Anda di halaman 1dari 63

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

D DENGAN
KEHAMILAN LETAK SUNGSANG TRISEMSTER KETIGA
G1P00000 DI POLI HAMIL
RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Oleh:
Ade Sri Widiarti
1601032010

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2015
HALAMAN PERSETUJUAN

Asuhan keperawatan pada Ny. D dengan kehamilan letak sungsang trisemester ketiga
G1P00000, telah dilaksanakan pada tanggal 28 oktober 2015 di Poli Hamil RSD dr.
Soebandi Jember. Oleh :
Nama : Hirma Agustina
NIM : 15 01031003

Jember, 30 oktober 2015

Preceptor Klinik Preceptor Akademik

() (...)

Kepala Ruangan

LEMBAR KONSULTAS
LEMBAR KONSULTASI
()
LEMBAR KONSULTASI

Tanggal Materi yang Dikonsulkan dan Uraian Nama dan


Pembimbing Tanda Tangan
Pembimbing
I. KEHAMILAN
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan
tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).
Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi
kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam melakukan
asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada
indikasi (Prawiroharjo, 2010).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan pertama dimulai dari hasil konsepsi
sampai 3 bulan, triwulan kedua dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Prawiroharjo, 2010). Ditinjau dari tuanya
kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).
2. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu).
3. Kehamilan triwulan ketiga/terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).
B. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan
melakukanpenilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, yaitu sebagai
berikut :
1. Tanda Dugaan Kehamilan
a. Amenorea
b. Mual dan Muntah
c. Ngidam
d. Sinkope atau pingsan
e. Payudara Tegang
f. Sering Miksi (Sering BAK)
g. Konstipasi atau Obstipasi
h. Pigmentasi Kulit
i. Epuli
j. Varices
2. Tanda Tidak Pasti Kehamilan
a. Perut Membesar
b. Pada pemeriksaan dalam di temui:
1) Tanda Hegar
2) Tanda Chadwicks
3) Tanda Piscaceks
4) Tanda Braxton Hicks
c. Pemeriksaan test kehamilan positif.
3. Tanda Pasti Kehamilan
a. Gerakan janin dalam rahim
b. Terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.
c. Denyut jantung janin
C. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes urine kehamilan (Tes HCG)
2. Palpasi abdomen dengan menggunakan cara Leopod (Prawiroharjo, 2009).
D. Perubahan Anatomi dan Fisiologi
1. Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi
hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Pada perempuan
tidak hamil uterus mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang.
Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu
menampung janin, plasenta dan cairan amnion yang volume totalnya
mencapai 5 l bahkan dapat mencapai 20l atau lebih dengan berat rata-rata
1100 g (Prawirohardjo, 2010).
2. Serviks
Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah menjadi lunak.
Sebab pelunakan ini adalah pembuluh darah dalam serviks bertambah karena
timbulnya oedema dari serviks dan hyperplasia serviks (Prawirihardjo, 2010).
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium.
Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang
relatif minimal (Prawirohardjo, 2010).
4. Vagina dan Vulva
Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan persiapan
untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya
ketebalan mukosa, mengendorornya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos.
Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana sektresi akan
berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-6 yang merupakan hasil dari
peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina
sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus (Prawirohardjo, 2010).
5. Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi lunak.
Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena
dibawah kulit akan lebih terlihat. Putih payudara akan lebih besar, kehitaman
dan tegak. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi (Prawirohardjo, 2010).
6. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
placenta uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang
membesar darah pula, mamae dan alat lain yang memang berfungsi berlebihan
dalam kehamilan (Prawirohardjo, 2010).
II. ASUHAN ANTENATAL
A. Pengertian
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric
untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan.
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2009) ada 6 alasan penting untuk mendapatkan
asuhan antenatal, yaitu :
1. Membangun rasa percaya antara klien dan petugas kesehatan.
2. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya.
3. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.
4. Mengientifikasi dan menata laksana kehamilan resiko tinggi.
5. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas
kehamilan dan menjaga bayi.
6. Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan
membahayakan keselamatan ibu dan bayinya yang di kandungnya
B. Tujuan Asuhan Antenatal
Menurut buku Prawirohardjo (200(9) tujuan asuhan antenatal adalah :
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat.
5. ibu dengan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.Mempersiapkan ibu
agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal ( Prawirorahardjo, 2008).
D. Pelayanan/Asuhan Kehamilan
Jumlah standar kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan kehamilan menurut Wiknjosastro (2002) adalah
1. Minimal satu kali kunjungan pada Trimester I
2. Minimal satu kali kunjungan pada Trimester II
3. Minimal dua kali kunjungan pada Trimester III
Pelayanan Asuhan Standar Minimal 7T diantaranya:
1. Timbang berat badan
2. Tekanan darah
3. Tinggu fundus uteri (TFU)
4. TT lengkap imunisasi
5. Tablet Fe minimal 90 paper selama kehamilan
6. Tengok / periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai ujung kaki
7. Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan
E. Kunjungan Antenatal care
1. Kunjungan pertama (K1)
Kunjungan pertama (K1) merupakan kunjungan pertama yang di lakukan ibu
hamil ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal pada
umur kehamilan 0-12 minggu Wiknjosastro (2002).
2. Kunjungan ulang (K4)
Kunjungan ulang (K4) adalah akses/kontak ibu hamil dengan tenaga
kesehatan dengan syarat minimal 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada
trimester kedua dan dua kali kontak pada trimester ketiga (Wiknjosastro
(2002).
F. Dampak Ibu Hamil Tidak ANC
1. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
2. Meningkatkan angka mortalitas dan mortabilitas ibu
3. Kelaianan fisik yang terjadi pada saat persalaman tidak dapat dideteksi secara
Wiknjosastro (2002).
III LETAK SUNGSANG
A. Definisi Kelahiran Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri (Rukiyah,
2010)
B. Jenis-jenis Letak Sungsang
Letak sungsang sendiri dibagi menjadi:
1. Letak Bokong Murni
Presentasi bokong murni, dalam bahasa Inggris Frank Breech. Bokong saja
yang menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus ke atas.
2. Letak Bokong Kaki
Presentasi bokong kaki disamping bokong teraba kaki dalam bahasa Inggris
Complete Breech. Disebut letak bokong kaki sempurna atau tidak sempurna
kalau disamping bokong teraba kedua kaki atau satu kaki saja.
3. Letak Lutut
Presentasi lutut dan presentasi kaki dalam bahasa Inggris kedua letak tersebut
disebut Incomplete Breech. Tergantung pada terabanya kedua kaki atau
lutut atau hanya teraba satu kaki atau lutut disebut letak kaki atau lutut
sempurna dan letak kaki atau lutut tidak sempurna.
Dari letak letak tersebut, letak bokong murni paling sering dijumpai. Punggung
biasanya terdapat kiri depan. Frekwensi letak sungsang lebih tinggi pada
kehamilan muda dibandingkan dengan kehamilan aterm dan lebih banyak pada
multigravida daripada primigravida (Marmi, 2011)

