Anda di halaman 1dari 127

KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE HAEMORAGIK YANG DIRAWAT

INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN


TAHUN 2004-2008

SKRIPSI

Oleh :

ROINDA NAPITUPULU
NIM. 051000064

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul :

KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE HAEMORAGIK YANG DIRAWAT


INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN
TAHUN 2004-2008

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

ROINDA NAPITUPULU
NIM. 051000064

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi


Pada Tanggal 15 Juli 2009 dan
Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima

Tim Penguji :

Ketua Penguji Penguji I

Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH Drs. Jemadi, M.Kes


NIP. 194904171979021001 NIP. 196404041992031005

Penguji II Penguji III

Prof. dr. Nerseri Barus, MPH drh. Rasmaliah, M.Kes


NIP. 194508171973022001 NIP. 195908181985032002

Medan, Agustus 2009


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Dekan,

dr. Ria Masniari Lubis, M.Si


NIP.195310181982032001

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
ABSTRAK

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker
di negara-negara maju dengan CFR 9,3% tahun 2004. Di RS St. Elisabeth Medan
terdapat 408 (proporsi 23,75%) penderita stroke haemoragik selama tahun 2004-2008.
Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap
di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2008, dilakukan penelitian bersifat deskriptif
dengan desain case series. Populasi adalah seluruh data penderita stroke haemoragik
yang dirawat inap di RS St. Elisabeth Medan tahun 2004-2008 sebanyak 408 data.
Sampel yang dibutuhkan 202 data yang diambil dengan Simple Random Sampling
dilanjutkan dengan analisis statistik uji chi square, Anova, dan Kruskal-Wallis.
Kecenderungan kunjungan penderita stroke haemoragik berdasarkan data tahun
2004-2008 menunjukkan penurunan dengan persamaan garis y = 1,1x + 84,9 . Proporsi
penderita stroke haemoragik tertinggi pada golongan umur 45-60 tahun 43,5%, pada
laki-laki 25,2% dan perempuan 18,3%, suku Batak 77,3%, status kawin 97,5%, Kristen
Protestan 51%, wiraswasta 22,8%, luar kota Medan 54%, hipertensi 94,2%, hipertensi
dan pernah stroke 11,5%, PIS 80,7%, hemiparesis dextra 48,5%, basal ganglia 47,5%,
lama rawatan rata-rata 8,7 hari, pulang berobat jalan 51,5%, tindakan konservatif
88,1%. Proporsi kematian tahun 2004 sebesar 37,5% (21 orang) dengan kecendrungan
jumlah penderita dan jumlah kematian yang menunjukkan penurunan dengan persamaan
garis masing-masing y = 1,3 x + 44,3 dan y = 3,3 x + 21,1 , umur 45-60 tahun 46,4%,
laki-laki 55,4%, PIS 71,4%, serebrum 50%, tindakan konservatif 80,4%.
Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan
hasil CT-Scan (p=0,733). Lama rawatan rata-rata penderita yang PAPS secara
signifikan lebih singkat dirawat dari meninggal dan PBJ. (F = 27,658; p = 0,000; 3,69
hari vs 4,41 hari; 3,69 hari vs 13,03 hari).
Bagi pihak Rumah Sakit agar meningkatkan pelayanan medis untuk lebih
mencegah kematian penderita stroke haemoragik dan meningkatkan pemberian informasi
kepada penderita yang pulang berobat jalan agar melakukan kontrol kesehatan dengan
teratur dan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya stroke ulang serta
melengkapi pencatatan data pada kartu status khususnya pendidikan, pekerjaan dan
faktor risiko.

Kata kunci : Stroke haemoragik, karakteristik penderita

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
ABSTRACT

Stroke is the third cause of death after cancer and cardiovascular disease in the
developed country with CFR 9,3% in 2004. In Santa Elisabeth Hospital Medan was
found 408 (proportion 23,75%) stroke haemorragic patients in 2004-2008.
To purpose the characteristic of stroke haemorragic patient in Santa Elisabeth
Hospital Medan since 2004 until 2008, descriptive study has been done by using case
series design. The population were 408 stroke haemorragic patient data which registered
in Santa Elisabeth Hospital Medan since 2004 until 2008. The number of sample was
202 data, that taken with Simple Random Sampling continued with chi square test, Anova
and Kruskal-wallis statistic analysis.
Based on 2004-2008 data, there is a decreasing tendency of stroke haemorragic
cases as it show by the formula y = 1,1x + 84,9 . The highest proportion of the patient
with stroke haaemorragic is in the age 45-60 years old 43,5%, males proportion 25,2%
and female 18,3%, Batak ethnic 77,3%, marriage 97,5%, Cristian 51%, out Medan 54%,
hypertention 94,2%, hypertention and ever stroke 11,5%, intracerebral haemorragic
80,7%, hemiparesis dextra 48,5%, basal ganglia 47,5%, average length of stay 8,7 days,
clinical recovery out patient 51,5%, conservative 88,1%. Proportion of death 2004
(37,5% or 21 peoples) with a decreasing tendency of stroke haemorragic patient and
stroke haemorragic mortality as it show by the formula y = 1,3 x + 44,3 and
y = 3,3 x + 21,1 , age 45-60 years old 46,4%, males 55,4%, intracerebral haemorragic
71,4%, cerebrum 50% and conservative 80,4%.
There was no difference between average length of stay with CT-Scan out put
(p=0,733) and Average length of stay of patients own request out are significantly
difference from die and clinical recovery out patient. (F = 27,658; p = 0,000; 3,69 days
vs 4,41 days; 3,69 days vs 13,03 days).
Santa Elisabeth Hospital Medan should improve medical service to more prevent
stroke haemorragic mortality and improve the information to the patient with clinical
recovery treatment to do healthy control regularly and healthy life style to prevent stroke
haemorragic relaps. It was also suggested to the Santa Elisabeth Hospital Medan for
completing data patient in card status especially the education, employment and risk
factor.

Keywords: Stroke haemorragic, the characteristic of patients

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : ROINDA NAPITUPULU

Tempat/Tanggal Lahir : Marjanjiasih/03 Mei 1987

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Jumlah Saudara : 8 (delapan) orang

Alamat Rumah : Marjanjiasih, Kec.Tanah Jawa

Kabupaten Simalungun

Riwayat Pendidikan : 1. 1993-1999 : SD Negeri 2 Hatonduhan


2. 1999-2002 : SMP Negeri 2 Tanah Jawa
3. 2002-2005 : SMA Negeri 1 P.Siantar
4. 2005-2009 : Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus

karena kasih-Nya yang senantiasa berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik yang Dirawat

Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 yang merupakan

salah satu prasyarat untuk meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu hingga terwujudnya skripsi ini, terutama kepada Bapak Prof.

dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Drs. Jemadi,

M.Kes selaku Dosen Pembimbing II serta Ibu Prof. dr. Nerseri Barus, MPH selaku dosen

pembanding I dan Ibu drh. Rasmaliah M.Kes selaku dosen pembanding II yang telah

meluangkan waktu dan pikirannya dalam mendidik, membimbing dan memberi banyak

masukan, saran serta kritikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak,

untuk itu pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu dr. Ria Masniari Lubis, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH selaku Kepala Bagian Epidemiologi.

3. Ibu Eka Lestari Mahyuni, SKM, Mkes selaku Dosen Penasehat Akademik.

4. Bapak Direktur RS Santa Elisabeth Medan yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk melakukan penelitian serta pegawai-pegawai di bagian Rekam Medis

yang juga turut membantu dalam proses pengumpulan data.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera

Utara.

6. Orang tua saya yang tercinta, CH. Napitupulu dan R. Siahaan yang telah

membesarkan, membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang serta

memberikan motivasi dalam mengikuti pendidikan.

7. Abangku, kakak-kakakku, serta adik-adikku tersayang : J. Budiman Napitupulu, Ida

Erita Napitupulu, Gustinar Napitupulu, Emmy E. Napitupulu, Nani R. Napitupulu,

Kasiani A. Napitupulu, Tulus P. Napitupulu, terimakasih atas perhatian, doa dan

semangat yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan

skripsi ini.

8. Keluarga Uda Maju Simanjuntak dan M. Siahaan terimakasih atas semua bantuan

yang diberikan kepada penulis.

9. Kepada sahabat-sahabat baikku : Mery, Elis, Menty, Yenti, Kartika, Hotma, Cinta,

Paulus, dan Sarman. Kepada teman-teman epidku : Tati, Mery P, Kak Mira, Eka,

Rolina, Kak Rani, Kak Christin, Chicha, Melfa, Maria, Erna, Yuni, Ayu, Melinda,

Siska, Icha dan masih banyak yang lain. Terimakasih atas bantuan, masukan,

semangat dan dorongannya. Terimakasih juga atas kebersamaannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu

penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhirnya

penulis ucapkan sekian dan terimakasih. Tuhan Memberkati.

Medan , Juli 2009

Penulis

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................................... iia
ABSTRACK .................................................................................................................... iib
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI..................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ..............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1
1.2. Perumusan Masalah .....................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................................5
1.3.1. Tujuan Umum ....................................................................................5
1.3.2. Tujuan Khusus ...................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................................7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Stroke ...........................................................................................................8
2.1.1. Defenisi Stroke...................................................................................8
2.1.2. Anatomi Dasar Otak ..........................................................................8
2.1.3. Klasifikasi Stroke ...............................................................................9
2.2. Stroke Haemoragik ....................................................................................10
2.2.1. Defenisi Stroke Haemoragik ............................................................10
2.2.2. Klasifikasi Stroke Haemoragik ........................................................11
2.3. Epidemiologi Stroke Haemoragik..............................................................13
2.3.1. Distribusi Frekuensi Stroke Haemoragik .........................................13
2.3.2. Faktor Risiko Stroke Haemoragik ...................................................14
2.4. Gejala Stroke Haemoragik .........................................................................19
2.4.1. Perdarahan Intraserebral ..................................................................19
2.4.2. Perdarahan Subarachnoid.................................................................19
2.4.3. Perdarahan Subdural ........................................................................20
2.5. Diagnosis Stroke Haemoragik ..................................................................20
2.5.1. Anamnesis ........................................................................................20
2.5.2. Pemeriksaan Fisik ............................................................................20
2.5.3. Pemeriksaan Penunjang ...................................................................21
2.6. Letak Kelumpuhan .....................................................................................22
2.6.1. Kelumpuhan Sebelah Kanan (Hemiparesis Dextra) ........................22
2.6.2. Kelumpuhan Sebelah Kiri (Hemiparesis Sinistra) ...........................22
2.6.3. Kelumpuhan Kedua Sisi (Paraparesis).............................................22
2.7. Lokasi Perdarahan Stroke Haemoragik .....................................................22
2.8. Tindakan Medis Stroke Haemoragik .........................................................24
2.8.1. Tindakan Konservatif.......................................................................24
2.8.2. Tindakan Operatif ............................................................................25

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.9. Pencegahan Stroke Haemoragik ...............................................................25
2.9.1. Pencegahan Primer...........................................................................25
2.9.2. Pencegahan Sekunder ......................................................................26
2.9.3. Pencegahan Tertier...........................................................................27

BAB 3 KERANGKA KONSEP


3.1. Kerangka Konsep .......................................................................................28
3.2. Definisi Operasional ..................................................................................28

BAB 4 METODE PENELITIAN


4.1. Jenis Penelitian...........................................................................................33
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................33
4.2.1. Lokasi Penelitian ..............................................................................33
4.2.2. Waktu Penelitian ..............................................................................33
4.3. Populasi dan Sampel ..................................................................................33
4.3.1. Populasi ............................................................................................33
4.3.2. Sampel..............................................................................................34
4.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................................35
4.5. Teknik Analisa Data ..................................................................................35

BAB 5 HASIL PENELITIAN


5.1. Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan ...............................................36
5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...............................................36
5.1.2. Falsafah Rumah Sakit Santa Elisabeth ............................................36
5.1.3. Visi Rumah Sakit Santa Elisabeth ...................................................36
5.1.3. Misi Rumah Sakit Santa Elisabeth...................................................36
5.1.4. Pelayanan Medis ..............................................................................37
5.1.5. Pelayanan Penunjang Medis ............................................................37
5.1.6. Penunjang Umum.............................................................................37
5.1.7. Tenaga Kesehatan ............................................................................38
5.2. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tahun .....39
5.3. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Sosiodemografi ..........................................................................................40
5.4. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Faktor Risiko .............................................................................................42
5.5. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Hasil CT-Scan ............................................................................................43
5.6. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Letak Kelumpuhan .....................................................................................44
5.7. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Lokasi Perdarahan ......................................................................................44
5.8. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik ...........................45
5.9. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang ...........................................................................46
5.10. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Tindakan Medis .........................................................................................46

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.11. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik .....................................47
5.11.1. Pertahun .........................................................................................47
5.11.2. Umur ..............................................................................................48
5.11.3. Jenis Kelamin .................................................................................48
5.11.4. Hasil CT-Scan ................................................................................49
5.11.5. Lokasi Perdarahan ..........................................................................49
5.11.6. Tindakan Medis .............................................................................50
5.12. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke
Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan ..................................................51
5.13. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Hasil CT-Scan ............................................................................................52
5.14. Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Hasil CT-Scan .......................................................................53
5.15. Distribusi Proporsi Tindakan Medis Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Hasil CT-Scan .......................................................................54
5.16. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang ...........................................................................55

BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tahun.....56
6.2. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Sosiodemografi ..........................................................................................57
6.2.1. Umur dan Jenis Kelamin ..................................................................57
6.2.2. Suku .................................................................................................59
6.2.3. Status Perkawinan ............................................................................60
6.2.4. Agama ..............................................................................................61
6.2.5. Pekerjaan ..........................................................................................62
6.2.6. Asal Daerah ......................................................................................63
6.3. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Faktor Risiko .............................................................................................64
6.3.1. Faktor Risiko ....................................................................................64
6.3.2. Faktor Risiko Kombinasi .................................................................65
6.4. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Hasil CT-Scan, Letak Kelumpuhan dan Lokasi Perdarahan .....................66
6.5. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik ...........................69
6.6. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang ...........................................................................70
6.7. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Tindakan Medis .........................................................................................72
6.8. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik .....................................74
6.8.1. Pertahun ...........................................................................................74
6.8.2. Umur ................................................................................................75
6.8.3. Jenis Kelamin ...................................................................................76
6.8.4. Hasil CT-Scan ..................................................................................77
6.8.5. Lokasi Perdarahan ............................................................................78

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.8.6. Tindakan Medis ...............................................................................79
6.9. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke
Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan ..................................................81
6.10. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Hasil CT-Scan ............................................................................................82
6.11. Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Hasil CT-Scan .......................................................................83
6.12. Distribusi Proporsi Tindakan Medis Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Hasil CT-Scan .......................................................................84
6.13. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Keadaan Sewaktu Pulang...........................................................................85

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN


7.1. Kesimpulan.....................................................................................................87
7.2. Saran...............................................................................................................89

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Analisa Kecenderungan dengan Metode Kuadrat Terkecil
Lampiran 2 : Spin Dial Direction
Lampiran 3 : Random Number Table
Lampiran 4 : Master Data
Lampiran 5 : Output Master Data
Lampiran 6 : Surat Penelitian dari FKM USU
Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Lampiran 8 : Surat Selesai Penelitian dari Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Distribusi Tenaga Kesehatan Para Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2008 ........................................................................................ 38

Tabel 5.2. Distribusi Tenaga Kesehatan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2008 ........................................................................................ 38

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan data


Tahun 2004-2008 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan ........................... 39

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Umur


dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-
2008................................................................................................................ 40

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan


Sosiodemografi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004
2008................................................................................................................ 40

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Faktor


Risiko di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 ................. 42

Tabel 5.7 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Faktor


Risiko yang Tercatat di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
2004-2008 ...................................................................................................... 42

Tabel 5. 8. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Kombinasi


Faktor Risiko yang Tercatat di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
2004-2008 ...................................................................................................... 43

Tabel 5. 9. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil


CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 ............ 43

Tabel 5.10 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Letak


Kelumpuhan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 ....... 44

Tabel 5. 11. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Lokasi


Perdarahan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.......... 44

Tabel 5. 12. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 ...................................................... 45

Tabel 5. 13. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan


Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004- 2008 .......................................................................................... 46

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-
2008................................................................................................................ 46

Tabel 5.15. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Pertahun di Rumah


Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 ............................................. 47

Tabel 5.16. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Umur di


Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 ................................. 48

Tabel 5.17. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Jenis


Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 .............. 48

Tabel 5.18. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil


CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 ............. 49

Tabel 5.19. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Lokasi


perdarahan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 .......... 49

Tabel 5.20. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan


Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-
2008................................................................................................................ 50

Tabel 5.21. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke


Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 ................................................................ 51

Tabel 5.22. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan


Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-
2008................................................................................................................ 52

Tabel 5.23. Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 ............................................................................................ 53

Tabel 5.24. Distribusi Proporsi Tindakan Medis Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 ............................................................................................ 54

Tabel 5.25. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan


Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 ............................................................................................ 55

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.2. Anatomi Dasar Otak .............................................................................9

Gambar 6.1. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan data Tahun 2004-2008 di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan....................................................................................56

Gambar 6.2. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 .......................................................57

Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
2004-2008 .............................................................................................59

Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Status Perkawinan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 .......................................................................60

Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Agama di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 ...................................................................................61

Gambar 6.6. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 ...................................................................................62

Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Asal Daerah di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2004-2008 ..................................................................................63

Gambar 6.8. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Faktor Risiko di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 ......................................................................64

Gambar 6.9. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Faktor Risiko Kombinasi di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 .......................................................65

Gambar 6.10. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 .......................................................................67

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Letak Kelumpuhan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 .......................................................................67

Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Lokasi Perdarahan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 .......................................................................68

Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 .......................................................70

Gambar 6.14. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 .......................................................................72

Gambar 6.15. Diagram Bar Jumlah Penderita dan Kematian Penderita Stroke
Haemoragik Pertahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008 ...................................................................................74

Gambar 6.16. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
2004-2008 .............................................................................................75

Gambar 6.17. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 .......................................................................76

Gambar 6.18. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 .......................................................................77

Gambar 6.19. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Lokasi Perdarahan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 .......................................................................78

Gambar 6.20. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008 .......................................................................79

Gambar 6.21. Diagram Bar Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang


Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 ........................81

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Gambar 6.22. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke
Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008 .......................................................82

Gambar 6.23. Diagram Bar Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Penderita


Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 .............................................83

Gambar 6.24. Diagram Bar Distribusi Proporsi Tindakan Medis Penderita


Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 .............................................84

Gambar 6.25. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke


Haemoragik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 ....................................85

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejalan dengan bergesernya pola kependudukan di Indonesia dari masyarakat

agraris menjadi masyarakat industri, terjadi juga pergeseran pola penyakit yang terjadi di

masyarakat yaitu dari penyakit menular ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit

kardiovaskular, kanker, stroke dan sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi

peningkatan ini antara lain adanya perubahan pola konsumsi makanan, gaya hidup

(merokok, kurang berolah raga dan stress yang tinggi). Stroke adalah salah satu penyakit

tidak menular yang banyak dijumpai.1

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di negara maju, setelah penyakit

jantung dan kanker. Disamping itu stroke merupakan penyebab cacat badan terbesar dari

seluruh penyakit, dengan akibat penurunan produktivitas kerja/sumber daya manusia

yang pada akhirnya dapat menjadi beban sosial baik bagi keluarganya maupun

masyarakat dan negara pada umumnya.2,3

Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu stroke haemoragik dan non

haemoragik. Proporsi stroke non haemoragik 80% sedangkan stroke haemoragik 20%.

