Anda di halaman 1dari 8

HASIL DISKUSI SGD 6

PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU

OLEH :
NI KADEK PRITAYANI (1402105005)
NI MADE DIAN DARMALINI (1402105011)
A.A AYU INTAN MURTI N. (1402105015)
NI PUTU DIAH SUKAYANTI (1402105017)
NI PUTU IRA FENARANI (1402105021)
NI WAAN IKA PUSPITASARI (1402105029)
NI PUTU ANGGI DEWI P. (1402105031)
I MADE KANTA KARUNA (1402105034)
LUH GEDE MAS KURNIA W. (1402105044)
PEITER GIDEON (1402105061)
NI PUTU PANDE RIRIN ADNYAWATI (1402105062)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2015/ 2016
PEMBAHASAN

1. Penelusuran Pengaruh Pengembangan Iptek yang Tidak Sesuai dengan Nilai-Nilai


Pancasila serta Tawaran Solusi Bagi Pengembangan Iptek yang Sesuai Dengan
Nilai-Nilai Pancasila
a. Sila Ketuhanan yang Maha Esa, berkaitan dengan segala sesuatu yang berkaitan
dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara yang menyangkut moral negara,
moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan negara, hukum dan
peraturan perundang-undangan negara, serta kebebasan hak asasi warga negara
harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa. Jika dikaitkan dengan
pengembangan iptek, sudah seharusnya pengamalan dari sila pertama direalisasikan
dalam pengembangan iptek tersebut. Namun, ada beberapa contoh pengembangan
iptek yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa, yaitu
penggunaan teknologi untuk aksi pengeboman tempat ibadah umat beragama
Kristen di Kepunton, Solo, Jawa Tengah 25 September 2011 dengan motif fanatisme
agama. Sikap fanatisme berlebihan bertentangan dengan sila pertama dan di dukung
pula dengan sikap menganggap agama yang dianutnya adalah yang paling benar.
b. Pemaknaan dari sila kedua adalah kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan
perundang-undangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat
dan martabat manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak
asasi), kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasari oleh potensi
budi nurani manusia yang berhubungan dengan norma-norma dan kebudayaan
terhadap diri sendiri, terhadap sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya.
Oleh karena itu dalam kehidupan bersama dalam negara harus dijiwai oleh moral
kemanusiaan untuk saling menghargai sekalipun terdapat suatu perbedaan karena hal
itu merupakan suatu bawaan kodrat manusia untuk saling menjaga keharmonisan
dalam kehidupan bersama. Contoh perkembangan iptek yang cenderung
mengakibatkan terciptanya sikap saling tidak menghargai antar sesama manusia
adalah pada kasus pencemaran nama baik melalui sosial media yang dilakukan
Florence Sihombing terhadap warga Yogyakarta dengan ungkapan "Jogja Miskin
Tolol dan Tak Berbudaya" pada tanggal 15 Januari 2015 lalu.
c. Sila ketiga memaknai bahwa perbedaan bukanlah untuk diruncingkan menjadi
konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling
menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan
tujuan bersama. Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu,
maupun golongan agama. Mengatasi berarti bahwa negara memberikan kebebasan
terhadap individu, golongan, suku, maupun golongan agama untuk merealisasikan
seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Contoh
penyelewengan penggunaan pemanfaatan iptek di bidang persenjataan adalah pada
kasus konflik TNI dan Polri pada tanggal 30 Agustus 2015 lalu di Sulawesi Barat.
Tindakan ini menyimpang dari pengamalan sila ketiga, karena dapat memicu
maupun melemahkan kesatuan dan persatuan di bidang pertahanan dan keamanan.
d. Sila keempat mengedepankan masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi azas
musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang adil dan beradab. contoh
penyimpangan nya belum nemu
e. Sila kelima memaknai keadilan yang dijiwai pada hakekatnya adalah keadilan
manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia yang lain, manusia dengan
masyarakat, bangsa dan negaranya, serta hubungannya dengan Sang Pencipta.
Contoh kasus yang menyeleweng dari pengamalan sila ini adalah kasus ditemukan
kecurangan pada pengisian bahan bakar umum oleh Tim Terpadu BBM Kantor
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan pada 228 dari 348 tempat
pompa bensin di wilayah Jakarta. Perilaku kurang bertanggung jawab ini
mendukung ketidakadilan secara sosial di Indonesia karena bukan hanya merugikan
pendapatan negara hingga ratusan miliaran rupiah dan penipuan yang merugikan
masyarakat. Penggunaan teknologi dalam pemrosesan BBM ini seharusnya
digunakan secara bertanggung jawabb oleh oknum yang terlibat di dalamnya.
Buktikan bahwa Pancasila mampu menggugah penyeleweng-penyeleweng yang
terjadi.

