dokter Spesialis Saraf 3
Dokter Spesialis Penyakit Dalam 8 Dokter Spesialis Mata 3
Dokter Spesialis Bedah Umum 5 Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1
Dokter Spesialis Bedah Onkologi 2 Dokter Spesialis Akupuntur 1
Dokter Spesialis Bedah Urologi 4 Dokter Spesialis Kes. Jiwa 3
Dokter Spesialis Bedah Kecantikan 2 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 4
Dokter Spesialis Bedah Saraf 2 Dokter Spesialis THT 3
Dokter Spesialis Bedah Mulut 2 Dokter Spesialis Mikrobiologi 1
Dokter Spesialis Bedah Thorax 1
Dokter Spesialis Anak 8
Dokter Spesialis Ginjal dan Hati 4
Dokter Spesialis Anastesi 6
Sumber : Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2008
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.2. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tahun
Proporsi penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan berdasarkan tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Jumlah
No. Tahun
f %
1 2004 94 23,0
2 2005 80 19,6
3 2006 75 18,4
4 2007 61 15,0
5 2008 98 24,0
Total 408 100
Pada tabel 5.3. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tertinggi pada tahun 2008 sebesar
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi penderita stroke haemoragik
tahun 2004-2008 mengalami peningkatan sebanyak 98-94 = 4 kasus, dengan simple ratio
98
peningkatan sebanyak = 1,04 kali, serta persentase peningkatan kasus sebesar
94
98 94
x100% = 4,08%
98
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan berada pada persamaan garis y = 1,1x + 84,9 .
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.3. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Sosiodemografi
Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Jenis Kelamin
Total
Umur (tahun) Laki-laki Perempuan
f % f % F %
< 45 19 9,4 9 4,5 28 13,9
45-60 51 25,2 37 18,3 88 43,5
>60 48 23,8 38 18,8 86 42,6
Total 118 58,4 84 41,6 202 100
Pada tabel 5.4. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik
tertinggi berada pada kelompok umur 45-60 tahun 43,5%, dengan proporsi laki-laki
25,2% dan perempuan 18,3%. Dan proporsi penderita stroke haemoragik terendah berada
pada kelompok umur <45 tahun 13,9%, dengan proporsi laki-laki 9,4% dan perempuan
118
4,5%. Sex ratio penderita stroke haemoragik adalah x100% = 140,5% , menunjukkan
84
jumlah penderita stroke haemoragik lebih banyak pada laki-laki dari perempuan.
Jumlah
No. Sosiodemografi
f %
1. Suku
Batak 156 77,3
Jawa 13 6,4
Lain-lain 33 16,3
Total 202 100
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Jumlah
No. Sosiodemografi
f %
2. Status Perkawinan
Kawin 197 97,5
Belum Kawin 5 2,5
Total 202 100
3. Agama
Islam 40 19,8
Katolik 36 17,8
Kristen Protestan 103 51,0
Budha 20 9,9
Hindu 3 1,5
Total 202 100
4. Pendidikan
- -
Tidak tercatat
Total - -
5. Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil 24 11,9
Wiraswasta 46 22,8
Pensiunan Pegawai 22 10,9
Ibu Rumah Tangga 38 18,8
Petani 35 17,3
Lain-lain 8 4,0
Tidak bekerja 29 14,3
Total 202 100
6. Asal Daerah
Kota Medan 93 46,0
Luar kota Medan 109 54,0
Total 202 100
Pada tabel 5.5. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik
berdasarkan suku tertinggi adalah suku Batak 77,3% dan terendah suku Jawa 6,4%.
Proporsi status perkawinan penderita stroke haemoragik sebagian besar adalah berstatus
kawin 97,5%. Proporsi agama penderita stroke haemoragik tertinggi adalah beragama
Kristen Protestan 51,0%, dan terendah Hindu 1,5%. Proporsi penderita stroke haemoragik
berdasarkan pendidikan tidak dapat diketahui karena tidak tercatat di dalam kartu status.
Proporsi pekerjaan penderita stroke haemoragik tertinggi adalah Wiraswasta 22,8%, dan
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
terendah Lain-lain 4,0%. Proporsi asal daerah penderita stroke haemoragik sebagian
Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Jumlah
No Faktor Risiko
f %
1 Tercatat 191 94,6
2 Tidak tercatat 11 5,4
Total 202 100
Pada tabel 5.6. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik
berdasarkan faktor risiko yang tercatat 94,6% dan tidak tercatat 5,4%.
Jumlah
No. Faktor Risiko Tercatat (F=191)
f %
1 Hipertensi 180 94,2
2 Pernah Stroke 30 15,7
3 Diabetes Melitus 20 10,5
4 Malformasi Arteri-Vena (MAV) 4 2,1
5 Aneurisma 1 0,5
Pada tabel 5.7. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik
berdasarkan faktor risiko tercatat yang tertinggi adalah hipertensi 94,2% dan terendah
aneurisma 0,5%.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Kombinasi Faktor Risiko yang Tercatat di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008
Jumlah
No. Kombinasi Faktor Risiko Tercatat (F=191)
f %
1 Hipertensi + Pernah Stroke 22 11,5
2 Hipertensi + Diabetes Melitus 11 5,7
3 Hipertensi + Diabetes Melitus + Pernah Stroke 4 2,1
4 Diabetes Melitus + Pernah Stroke 3 1,6
Pada tabel 5.8. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik
berdasarkan kombinasi faktor risiko tercatat yang tertinggi adalah hipertensi dan pernah
stroke 11,5%, dan terendah diabetes melitus dan pernah stroke 1,6%.
Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 berdasarkan hasil CT-Scan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-
Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008
Jumlah
No. Hasil CT-Scan
f %
1 Perdarahan Intraserebral (PIS) 163 80,7
2 PIS dan PSA 15 7,4
3 Perdarahan Subarachnoid (PSA) 11 5,4
4 Perdarahan Subdural (PSD) 10 5,0
5 PSA dan PSD 2 1,0
6 PIS dan PSD 1 0,5
Total 202 100
Pada tabel 5.9. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik
berdasarkan hasil CT-Scan yang tertinggi adalah Perdarahan Intraserebral (PIS) 80,7%
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.6. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Letak
Kelumpuhan
Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 berdasarkan letak kelumpuhan dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Jumlah
No. Letak Kelumpuhan
f %
1 Hemiparesis Dextra 98 48,5
2 Hemiparesis Sinistra 57 28,2
3 Paraparesis 40 19,8
4 Tidak ada kelumpuhan 7 3,5
Total 202 100
Pada tabel 5.10. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik
berdasarkan letak kelumpuhan tertinggi adalah hemiparesis dextra 48,5% dan terendah
Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 berdasarkan lokasi perdarahan dapat dilihat pada tabel dibawah :
Jumlah
No. Lokasi Perdarahan
f %
1 Basal ganglia 96 47,5
2 Serebrum 85 42,1
3 Batang otak 15 7,4
4 Serebelum 6 3,0
Total 202 100
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Pada tabel 5.11. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik
berdasarkan lokasi perdarahan tertinggi adalah basal ganglia 47,5% dan terendah
serebelum 3,0%.
Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Pada tabel 5.12. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke
haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 adalah
8,7 hari (9 hari), dengan Standar Deviasi (SD) 9,61. Lama rawatan paling singkat 1 hari
sedangkan paling lama 67 hari. Berdasarkan 95% Confidence Interval didapatkan lama
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.9. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang
Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Jumlah
No. Keadaan Sewaktu Pulang
f %
1 Pulang dengan Berobat Jalan 104 51,5
2 Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 42 20,8
3 Meninggal 56 27,7
Total 202 100
Pada tabel 5.13. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik
berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang dengan berobat jalan 51,5%
Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 berdasarkan tindakan medis dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Jumlah
No. Tindakan Medis
f %
1 Tindakan Konservatif 178 88,1
2 Tindakan Operatif 24 11,9
Total 202 100
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Pada tabel 5.14. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik
berdasarkan tindakan medis lebih tinggi adalah tindakan konservatif 88,1% dan lebih
5.11.1. Pertahun
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Pada tabel 5.15. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke
haemoragik tertinggi pada tahun 2004 sebesar 37,5% dan terendah pada tahun 2008
sebesar 10,7%.
Case Fatality Rate (CFR) penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.11.2. Umur
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Pada tabel 5.16. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke
haemoragik tertinggi pada kelompok umur 45-60 tahun sebesar 46,4% dan terendah pada
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Pada tabel 5.17. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke
haemoragik lebih tinggi pada laki-laki 55,4% dan lebih rendah pada perempuan 44,6%.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.11.4. Hasil CT-Scan
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan hasil CT-Scan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Pada tabel 5.18. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke
haemoragik berdasarkan hasil CT-Scan tertinggi adalah PIS 71,4% dan terendah PIS dan
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan lokasi perdarahan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Pada tabel 5.19. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke
haemoragik berdasarkan lokasi perdarahan tertinggi adalah serebrum 50% dan terendah
serebelum 1,8%.
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Pada tabel 5.20. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke
haemoragik lebih tinggi pada tindakan konservatif 80,4% dan lebih rendah pada tindakan
operatif 19,6%.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.12. Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil
CT-Scan
rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
Pada tabel 5.21. dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita stroke haemoragik
yang mengalami PIS, pulang berobat jalan 54,6%, PAPS 20,9% dan meninggal 24,5%.
