Anda di halaman 1dari 7

Optimasi Penyeimbangan Beban Pada Trafo Distribusi .....

OPTIMASI PENYEIMBANGAN BEBAN PADA TRAFO DISTRIBUSI


TERHADAP SUSUT ENERGI (APLIKASI FEEDER SIKAKAP)

Oleh :
Antonov 1), Doni Aprinaldo2)

1) Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang


2) Staf Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang
Jln. Gajah Mada Kandis Nanggalo Padang
Telephone: (0751) 495823 / 082177999911. E-mail: aprinaldod86@gmail.com

Abstrak

Setiap peralatan pada jaringan menyebabkan timbulnya rugi rugi daya pada jaringan. Hal ini bermanfaat
pada teknik optimasi untuk menghasilkan sistem handal dan efisien, maka penulis menganalisa rugi rugi
daya dan susut energi yang terjadi pada jaringan tersebut. Penulis mengambil lokasi penelitian pada PT. PLN
(Persero) Rayon Tua Pejat KP Sikakap yaitu pada jaringan Feeder. Feeder Sikakap mempunyai lima (5) buah
trafo distribusi yang disuplai dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Dari beban tidak seimbang
akan dilihat rugi rugi daya dan susut energi yang terjadi, kemudian setelah diseimbangkan akan dilihat
pengurangan rugi rugi daya dan susut energi yang nantinya akan dihubungkan dengan pemakaian bahan
bakar PLTD yaitu minyak solar. Data penelitian ini adalah data beban masing-masing trafo dan data
kapasitas trafo. Dari data penulis menghitung rugi-rugi daya dan susut energi yang terjadi sebelum dan
sesudah penyeimbangan beban trafo tersebu, dan menghitung besar biaya pemakaian minyak solar yang
diselamatkan. Sebelum dilakukan penyeimbangan beban trafo didapatkan rugi biaya solar sebesar Rp.
61.170.340,- dan setelah dilakukan penyeimbangan beban pada trafo didapatkan rugi biaya solar sebesar Rp.
37.766.529,-. Hasil penyeimbangan beban trafo didapatkan pengurangan rugi biaya solar sebesar Rp.
23.403.811,-. Dengan penyeimbangan beban trafo ini dapat memelihara keandalan fungsi atau
memperpanjang umur dari trafo tersebut dan juga menjaga trafo agar tidak cepat rusak.

Kata kunci : Pembangkit, Trafo, , Penyeimbangan Beban, Susut Energi

Abstract

Power loss can not be avoided due to any network equipment in causing loss - loss of power on the network.
It is also important because it is useful in optimization techniques to produce a reliable and efficient system.
Therefore, analyzing the losses - loss of power and energy losses that occur in the network. The author takes
the location of research at PT. PLN (Persero) Rayon Old Pejat Sikakap KP is the feeder network Sikakap.
Feeder Sikakap has five (5) pieces of distribution transformers supplied from Diesel Power (diesel). Of the
unbalanced load will be loss - loss of power and energy losses occur, then after equilibrated will see a
reduction in loss - loss of power and energy losses which will be connected with the use of diesel fuel is
diesel oil. The data required for this study is the data load of each transformer and transformer capacity
data. From these data the authors calculate the power loss and the energy losses that occur before and after
the transformer load balancing. And also calculate the cost of diesel oil are saved. Prior to the loss of load
balancing transformer obtained diesel costs Rp. 61.170.340, - and after balancing the load on the
transformer losses obtained diesel costs Rp. 37,766,529, -. With the results of load balancing transformer
loss reduction in the cost of diesel fuel obtained Rp. 23,403,811, -. With load balancing transformer can
maintain the reliability function or extend the life of the transformer and also keep the transformer to prevent
rapid deterioration.