Gambar 1 Jenis-jenis Letak Sungsang


C. Etilogi
Faktor-faktor yang memegang peranan dalam terjadinya letak
sungsang diantaranya ialah prematuritas, rnultiparitas, hamil kembar,
hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa dan panggul sempit. Kadang-kadang
juga disebabkan oleh kelainan uterus (seperti fibroid) dan kelainan bentuk
uterus (malformasi). Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri dapat pula
menyebabkan letak sungsang, karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah
fundus. Kelainan fetus juga dapat menyebabkan letak sungsang seperti malformasi
CNS, massa di leher, aneuploid (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Menurut Manuaba (2008) faktor predisposisi dari letak sungsang adalah:
1. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong,
2. Air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar
3. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas
panggul.
4. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang
sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.
5. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
pada panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor tumor pelvis dan
lain lain.
6. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara
7. Gemeli (kehamilan ganda)
8. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.
9. Janin sudah lama mati.
10. Sebab yang tidak diketahui.
Penyebab letak sungsang dapat berasal dari:
1. Sudut Ibu
a. Keadaan rahim
1) Rahim arkuatus
2) Septum pada rahim
3) Uterus dupleks
4) Mioma bersama kehamilan
b. Keadaan plasenta
1) Plasenta letak rendah
2) Plasenta previa
c. Keadaan jalan lahir
1) Kesempitan panggul
2) Deformitas tulang panggul
3) Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala
2. Sudut janin
Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :
a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b. Hedrosefalus atau anesefalus
c. Kehamilan kembar
d. Hidroamnion atau aligohidromion
e. Prematuritas
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga
terdapat kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian
terbesar dan keras serta palinglambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan
menuju kearah pintu atas panggul. Dengangerakan kaki janin, ketegangan
ligamentum fatundum dan kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur
masuk ke pintu atas panggul. (Manuaba, 2008)
D. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban
relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan
demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau
letak lintang (Fadlun, 2012)
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar
daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di
fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah
uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup
bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan,
janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala. Sayangnya, beberapa fetus
tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang (Fadlun, 2012).
E. Tanda-tanda Kehamilan Letak Sungsang
Kehamilan dengan letak sungsang seringkali oleh ibu hamil dinyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain dari kehamilan sebelumnya, karena perut terasa penuh
dibagian atas dan gerakan lebih banyak dibagian bawah. Pada kehamilan pertama
kalinya mungkin belum bisa dirasakan perbedaannya. Dapat ditelusuri dari riwayat
kehamilan sebelumnya apakah adayang sungsang. Pada pemeriksaan luar berdasarkan
pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I difundus akan teraba bagian yang
keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggungdisatu sisi dan bagian kecil
disisi lain. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus. Kadang-kadang
bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong
tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya
ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus (Fadlun, 2012).
F. Diagnosis
Untuk menegakan diagnosis maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan
adalah melakukan :
1. Anamnesis: pergerakan anak teraba oleh ibu dibagian perut bawah, ibu sering
merasa ada benda keras (kepala) yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri
pada daerah tulang iga karena kepala janin.
2. Palpasi: teraba bagian keras, bundar, melenting pada fundus. Punggung dapat
diraba pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada sisi yang berlawanan,
diatas simphisis teraba bagian yang kurang bundar dan lunak.
3. Auskultasi: denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling
jelas pada tempat yang paling tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat).
4. Vagina Toucher: tebagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua tubera ossis ischia dan
ujung os sacrum, anus, genetalia anak jika edema tidak terlalu besar dapat
diraba.
5. Perbedaan antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika
anus posisi terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak
menghisap, keluar meconium, jika presentasi kaki maka akan teraba 90 0 ,
terasa jari-jari , pada presentasi lutut akan terasa patella dan popliteal. Pada
presentasi mulut maka akan terasa ada hisapan di jari, teraba rahang dan lidah.
Pre3sentasi tangan siku: terasa jari panjang, tidak rata, patella (-).
6. Untuk menentukan perbedaan tangan dan kaki: pada kaki ada kalkaneus,
sehingga terjadi tonjolan tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus. Pada tangan
hanya ada mata dipergelangan tangan, kaki tidak dapat dilurskan terhadap
tungkai, jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki. (Gary, et al. 2006).
G. Mekanisme Persalinan
7. Bokong masuk PAP dapat melintang atau miring mengikuti jalan lahir dan
melakukan putar paksi dalam sehingga trachcanter depan berada dibawah
simpesis dengan trachcenter depan sebagai hipamoklion, akan lahir
trachcenter belakang, dan selanjunya seluruh bokong lahir, sementara itu bahu
memasuki jalan lahir dan mengikuti jalan lahir untuk melakukan putar paksi
dalam sehingga bahu depan berada dibawah simpisis, dengan bahu depan
sebagai hipomoklion akan lahir bahu belakang bersama dengan tangan
belakang, diikuti kelahiran bahu depan dan tangan depan.
Bersamaan dengan kelahiran bahu, kepala bayi memasuki jalan lahir dapat
melintang atau miring, serta melakukan putar paksi dalam sehingga sub
occiput berada dibawah simpisis, sub occiput menjadi hipomoklion, berturut-
turut akan lahir dagu, mulut, hidnug, muka kepala dan seluruhnya (Gary, et al.
2006).
Persalinan kepala yang mempunyai terbatas sekitar 8 menit, setelah bokong lahir
melampaui batas 8 menit dapat menimbulkan kesakitan atau kematian pada bayi.
(Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, DSOG, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB, 1998)

Gambar 2 Mekanisme Persalinan Sungdang

H. Prognosis
Morbiditas dan mortalitas persalinan letak sungsang lebih berat dibandingkan
letak kepala. Ini disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Bagian yang paling besar dengan persendian leher justru lahir paling
belakang.
2. Terdapat tiga komponen persalinan letak sungsang dan masing-masing dapat
menimbulkan komplikasi:
a. Persalinan bokong
b. Persalinan bahu dengan lengan
c. Persalinan leher dengan volume yang kecil menyebabkan terjadi kembali
pembukaan serviks semakin kecil dan dapat menyebabkan kepala bayi
terangkap
d. Kelambatan persalinan kepala bayi akan menimbulkan asfiksia karena tali
pusat tertekan sehingga aliran darah menuju bayi mengalami penurunan
dan kekurangan nutrisi serta oksigen
e. Dipaksa melahirkan kepala bayi yang hanya mempunyai waktu terbatas
sekitar 5-10 menit dapat menimbulkan trauma pada:
1) Persendian leher
2) Trauma langsung pada kepala
a) Edema serebri
b) Robekan tentorium serebri
c) Kerusakan pusat vital pada medula oblongata
Setelah lahir masih mungkin terjadi sisa pos trauma, yang dapat menimbulkan
gangguan mental dan intelegensi (Gary, et al. 2006).
I. Komplikasi
1. Komplikasi ibu
a. Perdarahan
b. Trauma jalan lahir
c. Infeksi
2. Komplikasi anak
a. Sufokasi / aspirasi
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga
uterus yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia.
Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga
menyebabkan terjadinya aspirasi.
b. Asfiksia
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada
fase cepat
c. Trauma intracranial
Terjadi sebagai akibat :
1) Panggul sempit
2) Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
3) Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
d. Fraktura / dislokasi
Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
1) Fraktura tulang kepala
2) Fraktura humerus
3) Fraktura klavikula
4) Fraktura femur
5) Dislokasi bahu
e. Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi
akibat tekanan pada pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat
melakukan traksi dan juga akibat regangan pada leher saat membebaskan
lengan (Garry et al, 2006).
J. Penatalaksanaan
1. Saat Hamil (Antenatal):
a. Hamil 28-30 minggu lakukan USG
b. Evaluasi panggul
c. Knee chest position
Melakukan posisi bersujud, dengan posisi perut seakan-akan menggantung
kebawah. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur, kemungkinan
besar bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi yang normal. Posisi
sujud bisa dilakukan selama 15 menit setiap hari. Seminggu kemudian
diperiksa ulang untuk mengetahui berubah tidaknya letak janin. Bila letak
janin tidak berubah, tindakan sujud bisa diulang (Doengoes, 2001).
d. Versi luar : versi luar adalah tindakan mengubah posisi janin dari luar
tubuh ibunya. Versi luar tak bisa dilakukan bila letak placenta ada di
bawah sebab bayi tidak mungkin bisa diputar kembali ke posisi normal.
Versi luar sebaiknya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 34
minggu pada primi, dan 36 minggu pada multigravida (Doengoes, 2001).
2. Saat Persalinan
Terdiri dari partus spontan ( pada letak sungsang janin dapat lahir secara
spontan seluruhnya) dan manual aid (manual hilfe). Waktumemimpin partus
dengan letak sungsang harus diingat bahwa ada 2 fase :
Fase I : fase menunggu
Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi. Bila
tangan tidak menjungkit ka atas (nuchee arm), persalinan akan mudah.
Sebaiknya jangan dilakukan ekspresi kristeller,karena halini akan
memudahkan terjadinya nuchee arm.
Fase II : fase untuk bertindak cepat.
Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara
kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu 8 menit.Untuk
mempercepatnya lahirnya janin dapat dilakukan manual aid (Doengoes, 2001)
.
K. Pathway

ovulasi
Ovulasi

Konsepsi

Nidasi

Kehamilan
kadar estrogen
Perubahan bentuk tubuh
Normal Abnormal/patologis dan Berat Badan
Mual/muntah

Trisemester 3
Keletihan
Perubahan nutrisi
Ansietas Letak sungsang
kurang dari
kebutuhan