Dari seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA, pulang berobat jalan
45,5%, PAPS 0% dan meninggal 54,5%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik yang
mengalami PSD, pulang berobat jalan 70,0%, PAPS 0% dan meninggal 30%. Dari
seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami kombinasi hasil CT-Scan, pulang
Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan
karena terdapat 6 sel (50%) expected count yang besarnya kurang dari 5.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.13. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Hasil CT-Scan
rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
Pada tabel 5.22. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke
haemoragik yang mengalami PIS adalah 9,19 hari, lama rawatan rata-rata penderita
stroke haemoragik yang mengalami PIS dan PSA adalah 5,53 hari, lama rawatan rata-rata
penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA adalah 7,82 hari, lama rawatan rata-
rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PSD adalah 7,50 hari, lama rawatan
rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA dan PSD adalah 4 hari dan
lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PIS dan PSD adalah
7 hari.
Hasil analisis statistik dengan uji Anova diperoleh p>0,05 berarti secara statistik
tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan hasil CT-
Scan.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.14. Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Pada tabel 5.23. dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita stroke haemoragik
dengan PIS, yang tidak mengalami kelumpuhan 2,5%, hemiparesis 83,4% dan
paraparesis 14,1%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik dengan PSA, yang tidak
mengalami kelumpuhan 0%, hemiparesis 27,3% dan paraparesis 72,7%. Dari seluruh
penderita stroke haemoragik dengan PSD, yang tidak mengalami kelumpuhan 10,0%,
hemiparesis 70,0% dan paraparesis 20,0%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik
dengan kombinasi hasil CT-Scan, yang tidak mengalami kelumpuhan 11,1%, hemiparesis
Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan
karena terdapat 6 sel (50%) expected count yang besarnya kurang dari 5.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.15. Tindakan Medis Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan
Tindakan medis berdasarkan hasil CT-Scan penderita stroke haemoragik rawat inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Pada tabel 5.24. dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita stroke haemoragik
yang mengalami PIS, dilakukan tindakan konservatif 89,6% dan tindakan operatif 10,4%.
Dari seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA, dilakukan tindakan
konservatif 100% dan tindakan operatif 0%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik
yang mengalami PSD, dilakukan tindakan konservatif 50% dan tindakan operatif 50%.
Dari seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami kombinasi hasil CT-Scan,
Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan
karena terdapat 3 sel (37,5%) expected count yang besarnya kurang dari 5.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.16. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang
haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
Pada tabel 5.25. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke
haemoragik yang pulang dengan berobat jalan adalah 13,03 hari, lama rawatan rata-rata
penderita stroke haemoragik yang pulang atas permintaan sendiri adalah 3,69 hari dan
lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang meninggal adalah 4,41 hari.
Hasil analisis statistik dengan uji Kruskal-Wallis diperoleh p < 0,05, artinya ada
perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik
berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Penderita yang pulang dengan berobat jalan
(13,03 hari) lebih lama dirawat dari pada penderita yang pulang atas permintaan sendiri
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 6
PEMBAHASAN
Proporsi penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa
haemoragik tertinggi pada tahun 2008 sebanyak 98 orang dan terendah pada tahun 2007
persamaan garis y = 1,1x + 84,9 , frekuensi kasus meningkat sebanyak 4 kasus dengan
simple ratio peningkatan 1,04 kali, serta persentase peningkatan kasus sebesar 4,04%.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.2. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Sosiodemografi
Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan umur dan jenis kelamin yang
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar 6.2.
haemoragik yang tertinggi pada kelompok umur 45-60 tahun 43,5%, dengan proporsi
laki-laki 25,2% dan perempuan 18,3%. Sex ratio penderita stroke haemoragik pada laki-
Pada gambar 6.2. juga dapat dilihat bahwa pada kelompok umur < 45 tahun sudah
terdapat penderita stroke haemoragik. Hal ini dikaitkan dengan adanya faktor risiko
Malformasi Arteri-Vena (MAV) dan aneurisma, dimana faktor risiko ini merupakan
kelainan bawaan yang cenderung terjadi pada remaja dan dewasa muda.22
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Penderita stroke haemoragik yang paling muda adalah umur 15 tahun sebanyak 3
orang (1,5%). Proporsi penderita yang tertinggi pada laki-laki 66,7%, memiliki faktor
risiko MAV 100%, mengalami PIS 100%, hemiparesis dextra 66,7%, lokasi perdarahan
pada serebrum 66,7%, lama rawatan paling singkat 9 hari dan paling lama 17 hari,
Penderita stroke haemoragik yang paling tua adalah umur 90 tahun sebanyak 1
orang (0,5%), jenis kelamin laki-laki, memiliki faktor risiko hipertensi, mengalami PIS,
paraparesis, lokasi perdarahan pada batang otak, dirawat selama 5 hari, dilakukan
stroke akan meningkat sejak usia 45 tahun. Hal terjadi karena adanya akumulasi plak
yang tertimbun di dalam pembuluh-pembuluh darah.23 Serangan stroke juga lebih tinggi
pada laki-laki daripada perempuan pada semua kelompok umur, dengan sex ratio 2:1.
Hal ini terjadi karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang berfungsi sebagai
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwid (2008) di
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan menggunakan desain case series yang
menyatakan bahwa proporsi penderita stroke haemoragik pada kelompok umur <45 tahun
5,6%, kelompok umur 45-64 tahun 55,9% dan kelompok umur >64 tahun 38,5%, terdiri
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.2.2. Suku
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.3.
haemoragik yang tertinggi adalah suku Batak 77,3% dan yang terendah suku jawa 6,4%.
Hal ini bukan berarti stroke haemoragik lebih banyak menyerang suku Batak. Hal ini
menunjukkan penderita yang datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
sebagian besar suku Batak. Selain itu, penderita stroke haemoragik juga lebih banyak
suku Batak karena sudah merupakan penggabungan dari suku Batak Toba, Karo,
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erwin di RS
Santa Elisabeth Medan tahun 2000-2004 dengan menggunakan desain case series yang
menyatakan bahwa penderita stroke non haemoragik yang paling banyak adalah suku
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Batak dengan proporsi 77,4%. Hal ini menunjukkan penderita yang datang berobat ke RS
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar 6.4.
haemoragik sebagian besar berstatus kawin 97,5%, sedangkan yang belum kawin 2,5%.
Hal ini dikaitkan dengan jumlah penderita stroke haemoragik yang datang berobat
ke Rumah Sakit Santa Elisabeth sebagian besar berada pada kelompok umur >45 tahun,
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwid (2008) di Rumah
Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan menggunakan desain case series yang
menyatakan bahwa penderita stroke haemoragik paling banyak berstatus kawin dengan
proporsi 98,3%.17
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.2.4. Agama
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.5.
haemoragik yang tertinggi adalah beragama Kristen Protestan 51% dan yang terendah
beragama Hindu 1,5%. Hal ini bukan berarti stroke haemoragik lebih banyak menyerang
penganut agama Kristen Protestan dari pada penganut agama lain, hanya menunjukkan
bahwa sebagian besar penderita stroke haemoragik rawat inap yang berobat ke Rumah
Pada gambar 6.5. juga dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke haemoragik
yang beragama Islam (19,8%) merupakan proporsi agama kedua terbesar setelah agama
Kristen Protestan. Rumah Sakit Santa Elisabeth merupakan rumah sakit religi berciri khas
agama Katolik, tetapi penderita stroke haemoragik yang datang berobat lebih banyak
yang beragama Islam daripada beragama Katolik. Hal ini menunjukkan Rumah Sakit
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Santa Elisabeth memiliki fasilitas pelayanan yang cukup baik yang lebih mengutamakan
orang yang paling membutuhkan, tanpa memandang suku, bangsa, agama dan golongan
sesuai dengan harkat dan martabat manusia sehingga penderita yang datang bukan hanya
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Erwin di RS Santa Elisabeth Medan
tahun 2000-2004 yang menyatakan bahwa penderita stroke non haemoragik paling
banyak beragama Kristen Protestan dengan proporsi 51,0%. Hal ini menunjukkan
penderita yang datang berobat ke RS Santa Elisabeth Medan mayoritas beragama Kristen
Protestan.39
6.2.5. Pekerjaan
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.6.
stroke haemoragik yang tertinggi adalah wiraswasta 22,8% dan yang terendah adalah
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Proporsi penderita stroke haemoragik yang datang berobat ke Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan lebih banyak yang bekerja sebagai wiraswasta hal ini menunjukkan
karena Rumah Sakit Santa Elisabeth merupakan Rumah Sakit Swasta yang tidak
Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan asal daerah yang dirawat inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.7.
haemoragik sebagian besar berasal dari luar kota Medan 54,0%, sedangkan dari dalam
Hal ini dapat disebabkan karena Rumah Sakit Santa Elisabeth memiliki fasilitas
pelayanan yang cukup baik, dilengkapi dengan poli spesialis dan dokter spesialis yang
(EEG), fisioterapi dan ruang diagnostik. Stroke haemoragik merupakan suatu penyakit
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
yang cukup serius dan membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat, sehingga
penderita atau keluarga penderita cenderung lebih memilih rumah sakit ini walaupun
Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan faktor risiko yang dirawat inap
di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.8.