Keywords: Generator, Transformer,, Load Balancing, Losses Energy

1. Pendahuluan perekonomian yang berdasarkan atas tantangan


Penggunaan energi listrik memegang yang dihadapi oleh umat manusia dalam
peranan penting dalam kehidupan modern, baik meningkatkan derajat hidupnya.
dikawasan industri maupun dikalangan Sistem distribusi merupakan salah satu
masyarakat. Energi listrik di abad ini sangat sistem dalam tenaga listrik yang mempunyai
penting dan merupakan salah satu kebutuhan peran penting karena berhubungan langsung

Jurnal Teknik Elektro ITP Volume 4 No. 1; Januari 2015 65


Optimasi Penyeimbangan Beban Pada Trafo Distribusi .....

dengan pemakai energi listrik, terutama energi listrik. Keseimbangan beban antar fasa
pemakai energi listrik tegangan menengah dan diperlukan untuk pemerataan beban dan juga
tegangan rendah. Biasanya sering kali terjadi mengurangi losses dan susut energi. Hal ini
beban tidak seimbang pada fase-fasenya (sistem juga penting karena bermanfaat pada teknik
distribusi merupakan sisem 3 fase) atau terjadi optimasi untuk menghasilkan sistem yang
kelebihan beban karena pemakaian konsumen handal dan efisien.
Pada feeder / penyulang distribusi pada phasa-phasanya karena pada tegangan
Sikakap di KP Sikakap Rayon Tua Pejat tertinggi itulah daya yang paling maksimal
mempunyai 5 (lima) buah tranformator dengan terpakai pada trafo tersebut.
kondisi beban tidak seimbang. Feeder Sikakap Untuk mencari daya aktif pada
ini di suplai dari pembangkit listrik tenaga transformator kita dapat menggunakan rumus
diesel (PLTD). Kita tahu bahwa PLTD sebagai berikut :
merupakan pembangkit listrik menggunakan P = 3 . Vpeak . I . cos ............(2.2)
bahan bakar dari minyak solar. PT PLN dengan dimana:
(Persero) membeli minyak solar dari PT P : Daya aktif (kw)
Pertamina dengan harga industry, jadi bisa Vpeak : Tegangan fhasa-fhasa (V)
dikatakan BBM non subsidi, sudah pasti I : Arus (A)
harganya mahal. Oleh karena itu penting sekali cos : Faktor daya
bagaimana efesiensi pemakaian bahan bakar Sehingga untuk menghitung arus beban
minyak solar. penuh (full load) dapat menggunakan rumus:
Pemakaian minyak solar pada PLTD di S
kaitkan dengan Kwh produksinya. Dengan kata IFL ..............................(2.3)
lain berapa banyak pemakaian minyak solar 3.V
yang dibutuhkan untuk membangkitkan Kwh dimana :
produksi. Maka dari itu penting sekali IFL : Arus beban penuh (A)
mengurangi losses dan susut energy untuk S : Daya transformator (kVA)
dapat menghemat pemakaian bahan bakar V : Tegangan sisi sekunder
minyak solar pada PLTD Sikakap. Salah satu transformator (kV)
metode yang dipakai untuk mengurangi losses Sedangkan untuk mencari arus rata-rata
dan susut energy adalah penyeimbangan beban pada transformator kita dapat menggunakan
transformator pada kelima trafo distribusi rumus sebagai berikut :
feeder Sikakap. IR IS IT
Irata-rata ................(2.4)
3
2. Transformator Untuk mencari arus beban penuh yang
Transformator merupakan suatu alat dapat mengalir pada trafo dengan dibatasi
listrik yang mengubah tegangan arus bolak- kemampuan 90% dari kapasitas daya trafo
balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain sebagai berikut :
melalui suatu gandengan magnet dan S
berdasarkan prinsip-prinsip induksi- I max x 90 % ..........(2.5)
elektromagnet. Transformator terdiri atas 3 .V
sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan Pada trafo distribusi beban maksimal
dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan yang diperbolehkan dipakai adalah 90% dari
kumparan sekunder. kapasitas total trafo, ini berguna untuk
Untuk mencari daya semu pada transformator mencegah trafo kelebihan beban (over load)
kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut dan menghindari dari kerusakan trafo yang bisa
: berakibat terjadinya trafo meledak.
S = 3 . Vpeak . I ........................
(2.1) Losses Akibat Arus Netral Pada
dimana : Traformator
S : Daya transformator (kVA) Sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban
Vpeak : Tegangan phasa-phasa tertinggi antara tiap-tiap fasa pada sisi sekunder trafo
pada transformator (V) (fasa R, fasa S, fasa T) mengalirlah arus di
I : Arus jala-jala (A) netral trafo. Arus yang mengalir pada
Untuk mencari daya aktif maupun semu penghantar netral trafo ini menyebabkan losses
pada trafo harus diambil tegangan tertinggi

