Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA KONSEPTUAL

SFAC No. 1 dan SFAC No. 2

KELOMPOK 5 :

BAIQ DEFIKA ZAHRONYANA 1402144053

KURNIA OCTHA SAPUTRI 1402144083

SAESAR AYU PRATIWI 1402144095

PAXIA PRIMA NERISA 1402144179

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


Gedung Maratua,Jalan Telkomunikasi No.1,Bandung.

2017
DAFTAR ISI i

HIRARKI UNSUR-UNSUR 1

TUJUAN-TUJUAN AKUNTANSI 3

Kelompok Pemakai 5

Tujuan Pemakai 6

Akuntabilitas 6

Ikhtisar 7

KARAKTERISTIK KUALITATIF 7

Manfaat dan Biaya 8

Relevansi 8

Keandalan 10

Daya Banding 11

Materialitas 13

KESIMPULAN 14
HIRARKI UNSUR-UNSUR

Suatu memorandum diskusi tentang hasil kerja kelompok studi pada tujuan-tujuan
laporan keungan, juga disebut Komite Trueblood, dari nama ketuanya, muncul pada
tahun 1947. Suatu diagram dari lampirannya diproduksikan dalam Kerangka Dasar
Konseptual. Dalam pembahasan ini kita hanya akan membahas 2 Kerangka Dasar
Koneptual, yaitu :
1. SFAC 1 ( November 1978 )
Tujuan-tujuan akuntansi untuk perusahaan bisnis. Tujuan dalam pernyataan ini (
dan yang ada dalam SFAC 4 ) sangat bersandar pada daftar tujuan yang
dikembangkan oleh Komite Trueblood.

2. SFAC 2 ( May 1980 )


Karakterisrik-karakteristik kualitatif informasi keuangan.

Bagan Hirarki Unsur-Unsur dalam Suatu Kerangka Dasar Konseptual untuk


Akuntansi dan Pelaporan Keuangan.

Tujuan-tujuan Dasar

Tujuan-tujuan Tambahan

Karakteristik Kualitatif Informasi yang Dibutuhkan

Fundamental Akuntasi dan Pelaporan

Standar-Standar Akuntansi dan Pelaporan

Standar-Standar Interpretasi

Penerapan- Penerapan Praktik Akuntansi untuk


Situasi Tertentu oleh Manajemen dan Auditor

Bagan ini berusaha untuk mengaitkan berbagai bagian dari Kerangka Dasar
Konseptual. Istilah-istilah dalam hirarki yang ditunjukan dalam bagan tersebut
didefinisikan oleh FASB dengan cara berikut :
1. Tujuan adalah sesuatu ke arahnya upaya diarahkan, suatu arahan atau akhir
tindakan, suatu sasaran. Tujuan ini adalah subyek dari SFAC 1.
2. Informasi yang Dibutuhkan mencakup identifikasi kategori yang luas dari
informasi akuntansi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai. Contohnya,
beberapa tujuan yang disebutkan dalam Studi Tujuan berhubungan dengan
jenis-jenis laporan keuangan tertentu yang dianggap penting untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan informasi pemakai. Unsur ini serupa dengan tujuan-
tujuan umum dalam APB Statement No.4.
3. Karakteristik Kualitatif adalah ciri-ciri informasi akuntansi yang cenderung
untuk menambah kegunaannya. Karakteristik kualitatif dapat diharapkan :
a. Dapat bertahan terhadap pengujian waktu.
b. Pervasif--- yaitu,berlaku bagi semua satuan usaha akuntansi.
c. Dapat diterapkan----- yaitu, mampu diterapkan dan peka terhadap
pengujian tujuan.

Unsur ini serupa dengan tujuan kualitatif dalam APB Statement No.4.
karekteristik ini merupakan topik dari SFAC 2.

