Anda di halaman 1dari 3

Tujuan : melihat dan mengetahui dampak obat yang disuntikan pada mencit

dengan melihat refleks dan ketenangan (efek sedasi) pada mencit coba.

Alat & Bahan


Alat:
- 3 Spuit ukuran 1ml

Bahan:
1. 2 ekor mencit
2. Spuit yang berisi zat :
A. Blank (Aquadest)
B. Spuit kuning (Diazepam)
C. Spuit biru (Etanol)

Cara kerja:
1. Amati keadaan umum mencit yang terdiri dari refleks, aktifitas mencit,
pernafasan, dan denyut jantung. Tapi pada percobaan kali ini fokus pada
aktifitas mencit dan juga refleks mencit. Untuk mengetahui refleks mencit
masih baik atau tidak lakukan pemencetan pada bagian ekor mencit dan lihat
reaksinya.
2. Suntikan obat secara subkutan yaitu didaerah leher atau punggung mencit
sebanyak 0,02ml untuk awal dosis. Obat A pada mencit 1, Obat B/C pada
mencit 2.
3. Tunggu reaksi obat selama 5 menit, periksa keadaan umum mencit (refleks
dan lihat aktifitasnya).
4. Bila salah satu mencit tidur/pingsan/mati hentikan percobaan. Bila keadaan
masih baik, lanjutkan suntikan dengan dosis 2x lipat.
5. Setiap 5 menit ulangi penyuntikan dengan dosis kelipatan 2. Perhatikan pada
menit keberapa mencit tidur (onset) dan perhatikan pula pada menit keberapa
mencit mulai beraktifitas kembali (durasi).
6. Teruskan percobaan sampai salah satu Mencit tidur (catat onset)/ mati.
7. Catat hasilnya dan ambil rata-rata data dengan menggabungkan data dari
kelompok lain.

Hasil

Obat A: dosis 0.08 ml


- pada menit ke 14 masih sangat aktif,
- Refleks ++
- Piloereksi

- mencit dalam keadaan sadar


Obat B: dosis 0,08
- pada menit ke 8 tertidur
- pada menit ke 14 kejang, mati
- Refleks -
- mencit mengalami tidur grooming

Obat C : dosis 0,0

Pembahasan

Obat A (Plasebo -> aquadestilasi)


Mencit yang disuntikan dengan aquadest tidak mengalami perubahan (tidak
mencadi lebih tenang). Hal ini terjadi karena aquades tidak memiliki efek apa-
apa terhadap mencit.

Obat B ( Diazepam )
Diazepam merupakan golongan obat Benzodiazepin. Obat ini mempengaruhi
SSP sehingga menimbulkan efek utama, yaitu sedasi, hipnosis, pengurangan
terhadap rangsang, relaksasi otot, dan anti konvulsi. Peningkatan dosis
diazepam menyebabkan depresi SSP yang meningkat dari sedasi ke hipnosis,
dari hipnosis ke stupor. Keadaan ini disebut efek anastesia. tapi obat golongan
ini tidak benar-benar memperlihatkan efek anastesi karena kesadaran masih
tetap bertahan dan relaksasi otot tidak maksimal.
Kerja dari obat golongan benzodiazepin ini terutama interaksinya dengan
reseptor penghambat neurotransmitter yang diaktifkan oleh asam gamma amino
butirat (GABA). Benzodiazepin berikatan langsung pada sisi spesifik
reseptor GABAa yang menyebabkan pembukaan kanal klorida,
memungkinkan masuknya ion klorida kedalam sel, menyebabkan
peningkatan potensial listrik elektrik sepanjang membran sel dan
menyebabkan sel sukar tereksitasi.
Efek hipnotik dari diazepam dapat menurunkan tonus otot pada saluran nafas
atas.
Pada sistem kardiovaskular dapat menurunkan tekanan darah dan meningkatkan
denyut jantung.
Pada penyuntikan mencit menggunakan diazepam dengan dosis bertingkat
terlihat jelas bahwa mencit mengalami fase dari sedasi -> hipnotik dan juga saat
dirangsang refleks mencit, mencit tidak terangsang karena otot-ototnya telah
relaksasi.

Obat C ( etanol )
Etanol (etil alkohol) memiliki sifat mendepresi fungsi SSP. Etanol atau alkohol
mengganggu pengaturan eksitasi atau inhibisi di otak sehingga menyebabkan
ataksia, disinhibisi, dan sedasi. Konsumsi etanol berefek sedasi dan antiansietas,
pada kada lebih tinggi dapat menyebabkan ataksia, bicara tidak jelas dan
perilaku diinhibisi. Daya ingat dan konsentrasi dapat tumpul dan hilang. Rasa
kepercayaan diri meningkat, bersemangat, perasaan tidak terkontrol dan letupan
emosi menjadi nyata. Perubahan ini disertai dengan gangguan sensorik dan
motorik.
Etanol mengganggu keseimbangan antara eksitasi dan inhibisi di otak. Efek
depresi etanol pada SSP berdasarkan melarutnya pada membran lipid.
Etanol dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah dikulit sehingga
menimbulkan rasa hangat dan kulit menjadi merah.

Kesimpulan

Pada praktikum dilakukan uji coba obat A (aquades) dan obat B (Diazepam)
didapatkan mencit yang disuntikan dengan diazepam akan mengalami sedasi,
sedangkan yang diberi suntikan aquades tidak ada perubahan.

Anda mungkin juga menyukai