Kelainan kehamilan Kurang informasi Defisit pengetahuan

Potensial peningkatan perilaku


keteraturan dalam melakukan
pemeriksaan ANC
L. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Biodata
a) Nama: untuk lebih mengenal pasien
b) Umur: untuk mendeteksi apakah ada risiko yang berhubungan
dengan dengan umur ibu
c) Suku bangsa: untuk mengetahui social budaya dan adapt istiadat
d) Agama: untuk mengetahui agama serta cara pandangnya terhadap
kehamilan
e) Pendidikan: untuk mengetahui tingkat intelektual karena
pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang
f) Pekerjaan: untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan
terhadap permasalahan kesehatan dan untuk menilai social
ekonomi
g) Alamat: untuk mempermudah hubungan dengan anggota yang lain
bila ada keperluan yang mendesak
2) Keluhan pasien
Keluhan utama ditujukan untuk menggali masalah atau keluhan-
keluhan yang mengandung pada trimester ke-3. keluhan fisiologis yang
sering dialami ibu yaitu meningkatnya keletihan, sukar tidur, sakit
pinggang bagiang bawah.
3) Riwayat penyakit keluarga
Pada riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji tentang penyakit
keturunan yang mungkin menurun pada pasien dimana penyakit tersebut
erupakan rsiko terhadap kehamila seperti hipertensi dan DM. dikaji juga
apakah keturunannya ada yang menderita penyakit kanker, jantung, asma,
keturunan kembar, dan penyakit lain yang mempunyai faktor risiko
terhadap kehamilan.
4) Riwayat kesehatan pasien
Riwayat kesehatan pasien ditujukan pada pengkajian penyakit yang
diderita yang merupakan risiko tinggi terhadap kehamilan seperti DM,
hipertensi, jantung, ginjal, hepatitis, paru-paru. Dikaji juga apakah pasien
sebelumnya pernah menderita panyakit berat, lama, dan terapinya agar
dapat diberikan asuhan keperawatan secara tepat dan berkesinambungan.
5) Riwayat obstretrik
a) Riwayat menstruasi
i. Menorche
Pada keadaan normal menorche terjadi pada umur 10-16 tahun.
Oleh sebab tertentu yang dikaitkan dengan keadaan gizi yang
lebih baik, haid pertama menjadi awal. Menarche sebenarnya
puncak dari serangkaian perubahan wanita. Perubahan tersebut
adalah tumbuh rambut kemaluan, rambut ketiak, payudara
membesar, putting menghitam.
ii. Dismenorhoe
Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak diperut
bawah sebelum dan selama haid sehingga dikatakan
dismenorhoe jika nyeri haid begitu hebatnya.
iii. Siklus haid
Lama dan jumlah siklus haid berkisar antara 23-35 hari,
dengan rata-rata 29 hari. Tetapi pada wanita yang haidnya
teraturpun dapat terjadi kemelesetan beberapa hari baik maju
maupun mundur. Siklus haid dihitung sejak hari pertama haid
hingga hari terakhir sebelum haid berikutnya
iv. HPHT
Dikaji untuk menentukan kehamilan dengan rumus perkiraan
partus menurut naegle adalah hari +7, bulan -3, dan tahun +1.
bila hari pertama haid terakhir tidak diingat lagi maka sebagai
pegangan dapat dinyatakan antara lain gerakan janin, umurnya
pada primigravida, gerakan janin dirasakan ibunya pada
kehamilan 18 minggu dan pada multigravida pada kehamilan
16 minggu.
v. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Pada multi dikaji adanya abortus, riwayat persalinan dengan
tindakan misalnya vakum atau SC serta besarnya berat bayi
waktu dilahirkan.
b) Riwayat keluarga berencana
Riwayat keluarga berencana ditujukan untuk merencanakan alat
kontrasepsi berikutnya.
c) Riwayat perkawinan
Riwayat perkawinan berkaitan dengan psikologi klien yang
memungkinkan dapat timbulnya faktor resiko seperti hipertensi,
riwayat perkawinan dikaji tentang umur berapa menikah, berapa
kali menikah, lamanya menikah. Ini untuk menentukan keadaan
kehamilannya dan faktor resiko.
d) Pola kehidupan sehari-hari
i. Pola nutrisi
Pola nutrisi perlu dikaji untuk mengetahui tingkat pemenuhan
gizi ibu sudah terpenuhi atau belum, kelebihan atau
kekurangan. Ibu hamil yang makannya terpenuhi akan
mendapat kenaikan berat badan yang cukup baik. Kenaikan
berat badan selama hamil adalah 6,5-16 kg.
ii. Pola eliminasi
Dikaji BAK dan BAB pada kehamilan trimester I dan III,
bisaanya pasien sering kencing karena penekanan rahim pada
kandung kemih, tetapi sebaliknya pasien sering mengeluh
sukar BAB. Hal ini dikarenakan menurunnya tavus otot-otot
traktus digestifus sehingga motilitas seluruh traktus digestifus
juga berkurang.
iii.Personal hygien
Hal ini dikaji untuk mengetahui kepedulian dan kemampuan
pasien untuk menjaga kebersihan diri.
iv.Pola kativitas
Hal ini dikaji karena jika pola pemenuhan aktivitas dan
istirahat tidak terpenuhi bisa menyebabkan komplikasi
obstetric, seperti hipertensi yang menjadi pre eklamsi atau
eklamsi, solution plasenta, plasenta previa yang
kemungkinan bisa terjadi pada trimester III.
iv. Pola istirahat dan tidur
Untuk mengetahui pola istirahat ibu tersebut kurang atau
berlebihan, istirahat yang normal kira-kira 6-8 jam setiap
harinya.
v. Pola peran dengan orang lain
Untuk mengetahui apakah pasien dapat beradaptasi dan
bertoleransi terhadap tetangganya atau orang lain. Hal ini
diperlukan untuk mempermudah hubungan bila keadaan
mendesak dan membutuhkan bantuan.
vi. Pola hubungan sexual
Untuk mengetahui apakah ada masalah dalam hubungan
seksual, coitus sebaiknya dihentikan pada akhir kehamilan
jika kepala sudah masuk dalam rongga panggul karena dapat
menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.
vii. Pola nilai kepercayaan dan keyakinan
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebisaaan kesehatan pasien.
viii. Pola pengetahuan ibu
Diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh ibu mengetahui
tentang proses kehamilan.
ix. Koping dan toleransi stress
Untuk mengetahui seberapa besar pasien dapat mengetahui
dan mengatasi masalah yang dihadapinya.
x. Data spiritual
Untuk mengetahui kepercayaan dan keyakinan pasien.
e) Keadaan psikologis
Keadaan psikologi yang dikaji adalah penerimaan pasien
terhadap kehamilannya, penerimaan suami atau keluarga
terhadap kehamilannya, dukungan suami dan keluarga terhadap
upaya-upaya masalah terhadap keadaan kehamilan.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum
Pada keadaan umum pasien perlu dikaji tentang keadan pasien
apakah lemah, pucat, atau baik.
b) Pemeriksaan TTV
i. Tekanan darah: tekanan darah pada wanita hamil tidak
boleh mencapai 140/90 mmHg dan tidak boleh kurang
dari 90/50 mmHg.
ii. Nadi: nadi normal adalah 60-100 kali/menit
iii. Suhu: suhu normal 360C-370C
iv. Respiratori: respirasi normal 16-24 kali/menit.
Sering ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas ada
keluhan sesak nafas karena usus-usus tertekan oleh uterus yang
membesar kea rah diafragma, sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak.
c) Berat badan dan tinggi badan
Berat badan pada ibu hamil secara normal akan meningkat 0,5
kg setiap minggu setelah kehamilan trimester I dan berat badan
dalam trimester II tidak boleh lebih dari 1 kg setiap minggunya
atau 3 kg per bulan dan kenaikan berat badan seluruhnya pada
wanita hamil normalnya 6,5-16 kg.
Tinggi badan pada ibu hamil sebaiknya tidak kurang dari 145
cm, kemungkinan panggul sempit perlu diperhatikan.
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
i. Rambut: dikaji apakah rambut mudah dicabut atau tidak.
Bila mudah dicabut kemungkinan menunjukan defisiensi
vitamin A dan B.
ii. Kulit kepala: kulit kepala diperiksa apakah ada kelainan
atau adanya tumor.
iii. Mata: diinspeksi dan adanya lensa kontak dicatat,
konjungtiva, bila pucat maka kemungkinan menunjukan
adanya anemi, sclera apakah ikterik atau tidak.
iv. Hidung: diperiksa apakah ada pholip atau tidak.
v. Mulut: diperiksa apakah ada stomatitis, gigi karies, dan
lidah kotor atau tidak.
vi. Leher: diinspeksi untuk endeteksi abnormalitas seperti vena
lebar yang terdistensi dan penonjolan terutama pada daerah
kelenjar.
b) Dada
i. Dinding thorak: diperiksa simetris atau tidak dan adanya
penonjolan.
ii. Payudara: ukuran payudara simetris atau tidak, perubahan
warna kulit, dapat menunjukan infeksi atau penyakit
dermatologis yang dievaluasi. Putting susu menonjol,
areola menghitam, adakah kolostrum.
iii. Aksila: diperiksa ada benjolan, tumor, atau pembesaran
limfa.
c) Abdomen
i. Observasi: untuk mengetahui bentuk abdomen dan untuk
mengetahui adanya striae pada dinding abdomen.
ii. Palpasi: untuk mengetahui adanya pembesaran hepar,
limpa, daerah nyeri tekan dan kemungkinan masa.
iii. Perkusi: untuk mengetahui udara di dalam ssaluran
pernafasan.
iv. Auskultasi: untuk mengetahui gerak peristaltic usus, gerak
janin, dan DJJ.
d) Ekstremitas
Dikaji telapak tangan dan kuku pasien pucat atau tidak, begitu
pula kaki ada tidak varises dan oedema.
e) Anus
Dikaji apakah ada varises atau hemoroid.
3) Pemeriksaan obstetric
a) Inspeksi
i. Muka: kloasma gravidarum, konjungtiva pucat atau merah,
adanya oedema.
ii. Mamae: putting menonjol atau tidak, areola menghitam,
kolostrum.
iii. Abdomen: membesar ke depan atau ke samping (pada letak
lintang membesar ke samping), striae gravidarum, atau
bekas luka.
b) Palpasi
i. Leopod I
Tinggi fundus dapat diketahui, ditentukan pula bagian apa
dari janin yang terdapat dalam fundus. Sifat kepala ialah
keras, bundar dan kurang melenting. Pada letak sungsang
pada bagian fundus teraba bagian keras bundar dan
melenting (kepala).
ii. Leopod II
Menentukan dimana letak punggung janin dan bagian
ekstremitas. Jika keras memanjang berate punggung, jika
teraba kecil berate ekstermitas.
iii. Leopod III
Menentukan bagian yang terdapat di bawah, apakah bagian
bawah janin sudah masuk PAP atau belum. Pada letak
sungsang teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting
pada bagian bawah rahim (bokong).
iv. Leopod IV
Untuk mengetahui apa yang tedapat pada bagian bawah
dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam PAP.
c) Auskultasi
Untuk mengetahui dan menentukan DJJ dalam keadaaan
normal atau tidak. Normalnya 120-160 kali/menit.
Pemeriksaannya dapat menggunakan leaneq atau dopler.
d) Reflek patella
Untuk mengetahui reflek dari otot yang berkembang di dalam
tempurung lutut atau patella, yang berpengaruh pada saat
proses persalinan yaitu pada saat uterus berkontraksi. Bila
reflek patella negative maka kekurangan vitamin B1.
e) Panjang uterus
Untuk mengetahui umur kehamilan dan tafsiran berat janin.
Cara menghitungTBJ menurut Johnson Tausak;
i. TFU (dalam cm) 12x155 (bila penurunan kepala H I)
ii. TFU (dalam cm) 11x155 (bila penurunan kepala H II)
4) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan panggul dalam (pelvimetri)
Pelvimetri dilakukan sekali untuk mengetahui panggul sempit,
PAP, PBP, dan kelainan bentuk panggul. Biasanya dilakukan
pada kehamilan 8 bulan atau lebih.
b) Pemeriksaan dalam (VT)
Pemeriksaan dalam pada letak sungsang terdapat;
i. Bagian terendah teraba tinggi
ii. Tidak teraba kepala yang keras, rata dan teratur dengan
garis-garis sutura dan fontnella. Hasil pemeriksaan negatif
menunjukkan adanya mal presentasi
iii. Bagian terbawah teraba lunak dan inreguler. Anus tuber
inshiadicum terletak pada satu garis. Bokong dapat
dikelirukan dengan muka.
iv. Kadang-kadang pada presentasi bokong murni sacrum
tertarik dibawah dan teraba oleh jari-jari pemeriksa, ia
dapat dikelirukan dengan kepala oleh karena tulang yang
keras
v. Sacrum ada di kuadran kanan dan panggul dan diameter
bitrochanteria ada pada diameter oblique kanan.
c) Pemeriksaan diagnostic penunjang
i. Pemeriksaan darah lengkap: golongan darah, Hb, Ht, LED
ii. Pemeriksaan urine: menentukan kadar albumin atau
glukosa.
iii. Kultur: mengidentifikasi adanya virus herpes simpleks tipe
II.
iv. Amniosentesis; mengkaji maturitas paru janin.
v. Ultrasonografi: melokalisasi plasenta, menentukan
pertumbuhan, kedudukan, dan presentasi janin.
vi. Foto rontgen: tampak janin dalam letak lintang.
vii. Tes stress kontraksi atau tes nonstress: mengkaji respon
janin terhadap gerakan atau stress dari pola kontraksi
uterus.
viii. Pemantauan elektronik kontinu: memastikan status janin
atau aktivitas uterus.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit pengetahuan kelahiran letak sungsang ybd kurangnya informasi
2. Ansietas ybd letak sungsang janin
3. Keletihan ybd perubahan bentuk dan berat badan
4. Potensial peningkatan perilaku keteraturan dalam melakukan pemeriksaan
ANC ybd kelainan kehamilan
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan ybd mual/muntah
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan

1. Defisit Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi TTV 1. Sebagai acuan keadaan


pengetahuan keperawatan diharapkan klien umum klien
kelahiran mampu meningkatkan pengetahuan
letak tentang kelahiran letak sungsang, 2. Atur posisi yang 2. Informasi dapat diterima
sungsang ybd dengan kriteria hasil sebagai nyaman pada klien ketika klien dalam posisi
kurangnya berikut: yang nyaman, dengan
informasi a. Klien mengatakan paham meminimalisir stimulus
terhadap kelahiran letak eksternal
sungsang
b. Klien dapat menyebutkan 3. Berikan KIE tentang 3. Pengetahuan membantu klien
pengertian letak sungsang, kelahiran letak sungsang dan keluarga untuk
penyebab kelahiran letak pada klien beradaptasi terahadap
lintang, tanda-tanda kelahira kelainan kehamilan yang
letak dan tindakan medis pada dialaminya
kelahiran letak sungsang
4. Ajarkan ibu posisi sujud 4. Gravitasi mendorong kepala
untuk kehamilan bayi ke bagian bawah rahim,
sungsang melipat, dan bayi kemudian
dapat melakukan jungkir
balik ke posisi normal.

5. Review kembali 5. Pertanyaan ulang dapat


pengetahuan klien dilakukan untuk melihat
keberhasilan dalam KIE
2. Ansietas ybd Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi TTV 1. Ansietas ditandai dengan RR
letak keperawatan diharapkan klien dan nadi yang meningkat
sungsang mampu mengatasi ansietas, dengan
janin kriteria hasil sebagai berikut:
2. Lakukan pemeriksaan 2. Mengetahui presentasi
a. Klien mengungkapkan ansietas Leopold bawah janin
berkurang.
b. Klien mampu mengidentifikasi 3. Kaji tingkat ansietas dan 3. Memberikan dukungan
cara untuk menurunkan atau diskusikan penyebabnya emosional, dapat mendorong
menghilangkan ansietas. bila mungkin. pengungkapan masalah.
c. Menggunakan mekanisme
koping yang tepat.
d. Menunjukkan TTV normal. 4. Berikan informasi 4. Pengetahuan tentang
TD 120/80 mmHg sehubungan dengan informasi meningkatkan
Nadi 60-100 x/menit ansietas yang dirasakan kemampuan individu untuk
RR 16-24 x/menit klien. menghadapinya dengan lebih
Suhu 360-370C realistis

5. Dorong 5. Proses kelahiran yang tidak


keberadaan/partisipasi normal mungkin dipandang
dari pasangan sebagai kegagalan dalam
hidup oleh klien. Keberadaan
pasangan/suami membuat
pasien merasa diterima

6. Anjurkan ibu untuk 6. Membantu dalam


yakin dan berdoa bahwa menurunkan ansietas dan
kehamilannya dapat persepsi ketakutan
normal dan janinnya persalinan, meningkatkan
sehat dalam kandungan kontrol perasaan.