4. Fundamental adalah konsep-konsep dasar yang mendasari pengukuran


transaksi-transaksi dan kejadian dan mengungkapkannya dalam cara yang
berarti bagi pemakai informasi akuntansi. Fundamental seperti itu bisa
mencakup definisi dari satuan usaha akuntansi, aktiva, kewajiban, laba,
pendapan, beban, realisasi, dan yang lainnya. Fundamental ini dibicarakan
dalam SFAC 5 dan SFAC 6.
5. Standar merupakan pemecahan umum atas masalah-masalah akuntansi
keuangan.
6. Interpretasi menjernihkan, menjelaskan, atau menguraikan secara panjang
lebar standar akuntansi dan pelaporan sebagai suatu alat bantu bagi
penerapannya dalam peraktik akuntansi.
7. Praktik adalah sarana untuk mencapai tujuan-tujuan dasar dari laporan
keuangan.
TUJUAN-TUJUAN AKUNTANSI

Pendekatan awal untuk mendefinisikan tujuan-tujuan akuntansi berfokus pada


perhitungan dan penyajian laba bersih yang dihasilkan dari aturan realisasi dan
penandingan tertentu dengan neraca yang menghubungkan periode kini ke periode
mendatang. Oleh karena itu, penekannya adalah pada proses pengumpulan data dan
format laporan keuangan. Sebagai contoh, Accounting Terminologu Bulletin No.1
mendefinisikan sebagai : seni mencatat, mengklasifikasikan, dan mengikhtisarkan
transaksi dan kejadian yang, paling tidak sebagian, bersifat keuangan dan dengan cara
yang bermakna dan dalam satuan uang, serta menginterprestasikan hasil-hasilnya.
Kesulitan utama dengan penekanan pada proses akuntansi dan struktur pelaporan
tradisonal adalah bahwa istilah-istilah akuntansi, seperti laba bersih, pendapatan, dan
pengukuran-pengukuran, sepeti biaya historis, sedikit atau tidak mempunyai makna
penafsiran pada fenomena dunia nyata. Istilah-istilah ini merupakn artifak akuntan dan,
meskipun artifak semacam itu berguna dalam pembuatan prediksi fenomena dunia
nyata, bukti-bukti tidak mendukung kesahihan pembuatan atruktur akuntansi itu
sebagai dasarnya.
Pernyataan-pernyatan setelah itu menekankan pendekan semantik, yang berfokus pada
pengukuran dan pelaporan kekayaan dalam istilah yang akrab bagi seorang ekonom.
APB Statement No.4, misalnya, menetapkan tujuan-tujuan umum pelaporan keuangan
sebagai ketentuan dari informasi keuangan yang dapat diandalkan mengenai sumber
dan kewajiban ekonomi dari suatu satuan usaha. Dalam nada yang sama, Accounting
Research No.1 menyatakan tujuan akuntansi adalah :
1. Untuk mengukur sumber daya yang dimiliki oleh satuan usaha tertentu.
2. Untuk menunjukan tuntutan-tuntutan terhadap dan kepentingan dalam satuan
usaha tersebut.
3. Untuk mengukur perubahan dalam sumberdaya, tuntutan dan kepentingan
tersebut.
4. Untuk menetapkan perubahan itu pada periode waktu yang dapat ditentukan.
5. Untuk menyatakan hal-hal di atas dalam nilai uang sebagai satuan umum.

Definisi-definisi ini berlaku sebagai suatu dasar untuk penekanan pada neraca dan
laporan rugi laba sebagai ukuran-ukuran kekayaan dan perubahan dalam kekayaan.
Kesulitan-kesulitan dasar dari penerapan tujuan sematik adalah ketidakmampuan untuk
mendefinisikan hal itu secara cukup jelas untuk memungkinkan kesepakatan baik pada
pemilihan unsur tepat yang dicakup, atau pun pada pengukurannya.