Dari seluruh stroke haemoragik, yang disebabkan oleh perdarahan intraserebral proporsi

75% dan perdarahan subarachnoid proporsi 25%.3,4

Stroke ditemukan pada semua golongan usia namun sebagian besar akan dijumpai

pada orang tua terutama pada kelompok usia diatas 45 tahun. Insidens stroke meningkat

sesuai dengan bertambahnya usia. Risiko relatif stroke pada orang yang berusia 80-90

tahun dibandingkan terhadap orang yang berusia 30-40 tahun adalah 100. Insidens stroke

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
di dunia tahun 1997 pada usia 80-90 tahun adalah 300 per 10.000 penduduk sedangkan

pada usia 30-40 tahun, insidensnya hanya 3 per 10.000 penduduk.1

Berdasarkan laporan WHO tahun 2001 terdapat 20,5 juta jiwa di dunia yang

menderita stroke, 5,5 juta jiwa diantaranya telah meninggal dunia.5 Di negara-negara

maju tahun 2004 CFR stroke 9,3%. Menurut American Heart Association (2001),

terdapat 700.000 penduduk AS yang mengalami stroke setiap tahunnya, 500.000

diantaranya kasus baru dan 200.000 kasus berulang dan yang meninggal mencapai

160.000 orang setiap tahunnya (CFR 22,9%). Sementara pada tahun 2002, sebanyak 4,8

juta penduduk AS sudah menderita stroke dengan prevalensi 2,4%.6

Di Eropa tahun 1999 Cause Specific Death Rate (CSDR) stroke mencapai 115 per

100.000 penduduk. Di Jerman tahun 2002 insidens stroke mencapai 182 per 100.000

penduduk dimana pada laki-laki sebesar 200 per 100.000 penduduk dan pada perempuan

sebesar 170 per 100.000 penduduk, dengan CFR 37,3 %.7 Di Canada tahun 2004,

Proportional Mortality Ratio (PMR) stroke 7% dengan CFR mencapai 15%. 8

Di negara Asia tahun 1980 prevalensi stroke mencapai 900 per 100.000

penduduk. Di Cina tahun 2000 insidens stroke iskemik mencapai 124,5 per 100.000

penduduk dan perdarahan intraserebral 78,3 per 100.000.7 Di India tahun 2001, PMR

stroke 1,2%, dengan prevalensi mencapai 250-350 per 100.000 penduduk.9 Menurut

penelitian Kiyohara dalam Rizaldy Pinzon tahun 2003 di Jepang memperlihatkan bahwa

CFR stroke mencapai 24,7%, dimana CFR pada perdarahan intrakranial sebesar 63,3%

dan infark serebral sebesar 9,0%.10

Berdasarkan data dari South East Asian Medical Information Centre (SEAMIC)

di ASEAN tahun 1998, PMR stroke di negara-negara berkembang 10-12% dan proporsi

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
stroke haemoragik 22-39% dari seluruh kasus stroke. Di Vietnam insidens stroke 161 per

100.000 penduduk, prevalensi 415 per 100.000 penduduk dan proporsi stroke haemoragik

30% dari seluruh kasus stroke. Di Thailand prevalensi stroke mencapai 690 per 100.000

penduduk. Di singapura tahun 1976 prevalensi stroke 99 per 100.000 penduduk menjadi

59 per 100.000 penduduk tahun 1994 dengan proporsi stroke haemoragik 26% dari

seluruh kasus stroke.11 Di Malaysia tahun 2006, PMR stroke 8,6%, dengan CFR 17,8%.7

Menurut data Departemen Kesehatan Indonesia tahun 2007, jumlah penderita

stroke yang dirawat di rumah sakit mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Dari survei

di rumah sakit di 27 propinsi antara tahun 1984-1986, proporsi stroke mengalami

peningkatan. Pada tahun 1984 proporsinya mencapai 7,2 per 1000 penderita, tahun 1985

menjadi 8,3 per 1000 penderita dan tahun 1986 meningkat menjadi 9,6 per 1000

penderita. Penderita stroke tersebut terdiri atas 79,9% stroke non haemoragik atau infark,

24,5% stroke perdarahan intraserebral dan 1,6% stroke perdarahan subarachnoid.12

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2008

prevalensi stroke tahun 2005 sebesar 2,2% menjadi 2,9% tahun 2006 dan 2,4% di tahun

2007.13 Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 1993 lebih dari 50% penderita yang

masuk rumah sakit di bangsal saraf disebabkan oleh stroke diantaranya 60,7% disebabkan

oleh stroke non haemoragik sedangkan 36,6% oleh karena stroke haemoragik.14

Laporan di RS dr. Saiful Anwar (RSSA) tahun 2006 di Malang menyatakan

bahwa terdapat 462 kasus stroke dengan CFR 16,31%, dimana CFR haemoragik stroke

intraserebral (ICH) mencapai lebih dari 40%.15 Penelitian Rizaldy Pinzon, dkk di SMF

Saraf Rumah Sakit Betesda, bulan AgustusDesember 2007 di Yogyakarta terdapat

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
399 pasien stroke, dimana 288 orang (proporsi 72%) merupakan pasien stroke non

haemoragik dan 111 orang (proporsi 28%) pasien stroke haemoragik.10

Menurut penelitian B. Nurzakiah di RSUP H.Adam Malik Medan pada tahun

2000, jumlah penderita stroke yang dirawat inap dan dirawat jalan di bagian neurologi

sebanyak 308 orang, 255 orang merupakan pasien stroke yang dirawat inap dengan

proporsi stroke haemoragik sebesar 20,78% (53 orang).16 Penelitian W. Pramita di

Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi menemukan bahwa jumlah penderita stroke

yang dirawat inap selama tahun 2005-2007 sebanyak 1.827 orang, dengan jumlah

penderita stroke haemoragik sebanyak 325 orang (proporsi 17,79%).17

Berdasarkan survei awal yang dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan,

jumlah penderita stroke yang dirawat inap selama tahun 2004-2008 sebanyak 1.718 orang

dengan jumlah penderita stroke haemoragik sebanyak 408 orang (proporsi 23,75%).

Dimana pada tahun 2004 sebanyak 94 orang, tahun 2005 sebanyak 80 orang, tahun 2006

sebanyak 75 orang, tahun 2007 sebanyak 61 orang dan tahun 2008 sebanyak 98 orang.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang

karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di RS Santa Elisabeth

Medan tahun 2004-2008.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di

RS Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di

RS Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui kecenderungan penderita Stroke Haemoragik berdasarkan data

dari tahun 2004-2008.

b. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan

sosiodemografi antara lain umur, jenis kelamin, suku, status perkawinan, agama,

tingkat pendidikan, pekerjaan dan asal daerah.

c. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan

faktor risiko (hipertensi, diabetes melitus, herediter, pernah stroke dan kombinasi

dari faktor risiko).

d. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan

hasil CT-Scan.

e. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan

letak kelumpuhan.

f. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan

lokasi perdarahan.

g. Untuk mengetahui lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
h. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan

keadaan sewaktu pulang.

i. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan

tindakan medis.

j. Untuk mengetahui kecenderungan jumlah penderita dan kematian penderita

stroke haemoragik pertahun.

k. Untuk mengetahui proporsi kematian penderita stroke haemoragik berdasarkan

umur.

l. Untuk mengetahui proporsi kematian penderita stroke haemoragik berdasarkan

jenis kelamin.

m. Untuk mengetahui proporsi kematian penderita stroke haemoragik berdasarkan

hasil CT-Scan.

n. Untuk mengetahui proporsi kematian penderita stroke haemoragik berdasarkan

lokasi perdarahan.

o. Untuk mengetahui proporsi kematian penderita stroke haemoragik berdasarkan

tindakan medis.

p. Untuk mengetahui perbedaan proporsi hasil CT-Scan berdasarkan keadaan

sewaktu pulang.

q. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan hasil CT-Scan.

r. Untuk mengetahui perbedaan proporsi hasil CT-Scan berdasarkan letak

kelumpuhan.

s. Untuk mengetahui perbedaan proporsi hasil CT-Scan berdasarkan tindakan

medis.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
t. Untuk mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan

sewaktu pulang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan masukan bagi pihak RS Santa Elisabeth Medan mengenai

karakteristik penderita Stroke Haemoragik tahun 2004-2008 sehingga dapat

membantu dalam merumuskan kebijakan mengenai penanggulangan stroke dan

penyediaan fasilitas perawatan yang lebih memadai untuk penderita stroke.

1.4.2. Sebagai bahan untuk meningkatkan pengetahuan serta wawasan penulis tentang

penyakit stroke khususnya stroke haemoragik.

1.4.3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang

penyakit stroke khususnya stroke haemoragik.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stroke

2.1.1. Defenisi Stroke

Stroke merupakan gangguan fungsi syaraf yang disebabkan adanya

ketidakseimbangan aliran darah dalam otak, dan dapat timbul secara mendadak (bisa

dalam waktu beberapa detik saja) atau secara cepat (dalam waktu beberapa jam), dengan

gejala atau tanda-tanda yang sesuai dengan daerah otak yang mengalami gangguan

pasokan darah.18

Menurut defenisi WHO, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat

akibat gangguan otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24

jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas

selain vaskuler.19

2.1.2. Anatomi Dasar Otak20,21

Berat otak dewasa adalah kira-kira 1,4 kg atau sekitar 2% dari seluruh berat

badan. Otak terbungkus secara berlapis-lapis oleh tiga selaput yang dikenal sebagai

selaput otak (mening) dan terlindungi oleh bungkus luar yang kaku yaitu tengkorak. Dari

otak ke arah luar mening ialah piameter, arachnoid dan durameter. Pembagian otak secara

lebih spesifik menjadi cortex cerebri, ganglion basalis, thalamus serta hipothalamus,

mesenchepalon, batang otak dan cerebelum.

Hemisfer serebri merupakan pembentuk bagian otak yang terbesar. Terdapat dua

hemisfer serebri yaitu hemisfer serebri sinistra (kiri) dan hemisfer serebri dextra (kanan).

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hemisfer serebri dapat dibagi menjadi lobus frontalis, parietalis, occipitalis serta lobus

temporalis.

Arachnoid

durameter

Gambar 2.1.2. Anatomi dasar otak

2.1.3. Klasifikasi Stroke1

Secara umum stroke diklasifikasikan menjadi :

a. Stroke non haemoragik (cerebral infarction)

a.1. Secara klinis terdiri dari :

a.1.1. TIA (Transient Ischemic Attack)

a.1.2. RIND (Reversible ischemic Neurologic Deficit)

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
a.1.3. Progressing stroke = stroke in evolusi

a.1.4. Complete stroke

a.2. Secara kausal :

a.2.1. Stroke trombotik

a.2.2. Stroke emboli/non trombotik

b. Stroke haemoragik :

b.1. PSD (Perdarahan Sub Dural)

b.2. PSA (Perdarahan Sub Arachnoid)

b.3. PIS (Perdarahan Intra Cerebral)

2.2. Stroke Haemoragik

2.2.1. Defenisi Stroke Haemoragik

Stroke haemoragik adalah stroke yang terjadi oleh karena pecahnya pembuluh

darah otak. Pecahnya pembuluh darah mengakibatkan darah mengalir ke rongga sekitar

jaringan otak. Karena tidak menerima oksigen dan bahan makanan dari darah, sel-sel

jaringan otak pun akan mati. Kematian jaringan otak akan terjadi dalam waktu 4 sampai

10 menit setelah suplai darah terhenti.12 Stroke haemoragik disebabkan oleh perdarahan

ke dalam jaringan otak (haemoragia intraserebral) dan ruang sekitar otak (haemoragia

subaraknoid).22

Menurut Dr. Santosh Lal, seorang staf pengajar ilmu kedokteran dan asisten

profesor pada Rehabilitation Center of Chicago, bahwa proporsi terjadinya stroke

haemoragik sebesar 18% dengan CFR mencapai 50%-90%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Stroke haemoragik sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kerusakan-

kerusakan luas yang diakibatkan oleh darah yang mengalir keluar pembuluh darah masuk

ke seluruh jaringan otak. Darah ini pun dapat menimbulkan tekanan pada jaringan otak

yang dapat menyebabkan korban stroke mengalami sakit kepala yang hebat.23

2.2.2. Klasifikasi Stroke Haemoragik

Ada tiga tipe utama perdarahan otak yang dapat menimbulkan stroke, yaitu :

a. Perdarahan intraserebral (PIS)

Perdarahan intraserebral meliputi 15% dari seluruh kasus stroke, terjadi di

hemisfer serebri (80%) dan batang otak serta serebelum (20%). Case Fatality Rate (CFR)

perdarahan intraserebral berkisar 60-90%.4,24 Bila penyebabnya adalah hipertensi CFR

mencapai 82-90%.22

Perdarahan intraserebral atau perdarahan di dalam otak (serebrum) terjadi jika

darah dari pembuluh darah yang pecah masuk ke jaringan otak dan menyerap ke

dalamnya. Jumlah perdarahan dapat sedikit atau banyak (luas) menurut ukuran pembuluh

darah yang pecah dan keberhasilan penyumbatan tempat bocor itu oleh bekuan darah.21

b. Perdarahan subarachnoid (PSA)

Perdarahan subarachnoid merupakan 5% dari seluruh kasus stroke dan 2%

sebagai penyebab kematian mendadak.4,25 Pada perdarahan subarachnoid, darah mengalir

keluar diantara kedua selaput otak (meningen). Darah tersebut secara cepat menyebar

pada permukaan otak dan bukan menyerap ke dalamnya. Pada perdarahan subarachnoid,

darah didorong ke dalam ruang subarachnoid yang mengelilingi otak. Jaringan otak pada

awalnya tidak terpengaruh, tetapi pada tahap selanjutnya dapat terganggu.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Perdarahan subarachnoid akan menimbulkan gejala nyeri kepala yang hebat,

terjadi tiba-tiba sekali, dan kadang-kadang dengan muntah dan penurunan kesadaran. Jika

penderita dapat sadar kembali, akan ditemukan gejala kaku kuduk, keluhan silau terhadap

cahaya dan pada kasus-kasus yang lebih ringan dapat ditemukan sedikit kelumpuhan.

Para penderita perdarahan subarachnoid seringkali sebelumnya sudah mempunyai

benjolan atau kantong kecil (aneurisma) pada salah satu pembuluh darah otak. Kantung

kecil ini terbentuk akibat kelemahan atau peregangan pada pembuluh darah. Keadaan ini

dinamakan aneurisma berry. Darah yang masuk ke dalam otak pada perdarahan

subarachnoid akan mulai terurai setelah beberapa jam dan zat-zat hasil penguraian ini

bersifat iritatif serta dapat mengakibatkan spasme pembuluh darah sehingga

kemungkinan kerusakan otak menjadi semakin besar.25

c. Perdarahan subdural (PSD)

Perdarahan ini disebabkan oleh cedera kepala, dan letaknya tepat di bawah

tengkorak sehingga mudah diatasi dengan pembedahan. Perdarahan subdural biasanya

terjadi bila otak bergerak maksimal yaitu benturan pada sumbu sepanjang kepala, lebih

sering pada benturan di belakang kepala. Bila robekan pada permukaan otak luas, akan

timbul perdarahan besar yang cepat menimbulkan gejala-gejala yang berat akibat

penekanan, konstusio, dan edema serebri.22,25

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.3. Epidemiologi Stroke Haemoragik

2.3.1. Distribusi dan Frekuensi Stroke Haemoragik

Data WHO tahun 2004 menunjukkan setiap tahunnya stroke menyerang 15 juta

orang di seluruh dunia. Di Amerika Serikat sebanyak 5 juta orang pernah mengalami

stroke. Sementara di Inggris, terdapat 250 ribu orang hidup dengan kecacatan karena

stroke. Di Asia, khususnya di Indonesia, berdasarkan survei tahun 2004 di rumah sakit

pemerintah di seluruh Indonesia terdapat 500 ribu orang yang mengalami serangan stroke

setiap tahun. Dari jumlah itu, 2,5% diantaranya meninggal dunia. Sementara sisanya

mengalami cacat ringan maupun berat.12

Di negara berkembang kematian yang disebabkan karena stroke masih tinggi

sedangkan di negara maju cenderung menurun. Tahun 2004, kematian yang disebabkan

oleh sroke di negara maju mencapai 9,3% sedangkan di negara berkembang mencapai

14,2%.26 Penurunan ini disebabkan karena manajemen hipertensi, penyakit jantung dan

penyakit metabolik di negara maju telah makin baik.27 Sementara di daerah urban

insidens stroke lebih tinggi daripada di daerah rural. Di Indonesia stroke menjadi

penyebab kematian tertinggi di wilayah perkotaan dengan PMR sebesar 15,9%

sedangkan di pedesaan PMR mencapai 11,5%.28

Dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1984 dilaporkan prevalensi

stroke pada golongan umur 25-34 tahun sebesar 6,7 per 100.000 penduduk, golongan

umur 35-44 tahun sebesar 24,4 per 100.000 penduduk dan pada kelompok umur 55 tahun

keatas mencapai 276,3 per 100.000 penduduk.1

Insidens stroke berbeda pada laki-laki dan wanita. Laki-laki cenderung untuk

terkena stroke lebih tinggi dibandingkan wanita, dengan sex ratio 2 : 1, kecuali pada usia

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
lanjut laki-laki dan wanita hampir tidak berbeda.23 Laki-laki yang berumur 45 tahun bila

bertahan hidup sampai 85 tahun kemungkinan terkena stroke 25%, sedangkan risiko bagi

wanita hanya 20%. 29

Pengamatan yang dilakukan di Rumah Sakit Santo Vincentius A. Paulo Surabaya

tahun 2002 menunjukkan bahwa jumlah penderita stroke hemoragik sebanyak 122 kasus.

kelompok usia 60-69 tahun yaitu sebanyak 32,79% penderita. Proporsi penderita laki-laki

sebesar 63,11% sedangkan pada penderita perempuan proporsi sebesar 36,89%. CFR

pada penderita stroke hemoragik cukup tinggi, yaitu sebanyak 31,97% (yang terdiri dari

69,23% laki-laki dan 30,77% perempuan).30

2.3.2. Faktor Risiko Stroke Haemoragik

a. Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol

a.1. Usia

Pada umumnya risiko terjadinya stroke mulai usia 35 tahun dan akan meningkat

dua kali dalam dekade berikutnya. Setelah mencapai usia 50 tahun, setiap penambahan

usia tiga tahun meningkatkan resiko stroke sebesar 11-20%.3 Risiko untuk terkena

stroke pada orang yang berusia lebih dari 65 tahun sebesar 40% dan pada orang yang

berusia dibawah 45 tahun sebesar 13%. Hal disebabkan karena terjadinya akumulasi

plak yang tertimbun di dalam pembuluh-pembuluh darah.23

Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) menyebutkan, insidens stroke mencapai

63,52 per 100.000 penduduk pada orang yang berusia di atas 65 tahun. Di Amerika

Serikat diperkirakan prevalensi stroke 20 per 1000 pada tingkat umur 45-54 tahun, 60 per

1000 pada golongan umur 65-74 tahun dan 95 per 1000 pada golongan umur 75-85

tahun.22

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
a.2. Jenis Kelamin

Para pria memiliki kecendrungan lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan

dengan para wanita, dengan sex ratio 2:1. Walaupun para pria lebih rawan daripada

wanita pada usia yang lebih muda, tetapi para wanita akan menyusul setelah usia mereka

mencapai menopause. Hasil-hasil penelitian menyatakan bahwa hormon berperan dalam

hal ini, yang melindungi para wanita sampai mereka melewati masa-masa melahirkan

anak. Pria berusia kurang dari 65 tahun memiliki risiko terkena stroke iskemik atau

perdarahan intraserebral lebih tinggi sekitar 20% daripada wanita. Namun, wanita usia

berapapun memiliki resiko perdarahan subarachnoid sekitar 50% lebih besar.23

Berdasarkan data dari Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia (FKUI) di RSCM tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 522 pasien stroke yang

dirawat 64,6% diantaranya adalah laki-laki.31

a.3. Ras dan suku bangsa

Orang kulit hitam lebih banyak menderita stroke dari pada kulit putih. Faktor ini

sangat penting bagi orang kulit hitam untuk melakukan tindakan berjaga-jaga terhadap

semua faktor risiko yang masih dapat diubah.3,23

a.4. Riwayat Keluarga dan herediter

Riwayat keluarga berperan penting dalam meningkatkan resiko terjadinya

stroke. Faktor keturunan yang biasanya terjadi adalah faktor penyakit degeneratif seperti

hipertensi, diabetes, kadar kolesterol yang tinggi, yang semuanya bisa diwariskan dalam

keluarga penderita. Anggota keluarga dekat (anak) dari orang yang penah mengalami

perdarahan subarachnoid memiliki peningkatan risiko 2-5% terkena perdarahan

subarachnoid.23

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
a.5. Malformasi Arteri-Vena (AVM)

Malformasi arteriovenosa merupakan kelainan bawaan, tetapi baru diketahui

keberadaannya jika telah menimbulkan gejala. Perdarahan dari malformasi arteriovenosa

bisa secara tiba-tiba menyebabkan pingsan dan kematian.

Malformasi arteriovenosa merupakan kelainan anatomis di dalam arteri atau vena

di dalam atau di sekitar otak, dimana tidak terbentuknya sistem kapiler sehingga aliran

darah dari arteri masuk langsung ke vena. Karena adanya hubungan langsung arteri vena,

aliran darah tersedot ke anomaly hingga daerah lain mengalami kekurangan (iskemik).

Selain itu malformasi arteri vena bisa berkembang terus sehingga terjadi semacam

gumpalan jaringan dengan efek penekanan langsung pada jaringan otak yang dapat

menyebabkan terjadinya perdarahan.32

b. Faktor yang dapat dikontrol

b.1. Hipertensi

Faktor ini merupakan risiko utama terjadinya stroke perdarahan. Hampir 70%

stroke haemoragik terjadi pada penderita hipertensi. Hipertensi dapat meningkatkan

risiko tejadinya stroke sebanyak 4 sampai 6 kali. Yang dimaksud dengan tekanan darah

tinggi apabila tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Tekanan darah yang

meningkat dapat merusak dinding pembuluh darah dengan memperkeras arteri dan

mendorong terbentuknya bekuan darah dan aneurisma yang semuanya mengarah pada

stroke, terutama pada orang yang berusia diatas 45 tahun.3,12

Tekanan darah tinggi melemahkan pembuluh darah dan juga merontokkan butir-

butir plak dari tempatnya menempel pada dinding pembuluh darah, yang membuat plak-

plak bebas melakukan kerusakan berikutnya. Stroke haemoragik terjadi karena

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
peningkatan tekanan darah yang mendadak sehingga pembuluh darah di otak pecah

(karena tidak tahan menerima tekanan yang tinggi).12,23

b.2. Aneurisma intrakranium

Aneurisma adalah pelebaran setempat pada arteri. Biasanya aneurisma terdapat

pada arteri-arteri di basis serebri pada percabangan-percabangan. Gejala-gejala aneurisma

sebelum pecah menyerupai tumor serebri. Bila aneurisma pecah timbul gejala-gejala

akut. Darah masuk ke dalam ruang subarachnoid bercampur dengan likuor serebrospinal,

sehingga cairan otak menjadi hemoragik. Adanya darah di dalam cairan otak merangsang

meninges sehingga tengkuk menjadi kaku, kepala terasa nyeri berdenyut. Gejala-gejala

neurologis yang dijumpai tergantung pada bagian mana yang mengalami kerusakan.