Berdasarkan gambar 6.8. dapat diketahui bahwa proporsi faktor risiko penderita
stroke haemoragik yang tertinggi adalah hipertensi 94,2% dan yang terendah adalah
aneurisma 0,5%.
Berdasarkan hasil penelitian M. Adib menyatakan bahwa hampir 70% stroke haemoragik
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka
timbullah perdarahan otak, dan apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran
darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian.24 Disamping
itu, peningkatan tekanan darah yang mendadak dapat menyebabkan pembuluh darah di
Hal ini sejalan dengan penelitian Wiwid (2008) di Rumah Sakit Stroke Nasional
Bukittinggi dengan desain case series yang menyatakan bahwa faktor risiko penderita
stroke haemoragik yang paling banyak adalah hipertensi dengan proporsi 49,16%.17
Begitu juga hal nya dengan penelitian yang dilakukan Rizaldy Pinzon (2008) di Rumah
Sakit Betesda tahun 2000-2006 menyatakan bahwa faktor risiko yang paling banyak
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar 6.9.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan gambar 6.9. dapat diketahui bahwa proporsi faktor risiko kombinasi
penderita stroke haemoragik yang tertinggi adalah hipertensi dan pernah stroke 11,5%
dan yang terendah adalah diabetes mellitus dan pernah stroke 1,6%.
Riwayat stroke dan hipertensi adalah faktor risiko yang penting bagi terjadinya
stroke. Adanya riwayat stroke memiliki risiko yang besar untuk terjadinya stroke
berikutnya. Serangan stroke ulang berkisar antara 30%-43% dalam waktu 5 tahun.
Setelah serangan otak sepintas, 20% pasien mengalami stroke dalam waktu 90 hari, dan
Hipertensi merupakan masalah yang umum dijumpai pada pasien stroke, dan
menetap setelah serangan stroke. Tekanan darah yang tinggi (tekanan darah sistolik > 140
mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg) akan meningkatkan risiko terjadinya
stroke ulang.40 Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin, dkk di beberapa Rumah Sakit
di Makassar kurun waktu Januari September tahun 2000 dengan desain case series
menyatakan bahwa faktor risiko stroke terbanyak adalah hipertensi dengan proporsi 89%,
kelumpuhan dan lokasi perdarahan yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Gambar 6.10. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Lokasi Perdarahan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008
gambar 6.11. dapat diketahui bahwa proporsi letak kelumpuhan penderita stroke
haemoragik tertinggi pada hemiparesis dextra 48,5%. Pada gambar 6.12. dapat diketahui
bahwa proporsi lokasi perdarahan penderita stroke haemoragik tertinggi dijumpai pada
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bambang Madiyono yang menyatakan bahwa
dari seluruh stroke haemoragik, yang disebabkan oleh perdarahan intraserebral proporsi
75%.3 Lokasi perdarahan PIS yang paling sering terjadi ialah pada basal ganglia
khususnya putamen (30-50%). Tanda khas perdarahan adalah perubahan sensori, visual
dan tabiat serta penderita mengalami kesukaran untuk memulai gerak yang diingini.20,44
Penelitian yang dilakukan oleh Wiwid (2008) di Rumah Sakit Stroke Nasional
Bukittinggi dengan desain case series juga menyatakan hal yang sama bahwa penderita
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
50,8%.17 Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan Erpinz (2002) di Rumah Sakit
Betesda yang menyatakan bahwa letak kelumpuhan yang paling banyak dijumpai pada
penderita stroke adalah hemiparesis dextra dengan proporsi 54,8%.42 Dan penelitian yang
dilakukan oleh Ardik Lahdimawan (2009) di RSUD Ulin Banjarmasin yang menyatakan
bahwa lokasi perdarahan intrakranial paling banyak dijumpai pada basal ganglia dengan
proporsi 50%.43 Selain itu, penelitian yang dilakukan H. Kalim di Rumah Sakit Santo
Vincentius A. Paulo Surabaya tahun 2002 menemukan bahwa basal ganglia merupakan
lokasi perdarahan kedua yang paling sering ditemui pada penderita stroke haemoragik
Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 adalah 8,7 hari (9 hari) dengan 95%
Confidence Interval 7,37-10,03. Standard Deviation (SD) adalah 9,61, dengan lama
rawatan yang paling singkat 1 hari sedangkan yang paling lama 67 hari. Penderita stroke
haemoragik yang paling singkat dirawat sebanyak 31 orang (15,3%). Proporsi tertinggi
penderita pada laki-laki 51,6%, kelompok umur 45-60 tahun 38,7%, memiliki faktor
risiko hipertensi 96,6%, PIS 71,0%, hemiparesis dextra 41,9%, lokasi perdarahan pada
Penderita stroke haemoragik yang paling lama dirawat 1 orang (0,5%) yaitu jenis
kelamin wanita dengan umur 59 tahun, memiliki factor risiko hipertensi, mengalami PIS
dan hemiparesis dextra, lokasi perdarahan pada serebelum. Tindakan medis yang
dilakukan berupa tindakan operatif serta penderita pulang dengan berobat jalan.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwid (2008) di
Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan desain case series yang menyatakan
bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik adalah 9,69 hari. 17
dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar 6.13.
haemoragik tertinggi pulang dengan berobat jalan 51,5% dan terendah PAPS 20,8%.
Penderita stroke haemoragik lebih banyak yang pulang dengan berobat jalan dapat
disebabkan karena setelah mendapat pelayanan medis di Rumah Sakit, untuk pemulihan
dapat melakukan rehabilitasi sendiri di rumah dengan bantuan keluarga dan ahli terapi,
dengan selalu mengontrol perkembangan kesehatan penderita ke rumah sakit secara rutin.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Case Fatality Rate (CFR) penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di
Rumah Sakit Santa Elisabeth tahun 2004-2008 sebesar 27,7%. Proporsi tertinggi
penderita yang meninggal pada kelompok umur 45-60 tahun 46,4%, laki-laki 55,4%
dengan PIS 71,4%, lokasi perdarahan pada serebrum 50% dan tindakan konservatif
80,4%. Proporsi lama rawatan 1 hari penderita stroke haemoragik yang meninggal
32,1%, lama rawatan 2 hari 19,6%, dan lama rawatan 3 hari 16,1%. Hal ini menunjukkan
penderita stroke haemoragik yang datang berobat ke rumah sakit Santa Elisabeth sudah
Proporsi penderita stroke haemoragik yang pulang atas permintaan sendiri 20,8%.
Proporsi tertinggi penderita yang memutuskan pulang atas permintaan sendiri berada
pada kelompok umur >60 tahun 42,9%, laki-laki 59,5%, bekerja sebagai wiraswasta
28,6% dan berasal dari luar kota Medan 66,7%. Hal ini dapat menunjukkan penderita
yang pulang atas permintaan sendiri memutuskan untuk pindah rumah sakit setelah
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wiwid (2008) di Rumah Sakit
Stroke Nasional Bukittinggi dengan desain case series yang menyatakan bahwa proporsi
penderita stroke haemoragik tertinggi adalah pulang dengan berobat jalan 71,5%,
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.7. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tindakan
Medis
inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar 6.14.
tertinggi pada laki-laki 57,9% dengan proporsi kelompok umur 45-60 tahun dan >60
tahun sama yaitu masing-masing 43,3%, memiliki faktor risiko hipertensi 88,0%, PIS
82%, lokasi perdarahan pada basal ganglia 50%, proporsi penderita yang memiliki lama
rawatan 1 hari 16,9%, lama rawatan 2 hari 9,6% , lama rawatan 3 hari 10,1% serta PBJ
52,8%.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Penanganan stroke berupa pemberian obat-obatan dapat memecah sumbatan pada
pembuluh darah. Obat-obatan tersebut dapat menghentikan gejala dengan cukup cepat.
Pada prinsipnya pengobatan akut sangat menentukan kualitas hidup pasien dan bahkan
Surabaya tahun 2002 menyatakan bahwa jenis terapi obat stroke hemoragik terbanyak
diberikan pada penderita adalah supplementary drugs dengan proporsi 79,51%, kemudian
diikuti dengan antihipertensi proporsi 72,95% dan antiinfeksi proporsi 71,31 %.30
Dari gambar juga diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemorgik yang
mendapat tindakan operatif 11,9%. Proporsi penderita yang tertinggi pada laki-laki
62,5% dengan kelompok umur 45-60 tahun 45,8%, memiliki faktor risiko hipertensi
90,0%, PIS 70,8%, lokasi perdarahan pada serebrum 66,7%, penderita yang paling
singkat dirawat 1 hari 4,2% dan paling lama dirawat 67 hari 4,2% serta meninggal 45,8%.
Tindakan operasi bertujuan untuk mencegah tekanan dan distorsi pada struktur
batang otak yang masih sehat.Terapi ini diterapkan pada jaringan otak yang mengalami
infrak dan edema dengan mengangkat salah satu sisi tengkorak. Pertimbangan untuk
melakukan operasi biasanya bila perdarahan berada di daerah superfisial (lobar) hemisfer
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.8. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik
6.8.1. Pertahun
Jumlah kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.15.