FASB, meski tidak menolak pendekatan sematik dan sintaktik, memberi penekanan
utama pada pendekatan pragmatik. SFAC 1 berjudul Tujuan-Tujuan Pelaporan
Keuangan oleh Satuan Usaha. Seperti disebutkan diatas, pernyataan ini sebagian bear
didasarkan pada pelaporan yang disusun oleh komite AICPA dibawah kepemimpinan
Robert M.Trueblood. Laporan Trueblood, pada gilirannya, sebagian besar didasarkan
pada tujuan yang dijelaskan dalam APB Statement No.4. Oleh karena itu, ada banyak
sejarah dibalik tujuan-tujuan FASB> FASB meringkaskan tujuan-tujuan yang tampak
dalam pernyataan tersebut dalam cara berikut : Pelaporan keuangan harus menyediakan
informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dan pemakai lain yang sekarang dan
yang potensial megambil keputasan rasional untuk investasi, kredit yang serupa.
Informasi tersebut harus dapat dimengrti oleh mereka yang mempunyai pemahaman
yang wajar atas kegiatan bisnis dan ekonomii dan bersedia mempelajari informasi itu
dengan cukup tekun.

Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi guna membantu investor dan


kreditor dan pemakai lain yang sekarang dan yang potensial dalam menetapkan jumlah,
waktu, dan ketidak pastian penerimaan kas prospektif dari dividen atau bunga dan hasil
penjuualan, penarikan, atau jatuh tempo surat berharga atau pinjaman . Karena arus kas
investor dan kreditor berkaitan dengan arus kas perusahaan, pelaporan keuangan harus
menyediakan informasi guna membantu investor, kreditor, dan pihak-pihak lain
menetapkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari arus masuk kas bersih ke
perusahaan yang bersagkutan.

Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi mengenain sumberdaya ekonomi


dari suau satuan usaha, tuntutan terhadap sumberdaya tersebut ( kewajiban satuan usaha
itu untuk mentransfer sumberdaya ke satuan usaha lain dan modal pemilik ), dan
pengaruh transaksi, kejadian, dan situasi yang mengubah seumberdayanya dan
tuntutannya pada sumberdaya tersebut.

Tidak semua diyakinkan oleh tujuan-tujuan FASB itu. Bebrapa menyanggah bahwa
mereka tidak menambahakan sesatu yang baru. Yang lain berpendapat bahwa tjuan
FASB tidak mengarah, seperti yang dinyatakan, pada suatu tujuan atau akhir dari yang
lain dari pada yang telah kita capai, yaitu menhilangkan kata harus dari tujuan tersebut
akan membuat hall itu sebagai suatu gambaran yang sangat wajar dari kenyataan.
Masalah yang ditimbulakn adalah bahwa merka gagal mebuat penyempurnaan dalam
akuntansi. Yang lain, seperti disebutkan dibawah, masih yakin bahwa peran akuntansi
adalah untuk mengukuhkan, tidak untuk meramalkan. Baru-baru ini, sebuah aliran
pemikiran menyatakan bahwa bisnis dapat disamakan dengan suatu permainan dimana
akuntan adalah penghitung skor. Dalm dunia seperti itu, akuntansi tidak memiliki arti
lain selain sebagi suatu sitem hitungan yang disepakati bersama oleh partisipan.
Namun,semua krtitik ini dengan cepat mengakui bahwa lebih mudah mengkritik
daripada membangun seperangkat tujuan.

Jenis argumentasi lain melihat akuntansi sebagai suatu senjata ideologi dalam konflik
sosial mengenai distribusi pendapatan dan kesejahteraan. Argumentasi yang
mendasari adalah jika penataan penyusun standar sekarang di Amerika Serikat, dan
dinegara lain, ditunjukan untuk melindungi kepentingan publik, maka publik
memerlukan pertimbangan yang lebih penuh dalam penentuan tujuan-tujuan akuntansi.

Jenis kritik yang ketiga adalah bahwa, walu fokus pada pemakai mungkin menarik
padaawalnya, ini tidak bebas dari kesulitannya sendiri. Secara khusus, hal itu
meninggalkan tiga pertanyaan penting yang belum terpecahkan :

1. Pemakai mana yang harus dipertimbangkan ?


2. Sampai dimana kesamaan tujuan dari pemakai-pemakai yang berbeda ?
3. Apakah harapan-harapan manajemen harus dipertimbangkan ?