Lebih dari 45% penderita meninggal karena serangan ini.22

b.3. Merokok

Merokok meningkatkan risiko terjadinya stroke hampir 2 kali lipat. Adapun

perokok pasif berisiko terkena stroke 1,2 kali lebih besar. Merokok dapat meningkatkan

konsentrasi fibrinogen, peningkatan ini akan menyebabkan terjadinya penebalan dinding

pembuluh darah dan peningkatan viskositas darah sehingga mempermudah terjadinya

proses penggumpalan darah.24

Pada pasien perokok, kerusakan yang diakibatkan stroke lebih parah karena

dinding bagian dalam pada sistem pembuluh darah otak biasanya sudah menjadi lemah.

Ini menyebabkan kerusakan yang lebih besar lagi pada otak sebagai akibat bila terjadi

stroke tahap kedua.12

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
b.4. Diabetes Melitus

Diabetes melitus dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke 1,5-4 kali lipat.

Diabetes melitus menimbulkan perubahan sistem vaskular (pembuluh darah dan jantung)

serta mendorong terjadinya aterosklerosis. Disamping itu diabetes melitus juga mampu

menebalkan dinding pembuluh darah otak. Menebalnya dinding pembuluh darah otak

akan menyempitkan diameter pembuluh darah dan penyempitan ini kemudian akan

mengganggu kelancaran aliran darah ke otak, yang pada akhirnya menyebabkan infark

sel-sel otak.12,24

b.5. Serangan Iskemik Sesaat

Penderita yang pernah mengalami serangan iskemik sesaat (transient ischaemic

attack atau TIA) akan menghadapi risiko untuk terjadinya serangan stroke berulang.

Serangan iskemik sesaat memberikan gejala seperti serangan stroke yang ringan, karena

ada gangguan penglihatan serta bicara dan perasaan lemas atau gangguan sensorik pada

salah satu sisi tubuh. Gejala-gejala ini akan hilang dalam waktu kurang dari 24 jam.

Serangan ini dapat terjadi beberapa kali dalam 24 jam, atau terjadi beberapa kali dalam

satu minggu. Semakin sering seseorang mengalami serangan iskemik sesaat maka

kemungkinan untuk mengalami stroke semakin besar. Seseorang yang pernah mengalami

serangan iskemik sesaat tanpa memperoleh pengobatan mempunyai kemungkinan sebesar

7% untuk mengalami gangguan peredaran darah yang serius setiap tahunnya.24,25

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.4. Gejala Stroke Haemoragik

2.4.1. Perdarahan Intraserebral

Gejala prodormal tidak jelas, kecuali nyeri kepala karena hipertensi. Serangan

seringkali di siang hari, waktu bergiat, atau emosi/marah. Defisit neurologis timbul

mendadak dan memburuk dengan cepat (dalam beberapa menit atau jam). Nyeri kepala

yang hebat, mual, muntah, hemisphere/hemiplegi biasa terjadi sejak permulaan serangan.

Kesadaran biasanya menurun dan terjadi koma (65% terjadi kurang dari setengah jam,

23% antara -2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam, sampai 19 hari).

2.4.2. Perdarahan Subarachnoid

Gejala stroke pada perdarahan subarachnoid adalah :

a. Gejala prodormal : nyeri kepala hebat hanya 10%, dan 90% tanpa keluhan sakit

kepala

b. Kesadaran sering terganggu, dan sangat bervariasi dari tak sadar sebentar, sampai

koma

c. Gejala/tanda ransangan meningeal : kaku kuduk

d. Fundus okuli : 10% penderita mengalami edema- papil beberapa jam setelah

perdarahan.

e. Sekitar 25% penderita memiliki kelainan neurologis, yang biasanya berupa

kelumpuhan pada satu sisi badan

f. Demam setelah 24 jam, demam ringan karena ransangan meningitis, dan demam

tinggi, muntah, berkeringat, menggigil dan takikardia bila dilihatkan

hipothalamus. Bila berat, maka terjadi ulkus peptikum disertai hematemesis dan

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
melena (stress ulcer), dan seringkali disertai peninggian kadar gula darah,

glukosuria, albuminuria, dan perubahan pada EKG.19,33,34

2.4.3. Perdarahan Subdural

Penderita mengeluh nyeri kepala yang lambat laun menghebat, biasanya di daerah

dahi. Dapat disertai mual dan muntah, kemudian penglihatan mulai kabur akibat

membengkaknya papil.22

2.5. Diagnosis Stroke Haemoragik 1,2,22,35

2.5.1. Anamnesis

Pengambilan anamnesis dilakukan melalui wawancara kepada penderita ataupun

keluarga yang mengerti tentang penyakit yang diderita. Tujuan anamnesis adalah untuk

mendapatkan riwayat perjalanan penyakit penderita. Dengan anamnesis yang teliti dan

terarah dapat ditentukan proses alamiah serangan penyakit, misalnya tentang timbulnya

serangan, penyebab, pencetus serta manifestasi klinis yang terjadi.

2.5.2. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik ditelusuri adanya gangguan saraf, bentuk gangguan saraf

serta semua penyakit yang dapat mempengaruhi perjalanan stroke. Pemeriksaan fisik

yang dilakukan antara lain : pemeriksaan fisik umum (yaitu penilaian tingkat kesadaran,

pernapasan, suhu, tekanan darah, denyut nadi, gizi, anemi, paru dan jantung),

pemeriksaan neurologi dan neurovaskular.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.5.3. Pemeriksaan Penunjang

Dengan majunya teknologi kedokteran, maka pemeriksaan penunjang bertambah

besar peranannya dalam menangani stroke. Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :

pemeriksaan laboratorium (hemoglobin, hematokrit, eritrosit, leukosit, trombosit, gula

darah, ureum, kreatinin, urin lengkap), Elektrokardiografi (EKG), Elektro encephalografi

(EEG), Computed Tomography Scanning (CT-Scan), Magnetic Resonansing Imaging

(MRI).

Pemeriksaan CT-Scan dan MRI dapat membantu membedakan stroke iskemik

dan stroke haemoragik. Dengan CT-Scan, dapat ditentukan lokasi infark, perdarahan dan

menyingkirkan penyebab lain seperti tumor, hematoma subdural yang dapat menyerupai

gejala infark atau perdarahan di otak. Pemeriksaan CT dengan kontras dapat mendeteksi

malformasi vaskuler dan aneurisma. Sementara pemeriksaan MRI lebih sensitif

mendeteksi infark, terutama yang di batang otak dan serebelum. MRI mempunyai

keunggulan bagi pasien dengan iskemia vertebrobasiler atau infark yang kecil yang

letaknya dalam.

Namun karena terbatasnya alat-alat tersebut di Rumah Sakit, untuk mendiagnosis

stroke dilakukan dengan sistem skoring. Sistem skoring dapat membedakan stroke

haemoragik dan non haemoragik dengan ketepatan yang cukup memadai. Cara

penggunaan sistem skoring adalah dengan menentukan berbagai variabel yang

berhubungan dengan kejadian stroke dan memberikannya bobot tertentu.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.6. Letak Kelumpuhan24

2.6.1. Kelumpuhan Sebelah Kanan (Hemiparesis Dextra)

Hemisfer dextra mengendalikan gerakan sisi tubuh sebelah kiri. Apabila terjadi

kelumpuhan sebelah kanan maka yang terpengaruh adalah gerakan dan sensasi di sisi kiri

tubuh. Penderita biasanya mempunyai kekurangan dalam kemampuan komunikasi verbal.

Tetapi persepsi dan memori visuomotornya sangat baik.

2.6.2. Kelumpuhan Sebelah Kiri (Hemiparesis Sinistra)

Hemisfer sinistra mengendalikan gerakan sisi tubuh sebelah kanan. Apabila

terjadi kelumpuhan sebelah kiri maka yang terpengaruh adalah gerakan dan sensasi di sisi

kanan tubuh. Penderita yang memiliki kelumpuhan sebelah kiri sering memperlihatkan

ketidakmampuan persepsi visuomotor dan kehilangan memori visual.

2.6.3. Kelumpuhan Kedua Sisi (Paraparesis)

Merupakan kerusakan pada sisi tubuh sebelah kiri dan sebelah kanan. Pada

keadaan ini, kedua kaki penderita sulit untuk digerakkan.

2.7. Lokasi Perdarahan Stroke Haemoragik20,21

a. Ganglion Basalis

Fungsional peranan umum ganglion basal adalah untuk bekerja sebagai stasiun-

stasiun pemrosesan yang menghubungkan korteks serebrum dengan nukleus-nukleus

thalamus tertentu dan akhirnya berprojeksi ke korteks serebrum. Kerusakan pada

ganglion basalis akan mengakibatkan penderita mengalami kesukaran untuk memulai

gerak yang diingini.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
b. Serebrum

Serebrum atau korteks serebral membungkus seluruh otak dan posisinya berada di

depan. Serebrum bertanggung jawab atas berbagai keterampilan termasuk ingatan,

komunikasi, pembuatan keputusan dan kreativitas. Serebrum dibagi menjadi dua belahan,

yaitu hemisfer serebri sinistra (kiri) dan hemisfer serebri dextra (kanan). Hemisfer serebri

kiri mengendalikan kemampuan memahami dan mengendalikan bahasa serta berkaitan

dengan berpikir matematis atau logis, sedangkan hemisfer serebri dextra berkaitan

dengan keterampilan, perasaan dan kemampuan seni. Kerusakan pada serebrum dapat

mengakibatkan hemiparesis sinistra dan dextra.

c. Batang otak

Batang otak adalah bagian otak yang masih tersisa setelah hemisfer serebri dan

serebelum diangkat. Medula oblongata, pons dan otak tengah merupakan bagian bawah

atau bagian infratentorium batang otak. Kerusakan pada batang otak akan mengakibatkan

gangguan berupa nyeri, suhu, rasa kecap, pendengaran, rasa raba, raba diskriminatif, dan

apresiasi bentuk, berat dan tekstur.

d. Serebelum

Serebelum terbagi menjadi tiga bagian, yaitu archiserebelum berfungsi untuk

mempertahankan agar seseorang berorientasi terhadap ruangan. Kerusakan pada daerah

ini akan mengakibatkan ataxia tubuh, limbung dan terhuyung-huyung. Paleoserebelum,

mengendalikan otot-otot antigravitas dari tubuh, apabila mengalami kerusakan akan

menyebabkan peningkatan refleks regangan pada otot-otot penyokong. Neoserebelum,

berfungsi sebagai pengerem pada gerakan di bawah kemauan, terutama yang memerlukan

pengawasan dan penghentian, serta gerakan halus dari tangan. Kerusakan pada

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
neoserebelum akan mengakibatkan dysmetria, intenton tremor dan ketidakmampuan

untuk melakukan gerakan mengubah-ubah yang cepat.

2.8. Tindakan Medis Stroke Haemoragik24

Tindakan medis pada penderita stroke haemoragik ditujukan agar penderita tetap

hidup dengan harapan perdarahan dapat berhenti secara spontan. Sekali terjadi

perdarahan maka terapi medikamentosa tidak dapat menghentikannya. Tindakan medis

yang dilakukan pada penderita stroke haemoragik meliputi :

2.8.1. Tindakan Konservatif

a. Pencegahan peningkatan tekanan intrakranial lebih lanjut

Upaya pencegahan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) lebih lanjut adalah

pengendalian hipertensi dan pengobatan kejang. Hipertensi yang menetap akan

meningkatkan edema otak dan TIK. Pengendalian hipertensi harus hati-hati karena

apabila terjadi hipotensi maka otak akan terancam iskemia dan kerusakan neuron. Obat

yang dianjurkan dalam mencegah peningkatan TIK adalah beta bloker atau obat yang

mempunyai aksi beta dan alpha bloking (misalnya labetolol), diberikan secara intravena

dikombinasikan dengan diuretika.

Kejang biasanya terjadi pada perdarahan lobar, sehingga pemberian antikonvulsan

secara rutin tidak dianjurkan. Pada hiperglikemia tidak dianjurkan untuk diberi

difenilhidantoin karena glukosa darah akan meninggi dan kejang tidak terkontrol.

b. Pengendalian peningkatan tekanan intrakranial

Secara umum terapi untuk hipertensi intrakranial meliputi hiperventilasi,

diuretika, dan kortikosteroid. Hiperventilasi paling efektif untuk menurunkan hipertensi

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
intrakranial secara cepat, biasanya dalam beberapa menit untuk mencapai tingkat

hipokapnia antara 25-30 mmHg.

Urea intravena (0,30gr/Kg BB), atau lebih umum dipakai manitol (0,25-1,0gr/Kg

BB) dapat menurunkan TIK secara cepat, sering diberikan bersama-sama dengan

hiperventilasi pada kasus herniasi otak yang mengancam.

2.8.2. Tindakan Operatif

Pertimbangan untuk melakukan operasi biasanya bila perdarahan berada di daerah

superfisial (lobar) hemisfer serebri atau perdarahan sereberal. Penentuan waktu untuk

operasi masih bersifat kontroversial. Berdasarkan data mortalitas pasca operasi,

disimpulkan bahwa waktu untuk operasi adalah antara 7-9 hari pasca perdarahan.

Tindakan operasi segera setelah terjadi perdarahan merupakan tindakan berbahaya karena

terjadinya retraksi otak yang dalam keadaan membengkak. Sementara itu tindakan

operasi yang dini dapat menimbulkan komplikasi iskemi otak.

2.9. Pencegahan Stroke Haemoragik 1,3,36,37

2.9.1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer ditujukan pada orang-orang yang belum pernah menderita

stroke agar tidak mendapat stroke. Upaya yang dapat dilakukan dalam pencegahan primer

yaitu :

a. Memasyarakatkan gaya hidup bebas stroke dengan :

a.1. Menghindari merokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam

berlebihan, obat-obat golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya.

a.2. Mengurangi kolesterol dan lemak dalam makanan.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
a.3. Mengendalikan penyakit yang merupakan faktor risiko stroke seperti hipertensi,

diabetes melitus, penyakit jantung.

b. Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolah raga secara teratur

2.9.2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya

komplikasi melalui tindakan deteksi dini dan memberikan pengobatan yang cepat dan

tepat. Pencegahan sekunder ditujukan pada orang yang telah sakit agar tidak menjadi

semakin parah dan tidak terjadi stroke berulang.

Deteksi dini ditentukan dengan cara mengenali gejala awal terjadinya stroke yaitu

kepala pusing terasa berat, pegal atau sakit bagian tengkuk belakang kepala, kehilangan

keseimbangan, penglihatan kabur serta kesulitan berbicara. Selain itu dilakukan juga

pemeriksaan fisik (yaitu penilaian tingkat kesadaran, pernapasan, suhu, tekanan darah,

denyut nadi, gizi, anemi, paru dan jantung) dan pemeriksaan penunjang (pemeriksaan

laboratorium, elektrokardiografi, elektro encephalografi, CT-Scan dan MRI).

Pengobatan yang cepat dan tepat dapat dilakukan dengan pemberian asetosal,

ticlopidine, clopidogrel, dipiridamol, warfarin, obatobat antihipertensi dan obatobat

antihiperlipidemia. Asetosal digunakan sebagai obat antiagregasi trombosit pilihan

pertama dengan dosis berkisar antara 80-320 mg/hari. Warfarin diberikan kepada

penderita yang memiliki risiko penyakit jantung (fibrilasi atrium, infark miokard akut,

dan kelainan katup). Tiklopidin dan clopidogrel diberikan apabila penderita tidak tahan

asetosal.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Disamping pemberian obat-obatan, penderita stroke juga tetap dianjurkan untuk

menghentikan rokok, olah raga secara teratur, pengaturan makanan dan berat badan,

mengurangi konsumsi garam dan minum alkohol secara berlebihan.

2.9.3. Pencegahan Tertier

Pencegahan tertier adalah semua upaya untuk mencegah atau membatasi

kecacatan akibat komplikasi. Tindakan yang dilakukan dalam pencegahan tertier yaitu

melalui program rehabilitasi. Tujuan rehabilitasi adalah meningkatkan kembali

kemampuan fisik dan mental penderita stroke haemoragik agar dapat melakukan aktifitas

sehari-hari tanpa tergantung pada orang lain. Berbagai usaha yang dilakukan untuk

mencapai tujuan ini, diantaranya : fisioterapi, terapi okupasional, terapi wicara, latihan

mental/psikoterapi dan olah raga.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 3
KERANGKA KONSEP

3.1. Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Stroke


Haemoragik

1. Faktor sosio demografi


Umur
Jenis kelamin
Suku
Status perkawinan
Agama
Tingkat pendidikan
Pekerjaan
Asal daerah
2. Faktor risiko
3. Hasil CT-Scan
4. Letak kelumpuhan
5. Lokasi perdarahan
6. Lama rawatan rata-rata
7. Keadaan sewaktu pulang
8. Tindakan medis
9. Proporsi kematian

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Penderita Stroke Haemoragik adalah pasien yang berdasarkan diagnosa dokter

dinyatakan menderita penyakit stroke haemoragik dan dirawat inap.

3.2.2. Umur adalah usia penderita stroke haemoragik yang dicatat sesuai yang ada

dalam kartu status, yang digolongkan menjadi :

1. <45
2. 45-60 tahun
3. >60 tahun

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
3.2.3. Jenis kelamin adalah ciri khusus yang melekat pada diri penderita stroke

haemoragik yang dibawa sejak lahir seperti yang tercatat di kartu status,

dikategorikan atas :

1. Laki-laki
2. Perempuan

3.2.4. Suku adalah etnik yang melekat pada diri penderita stroke haemoragik sesuai

dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas :

1. Batak
2. Jawa
3. Lain-lain

2.2.5. Status perkawinan adalah keterangan mengenai ada tidaknya pasangan hidup dari

penderita stroke haemoragik sesuai dengan yang tercatat di kartu status,

dikategorikan atas :

1. Kawin
2. Belum Kawin

2.2.6. Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita stroke haemoragik sesuai

dengan yang tercatat di kartu status, dibedakan atas :

1. Islam
2. Katolik
3. Kristen Protestan
4. Budha
5. Hindu

2.2.7. Tingkat pendidikan adalah keterangan mengenai pendidikan formal tertinggi yang

pernah dijalani oleh penderita stroke haemoragik sesuai dengan yang tercatat di

kartu status, dikategorikan atas :

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
1. Tidak Sekolah
2. SD
3. SLTP
4. SLTA
5. Akademi/Perguruan Tinggi

2.2.8. Pekerjaan adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita stroke haemoragik

untuk memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan yang tercatat di kartu status,

dibedakan atas :

1. Pegawai Negeri Sipil


2. Wiraswasta
3. Pensiunan Pegawai
4. Ibu Rumah Tangga
5. Petani
6. Lain-lain
7. Tidak bekerja

2.2.9. Asal daerah adalah tempat tinggal dimana penderita stroke haemoragik menetap

sesuai dengan yang tercatat di kartu status, dikategorikan atas :

1. Kota Medan
2. Luar kota Medan

2.2.10. Faktor risiko adalah penyebab suatu penyakit yang dapat meningkatkan insidens

stroke haemoragik sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status, dikategorikan

atas :

1. Hipertensi
2. Pernah stroke
3. Diabetes Melitus
4. Malformasi Arteri-Vena (MAV)
5. Aneurisma

2.2.11. Faktor risiko kombinasi, dikategorikan atas :


1. Hipertensi + Pernah Stroke
2. Hipertensi + Diabetes Melitus
3. Hipertensi + Diabetes Melitus + Pernah Stroke
4. Diabetes Melitus + Pernah Stroke

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
2.2.12. Hasil CT-Scan adalah hasil dari pemeriksaan CT-Scan yang menunjukkan jenis

perdarahan pada penderita stroke haemoragik sesuai dengan yang tercatat dalam

kartu status, dikategorikan atas :

1. Perdarahan Intraserebral (PIS)


2. Perdarahan Subarachnoid (PSA)
3. Perdarahan Subdural (PSD)
4. PIS dan PSA
5. PIS dan PSD
6. PSA dan PSD

2.2.13. Letak kelumpuhan adalah lokasi dimana terdapat keluhan-keluhan yang dirasakan

penderita stroke haemoragik dan didasarkan pada hasil pemeriksan dokter melalui

anamnesis, dikategorikan atas :

1. Hemiparesis Dextra
2. Hemiparesis Sinistra
3. Paraparesis
4. Tidak ada kelumpuhan

2.2.14. Lokasi perdarahan adalah tempat atau lokasi terjadinya perdarahan yang terjadi

pada penderita stroke haemoragik yang didasarkan pada hasil pemeriksaan CT-

Scan dikategorikan atas :

1. Basal ganglia
2. Serebrum
3. Batang otak
4. Serebelum

2.2.15. Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lama hari rawatan penderita stroke

haemoragik yang dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai keluar dari rumah

sakit sesuai dengan yang tercatat di kartu status.

2.2.16. Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita stroke haemoragik ketika

keluar dari rumah sakit yang dinyatakan dengan :

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
1. Pulang dengan Berobat Jalan
2. Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)
3. Meninggal.

2.2.17. Tindakan Medis adalah segala usaha medis yang dilakukan untuk menyelamatkan

jiwa penderita stroke haemoragik sesuai dengan yang tercatat dalam kartu status,

dikategorikan atas :

1. Tindakan Konservatif
2. Tindakan Operatif

2.2.18. Proporsi Kematian adalah angka kematian karena stroke haemoragik yang

diperoleh dari hasil bagi kematian penderita stroke haemoragik dengan jumlah

seluruh kematian penderita stroke haemoragik dikali 100%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif menggunakan

desain case series.

