TINJAUAN PUSTAKA
b. Epidemiologi
Keganasan ini dapat berasal dari molahidatidosa dan non molahidatidosa.
Keganasan yang berasal dari molahidatidosa 23%. Sedangkan insidensi mola
hidatidosa itu sendiri 0,26-2,1 dari tiap 1000 kehamilan.4
Penelitian epidemiologi melaporkan variasi yang luas mengenai insidensi
mola hodatidosa. Di Amerika Utara, Australia, Selandia Baru, dan Eropa
menunjukkan insidensi mola hidatidosa antara 0,57-1,1 per 1000 kehamilan,
sedangkan penelitian di Asia Tenggara dan Jepang menunjukkan insidensi yang
lebih besar yaitu 2,0 per 1000 kehamilan. Investigasi terhadap perbedaan insidensi
antar etnik dan ras menunjukkan adanya peningkatan insidensi mola hidatidosa
pada Indian Amerika, Eskimo, Spanyol dan Afrika Amerika.5
Beberapa faktor risiko yang berpotensi sebagai etiologi mola hidatidosa
parsial dan komplit telah dievaluasi. Dua faktor risiko yang telah ditetapkan
adalah usia maternal yang ekstrim dan kehamilan mola sebelumnya. Usia
maternal yang lanjut atau sangat muda berkorelasi dengan peningkatan kejadian
mola hidatidosa komplit. Dibandingkan dengan wanita usia 21-35 tahun, risiko
mola komplit 1,9 kali lebih tinggi pada wanita usia >35 tahun dan <21 tahun serta
7,5 kali lebih tinggi pada wanita usia >40 tahun. Kehamilan mola sebelumnya
merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya kehamilan mola berikutnya.
Risiko pengulangan kehamilan mola setelah satu kali mola adalah 1%, atau
sekitar 10-20 kali pada populasi umum.5
ditandai dengan vili korialis atau gelembung mola yang terletak diantara otot-otot
miometrium. Jenis TTG ini sudah lama dikenal dengan istilah koriokarsinoma
istilah koriokarsinoma villosum. Pada mola invasif vili korialis dan sel
Sekitar 10-17% dari mola hidatidosa akan menyebabkan mola invasif, dan
sekitar 15% dari jumlah ini akan bermetastasis ke paru atau vagina. Mola invasif
lebih sering didiagnosis secara klinis daripada patologi berdasarkan kenaikan hCG
yang menetap setelah evakuasi mola dan lebih sering diobati dengan kemoterapi
3.6 Koriokarsinoma
a. Definisi
c. Klasifikasi
Klasifikasi neoplasma trofoblas gestasional dapat dilihat pada tabel 2.1
Stadium Deskripsi
Stadium I Penyakit terbatas pada uterus
Stadium II NTG meluas keluar dari uterus tetapi terbatas pada organ
genitalia (adneksa, vagina, ligamentum latum)
Stadium NTG meluas ke paru-paru dengan atau tanpa melibatkan
III saluran genitalia
Stadium Semua tempat metastase lainnya
IV
d. Epidemiologi
Frekuensi terjadinya koriokarsinoma di Amerika Serikat dan Eropa antara
1 : 20.000 sampai 1 : 40.000 kehamilan. Perkiraan insiden koriokarsinoma di
Asia, Afrika, dan Amerika Latin secara umum lebih tinggi, dengan frekuensi yang
pernah dilaporkan 1 : 500 sampai 1000 kehamilan. Di Nigeria, koriokarsinoma
merupakan tumor terbanyak ketiga pada wanita, setelah karsinoma payudara dan
serviks uteri. Perbedaan frekuensi ini mengasumsikan bahwa kondisi sosial
ekonomi atau faktor makanan dapat berperan pada terjadinya penyakit tropoblas.8
e. Patofisiologi
Bentuk tumor trofoblas yang sangat Gestasional ini dapat dianggap
sebagai suatu karsinoma dari epitel korion, walaupun perilaku pertumbuhan dan
metastasis nya mirip dengan sarcoma. Faktor-faktor yang berperan dalam
tranformasi keGestasionalan korion tidak diketahui. Pada koriokarsinoma,
kecenderungan trofoblas normal untuk tumbuh secara invasive dan menyebabkan
erosi pembuluh darah sangatlah besar. Apabila mengenai endometrium akan
terjadi perdarahan, kerontokan, dan infeksi permukaan. Massa jaringan yang
terbenam di miometrium dapat meluas keluar, muncul di uterus sebagai nodul-
nodul gelap irregular yang akhirnya menembus peritoneum.1
f. Diagnosis
Gejala klinis yang ditimbulkan dapat berupa pembesaran rahim,
perdarahan dan syok, ekspulsi gelembung mola, anemia dan gejala sekunder.