3. Keletian ybd Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi TTV 1. Sebagai acuan keadaan
perubahan keperawatan diharapkan klien umum klien
bentuk dan mampu mengetahui aktivitas yang
berat badan bisa dan boleh dilakukannya,
dengan kriteria hasil sebagai 2. Kaji respon klien 2. Mengidentifikasi sampai
berikut: terhadap aktivitas sejauh mana kemampuan
klien .melakukan aktivitas
a. Mampu mengidentifikasi
faktor-faktor yang 3. Berikan penyuluhan 3. Meningkatkan pengetahuan
menyebabkan keletihan tentang penyebab ibu tentang penyebab
b. Mampu menyebutkan aktivitas keletihan pada keletihan dan aktivas yang
yg boleh ia lakukan, seperti pertengahan masa dapat dilakukan saat hamil
jalan, melipat pakaian, menata kehamilan akhir dan sehingga ibu dapat
meja & ADL aktivitas yg dilakukan melakukan tanpa perasaan
saat hamil khawatir

4. Ajarkan klien metode 4. Klien dapat melakukan


penghematan energi aktivitas secara efektif tanpa
saat melakukan pemborosan energi.
aktivitas

4. Potensial Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi TTV 1. Sebagai acuan umum


peningkatan keperawatan diharapkan klien keadaan klien
perilaku teratur dalam pemeriksaan ANC,
keteraturan dengan kriteria hasil sebagai 2. Jelaskan pada klien dan 2. Memonitor secara berkala
dalam berikut: keluarga pentingnya kondisi janin dan
melakukan a. Klien menyadari pentingnya melakukan meminimalisir kesulitan
pemeriksaan pemeriksaan kehamilan pemeriksaan ANC persalinan
ANC ybd b. Klien melakukan pemeriksaan
kelainan kehamilan teratur sesuai jadwal 3. Dorong klien untuk 3. Perhatian sangat penting
kehamilan yang ditentukan teratur melakukan ditunjukkan pada klien
pemeriksaan ANC sebagai wujud kepeduli dan
dukungan

5. Perubahan Setelah dilakukan asuhan 1. Obseravasi TTV klien 1. Sebagai acuan keadaan
nutrisi keperawatan diharapkan klien umum klien
kurang dari mampu mengetahui cara memenuhi
kebutuhan nutrisi dan mengurangi mua 2. Ukur BB klien 2. Indikator mengevaluasi
ybd muntah, dengan kriteria hasil perubahan nutrisi
mual/muntah sebagai berikut:
3. Ukur pembesaran 3. Malnutrisi ibu berdama
uterus terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin

4. Jelaskan pada klien 4. Pengetahuan membantu klien


penyebab mual dan beradaptasi terhadap mual
muntah dan muntah yang dialaminya

5. Berikan pengetahuan 5. Ibu hamil harus seimbang


tentang nutrisi bagi ibu dalam pemenuhan nutrsisi
hamil

6. Berikan informasi pada 6. Porsi kecil dan sering mampu


klien untuk : mencukupi kebutuhan nutrisi
a. Makan dalam porsi yang dibutuhkan. Makanan
kecil tapi sering berlemak menimbulkan
b. Menghindari makan menstimulus muntah
berlemak sedangkan makanan selingan
c. Makan makanan mengurangi stimulus muntah
selingan seperti;
biscuit
(Dongoes, 2000)
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

PENGKAJIAN ANTENATAL

1. Identitas
Nama klien : Ny. D Nama klien : Tn. B
Umur : 24 th Umur : 26 th
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Wiraswata
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Alamat : Kemuningsari Alamat : Kemuningsari
Status perkawinan : Pertama Status perkawinan : Pertama
Bahasa yang digunakan : Jawa Bahasa yang digunakan : Jawa
Status obstetrik : G1P00000

2. Keluhan utama : Kaki kanan dan kiri bengkak

3. Riwayat-riwayat
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Alasan mencari pertolongan :
Ibu mengatakan hamil 7 bulan, ini adalah kehamilan pertama. Ibu
memeriksakan kandungannya dipuskesmas, dan mendapat rujukan ke Poli
Hamil RSD dr Soebandi karena letak sungsang pada janin.
Keluhan yang dirasakan :
Kaki kanan dan kiri bengkak sejak sebulan yang lalu

Persepsi terhadap kesehatan :


Persepsi terhadap kesehatan baik, ibu sudah 4 kali kontrol kandungan ke
bidan, lalu di puskesmas dan segera periksa ke Poli Kandungan RSD dr
Soebandi Jember ketika mengetahui letak sungsang pada janinnya

Upaya yang sudah dilakukan : Mengunjungi Pelayanan Kesehatan

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Penyakit masa kecil: ibu mengatakan dulu pernah mengalami darah rendah
Imunisasi : BCG (+), TT (+)
Riwayat MRS : (-)
Kapan : (-)
Penyebab : (-)
Lama : (-)
Pegobatan : (-)
Upaya yang dilakukan bila sakit:
ibu mengatakan bila sakit pusing sebelum hamil minum obat yang dijual
diwarung, selama hamil berobat ke bidan

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Penyakit keluarga yang
mempengaruhi kehamilan:
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak memiliki penyakit menular seperti
TBC, penyakit menurun seperti DM, HT atau penyakit menahun seperti asma,
dan jantung. Ibu memiliki keturunan kembar dari budhenya (kakak dari
ibunya).
Penyakit kardiovaskuler : (-)
Penyakit ginjal : (-)
Kelainan darah : (-)
Gangguan mental : (-)
Penyakit endokrin : (-)
Kelainan kongenital : (-)
TBC : (-)
Preeklampsia/eklampsia : (-)
Penyebab meninggalnya anggota keluarga :
Ibu mengatakan biasanya kalau mbah-mbah meninggal karena sudah tua,
tidak punya penyakit
Keturunan kehamilan kembar : budhe (kakak dari ibu)

d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat obstetrik yang lalu
Jumlah anak : (-)
Jenis kelamin anak : (-)
Tempat persalinan : (-)
Penolong persalinan : (-)
Tanggal persalinan : (-)
Kehamilan direncanakan/tidak : (-)
Komplikasi selama kehamilan : (-)
Komplikasi selama nifas : (-)
Jenis persalinan
Spontan : (-)
Pervaginam : (-)
Forceps : (-)
Vakum : (-)
Oksitosin drip : (-)
Section caesaria : (-)
Pengobatan selama
Kehamilan : (-)
Persalinan : (-)
Nifas : (-)
Alasan diberi pengobatan
riwayat ANC : (-)
Tempat : (-)
Pemeriksaan : (-)
Keteraturan : (-)
Imunisasi : (-)
2) Riwayat kehamilan sekarang
Kehamilan keberapa : Pertama
Menstruasi terakhir : 13 april 2015
Keluhan perdarahan : (-)
Nyeri, spotting
sejak menstruasi terakhir : (-)
Persepsi klien tentang
mulainya kehamilan : Ketika ibu tidak haid selama 2 bulan
Kehamilan direncanakan/tidak : direncanakan
Test kehamilan : (+)
Keluhan lain selama kehamilan :
Ibu mengatakan saat ini bengkak di kaki, kadang pinggang bagian
belakang nyeri dan merasa cemas dengan kehamilannya karena diketahui
letaknya sungsang. Pada awal kehamilan sering pusing, dan nafsu makan
berkuran, tapi apa yang dirasakan pada awal kehamilannya sudah
berkurang diusia kandungan sekitar 5 bulan, kepala sudah tidak pusing
lagi dan nafsu makan bertambah. Mulai merasakan pergerakan bayi sejak
usia kandungan 4 bulan dan gerakan yang paling banyak adalah dibagian
bawah.
e. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi
Menarche : 14 tahun (kelas 2 SLTP)
Siklus : 23 hari
Teratur/tidak teratur : teratur
Lama : 7 hari
Banyaknya : 3 hari pertama banyak, 4 hari berikutnya mulai berkurang
Keluhan selama menstruasi : (-)
HPHT : 13 april 2015
2) Riwayat seksual
Hubungan kasih sayang diantara anggota keluarga :
Semua anggota keluarga saling menyayangi
Pola hubungan sexual (frekuensi, lama, jumlah psangan seksual) :
Sebelum hamil 3 kali/minggu, 1 pasangan. Saat hamil ibu mengatakan
tidak pernah melakukan hubungan sexual karena takut bahaya
terhadap kandungannya
Kepuasan selama melakukan hubungan seksual : ibu mengatakan
merasa puas
Ketidaknyamanan selama hubungan seksual : ibu mengatakan
tidak ada
Alat dan obat yang digunakan dalam melakukan
hubungan seksual : (-)
Penyakit yang muncul akibat hubungan seksual : (-)
3) Riwayat kontrasepsi
Alat kontrasepsi yang digunakan : ibu mengatakan tidak memakai alat
kontrasepsi apapun
Lama menggunakan : (-)
Masalah yang timbul karena kontrasepsi : (-)
Waktu terakhir menggunakan kontrasepsi : (-)
Alasan berhenti menggunakan kontrasepsi : (-)
Jumlah anak yang diharapkan : 2 anak
4) Riwayat penyakit kandungan
Infeksi saluran reproduksi yang pernah dialami : (-)
Pembedahan payudara dan saluran reproduksi
yang pernah dialami : (-)
Pemeriksaan pap smear terakhir : (-)
Masalah yang timbul dari hasil pap smear : (-)