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

4.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pemilihan lokasi ini

atas pertimbangan bahwa di Rumah Sakit Santa Elisabeth terdapat kasus stroke

haemoragik dan dilengkapi dengan sistem pencatatan rekam medik yang cukup baik, dan

juga di Rumah Sakit ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai karakteristik

penderita stroke haemoragik pada tahun 2004-2008.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Februari 2009 Juli 2009.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua data penderita stroke haemoragik

yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dengan

jumlah penderita sebanyak 408 orang.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
4.3.2. Sampel

a. Besar Sampel

Sampel adalah sebagian data dari penderita stroke haemoragik yang dirawat inap

di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008. Besar sampel yang dibutuhkan

adalah berdasarkan perhitungan dengan rumus :38

N
n=
1 + N (d ) 2

408
n= = 201,9 202
1 + 408(0,05) 2

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Jadi sampel yang dibutuhkan adalah 202 data penderita stroke haemoragik yang

dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling dengan

menggunakan tabel angka acak pada program C Survey. Sampel diambil dari populasi

yang sudah diacak oleh komputer. Sebelumnya seluruh kartu status diberi nomor dari

1-408, dengan begitu list seluruh penderita stroke haemoragik sudah tersedia. Sampel

yang pertama diambil dari baris atau kolom tertentu yang diperoleh dengan menggunakan

spin dial direction. Dari spin dial direction diperoleh suatu angka untuk menentukan dari

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
baris dan kolom keberapa akan diambil sampel pertama. Kemudian diambillah sampel

sebanyak 202 data penderita stroke haemoragik.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh

dari rekam medis penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan pada tahun 2004-2008 kemudian dilakukan pencatatan dan tabulasi

terhadap variabel yang diteliti.

4.5. Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan dicatat, diolah dengan komputer yang menggunakan

program SPSS , lalu data dianalisis secara deskriptif dan dilanjutkan dengan uji statistik

Chi-square, Anova, dan Kruskall-Wallis kemudian disajikan dalam bentuk narasi, tabel,

diagram batang dan diagram pie.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 5
HASIL PENELITIAN

5.1. Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan terletak di Jalan H. Misbah No.7 Medan.

Rumah sakit ini merupakan rumah sakit milik Kongregasi Fransisikanes Santa Elisabeth

Medan.

5.1.2. Falsafah Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Dengan dilandasi semangat dasar Suster Fransiskanes Santa Elisabeth, dalam

melaksanakan dan mengembangkan Cinta dan Nilai Kristiani, karya pelayanan Rumah

Sakit Santa Elisabeth menitikberatkan penyembuhan manusia seutuhnya, sesuai dengan

kebijaksanaan pemerintah dalam menuju masyarakat sehat.

Dalam pelayanan , Rumah Sakit Santa Elisabeth lebih mengutamakan orang yang

paling membutuhkan, tanpa membedakan suku, bangsa, agama dan golongan sesuai

dengan harkat dan martabat manusia.

5.1.3. Visi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Menjadikan Rumah Sakit Santa Elisabeth mampu berperan aktif dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi atas dasar cinta kasih dan

persaudaraan sejati pada era globalisasi.

5.1.4. Misi Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Meningkatkan derajat kesehatan melalui sumber daya manusia yang profesional,

sarana dan prasarana yang memadai dengan tetap memperhatikan masyarakat Indonesia.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.1.5. Pelayanan Medis

Rumah sakit ini telah dilengkapi berbagai prasarana yang terdiri dari Poli Umum,

Spesialis, Unit Gawat Darurat (UGD), Intensive Care Unit (ICU). Masing-masing unit

dilengkapi dengan fasilitas sesuai dengan kebutuhan pelayanan.

UGD RS Santa Elisabeth buka 24 jam yang dilengkapi oleh tenaga dokter dan

perawat yang profesional. UGD memberikan pertolongan secara cepat, tepat dan cermat

serta dilengkapi dengan ruang tindakan, ruang resusitasi, ruang bedah, ruang one day

care dan fasilitas yang memadai. Poli umum dilayani dokter umum yang melayani pasien

rawat jalan non emergensi dan pemeriksaan kesehatan dari perusahaan.

Poli Spesialis rumah sakit melayani penyakit yang berkaitan dengan penyakit

urologi, neurologi/saraf, THT, jantung, paru, anak, onkologi, kulit/kelamin, mata, gigi,

bedah umum, dan bedah saraf. Kamar bedah yang tersedia adalah kamar bedah digestif,

thorax, orthopedi, urologi, saraf, anak, THT, mata, mulut, kebidanan, dan onkologi.

Rumah sakit ini memiliki 4 kamar operasi, 2 kamar tindakan untuk bedah minor, dan 1

kamar ruang pemulihan (recovery room).

5.1.6. Pelayanan Penunjang Medis

Rumah sakit ini memiliki pelayanan penunjang medis seperti laboratorium,

rontgen, CT-Scan, Elektrokardiografi (EKG), Elektro encephalografi (EEG), farmasi,

fisioterapi, ruang diagnostik, hemodialisa. Laboratorium buka selama 24 jam.

5.1.7. Penunjang Umum

Penunjang umum yang terdapat di rumah sakit ini terdiri dari administrasi,

jaringan komputer, telepon, sumber air, sumber listrik, pengolahan air limbah, instalasi

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
gizi dan dapur umum, Central Steril Supply Department (CSSD), teknik pemeliharaan,

kendaraan, dan fasilitas umum lainnya.

5.1.8. Tenaga Kesehatan

a. Tenaga Para Medis

Tabel 5.1. Distribusi Tenaga Kesehatan Para Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2008

Tenaga Perawat Tenaga Para Medis


Profesi Jumlah (orang) Profesi Jumlah (orang)
S.Kep/SKM 4/2 Apoteker 1
Akper 154 A.Apoteker 13
Akbid 5 Analis 16
SPK 39 Gizi 13
Bidan 9 Fisioterapi 5
PKC/Pekarya 9 P.Rontgen 7
Sumber : Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2008

b. Tenaga Medis

Tabel 5.2. Distribusi Tenaga Kesehatan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2008

Tenaga Medis
Jumlah Jumlah
Profesi Profesi
(orang) (orang)
Dokter Umum 9 Dokter Spesialis Paru-paru 2
Dokter Gigi 2 Dokter Spesialis Patologi Klinik 3
Dokter Spesialis Radiologi 2 Dokter Spesialis Jantung 3
Dokter Spesialis Obgyn 14 Dokter Spesialis Saraf 3
Dokter Spesialis Penyakit Dalam 8 Dokter Spesialis Mata 3
Dokter Spesialis Bedah Umum 5 Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1
Dokter Spesialis Bedah Onkologi 2 Dokter Spesialis Akupuntur 1
Dokter Spesialis Bedah Urologi 4 Dokter Spesialis Kes. Jiwa 3
Dokter Spesialis Bedah Kecantikan 2 Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin 4
Dokter Spesialis Bedah Saraf 2 Dokter Spesialis THT 3
Dokter Spesialis Bedah Mulut 2 Dokter Spesialis Mikrobiologi 1
Dokter Spesialis Bedah Thorax 1
Dokter Spesialis Anak 8
Dokter Spesialis Ginjal dan Hati 4
Dokter Spesialis Anastesi 6
Sumber : Profil Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2008

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.2. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tahun

Proporsi penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan berdasarkan tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.3. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan data


Tahun 2004-2008 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

Jumlah
No. Tahun
f %
1 2004 94 23,0
2 2005 80 19,6
3 2006 75 18,4
4 2007 61 15,0
5 2008 98 24,0
Total 408 100

Pada tabel 5.3. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik yang

dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tertinggi pada tahun 2008 sebesar

24,0%, dan terendah pada tahun 2007 sebesar 15%.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa frekuensi penderita stroke haemoragik

tahun 2004-2008 mengalami peningkatan sebanyak 98-94 = 4 kasus, dengan simple ratio

98
peningkatan sebanyak = 1,04 kali, serta persentase peningkatan kasus sebesar
94

98 94
x100% = 4,08%
98

Trend atau kecendrungan penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan berada pada persamaan garis y = 1,1x + 84,9 .

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.3. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Sosiodemografi

Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan tahun 2004-2008 berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 5.4. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Umur


dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-
2008

Jenis Kelamin
Total
Umur (tahun) Laki-laki Perempuan
f % f % F %
< 45 19 9,4 9 4,5 28 13,9
45-60 51 25,2 37 18,3 88 43,5
>60 48 23,8 38 18,8 86 42,6
Total 118 58,4 84 41,6 202 100

Pada tabel 5.4. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik

tertinggi berada pada kelompok umur 45-60 tahun 43,5%, dengan proporsi laki-laki

25,2% dan perempuan 18,3%. Dan proporsi penderita stroke haemoragik terendah berada

pada kelompok umur <45 tahun 13,9%, dengan proporsi laki-laki 9,4% dan perempuan

118
4,5%. Sex ratio penderita stroke haemoragik adalah x100% = 140,5% , menunjukkan
84

jumlah penderita stroke haemoragik lebih banyak pada laki-laki dari perempuan.

Tabel 5.5. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan


Sosiodemografi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-
2008

Jumlah
No. Sosiodemografi
f %
1. Suku
Batak 156 77,3
Jawa 13 6,4
Lain-lain 33 16,3
Total 202 100

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Jumlah
No. Sosiodemografi
f %
2. Status Perkawinan
Kawin 197 97,5
Belum Kawin 5 2,5
Total 202 100
3. Agama
Islam 40 19,8
Katolik 36 17,8
Kristen Protestan 103 51,0
Budha 20 9,9
Hindu 3 1,5
Total 202 100
4. Pendidikan
- -
Tidak tercatat
Total - -
5. Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil 24 11,9
Wiraswasta 46 22,8
Pensiunan Pegawai 22 10,9
Ibu Rumah Tangga 38 18,8
Petani 35 17,3
Lain-lain 8 4,0
Tidak bekerja 29 14,3
Total 202 100
6. Asal Daerah
Kota Medan 93 46,0
Luar kota Medan 109 54,0
Total 202 100

Pada tabel 5.5. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik

berdasarkan suku tertinggi adalah suku Batak 77,3% dan terendah suku Jawa 6,4%.

Proporsi status perkawinan penderita stroke haemoragik sebagian besar adalah berstatus

kawin 97,5%. Proporsi agama penderita stroke haemoragik tertinggi adalah beragama

Kristen Protestan 51,0%, dan terendah Hindu 1,5%. Proporsi penderita stroke haemoragik

berdasarkan pendidikan tidak dapat diketahui karena tidak tercatat di dalam kartu status.

Proporsi pekerjaan penderita stroke haemoragik tertinggi adalah Wiraswasta 22,8%, dan

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
terendah Lain-lain 4,0%. Proporsi asal daerah penderita stroke haemoragik sebagian

besar adalah dari luar kota Medan 54,0%.

5.4. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Faktor Risiko

Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan tahun 2004-2008 berdasarkan faktor risiko dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.6. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Faktor


Risiko di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Jumlah
No Faktor Risiko
f %
1 Tercatat 191 94,6
2 Tidak tercatat 11 5,4
Total 202 100

Pada tabel 5.6. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik

berdasarkan faktor risiko yang tercatat 94,6% dan tidak tercatat 5,4%.

Tabel 5.7. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Faktor


Risiko yang Tercatat di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
2004-2008

Jumlah
No. Faktor Risiko Tercatat (F=191)
f %
1 Hipertensi 180 94,2
2 Pernah Stroke 30 15,7
3 Diabetes Melitus 20 10,5
4 Malformasi Arteri-Vena (MAV) 4 2,1
5 Aneurisma 1 0,5

Pada tabel 5.7. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik

berdasarkan faktor risiko tercatat yang tertinggi adalah hipertensi 94,2% dan terendah

aneurisma 0,5%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tabel 5.8. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan
Kombinasi Faktor Risiko yang Tercatat di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Jumlah
No. Kombinasi Faktor Risiko Tercatat (F=191)
f %
1 Hipertensi + Pernah Stroke 22 11,5
2 Hipertensi + Diabetes Melitus 11 5,7
3 Hipertensi + Diabetes Melitus + Pernah Stroke 4 2,1
4 Diabetes Melitus + Pernah Stroke 3 1,6

Pada tabel 5.8. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik

berdasarkan kombinasi faktor risiko tercatat yang tertinggi adalah hipertensi dan pernah

stroke 11,5%, dan terendah diabetes melitus dan pernah stroke 1,6%.

5.5. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan

Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan tahun 2004-2008 berdasarkan hasil CT-Scan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.9. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-
Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Jumlah
No. Hasil CT-Scan
f %
1 Perdarahan Intraserebral (PIS) 163 80,7
2 PIS dan PSA 15 7,4
3 Perdarahan Subarachnoid (PSA) 11 5,4
4 Perdarahan Subdural (PSD) 10 5,0
5 PSA dan PSD 2 1,0
6 PIS dan PSD 1 0,5
Total 202 100

Pada tabel 5.9. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik

berdasarkan hasil CT-Scan yang tertinggi adalah Perdarahan Intraserebral (PIS) 80,7%

dan terendah PIS dan PSD 0,5%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.6. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Letak
Kelumpuhan

Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan tahun 2004-2008 berdasarkan letak kelumpuhan dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 5.10. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Letak


Kelumpuhan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Jumlah
No. Letak Kelumpuhan
f %
1 Hemiparesis Dextra 98 48,5
2 Hemiparesis Sinistra 57 28,2
3 Paraparesis 40 19,8
4 Tidak ada kelumpuhan 7 3,5
Total 202 100

Pada tabel 5.10. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik

berdasarkan letak kelumpuhan tertinggi adalah hemiparesis dextra 48,5% dan terendah

tidak ada kelumpuhan 3,5%.

5.7. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Lokasi


Perdarahan

Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan tahun 2004-2008 berdasarkan lokasi perdarahan dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 5.11. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Lokasi


Perdarahan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Jumlah
No. Lokasi Perdarahan
f %
1 Basal ganglia 96 47,5
2 Serebrum 85 42,1
3 Batang otak 15 7,4
4 Serebelum 6 3,0
Total 202 100

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Pada tabel 5.11. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik

berdasarkan lokasi perdarahan tertinggi adalah basal ganglia 47,5% dan terendah

serebelum 3,0%.

5.8. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik

Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.12. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik di Rumah


Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Lama Rawatan Rata-rata (Hari)


N 202
Mean 8,70
SD (Standar Deviasi) 9,61
95% Confidence Interval 7,37-10,03
Minimum 1
Maksimum 67

Pada tabel 5.12. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke

haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 adalah

8,7 hari (9 hari), dengan Standar Deviasi (SD) 9,61. Lama rawatan paling singkat 1 hari

sedangkan paling lama 67 hari. Berdasarkan 95% Confidence Interval didapatkan lama

rawatan rata-rata 7,37-10,03 hari.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.9. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Keadaan
Sewaktu Pulang

Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan tahun 2004-2008 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5.13. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan


Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008

Jumlah
No. Keadaan Sewaktu Pulang
f %
1 Pulang dengan Berobat Jalan 104 51,5
2 Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 42 20,8
3 Meninggal 56 27,7
Total 202 100

Pada tabel 5.13. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik

berdasarkan keadaan sewaktu pulang tertinggi adalah pulang dengan berobat jalan 51,5%

dan terendah pulang atas permintaan sendiri (PAPS) 20,8%.

5.10. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tindakan


Medis

Proporsi penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan tahun 2004-2008 berdasarkan tindakan medis dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 5.14. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan


Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-
2008

Jumlah
No. Tindakan Medis
f %
1 Tindakan Konservatif 178 88,1
2 Tindakan Operatif 24 11,9
Total 202 100

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Pada tabel 5.14. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemoragik

berdasarkan tindakan medis lebih tinggi adalah tindakan konservatif 88,1% dan lebih

rendah tindakan operatif 11,9%.

5.11. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik

5.11.1. Pertahun

Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.15. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Pertahun di Rumah


Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Jumlah Penderita Jumlah Kematian Proporsi Kematian


No. Tahun
(f) (f) (%)
1 2004 49 21 37,5
2 2005 39 11 19,6
3 2006 39 10 17,9
4 2007 26 8 14,3
5 2008 49 6 10,7
Total 202 56 100

Pada tabel 5.15. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke

haemoragik tertinggi pada tahun 2004 sebesar 37,5% dan terendah pada tahun 2008

sebesar 10,7%.

Case Fatality Rate (CFR) penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 sebesar 27,7%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.11.2. Umur

Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 5.16. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Umur di


Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Umur Jumlah Jumlah Kematian Proporsi Kematian


(tahun) Penderita (f) (f) (%)
<45 28 6 10,7
45-60 88 26 46,4
>60 86 24 42,9
Total 202 56 100

Pada tabel 5.16. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke

haemoragik tertinggi pada kelompok umur 45-60 tahun sebesar 46,4% dan terendah pada

kelompok umur <45 tahun sebesar 10,7%.

5.11.3. Jenis Kelamin

Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5.17. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Jenis


Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Jenis Kelamin Jumlah Penderita Jumlah Kematian Proporsi Kematian


(f) (f) (%)
Laki-laki 118 31 55,4
Perempuan 84 25 44,6
Total 202 56 100

Pada tabel 5.17. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke

haemoragik lebih tinggi pada laki-laki 55,4% dan lebih rendah pada perempuan 44,6%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.11.4. Hasil CT-Scan

Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan hasil CT-Scan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5.18. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil


CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Jumlah Jumlah Proporsi Kematian


Hasil CT-Scan
Penderita (f) Kematian (f) (%)
Perdarahan Intraserebral (PIS) 163 40 71,4
PIS dan PSA 15 5 8,9
Perdarahan Subarachnoid (PSA) 11 6 10,7
Perdarahan Subdural (PSD) 10 3 5,4
PSA dan PSD 2 2 3,6
PIS dan PSD 1 0 0
Total 202 56 100

Pada tabel 5.18. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke

haemoragik berdasarkan hasil CT-Scan tertinggi adalah PIS 71,4% dan terendah PIS dan

PSD tidak ada yang meninggal.

5.11.5. Lokasi Perdarahan

Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan lokasi perdarahan dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5.19. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Lokasi


Perdarahan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Jumlah Penderita Jumlah Kematian Proporsi Kematian


Lokasi Perdarahan
(f) (f) (%)
Basal ganglia 96 20 35,7
Serebrum 85 28 50
Batang otak 15 7 12,5
Serebelum 6 1 1,8
Total 202 56 100

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Pada tabel 5.19. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke

haemoragik berdasarkan lokasi perdarahan tertinggi adalah serebrum 50% dan terendah

serebelum 1,8%.

5.11.6. Tindakan Medis

Proporsi kematian penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5.20. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan


Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-
2008

Tindakan Medis Jumlah Jumlah Kematian Proporsi Kematian


Penderita (f) (f) (%)
Tindakan Konservatif 178 45 80,4
Tindakan Operatif 24 11 19,6
Total 202 56 100

Pada tabel 5.20. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita stroke

haemoragik lebih tinggi pada tindakan konservatif 80,4% dan lebih rendah pada tindakan

operatif 19,6%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.12. Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil
CT-Scan

Keadaan sewaktu pulang berdasarkan hasil CT-Scan penderita stroke haemoragik

rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 5.21. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke


Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Keadaan Sewaktu Pulang


Pulang Atas
Pulang Total
Hasil CT-Scan Berobat Jalan
Permintaan Meninggal
Sendiri
f % f % f % F %
Perdarahan Intraserebral (PIS) 89 54,6 34 20,9 40 24,5 163 100
Perdarahan Subarachnoid (PSA) 5 45,5 0 0 6 54,5 11 100
Perdarahan Subdural (PSD) 7 70,0 0 0 3 30,0 10 100
Kombinasi 3 16,7 8 44,4 7 38,9 18 100

Pada tabel 5.21. dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita stroke haemoragik

yang mengalami PIS, pulang berobat jalan 54,6%, PAPS 20,9% dan meninggal 24,5%.

Dari seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA, pulang berobat jalan

45,5%, PAPS 0% dan meninggal 54,5%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik yang

mengalami PSD, pulang berobat jalan 70,0%, PAPS 0% dan meninggal 30%. Dari

seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami kombinasi hasil CT-Scan, pulang

berobat jalan 16,7%, PAPS 44,4% dan meninggal 38,9%.

Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan

karena terdapat 6 sel (50%) expected count yang besarnya kurang dari 5.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.13. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Hasil CT-Scan

Lama rawatan rata-rata berdasarkan hasil CT-Scan penderita stroke haemoragik

rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 5.22. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan


Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-
2008

Lama Rawatan Rata-rata


Hasil CT-Scan
f x SD
Perdarahan Intraserebral (PIS) 163 9,19 10,09
PIS dan PSA 15 5,53 6,91
Perdarahan Subarachnoid (PSA) 11 7,82 5,81
Perdarahan Subdural (PSD) 10 7,50 9,13
PSA dan PSD 2 4,00 4,24
PIS dan PSD 1 7,00 -
p = 0,733

Pada tabel 5.22. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke

haemoragik yang mengalami PIS adalah 9,19 hari, lama rawatan rata-rata penderita

stroke haemoragik yang mengalami PIS dan PSA adalah 5,53 hari, lama rawatan rata-rata

penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA adalah 7,82 hari, lama rawatan rata-

rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PSD adalah 7,50 hari, lama rawatan

rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA dan PSD adalah 4 hari dan

lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PIS dan PSD adalah

7 hari.

Hasil analisis statistik dengan uji Anova diperoleh p>0,05 berarti secara statistik

tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan hasil CT-

Scan.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.14. Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan

Letak kelumpuhan berdasarkan hasil CT-Scan penderita stroke haemoragik rawat

inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 5.23. Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008
Letak Kelumpuhan Total
Tidak ada
Hasil CT-Scan Hemiparesis Paraparesis
kelumpuhan
f % f % f % F %
Perdarahan Intraserebral (PIS) 4 2,5 136 83,4 23 14,1 163 100
Perdarahan Subarachnoid (PSA) 0 0 3 27,3 8 72,7 11 100
Perdarahan Subdural (PSD) 1 10,0 7 70,0 2 20,0 10 100
Kombinasi 2 11,1 9 50,0 7 38,9 18 100

Pada tabel 5.23. dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita stroke haemoragik

dengan PIS, yang tidak mengalami kelumpuhan 2,5%, hemiparesis 83,4% dan

paraparesis 14,1%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik dengan PSA, yang tidak

mengalami kelumpuhan 0%, hemiparesis 27,3% dan paraparesis 72,7%. Dari seluruh

penderita stroke haemoragik dengan PSD, yang tidak mengalami kelumpuhan 10,0%,

hemiparesis 70,0% dan paraparesis 20,0%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik

dengan kombinasi hasil CT-Scan, yang tidak mengalami kelumpuhan 11,1%, hemiparesis

50,0% dan paraparesis 38,9%.

Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan

karena terdapat 6 sel (50%) expected count yang besarnya kurang dari 5.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.15. Tindakan Medis Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan

Tindakan medis berdasarkan hasil CT-Scan penderita stroke haemoragik rawat inap

di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 5.24. Distribusi Proporsi Tindakan Medis Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008

Tindakan Medis Total


Tindakan Tindakan
Hasil CT-Scan Konservatif Operatif
f % f % F %
Perdarahan Intraserebral (PIS) 146 89,6 17 10,4 163 100
Perdarahan Subarachnoid (PSA) 11 100,0 0 0 11 100
Perdarahan Subdural (PSD) 5 50,0 5 50,0 10 100
Kombinasi 16 88,9 2 11,1 18 100

Pada tabel 5.24. dapat diketahui bahwa dari seluruh penderita stroke haemoragik

yang mengalami PIS, dilakukan tindakan konservatif 89,6% dan tindakan operatif 10,4%.

Dari seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA, dilakukan tindakan

konservatif 100% dan tindakan operatif 0%. Dari seluruh penderita stroke haemoragik

yang mengalami PSD, dilakukan tindakan konservatif 50% dan tindakan operatif 50%.

Dari seluruh penderita stroke haemoragik yang mengalami kombinasi hasil CT-Scan,

dilakukan tindakan konservatif 88,9% dan tindakan operatif 11,1%.

Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan

karena terdapat 3 sel (37,5%) expected count yang besarnya kurang dari 5.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
5.16. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita stroke

haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 5.25. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan


Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008

Lama Rawatan Rata-rata


Keadaan Sewaktu Pulang
f x SD
Pulang dengan Berobat Jalan 104 13,03 11,06
Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) 42 3,69 2,84
Meninggal 56 4,41 5,36
F = 27,658 df = 2 p = 0,000

Pada tabel 5.25. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke

haemoragik yang pulang dengan berobat jalan adalah 13,03 hari, lama rawatan rata-rata

penderita stroke haemoragik yang pulang atas permintaan sendiri adalah 3,69 hari dan

lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang meninggal adalah 4,41 hari.

Hasil analisis statistik dengan uji Kruskal-Wallis diperoleh p < 0,05, artinya ada

perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik

berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Penderita yang pulang dengan berobat jalan

(13,03 hari) lebih lama dirawat dari pada penderita yang pulang atas permintaan sendiri

(3,69 hari) dan yang meninggal (4,41 hari).

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 6
PEMBAHASAN

6.1. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tahun

Proporsi penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan berdasarkan tahun dapat dilihat pada gambar 6.1.

Gambar 6.1. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan data Tahun 2004-2008 di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan

Berdasarkan gambar 6.1. dapat diketahui bahwa jumlah penderita stroke

haemoragik tertinggi pada tahun 2008 sebanyak 98 orang dan terendah pada tahun 2007

sebanyak 61 orang. Kecendrungan penderita stroke haemoragik rawat inap di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008 menunjukkan penurunan dengan

persamaan garis y = 1,1x + 84,9 , frekuensi kasus meningkat sebanyak 4 kasus dengan

simple ratio peningkatan 1,04 kali, serta persentase peningkatan kasus sebesar 4,04%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.2. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Sosiodemografi

6.2.1. Umur dan Jenis Kelamin

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan umur dan jenis kelamin yang

dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada

gambar 6.2.

Gambar 6.2. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.2. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

haemoragik yang tertinggi pada kelompok umur 45-60 tahun 43,5%, dengan proporsi

laki-laki 25,2% dan perempuan 18,3%. Sex ratio penderita stroke haemoragik pada laki-

laki dan perempuan adalah 1,4:1.

Pada gambar 6.2. juga dapat dilihat bahwa pada kelompok umur < 45 tahun sudah

terdapat penderita stroke haemoragik. Hal ini dikaitkan dengan adanya faktor risiko

Malformasi Arteri-Vena (MAV) dan aneurisma, dimana faktor risiko ini merupakan

kelainan bawaan yang cenderung terjadi pada remaja dan dewasa muda.22

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Penderita stroke haemoragik yang paling muda adalah umur 15 tahun sebanyak 3

orang (1,5%). Proporsi penderita yang tertinggi pada laki-laki 66,7%, memiliki faktor

risiko MAV 100%, mengalami PIS 100%, hemiparesis dextra 66,7%, lokasi perdarahan

pada serebrum 66,7%, lama rawatan paling singkat 9 hari dan paling lama 17 hari,

dilakukan tindakan konservatif 100% serta penderita PBJ 66,7%.

Penderita stroke haemoragik yang paling tua adalah umur 90 tahun sebanyak 1

orang (0,5%), jenis kelamin laki-laki, memiliki faktor risiko hipertensi, mengalami PIS,

paraparesis, lokasi perdarahan pada batang otak, dirawat selama 5 hari, dilakukan

tindakan konservatif serta penderita PAPS.

Umur merupakan faktor risiko terjadinya stroke haemoragik. Risiko terkena

stroke akan meningkat sejak usia 45 tahun. Hal terjadi karena adanya akumulasi plak

yang tertimbun di dalam pembuluh-pembuluh darah.23 Serangan stroke juga lebih tinggi

pada laki-laki daripada perempuan pada semua kelompok umur, dengan sex ratio 2:1.

Hal ini terjadi karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang berfungsi sebagai

proteksi pada proses aterosklerosis.23

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwid (2008) di

Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan menggunakan desain case series yang

menyatakan bahwa proporsi penderita stroke haemoragik pada kelompok umur <45 tahun

5,6%, kelompok umur 45-64 tahun 55,9% dan kelompok umur >64 tahun 38,5%, terdiri

atas 53,6% laki-laki dan 46,4% perempuan.17

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.2.2. Suku

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan suku yang dirawat inap di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.3.

Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
2004-2008

Berdasarkan gambar 6.3. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

haemoragik yang tertinggi adalah suku Batak 77,3% dan yang terendah suku jawa 6,4%.

Hal ini bukan berarti stroke haemoragik lebih banyak menyerang suku Batak. Hal ini

menunjukkan penderita yang datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

sebagian besar suku Batak. Selain itu, penderita stroke haemoragik juga lebih banyak

suku Batak karena sudah merupakan penggabungan dari suku Batak Toba, Karo,

Simalungun dan Nias.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erwin di RS

Santa Elisabeth Medan tahun 2000-2004 dengan menggunakan desain case series yang

menyatakan bahwa penderita stroke non haemoragik yang paling banyak adalah suku

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Batak dengan proporsi 77,4%. Hal ini menunjukkan penderita yang datang berobat ke RS

Santa Elisabeth mayoritas suku Batak.39

6.2.3. Status Perkawinan

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan status perkawinan yang dirawat

inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada

gambar 6.4.

Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Status Perkawinan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.4. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

haemoragik sebagian besar berstatus kawin 97,5%, sedangkan yang belum kawin 2,5%.

Hal ini dikaitkan dengan jumlah penderita stroke haemoragik yang datang berobat

ke Rumah Sakit Santa Elisabeth sebagian besar berada pada kelompok umur >45 tahun,

dimana pada umur tersebut pada umumnya berstatus kawin.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwid (2008) di Rumah

Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan menggunakan desain case series yang

menyatakan bahwa penderita stroke haemoragik paling banyak berstatus kawin dengan

proporsi 98,3%.17

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.2.4. Agama

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan agama yang dirawat inap di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.5.

Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Agama di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
2004-2008

Berdasarkan gambar 6.5. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

haemoragik yang tertinggi adalah beragama Kristen Protestan 51% dan yang terendah

beragama Hindu 1,5%. Hal ini bukan berarti stroke haemoragik lebih banyak menyerang

penganut agama Kristen Protestan dari pada penganut agama lain, hanya menunjukkan

bahwa sebagian besar penderita stroke haemoragik rawat inap yang berobat ke Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan beragama Kristen Protestan.

Pada gambar 6.5. juga dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke haemoragik

yang beragama Islam (19,8%) merupakan proporsi agama kedua terbesar setelah agama

Kristen Protestan. Rumah Sakit Santa Elisabeth merupakan rumah sakit religi berciri khas

agama Katolik, tetapi penderita stroke haemoragik yang datang berobat lebih banyak

yang beragama Islam daripada beragama Katolik. Hal ini menunjukkan Rumah Sakit

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Santa Elisabeth memiliki fasilitas pelayanan yang cukup baik yang lebih mengutamakan

orang yang paling membutuhkan, tanpa memandang suku, bangsa, agama dan golongan

sesuai dengan harkat dan martabat manusia sehingga penderita yang datang bukan hanya

yang beragama Kristen saja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Erwin di RS Santa Elisabeth Medan

tahun 2000-2004 yang menyatakan bahwa penderita stroke non haemoragik paling

banyak beragama Kristen Protestan dengan proporsi 51,0%. Hal ini menunjukkan

penderita yang datang berobat ke RS Santa Elisabeth Medan mayoritas beragama Kristen

Protestan.39

6.2.5. Pekerjaan

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan pekerjaan yang dirawat inap di

Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.6.

Gambar 6.6. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008
Berdasarkan gambar 6.6. dapat diketahui bahwa proporsi pekerjaan penderita

stroke haemoragik yang tertinggi adalah wiraswasta 22,8% dan yang terendah adalah

pekerjaan lain-lain 4%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Proporsi penderita stroke haemoragik yang datang berobat ke Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan lebih banyak yang bekerja sebagai wiraswasta hal ini menunjukkan

karena Rumah Sakit Santa Elisabeth merupakan Rumah Sakit Swasta yang tidak

menerima pasien yang menggunakan layanan askes.

6.2.6. Asal Daerah

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan asal daerah yang dirawat inap

di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.7.

Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Asal Daerah di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.7. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

haemoragik sebagian besar berasal dari luar kota Medan 54,0%, sedangkan dari dalam

kota Medan 46,0%.

Hal ini dapat disebabkan karena Rumah Sakit Santa Elisabeth memiliki fasilitas

pelayanan yang cukup baik, dilengkapi dengan poli spesialis dan dokter spesialis yang

berkaitan dengan neurologi/saraf, Unit Gawat Darurat (UGD), pelayanan penunjang

medis seperti laboratorium, CT-Scan, Elektrokardiografi (EKG), Elektro encephalografi

(EEG), fisioterapi dan ruang diagnostik. Stroke haemoragik merupakan suatu penyakit

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
yang cukup serius dan membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat, sehingga

penderita atau keluarga penderita cenderung lebih memilih rumah sakit ini walaupun

mengeluarkan biaya perawatan yang lebih mahal.

6.3. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Faktor Risiko

6.3.1. Faktor Risiko

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan faktor risiko yang dirawat inap

di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.8.

Gambar 6.8. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Faktor Risiko di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.8. dapat diketahui bahwa proporsi faktor risiko penderita

stroke haemoragik yang tertinggi adalah hipertensi 94,2% dan yang terendah adalah

aneurisma 0,5%.

Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke haemoragik.

Berdasarkan hasil penelitian M. Adib menyatakan bahwa hampir 70% stroke haemoragik

terjadi pada penderita hipertensi.12 Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
menyempitnya pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak pecah maka

timbullah perdarahan otak, dan apabila pembuluh darah otak menyempit maka aliran

darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami kematian.24 Disamping

itu, peningkatan tekanan darah yang mendadak dapat menyebabkan pembuluh darah di

otak pecah karena tidak tahan menerima tekanan yang tinggi. 12

Hal ini sejalan dengan penelitian Wiwid (2008) di Rumah Sakit Stroke Nasional

Bukittinggi dengan desain case series yang menyatakan bahwa faktor risiko penderita

stroke haemoragik yang paling banyak adalah hipertensi dengan proporsi 49,16%.17

Begitu juga hal nya dengan penelitian yang dilakukan Rizaldy Pinzon (2008) di Rumah

Sakit Betesda tahun 2000-2006 menyatakan bahwa faktor risiko yang paling banyak

dijumpai pada penderita stroke adalah hipertensi dengan proporsi 71%.40

6.3.2. Faktor Risiko Kombinasi

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan faktor risiko kombinasi yang

dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada

gambar 6.9.

Gambar 6.9. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Faktor Risiko Kombinasi di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan gambar 6.9. dapat diketahui bahwa proporsi faktor risiko kombinasi

penderita stroke haemoragik yang tertinggi adalah hipertensi dan pernah stroke 11,5%

dan yang terendah adalah diabetes mellitus dan pernah stroke 1,6%.

Riwayat stroke dan hipertensi adalah faktor risiko yang penting bagi terjadinya

stroke. Adanya riwayat stroke memiliki risiko yang besar untuk terjadinya stroke

berikutnya. Serangan stroke ulang berkisar antara 30%-43% dalam waktu 5 tahun.

Setelah serangan otak sepintas, 20% pasien mengalami stroke dalam waktu 90 hari, dan

50% di antaranya dalam waktu 24-72 jam.40

Hipertensi merupakan masalah yang umum dijumpai pada pasien stroke, dan

menetap setelah serangan stroke. Tekanan darah yang tinggi (tekanan darah sistolik > 140

mmHg dan tekanan darah diastolik >90 mmHg) akan meningkatkan risiko terjadinya

stroke ulang.40 Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin, dkk di beberapa Rumah Sakit

di Makassar kurun waktu Januari September tahun 2000 dengan desain case series

menyatakan bahwa faktor risiko stroke terbanyak adalah hipertensi dengan proporsi 89%,

sedangkan faktor risiko pernah stroke proporsi 18%.41

6.4. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan,


Letak Kelumpuhan dan Lokasi Perdarahan

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan hasil CT-Scan, letak

kelumpuhan dan lokasi perdarahan yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Gambar 6.10. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008

Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Letak Kelumpuhan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik
Berdasarkan Lokasi Perdarahan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.10. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

haemoragik yang tertinggi mengalami Perdarahan Intraserebral (PIS) 80,7%. Pada

gambar 6.11. dapat diketahui bahwa proporsi letak kelumpuhan penderita stroke

haemoragik tertinggi pada hemiparesis dextra 48,5%. Pada gambar 6.12. dapat diketahui

bahwa proporsi lokasi perdarahan penderita stroke haemoragik tertinggi dijumpai pada

basal ganglia 47,5% .

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Bambang Madiyono yang menyatakan bahwa

dari seluruh stroke haemoragik, yang disebabkan oleh perdarahan intraserebral proporsi

75%.3 Lokasi perdarahan PIS yang paling sering terjadi ialah pada basal ganglia

khususnya putamen (30-50%). Tanda khas perdarahan adalah perubahan sensori, visual

dan tabiat serta penderita mengalami kesukaran untuk memulai gerak yang diingini.20,44

Penelitian yang dilakukan oleh Wiwid (2008) di Rumah Sakit Stroke Nasional

Bukittinggi dengan desain case series juga menyatakan hal yang sama bahwa penderita

stroke haemoragik paling banyak mengalami Perdarahan Intraserebral dengan proporsi

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
50,8%.17 Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan Erpinz (2002) di Rumah Sakit

Betesda yang menyatakan bahwa letak kelumpuhan yang paling banyak dijumpai pada

penderita stroke adalah hemiparesis dextra dengan proporsi 54,8%.42 Dan penelitian yang

dilakukan oleh Ardik Lahdimawan (2009) di RSUD Ulin Banjarmasin yang menyatakan

bahwa lokasi perdarahan intrakranial paling banyak dijumpai pada basal ganglia dengan

proporsi 50%.43 Selain itu, penelitian yang dilakukan H. Kalim di Rumah Sakit Santo

Vincentius A. Paulo Surabaya tahun 2002 menemukan bahwa basal ganglia merupakan

lokasi perdarahan kedua yang paling sering ditemui pada penderita stroke haemoragik

dengan proporsi 25,4% setelah perdarahan lobar proporsi 34,43%.30

6.5. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Haemoragik

Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 adalah 8,7 hari (9 hari) dengan 95%

Confidence Interval 7,37-10,03. Standard Deviation (SD) adalah 9,61, dengan lama

rawatan yang paling singkat 1 hari sedangkan yang paling lama 67 hari. Penderita stroke

haemoragik yang paling singkat dirawat sebanyak 31 orang (15,3%). Proporsi tertinggi

penderita pada laki-laki 51,6%, kelompok umur 45-60 tahun 38,7%, memiliki faktor

risiko hipertensi 96,6%, PIS 71,0%, hemiparesis dextra 41,9%, lokasi perdarahan pada

serebrum 41,9%, tindakan konservatif 96,8% serta meninggal 58,1%.

Penderita stroke haemoragik yang paling lama dirawat 1 orang (0,5%) yaitu jenis

kelamin wanita dengan umur 59 tahun, memiliki factor risiko hipertensi, mengalami PIS

dan hemiparesis dextra, lokasi perdarahan pada serebelum. Tindakan medis yang

dilakukan berupa tindakan operatif serta penderita pulang dengan berobat jalan.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwid (2008) di

Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi dengan desain case series yang menyatakan

bahwa lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik adalah 9,69 hari. 17

6.6. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Keadaan


Sewaktu Pulang

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang

dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada

gambar 6.13.

Gambar 6.13. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.13. dapat diketahui bahwa proporsi penderita stroke

haemoragik tertinggi pulang dengan berobat jalan 51,5% dan terendah PAPS 20,8%.

Penderita stroke haemoragik lebih banyak yang pulang dengan berobat jalan dapat

disebabkan karena setelah mendapat pelayanan medis di Rumah Sakit, untuk pemulihan

dapat melakukan rehabilitasi sendiri di rumah dengan bantuan keluarga dan ahli terapi,

dengan selalu mengontrol perkembangan kesehatan penderita ke rumah sakit secara rutin.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Case Fatality Rate (CFR) penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di

Rumah Sakit Santa Elisabeth tahun 2004-2008 sebesar 27,7%. Proporsi tertinggi

penderita yang meninggal pada kelompok umur 45-60 tahun 46,4%, laki-laki 55,4%

dengan PIS 71,4%, lokasi perdarahan pada serebrum 50% dan tindakan konservatif

80,4%. Proporsi lama rawatan 1 hari penderita stroke haemoragik yang meninggal

32,1%, lama rawatan 2 hari 19,6%, dan lama rawatan 3 hari 16,1%. Hal ini menunjukkan

penderita stroke haemoragik yang datang berobat ke rumah sakit Santa Elisabeth sudah

dalam keadaan parah.

Proporsi penderita stroke haemoragik yang pulang atas permintaan sendiri 20,8%.

Proporsi tertinggi penderita yang memutuskan pulang atas permintaan sendiri berada

pada kelompok umur >60 tahun 42,9%, laki-laki 59,5%, bekerja sebagai wiraswasta

28,6% dan berasal dari luar kota Medan 66,7%. Hal ini dapat menunjukkan penderita

yang pulang atas permintaan sendiri memutuskan untuk pindah rumah sakit setelah

mendapat pelayanan medis darurat di rumah sakit Santa Elisabeth Medan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wiwid (2008) di Rumah Sakit

Stroke Nasional Bukittinggi dengan desain case series yang menyatakan bahwa proporsi

penderita stroke haemoragik tertinggi adalah pulang dengan berobat jalan 71,5%,

kemudian meninggal 16,2% dan PAPS 12,3%.17

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.7. Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Tindakan
Medis

Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan tindakan medis yang dirawat

inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada

gambar 6.14.

Gambar 6.14. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.14. dapat diketahui bahwa proporsi tindakan medis

penderita stroke haemoragik sebagian besar adalah tindakan konservatif 88,1%

sedangkan tindakan operatif 11,9%.

Proporsi penderita stroke haemoragik yang mendapat tindakan konservatif

tertinggi pada laki-laki 57,9% dengan proporsi kelompok umur 45-60 tahun dan >60

tahun sama yaitu masing-masing 43,3%, memiliki faktor risiko hipertensi 88,0%, PIS

82%, lokasi perdarahan pada basal ganglia 50%, proporsi penderita yang memiliki lama

rawatan 1 hari 16,9%, lama rawatan 2 hari 9,6% , lama rawatan 3 hari 10,1% serta PBJ

52,8%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Penanganan stroke berupa pemberian obat-obatan dapat memecah sumbatan pada

pembuluh darah. Obat-obatan tersebut dapat menghentikan gejala dengan cukup cepat.

Pada prinsipnya pengobatan akut sangat menentukan kualitas hidup pasien dan bahkan

mencegah kematian sehingga semakin cepat mendapat pengobatan semakin minimal

gejala sisa dari stroke.44

Berdasarkan penelitian H. Kalim di Rumah Sakit Santo Vincentius A. Paulo

Surabaya tahun 2002 menyatakan bahwa jenis terapi obat stroke hemoragik terbanyak

diberikan pada penderita adalah supplementary drugs dengan proporsi 79,51%, kemudian

diikuti dengan antihipertensi proporsi 72,95% dan antiinfeksi proporsi 71,31 %.30

Dari gambar juga diketahui bahwa proporsi penderita stroke haemorgik yang

mendapat tindakan operatif 11,9%. Proporsi penderita yang tertinggi pada laki-laki

62,5% dengan kelompok umur 45-60 tahun 45,8%, memiliki faktor risiko hipertensi

90,0%, PIS 70,8%, lokasi perdarahan pada serebrum 66,7%, penderita yang paling

singkat dirawat 1 hari 4,2% dan paling lama dirawat 67 hari 4,2% serta meninggal 45,8%.