2. Faktor-Faktor Penyebab Memudarnya Nilai-Nilai Pancasila, Seperti Gotong


Royong, Solidaritas, Kinerja dan Produktivitas yang Ditimbulkan oleh Kemajuan
Iptek
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini
mencapai kemajuan pesat sehingga peradaban manusia mengalami perubahan yang
luar biasa. Pengembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya,
artinya IPTEK selalu berkembang dalam suatu ruang budaya.
Seiring perkembangan zaman, eksistensi budaya dan nilai-nilai budaya yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia sampai saat ini belum optimal dalam upaya
membangun karakter warga negara, bahkan setiap saat kita saksikan berbagai macam
tindakan masyarakat yang berakibat pada kehancuran suatu bangsa yakni menurunnya
perilaku sopan santun, menurunnya perilaku kejujuran, menurunnya rasa
kebersamaan, dan menurunnya rasa gotong royong diantara anggota masyarakat.
Di era globalisasi sekarang ini, seluruh aspek kehidupan yang serba terbuka
tanpa terkendali dan kurangnya filterisasi serta kondisi masyarakat yang belum siap
mengakibatkan masyarakat Indonesia terbawa arus kebebasan yang lebih berorientasi
pada individualisme dan materialisme serta mulai melupakan kegiatan-kegiatan
gotong royong yang terdapat dalam budaya lokal. Oleh karena itu, perlu
mentransformasi nilainilai kearifan lokal untuk pembangunan karakter bangsa agar
bangsa Indonesia mampu mempertahankan budaya bangsa, serta mampu
melaksanakan musyawarah mufakat, kerja sama atau gotong royong sebagai upaya
mempertahankan warisan budaya tersebut.
Namun seiring berjalannya iptek yang semakin mengglobalisasi ini rasa
gotong royong dan solidaritas khususnya Warga Negara Indonesia ini sudah semakin
memudar dan perlahan-lahan semakin hilang dikarenakan masyarakatnya sendiri lebih
memilih dan memikirkan ego dan kepentingan dirinya masing-masing tanpa
memikirkan kepentingan bersama, contoh yang ada saat ini yaitu masih banyaknya
masyarakat yang lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada kepentingan
bersama dan juga dapat dilihat di golongan generasi muda saat ini masih bergantung
dengan alat elektronik yang sangat canggih yang di kenal dengan gadget yang seakan-
akan selalu menghipnotis kalangan remaja sehingga mereka tak terlalu ambil pusing
mengenai pentingnya nilai-nilai budaya dan mengenai apa yang akan terjadi di
lingkungan sekitarnya. Itu merupakan hal yang terpenting yang membuat perpecahan
antar Bangsa dan Negara yang disebabkan oleh warga negaranya sendiri. Sehingga
iptek yang berkembang saat ini mampu membuat seluruh warga negaranya menjadi
tidak mengenal akan budaya aslinya.
Takutnya jika warga Negara Indonesia berlaku dan bersikap seenak diri sendiri
maka bagaiamanakah nantinya nasib bangsa Negara Indonesia kedepannya melihat
perkembangan yang diakibatkan oleh IPTEK berdampak buruk untuk lingkungannya.