4. Pengkajian gaya hidup/kebiasaan:


a. Nutrisi
Frekuensi makan :
Sebelum hamil 3 x sehari, saat hamil 3x sehari dengan porsi lebih banyak
Komposisi/jenis makanan : sayur mayur, ika laut, nasi, air putih
Jumlah makanan :
Sebelum hamil 1 porsi habis, saat hamil 1-2 porsi sekali makan
Alergi makanan : (-)
Budaya makanan/pantangan :
Ibu mengatakan dilingkungan tempat tinggalnya untuk wanita hamil pantang
makan nanas, durian dan es

b. Merokok
Jumlah perhari : (-)
Mulai mengkonsumsi rokok : (-)
Jenis rokok : (-)

c. Penggunaan alkohol/obat terlarang


Jumlah konsumsi alkohol : (-)
Sejak kapan/lamanya : (-)
d. Konsumsi kaffein
Jumlah konsumsi : (-)
Sejak kapan/lamanya : (-)

e. Aktifitas/istirahat
Kegiatan fisik dalam sehari :
Ibu mengatakan bekerja sebagai karyawan toko, dalam sehari bekerja selama
9 jam. Jika shift pagi pukul 07.00 WIB-16.00 WIB, jika shift malam pukul
13.00 WIB-22.00 WIB
Jumlah waktu istirahat/tidur : 6-7 jam/hari
Masalah yang timbul saat melakukan aktivitas/istirahat:
Ibu mengatakan sering merasa lelah, bentuk istirahat yang dilakukan
biasanya tidur atau duduk-duduk

f. Eliminasi
Kebiasaan BAK/BAB :
Ibu mengatakan BAB dan BAK lancar. Sebelum hamil BAK 3-4 kali sehari,
saat hamil BAK 5-6 kali dalam sehari, warna urin bening dan berbau
ammonia. Sebelum hamil BAB 1 kali sehari, saat hamil BAB 1 kali sehari
warna kuning cerah dan berbau khas.
Keluhan yang berhubungan dengan eliminasi : (-)
Oliguria : (-)
Konstipasi/diare :
Ibu mengatakan pada kehamilan usia 3-4 bulan kadang-kadang mengalami
sukar BAB,, feses keras hitam kecoklatan
Nyeri waktu BAK : (-)

5. Pengkajian psikososial kultural dan spiritual:


a. Status psikologi dan perkembangan
Perasaan ambivalen, kecemasan, kegembiraan selama kehamilan:
Ibu mengatakan saya merasa bahagia dengan kehamilan ini, karena
kehamilan ini adalah kehamilan pertama dan kehamilan yang dinanti-
nanti, tetapi saya merasa cemas karena letak bayi yang sungsang.
Perubahan peran menjadi orangtua:
Ibu mengatakan sangat tidak sabar menjadi seorang ibu, setiap hari ibu
minum susu hamil agar bayinya sehat
Upaya mengatasi stress: Ibu mengatakan jika stress biasanya nonton teve
atau tidur:

b. Sosial ekonomi
Support system : Keluarga, terutama suami dan ibu klien
Peran masing-masing anggota keluarga yang mempengaruhi kehamilan:
Suami: membantu kebutuhan/keinginan ibu, seperti membelikan makanan
ketika ngidam. Tidak membolehkan ibu mengangkat barang-barang berat,
mengatar periksa kehamilan.
Ibu klien: memberikan nasehat-nasehat selama kehamilan. Apa yang
menjadi pantangan untuk wanita hamil (sesuai dengan kepercayaan dan
budaya keluarga)
Kebutuhan tentang pendidikan kesehatan selama kehamilan :
Ibu mengatakan perlu mendapat informasi tentang kehamilannya karena
kehailannya sungsang.
Sumber penghasilan keluarga : dari suami dan dirinya sendiri
Pengeluaran ekonoomi selama sebulan : Rp 1.100.000
Kondisi tempat tinggal : ibu tinggal dirumah kontrakan bersama suami
Adanya paparan zat kimia yang mempengaruhi kehamilan :
Ibu mengatakan tidak ada
Sarana transportasi dan komunikasi yang digunakan :
Ibu mengatakan saya naik sepeda motor pribadi dan pakai handphone
c. Budaya
Nilai budaya yang diyakini berkaitan dengan kehamilan (makanan,
aktivitas, pakaian, seksual) :
Ibu mengatakan dilingkungan tempat tinggalnya untuk wanita hamil
pantang makan nanas, durian, es dan tidak boleh membunuh hewan
dengan sengaja
Budaya penggunaan fasilitas kesehatan : bidan dan puskesmas

d. Spiritual
Harapan terhadap kehamilan :
Ibu mengatakan saya berharap bayi lahir dengan selamat, sehat, normal
dan tidak sungsang lagi
Keyakinan terhadap sumber kekuatan :
Ibu mengatakan saya selalu berdoa setelah sholat agar saat kelahiran
besok lancar dan bayinya sehat
Praktek keagamaan yang dilakukan :
Ibu mengatakan tentunya sholat wajib 5 waktu
Larangan agama yang erkaitan dengan kehamilan :
Ibu mengatakan kalau dalam islam tidak boleh minum alkohol, buat
kehamilan kan juga tidak baik

6. Pemeriksaan fisik:
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
TB/BB/IMT : 160 cm/ 59 kg/ 23
Penggunaan alat bantu : (-)
Status emosional: ibu mengatakan :mudah emosi ketika lelah pulang kerja
Kesadaran : compos mentis Pernapasan : 20 x/menit
Tekanan darah : 120/70 mmHg Suhu : 36,50C
Nadi : 72 x/menit
b. Kulit dan kuku
Kebersihan kulit : Kulit bersih
Warna kulit : Coklat
Tekstur kulit : Kenyal
Elastisitas kulit : Elastis
Warna kuku : Kuku panjang dan kotor

c. Kepala dan muka


Kebersihan kulit kepala : Kepala tidak ada benjolan, kulit kepala bersih
Warna rambut : Rambut hitam, bersih, tidak rontok
Tekstur rambut : ikal
Jumlah dan distribusi rambut : penyebaran merata
Kekuatan akar rambut : Kuat
Bruit arteri temporalis : Tidak terkaji
Warna kulit muka : Coklat
Lesi/acne : (-)
Cloasma gravidarum : (-)

d. Telinga
Warna daun telinga : Coklat
Kebersihan : Cukup bersih
Lesi/bengkak/serumen : Lesi (-), bengkak (-), serumen (+)
Nyeri tekan : (-)
Tinnitus : (-)
Perubahan pendengaran selama kehamilan : (-)

e. Mata
Alis mata bentuk dan distribusinya : bulu alis tersebar merata
Bentuk bola mata : bulat normal
Double vision : (-)
Adanya ptosis : (-)
Warna konjungtiva : Merah muda
Sclera : Putih
Edema pada palpebra : (-)

f. Hidung dan sinus


Kemerahan pada membrane mukosa hidung : (-)
Perubahan sensasi penciuman : (-)
Nyeri tekan pada sinus : (-)
Tenderness : (-)