Tindakan operasi bertujuan untuk mencegah tekanan dan distorsi pada struktur

batang otak yang masih sehat.Terapi ini diterapkan pada jaringan otak yang mengalami

infrak dan edema dengan mengangkat salah satu sisi tengkorak. Pertimbangan untuk

melakukan operasi biasanya bila perdarahan berada di daerah superfisial (lobar) hemisfer

serebri atau perdarahan sereberal dengan luas hematom >3cm3.24

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.8. Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik

6.8.1. Pertahun

Jumlah kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada gambar 6.15.

Gambar 6.15. Diagram Bar Jumlah Penderita dan Kematian Penderita Stroke
Haemoragik Pertahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.15. dapat diketahui bahwa jumlah penderita stroke

haemoragik tertinggi pada tahun 2004 dan 2008 masing-masing sebanyak 49 orang dan

yang terendah pada tahun 2007 sebanyak 26 orang. Jumlah kematian penderita stroke

haemoragik tertinggi pada tahun 2004 sebanyak 21 orang dan yang terendah pada tahun

2008 sebanyak 6 orang. Kecendrungan jumlah penderita dan jumlah kematian penderita

stroke haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2008

menunjukkan penurunan dengan persamaan garis masing-masing y = 1,3 x + 44,3 dan

y = 3,3 x + 21,1.

Proporsi terjadinya stroke haemoragik sebesar 20% tetapi angka kematian

mencapai 50%-90%.23 Berdasarkan penelitian H. Kalim di Rumah Sakit Santo Vincentius

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
A. Paulo Surabaya tahun 2002 menyatakan bahwa angka kematian pada penderita stroke

hemoragik cukup tinggi, yaitu sebesar 31,97%.30

6.8.2. Umur

Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan umur dapat dilihat pada

gambar 6.16.

Gambar 6.16. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
2004-2008

Berdasarkan gambar 6.16. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita

stroke haemoragik tertinggi pada kelompok umur 45-60 tahun sebesar 46,4% dan yang

terendah pada kelompok umur <45 tahun sebesar 10,7%. Kematian lebih tinggi pada

kelompok umur >45 tahun karena pada umur tersebut sudah mengalami degenerasi sel

dan memiliki lebih dari satu faktor risiko. Proporsi tertinggi penderita yang meninggal

pada kelompok umur 45-60 tahun sama pada laki-laki dan perempuan yaitu masing-

masing 50%, memiliki faktor risiko hipertensi 82,9% dan lebih dari satu faktor risiko

14,7%, mengalami PIS 80,8%. Proporsi penderita tertinggi memiliki lama rawatan 1 hari

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
26,9%, lama rawatan 2 hari 23,1%, dan lama rawatan 3 hari 23,1%. Hal ini menunjukkan

penderita yang berada pada kelompok umur 45-60 tahun yang datang berobat ke Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan kemungkinan sudah dalam keadaan parah.

6.8.3. Jenis Kelamin

Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

gambar 6.17.

Gambar 6.17. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.17. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita

stroke haemoragik lebih tinggi pada laki-laki 55,4% dan perempuan 44,6%.

Proporsi tertinggi penderita laki-laki yang meninggal sama pada kelompok umur

45-60 tahun dan umur >60 tahun masing-masing 41,9%, memiliki faktor risiko hipertensi

70,4%, PIS 61,3%, lokasi perdarahan pada basal ganglia 48,4%, tindakan konservatif

80,6%. Proporsi penderita dengan lama rawatan 1 hari 29,0%, lama rawatan 2 hari

12,9%, dan lama rawatan 3 hari 19,4%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Proporsi tertinggi penderita perempuan yang meninggal berada pada kelompok

umur 45-60 tahun 52,0%, memiliki faktor risiko hipertensi 82,6%, PIS 84,0%, lokasi

perdarahan pada serebrum 60%, tindakan konservatif 80,0%. Proporsi penderita dengan

lama rawatan 1 hari 36,0%, lama rawatan 2 hari 28%, dan lama rawatan 3 hari 12%.

Hal ini sesuai dengan penelitian H. Kalim di Rumah Sakit Santo Vincentius A. Paulo

Surabaya tahun 2002 yang menemukan bahwa angka kematian penderita stroke

haemoragik lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan (69,23% vs 30,77%).30

6.8.4. Hasil CT-Scan

Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan hasil CT-Scan dapat dilihat pada

gambar 6.18.

Gambar 6.18. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.18. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita

stroke haemoragik tertinggi pada PIS 71,4%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan hasil penelitian Soemarmo angka kematian karena Perdarahan

Intraserebral (PIS) berkisar 60-90% dan bila penyebabnya hipertensi angka kematian

mencapai 82-90%.22 Dari penelitian didapatkan proporsi penderita yang memiliki faktor

risiko hipertensi 89,1%. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan intracranial

sehingga proporsi kematian karena PIS semakin tinggi.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wiwid (2008) di Rumah Sakit

Stroke Nasional Bukittinggi dengan desain case series yang menyatakan bahwa CFR

penderita stroke haemoragik tertinggi adalah PIS 20,9%.17

6.8.5. Lokasi Perdarahan

Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan lokasi perdarahan dapat dilihat

pada gambar 6.19.

Gambar 6.19. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Lokasi Perdarahan di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.19. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita

stroke haemoragik tertinggi pada perdarahan serebrum 50%. Proporsi kematian penderita

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
tertinggi pada perempuan 53,6% dengan kelompok umur 45-60 tahun 43,4%, mengalami

PIS 60,7%. Dari 11 orang yang dilakukan tindakan operasi 8 orang (72,7%) diantaranya

lokasi perdarahan pada serebrum. Proporsi penderita dengan lama rawatan 1 hari 32,1%,

lama rawatan 2 hari 14,3%, dan lama rawatan 3 hari 14,3%. Hal ini menunjukkan

penderita yang mengalami perdarahan pada serebrum yang datang berobat ke Rumah

Sakit Santa Elisabeth Medan kemungkinan sudah dalam keadaan parah.

6.8.6. Tindakan Medis

Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang dirawat inap di Rumah Sakit

Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 berdasarkan tindakan medis dapat dilihat pada

gambar 6.20.

Gambar 6.20. Diagram Bar Proporsi Kematian Penderita Stroke Haemoragik


Berdasarkan Tindakan Medis di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.20. dapat diketahui bahwa proporsi kematian penderita

stroke haemoragik tertinggi pada tindakan konservatif 80,4%. Proporsi penderita yang

mendapat tindakan konservatif yang meninggal tertinggi pada laki-laki 55,6% kelompok

umur 45-60 tahun 46,7%, memiliki faktor risiko hipertensi 96,9% dan mengalami PIS

71,1%. Dari 18 orang penderita yang meninggal dengan lama rawatan 1 hari, 17 orang

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
(94,4%) diantaranya meninggal setelah mendapat tindakan konservatif. Dari 11 orang

penderita yang meninggal dengan lama rawatan 2 hari, 9 orang (81,8%) diantaranya

meninggal setelah mendapat tindakan konservatif. Dari 9 orang penderita yang

meninggal dengan lama rawatan 3 hari, 7 orang (77,8%) diantaranya meninggal setelah

mendapat tindakan konservatif. Hal ini menunjukkan penderita yang dilakukan tindakan

konservatif yang datang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan kemungkinan

sudah dalam keadaan parah.

Proporsi tertinggi penderita yang meninggal setelah mendapat tindakan operatif

yaitu laki-laki 54,5%, kelompok umur 45-60 dan umur >60 tahun sama yaitu masing-

masing 45,5%, memiliki faktor risiko hipertensi 90,0%, PIS 72,7%, lokasi perdarahan

pada serebrum 72,7%. Proporsi penderita paling singkat dirawat 1hari 9,1%, dan paling

lama dirawat 24 hari 9,1%%. Hal ini menunjukkan tindakan operatif yang dilakukan pada

penderita tidak mampu menyelamatkan nyawa penderita karena kemungkinan keadaan

sudah dalam keadaan parah.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.9. Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil
CT-Scan

Proporsi keadaan sewaktu pulang berdasarkan Hasil CT-Scan penderita stroke

haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat

dilihat pada gambar 6.21.

Gambar 6.21. Diagram Bar Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita
Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.21. dapat diketahui bahwa penderita stroke haemoragik

yang mengalami PIS tertinggi pulang berobat jalan 54,6%. Penderita stroke haemoragik

yang mengalami PSA tertinggi meninggal 54,5%. Penderita stroke haemoragik yang

mengalami PSD tertinggi pulang berobat jalan 70,0%. Penderita stroke haemoragik yang

mengalami kombinasi hasil CT-Scan tertinggi PAPS 44,4%.

Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan

karena terdapat 6 sel (50%) expected count yang besarnya kurang dari 5.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
6.10. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Hasil CT-Scan

Lama rawatan rata-rata berdasarkan hasil CT-Scan penderita stroke haemoragik

rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada

gambar 6.22.

Gambar 6.22. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke


Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.22. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita

stroke haemoragik yang mengalami PIS adalah 9,19 hari, lama rawatan rata-rata

penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA adalah 7,82 hari, lama rawatan rata-

rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PSD adalah 7,50 hari, lama rawatan

rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PIS dan PSD adalah 7 hari, lama

rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PIS dan PSA adalah 5,53

hari, dan lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik yang mengalami PSA

adalah 4 hari.

Hasil analisis statistik dengan uji Anova diperoleh p>0,05 berarti secara statistik

tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan hasil CT-

Scan. Lamanya penderita stroke haemoragik dirawat berhubungan dengan tindakan medis

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
yang diberikan beserta keadaan penderita. Pertimbangan untuk melakukan tindakan

medis sama pada setiap perdarahan. Hal-hal yang dilihat dalam memilih tindakan medis

yaitu etiologi perdarahan, lokasi perdarahan, ukuran hematom, dan keadaan klinis

penderita. Pada penelitian ini, hipertensi merupakan faktor risiko yang tertinggi pada

setiap perdarahan dan lokasi perdarahan yang tertinggi yaitu basal ganglia sehingga

penanganan yang paling banyak dilakukan pada setiap perdarahan sama yaitu tindakan

konservatif. Hal ini menunjukkan penderita memiliki keadaan yang sama untuk

pemulihan di rumah sakit sehingga lama rawatan untuk setiap perdarahan tidak berbeda.

6.11. Letak Kelumpuhan Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil


CT-Scan

Proporsi letak kelumpuhan berdasarkan hasil CT-Scan penderita stroke

haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat

dilihat pada gambar 6.23.

Gambar 6.23. Diagram Bar Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Penderita


Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Berdasarkan gambar 6.23. dapat diketahui bahwa penderita stroke haemoragik

dengan PIS tertinggi mengalami hemiparesis 83,4%. Penderita stroke haemoragik

dengan PSA tertinggi mengalami paraparesis 72,7%. Penderita stroke haemoragik dengan

PSD tertinggi mengalami hemiparesis 70,0%. Penderita stroke haemoragik dengan

kombinasi hasil CT-Scan tertinggi mengalami hemiparesis 50,0%.

Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan

karena terdapat 6 sel (50%) expected count yang besarnya kurang dari 5.

6.12. Tindakan Medis Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan

Proporsi tindakan medis berdasarkan hasil CT-Scan penderita stroke haemoragik

rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat dilihat pada

gambar 6.24.

Gambar 6.24. Diagram Bar Distribusi Proporsi Tindakan Medis Penderita Stroke
Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.24. dapat diketahui bahwa penderita stroke haemoragik

yang mengalami PIS tertinggi mendapat tindakan konservatif 89,6%. Penderita stroke

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
haemoragik yang mengalami PSA tertinggi mendapat tindakan konservatif 100%.

Penderita stroke haemoragik yang mengalami PSD mendapat tindakan konservatif 50%

dan tindakan operatif 50%. Penderita stroke haemoragik yang mengalami kombinasi hasil

CT-Scan tertinggi mendapat tindakan konservatif 88,9%.

Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan

karena terdapat 3 sel (37,5%) expected count yang besarnya kurang dari 5.

6.13. Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita stroke

haemoragik rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008 dapat

dilihat pada gambar 6.25.

Gambar 6.25. Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke


Haemoragik Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2004-2008

Berdasarkan gambar 6.25. dapat diketahui bahwa lama rawatan rata-rata penderita

stroke haemoragik yang pulang dengan berobat jalan adalah 13,03 hari, lama rawatan

rata-rata penderita stroke haemoragik yang meninggal adalah 4,41 hari dan lama rawatan

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
rata-rata penderita stroke haemoragik yang pulang atas permintaan sendiri adalah 3,69

hari.

Hasil analisis statistik dengan uji Kruskal-Wallis diperoleh p < 0,05. Hal ini

berarti secara statistik ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata

dengan keadaan sewaktu pulang. Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik

yang PAPS relatif lebih singkat (3,69 hari) dibandingkan dengan meninggal (4,41 hari)

maupun PBJ (13,03 hari).

Penderita stroke haemoragik yang pulang berobat jalan lebih lama dirawat hal ini

menunjukkan setelah mendapat pelayanan medis di rumah sakit keadaan penderita sudah

mulai membaik sehingga untuk pemulihan penderita dapat melakukan rehabilitasi di

rumah dan selalu kontrol secara teratur ke rumah sakit. Adanya penderita yang meninggal

setelah dirawat di rumah sakit menunjukkan tindakan medis yang diberikan tidak mampu

lagi menyelamatkan nyawa penderita karena kemungkinan keadaan penderita sudah

parah. Penderita stroke haemoragik yang pulang atas permintaan sendiri lebih singkat

dirawat hal ini menunjukkan penderita memutuskan untuk pulang walaupun keadaannya

masih belum membaik. Pada umumnya pihak rumah sakit memberikan ijin untuk pulang

atas permintaan sendiri apabila penderita bersedia menanggung segala risiko yang

mungkin terjadi dikemudian hari. Pada penelitian ini alasan penderita memutuskan untuk

pulang atas permintaan sendiri yaitu karena pindah rumah sakit.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

7.1.1 Trend kunjungan penderita stroke haemoragik menurun berdasarkan persamaan

garis linier Y = -1,1X + 84,9, dengan persentase penurunan sebesar 4,04%

7.1.2 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan sosiodemografi yang tertinggi

yaitu pada golongan umur 45-60 tahun 43,5%, dengan proporsi laki-laki 25,2%

dan perempuan 18,3%, suku Batak 77,3%, status kawin 97,5%, agama Kristen

Protestan 51%, tingkat pendidikan tidak tercatat, wiraswasta 22,8%, dan luar kota

Medan 54%.

7.1.3 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan faktor risiko tercatat yang

tertinggi hipertensi 94,2%.

7.1.4 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan faktor risiko kombinasi yang

tertinggi hipertensi dan pernah stroke 11,5%.

7.1.5 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan Hasil CT-Scan yang tertinggi

Perdarahan Intraserebral (PIS) 80,7%.

7.1.6 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan letak kelumpuhan yang tertinggi

hemiparesis dextra 48,5%.

7.1.7 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan lokasi perdarahan yang tertinggi

pada basal ganglia 47,5%.

7.1.8 Lama rawatan rata-rata penderita stroke haemoragik adalah 8,7 hari

7.1.9 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang

tertinggi pulang dengan berobat jalan 51,5%.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
7.1.10 Proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan tindakan medis yang tertinggi

adalah tindakan konservatif dengan proporsi 88,1%.

7.1.11 Proporsi kematian penderita stroke haemoragik yang tertinggi pada tahun 2004

yaitu sebesar 37,5% (21 orang) dengan kecendrungan jumlah penderita dan

jumlah kematian yang menunjukkan penurunan pada persamaan garis masing-

masing y = 1,3 x + 44,3 dan y = 3,3 x + 21,1 , umur 45-60 tahun 46,4%, laki-laki

55,4%, PIS 71,4%, lokasi perdarahan pada serebrum 50% dan tindakan konservatif

80,4%.

7.1.12 Analisis statistik dengan uji chi-square tidak memenuhi syarat dilakukan untuk

hasil CT-Scan berdasarkan keadaan sewaktu pulang, hasil CT-Scan berdasarkan

letak kelumpuhan dan hasil CT-Scan berdasarkan tindakan medis karena terdapat

sel yang expected countnya kurang dari 5.

7.1.13 Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan

hasil CT-Scan (p=0,733).

7.1.14 Lama rawatan rata-rata penderita yang pulang atas permintaan sendiri secara

signifikan lebih singkat dirawat dari meninggal dan PBJ. (F = 27,658; p = 0,000;

3,69 hari vs 4,41 hari; 3,69 hari vs 13,03 hari).

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
7.2. Saran

7.2.1 Kepada pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dapat meningkatkan pelayanan

medis untuk lebih mencegah kematian penderita stroke haemoragik serta

meningkatkan pemberian informasi kepada penderita stroke haemoragik yang

pulang berobat jalan, agar melakukan kontrol kesehatan dengan teratur dan

menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya stroke ulang.

7.2.2 Kepada pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan diharapkan untuk melengkapi

pencatatan data penderita stroke pada kartu status khususnya yang berkaitan

dengan pendidikan, pekerjaan dan faktor risiko.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
DAFTAR PUSTAKA

1. Bustan, MN, 1997. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta, Jakarta

2. Ginsberg, Lionel, 2007. Neurologi, Edisi kedelapan. Penerbit Erlangga, Jakarta

3. Madiyono, Bambang, dkk, 2003. Pencegahan Stroke dan Serangan Jantung pada
Usia Muda. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta

4. Tjokronegoro, Arjatmo, dkk, 2002. Updates in Neuroemergencies. Balai Penerbit


FKUI, Jakarta

5. Sutrisno, Alfred, 2007. Stroke You Must Know Before You Get It. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

6. Anonim, 2009. Prevalence and Incidence of Stroke.


http://www.wrongdiagnosis.com

7. WHO, 2008. Stroke Prevalence. http://www.who.int/infobase/report

8. Heart and stroke foundation, 2009. Statistic. http://www.heartandstroke.org

9. Banerjee, T.K, 2006. Epidemiology of stroke in India. http://www.neurology-


asia.org

10. Pinzon, Rizaldy,dkk, Januari 2009. Status Fungsional Pasien Stroke Non Haemoragik
pada saat Keluar Rumah Sakit. Majalah Kedokteran Damianus, Volume 8
No.1 hal 27-30

11. Venketasubramanian, N, 1998. The Epidemiology of Stroke in ASEAN Countries.


http://www.neurology-asia.org

12. Adib, M, 2009. Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung
dan Stroke. Penerbit Dianloka, Yogyakarta

13. Dinkes, 2008. Laporan Hasil Pemeriksaan Faktor Risiko Penyakit Tidak
Menular Tertentu Pegawai Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.
http://www.dinkesjateng.org

14. Widjaja, D, 1995. Stroke Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang. Cermin Dunia
Kedokteran No.102 hal 45-52

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
15. Lyrawati, Diana, April 2008. Ateriogenesis dan Angiogenesis pada Stroke
Hemoragik: Mempertajam Konsep untuk Memperoleh Manfaat Terbaik
Neovaskularisasi. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Volume XXIV No. 1 hal
44-49

16. Nurzakiah, B, 2000. Karakteristik Penderita Stroke yang Dirawat Inap di


RSUP.H.Adam Malik Medan Tahun 2000. Skripsi FKM USU

17. Pramita, Wiwid, 2008. Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik yang Dirawat
Inap di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2005-2007.
Skripsi FKM USU

18. Irawan, dkk, 1998. Waspadai Ancaman Stroke dan Jantung Koroner. Penerbit
Karya Remadja, Bandung

19. Harsono, 2003. Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta

20. Noback, C.R,dkk, 1982. Anatomi Susunan Saraf Manusia. Penerbit EGC, Jakarta

21. Hartono, A, 1990. Neuroanatomi Korelatif & Neurologi Fungsional. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta

22. Markam, Soemarmo, 1992. Penuntun Neurologi Edisi Kedua. Binarupa Aksara,
Jakarta

23. Shimberg, Elaine F, 1998. Stroke: Petunjuk Penting Bagi Keluarga. PT. Pustaka
Delapratasa, Jakarta

24. Almetsier, H.M, 1996. Neurologi Klinis Edisi Pertama. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta

25. Thomas, D.J, 1995. Stroke dan Pencegahannnya. Penerbit Arcan, Jakarta

26. WHO, 2004. Global Burden. http://www.who.int/healthinfo/report

27. Soeparman, 2004. Panduan Senam Stroke. Penerbit Puspaswara, Jakarta

28. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Stroke, Penyebab Tertinggi Kematian
di Perkotaan. http://www.klikpdpi.com

29. Amiruddin, R,dkk, 2008. Epidemiologi Stroke. http://wordpress.com

30. Kalim, H, 2002. Penggunaan Obat pada Penderita Stroke Hemoragik di Rumah
Sakit Santo Vincentius A.Paulo Surabaya Tahun 2002.
http://piolk.ubaya.ac.id

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
31. Meifi, dkk, Januari 2009. Stroke dan Depresi Pasca Stroke. Majalah Kedokteran
Damianus, Volume 8 No.1 hal 17-26

32. H, Sudomo, 1980. Simposium Stroke (Penyakit Pembuluh Darah Otak). Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan RS.DR. Kariadi, Semarang

33. Lumbantobing, S.M, 2001. Neurogeriatri. Balai Penerbit FKUI, Jakarta

34. Woodley, Michele, 1995. Pedoman Pengobatan. Penerbit Yayasan Essentia Medica
dan Andi Offset, Yogyakarta
35. Ngoerah, 1991. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Syaraf. Penerbit Universitas Airlangga,
Surabaya