3. Nilai-Nilai Kearifan Lokal yang Masih Bertahan dalam Kehidupan Masyarakat di


Sekitar dalam Perkembangan Iptek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keafiran lokal terdiri dari dua kata, yaitu
kearifan dan lokal. Kearifan artinya bijaksana, sedangkan lokal artinya setempat. Dengan
demikian pengertian kearifan lokal menurut tinjauan Kamus Besar Bahasa Indonesia
merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai setempat atau (lokal) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik yang tertanam, dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya di tempat tersebut. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya
masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal
merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan
pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya
dianggap sangat universal.
Kearifan lokal masyarakat sudah ada di dalam kehidupan masyarakat semenjak
zaman dahulu mulai dari zaman prasejarah hingga saat ini. Kearifan lokal merupakan
perilaku positif manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya
yang dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah nenek moyang atau
budaya setempat yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat
untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya.
Namun dengan derasnya arus globalisasi dan perkembangan Ilmu Pengetahuan
Teknologi (IPTEK) yang terus berkembang namun kearifan lokal masyarakat tetap
berkembang dan bertahan yaitu kebudayaan negara-negara timur yang nilai-nilai sosial
dan toleransi masing sangat dijunjung tinggi di Negara Indonesia. Sehingga diperlukan
suatu usaha untuk menjaganya agar tetap berkembang dalam masyarakat. Usaha tersebut
harus disertai dengan kesadaran akan peranan kearifan lokal yang sangat penting di
dalam menghadapi permasalahan.
Pendidikan merupakan media dalam proses pembelajaran ditanamkan nilai-nilai.
Dalam memberdayakan kearifan lokal dapat dilakukan dengan mengintegrasikan dalam
mata pelajaran tertentu, misalnya muatan lokal. Sedangkan untuk menanamkan nilai-
nilai kelingkungan dapat dilakukan dengan hal yang sama maupun dengan mata
pelajaran khusus, seperti pendidikan kelingkungan hidup. Pendidikan tidak hanya di
dalam bangku sekolah, namun pendidikan sejak dini yang dimulai dari keluarga dapat
dimanfaatkan untuk memperkenalkan kearifan lokal, serta menanamkan sikap peduli
lingkungan kepada anggota keluarga.
Oka Sudana di dalam penelitiannya mengungkap beberapa penerapan teknologi
dalam kearifan lokal budaya Bali, antara lain :
1. Games terkait Budaya Bali dan Agama Hindu. Beberapa topik games yang telah
dikerjakan di antaranya :
a. Game Edukasi Lawar Bali pada Platform Android.
b. Game Edukasi Nanding Canang pada Platform Android.
c. Game Edukasi Nanding Pejati pada Platform Android.
d. Game Edukasi Ngulat Tipat pada Platform Android.
e. Game Petualangan dan Pertarungan berbasis Wira Carita Mahabarata dan
Ramayana.
2. Aplikasi pembelajaran berbasis video dan animasi 3 dimensi terkait Budaya Bali dan
Agama Hindu.
a. Aplikasi pembelajaran pembuatan Banten Pejati berbasis Animasi 3 Dimensi.
b. Aplikasi pembelajaran pembuatan Banten Otonan berbasis Animasi 3 Dimensi.
c. Aplikasi pembelajaran pembuatan Eteh-eteh Nyiramin Layon berbasis Animasi
3 Dimensi.
d. Aplikasi pembelajaran Prosesi Nyiraman Layon berbasis Animasi 3 Dimensi.
e. Aplikasi pembelajaran pembuatan Lawar berbasis Animasi 3 Dimensi.
f. Virtual Reality Pembelajaran Pembuatan Babi Guling.
3. Sistem-sistem terkait pengenalan Aksara Bali, Converter Aksara Bali, penterjemah
Bahasa Bali, Text Mining dan Text to Speech Bahasa Bali.
4. Sistem-sistem berbasis komputer terkait dengan Bangunan Tradisional Bali,
ornamen ukiran, dan model seni rupa.
5. Sistem-sistem yang didukung konsep Geografic Information System (GIS) baik
yang personal maupun WebGIS juga dikembangkan terutama terkait dengan Pura
(beserta detail Purananya) dan obyek pariwisata.