Jurnal Teknik Elektro ITP Volume 4 No. 1; Januari 2015 66


Optimasi Penyeimbangan Beban Pada Trafo Distribusi .....
(rugi-rugi). Losses pada penghantar netral trafo minyak solar untuk membangkitkan kwh
ini dapat dirumuskan sebagai berikut : produksi, sehingga PT.PLN (Persero) sebagai
PN =IN2. RN ............................... (2.6) penyedia listrik menekan angka SFC ini sekecil
dimana : mungkin untuk mendapatkan nilai yang lebih
PN : Losses pada netral trafo (watt) ekonomis dalam penggunakan bahan bakar
IN : Arus yang mengalir pada netral minyak solar. Untuk mencari nilai SFC ini kita
trafo (A) dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
RN : Tahanan pembumian netral trafo pemakaian solar
() SFC ....(2.13)
kwh produksi
Untuk mendapatkan persentase Pengoperasian unit-unit pembangkit
pembebanan trafo dapat dihitung dengan pada pemintaan daya tertentu dalam suatu
menggunakan rumus sebagai berikut : stasiun dilakukan dengan mendistribusikan
Persentase% = ( Pout/Pin) x100%..............(2.7) beban di antara unit-unit pembangkit dalam
Dimana: stasiun tersebut. Unit pembangkit dalam suatu
Pin = Kapasitas trafo stasiun mempunyai karakteristik dan SFC yang
Pout = Daya yang terpakai berbeda-beda, dimana setiap unit mempunyai
Untuk mencari energi yang di salurkan kita
dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
V. I . cos .t Tabel 4.4.1 Data kapasitas dan tahanan
W satuan (Kwh)..............(2.8)
pembumian netral kelima trafo
1000
Dimana : w = energi listrik
t = waktu
Sedangkan mencari susut energi kita dapat Nilai
TRAFO Taha
menggunaan rumus sebagai berikut : LOKASI nan
W kwh produksi kwh terjual .... (2.9) No
NOMOR
Trafo
Kapasitas
Untuk mencari persentase rugi rugi GARDU
Trafo
(Ohm
KVA )
(losses) kita dapat menggunakan rumus sebagai
berikut : 1 G 01 50 Sikakap Timur 5,6
kwh produksi kwh terjual
Rugi rugi x100% ....(2.10) Sikakap
kwh produksi 2 G 02 50
Tengah
4,3

3 G 03 50 Masabuk 10,7
Sistem Pembangkit PLTD
Dalam pengoperasian pembangkit
50
listrik diperlukan suatu metode untuk menekan 4 G 04 HVA 7,3

biaya operasi suatu pembangkit. PLTD


(Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) merupakan 5 G 05 50 Muaro Tekako 13,8