Gambar 6.15. Diagram Bar Jumlah Penderita dan Kematian Penderita Stroke
Haemoragik Pertahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008
haemoragik tertinggi pada tahun 2004 dan 2008 masing-masing sebanyak 49 orang dan
yang terendah pada tahun 2007 sebanyak 26 orang. Jumlah kematian penderita stroke
haemoragik tertinggi pada tahun 2004 sebanyak 21 orang dan yang terendah pada tahun
2008 sebanyak 6 orang. Kecendrungan jumlah penderita dan jumlah kematian penderita
stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008
y = 3,3 x + 21,1.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
A. Paulo Surabaya tahun 2002 menyatakan bahwa angka kematian pada penderita stroke
6.8.2. Umur
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan umur dapat dilihat pada
gambar 6.16.
stroke haemoragik tertinggi pada kelompok umur 45-60 tahun sebesar 46,4% dan yang
terendah pada kelompok umur <45 tahun sebesar 10,7%. Kematian lebih tinggi pada
kelompok umur >45 tahun karena pada umur tersebut sudah mengalami degenerasi sel
dan memiliki lebih dari satu faktor risiko. Proporsi tertinggi penderita yang meninggal
pada kelompok umur 45-60 tahun sama pada laki-laki dan perempuan yaitu masing-
masing 50%, memiliki faktor risiko hipertensi 82,9% dan lebih dari satu faktor risiko
14,7%, mengalami PIS 80,8%. Proporsi penderita tertinggi memiliki lama rawatan 1 hari
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
26,9%, lama rawatan 2 hari 23,1%, dan lama rawatan 3 hari 23,1%. Hal ini menunjukkan
penderita yang berada pada kelompok umur 45-60 tahun yang datang berobat ke Rumah
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
gambar 6.17.
stroke haemoragik lebih tinggi pada laki-laki 55,4% dan perempuan 44,6%.
Proporsi tertinggi penderita laki-laki yang meninggal sama pada kelompok umur
45-60 tahun dan umur >60 tahun masing-masing 41,9%, memiliki faktor risiko hipertensi
70,4%, PIS 61,3%, lokasi perdarahan pada basal ganglia 48,4%, tindakan konservatif
80,6%. Proporsi penderita dengan lama rawatan 1 hari 29,0%, lama rawatan 2 hari
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Proporsi tertinggi penderita perempuan yang meninggal berada pada kelompok
umur 45-60 tahun 52,0%, memiliki faktor risiko hipertensi 82,6%, PIS 84,0%, lokasi
perdarahan pada serebrum 60%, tindakan konservatif 80,0%. Proporsi penderita dengan
lama rawatan 1 hari 36,0%, lama rawatan 2 hari 28%, dan lama rawatan 3 hari 12%.
Hal ini sesuai dengan penelitian H. Kalim di Rumah Sakit Santo Vincentius A. Paulo
Surabaya tahun 2002 yang menemukan bahwa angka kematian penderita stroke
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan hasil CT-Scan dapat dilihat pada
gambar 6.18.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan hasil penelitian Soemarmo angka kematian karena Perdarahan
Intraserebral (PIS) berkisar 60-90% dan bila penyebabnya hipertensi angka kematian
mencapai 82-90%.22 Dari penelitian didapatkan proporsi penderita yang memiliki faktor
risiko hipertensi 89,1%. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intracranial
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wiwid (2008) di Rumah Sakit
Stroke Nasional Bukittinggi dengan desain case series yang menyatakan bahwa CFR
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan lokasi perdarahan dapat dilihat
stroke haemoragik tertinggi pada perdarahan serebrum 50%. Proporsi kematian penderita
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
tertinggi pada perempuan 53,6% dengan kelompok umur 45-60 tahun 43,4%, mengalami
PIS 60,7%. Dari 11 orang yang dilakukan tindakan operasi 8 orang (72,7%) diantaranya
lokasi perdarahan pada serebrum. Proporsi penderita dengan lama rawatan 1 hari 32,1%,
lama rawatan 2 hari 14,3%, dan lama rawatan 3 hari 14,3%. Hal ini menunjukkan
penderita yang mengalami perdarahan pada serebrum yang datang berobat ke Rumah
Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan tindakan medis dapat dilihat pada
gambar 6.20.
stroke haemoragik tertinggi pada tindakan konservatif 80,4%. Proporsi penderita yang
mendapat tindakan konservatif yang meninggal tertinggi pada laki-laki 55,6% kelompok
umur 45-60 tahun 46,7%, memiliki faktor risiko hipertensi 96,9% dan mengalami PIS
71,1%. Dari 18 orang penderita yang meninggal dengan lama rawatan 1 hari, 17 orang
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
(94,4%) diantaranya meninggal setelah mendapat tindakan konservatif. Dari 11 orang
penderita yang meninggal dengan lama rawatan 2 hari, 9 orang (81,8%) diantaranya
meninggal dengan lama rawatan 3 hari, 7 orang (77,8%) diantaranya meninggal setelah
mendapat tindakan konservatif. Hal ini menunjukkan penderita yang dilakukan tindakan
konservatif yang datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan kemungkinan
yaitu laki-laki 54,5%, kelompok umur 45-60 dan umur >60 tahun sama yaitu masing-
masing 45,5%, memiliki faktor risiko hipertensi 90,0%, PIS 72,7%, lokasi perdarahan
pada serebrum 72,7%. Proporsi penderita paling singkat dirawat 1hari 9,1%, dan paling
lama dirawat 24 hari 9,1%%. Hal ini menunjukkan tindakan operatif yang dilakukan pada
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.9. Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil
CT-Scan
haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
Gambar 6.21. Diagram Bar Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita
Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008
yang mengalami PIS tertinggi pulang berobat jalan 54,6%. Penderita stroke haemoragik
yang mengalami PSA tertinggi meninggal 54,5%. Penderita stroke haemoragik yang
mengalami PSD tertinggi pulang berobat jalan 70,0%. Penderita stroke haemoragik yang
Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan
karena terdapat 6 sel (50%) expected count yang besarnya kurang dari 5.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.10. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Hasil CT-Scan
rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar 6.22.
Berdasarkan gambar 6.22. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita
stroke haemoragik yang mengalami PIS adalah 9,19 hari, lama rawatan rata-rata
penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA adalah 7,82 hari, lama rawatan rata-
rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PSD adalah 7,50 hari, lama rawatan
rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PIS dan PSD adalah 7 hari, lama
rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PIS dan PSA adalah 5,53
hari, dan lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA
adalah 4 hari.
Hasil analisis statistik dengan uji Anova diperoleh p>0,05 berarti secara statistik
tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan hasil CT-
Scan. Lamanya penderita stroke haemoragik dirawat berhubungan dengan tindakan medis
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
yang diberikan beserta keadaan penderita. Pertimbangan untuk melakukan tindakan
medis sama pada setiap perdarahan. Hal-hal yang dilihat dalam memilih tindakan medis
yaitu etiologi perdarahan, lokasi perdarahan, ukuran hematom, dan keadaan klinis
penderita. Pada penelitian ini, hipertensi merupakan faktor risiko yang tertinggi pada
setiap perdarahan dan lokasi perdarahan yang tertinggi yaitu basal ganglia sehingga
penanganan yang paling banyak dilakukan pada setiap perdarahan sama yaitu tindakan
konservatif. Hal ini menunjukkan penderita memiliki keadaan yang sama untuk
pemulihan di rumah sakit sehingga lama rawatan untuk setiap perdarahan tidak berbeda.
haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan gambar 6.23. dapat diketahui bahwa penderita stroke haemoragik
dengan PSA tertinggi mengalami paraparesis 72,7%. Penderita stroke haemoragik dengan
Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan
karena terdapat 6 sel (50%) expected count yang besarnya kurang dari 5.
rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada
gambar 6.24.
Gambar 6.24. Diagram Bar Distribusi Proporsi Tindakan Medis Penderita Stroke
Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008
yang mengalami PIS tertinggi mendapat tindakan konservatif 89,6%. Penderita stroke
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
haemoragik yang mengalami PSA tertinggi mendapat tindakan konservatif 100%.
Penderita stroke haemoragik yang mengalami PSD mendapat tindakan konservatif 50%
dan tindakan operatif 50%. Penderita stroke haemoragik yang mengalami kombinasi hasil
Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan
karena terdapat 3 sel (37,5%) expected count yang besarnya kurang dari 5.
haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat
Berdasarkan gambar 6.25. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita
stroke haemoragik yang pulang dengan berobat jalan adalah 13,03 hari, lama rawatan
rata-rata penderita stroke haemoragik yang meninggal adalah 4,41 hari dan lama rawatan
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
rata-rata penderita stroke haemoragik yang pulang atas permintaan sendiri adalah 3,69
hari.