Kelompok Pemakai

Kesimpulan mengenai kelompok pemakai utama bahwa pelaporan keuangan harus


berguna untuk pengambilan keputusan investasi, kredit, dan keputusan sejenis.
Keputusan semacam itu didasarkan pada berbagai data prakiraan yang sebagian besar
bersifat ekonomi dan bahwa peran akuntansi hanyalah untuk meneguhkandata ini.

Tujuan pada dasarnya berasal dari kebutuhan informasi pemakai luar yang kurang
berwenang untuk menyusun informasi keuangan yang mereka inginkan dari perusahaan
dan karenanya harus menggunakan informasi yang dikomunikasikan manajemen
kepada mereka.
Penekanan pada pemakai eksternal yang kurang berwenang dalam SFAC 1 di kritik
atas dasar bahwa hipotesis pasar efisien, menunjukan bahwa harga pasar saham
diciptakan oleh tindakan investor yang canggih. Jika ini masalahnya, tujuan pelaporan
keuangan seharusnya tidak menyediakan informasi untuk investor dengan kewenangan
dan kemampuan terbatas, tetapi lebih untuk membuat informasi yang tersedia bagi
public yang sebaliknya bisa digunakan untuk memperoleh laba monopoli oleh mereka
yang mempunyai akses pada informasi rahasia atau dari dalam ini.

Tujuan Pemakai

FASB dan AICPA mengaku bahwa kekuatan argument-argumen yang mendukung


laporan tujuan khusus, tetapi menentang balik bahwa pemakai mempunyai cukup
kesamaan sehingga serangkaian laporan tujuan umum mencukupi. Seperti yang
dinyatakan oleh APB Statement No. 4 :

Penekanan dalam akuntansi keuangan pada informasi tujuan umum didasarkan pada
anggapan bahwa sejumlah besar pemakai membutuhkan informasi yang sama.
Informasi tujuan umum tidak dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan khusus dari
masing-masing pemakai.

Dengan perkataan lain, laporan tujuan umum dimaksudkan untuk memuaskan


kebutuhan sejumlah terbesar pemakai yang mungkin ada.

Akuntabilitas

Seseorang harus memperhitungkan juga tujuan pemasok selain tujuan penerima. Jika
tidak ada yang lain, orang harus mempertimbangkan biaya penyediaan informasi.
Professor Carnegie, Yuji Ijiri berusaha menghimpun berbagai pihak yang bersangkutan
dalam suatu model akuntabilitas yang didalamnya ia menggambarkan adanya akuntor,
akuntee, dan akuntan. Ia mengemukakan bahwa dalam :

Suatu kerangka dasar berdasarkan akuntabilitas, tujuan akuntansi adalah untuk


menyediakan suatu system arus informasi yang adil diantara akuntor dan dan
akuntee berdasrkan hubungan akuntabilitas yang mendasari, akuntee mempunyai hak
tertentu untuk mengetahui, pada saat yang sama kerangka dasar ini mengakui bahwa
akuntor juga mempunyai hak untuk melindungi rahasia. Lebih banyak informasi
mengenai akuntor tidak selalu lebih baik. Mungkin lebih baik dari sudut pandang
akuntee tetapi tidak demikian halnya dari keseluruhan hubungan akuntabilitas.

Ikhtisar

Pembahasan tujuan akuntansi bias berfokus pada salah satu dari tiga tingkatan teori
akuntansi, tingkat sintaktik, semantik, dan pragmatik. Sintatik memfokuskan pada
sintaks atau tata Bahasa akuntansi, semantik memfokuskan pada artinya, dan pragmatik
memfokuskan pada penggunaannya. Tujuan-tujuan FASB pada dasarnya bernada
pragmatik.

KARAKTERISTIK KUALITATIF

Karakteristik kualitatif pada mulanya didefinisikan sebagai sifat informasi yang penting
agar membuatnya berguna. Board menunjukan sejumlah karakteristik kualitatif yang
berbeda dalam kerangka.