pembangkit listrik yang boros akan biaya nilai SFC yang tidak sama, sehingga diperlukan
operasi, karena menggunakan bahan bakar suatu penjadwalan pengoperasian setiap unit
minyak solar. Untuk mencari biaya pemakaian pembangkit untuk suatu pembebanan ekonomis
minyak solar kita bisa menggunakan rumus: tertentu pada sistem, dengan demikian dapat
Biaya minyak solar = harga solar x pemakain diperoleh suatu pengoperasian pembangkit
solar perbulan..(2.11) yang optimal untuk menekan biaya operasi.
Dimana : harga solar = harga tarif industri (non
subsidi) 3. Hasil Pengujian
Dan untuk mencari kerugian biaya Adapun data yang dibutuhkan untuk proses
pemakaian solar yang diakibatkan oleh susut pengujian adalah sebagai berikut:
energi kita dapat menggunakan rumus sebagai Beban kelima trafo distribusi feeder
berikut : Sikakap bulan Desember 2012
Kerugian biaya minyak solar = susut
Data kapasitas dan data tahanan
energi x SFC x harga solar ....(2.12)
pembumian netral kelima trafo
Di dalam suatu pembangkit listrik tenaga
diesel diperlukan SFC (specific fuel
consumption) yaitu berapa banyak konsumsi
Jurnal Teknik Elektro ITP Volume 4 No. 1; Januari 2015 66
Optimasi Penyeimbangan Beban Pada Trafo Distribusi .....
Table 4.4.2 Rugi-rugi daya pada kelima trafo
Kwh produksi feeder sikakap bulan distribusi sebelum dan sesudah penyeimbangan
Desember 2012 = 130.145 Kwh beban trafo.
Kwh terjual feeder sikakap bulan
Desember 2012 = 112.875 Kwh Nilai
TRAFO Tahana Rugi rugi daya
Jumlah pelanggan Sikakap bulan n
Desember sebanyak 781 pelanggan No NOM
Trafo (Watt)
OR KVA
Pemakaian minyak solar pada bulan GARD Pengura
Desember 2012 = 40.058 liter (Ohm) Sebelum Sesudah
U Trafo ngan
Harga minyak solar dengan tarif industry
1 G 01 50 5,6 10.354,4 4.082,4 6.272
11500 per/liter
SFC (specific fuel consumption) PLTD 50
2 G 02 4,3 4.682,7 967.5 3.715,2
sikakap 0,308 ltr/kwh
3 G 03 50 10,7 4.280 1.294,7 2.985,3
Dari data diatas kita dapat menentukan
susut energi dan persentase rugi-rugi pada
4 G 04 50 7,3 6.570 3.533,2 3.036,8
feeder sikakap bulan Desember 2012 dimana :
5 G 05 50 13,8 4.981,8 3.105 1.876,8
Susut energi = kwh produksi kwh terjual
= 130.145 112.875
TOTAL 30.868,9 12.982,8 17.886,1
= 17.270 kwh