Hasil analisis statistik dengan uji Kruskal-Wallis diperoleh p < 0,05. Hal ini
berarti secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata
dengan keadaan sewaktu pulang. Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik
yang PAPS relatif lebih singkat (3,69 hari) dibandingkan dengan meninggal (4,41 hari)
Penderita stroke haemoragik yang pulang berobat jalan lebih lama dirawat hal ini
menunjukkan setelah mendapat pelayanan medis di rumah sakit keadaan penderita sudah
rumah dan selalu kontrol secara teratur ke rumah sakit. Adanya penderita yang meninggal
setelah dirawat di rumah sakit menunjukkan tindakan medis yang diberikan tidak mampu
parah. Penderita stroke haemoragik yang pulang atas permintaan sendiri lebih singkat
dirawat hal ini menunjukkan penderita memutuskan untuk pulang walaupun keadaannya
masih belum membaik. Pada umumnya pihak rumah sakit memberikan ijin untuk pulang
atas permintaan sendiri apabila penderita bersedia menanggung segala risiko yang
mungkin terjadi dikemudian hari. Pada penelitian ini alasan penderita memutuskan untuk
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
yaitu pada golongan umur 45-60 tahun 43,5%, dengan proporsi laki-laki 25,2%
dan perempuan 18,3%, suku Batak 77,3%, status kawin 97,5%, agama Kristen
Protestan 51%, tingkat pendidikan tidak tercatat, wiraswasta 22,8%, dan luar kota
Medan 54%.
7.1.3 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan faktor risiko tercatat yang
7.1.4 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan faktor risiko kombinasi yang
7.1.5 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan Hasil CT-Scan yang tertinggi
7.1.6 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan letak kelumpuhan yang tertinggi
7.1.7 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan lokasi perdarahan yang tertinggi
7.1.8 Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik adalah 8,7 hari
7.1.9 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
7.1.10 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan tindakan medis yang tertinggi
7.1.11 Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang tertinggi pada tahun 2004
yaitu sebesar 37,5% (21 orang) dengan kecendrungan jumlah penderita dan
masing y = 1,3 x + 44,3 dan y = 3,3 x + 21,1 , umur 45-60 tahun 46,4%, laki-laki
55,4%, PIS 71,4%, lokasi perdarahan pada serebrum 50% dan tindakan konservatif
80,4%.
7.1.12 Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat dilakukan untuk
letak kelumpuhan dan hasil CT-Scan berdasarkan tindakan medis karena terdapat
7.1.13 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan
7.1.14 Lama rawatan rata-rata penderita yang pulang atas permintaan sendiri secara
signifikan lebih singkat dirawat dari meninggal dan PBJ. (F = 27,658; p = 0,000;
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
7.2. Saran
7.2.1 Kepada pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dapat meningkatkan pelayanan
pulang berobat jalan, agar melakukan kontrol kesehatan dengan teratur dan
7.2.2 Kepada pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan diharapkan untuk melengkapi
pencatatan data penderita stroke pada kartu status khususnya yang berkaitan
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bustan, MN, 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta, Jakarta
3. Madiyono, Bambang, dkk, 2003. Pencegahan Stroke dan Serangan Jantung pada
Usia Muda. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta
5. Sutrisno, Alfred, 2007. Stroke You Must Know Before You Get It. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
10. Pinzon, Rizaldy,dkk, Januari 2009. Status Fungsional Pasien Stroke Non Haemoragik
pada saat Keluar Rumah Sakit. Majalah Kedokteran Damianus, Volume 8
No.1 hal 27-30
12. Adib, M, 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung
dan Stroke. Penerbit Dianloka, Yogyakarta
13. Dinkes, 2008. Laporan Hasil Pemeriksaan Faktor Risiko Penyakit Tidak
Menular Tertentu Pegawai Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.
http://www.dinkesjateng.org
14. Widjaja, D, 1995. Stroke Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang. Cermin Dunia
Kedokteran No.102 hal 45-52
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
15. Lyrawati, Diana, April 2008. Ateriogenesis dan Angiogenesis pada Stroke
Hemoragik: Mempertajam Konsep untuk Memperoleh Manfaat Terbaik
Neovaskularisasi. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Volume XXIV No. 1 hal
44-49
17. Pramita, Wiwid, 2008. Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik yang Dirawat
Inap di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2005-2007.
Skripsi FKM USU
18. Irawan, dkk, 1998. Waspadai Ancaman Stroke dan Jantung Koroner. Penerbit
Karya Remadja, Bandung
19. Harsono, 2003. Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
20. Noback, C.R,dkk, 1982. Anatomi Susunan Saraf Manusia. Penerbit EGC, Jakarta
21. Hartono, A, 1990. Neuroanatomi Korelatif & Neurologi Fungsional. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta
22. Markam, Soemarmo, 1992. Penuntun Neurologi Edisi Kedua. Binarupa Aksara,
Jakarta
23. Shimberg, Elaine F, 1998. Stroke: Petunjuk Penting Bagi Keluarga. PT. Pustaka
Delapratasa, Jakarta
24. Almetsier, H.M, 1996. Neurologi Klinis Edisi Pertama. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta
25. Thomas, D.J, 1995. Stroke dan Pencegahannnya. Penerbit Arcan, Jakarta
28. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Stroke, Penyebab Tertinggi Kematian
di Perkotaan. http://www.klikpdpi.com
30. Kalim, H, 2002. Penggunaan Obat pada Penderita Stroke Hemoragik di Rumah
Sakit Santo Vincentius A.Paulo Surabaya Tahun 2002.
http://piolk.ubaya.ac.id
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
31. Meifi, dkk, Januari 2009. Stroke dan Depresi Pasca Stroke. Majalah Kedokteran
Damianus, Volume 8 No.1 hal 17-26
32. H, Sudomo, 1980. Simposium Stroke (Penyakit Pembuluh Darah Otak). Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan RS.DR. Kariadi, Semarang
34. Woodley, Michele, 1995. Pedoman Pengobatan. Penerbit Yayasan Essentia Medica
dan Andi Offset, Yogyakarta
35. Ngoerah, 1991. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Syaraf. Penerbit Universitas Airlangga,
Surabaya
36. Lumbantobing, S.M, 1994. Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak. Penerbit
FKUI, Jakarta
37. Bustan, M.N, 2006. Pengantar Epidemiologi. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
39. Berasa, E.P, 2005. Karakteristik Penderita Stroke Non Haemoragik yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2000-2004.
Skripsi FKM USU
40. Pinzon, Rizaldy,dkk, September 2008. Analisis Situasi Pengendalian Tekanan Darah
untuk Prevensi Stroke Sekunder. CDK, Volume 35 No.165 hal 328-330
41. Aliah, A.dkk., 2000. Faktor Risiko Stroke pada Beberapa Rumah Sakit di
Makassar (Kurun Januari-September 2000). http://med.unhas.ac.id
43. Lahdimawan, A., 2009. Deteksi dan Tatalaksana Stroke Perdarahan. http://www.
rsudulin.com
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
LAMPIRAN
Memakai Rumus : Y = a + Bx
Jumlah Penderita Stroke Haemoragik yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Tahun Y X XY X2
2004 94 1 94 1
2005 80 2 160 4
2006 75 3 225 9
2007 61 4 244 16
2008 98 5 490 25
5 408 15 1213 55
N=5 i) Y = Na + bX
X = 15 ii) XY = aX + bX2
Y = 408 i) 408 = 5a + 15b x3 1224 = 15a + 45b
XY = 1213 ii) 1213 = 15a + 55b x 1 1213 = 15a + 55b _
X2 = 55 11 = - 10b
b = -1,1
408 = 5a + 15 (-1,1)
408 = 5a 16,5
a = 84,9
Y = a + bX
Y = 84,9 1,1X Untuk X = 1 maka Y = 84,9 1,1 (1) = 83,8
X = 2 maka Y = 84,9 1,1 (2) = 82,7
X = 3 maka Y = 84,9 1,1 (3) = 81,6
X = 4 maka Y = 84,9 1,1 (4) = 80,5
X = 5 maka Y = 84,9 1,1 (5) = 79,4
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
MASTER DATA
t.