g. Mulut, gigi dan tenggorokan


Mukosa bibir : Lembab
Eritema dan lesi pada bibir : (-)
Pembengkakan/perdarahan : (-)
Gusi : (-)
Kesulitan meneran : (-)
Kebersihan gigi : Nampak cuukup bersih
Karies gigi : (-)

h. Leher
Pembesaran kelenjar tiroid : (-)
Distensi vean jugularis : (-)

i. Kelenjar lymfe
Pembesaran kelenjar lymfe : (-)

j. Payudara
Kebersihan : Nampak cukup bersih
Bentuk payudara : payudara membesar, putting susu ditengah
Penonjolan putting susu : (+)
Aerola mamae : hiperpigmentasi
Kelenjar Montgomery : (+)
Adanya masa : (-)
Pengeluaran kolostrum : (-/-)

k. Jantung
Denyut jantung : 72 x/menit
Suara jantung : S1, S2
Batas-batas jantung :Tidak terkaji

l. Paru
Irama : Eupneu
Suara paru : Sonor
Pergerakan diafragma dan pengembangan paru : Reguler

m. Punggung
Bentuk tulang belakang (scoliosis, lordosis, kiposis) : Normal
Nyeri tulang belakang/pinggang :
Ibu mengatakan kadang-kadang merasakan nyeri dipinggang belakang

n. Abdomen
1) Inspeksi
Adanya striae gravidarum : (-)
Linea alba/linea nigra : Linea nigra
Jaringan bekas parut/bekas operasi : (-)
Bentuk perut : Cembung
2) Palpasi
Leopold I :
3 jari diatas pusat (23 cm), pada bagian fundus teraba bagian keras bundar
dan melenting (kepala).
Leopold II :
Teraba tahanan keras, memanjang pada sisi kiri perut ibu (Punggung kiri)
Leopold III :
Teraba lunak, lebar dan tidak dapat melenting pada bagian bawah rahim
(Presentasi bokong)
Leopold IV :
Bagian bawah belum masuk PAP, DJJ = 125 x/menit
Merasakan gerakan janin : (+) pada bagian bawah
His
Adanya Braxton : Tidak terkaji
Hicks : Tidak terkaji
Frekuensi his : Tidak terkaji
Kekuatan : Tidak terkaji
Lama : Tidak terkaji
Relaksasi : Tidak terkaji

3) Auskultasi
DJJ
Punctum maksimum : Diatas pusat
Tempat : Kiri perut ibu
Frekuensi : 125 x/menit
Teratur atau tidak : Teratur
Peristaltik usus : tidak terkaji
o. Perineum dan vagina
Bentuk perineum : Tidak terkaji
Pengeluaran pervaginam, gatal, bau : Ibu mengatakan tidak ada
Perubahan warna vulva : Tidak terkaji
Varises, edema, lesi : Tidak terkaji

p. Rectum
Adanya hemorrhoid : Ibu mengatakan tidak ada

q. Ekstremitas
Warna kulit : Coklat
Edema : Kaki kanan dan kiri (+/+)
Lesi : (-)
Varises : (-)
Reflek patella : (+/+)
Pergerakan/gangguan pergerakan : (-)

7. Pemeriksaan panggul : Tidak terkaji

8. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Test kehamilan : (+)
Hb dan hematokrit : (-)
Golongan darah :O
TORCH : (-)
Rhesus : (-)
VDRL : (-)
HbsAg : (-)
Darah lengkap : (-)
Urinalisa
Clamidia, gonorrhoe kultur : (-)
Serology : (-)
Pap smear : (-)

b. Cardiotocografi : (-)

c. USG : 28 minggu, kepala di fundus uteri

d. Pemeriksaan lain : (-)

28 Oktober 2015

Mahasiswa

Hirma Agustina

(.)
ALISA DATA

Tanggal/Jam Pengelompokan Data Masalah Kemungkinan Penyebab


28 oktober DS : Cemas Letak sungsang janin
2015 Ibu mengatakan hamil 7 bulan, ini adalah
kehamilan pertama. Periksa biasanya di bidan, lalu
(10.30 WIB) ke puskesmas, saya cemas karena oleh puskesmas
disuruh periksa ke ke Poli Hamil RSD dr Soebandi
karena letak sungsang jadi perlu pemeriksaan dan
penjelasan informasi lebih lanjut

DO:
Raut muka ibu nampak gelisah
Kaki kanan kiri oedem +/+
TTV :
- TD = 120/70 mmHg
- N = 72 x/menit
- RR = 20 x/menit
- S = 36,5 0C
Lila = 25 cm
TB = 160 cm
BB = 59 kg
Leopold:
- Leopold I = 4 jari diats pusat (23 cm)
- Leopold II = puki
- Leopold III = presbo
- Leopold = belum masuk PAP
DJJ = 125 x/menit
28 oktober DS : Defisit pengetahuan kurang informasi
2015 Klien mengatakan oleh puskesmas saya disuruh kelahiran letak sungsang
periksa ke poli hamil dr Soebandi Jember, katanya
(10.46 WIB) bayi saya sungsang jadi perlu pemeriksaan dan
penjelasan informasi lebih lanjut.

DO:
Raut muka ibu nampak gelisah
Kaki kanan kiri oedem +/+
TTV :
- TD = 120/70 mmHg
- N = 72 x/menit
- RR = 20 x/menit
- S = 36,5 0C
Lila = 25 cm
TB = 160 cm
BB = 59 kg
Leopold:
- Leopold I = 4 jari diats pusat (23 cm)
- Leopold II = puki
- Leopold III = presbo
- Leopold = belum masuk PAP
- DJJ = 125 x/menit
28 oktober DS : Potensial peningkatan kelainan kehamilan
2015 Ibu mengatakan hamil 7 bulan, ini adalah perilaku keteraturan dalam
kehamilan pertama. Periksa biasanya di bidan, lalu melakukan pemeriksaan
(12.04 WIB) ke puskesmas, saya cemas karena oleh puskesmas ANC ybd
disuruh periksa ke ke Poli Hamil RSD dr Soebandi
karena letak sungsang jadi perlu pemeriksaan dan
penjelasan informasi lebih lanjut

DO:
Raut muka ibu nampak gelisah
Kaki kanan kiri oedem +/+
TTV :
- TD = 120/70 mmHg
- N = 72 x/menit
- RR = 20 x/menit
- S = 36,5 0C
Lila = 25 cm
TB = 160 cm
BB = 59 kg
Leopold:
- Leopold I = 4 jari diatas pusat (23 cm)
- Leopold II = puki
- Leopold III = presbo
- Leopold = belum masuk PAP
DJJ = 125 x/menit
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN/MASALAH KOLABORATIF

Tanggal/Jam Masalah Keperawatan/Masalah Kolaboratif Paraf


28 oktober 2015 (12.00 WIB) Ansietas ybd letak sungsang janin

28 oktober 2015 (12.00 WIB) Defisit pengetahuan kelahiran letak sungsang ybd kurangnya informasi

28 oktober 2015 (12.00 WIB) Potensial peningkatan perilaku keteraturan dalam melakukan pemeriksaan ANC
ybd kelainan kehamilan
PERENCANAAN

Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Rasional Paraf


Keperawatan/ Hasil
Masalah
Kolaboratif
28 Ansietas ybd letak Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Ansietas ditandai
oktober sungsang janin asuhan keperawatan dengan RR dan nadi
2015 diharapkan klien yang meningkat
mampu mengatasi
ansietas, dengan 2. Lakukan pemeriksaan leopold 2. Mengetahui
kriteria hasil sebagai presentasi bawah
berikut: janin
3. Kaji tingkat ansietas dan
a. Klien diskusikan penyebabnya bila 3. Memberikan
mengungkapkan mungkin. dukungan
ansietas berkurang emosional, dapat
b. Klien mampu mendorong
mengidentifikasi pengungkapan
cara untuk masalah.
menurunkan atau
menghilangkan 4. Berikan informasi sehubungan 4. Pengetahuan tentang
ansietas. dengan ansietas yang dirasakan informasi
c. Menggunakan klien. meningkatkan
mekanisme koping kemampuan individu
yang tepat. untuk
d. Menunjukkan TTV menghadapinya
normal. dengan lebih realistis
TD 120/80
mmHg 5. Dorong keberadaan/partisipasi 5. Proses kelahiran
Nadi 60-100 dari pasangan yang tidak normal
x/menit mungkin dipandang
RR 16-24 sebagai kegagalan
x/menit dalam hidup oleh
Suhu 360-370C klien. Keberadaan
pasangan/suami
membuat pasien
merasa diterima

6. Anjurkan ibu untuk yakin dan 6. Membantu dalam


berdoa bahwa kehamilannya menurunkan ansietas
dapat normal dan janinnya dan persepsi
sehat dalam kandungan ketakutan persalinan,
meningkatkan
kontrol perasaan.