Rugi rugi Dari data diatas kita bisa menganalisa


= kwh produksi kwh terjual x 100% bahwa pada G 01 dengan tahanan pembumian
Kwh produksi netral trafo 5,6 ohm, didapatkan rugi-rugi daya
= 130.145 112.875 x 100% = 13,27% sebelum penyeimbangan beban trafo sebesar
130.145 10.354,4 watt dan rugi-rugi daya sesudah
penyeimbangan trafo sebesar 4.082,4 watt
Biaya total pemakaian minyak solar pada bulan dengan demikian terjadi pengurangan rugi-rugi
desember 2012 daya setelah penyeimbangan beban trafo
sebesar 6.272 watt.
Biaya minyak solar = harga solar x pemakain Pada trafo G 02 dengan tahanan
solar perbulan pembumian netral trafo 4,3 ohm, didapatkan
= 11.500 x 40.058 rugi-rugi daya sebelum penyeimbangan beban
= Rp 460.667.000,- trafo sebesar 4.682,7 watt dan rugi-rugi daya
sesudah penyeimbangan trafo sebesar 967,5
Kerugian yang diakibatkan oleh susut energi watt dengan demikian terjadi pengurangan rugi-
pada bulan desember 2012. rugi daya setelah penyeimbangan beban trafo
sebesar 3.715,2 watt.
Pada biaya minyak solar = susut energi x SFC x Pada trafo G 03 dengan tahanan
harga solar pembumian netral trafo 10,7 ohm, didapatkan
= 17.720 x 0,308 x 11.500 rugi-rugi daya sebelum penyeimbangan beban
= Rp 61.170.340,- trafo sebesar 4.280 watt dan rugi-rugi daya
Maka dapat disimpulkan cukup besar biaya sesudah penyeimbangan trafo sebesar 1.294,7
yang harus hilang karena susut energi pada watt dengan demikian terjadi pengurangan rugi-
PLTD Sikakap yaitu sebesar Rp 61.170.340,- rugi daya setelah penyeimbangan beban trafo
sebesar 2.985,3 watt.
Pada trafo G 04 dengan tahanan
pembumian netral trafo 7,3 ohm, didapatkan
rugi-rugi daya sebelum penyeimbangan beban
trafo sebesar 6.570 watt dan rugi-rugi daya
sesudah penyeimbangan trafo sebesar 3.533,2
watt dengan demikian terjadi pengurangan rugi-

Jurnal Teknik Elektro ITP Volume 4 No. 1; Januari 2015 67


Optimasi Penyeimbangan Beban Pada Trafo Distribusi .....
rugi daya setelah penyeimbangan beban trafo = 9.862 kwh
sebesar 3.036,8 watt.
Pada trafo G 05 dengan tahanan % rugi-rugi = kwh produksi kwh terjual x
pembumian netral trafo 13,8 ohm, didapatkan 100%
rugi-rugi daya sebelum penyeimbangan beban Kwh produksi
trafo sebesar 4.981,8 watt dan rugi-rugi daya = 115.980 106.118 x 100% =
sesudah penyeimbangan trafo sebesar 3.105 8,5%
watt dengan demikian terjadi pengurangan rugi- 115.980
rugi daya setelah penyeimbangan beban trafo
sebesar 1.876,8 watt. Biaya total pemakaian minyak solar pada bulan
Maka dari data table 4.4.1 diatas Januari 2013
