KELOMPOK 5 :
S1 AKUNTANSI
2017
DAFTAR ISI i
HIRARKI UNSUR-UNSUR 1
TUJUAN-TUJUAN AKUNTANSI 3
Kelompok Pemakai 5
Tujuan Pemakai 6
Akuntabilitas 6
Ikhtisar 7
KARAKTERISTIK KUALITATIF 7
Relevansi 8
Keandalan 10
Daya Banding 11
Materialitas 13
KESIMPULAN 14
HIRARKI UNSUR-UNSUR
Suatu memorandum diskusi tentang hasil kerja kelompok studi pada tujuan-tujuan
laporan keungan, juga disebut Komite Trueblood, dari nama ketuanya, muncul pada
tahun 1947. Suatu diagram dari lampirannya diproduksikan dalam Kerangka Dasar
Konseptual. Dalam pembahasan ini kita hanya akan membahas 2 Kerangka Dasar
Koneptual, yaitu :
1. SFAC 1 ( November 1978 )
Tujuan-tujuan akuntansi untuk perusahaan bisnis. Tujuan dalam pernyataan ini (
dan yang ada dalam SFAC 4 ) sangat bersandar pada daftar tujuan yang
dikembangkan oleh Komite Trueblood.
Tujuan-tujuan Dasar
Tujuan-tujuan Tambahan
Standar-Standar Interpretasi
Bagan ini berusaha untuk mengaitkan berbagai bagian dari Kerangka Dasar
Konseptual. Istilah-istilah dalam hirarki yang ditunjukan dalam bagan tersebut
didefinisikan oleh FASB dengan cara berikut :
1. Tujuan adalah sesuatu ke arahnya upaya diarahkan, suatu arahan atau akhir
tindakan, suatu sasaran. Tujuan ini adalah subyek dari SFAC 1.
2. Informasi yang Dibutuhkan mencakup identifikasi kategori yang luas dari
informasi akuntansi keuangan yang dibutuhkan oleh pemakai. Contohnya,
beberapa tujuan yang disebutkan dalam Studi Tujuan berhubungan dengan
jenis-jenis laporan keuangan tertentu yang dianggap penting untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan informasi pemakai. Unsur ini serupa dengan tujuan-
tujuan umum dalam APB Statement No.4.
3. Karakteristik Kualitatif adalah ciri-ciri informasi akuntansi yang cenderung
untuk menambah kegunaannya. Karakteristik kualitatif dapat diharapkan :
a. Dapat bertahan terhadap pengujian waktu.
b. Pervasif--- yaitu,berlaku bagi semua satuan usaha akuntansi.
c. Dapat diterapkan----- yaitu, mampu diterapkan dan peka terhadap
pengujian tujuan.
Unsur ini serupa dengan tujuan kualitatif dalam APB Statement No.4.
karekteristik ini merupakan topik dari SFAC 2.
Definisi-definisi ini berlaku sebagai suatu dasar untuk penekanan pada neraca dan
laporan rugi laba sebagai ukuran-ukuran kekayaan dan perubahan dalam kekayaan.
Kesulitan-kesulitan dasar dari penerapan tujuan sematik adalah ketidakmampuan untuk
mendefinisikan hal itu secara cukup jelas untuk memungkinkan kesepakatan baik pada
pemilihan unsur tepat yang dicakup, atau pun pada pengukurannya.
FASB, meski tidak menolak pendekatan sematik dan sintaktik, memberi penekanan
utama pada pendekatan pragmatik. SFAC 1 berjudul Tujuan-Tujuan Pelaporan
Keuangan oleh Satuan Usaha. Seperti disebutkan diatas, pernyataan ini sebagian bear
didasarkan pada pelaporan yang disusun oleh komite AICPA dibawah kepemimpinan
Robert M.Trueblood. Laporan Trueblood, pada gilirannya, sebagian besar didasarkan
pada tujuan yang dijelaskan dalam APB Statement No.4. Oleh karena itu, ada banyak
sejarah dibalik tujuan-tujuan FASB> FASB meringkaskan tujuan-tujuan yang tampak
dalam pernyataan tersebut dalam cara berikut : Pelaporan keuangan harus menyediakan
informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dan pemakai lain yang sekarang dan
yang potensial megambil keputasan rasional untuk investasi, kredit yang serupa.
Informasi tersebut harus dapat dimengrti oleh mereka yang mempunyai pemahaman
yang wajar atas kegiatan bisnis dan ekonomii dan bersedia mempelajari informasi itu
dengan cukup tekun.
Tidak semua diyakinkan oleh tujuan-tujuan FASB itu. Bebrapa menyanggah bahwa
mereka tidak menambahakan sesatu yang baru. Yang lain berpendapat bahwa tjuan
FASB tidak mengarah, seperti yang dinyatakan, pada suatu tujuan atau akhir dari yang
lain dari pada yang telah kita capai, yaitu menhilangkan kata harus dari tujuan tersebut
akan membuat hall itu sebagai suatu gambaran yang sangat wajar dari kenyataan.