4. Informasi Tentang Peran Pancasila Sebagai Paradigma Ilmu Bagi Disiplin Ilmu
Dengan Merinci Setiap Sila Ke dalam Kebijakan Ilmu dan Landasan Etika Bagi
Pengembangan Ilmu, serta Menggali Informasi yang Terkait dengan Dampak
Negatif Pengembangan Iptek yang Merugikan Masyarakat, dan Hal Positif serta
Negatif dalam Pengembangan Iptek
5. Membandingkan Pandangan Kepala Negara Sejak Soekarno, Soeharto, Habibie
Hingga Susilo Bambang Yudhoyono Tentang Peran Nilai Budaya dan Kemanusiaan
dalam Pengembangan Iptek
6. Peran Nilai-nilai Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu di Indonesia
7. Nilai-Nilai Kapitalisme, Globalisme, dan Konsumerisme yang Tumbuh dan
Berkembang, Setujukah Anda dengan Perkembangan Nilai-Nilai Tersebut,
Dampaknya Bagi Masyarakat dan Nilai Pancasila
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.


Liputan 6 News. 2006. Kecurangan di Pom Bensin Perlu Dicermati. Diupload pada link :
http://news.liputan6.com/read/126671/kecurangan-di-pom-bensin-perlu-dicermati pada
tanggal 23 September 2015.
Merdeka News. 2015. TNI Tewas Dibedil Polisi, Tentara Bawa Senjata Api Mau Balas
Dendam. Diupload pada link : http://www.merdeka.com/peristiwa/tni-tewas-dibedil-
polisi-tentara-bawa-senjata-api-mau-balas-dendam.html pada tanggal 23 September
2015.
Sindo News. 2015. Sidang Florence, Ahli Bahasa Sebut Flo Menghina Warga Yogya. Di
upload pada link : http://daerah.sindonews.com/read/951184/22/sidang-florence-ahli-
bahasa-sebut-flo-menghina-warga-yogya-1421321735 pada tanggal 233 September
2015.
Sudana, Oka. 2015. Jelajah Implementasi Teknologi Informasi dalam Bidang Budaya Bali
dan Agama Hindu. Di upload pada link : https://www.unud.ac.id/in/berita91-Jelajah-
Implemetasi-Teknologi-Informasi--dalam-Bidang-Budaya-Bali-dan-Agama-Hindu.html
pada tanggal 23 September 2015.
Tempo Nasional. 2011. Jihad, Motif Bom Bunuh Diri di Gereja Kepunton. Di upload pada
link : http://nasional.tempo.co/read/news/2011/09/27/078358483/jihad-motif-bom-
bunuh-diri-di-gereja-kepunton pada tanggal 23 September 2015.
Utami, Mei. 2014. Kearifan Lokal Yang Diterapkan Dalam Hubungan Manusia Dan
Lingkungan. Di upload pada link : http://meibxd-fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-
112618-Tugas%20Kuliah KEARIFAN%20LOKAL%20YANG%20DITERAPKAN
%20DALAM%20HUBUNGAN%20MANUSIA%20DAN%20LINGKUNGAN.html
pada tanggal 23 September 2015.

Rosidi. 2011. NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL (LOCAL GENIUS) SEBAGAI PENGUAT


KARAKTER BANGSA. file:///C:/Users/USER/Downloads/nilai-nilai-kearifan-lokal-
local-genius-sebagai-penguat-karakter-bangsa-studi-empiris-tentang-huyula
%20(2).pdf. Diakses tanggal 23 september 2015
Muladi. 2006. MENGAPA PANCASILA MENJADI DASAR NILAI PENGEMBANGAN
ILMU. file:///C:/Users/USER/Downloads/BAB%20VII%20.pdf. Diakses pada
tanggal 23 september 2015

Anda mungkin juga menyukai