Board membedakan antara kualitas khusus pemakai dan khusus keputusan. Klasifikasi
yang pertama memfokuskan pada kualitas-kualitas yang berhubungan dengan pemakai.
Karateristik seperti ketepetan waktu tidak bergantung pada pemakai, karena semua
pemakai mengingikan informasi yang tepat waktu. Informasi lain bersifat khusus bagi
keputusan tertentu. Gambar dibawah ini menunjukan bagaimana karakteristik ini
berkaitan.
Manfaat dan Biaya

Informasi harus bermanfaat-biaya, yaitu manfaatnya harus melebihi biayanya. Seperti


yang dikemukakan oleh FASB:

Sebagian besar biaya penyediaan informasi keuangan pada awalnya adalah pada
penyusun, sementara manfaat diperoleh baik oleh penyusun maupun pemakai.
Akhirnya, biaya dan manfaat menyebar sangat luas. Biaya itu sebagian besar diteruskan
kepada pemakai informasi dan pada konsumen barang dan jasa. Manfaat juga dianggap
diteruskan kepada konsumen dengan menjamin pemasokan barang dan jasa dan
pemberfungsian pasar yang lebih efisien. Tetapi, sekalipun biaya dan manfaat tidak
ditelusuri diluar penyusun dan pemakai informasi, untuk menyatakan susatu yang tepat
mengenai kejadiannya sulit.

Kenyataannya, ini begitu sulit hingga beberapa orang akan menganggapnya kegagalan
untuk berusaha melakukan analisis biaya-manfaat. Meskipun demikian Board
menekankan :

Disamping kesulitannya, Board tidak menyimpulkan bahwa bukan seharusnya untuk


berpaling dari masalah ini, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengamankan
efektivitas biaya pada standarnya. Sebelum suatu keputusan diambil untuk
mengembangkan suatu standar, Board perlu meyakinkan dirinya sendiri bahwa maslah
yang harus diatur merupakan masalah penting dan bahwa suatu standar yang
dirumuskan tidak akan menimbulkan banyak biaya untuk manfaat yang sedikit.

Relevansi

Relevansi telah di definisikan secara beraneka ragam. Pada dasarnya informasi yang
relevan adalah informasi yang mempunya hubungan dengan masalah yang dihadapi.
Suatu konsep keputusan-relevan adalah standar utama dalam ASOBAT, di mana
dinyatakan bahwa :

relevansi mensyaratkan bahwa informasi harus berhubungan dengan atau di


hubungkan secara bermanfaat dengan tindakan yang di rancang untuk memudahkan
atau memberikan hasil yang diinginkan.

PERAGA 5.5 RELEVANCE


Tujuan Relevansi : Tercapai bila informasi memungkinkan tujuan
dari pengguna dapat dicapai . Sulit untuk menentukan kapan tercapainnya
tujuan bersifat subjektif.
Relvansi Semantik : Tercapai bila penerima informasi memahami arti
sesungguhnya dari informasi yang di laporkan. Pada intinya ini merupakan
syarat mutlak akan tetapi bukan tujuan akhir.
Relevansi Keputusan : Tercapainya bila fasilitas keputusan informasi di
buat unuk pemakai. Hal ini adalah tujuan akhiir dan FASB.

Relevansi sebagai fungsi dari :

Nilai Peramalan. Konsep peramalan di turunkan dari model penilaian investasi yang
di definisikan oleh FASB dalam daftar istilah SFAC 2 sebagai kualitas informasi yang
membantu pemakai untuk meningkatkan kemungkinan peramalan dengan benar hasil
kejadian masa lalu atau sekarang.