u s a m lp m
m k sk g p dr f h p d a a fko sc scn llp h l.per k.pl d
No thn umr rk jk u w m kj h r i s m v nr m n k h k d rwt g s
1 2005 63 3 1 1 1 2 3 1 2 . . . . . . 3 3 1 2 1 1 3 1
2 2005 52 2 1 1 1 3 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 8 1 1
3 2004 64 3 2 3 1 4 7 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 4 9 1 1
4 2006 69 3 2 1 1 3 3 2 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 17 1 1
5 2004 48 2 1 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 5 1 1 3 3 2 3 3 1
6 2008 56 2 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 4 2 1
7 2004 64 3 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 4 1 2 14 1 1
8 2005 65 3 1 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 9 1 1
9 2005 49 2 1 3 1 4 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 1
10 2008 76 3 2 1 1 3 7 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 4 1 1 1 1 1
11 2008 51 2 1 3 1 4 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 5 2 1
12 2008 72 3 2 2 1 1 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 6 1 1
13 2006 67 3 2 3 1 4 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 3 1 3 1
14 2004 63 3 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 12 1 1
15 2006 58 2 1 3 1 5 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 2 2 2
16 2008 77 3 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 1 2 2 2 2 1
17 2007 57 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 5 1 1
18 2007 65 3 2 1 1 2 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 6 3 1
19 2004 43 1 1 3 1 4 7 1 1 1 2 2 2 2 5 3 3 3 3 2 1 3 1
20 2008 53 2 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 3 1 3 1
21 2006 49 2 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 25 1 1
22 2004 44 1 1 1 1 3 6 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 6 1 1
23 2006 68 3 2 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 19 1 1
24 2004 55 2 2 3 1 1 4 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 2 6 3 1
25 2006 55 2 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 7 1 1
26 2004 67 3 1 3 1 4 7 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 3 3 1 9 2 1
27 2008 58 2 1 3 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 21 3 2
28 2008 47 2 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 35 1 1
29 2006 80 3 1 1 1 3 3 2 1 1 1 2 2 2 1 4 4 3 3 1 3 3 1
30 2004 44 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 6 2 1
31 2008 60 2 2 1 1 3 4 1 2 . . . . . . 1 1 3 3 1 3 3 1
32 2007 45 1 1 3 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 46 1 2
33 2007 70 3 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 4 1 1 3 3 1
34 2007 15 1 1 1 2 2 7 1 1 2 2 2 1 2 5 1 1 1 2 2 12 2 1
35 2004 63 3 1 1 1 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 16 1 1
36 2006 65 3 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 3 2 1
37 2004 76 3 1 3 1 4 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 6 1 1
38 2004 69 3 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 3 1 1
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
39 2008 15 1 2 2 2 1 7 1 1 2 2 2 1 2 5 1 1 1 2 2 9 1 1
40 2006 55 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 8 2 2
41 2005 52 2 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 5 3 3 3 3 2 4 1 1
42 2005 43 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 3 2 1
43 2005 74 3 1 1 1 1 7 1 1 1 2 2 2 2 5 3 3 1 2 2 31 1 2
44 2006 68 3 2 1 1 3 7 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 10 3 1
45 2006 38 1 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 1 2 3 1
46 2008 79 3 2 1 1 3 4 2 1 1 1 1 2 2 3 4 4 4 1 1 6 2 1
47 2005 70 3 2 1 1 1 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 9 1 1
48 2005 52 2 1 1 1 3 5 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 3 2 1
49 2005 53 2 2 2 1 1 4 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2
50 2008 59 2 2 3 1 4 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 4 67 1 2
51 2006 75 3 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 2 2 2
52 2008 65 3 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 4 1 1 1 2 2 1 1 1
53 2005 54 2 1 3 1 2 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 9 1 1
54 2004 64 3 2 1 1 1 5 2 1 1 2 2 2 2 5 5 4 3 3 1 7 1 1
55 2007 39 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 5 3 1
56 2008 81 3 2 1 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 4 1 3 1
57 2004 54 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 1 3 1
58 2008 65 3 1 1 1 3 5 2 2 . . . . . . 1 1 1 2 1 33 1 1
59 2006 50 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 2 3 4 4 1 2 2 19 1 1
60 2006 59 2 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 5 3 1
61 2008 43 1 2 3 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 5 4 4 2 2 1 4 2 1
62 2008 52 2 2 1 1 3 4 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 4 1 1
63 2006 67 3 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 1 2 1
64 2008 67 3 2 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 16 1 1
65 2006 15 1 1 1 2 3 7 2 1 2 2 2 1 2 5 1 1 2 2 1 17 1 1
66 2004 29 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 5 1 1 3 3 2 7 1 1
67 2005 60 2 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 2 2 1
68 2007 55 2 1 3 1 4 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 4 1 2 19 1 1
69 2006 68 3 1 1 1 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 9 1 1
70 2005 61 3 1 1 1 3 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 2 1 1
71 2005 47 2 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 3 1 1
72 2005 63 3 1 1 1 2 3 1 2 . . . . . . 3 3 1 2 1 1 3 1
73 2008 58 2 1 1 1 1 3 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 18 1 1
74 2008 51 2 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 4 1 1
75 2004 53 2 2 2 1 1 4 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2
76 2006 54 2 1 3 1 3 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 6 1 1
77 2007 70 3 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 19 1 1
78 2005 60 2 2 1 1 1 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 2 3 2
79 2005 60 2 1 3 1 5 7 2 2 . . . . . . 1 1 2 2 1 4 1 1
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
80 2004 53 2 1 3 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 10 1 1
81 2005 45 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 3 2 1
82 2006 47 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 4 2 1
83 2004 62 3 1 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 3 3 2 2 2 2 1 1
84 2008 62 3 2 1 1 3 4 1 1 2 1 1 2 2 4 1 1 1 2 2 15 1 1
85 2005 57 2 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 3 3 1 2 2 6 1 2
86 2008 54 2 2 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 1 2 2 16 1 1
87 2007 54 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 8 1 1
88 2004 57 2 2 1 1 3 5 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 1 3 1
89 2007 46 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 4 1 1
90 2005 61 3 1 3 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 11 1 1
91 2004 70 3 2 3 1 1 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 20 1 1
92 2008 41 1 1 1 1 3 2 1 2 . . . . . . 1 1 1 2 2 7 1 1
93 2004 73 3 2 3 1 4 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 9 1 1
94 2005 50 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 12 1 1
95 2006 71 3 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 9 1 1
96 2004 46 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 3 28 1 1
97 2006 54 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 1 11 1 1
98 2006 64 3 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 13 1 1
99 2005 45 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 3 12 1 1
100 2006 72 3 1 1 1 3 7 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 3 1
101 2005 70 3 1 3 1 4 7 2 1 1 2 2 2 2 5 6 4 3 3 2 7 3 2
102 2006 73 3 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 3 1 2 1
103 2008 50 2 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 2 2 1
104 2007 72 3 1 1 1 2 5 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1
105 2005 45 1 2 1 1 3 2 1 2 . . . . . . 3 3 1 2 2 2 1 2
106 2005 54 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 15 3 1
107 2005 55 2 2 3 1 4 4 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 10 1 1
108 2005 65 3 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 2 2 2 24 3 2
109 2006 80 3 2 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 27 1 1
110 2008 51 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 15 1 2
111 2005 57 2 2 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 58 1 1
112 2008 66 3 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 16 1 2
113 2007 67 3 2 1 1 2 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 3 2 1
114 2006 50 2 2 1 1 3 4 2 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 3 2 1
115 2004 69 3 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 3 3 1 2 2 11 1 2
116 2004 52 2 1 2 1 1 6 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 10 1 2
117 2007 57 2 2 3 1 4 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 10 1 1
118 2006 57 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1
119 2006 75 3 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 13 1 1
120 2004 41 1 1 3 1 5 7 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 1 2 2 14 3 1
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
121 2007 70 3 1 1 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 1 2 2 2 3 1
122 2004 53 2 2 1 1 3 4 1 2 . . . . . . 1 1 2 2 2 2 3 1
123 2008 58 2 2 3 1 1 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 24 1 1