28 Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Sebagai acuan


oktober kelahiran letak asuhan keperawatan keadaan umum klien
2015 sungsang ybd diharapkan klien
kurangnya mampu meningkatkan 2. Atur posisi yang nyaman pada 2. Informasi dapat
informasi pengetahuan tentang klien diterima ketika klien
kelahiran letak dalam posisi yang
sungsang, dengan nyaman, dengan
kriteria hasil sebagai meminimalisir
berikut: stimulus eksternal
a. Klien mengatakan
paham terhadap 3. Berikan KIE tentang kelahiran 3. Pengetahuan
kelahiran letak letak sungsang pada klien membantu klien dan
sungsang keluarga untuk
b. Klien dapat beradaptasi
melakukan posisi terahadap kelainan
sujud untuk letak kehamilan yang
sungsang dialaminya

4. Ajarkan posisi sujud untuk 4. Gravitasi mendorong


kehamilan sungsang kepala bayi ke
bagian bawah rahim,
melipat, dan bayi
kemudian dapat
melakukan jungkir
balik ke posisi
normal.

5. Review kembali pengetahuan 5. Pertanyaan ulang


klien dapat dilakukan
untuk melihat
keberhasilan dalam
KIE
28 Potensial Setelah dilakukan 1. Observasi TTV 1. Sebagai acuan umum
oktober peningkatan asuhan keperawatan keadaan klien
2015 perilaku keteraturan diharapkan klien
dalam melakukan teratur dalam 2. Jelaskan pada klien dan 2. Memonitor secara
pemeriksaan ANC pemeriksaan ANC, keluarga pentingnya berkala kondisi janin
ybd kelainan dengan kriteria hasil melakukan pemeriksaan ANC dan meminimalisir
kehamilan sebagai berikut: kesulitan persalinan
a. Klien menyadari
pentingnya 3. Dorong klien untuk teratur 3. Perhatian sangat
pemeriksaan melakukan pemeriksaan ANC penting ditunjukkan
kehamilan pada klien sebagai
b. Klien melakukan wujud kepeduli dan
pemeriksaan dukungan
kehamilan teratur
sesuai jadwal
yang ditentukan
PELAKSANAAN

Diagnosa Tanggal/jam Tindakan Paraf


Keperawatan/Masalah
Kolaboratif
Ansietas ybd letak sungsang 28 oktober 1. Mengobservasi TTV
janin (10.30 WIB) R/ TD = 120/70 mmHg, N = 72 x/menit, RR = 20 x/menit,
S = 36,5 0C

(10.32 WIB) 2. Melakukan pemeriksaan Leopold


R/ Leopold I = 4 jari diatas pusat (23 cm)
Leopold II = puki
Leopold III = presbo
Leopold = belum masuk PAP
DJJ = 125 x/menit
(10.35 WIB) 3. Mengkaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebabnya bila
mungkin
R/ klien mengatakan cemas terhadap kehamilan sungsangnya.
Tingkat ansietas ibu tidak terlalu tinggi, ibu masih kooperatif.

4. Memberikan informasi sehubungan dengan ansietas yang


(10.40 WIB) dirasakan klien.
R/ ibu mendengarkan penjelasan perawat, bahwa letak janin
yang sungsang masih bisa dicegah dengan teknik sujud, ibu
(10.43 WIB) masih memiliki waktu 2 minggu untuk berusaha menjadikan
letak janin normal.

5. Mendorong keberadaan/partisipasi dari pasangan


R/ suami ibu menunggu ibu diluar ruang poli hamil

6. Anjurkan ibu untuk yakin dan berdoa bahwa kehamilannya


dapat normal dan janinnya sehat dalam kandungan
R/ ibu berdoa dan mengamini doa perawat

Defisit pengetahuan kelahiran 28 oktober 1. Mengobservasi TTV


letak sungsang ybd kurangnya 2015 R/ TD = 120/70 mmHg, N = 72 x/menit, RR = 20 x/menit,
informasi (10.30 WIB) S = 36,5 0C

(10.32 WIB) 2. Mengatur posisi yang nyaman pada klien


R/ ibu duduk bersandar disofa poli hamil

(10.35 WIB) 3. Memberikan KIE tentang kelahiran letak sungsang pada klien
R/ ibu mengangguk-anggukan kepala tanda mengerti. Ibu
bertanya ketika dirasa kurang paham

(10.38 WIB) 4. Mengajarkan posisi sujud untuk kehamilan sungsang


R/ Ibu memahami apa yang diajarkan perawat dan mencoba
posisi sujud

(10.45 WIB) 5. Review kembali pengetahuan klien


R/ ibu dapat menjelaskan ulang pengertian letak sungsang,
penyebab serta upaya dalam mencegah persalinan letak
sungsang.
Potensial peningkatan perilaku 28 oktober 1. Mengobservasi TTV
keteraturan dalam melakukan 2015 R/ TD = 120/70 mmHg, N = 72 x/menit, RR = 20 x/menit,
pemeriksaan ANC ybd kelainan (10.30 WIB) S = 36,5 0C
kehamilan
(11.43 WIB) 2. Menjelaskan pada klien dan keluarga pentingnya melakukan
pemeriksaan ANC
R/ ibu memahami penjelasan perawat, dapat mengulang hal-hal
yang berisiko terjadi akibat tidak rutin melakukan pemeriksaan
ANC
(11.45 WIB) 3. Mendorong klien untuk teratur melakukan pemeriksaan ANC
R/ ibu mengatakan mau dan sanggup teratur dalam
pemeriksaan kandungan di poli hamil untuk mencegah bahaya
bagi kandungannya. Ibu 2 minggu lagi disarankan untuk
periksa ulang.
EVALUASI

Diagnosa Tanggal/jam Catatan Perkembangan Paraf


Keperawatan/Masalah
Kolaboratif
Ansietas ybd letak sungsang 28 oktober S : Klien mengatakan saya sudah tidak terlalu cemas seperti tadi,
janin 2015 karena masih ada waktu untuk berupaya mengembalikan posisi
(12.07 WIB) bayi normal lagi, pasrah sama takdir Allah kalau saya yakin pasti
bisa karena ibu dan bayi punyak ikatan batin ya mbak
O: Ekspresi wajah rileks (+)
TTV: TD = 120/70 mmHg, N = 72 x/menit, RR = 20 x/menit,
S = 36,5 0C
A: masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Defisit pengetahuan kelahiran 28 oktober S : klien mengatakan bersyukur saya tidak terlambat, banyak
letak sungsang ybd kurangnya 2015 jawaban yang saya dapatkan dar sini seperti penyebab letak
informasi (12.10 WIB) sungsang. Saya baru tahu kalau posisi sujud adalah cara untuk
mengembalikan posisi bayi sungsang
O: ibu dapat menggambarkan posisi sujud untuk kehamilan
sungsang
A: masalah terratasi
P : intervensi dihentikan
Potensial peningkatan perilaku 28 oktober S: Klien mengatakan saya sanggung dan mau rutin melakukan
keteraturan dalam melakukan 2015 pemeriksaan kehamilan, biar anak saya sehat dan kandungan segera
pemeriksaan ANC ybd kelainan (12.15 WIB) normal
kehamilan O: ibu mendapat kartu kontrol
A: masalah teratasi sebagian
P : ibu disarankan kontrol 2 minggu lagi
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, EM. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC


______________. 2001. Rencana Perawatan Maternal/ Bayi. Edisi 2. Jakarta: EGC
Fadlun, AF. 2012. Asuhan kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba Medika
Gary, et al. 2006. Obstetri Williams. Edisi 21. Vol 1. Jakarta: EGC
Manuaba IBG. 2010. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. ECG
Marmi dkk. 2011. Asuhan kebidanan Patologi, yogyakarta : Pustaka pelajar
Prawiroharjo, Sarwono.2010. Ilmu Kandungan Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono
__________, 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
YBP-SP.
Rohmah, N. (2012). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-ruz
Media.
Rukiyah,ai yeyeh,dkk. 2010. Asuhan kebidanan Patologi. Jakarta: Trans Info Media
Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Anda mungkin juga menyukai