PERAGA 5,6 Nilai Peramalan


Langsung : Ketentuan ramalan oleh manajemen, misalnya, arus kas yang di
proyeksikan. Kemungkinan salah penggunaan dan kewajiban, dalam kasus
peramalan yang tidak akurat, membatasi penggunanya.
Tidak Langsung : Ketentuan data masa lalu; contohnya arus kas masa lalu
yang memungkinkan pemakai untuk meramalkan arus kas masa datang.
Mengasumsikan korelasi yang tinggi antara kejadian masa lalu dan masa datang
yang mungkin tidak dapat dibenarkan.
Indikator Penting : Ketentuan data dan penggeraknya mendahului
pergerakan dalam obyek atau kejadian yang di prediksi, contohnya,
peningkatan rasio utang-modal bisa medahului kemorosatan dalam arus kas.
Mengasumsikan indikator yang mengarah pada titik balik di masa lalu akan
melakukan hal yang sama di masa mendatang .
Informasi Pendukung : Ketentuan data akuntansi yang dapat di gunakan untuk
meramalkan data lain., Sebagai contoh, suatu kenaikan dalam imbalan atas
aktivita dapat berarti efesiensi manajerial meningkat yang bisa menyebabkan
arus kas meningkat. Mengasumsikan hubungan antara data akuntansi dan data
lain sudah di ketahui.
Nilai Umpan Balik. Informasi mengenai hasil dari suatu keputusan seringkali
merupakan masukan kunci dalam pengambilan keputusan berikutnya. Informasi jenis
ini seringkali disebut umpan balik.

Ketepatan Waktu. Ketepatan waktu menunjukkan bahwa laporan keuangan harus di


sajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan
perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan
pemakai.

Relevansi, Informasi, dan Data. Konsep relevansi memungkinkan seorang untuk


membuat perbedaan yang berguna antara informasi dan data. Informasi dapat di
definisikan sebagai data yang mempunyai pengaruh mengejutkan pada si penerima.
Lebih lanjut, informasi harus mengurangi ketidakpastian. Mengkomunikasikan pesan
bagi pengambil keputusan yang mempunyai nilai lebih besar daripada biayayanya dan
secara potensial menimbulkan tanggapan bagi si pengambil keputusan. Selanjutnya,
titik awal pemilihan data utuk penyajian adalah untuk menjamin bahwa data itu
sedikitnya merupakan informasi ; jika tidak data itu tidak dapat relevan.

Keandalan

Keandalan, karakteristik khusus keputusan utama lain di definisakan dalam SFAC 2


sebagai : Kualitas informasi yang menjamin bahwa informasi secara wajar bebas dari
kesalahan dan bias dan secara jujur menyajikan apa yang dimaksudkan untuk
dinyatakan . Keandalan , menurut FASB adalah suatu fungsi dari :

Kejujuran penyajin
Dapat diperiksa
Netralitas

Kejujuran Penyajian. FASB mendefinisikan kejujuran penyajian sebagai :


kesesuaian atau persetujuan antara suatu ukuran atau deskripsi dan fenomena yang di
maksudkan untuk digambarkan.

Dapat Diuji. Ini adalah definisi yang di tulis oleh FASB ketika mendefinisikan dapat
diuji dalam daftar istilah untuk SFAC 2 sebagai : kemampuan melalui consensus
diantara para pengukur untuk menjamin bahwa informasi itu menyajikan apa yang di
maksud untuk di nyatakan atau bahwa metode pengukuran yang dipilih telah digunakan
tanpa kekeliruan atau bias.

Kenetralan. Bias, menurut FASB, adalah kecenderungan dari suatu ukuran untuk jauh
lebih sering pasa satu sisi daripada sisi yang lain dari yang dimaksudkan bukan
cenderung jatuh secraa sama pada masing-masing sisi. Maka arti bebas dari bias berarti
kemampuan prosedur untuk memberikan suatu deskripsi akurat dari atribut yang
dipertimbangkan itu.

Kenetralan berarti bahwa seseorang tidak memihak pada suatu hasil yang ditentukan
lebih dulu. Kenetralan penting bagi FASB karena badan itu telah memutuskan sebagai
suatu kebijakan yang tidak mengizinkan standarnya digunakan untuk mengejar sasaran
ekonomi atau politis tertentu. Ini berarti bahwa FASB bertekad untuk tidak mengejar
konsekuensi-konsekuensi ekonomi tertentu.