didapatlah pengurangan rugi-rugi daya yang
cukup signifikan setelah dilakukan Biaya minyak solar = harga solar x pemakain
penyeimbangan beban trafo, karena arus netral solar perbulan
yang mengalir ke bumi lebih kecil, apalagi bila = 11.500 x 38.585
tahanan pembumian netral trafo dapat = Rp 443.727.500,-
dikecilkan lagi nilai tahanannya, dengan cara
menambah ground rod/elektroda pembumian Kerugian yang diakibatkan oleh susut energy
akan semakin memperkecil rugi-rugi daya pada pada bulan Januari 2013
trafo
Dari perhitungan hasil penelitian diatas Pada biaya minyak solar = susut energy x SFC
maka bisa kita buatkan berapa pelanggan yang x harga solar
dapat ditambahkan pada kelima trafo distribusi = 9.862 x 0,333 x 11.500
dari sisa beban yang dibatasi kemampuan = Rp 37.766.529,-
capasitas trafo yaitu 90%. Maksudnya kapasitas
trafo dibatasi 90% dari kapasitas totalnya, Setelah melakukan penyeimbangan beban
karena apabila beban melebihi dari kapasitas kelima trafo distribusi pada feeder Sikakap
90% dari total kapasitas total trafo dapat didapat penghematan biaya pemakaian minyak
mengakibatkan trafo overload/kelebihan beban. solar sebagai berikut :
Maka kita mendapatkan pengurangan
rugi rugi daya pada kelima trafo distribusi Biaya minyak solar = sebelum penyeimbangan
feeder Sikakap sebelum dan sesudah beban sesudah penyeimbangan
penyeimbangan beban trafo : = 61.170.340 37.766.529
Rugi rugi daya = sebelum sesudah = Rp 23.403.811,-
= 30868,9 watt 12982,8 watt
= 17886,1 watt / 17,89 kw Maka didapatkan penghematan biaya
Dari data diatas kita dapat menentukan pemakaian solar pada PLTD Sikakap dengan
susut energi dan persentase rugi-rugi pada metode penyeimbangan beban lima buah trafo
feeder sikakap bulan Januari 2013 dimana telah distribusi feeder Sikakap sebesar Rp
dicatat data data sebagai berikut: 23.403.811,-. Dari angka tersebut cukup besar
Kwh produksi feeder sikakap bulan Januari penghematan biaya pemakaian solar PLTD
2013 = 115.980 Kwh Sikakap yang terjadi karena penyeimbangan
Kwh terjual feeder sikakap bulan Januari beban trafo distribusi untuk jangka waktu 1
2013 = 106.118 Kwh (satu) bulan.
Pemakaian minyak solar pada bulan
Januari 2013 = 38.585 liter Table 4.4.3 Hasil penyeimbangan beban trafo
Harga minyak solar dengan tarif industry distribusi
11500 per/liter
Hasil Penyeimbangan Beban Trafo Persentase
SFC (specific fuel consumption) PLTD No
sikakap bulan Januari 0,333 ltr/kwh
Jumlah pelanggan Sikakap bulan Januari Uraian Sebelum Sesudah Pengurangan %