124 2007 70 3 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 1 3 1
125 2004 39 1 1 1 1 2 2 1 2 . . . . . . 3 3 4 1 2 5 3 2
126 2007 52 2 2 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 7 1 1
127 2008 80 3 1 1 1 3 6 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 3 6 1 1
128 2007 69 3 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 6 3 1
129 2008 62 3 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 22 3 2
130 2004 46 2 1 1 1 3 6 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 1 3 1
131 2007 44 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 13 1 1
132 2008 62 3 1 2 1 1 7 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 10 2 1
133 2006 47 2 2 1 1 2 5 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 3 30 1 1
134 2007 76 3 2 1 1 3 4 1 1 2 1 1 2 2 4 1 1 1 2 2 6 1 1
135 2008 48 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 5 2 2 2 2 2 7 1 1
136 2005 50 2 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 7 1 1
137 2006 72 3 1 1 1 3 3 2 1 1 2 1 2 2 5 1 1 2 2 1 28 1 1
138 2004 47 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 1 1 3 1
139 2004 50 2 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 1 3 1
140 2004 54 2 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 2 2 1
141 2004 62 3 1 1 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 4 2 1
142 2004 52 2 1 1 1 2 5 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 6 3 1
143 2004 67 3 1 1 1 2 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 3 1 3 1
144 2007 40 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 22 1 1
145 2004 53 2 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 4 3 1
146 2008 53 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 6 1 1
147 2005 72 3 1 1 1 3 7 1 1 1 2 2 2 2 5 4 4 2 2 4 1 2 1
148 2005 90 3 1 1 1 3 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 3 5 2 1
149 2008 46 2 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 11 1 1
150 2008 75 3 2 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 5 2 1
151 2005 52 2 1 1 1 3 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 2 3 2
152 2008 53 2 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 13 1 1
153 2004 51 2 2 3 1 4 4 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 2 16 1 1
154 2008 51 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 9 3 1
155 2008 59 2 2 1 1 2 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 9 1 1
156 2008 89 3 1 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 1 2 2 3 2 1
157 2004 73 3 2 1 1 3 5 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 11 1 1
158 2007 76 3 2 1 1 3 4 1 1 2 1 1 2 2 4 1 1 1 2 2 6 1 1
159 2004 73 3 1 3 1 4 7 1 2 . . . . . . 1 1 1 2 1 11 3 1
160 2006 58 2 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 3 3 2 2 3 1
161 2008 54 2 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 5 1 1
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
162 2004 52 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 1 2 1
163 2006 56 2 1 1 1 3 6 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 1 2 1
164 2007 50 2 2 2 1 1 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 2 3 1
165 2005 40 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 4 1 2 3 2 1
166 2006 62 3 1 3 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 3 1 2 1
167 2005 55 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 2 2 1
168 2007 51 2 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 1 2 1
169 2006 63 3 1 1 1 1 7 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 1 2 2 1 3 1
170 2008 42 1 1 1 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 28 1 2
171 2008 76 3 2 1 1 3 4 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 9 1 1
172 2005 60 2 1 1 1 3 6 2 1 1 2 1 2 2 2 3 3 1 2 2 12 1 1
173 2007 51 2 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 8 2 1
174 2008 75 3 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 2 2 1
175 2008 39 1 1 1 1 3 6 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 13 1 1
176 2006 75 3 1 1 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 8 1 1
177 2005 70 3 2 1 1 2 7 2 1 1 2 2 2 2 5 6 4 3 3 2 1 3 1
178 2006 70 3 1 1 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 5 1 1
179 2004 76 3 1 3 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 9 1 1
180 2005 73 3 1 1 1 2 7 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 3 7 1 1
181 2008 45 1 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 6 1 1
182 2004 65 3 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 3 1
183 2006 63 3 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 1 3 2
184 2008 26 1 1 3 2 4 7 2 1 2 2 2 1 2 5 1 1 3 3 1 17 1 1
185 2004 52 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 3 1 3 1
186 2008 36 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 36 1 1
187 2005 73 3 2 1 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 3 2 3 1
188 2008 60 2 1 3 1 1 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 4 21 1 1
189 2006 58 2 1 1 1 1 5 2 2 . . . . . . 2 2 3 3 2 3 3 1
190 2008 44 1 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 4 1 2 1
191 2005 74 3 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 4 3 2
192 2006 69 3 2 2 1 1 7 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 1 2 2 5 2 1
193 2004 61 3 2 1 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 3 2 3 1
194 2004 55 2 2 1 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 8 1 1
195 2004 73 3 2 1 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 8 1 1
196 2004 50 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 2 3 1
197 2004 65 3 2 1 1 2 7 1 1 1 1 2 2 2 5 1 1 1 2 1 1 3 1
198 2005 57 2 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 3 3 1 2 2 6 1 2
199 2004 69 3 1 1 1 3 5 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 6 1 1
200 2007 52 2 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 10 2 1
201 2004 50 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 2 6 1 1
202 2007 74 3 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 5 1 1
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
OUT PUT MASTER DATA
Frequencies
Statistics
Keadaan
Jenis Status Diabetes
Malformas aktor Risik Hasil Letak Lokasi SewaktuTindakan
UmurkKelaminSuku erkawinaAgamaekerjaasal Daera
aktor Risikipertensrnah StroMelitusrteri VenneurismKombinas CT-Scan elumpuhaerdarahaPulang Medis
N Valid 202 202 202 202 202 202 202 202 191 191 191 191 191 191 202 202 202 202 202
Missi 0 0 0 0 0 0 0 0 11 11 11 11 11 11 0 0 0 0 0
Frequency Table
Umurk * Jenis Kelamin Crosstabulation
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Umurk <45 Count 19 9 28
Expected Count 16.4 11.6 28.0
% within Umurk 67.9% 32.1% 100.0%
% within Jenis Kelamin 16.1% 10.7% 13.9%
% of Total 9.4% 4.5% 13.9%
45-60 Count 51 37 88
Expected Count 51.4 36.6 88.0
% within Umurk 58.0% 42.0% 100.0%
% within Jenis Kelamin 43.2% 44.0% 43.6%
% of Total 25.2% 18.3% 43.6%
>60 Count 48 38 86
Expected Count 50.2 35.8 86.0
% within Umurk 55.8% 44.2% 100.0%
% within Jenis Kelamin 40.7% 45.2% 42.6%
% of Total 23.8% 18.8% 42.6%
Total Count 118 84 202
Expected Count 118.0 84.0 202.0
% within Umurk 58.4% 41.6% 100.0%
% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 58.4% 41.6% 100.0%
Suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Batak 156 77.2 77.2 77.2
Jawa 13 6.4 6.4 83.7
Lain-lain 33 16.3 16.3 100.0
Total 202 100.0 100.0
Status Perkawinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kawin 197 97.5 97.5 97.5
Belum kawin 5 2.5 2.5 100.0
Total 202 100.0 100.0
Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Islam 40 19.8 19.8 19.8
Katolik 36 17.8 17.8 37.6
K.Protestan 103 51.0 51.0 88.6
Budha 20 9.9 9.9 98.5
Hindu 3 1.5 1.5 100.0
Total 202 100.0 100.0
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 24 11.9 11.9 11.9
P.swasta/wiraswasta 46 22.8 22.8 34.7
Pensiunan pegawai 22 10.9 10.9 45.5
IRT 38 18.8 18.8 64.4
Petani 35 17.3 17.3 81.7
Lain-lain 8 4.0 4.0 85.6
Tidak bekerja 29 14.4 14.4 100.0
Total 202 100.0 100.0
Asal Daerah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kota Medan 93 46.0 46.0 46.0
Luar kota Medan 109 54.0 54.0 100.0
Total 202 100.0 100.0
Faktor Risiko
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tercatat 191 94.6 94.6 94.6
Tidak tercatat 11 5.4 5.4 100.0
Total 202 100.0 100.0
Hipertensi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hipertensi 180 89.1 94.2 94.2
Tidak Hipertensi 11 5.4 5.8 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0
Pernah Stroke
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah Stroke 30 14.9 15.7 15.7
Tidak Pernah Stroke 161 79.7 84.3 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0
Diabetes Melitus
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid DM 20 9.9 10.5 10.5
Tidak DM 171 84.7 89.5 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Malformasi Arteri Vena
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid MAV 4 2.0 2.1 2.1
Tidak MAV 187 92.6 97.9 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0
Aneurisma
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Aneurisma 1 .5 .5 .5
Tidak Aneurisma 190 94.1 99.5 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid HI + Pernah stroke 21 10.4 11.0 11.0
HI + DM 11 5.4 5.8 16.8
HI + Pernah stroke + DM 4 2.0 2.1 18.8
Pernah Stroke + DM 3 1.5 1.6 20.4
Tidak FR Kombinasi 152 75.2 79.6 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0
Hasil CT-Scan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PIS 163 80.7 80.7 80.7
PSA 11 5.4 5.4 86.1
PSD 10 5.0 5.0 91.1