Daya Banding

Board menyatakan bahwa kegunaan informasi sangat besar apabila hal itu dinyatakan
dalam suatu cara sehingga seseorang dapat membandingkan satu satuan usaha dengan
yang lain. Maka daya banding didefinisikan sebagai :

Kualitas informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengidentifikasi kesamaan dan


perbedaan antara dua set fenomena ekonomi

Yang pertama sebagian tergatung pada keseragaman; yang terakhir pada konsistensi.

Keseragaman. Istilah keseragaman menyiratkan bahwa kejadian yang serupa


diperhitungkan kesamaannya. Akuntansi untuk biaya penelitian dan pengembangan
adalah salah satu contoh keseragaman kaku dalam akuntansi. Keseragaman terbatas
memungkinkan situasi yang relevan dipertimbangkan. Akuntansi untuk kerugian
bersyarat, yang memungkinkan perlakuan berbeda menurut tingkat probabilitas,
merupakan contoh keseragaman terbatas dalam akuntansi.

Konsep keseragamanpun ada yang mengkritik. Penentang utama dari keseragaman


didasarkan pada pernyataan bahwa :

1. Ini akan melanggar hak-hak dan kebebasan dasar manajemen.


2. Ini akan menempatkan akuntansi dalam jaket pengikat peraturan dan prosedur
yang akan membuat laporan keuangan kurang dapat dibandingkan.
3. Ini akan menghambat kemajuan dan mencegah perubahan-perubahan yang
diinginkan.

Di pihak lain, argument untuk beberapa tingkat keseragaman adalah :

1. Berbagai macam praktik-praktik yang dapat diterima membuat daya banding


yang berbeda antar perusahaan akan sulit.
2. Kebebasan manajemen untuk memilih metode mereka sendiri akan menimbulkan
bias melalui manipulasi informasi yang dilaporkan.
3. Jika sektor swasta tidak mengambil langkah-langkah untuk mncapai keseragaman
yang lebih besar, hal itu bias ditetapkan oleh SEC atau beberapa lembaga
pemerintah lainnya.

Mempersempit bidang perbedaan dalam pelaporan keuangan di antara perusahaan


mungkin diinginkan sebagai suatu tujuan dari kebijakan akuntansi untuk pencapaian
tujuan dasar pergerakan menuju tingkat optimal dari kesejahteraan social dan ekonomi.
Karena tidak mungkin untuk mengantisispasi semua kemungkinan konsekuensi
ekonomi, ada beberapa manfaat dalan mengizinkan setiap perusahaan untuk membuat
beberapa pilihan selama investor dan kreditor tidak dirugikan. Setidaknya standar
akuntansi hanya akan mewajibkan keseragaman terbatas.

Konsistensi. Konsistensi telah digunakan sehubungan dengan penggunaan proedur


akuntansi yang sama oleh satu satuan usaha akuntansi atau perusahaan dari periode ke
periode, penggunaan konsep dan prosedur pengukuran yang sama untuk unsur-unsur
yang berhubungan dalam laporan suatu perusahaan untuk satu periode.

Konsistensi dalam penggunaan prosedur akuntansi sepanjang waktu disyaratkan karena


sulitnya membuat prediksi berdasarkan data seri-waktu yang tidak diukur dan
diklasifikasikan dalam cara yang sama. Jika metode atau prosedur pengukuran berbeda,
akan sulit untuk memproyeksikan kecenderungan atau membedakan pengaruh dari
period eke periode pada perusahaan yang disebabkan pengaruh eksternal atau
memisahkan fluktuasi yang disebabkan faktor ekonomi internal dan eksternal.

Menurut Opini APB No. 20, suatu perubahan akuntansi mencakup suatu perubahan
dalam prinsip akuntansi, estimasi akuntansi, atau dalam satuan usaha yang melaporkan.
Perubahan harus diungkapkan saat perubahan dilakukan. Hanya beberapa jenis
perubahan yang harus dilakukan dengan menyatakan kembali laporan keuangan tahun
sebelumnya.