Adapun penegakan diagnosis dari koriokarsinoma ini didapatkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.9
1. Anamnesis / keluhan
Terdapat gejala-gejala hamil muda yang terkadang lebih parah dari kehamilan
biasa
Kadang timbul tanda toksemia gravidarum
Terdapat perdarahan per vaginam baik sedikit maupun banyak,tidak teratur,
berwarna kecoklatan,
Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan seharusnya (lebih
besar)
Keluarnya jaringan mola seperti buah anggur atau mata ikan (tidak selalu ada)
yang merupakan diagnosa pasti.
2. Pemeriksaan fisik
Inspeksi: wajah terlihat pucat dan berwarna kekuning-kuningan yang disebut
dengan mola face, jika gelembung mola keluar maka akan sangat terlihat
dengan jelas.
Palpasi: Uterus lebih besar / membesar tidak sesuai dengan tuanya usia
kehamilan, teraba lunak, tidak teraba bagian-bagian janin dan gerakan janin,
adanya fenomena harmonica yaitu darah dan gelembung mola keluar dan
fundus uteri turun, lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru.
Auskultasi: tidak terdengar bunyi Denyut Jantung Janin (DJJ), terdengar
bising dan bunyi yang khas.
Periksa dalam: Terdapat pembesaran rahim, rahim teraba lunak, terdapat
perdarahan dan jaringan dalam kanalis servikalisdan cavum vagina, serta
evaluasi keadaan serviks.
3. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Menurut The Intenational Federation of Gynecology and Oncology (FIGO)
menetapkan beberapa criteria yang dapat digunakan untuk mendiagnosis PTG
termasuk koriokarsinoma adalah:1
- Menetapnya kadar -hCG pada empat kali penilaian dalam 3 minggu atau
lebih (missal hari 1,7,14 dan 21)
- Kadar -hCG meningkat pada selama tiga minggu berturut-turut (missal hari
1,7 dan 14)
- Tetap terdeteksi -hCG sampai 6 bulan pasca evaluasi mola
- Gambaran patologi anatomi menunjukkan koriokarsinoma.
Untuk kasus yang didahului oleh jenis kehamilan lain seperti abortus,
kehamilan ektoopik atau aterm, diagnosis lebih sulit ditegakkan, untuk itu
Acosta Sison mengusulkan criteria Hbes, yang berarti:10
H : Having expelled a product of conception
B : Bleeding
Es: Enlargement and softness of the uterus
Jadi menurut Acosta Sison, pada semua wanita yang pernah mngeluarkan hasil
kehamilan, apapun jenisnya, kemudian mengalami perdarahan per vaginam
yang disertai adanya subinolusi uterus, maka wanita tersebut patut dicurigai
adanya keganasan, ditambah dengan adanya kenaikan kadar -hCG atau
tanda-tanda metastasis lainnya.6
USG
Biasanya akan tampak masa kompleks dengan disertai adanya
neovaskularisasi, kadang juga menunjukkan adanya ancaman perforasi.6
Patologi Anatomi
Umumnya gambaran patologi anatomi nya menunjukkan adanya sel-sel
trofoblas yang atipik, tanpa vili korialis, disertai hemoragi dan nekrosis.6
g. Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan terapi koriokarsinoma dapat dilakukan
dengan:6
1. Kemoterapi
Koriokarsinoma merupakan tumor yang sensitf terhadap obat-obatan
kemoterapi, dari hasil survey menunjukkan bahwa dengan kemoterapi
pasien dengan koriokarsinoma mengalami kesembuhan 90-95%.6
PTG risiko rendah, skor WHO kurang dari 6, FIGO Stadium
1, II, dan III :4
a. Metotreksat 0,4 mg/KgBB 1M tiap hari selama 5 hari,
diulang tiap 2 minggu
b. Metotreksat 1,0 mg/KgBB selang satu hari sampai 4
dosis dengan ditambahkan Leukovorin 0,1 mg/KgBB
24 jam setelah MTX, diulang tiap 2 minggu.
c. Metotreksat 50 mg/m2 diberikan secara mingguan.
PTG risiko tinggi, FIGO stadium I, II, III dengan skor WHO
lebih dari atau sarna dengan 7 atau stadium IV.
h. Prognosis
Prognosis dari koriokarsinoma dilihat berdasarkan skor faktor risiko yang
di formulasikan oleh FIGO seperti tabel 2.2
Dapus