36. Lumbantobing, S.M, 1994. Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak. Penerbit
FKUI, Jakarta

37. Bustan, M.N, 2006. Pengantar Epidemiologi. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

38. Notoatmodjo, S, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit PT Rineka Cipta,


Jakarta

39. Berasa, E.P, 2005. Karakteristik Penderita Stroke Non Haemoragik yang
Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2000-2004.
Skripsi FKM USU

40. Pinzon, Rizaldy,dkk, September 2008. Analisis Situasi Pengendalian Tekanan Darah
untuk Prevensi Stroke Sekunder. CDK, Volume 35 No.165 hal 328-330

41. Aliah, A.dkk., 2000. Faktor Risiko Stroke pada Beberapa Rumah Sakit di
Makassar (Kurun Januari-September 2000). http://med.unhas.ac.id

42. Erpindz, 2002. Hipertensi dan Stroke. http://www.strokebethesda.com

43. Lahdimawan, A., 2009. Deteksi dan Tatalaksana Stroke Perdarahan. http://www.
rsudulin.com

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
LAMPIRAN

Analisa Kecenderungan dengan Metode Kuadrat Terkecil (least squares)

Memakai Rumus : Y = a + Bx

Jumlah Penderita Stroke Haemoragik yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth

Medan tahun 2004-2008

Tahun Y X XY X2
2004 94 1 94 1
2005 80 2 160 4
2006 75 3 225 9
2007 61 4 244 16
2008 98 5 490 25
5 408 15 1213 55

N=5 i) Y = Na + bX
X = 15 ii) XY = aX + bX2
Y = 408 i) 408 = 5a + 15b x3 1224 = 15a + 45b
XY = 1213 ii) 1213 = 15a + 55b x 1 1213 = 15a + 55b _
X2 = 55 11 = - 10b
b = -1,1
408 = 5a + 15 (-1,1)
408 = 5a 16,5
a = 84,9
Y = a + bX
Y = 84,9 1,1X Untuk X = 1 maka Y = 84,9 1,1 (1) = 83,8
X = 2 maka Y = 84,9 1,1 (2) = 82,7
X = 3 maka Y = 84,9 1,1 (3) = 81,6
X = 4 maka Y = 84,9 1,1 (4) = 80,5
X = 5 maka Y = 84,9 1,1 (5) = 79,4

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
MASTER DATA
t.
u s a m lp m
m k sk g p dr f h p d a a fko sc scn llp h l.per k.pl d
No thn umr rk jk u w m kj h r i s m v nr m n k h k d rwt g s
1 2005 63 3 1 1 1 2 3 1 2 . . . . . . 3 3 1 2 1 1 3 1
2 2005 52 2 1 1 1 3 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 8 1 1
3 2004 64 3 2 3 1 4 7 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 4 9 1 1
4 2006 69 3 2 1 1 3 3 2 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 17 1 1
5 2004 48 2 1 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 5 1 1 3 3 2 3 3 1
6 2008 56 2 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 4 2 1
7 2004 64 3 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 4 1 2 14 1 1
8 2005 65 3 1 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 9 1 1
9 2005 49 2 1 3 1 4 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 3 3 3 1
10 2008 76 3 2 1 1 3 7 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 4 1 1 1 1 1
11 2008 51 2 1 3 1 4 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 5 2 1
12 2008 72 3 2 2 1 1 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 6 1 1
13 2006 67 3 2 3 1 4 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 3 1 3 1
14 2004 63 3 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 12 1 1
15 2006 58 2 1 3 1 5 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 2 2 2
16 2008 77 3 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 1 2 2 2 2 1
17 2007 57 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 5 1 1
18 2007 65 3 2 1 1 2 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 6 3 1
19 2004 43 1 1 3 1 4 7 1 1 1 2 2 2 2 5 3 3 3 3 2 1 3 1
20 2008 53 2 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 3 1 3 1
21 2006 49 2 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 25 1 1
22 2004 44 1 1 1 1 3 6 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 6 1 1
23 2006 68 3 2 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 19 1 1
24 2004 55 2 2 3 1 1 4 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 2 6 3 1
25 2006 55 2 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 7 1 1
26 2004 67 3 1 3 1 4 7 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 3 3 1 9 2 1
27 2008 58 2 1 3 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 21 3 2
28 2008 47 2 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 35 1 1
29 2006 80 3 1 1 1 3 3 2 1 1 1 2 2 2 1 4 4 3 3 1 3 3 1
30 2004 44 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 6 2 1
31 2008 60 2 2 1 1 3 4 1 2 . . . . . . 1 1 3 3 1 3 3 1
32 2007 45 1 1 3 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 46 1 2
33 2007 70 3 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 4 1 1 3 3 1
34 2007 15 1 1 1 2 2 7 1 1 2 2 2 1 2 5 1 1 1 2 2 12 2 1
35 2004 63 3 1 1 1 3 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 16 1 1
36 2006 65 3 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 3 2 1
37 2004 76 3 1 3 1 4 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 6 1 1
38 2004 69 3 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 3 1 1

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
39 2008 15 1 2 2 2 1 7 1 1 2 2 2 1 2 5 1 1 1 2 2 9 1 1
40 2006 55 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 8 2 2
41 2005 52 2 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 5 3 3 3 3 2 4 1 1
42 2005 43 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 3 2 1
43 2005 74 3 1 1 1 1 7 1 1 1 2 2 2 2 5 3 3 1 2 2 31 1 2
44 2006 68 3 2 1 1 3 7 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 10 3 1
45 2006 38 1 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 1 2 3 1
46 2008 79 3 2 1 1 3 4 2 1 1 1 1 2 2 3 4 4 4 1 1 6 2 1
47 2005 70 3 2 1 1 1 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 9 1 1
48 2005 52 2 1 1 1 3 5 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 3 2 1
49 2005 53 2 2 2 1 1 4 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2
50 2008 59 2 2 3 1 4 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 4 67 1 2
51 2006 75 3 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 2 2 2
52 2008 65 3 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 4 1 1 1 2 2 1 1 1
53 2005 54 2 1 3 1 2 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 9 1 1
54 2004 64 3 2 1 1 1 5 2 1 1 2 2 2 2 5 5 4 3 3 1 7 1 1
55 2007 39 1 2 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 5 3 1
56 2008 81 3 2 1 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 4 1 3 1
57 2004 54 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 1 3 1
58 2008 65 3 1 1 1 3 5 2 2 . . . . . . 1 1 1 2 1 33 1 1
59 2006 50 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 2 2 3 4 4 1 2 2 19 1 1
60 2006 59 2 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 5 3 1
61 2008 43 1 2 3 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 5 4 4 2 2 1 4 2 1
62 2008 52 2 2 1 1 3 4 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 4 1 1
63 2006 67 3 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 1 2 1
64 2008 67 3 2 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 16 1 1
65 2006 15 1 1 1 2 3 7 2 1 2 2 2 1 2 5 1 1 2 2 1 17 1 1
66 2004 29 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 5 1 1 3 3 2 7 1 1
67 2005 60 2 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 2 2 1
68 2007 55 2 1 3 1 4 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 4 1 2 19 1 1
69 2006 68 3 1 1 1 3 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 9 1 1
70 2005 61 3 1 1 1 3 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 2 1 1
71 2005 47 2 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 3 1 1
72 2005 63 3 1 1 1 2 3 1 2 . . . . . . 3 3 1 2 1 1 3 1
73 2008 58 2 1 1 1 1 3 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 18 1 1
74 2008 51 2 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 4 1 1
75 2004 53 2 2 2 1 1 4 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 2
76 2006 54 2 1 3 1 3 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 6 1 1
77 2007 70 3 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 19 1 1
78 2005 60 2 2 1 1 1 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 2 3 2
79 2005 60 2 1 3 1 5 7 2 2 . . . . . . 1 1 2 2 1 4 1 1

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
80 2004 53 2 1 3 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 10 1 1
81 2005 45 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 3 2 1
82 2006 47 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 4 2 1
83 2004 62 3 1 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 3 3 2 2 2 2 1 1
84 2008 62 3 2 1 1 3 4 1 1 2 1 1 2 2 4 1 1 1 2 2 15 1 1
85 2005 57 2 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 3 3 1 2 2 6 1 2
86 2008 54 2 2 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 1 2 2 16 1 1
87 2007 54 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 8 1 1
88 2004 57 2 2 1 1 3 5 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 1 3 1
89 2007 46 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 4 1 1
90 2005 61 3 1 3 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 11 1 1
91 2004 70 3 2 3 1 1 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 20 1 1
92 2008 41 1 1 1 1 3 2 1 2 . . . . . . 1 1 1 2 2 7 1 1
93 2004 73 3 2 3 1 4 7 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 9 1 1
94 2005 50 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 12 1 1
95 2006 71 3 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 9 1 1
96 2004 46 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 3 28 1 1
97 2006 54 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 1 11 1 1
98 2006 64 3 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 13 1 1
99 2005 45 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 3 12 1 1
100 2006 72 3 1 1 1 3 7 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 3 1
101 2005 70 3 1 3 1 4 7 2 1 1 2 2 2 2 5 6 4 3 3 2 7 3 2
102 2006 73 3 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 3 1 2 1
103 2008 50 2 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 2 2 1
104 2007 72 3 1 1 1 2 5 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1
105 2005 45 1 2 1 1 3 2 1 2 . . . . . . 3 3 1 2 2 2 1 2
106 2005 54 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 15 3 1
107 2005 55 2 2 3 1 4 4 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 10 1 1
108 2005 65 3 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 2 2 2 24 3 2
109 2006 80 3 2 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 27 1 1
110 2008 51 2 2 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 15 1 2
111 2005 57 2 2 1 1 3 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 58 1 1
112 2008 66 3 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 16 1 2
113 2007 67 3 2 1 1 2 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 3 2 1
114 2006 50 2 2 1 1 3 4 2 1 1 1 1 2 2 3 1 1 1 2 1 3 2 1
115 2004 69 3 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 3 3 1 2 2 11 1 2
116 2004 52 2 1 2 1 1 6 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 10 1 2
117 2007 57 2 2 3 1 4 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 10 1 1
118 2006 57 2 2 1 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1
119 2006 75 3 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 13 1 1
120 2004 41 1 1 3 1 5 7 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 1 2 2 14 3 1

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
121 2007 70 3 1 1 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 1 2 2 2 3 1
122 2004 53 2 2 1 1 3 4 1 2 . . . . . . 1 1 2 2 2 2 3 1
123 2008 58 2 2 3 1 1 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 24 1 1
124 2007 70 3 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 1 3 1
125 2004 39 1 1 1 1 2 2 1 2 . . . . . . 3 3 4 1 2 5 3 2
126 2007 52 2 2 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 7 1 1
127 2008 80 3 1 1 1 3 6 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 3 6 1 1
128 2007 69 3 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 6 3 1
129 2008 62 3 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 22 3 2
130 2004 46 2 1 1 1 3 6 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 1 3 1
131 2007 44 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 13 1 1
132 2008 62 3 1 2 1 1 7 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 10 2 1
133 2006 47 2 2 1 1 2 5 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 3 30 1 1
134 2007 76 3 2 1 1 3 4 1 1 2 1 1 2 2 4 1 1 1 2 2 6 1 1
135 2008 48 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 5 2 2 2 2 2 7 1 1
136 2005 50 2 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 7 1 1
137 2006 72 3 1 1 1 3 3 2 1 1 2 1 2 2 5 1 1 2 2 1 28 1 1
138 2004 47 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 1 1 3 1
139 2004 50 2 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 2 1 3 1
140 2004 54 2 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 2 2 1
141 2004 62 3 1 1 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 4 2 1
142 2004 52 2 1 1 1 2 5 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 6 3 1
143 2004 67 3 1 1 1 2 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 3 1 3 1
144 2007 40 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 22 1 1
145 2004 53 2 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 4 3 1
146 2008 53 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 6 1 1
147 2005 72 3 1 1 1 3 7 1 1 1 2 2 2 2 5 4 4 2 2 4 1 2 1
148 2005 90 3 1 1 1 3 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 3 5 2 1
149 2008 46 2 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 11 1 1
150 2008 75 3 2 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 1 5 2 1
151 2005 52 2 1 1 1 3 3 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 2 3 2
152 2008 53 2 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 13 1 1
153 2004 51 2 2 3 1 4 4 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 2 16 1 1
154 2008 51 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 9 3 1
155 2008 59 2 2 1 1 2 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 9 1 1
156 2008 89 3 1 1 1 2 5 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 1 2 2 3 2 1
157 2004 73 3 2 1 1 3 5 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 11 1 1
158 2007 76 3 2 1 1 3 4 1 1 2 1 1 2 2 4 1 1 1 2 2 6 1 1
159 2004 73 3 1 3 1 4 7 1 2 . . . . . . 1 1 1 2 1 11 3 1
160 2006 58 2 2 1 1 3 4 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 3 3 2 2 3 1
161 2008 54 2 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 5 1 1

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
162 2004 52 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 1 2 1
163 2006 56 2 1 1 1 3 6 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 1 2 1
164 2007 50 2 2 2 1 1 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 2 3 1
165 2005 40 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 4 1 2 3 2 1
166 2006 62 3 1 3 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 3 3 3 1 2 1
167 2005 55 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 2 2 1
168 2007 51 2 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 1 2 1
169 2006 63 3 1 1 1 1 7 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 1 2 2 1 3 1
170 2008 42 1 1 1 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 28 1 2
171 2008 76 3 2 1 1 3 4 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 9 1 1
172 2005 60 2 1 1 1 3 6 2 1 1 2 1 2 2 2 3 3 1 2 2 12 1 1
173 2007 51 2 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 8 2 1
174 2008 75 3 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 2 2 1
175 2008 39 1 1 1 1 3 6 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 13 1 1
176 2006 75 3 1 1 1 3 3 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 8 1 1
177 2005 70 3 2 1 1 2 7 2 1 1 2 2 2 2 5 6 4 3 3 2 1 3 1
178 2006 70 3 1 1 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 5 1 1
179 2004 76 3 1 3 1 4 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 9 1 1
180 2005 73 3 1 1 1 2 7 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 3 7 1 1
181 2008 45 1 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 6 1 1
182 2004 65 3 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 3 1
183 2006 63 3 2 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 2 1 3 2
184 2008 26 1 1 3 2 4 7 2 1 2 2 2 1 2 5 1 1 3 3 1 17 1 1
185 2004 52 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 2 2 3 3 3 1 3 1
186 2008 36 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 36 1 1
187 2005 73 3 2 1 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 3 2 3 1
188 2008 60 2 1 3 1 1 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 4 21 1 1
189 2006 58 2 1 1 1 1 5 2 2 . . . . . . 2 2 3 3 2 3 3 1
190 2008 44 1 2 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 4 1 2 1
191 2005 74 3 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 4 3 2
192 2006 69 3 2 2 1 1 7 2 1 1 2 2 2 2 5 4 4 1 2 2 5 2 1
193 2004 61 3 2 1 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 3 2 3 1
194 2004 55 2 2 1 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 2 8 1 1
195 2004 73 3 2 1 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 8 1 1
196 2004 50 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 2 3 1
197 2004 65 3 2 1 1 2 7 1 1 1 1 2 2 2 5 1 1 1 2 1 1 3 1
198 2005 57 2 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2 2 2 5 3 3 1 2 2 6 1 2
199 2004 69 3 1 1 1 3 5 1 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 6 1 1
200 2007 52 2 1 1 1 3 5 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 2 2 1 10 2 1
201 2004 50 2 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 2 6 1 1
202 2007 74 3 2 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 2 5 1 1 1 2 1 5 1 1

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
OUT PUT MASTER DATA

Frequencies
Statistics

Keadaan
Jenis Status Diabetes
Malformas aktor Risik Hasil Letak Lokasi SewaktuTindakan
UmurkKelaminSuku erkawinaAgamaekerjaasal Daera
aktor Risikipertensrnah StroMelitusrteri VenneurismKombinas CT-Scan elumpuhaerdarahaPulang Medis
N Valid 202 202 202 202 202 202 202 202 191 191 191 191 191 191 202 202 202 202 202
Missi 0 0 0 0 0 0 0 0 11 11 11 11 11 11 0 0 0 0 0

Frequency Table
Umurk * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Umurk <45 Count 19 9 28
Expected Count 16.4 11.6 28.0
% within Umurk 67.9% 32.1% 100.0%
% within Jenis Kelamin 16.1% 10.7% 13.9%
% of Total 9.4% 4.5% 13.9%
45-60 Count 51 37 88
Expected Count 51.4 36.6 88.0
% within Umurk 58.0% 42.0% 100.0%
% within Jenis Kelamin 43.2% 44.0% 43.6%
% of Total 25.2% 18.3% 43.6%
>60 Count 48 38 86
Expected Count 50.2 35.8 86.0
% within Umurk 55.8% 44.2% 100.0%
% within Jenis Kelamin 40.7% 45.2% 42.6%
% of Total 23.8% 18.8% 42.6%
Total Count 118 84 202
Expected Count 118.0 84.0 202.0
% within Umurk 58.4% 41.6% 100.0%
% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 58.4% 41.6% 100.0%

Suku

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Batak 156 77.2 77.2 77.2
Jawa 13 6.4 6.4 83.7
Lain-lain 33 16.3 16.3 100.0
Total 202 100.0 100.0

Status Perkawinan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kawin 197 97.5 97.5 97.5
Belum kawin 5 2.5 2.5 100.0
Total 202 100.0 100.0

Agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Islam 40 19.8 19.8 19.8
Katolik 36 17.8 17.8 37.6
K.Protestan 103 51.0 51.0 88.6
Budha 20 9.9 9.9 98.5
Hindu 3 1.5 1.5 100.0
Total 202 100.0 100.0

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 24 11.9 11.9 11.9
P.swasta/wiraswasta 46 22.8 22.8 34.7
Pensiunan pegawai 22 10.9 10.9 45.5
IRT 38 18.8 18.8 64.4
Petani 35 17.3 17.3 81.7
Lain-lain 8 4.0 4.0 85.6
Tidak bekerja 29 14.4 14.4 100.0
Total 202 100.0 100.0

Asal Daerah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kota Medan 93 46.0 46.0 46.0
Luar kota Medan 109 54.0 54.0 100.0
Total 202 100.0 100.0

Faktor Risiko

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tercatat 191 94.6 94.6 94.6
Tidak tercatat 11 5.4 5.4 100.0
Total 202 100.0 100.0

Hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Hipertensi 180 89.1 94.2 94.2
Tidak Hipertensi 11 5.4 5.8 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0

Pernah Stroke

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah Stroke 30 14.9 15.7 15.7
Tidak Pernah Stroke 161 79.7 84.3 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0

Diabetes Melitus

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid DM 20 9.9 10.5 10.5
Tidak DM 171 84.7 89.5 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Malformasi Arteri Vena

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid MAV 4 2.0 2.1 2.1
Tidak MAV 187 92.6 97.9 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0

Aneurisma

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Aneurisma 1 .5 .5 .5
Tidak Aneurisma 190 94.1 99.5 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0

Faktor Risiko Kombinasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid HI + Pernah stroke 21 10.4 11.0 11.0
HI + DM 11 5.4 5.8 16.8
HI + Pernah stroke + DM 4 2.0 2.1 18.8
Pernah Stroke + DM 3 1.5 1.6 20.4
Tidak FR Kombinasi 152 75.2 79.6 100.0
Total 191 94.6 100.0
Missing System 11 5.4
Total 202 100.0

Hasil CT-Scan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PIS 163 80.7 80.7 80.7
PSA 11 5.4 5.4 86.1
PSD 10 5.0 5.0 91.1
PIS & PSA 15 7.4 7.4 98.5
PIS & PSD 1 .5 .5 99.0
PSA & PSD 2 1.0 1.0 100.0
Total 202 100.0 100.0

Letak Kelumpuhan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid H.dextra 98 48.5 48.5 48.5
H.sinistra 57 28.2 28.2 76.7
Paraparesis 40 19.8 19.8 96.5
Tidak ada 7 3.5 3.5 100.0
Total 202 100.0 100.0

Lokasi Perdarahan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Basal Ganglia 96 47.5 47.5 47.5
Serebrum 85 42.1 42.1 89.6
Batang Otak 15 7.4 7.4 97.0
Serebelum 6 3.0 3.0 100.0
Total 202 100.0 100.0

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Keadaan Sewaktu Pulang

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PBJ 104 51.5 51.5 51.5
PAPS 42 20.8 20.8 72.3
Meninggal 56 27.7 27.7 100.0
Total 202 100.0 100.0

Tindakan Medis

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid T.konservatif 178 88.1 88.1 88.1
T.operatif 24 11.9 11.9 100.0
Total 202 100.0 100.0

Tindakan Medis * Umurk Crosstabulation

Umurk
<45 45-60 >60 Total
Tindakan T.konservatif Count 24 77 77 178
Medis Expected Count 24.7 77.5 75.8 178.0
% within Tindakan Medis 13.5% 43.3% 43.3% 100.0%
% within Umurk 85.7% 87.5% 89.5% 88.1%
% of Total 11.9% 38.1% 38.1% 88.1%
T.operatif Count 4 11 9 24
Expected Count 3.3 10.5 10.2 24.0
% within Tindakan Medis 16.7% 45.8% 37.5% 100.0%
% within Umurk 14.3% 12.5% 10.5% 11.9%
% of Total 2.0% 5.4% 4.5% 11.9%
Total Count 28 88 86 202
Expected Count 28.0 88.0 86.0 202.0
% within Tindakan Medis 13.9% 43.6% 42.6% 100.0%
% within Umurk 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 13.9% 43.6% 42.6% 100.0%