Masalah yang ditimbulakn adalah bahwa merka gagal mebuat penyempurnaan dalam
akuntansi. Yang lain, seperti disebutkan dibawah, masih yakin bahwa peran akuntansi
adalah untuk mengukuhkan, tidak untuk meramalkan. Baru-baru ini, sebuah aliran
pemikiran menyatakan bahwa bisnis dapat disamakan dengan suatu permainan dimana
akuntan adalah penghitung skor. Dalm dunia seperti itu, akuntansi tidak memiliki arti
lain selain sebagi suatu sitem hitungan yang disepakati bersama oleh partisipan.
Namun,semua krtitik ini dengan cepat mengakui bahwa lebih mudah mengkritik
daripada membangun seperangkat tujuan.
Jenis argumentasi lain melihat akuntansi sebagai suatu senjata ideologi dalam konflik
sosial mengenai distribusi pendapatan dan kesejahteraan. Argumentasi yang
mendasari adalah jika penataan penyusun standar sekarang di Amerika Serikat, dan
dinegara lain, ditunjukan untuk melindungi kepentingan publik, maka publik
memerlukan pertimbangan yang lebih penuh dalam penentuan tujuan-tujuan akuntansi.
Jenis kritik yang ketiga adalah bahwa, walu fokus pada pemakai mungkin menarik
padaawalnya, ini tidak bebas dari kesulitannya sendiri. Secara khusus, hal itu
meninggalkan tiga pertanyaan penting yang belum terpecahkan :
Kelompok Pemakai
Tujuan pada dasarnya berasal dari kebutuhan informasi pemakai luar yang kurang
berwenang untuk menyusun informasi keuangan yang mereka inginkan dari perusahaan
dan karenanya harus menggunakan informasi yang dikomunikasikan manajemen
kepada mereka.
Penekanan pada pemakai eksternal yang kurang berwenang dalam SFAC 1 di kritik
atas dasar bahwa hipotesis pasar efisien, menunjukan bahwa harga pasar saham
diciptakan oleh tindakan investor yang canggih. Jika ini masalahnya, tujuan pelaporan
keuangan seharusnya tidak menyediakan informasi untuk investor dengan kewenangan
dan kemampuan terbatas, tetapi lebih untuk membuat informasi yang tersedia bagi
public yang sebaliknya bisa digunakan untuk memperoleh laba monopoli oleh mereka
yang mempunyai akses pada informasi rahasia atau dari dalam ini.
Tujuan Pemakai
Penekanan dalam akuntansi keuangan pada informasi tujuan umum didasarkan pada
anggapan bahwa sejumlah besar pemakai membutuhkan informasi yang sama.
Informasi tujuan umum tidak dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan khusus dari
masing-masing pemakai.
Akuntabilitas
Seseorang harus memperhitungkan juga tujuan pemasok selain tujuan penerima. Jika
tidak ada yang lain, orang harus mempertimbangkan biaya penyediaan informasi.
Professor Carnegie, Yuji Ijiri berusaha menghimpun berbagai pihak yang bersangkutan
dalam suatu model akuntabilitas yang didalamnya ia menggambarkan adanya akuntor,
akuntee, dan akuntan. Ia mengemukakan bahwa dalam :
Ikhtisar
Pembahasan tujuan akuntansi bias berfokus pada salah satu dari tiga tingkatan teori
akuntansi, tingkat sintaktik, semantik, dan pragmatik. Sintatik memfokuskan pada
sintaks atau tata Bahasa akuntansi, semantik memfokuskan pada artinya, dan pragmatik
memfokuskan pada penggunaannya. Tujuan-tujuan FASB pada dasarnya bernada
pragmatik.
KARAKTERISTIK KUALITATIF
Karakteristik kualitatif pada mulanya didefinisikan sebagai sifat informasi yang penting
agar membuatnya berguna. Board menunjukan sejumlah karakteristik kualitatif yang
berbeda dalam kerangka.
Board membedakan antara kualitas khusus pemakai dan khusus keputusan. Klasifikasi
yang pertama memfokuskan pada kualitas-kualitas yang berhubungan dengan pemakai.
Karateristik seperti ketepetan waktu tidak bergantung pada pemakai, karena semua
pemakai mengingikan informasi yang tepat waktu. Informasi lain bersifat khusus bagi
keputusan tertentu. Gambar dibawah ini menunjukan bagaimana karakteristik ini
berkaitan.
Manfaat dan Biaya
Sebagian besar biaya penyediaan informasi keuangan pada awalnya adalah pada
penyusun, sementara manfaat diperoleh baik oleh penyusun maupun pemakai.