Konsistensi dapat, dan harus diinterpretasikan lebih luas sebagai pengungkapan dari
setiap informasi relevan yang penting bagi pemakai untuk membuat prediksi.

Materialitas

Materialitas, yang dijelaskan oleh FASB sebagai karakteristik pervasive, sangat mirip
dengan konsep relevansi. Menurut SFAC No. 2, sifat dasar dari materialitas adalah :

Adalah mungkin bahwa penilaian dari orang rasional yang mengandalkan pada laporan itu akan
diubah atau dipengaruhi oleh pemasukan atau koreksi dari pos itu.

Materialitas juga bias dilihat sebagai suatu kendala yang ditentukan oleh
ketidakmampuan pemakai spesifik untuk menangani sejumlah besar rincian. Salah satu
tanggung jawab akuntan dalam pelaporan keuangan adalah untuk meringkaskan
tumpukan data yang nantinya memberi arti kepada pemakai laporan.

Materialtias bias berhubungan dengan pentingnya perubahan nilai, perbaikan kesalahan


dalam laporan sebelumnya, atau pada beberapa sarana pengungkapan data yang
dikuantifikasi dan penjelasan atau kualifikasi data yang relevan. Perubahan, perbaikan,
dan penjelasan ini harus dianggap material jika cukup besar atau cukup penting untuk
mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan.

Unsur dimana materialitas dapat terlibat dalam keputusan mencakup hal berikut :

1. Data kuantitatif, seperti unsur yang mempengaruhi laba bersih.


2. Luas penggabungan atau perincian data kuantitatif dalam laporan formal.
3. Data kuantitatif yang tidak dapat diestimasi secara cukup akurat yang harus
dimasukkan dalam laporan.
4. Segi-segi kuantitatif yang harus diungkapkan oleh frasa atau kalimat deskriptif.
5. Hubungan khusus antara perusahaan dan individu atau kelompok tertentu yang
mempengaruhi hak dan kepentingan individu atau kelompok lain.
6. Rencana dan harapan manajemen yang relevan.
KESIMPULAN

Dalam pembahasan ini kita membahas 2 Kerangka Dasar Konseptual, yaitu:


1. SFAC 1 ( November 1978 )
Tujuan-tujuan akuntansi untuk perusahaan bisnis. Tujuan adalah sesuatu ke
arahnya upaya diarahkan, suatu arahan atau akhir tindakan, suatu sasaran. Tujuan
ini adalah subyek dari SFAC 1.

FASB meringkaskan tujuan-tujuan yang tampak dalam pernyataan tersebut dalam


cara berikut : Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna bagi
investor dan kreditor dan pemakai lain yang sekarang dan yang potensial megambil
keputasan rasional untuk investasi, kredit yang serupa. Informasi tersebut harus
dapat dimengrti oleh mereka yang mempunyai pemahaman yang wajar atas
kegiatan bisnis dan ekonomii dan bersedia mempelajari informasi itu dengan cukup
tekun.

2. SFAC 2 ( May 1980 )


Karakterisrik-karakteristik kualitatif informasi keuangan. Karakteristik Kualitatif
adalah ciri-ciri informasi akuntansi yang cenderung untuk menambah
kegunaannya. Karakteristik kualitatif dapat diharapkan :
a. Dapat bertahan terhadap pengujian waktu.
b. Pervasif yaitu,berlaku bagi semua satuan usaha akuntansi.
c. Dapat diterapkan yaitu, mampu diterapkan dan peka terhadap pengujian
tujuan.

Unsur ini serupa dengan tujuan kualitatif dalam APB Statement No.4. karekteristik
ini merupakan topik dari SFAC 2.

Beberapa karakteristik kualitatif diantaranya :

a. Manfaat > Biaya


b. Relevansi
c. Keandalan
d. Daya banding
e. Materialitas

Anda mungkin juga menyukai