sebanyak 781 pelanggan


Susut energi = kwh produksi kwh terjual 1 2 3 = 1-2
= 115.980 106.118

Jurnal Teknik Elektro ITP Volume 4 No. 1; Januari 2015 68


Optimasi Penyeimbangan Beban Pada Trafo Distribusi .....
Rugi - merupakan target kinerja bagi seluruh Cabang
rugi
1
daya
30.868,9 12.982,8 17.886,1 maupun
57.94 Rayon di ruang lingkup PT.PLN
(watt) (Persero). Dengan target demikianlah seluruh
pegawai PT.PLN (Persero) bekerja keras untuk
Susut mencapai angka losses/rugi-rugi yang sangat
2 Energi 17.270 9.862 7.408 42.9kecil.
(kwh)

4. Kesimpulan
Biaya Secara keseluruhan dari tugas akhir ini dapat
3 Solar 61.170.340 37.766.529 23.403.811 diambil kesimpulan sebagai berikut:
38.26
(Rp) 1. Sebelum dilakukan penyeimbangan
beban trafo didapatkan hasil rugi-rugi
daya sebesar 30.868,9 Watt dan setelah
dilakukan penyeimbangan beban pada
trafo didapatkan hasil rugi-rugi daya
sebesar 12.982,8 Watt. Dengan hasil
penyeimbangan beban trafo didapatkan
pengurangan rugi-rugi daya sebesar
17.886,1 Watt.
2. Sebelum dilakukan penyeimbangan
beban trafo didapatkan hasil energi
yang hilang sebesar 17.270 kWh dan
setelah dilakukan penyeimbangan
beban pada trafo didapatkan hasil
energi yang hilang sebesar 9.862 kWh.
Gambar. 4.1. Grafik Hasil Penyeimbangan Dengan hasil penyeimbangan beban
Beban Trafo trafo didapatkan pengurangan energi
yang hilang sebesar 7.408 kWh.
Dari hasil perhitungan dapat 3. Sebelum dilakukan penyeimbangan
disimpulkan bahwa penyeimbangan beban trafo beban trafo didapatkan rugi biaya solar
distribusi akan sangat berpengaruh terhadap sebesar Rp. 61.170.340,- dan setelah
biaya pemakaian bahan bakar minyak PLTD dilakukan penyeimbangan beban pada
Sikakap, karena semakin besar rugi-rugi daya trafo didapatkan rugi biaya solar
maka harga biaya minyak juga akan semakin sebesar Rp. 37.766.529,-. Dengan hasil
besar, dan sebaliknya semakin kecil rugi-rugi penyeimbangan beban trafo didapatkan
daya maka akan semakin kecil pula biaya pengurangan rugi biaya solar sebesar
pemakaian minyak solar tersebut. Rp. 23.403.811,-.
Rugi-rugi daya disebabkan karena tidak 4. Untuk tetap menjaga keseimbangan
seimbangannya beban pada trafo distribusi, beban trafo, pemasangan calon
sehingga mengakibatkan arus mengalir pada pelanggan baru pada trafo harus sesuai
netral besar. Nilai tahanan pembumian netral dengan pemetaan pelanggan di trafo
trafo juga berpengaruh terhadap besar rugi-rugi tersebut, yang mana pemasangan harus
daya yang ditimbulkan. Pada trafo distribusi berurutan tiap-tiap fasanya, sehingga
netral diketanahkan yang mengakibabkan arus menjaga beban trafo selalu seimbang.
terbuang sia sia ke tanah dan tidak terpakai. 5. Saran
Pada kwh meter produksi arus ini tetap diukur Setelah pembahasan ini, adapun saran yang
sehingga menjadi susut energi. Sedangkan dapat diberikan sebagai berikut:
biaya produksinya tetap dihitung oleh PT. PLN 1. Untuk melakukan penyambungan baru
(Persero). sebaiknya terorganisir dengan baik,
Susut energy dan rugi-rugi daya adalah dengan melihat data hasil pengukuran
musuh besar bagi PT.PLN (Persero) karena beban dan penyambungan
akan menyebabkan biaya produksi listrik lebih dilakukannya pada fasa yang bebannya
besar. Didalam PT.PLN (Persero) persentase masih rendah.
Losses/rugi-rugi rata-rata sudah ditetapkan 2. Pada jaringan tegangan rendah,
sebesar 8,5% dalam satu tahun. Angka ini sebaiknya dilengkapi dengan
Jurnal Teknik Elektro ITP Volume 4 No. 1; Januari 2015 69
Optimasi Penyeimbangan Beban Pada Trafo Distribusi .....
identifikasi kabel. Apabila melakukan [3]. Chi Kong Tse (2002). Analisis Rangkaian
penjumperan maka identifikasi (tanda Linear PT. Gelora Aksara Pratama,
fasa kabelnya) harus sama. Jakarta.
3. Dalam mempermudahkan pekerjaan
pemindahan beban gardu sebaiknya [4]. Dani Surya Nazar (2009) telah melakukan
buatlah dulu peta penyeimbangan penelitian tentang analisis keseimbangan
beban (rayon card pelanggan), sehingga beban untuk mengurangi losses pada
mempermudah dan mempercepat waktu jaringan distribusi tegangan rendah pada
dalam pemindahan beban pelanggan. gardu G.05.T KDL (100kva) Pasar
4. Untuk optimasi penyeimbangan beban Basung PT. PLN (Persero) wilayah
trafo distribusi selanjutnya, dapat juga sumatera barat cabang padang ranting
menghitung rugi-rugi saluran tegangan pariaman.
menengah jarak antara trafo dengan
PLTD. [5]. Ir.Erhaneli.MT,2011 Distribusi Tenaga
Listrik, Padang : Institut Teknologi
DAFTAR PUSTAKA Padang
[1]. Buku Diktat PT.PLN (Persero). 2008
Pemeliharaan PLTD PT.PLN (Persero) [6]. Mohamad Ramdhani,ST,MT (2008).
Jakarta. Rangkaian Listrik PT. Gelora Aksara
Pratama, Jakarta.
[2]. Buku Diktat PT.PLN (Persero). 2008
Pemeliharaan Trafo Distribusi PT.PLN
(Persero) Jakarta.

Jurnal Teknik Elektro ITP Volume 4 No. 1; Januari 2015 70

Anda mungkin juga menyukai