Akhirnya, biaya dan manfaat menyebar sangat luas. Biaya itu sebagian besar diteruskan
kepada pemakai informasi dan pada konsumen barang dan jasa. Manfaat juga dianggap
diteruskan kepada konsumen dengan menjamin pemasokan barang dan jasa dan
pemberfungsian pasar yang lebih efisien. Tetapi, sekalipun biaya dan manfaat tidak
ditelusuri diluar penyusun dan pemakai informasi, untuk menyatakan susatu yang tepat
mengenai kejadiannya sulit.
Kenyataannya, ini begitu sulit hingga beberapa orang akan menganggapnya kegagalan
untuk berusaha melakukan analisis biaya-manfaat. Meskipun demikian Board
menekankan :
Relevansi
Relevansi telah di definisikan secara beraneka ragam. Pada dasarnya informasi yang
relevan adalah informasi yang mempunya hubungan dengan masalah yang dihadapi.
Suatu konsep keputusan-relevan adalah standar utama dalam ASOBAT, di mana
dinyatakan bahwa :
Nilai Peramalan. Konsep peramalan di turunkan dari model penilaian investasi yang
di definisikan oleh FASB dalam daftar istilah SFAC 2 sebagai kualitas informasi yang
membantu pemakai untuk meningkatkan kemungkinan peramalan dengan benar hasil
kejadian masa lalu atau sekarang.
Keandalan
Kejujuran penyajin
Dapat diperiksa
Netralitas
Dapat Diuji. Ini adalah definisi yang di tulis oleh FASB ketika mendefinisikan dapat
diuji dalam daftar istilah untuk SFAC 2 sebagai : kemampuan melalui consensus
diantara para pengukur untuk menjamin bahwa informasi itu menyajikan apa yang di
maksud untuk di nyatakan atau bahwa metode pengukuran yang dipilih telah digunakan
tanpa kekeliruan atau bias.
Kenetralan. Bias, menurut FASB, adalah kecenderungan dari suatu ukuran untuk jauh
lebih sering pasa satu sisi daripada sisi yang lain dari yang dimaksudkan bukan
cenderung jatuh secraa sama pada masing-masing sisi. Maka arti bebas dari bias berarti
kemampuan prosedur untuk memberikan suatu deskripsi akurat dari atribut yang
dipertimbangkan itu.
Kenetralan berarti bahwa seseorang tidak memihak pada suatu hasil yang ditentukan
lebih dulu. Kenetralan penting bagi FASB karena badan itu telah memutuskan sebagai
suatu kebijakan yang tidak mengizinkan standarnya digunakan untuk mengejar sasaran
ekonomi atau politis tertentu. Ini berarti bahwa FASB bertekad untuk tidak mengejar
konsekuensi-konsekuensi ekonomi tertentu.
Daya Banding
Board menyatakan bahwa kegunaan informasi sangat besar apabila hal itu dinyatakan
dalam suatu cara sehingga seseorang dapat membandingkan satu satuan usaha dengan
yang lain. Maka daya banding didefinisikan sebagai :
Yang pertama sebagian tergatung pada keseragaman; yang terakhir pada konsistensi.
Menurut Opini APB No. 20, suatu perubahan akuntansi mencakup suatu perubahan
dalam prinsip akuntansi, estimasi akuntansi, atau dalam satuan usaha yang melaporkan.
Perubahan harus diungkapkan saat perubahan dilakukan. Hanya beberapa jenis
perubahan yang harus dilakukan dengan menyatakan kembali laporan keuangan tahun
sebelumnya.
Konsistensi dapat, dan harus diinterpretasikan lebih luas sebagai pengungkapan dari
setiap informasi relevan yang penting bagi pemakai untuk membuat prediksi.
Materialitas
Materialitas, yang dijelaskan oleh FASB sebagai karakteristik pervasive, sangat mirip
dengan konsep relevansi. Menurut SFAC No. 2, sifat dasar dari materialitas adalah :
Adalah mungkin bahwa penilaian dari orang rasional yang mengandalkan pada laporan itu akan
diubah atau dipengaruhi oleh pemasukan atau koreksi dari pos itu.
Materialitas juga bias dilihat sebagai suatu kendala yang ditentukan oleh
ketidakmampuan pemakai spesifik untuk menangani sejumlah besar rincian. Salah satu
tanggung jawab akuntan dalam pelaporan keuangan adalah untuk meringkaskan
tumpukan data yang nantinya memberi arti kepada pemakai laporan.
Unsur dimana materialitas dapat terlibat dalam keputusan mencakup hal berikut :
Unsur ini serupa dengan tujuan kualitatif dalam APB Statement No.4. karekteristik
ini merupakan topik dari SFAC 2.