Tindakan Medis * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Tindakan T.konservatif Count 103 75 178
Medis Expected Count 104.0 74.0 178.0
% within Tindakan Medis 57.9% 42.1% 100.0%
% within Jenis Kelamin 87.3% 89.3% 88.1%
% of Total 51.0% 37.1% 88.1%
T.operatif Count 15 9 24
Expected Count 14.0 10.0 24.0
% within Tindakan Medis 62.5% 37.5% 100.0%
% within Jenis Kelamin 12.7% 10.7% 11.9%
% of Total 7.4% 4.5% 11.9%
Total Count 118 84 202
Expected Count 118.0 84.0 202.0
% within Tindakan Medis 58.4% 41.6% 100.0%
% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 58.4% 41.6% 100.0%

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Tindakan Medis * Faktor Risiko Crosstabulation

Faktor Risiko
Diabetes
Hipertensi melitus Pernah stroke Aneurisma MAV Tidak ada Total
Tindakan T.konservatif Count 125 2 1 1 4 9 142
Medis Expected Count 125.3 1.8 .9 .9 3.5 9.6 142.0
% within Tindakan Medis 88.0% 1.4% .7% .7% 2.8% 6.3% 100.0%
% within Faktor Risiko 87.4% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 81.8% 87.7%
% of Total 77.2% 1.2% .6% .6% 2.5% 5.6% 87.7%
T.operatif Count 18 0 0 0 0 2 20
Expected Count 17.7 .2 .1 .1 .5 1.4 20.0
% within Tindakan Medis 90.0% .0% .0% .0% .0% 10.0% 100.0%
% within Faktor Risiko 12.6% .0% .0% .0% .0% 18.2% 12.3%
% of Total 11.1% .0% .0% .0% .0% 1.2% 12.3%
Total Count 143 2 1 1 4 11 162
Expected Count 143.0 2.0 1.0 1.0 4.0 11.0 162.0
% within Tindakan Medis 88.3% 1.2% .6% .6% 2.5% 6.8% 100.0%
% within Faktor Risiko 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.3% 1.2% .6% .6% 2.5% 6.8% 100.0%

Tindakan Medis * Hasil CT-Scan Crosstabulation

Hasil CT-Scan
PIS PSA PSD PIS & PSA PIS & PSD PSA & PSD Total
Tindakan T.konservatif Count 146 11 5 14 1 1 178
Medis Expected Count 143.6 9.7 8.8 13.2 .9 1.8 178.0
% within Tindakan Medis 82.0% 6.2% 2.8% 7.9% .6% .6% 100.0%
% within Hasil CT-Scan 89.6% 100.0% 50.0% 93.3% 100.0% 50.0% 88.1%
% of Total 72.3% 5.4% 2.5% 6.9% .5% .5% 88.1%
T.operatif Count 17 0 5 1 0 1 24
Expected Count 19.4 1.3 1.2 1.8 .1 .2 24.0
% within Tindakan Medis 70.8% .0% 20.8% 4.2% .0% 4.2% 100.0%
% within Hasil CT-Scan 10.4% .0% 50.0% 6.7% .0% 50.0% 11.9%
% of Total 8.4% .0% 2.5% .5% .0% .5% 11.9%
Total Count 163 11 10 15 1 2 202
Expected Count 163.0 11.0 10.0 15.0 1.0 2.0 202.0
% within Tindakan Medis 80.7% 5.4% 5.0% 7.4% .5% 1.0% 100.0%
% within Hasil CT-Scan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 80.7% 5.4% 5.0% 7.4% .5% 1.0% 100.0%

Tindakan Medis * Lokasi Perdarahan Crosstabulation

Lokasi Perdarahan
Basal Ganglia Serebrum Batang Otak Serebelum Total
Tindakan T.konservatif Count 89 69 15 5 178
Medis Expected Count 84.6 74.9 13.2 5.3 178.0
% within Tindakan Medis 50.0% 38.8% 8.4% 2.8% 100.0%
% within Lokasi
92.7% 81.2% 100.0% 83.3% 88.1%
Perdarahan
% of Total 44.1% 34.2% 7.4% 2.5% 88.1%
T.operatif Count 7 16 0 1 24
Expected Count 11.4 10.1 1.8 .7 24.0
% within Tindakan Medis 29.2% 66.7% .0% 4.2% 100.0%
% within Lokasi
7.3% 18.8% .0% 16.7% 11.9%
Perdarahan
% of Total 3.5% 7.9% .0% .5% 11.9%
Total Count 96 85 15 6 202
Expected Count 96.0 85.0 15.0 6.0 202.0
% within Tindakan Medis 47.5% 42.1% 7.4% 3.0% 100.0%
% within Lokasi
100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Perdarahan
% of Total 47.5% 42.1% 7.4% 3.0% 100.0%

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Explore
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Lama Rawatan 202 100.0% 0 .0% 202 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error


Lama Rawatan Mean 8.70 .676
95% Confidence Lower Bound 7.37
Interval for Mean Upper Bound
10.03

5% Trimmed Mean 7.44


Median 6.00
Variance 92.252
Std. Deviation 9.605
Minimum 1
Maximum 67
Range 66
Interquartile Range 9.00
Skewness 2.703 .171
Kurtosis 10.411 .341

Crosstabs
Tahun * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation

Keadaan Sewaktu Pulang


PBJ PAPS Meninggal Total
Tahun 2004 Count 23 5 21 49
Expected Count 25.2 10.2 13.6 49.0
% within Tahun 46.9% 10.2% 42.9% 100.0%
% within Keadaan
22.1% 11.9% 37.5% 24.3%
Sewaktu Pulang
% of Total 11.4% 2.5% 10.4% 24.3%
2005 Count 19 9 11 39
Expected Count 20.1 8.1 10.8 39.0
% within Tahun 48.7% 23.1% 28.2% 100.0%
% within Keadaan
18.3% 21.4% 19.6% 19.3%
Sewaktu Pulang
% of Total 9.4% 4.5% 5.4% 19.3%
2006 Count 18 11 10 39
Expected Count 20.1 8.1 10.8 39.0
% within Tahun 46.2% 28.2% 25.6% 100.0%
% within Keadaan
17.3% 26.2% 17.9% 19.3%
Sewaktu Pulang
% of Total 8.9% 5.4% 5.0% 19.3%
2007 Count 13 5 8 26
Expected Count 13.4 5.4 7.2 26.0
% within Tahun 50.0% 19.2% 30.8% 100.0%
% within Keadaan
12.5% 11.9% 14.3% 12.9%
Sewaktu Pulang
% of Total 6.4% 2.5% 4.0% 12.9%
2008 Count 31 12 6 49
Expected Count 25.2 10.2 13.6 49.0
% within Tahun 63.3% 24.5% 12.2% 100.0%
% within Keadaan
29.8% 28.6% 10.7% 24.3%
Sewaktu Pulang
% of Total 15.3% 5.9% 3.0% 24.3%
Total Count 104 42 56 202
Expected Count 104.0 42.0 56.0 202.0
% within Tahun 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%
% within Keadaan
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Sewaktu Pulang
% of Total 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Umurk * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation

Keadaan Sewaktu Pulang


PBJ PAPS Meninggal Total
Umurk <45 Count 15 7 6 28
Expected Count 14.4 5.8 7.8 28.0
% within Umurk 53.6% 25.0% 21.4% 100.0%
% within Keadaan
14.4% 16.7% 10.7% 13.9%
Sewaktu Pulang
% of Total 7.4% 3.5% 3.0% 13.9%
45-60 Count 45 17 26 88
Expected Count 45.3 18.3 24.4 88.0
% within Umurk 51.1% 19.3% 29.5% 100.0%
% within Keadaan
43.3% 40.5% 46.4% 43.6%
Sewaktu Pulang
% of Total 22.3% 8.4% 12.9% 43.6%
>60 Count 44 18 24 86
Expected Count 44.3 17.9 23.8 86.0
% within Umurk 51.2% 20.9% 27.9% 100.0%
% within Keadaan
42.3% 42.9% 42.9% 42.6%
Sewaktu Pulang
% of Total 21.8% 8.9% 11.9% 42.6%
Total Count 104 42 56 202
Expected Count 104.0 42.0 56.0 202.0
% within Umurk 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%
% within Keadaan
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Sewaktu Pulang
% of Total 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%

Jenis Kelamin * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation

Keadaan Sewaktu Pulang


PBJ PAPS Meninggal Total
Jenis Kelamin Laki-laki Count 62 25 31 118
Expected Count 60.8 24.5 32.7 118.0
% within Jenis Kelamin 52.5% 21.2% 26.3% 100.0%
% within Keadaan
59.6% 59.5% 55.4% 58.4%
Sewaktu Pulang
% of Total 30.7% 12.4% 15.3% 58.4%
Perempuan Count 42 17 25 84
Expected Count 43.2 17.5 23.3 84.0
% within Jenis Kelamin 50.0% 20.2% 29.8% 100.0%
% within Keadaan
40.4% 40.5% 44.6% 41.6%
Sewaktu Pulang
% of Total 20.8% 8.4% 12.4% 41.6%
Total Count 104 42 56 202
Expected Count 104.0 42.0 56.0 202.0
% within Jenis Kelamin 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%
% within Keadaan
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Sewaktu Pulang
% of Total 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Hasil CT-Scan * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation

Keadaan Sewaktu Pulang


PBJ PAPS Meninggal Total
Hasil PIS Count 89 34 40 163
CT-Scan Expected Count 83.9 33.9 45.2 163.0
% within Hasil CT-Scan 54.6% 20.9% 24.5% 100.0%
% within Keadaan
85.6% 81.0% 71.4% 80.7%
Sewaktu Pulang
% of Total 44.1% 16.8% 19.8% 80.7%
PSA Count 5 0 6 11
Expected Count 5.7 2.3 3.0 11.0
% within Hasil CT-Scan 45.5% .0% 54.5% 100.0%
% within Keadaan
4.8% .0% 10.7% 5.4%
Sewaktu Pulang
% of Total 2.5% .0% 3.0% 5.4%
PSD Count 7 0 3 10
Expected Count 5.1 2.1 2.8 10.0
% within Hasil CT-Scan 70.0% .0% 30.0% 100.0%
% within Keadaan
6.7% .0% 5.4% 5.0%
Sewaktu Pulang
% of Total 3.5% .0% 1.5% 5.0%
PIS & PSA Count 2 8 5 15
Expected Count 7.7 3.1 4.2 15.0
% within Hasil CT-Scan 13.3% 53.3% 33.3% 100.0%
% within Keadaan
1.9% 19.0% 8.9% 7.4%
Sewaktu Pulang
% of Total 1.0% 4.0% 2.5% 7.4%
PIS & PSD Count 1 0 0 1
Expected Count .5 .2 .3 1.0
% within Hasil CT-Scan 100.0% .0% .0% 100.0%
% within Keadaan
1.0% .0% .0% .5%
Sewaktu Pulang
% of Total .5% .0% .0% .5%
PSA & PSD Count 0 0 2 2
Expected Count 1.0 .4 .6 2.0
% within Hasil CT-Scan .0% .0% 100.0% 100.0%
% within Keadaan
.0% .0% 3.6% 1.0%
Sewaktu Pulang
% of Total .0% .0% 1.0% 1.0%
Total Count 104 42 56 202
Expected Count 104.0 42.0 56.0 202.0
% within Hasil CT-Scan 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%
% within Keadaan
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Sewaktu Pulang
% of Total 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Lokasi Perdarahan * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation

Keadaan Sewaktu Pulang


PBJ PAPS Meninggal Total
Lokasi Basal Ganglia Count 51 25 20 96
Perdarahan Expected Count 49.4 20.0 26.6 96.0
% within Lokasi
53.1% 26.0% 20.8% 100.0%
Perdarahan
% within Keadaan
49.0% 59.5% 35.7% 47.5%
Sewaktu Pulang
% of Total 25.2% 12.4% 9.9% 47.5%
Serebrum Count 45 12 28 85
Expected Count 43.8 17.7 23.6 85.0
% within Lokasi
52.9% 14.1% 32.9% 100.0%
Perdarahan
% within Keadaan
43.3% 28.6% 50.0% 42.1%
Sewaktu Pulang
% of Total 22.3% 5.9% 13.9% 42.1%
Batang Otak Count 5 3 7 15
Expected Count 7.7 3.1 4.2 15.0
% within Lokasi
33.3% 20.0% 46.7% 100.0%
Perdarahan
% within Keadaan
4.8% 7.1% 12.5% 7.4%
Sewaktu Pulang
% of Total 2.5% 1.5% 3.5% 7.4%
Serebelum Count 3 2 1 6
Expected Count 3.1 1.2 1.7 6.0
% within Lokasi
50.0% 33.3% 16.7% 100.0%
Perdarahan
% within Keadaan
2.9% 4.8% 1.8% 3.0%
Sewaktu Pulang
% of Total 1.5% 1.0% .5% 3.0%
Total Count 104 42 56 202
Expected Count 104.0 42.0 56.0 202.0
% within Lokasi
51.5% 20.8% 27.7% 100.0%
Perdarahan
% within Keadaan
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Sewaktu Pulang
% of Total 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%

Tindakan Medis * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation

Keadaan Sewaktu Pulang


PBJ PAPS Meninggal Total
Tindakan T.konservatif Count 94 39 45 178
Medis Expected Count 91.6 37.0 49.3 178.0
% within Tindakan Medis 52.8% 21.9% 25.3% 100.0%
% within Keadaan
90.4% 92.9% 80.4% 88.1%
Sewaktu Pulang
% of Total 46.5% 19.3% 22.3% 88.1%
T.operatif Count 10 3 11 24
Expected Count 12.4 5.0 6.7 24.0
% within Tindakan Medis 41.7% 12.5% 45.8% 100.0%
% within Keadaan
9.6% 7.1% 19.6% 11.9%
Sewaktu Pulang
% of Total 5.0% 1.5% 5.4% 11.9%
Total Count 104 42 56 202
Expected Count 104.0 42.0 56.0 202.0
% within Tindakan Medis 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%
% within Keadaan
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Sewaktu Pulang
% of Total 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil CT-Scan * Keadaan
202 100.0% 0 .0% 202 100.0%
Sewaktu Pulang

Hasil CT-Scan * Keadaan Sewaktu Pulang Crosstabulation

Keadaan Sewaktu Pulang


PBJ PAPS Meninggal Total
Hasil PIS Count 89 34 40 163
CT-Scan Expected Count 83.9 33.9 45.2 163.0
% within Hasil CT-Scan 54.6% 20.9% 24.5% 100.0%
% within Keadaan
85.6% 81.0% 71.4% 80.7%
Sewaktu Pulang
% of Total 44.1% 16.8% 19.8% 80.7%
PSA Count 5 0 6 11
Expected Count 5.7 2.3 3.0 11.0
% within Hasil CT-Scan 45.5% .0% 54.5% 100.0%
% within Keadaan
4.8% .0% 10.7% 5.4%
Sewaktu Pulang
% of Total 2.5% .0% 3.0% 5.4%
PSD Count 7 0 3 10
Expected Count 5.1 2.1 2.8 10.0
% within Hasil CT-Scan 70.0% .0% 30.0% 100.0%
% within Keadaan
6.7% .0% 5.4% 5.0%
Sewaktu Pulang
% of Total 3.5% .0% 1.5% 5.0%
Kombinasi Count 3 8 7 18
Expected Count 9.3 3.7 5.0 18.0
% within Hasil CT-Scan 16.7% 44.4% 38.9% 100.0%
% within Keadaan
2.9% 19.0% 12.5% 8.9%
Sewaktu Pulang
% of Total 1.5% 4.0% 3.5% 8.9%
Total Count 104 42 56 202
Expected Count 104.0 42.0 56.0 202.0
% within Hasil CT-Scan 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%
% within Keadaan
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Sewaktu Pulang
% of Total 51.5% 20.8% 27.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 18.778a 6 .005
Likelihood Ratio 22.697 6 .001
Linear-by-Linear
4.846 1 .028
Association
N of Valid Cases 202
a. 6 cells (50.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.08.

Oneway
Descriptives

Lama Rawatan
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
PIS 163 9.19 10.094 .791 7.63 10.75 1 67
PSA 11 7.82 5.811 1.752 3.91 11.72 1 16
PSD 10 7.50 9.132 2.888 .97 14.03 1 31
PIS & PSA 15 5.53 6.917 1.786 1.70 9.36 1 24
PIS & PSD 1 7.00 . . . . 7 7
PSA & PSD 2 4.00 4.243 3.000 -34.12 42.12 1 7
Total 202 8.70 9.605 .676 7.37 10.03 1 67

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Test of Homogeneity of Variances

Lama Rawatan
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.557a 4 196 .694
a. Groups with only one case are ignored in computing
the test of homogeneity of variance for Lama Rawatan.

ANOVA

Lama Rawatan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 259.605 5 51.921 .557 .733
Within Groups 18282.974 196 93.280
Total 18542.579 201

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil CT-Scan *
202 100.0% 0 .0% 202 100.0%
Letak Kelumpuhan

Hasil CT-Scan * Letak Kelumpuhan Crosstabulation

Letak Kelumpuhan
Tidak ada Hemiparesis Paraparesis Total
Hasil PIS Count 4 136 23 163
CT-Scan Expected Count 5.6 125.1 32.3 163.0
% within Hasil CT-Scan 2.5% 83.4% 14.1% 100.0%
% within Letak
57.1% 87.7% 57.5% 80.7%
Kelumpuhan
% of Total 2.0% 67.3% 11.4% 80.7%
PSA Count 0 3 8 11
Expected Count .4 8.4 2.2 11.0
% within Hasil CT-Scan .0% 27.3% 72.7% 100.0%
% within Letak
.0% 1.9% 20.0% 5.4%
Kelumpuhan
% of Total .0% 1.5% 4.0% 5.4%
PSD Count 1 7 2 10
Expected Count .3 7.7 2.0 10.0
% within Hasil CT-Scan 10.0% 70.0% 20.0% 100.0%
% within Letak
14.3% 4.5% 5.0% 5.0%
Kelumpuhan
% of Total .5% 3.5% 1.0% 5.0%
Kombinasi Count 2 9 7 18
Expected Count .6 13.8 3.6 18.0
% within Hasil CT-Scan 11.1% 50.0% 38.9% 100.0%
% within Letak
28.6% 5.8% 17.5% 8.9%
Kelumpuhan
% of Total 1.0% 4.5% 3.5% 8.9%
Total Count 7 155 40 202
Expected Count 7.0 155.0 40.0 202.0
% within Hasil CT-Scan 3.5% 76.7% 19.8% 100.0%
% within Letak
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Kelumpuhan
% of Total 3.5% 76.7% 19.8% 100.0%

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 32.866a 6 .000
Likelihood Ratio 26.313 6 .000
Linear-by-Linear
3.367 1 .067
Association
N of Valid Cases 202
a. 6 cells (50.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .35.

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil CT-Scan *
202 100.0% 0 .0% 202 100.0%
Tindakan Medis

Hasil CT-Scan * Tindakan Medis Crosstabulation

Tindakan Medis
T.konservatif T.operatif Total
Hasil PIS Count 146 17 163
CT-Scan Expected Count 143.6 19.4 163.0
% within Hasil CT-Scan 89.6% 10.4% 100.0%
% within Tindakan Medis 82.0% 70.8% 80.7%
% of Total 72.3% 8.4% 80.7%
PSA Count 11 0 11
Expected Count 9.7 1.3 11.0
% within Hasil CT-Scan 100.0% .0% 100.0%
% within Tindakan Medis 6.2% .0% 5.4%
% of Total 5.4% .0% 5.4%
PSD Count 5 5 10
Expected Count 8.8 1.2 10.0
% within Hasil CT-Scan 50.0% 50.0% 100.0%
% within Tindakan Medis 2.8% 20.8% 5.0%
% of Total 2.5% 2.5% 5.0%
Kombinasi Count 16 2 18
Expected Count 15.9 2.1 18.0
% within Hasil CT-Scan 88.9% 11.1% 100.0%
% within Tindakan Medis 9.0% 8.3% 8.9%
% of Total 7.9% 1.0% 8.9%
Total Count 178 24 202
Expected Count 178.0 24.0 202.0
% within Hasil CT-Scan 88.1% 11.9% 100.0%
% within Tindakan Medis 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 88.1% 11.9% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 15.700a 3 .001
Likelihood Ratio 11.838 3 .008
Linear-by-Linear
1.867 1 .172
Association
N of Valid Cases 202
a. 3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1.19.

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.
Oneway
Descriptives

Lama Rawatan
95% Confidence Interval for
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound Minimum Maximum
PBJ 104 13.03 11.061 1.085 10.88 15.18 1 67
PAPS 42 3.69 2.841 .438 2.81 4.58 1 12
Meninggal 56 4.41 5.356 .716 2.98 5.84 1 24
Total 202 8.70 9.605 .676 7.37 10.03 1 67

Test of Homogeneity of Variances

Lama Rawatan
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
15.151 2 199 .000

ANOVA

Lama Rawatan
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4033.136 2 2016.568 27.658 .000
Within Groups 14509.443 199 72.912
Total 18542.579 201

NPar Tests
Kruskal-Wallis Test
Ranks

Keadaan Sewaktu Pulang N Mean Rank


Lama Rawatan PBJ 104 136.22
PAPS 42 64.86
Meninggal 56 64.51
Total 202

Test Statistics a,b

Lama
Rawatan
Chi-Square 76.164
df 2
Asymp. Sig. .000
a. Kruskal Wallis Test
b. Grouping Variable: Keadaan Sewaktu Pulang

Roinda Napitupulu : Karakteristik Penderita Stroke Haemoragik Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2004-2008, 2009.

Anda mungkin juga menyukai