Perpajakan
1. Angga Budiawan
2. Fahmi Triatmaja P
3. Juliana Eka Fitriani
MANAJEMEN D
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya yang berjudul PPN & PPnBM
Makalah ini berisikan tentang informasi tentang PPN dan PPnBM, agar memahami
secara mendalam tentang semua hal yang berkaitan dengan PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
dan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah). Selain itu, tidak hanya sekedar
mengetahui secara teori, tetapi juga dapat mengaplikasikan dikehidupan sehari-hari.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih banyak kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam proses penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
DAFTAR ISI
1.1Latar Belakang
Pajak merupakan kewajiban warga negara yang menunjukan peran serta dari seluruh
masyarakat dalam pembiayaan pemerintah untuk menjalankan pemerintahan dan
pembangunan. Pajak telah terbukti menjadi sumber utama dalam APBN Indonesia yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembiayaan pengeluaran negara
yang bersumber dari pajak menunjukan adanya kemandirian bangsa untuk mencapai cita-cita
luhur dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Pajak pada dasarnya merupakan peralihan sebagian kekayaan dari masyarakat kepada
negara yang dimungkinkan oleh Undang-Undang Pajak. Peralihan kekayaan tersebut
membuat pajak dipandang dari dua sisi yang berbeda. Bagi masyarakat seringkali pajak
dinggap sebagai beban. Di sisi lain bagi pemerintah dan fiskus pajak harus dipungut karena
terbukti pajak memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penerimaan pajak, baik
dengan usaha intensifikasi maupun ekstensifikasi pajak.
Jenis pajak yang seringkali kita temui dikehidupan sehari-hari adalah PPN (Pajak
Pertambahan Nilai) dan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah). Kedua jenis pajak ini
sangat memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi pembangunan negara ini, karena pajak
tersebut yang sering atau acapkali kita bayarkan baik secara langsung maupun tidak langsung
dikehidupan sehari-hari.
Sebagai warga negara kita tidak hanya sekadar mengetahui secara sepintas tentang PPN
dan PPnBm, tetapi juga harus mendalami bagaimana sebenarnya kedua jenis pajak ini serta
seluk beluk yang menyangkut hal tersebut. Dengan kata lain agar tidak naf dalam hal-hal
yang menyangkut kewajiban kita sebagai warga negara.
1.2Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pemungutan PPN dalam objek, tarif dan perhitungannya?
2. Apa fungsi dan persayaratan mengenai faktur pajak?
3. Bagaimana cara perhitungan PPN, saat terhutang dan tentang pembayaran PPN?
4. Bagaimana dasar pengenaan PPnBM?
5. Bagaimana penerapan tarif dan pelaporan pada PPnBM?
1.3Tujuan Penulisan
1. Sebagai tugas kelompok dari Dosen Perpajakan.
2. Penulis dapat lebih mengerti pembahasan PPN & PPnBM.
3. Dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembaca makalah ini.
4. Dapat menyajikan materi secara ringkas agar mudah dimengerti
pembaca/pendengar.
1.4Manfaat Penulisan
1. Mengetahui konsep dasar pemungutan PPN dalam objek, tarif dan perhitungannya.
2. Memahami tentang Faktur pajak baik itu tentang persyaratan maupun fungsinya.
3. Mengerti cara perhitungan PPN, saat terhutang dan tentang pembayaran PPN.
4. Menjelaskan secara jelas dasar pengenaan PPnBM.
5. Memahami penerapan tarif dan pelaporan pada PPnBM.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang hasilnya diigunakan sendiri atau digunakan
pihak lain.
c. Penyerahan aktiva oleh PKP yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk
diperjual belikan sepanjang pajak masukan yang dibayar pada saat perolehan menurut
ketentuan dapat dikreditkan.
Bukan Objek PPN
Pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan, kecuali pengusaha
kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. (Pasal 1 angka 15 UU
PPN).
Penetapan Tarif:
a. Tarif PPnBM dibedakan menjadi beberapa kelompok tarif yaitu tarif terendah sebesar
10% dan tarif tertinggi sebesar 200%. Perbedaan tersebut didasarkan pada pengelompokkan
BKP yang tergolong mewah yang atas penyerahannya dikenakan juga PPnBM.
b. Tarif PPnBM ditetapkan sebesar 0% atas ekspor BKP yang tergolong mewah, karena
diekspor atau dikonsumsi di luar daerah Pabean.
1. PPN dan PPnBM yang dihitung sendiri oleh PKP, harus dilaporkan dalam SPT
Masa dan disampaikan kepada Kantor Pelayanan Pajak setempat paling lama akhir bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
2. PPN dan PPnBM yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, dan STP yang telah
dilunasi segera dilaporkan ke KPP yang menerbitkan.
3. PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan:
a. Bendahara Pemerintah harus dilaporkan paling lama akhir bulan berikutnya setelah
Masa Pajak berakhir.
b. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas Impor, harus dilaporkan paling lama akhir
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
Untuk penyerahan tepung terigu oleh BULOG, maka PPN dan PPnBM dihitung sendiri
oleh PKP, harus dilaporkan dalam SPT Masa dan disampaikan kepada KPP setempat paling
lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
1. PPN dan PPnBM yang dihitung sendiri oleh PKP harus disetor paling lama akhir
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai disampaikan.
2. PPN dan PPnBM yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, dan STP harus
dibayar/disetor sesuai batas waktu yang tercantum dalam SKPKB, SKPKBT, dan STP
tersebut.
3. PPN/PPnBM atas Impor, harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea
Masuk, dan apabila pembayaran Bea Masuk ditunda/ dibebaskan, harus dilunasi pada saat
penyelesaian dokumen Impor.
4. PPN/PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh:
a. Bendahara Pemerintah, harus disetor paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir.
b. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang memungut PPN / PPnBM atas Impor, harus
disetor dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja setelah dilakukan pemungutan PPN pajak.
PPN dari penyerahan tepung terigu oleh Badan Urusan Logistik (BULOG), harus
dilunasi sendiri oleh PKP sebelum Surat Perintah Pengeluaran Barang (D.O) ditebus.
2.9 Sarana Pembayaran PPN dan PPnBM
A. Kesimpulan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
(PPnBM) lebih menunjukan sebagai identitas dari suatu sistem pemungutan pajak atas
konsumsi daripada nama suatu jenis pajak, mengenakan pajak atas nilai tambah yang
timbul pada barang atau jasa tertentu yang dikonsumsi. Namun sebelum barang atau
jasa tersebut sampai pada tingkat konsumen, PPN telah dikenakan pada setiap mata
rantai jalur produksi maupun jalur distribusi. Meskipun demikian, pemungutan pajak
secara bertingkat ini tidak menimbulkan efek ganda karena adanya metode perolehan
kembali pajak yang telah dibayar (kredit bayar) oleh Pengusaha Kena Pajak sehingga
persentase beban pajak yang dipikul oleh konsumen tetap sama dengan tarif pajak
yang berlaku. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa panjang pendek jalur produksi
atau distribusi tidak mempengaruhi persentase beban pajak yang dipikul oleh
konsumen.
B. Saran
Berdasarkan uraian makalah perpajakan tentang Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) ini diharapkan dapat
mengaplikasikan teori yang didapatkan dari materi ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://riaviinola.blogspot.co.id/2015/12/makalah-ppn-ppnbm.html?m=1