PIS & PSA 15 7.4 7.4 98.5
PIS & PSD 1 .5 .5 99.0
PSA & PSD 2 1.0 1.0 100.0
Total 202 100.0 100.0
Letak Kelumpuhan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid H.dextra 98 48.5 48.5 48.5
H.sinistra 57 28.2 28.2 76.7
Paraparesis 40 19.8 19.8 96.5
Tidak ada 7 3.5 3.5 100.0
Total 202 100.0 100.0
Lokasi Perdarahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Basal Ganglia 96 47.5 47.5 47.5
Serebrum 85 42.1 42.1 89.6
Batang Otak 15 7.4 7.4 97.0
Serebelum 6 3.0 3.0 100.0
Total 202 100.0 100.0
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Keadaan Sewaktu Pulang
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PBJ 104 51.5 51.5 51.5
PAPS 42 20.8 20.8 72.3
Meninggal 56 27.7 27.7 100.0
Total 202 100.0 100.0
Tindakan Medis
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid T.konservatif 178 88.1 88.1 88.1
T.operatif 24 11.9 11.9 100.0
Total 202 100.0 100.0
Umurk
<45 45-60 >60 Total
Tindakan T.konservatif Count 24 77 77 178
Medis Expected Count 24.7 77.5 75.8 178.0
% within Tindakan Medis 13.5% 43.3% 43.3% 100.0%
% within Umurk 85.7% 87.5% 89.5% 88.1%
% of Total 11.9% 38.1% 38.1% 88.1%
T.operatif Count 4 11 9 24
Expected Count 3.3 10.5 10.2 24.0
% within Tindakan Medis 16.7% 45.8% 37.5% 100.0%
% within Umurk 14.3% 12.5% 10.5% 11.9%
% of Total 2.0% 5.4% 4.5% 11.9%
Total Count 28 88 86 202
Expected Count 28.0 88.0 86.0 202.0
% within Tindakan Medis 13.9% 43.6% 42.6% 100.0%
% within Umurk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 13.9% 43.6% 42.6% 100.0%
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Tindakan T.konservatif Count 103 75 178
Medis Expected Count 104.0 74.0 178.0
% within Tindakan Medis 57.9% 42.1% 100.0%
% within Jenis Kelamin 87.3% 89.3% 88.1%
% of Total 51.0% 37.1% 88.1%
T.operatif Count 15 9 24
Expected Count 14.0 10.0 24.0
% within Tindakan Medis 62.5% 37.5% 100.0%
% within Jenis Kelamin 12.7% 10.7% 11.9%
% of Total 7.4% 4.5% 11.9%
Total Count 118 84 202
Expected Count 118.0 84.0 202.0
% within Tindakan Medis 58.4% 41.6% 100.0%
% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 58.4% 41.6% 100.0%
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tindakan Medis * Faktor Risiko Crosstabulation
Faktor Risiko
Diabetes
Hipertensi melitus Pernah stroke Aneurisma MAV Tidak ada Total
Tindakan T.konservatif Count 125 2 1 1 4 9 142
Medis Expected Count 125.3 1.8 .9 .9 3.5 9.6 142.0
% within Tindakan Medis 88.0% 1.4% .7% .7% 2.8% 6.3% 100.0%
% within Faktor Risiko 87.4% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 81.8% 87.7%
% of Total 77.2% 1.2% .6% .6% 2.5% 5.6% 87.7%
T.operatif Count 18 0 0 0 0 2 20
Expected Count 17.7 .2 .1 .1 .5 1.4 20.0
% within Tindakan Medis 90.0% .0% .0% .0% .0% 10.0% 100.0%
% within Faktor Risiko 12.6% .0% .0% .0% .0% 18.2% 12.3%
% of Total 11.1% .0% .0% .0% .0% 1.2% 12.3%
Total Count 143 2 1 1 4 11 162
Expected Count 143.0 2.0 1.0 1.0 4.0 11.0 162.0
% within Tindakan Medis 88.3% 1.2% .6% .6% 2.5% 6.8% 100.0%
% within Faktor Risiko 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.3% 1.2% .6% .6% 2.5% 6.8% 100.0%
Hasil CT-Scan
PIS PSA PSD PIS & PSA PIS & PSD PSA & PSD Total
Tindakan T.konservatif Count 146 11 5 14 1 1 178
Medis Expected Count 143.6 9.7 8.8 13.2 .9 1.8 178.0
% within Tindakan Medis 82.0% 6.2% 2.8% 7.9% .6% .6% 100.0%
% within Hasil CT-Scan 89.6% 100.0% 50.0% 93.3% 100.0% 50.0% 88.1%
% of Total 72.3% 5.4% 2.5% 6.9% .5% .5% 88.1%
T.operatif Count 17 0 5 1 0 1 24
Expected Count 19.4 1.3 1.2 1.8 .1 .2 24.0
% within Tindakan Medis 70.8% .0% 20.8% 4.2% .0% 4.2% 100.0%
% within Hasil CT-Scan 10.4% .0% 50.0% 6.7% .0% 50.0% 11.9%
% of Total 8.4% .0% 2.5% .5% .0% .5% 11.9%
Total Count 163 11 10 15 1 2 202
Expected Count 163.0 11.0 10.0 15.0 1.0 2.0 202.0
% within Tindakan Medis 80.7% 5.4% 5.0% 7.4% .5% 1.0% 100.0%
% within Hasil CT-Scan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 80.7% 5.4% 5.0% 7.4% .5% 1.0% 100.0%
Lokasi Perdarahan
Basal Ganglia Serebrum Batang Otak Serebelum Total
Tindakan T.konservatif Count 89 69 15 5 178
Medis Expected Count 84.6 74.9 13.2 5.3 178.0
% within Tindakan Medis 50.0% 38.8% 8.4% 2.8% 100.0%
% within Lokasi
92.7% 81.2% 100.0% 83.3% 88.1%
Perdarahan
% of Total 44.1% 34.2% 7.4% 2.5% 88.1%
T.operatif Count 7 16 0 1 24
Expected Count 11.4 10.1 1.8 .7 24.0
% within Tindakan Medis 29.2% 66.7% .0% 4.2% 100.0%
% within Lokasi
7.3% 18.8% .0% 16.7% 11.9%
Perdarahan
% of Total 3.5% 7.9% .0% .5% 11.9%
Total Count 96 85 15 6 202
Expected Count 96.0 85.0 15.0 6.0 202.0
% within Tindakan Medis 47.5% 42.1% 7.4% 3.0% 100.0%
% within Lokasi
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Perdarahan
% of Total 47.5% 42.1% 7.4% 3.0% 100.0%
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Explore
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Lama Rawatan 202 100.0% 0 .0% 202 100.0%
Descriptives
Crosstabs
Tahun * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Umurk * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil CT-Scan * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Lokasi Perdarahan * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil CT-Scan * Keadaan
202 100.0% 0 .0% 202 100.0%
Sewaktu Pulang
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 18.778a 6 .005
Likelihood Ratio 22.697 6 .001
Linear-by-Linear
4.846 1 .028
Association
N of Valid Cases 202
a. 6 cells (50.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.08.
Oneway
Descriptives
Lama Rawatan
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
PIS 163 9.19 10.094 .791 7.63 10.75 1 67
PSA 11 7.82 5.811 1.752 3.91 11.72 1 16
PSD 10 7.50 9.132 2.888 .97 14.03 1 31
PIS & PSA 15 5.53 6.917 1.786 1.70 9.36 1 24
PIS & PSD 1 7.00 . . . . 7 7
PSA & PSD 2 4.00 4.243 3.000 -34.12 42.12 1 7
Total 202 8.70 9.605 .676 7.37 10.03 1 67
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Test of Homogeneity of Variances
Lama Rawatan
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.557a 4 196 .694
a. Groups with only one case are ignored in computing
the test of homogeneity of variance for Lama Rawatan.
ANOVA
Lama Rawatan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 259.605 5 51.921 .557 .733
Within Groups 18282.974 196 93.280
Total 18542.579 201
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil CT-Scan *
202 100.0% 0 .0% 202 100.0%
Letak Kelumpuhan
Letak Kelumpuhan
Tidak ada Hemiparesis Paraparesis Total
Hasil PIS Count 4 136 23 163
CT-Scan Expected Count 5.6 125.1 32.3 163.0
% within Hasil CT-Scan 2.5% 83.4% 14.1% 100.0%
% within Letak
57.1% 87.7% 57.5% 80.7%
Kelumpuhan
% of Total 2.0% 67.3% 11.4% 80.7%
PSA Count 0 3 8 11
Expected Count .4 8.4 2.2 11.0
% within Hasil CT-Scan .0% 27.3% 72.7% 100.0%
% within Letak
.0% 1.9% 20.0% 5.4%
Kelumpuhan
% of Total .0% 1.5% 4.0% 5.4%
PSD Count 1 7 2 10
Expected Count .3 7.7 2.0 10.0
% within Hasil CT-Scan 10.0% 70.0% 20.0% 100.0%
% within Letak
14.3% 4.5% 5.0% 5.0%
Kelumpuhan
% of Total .5% 3.5% 1.0% 5.0%
Kombinasi Count 2 9 7 18
Expected Count .6 13.8 3.6 18.0
% within Hasil CT-Scan 11.1% 50.0% 38.9% 100.0%
% within Letak
28.6% 5.8% 17.5% 8.9%
Kelumpuhan
% of Total 1.0% 4.5% 3.5% 8.9%
Total Count 7 155 40 202
Expected Count 7.0 155.0 40.0 202.0
% within Hasil CT-Scan 3.5% 76.7% 19.8% 100.0%
% within Letak
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Kelumpuhan
% of Total 3.5% 76.7% 19.8% 100.0%
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 32.866a 6 .000
Likelihood Ratio 26.313 6 .000
Linear-by-Linear
3.367 1 .067
Association
N of Valid Cases 202
a. 6 cells (50.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .35.
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil CT-Scan *
202 100.0% 0 .0% 202 100.0%
Tindakan Medis
Tindakan Medis
T.konservatif T.operatif Total
Hasil PIS Count 146 17 163
CT-Scan Expected Count 143.6 19.4 163.0
% within Hasil CT-Scan 89.6% 10.4% 100.0%
% within Tindakan Medis 82.0% 70.8% 80.7%
% of Total 72.3% 8.4% 80.7%
PSA Count 11 0 11
Expected Count 9.7 1.3 11.0
% within Hasil CT-Scan 100.0% .0% 100.0%
% within Tindakan Medis 6.2% .0% 5.4%
% of Total 5.4% .0% 5.4%
PSD Count 5 5 10
Expected Count 8.8 1.2 10.0
% within Hasil CT-Scan 50.0% 50.0% 100.0%
% within Tindakan Medis 2.8% 20.8% 5.0%
% of Total 2.5% 2.5% 5.0%
Kombinasi Count 16 2 18
Expected Count 15.9 2.1 18.0
% within Hasil CT-Scan 88.9% 11.1% 100.0%
% within Tindakan Medis 9.0% 8.3% 8.9%
% of Total 7.9% 1.0% 8.9%
Total Count 178 24 202
Expected Count 178.0 24.0 202.0
% within Hasil CT-Scan 88.1% 11.9% 100.0%
% within Tindakan Medis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.1% 11.9% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 15.700a 3 .001
Likelihood Ratio 11.838 3 .008
Linear-by-Linear
1.867 1 .172
Association
N of Valid Cases 202
a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1.19.
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Oneway
Descriptives
Lama Rawatan
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
PBJ 104 13.03 11.061 1.085 10.88 15.18 1 67
PAPS 42 3.69 2.841 .438 2.81 4.58 1 12
Meninggal 56 4.41 5.356 .716 2.98 5.84 1 24
Total 202 8.70 9.605 .676 7.37 10.03 1 67
Lama Rawatan
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
15.151 2 199 .000
ANOVA
Lama Rawatan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4033.136 2 2016.568 27.658 .000
Within Groups 14509.443 199 72.912
Total 18542.579 201
NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
Ranks
Lama
Rawatan
Chi-Square 76.164
df 2
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Keadaan Sewaktu Pulang
Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.