Anda di halaman 1dari 10

TUGAS STATISTIKA TERAPAN

OLEH :
ASSHIDDIQA BRILLIANTA
NIM. 1541320041

KELAS 2 MRK 1 / 05

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI
2017
1
1. UJI VALIDITAS
Correlations
KENDARAAN RODA 2 KENDARAAN RODA 4 TOTAL
**
KENDARAAN RODA 2 Pearson Correlation 1 0.000 .913
Sig. (2-tailed) 1.000 .000 VALID
N 16 16 16
KENDARAAN RODA 4 Pearson Correlation 0.000 1 .408
Sig. (2-tailed) 1.000 .116 TIDAK VALID
N 16 16 16
TOTAL Pearson Correlation ** .408 1
.913
Sig. (2-tailed) .000 .116
N 16 16 16
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

N = 16
= 0.05
r tabel = 0.4973

rxy rtabel
kendaraan roda 2 0.913 0.4973 Valid
kendaraan roda 4 0.408 0.4973 Tidak valid

Jumlah kendaraan roda 2 valid terhadap luasan aspal yang rusak sedangkan
variabel jumlah kendaraan roda 4 tidak valid terhadap luasan aspal yang rusak

2
2. PERSAMAAN REGRESI
Coefficients a

Unstandardized Standardized Collinearity


Model Coefficients Coefficients t Sig. Correlations Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 37.650 2.996 12.566 .000

Jumlah Kendaraan Roda 2 4.425 .301 .892 14.695 .000 .892 .971 .892 1.000 1.000
Jumlah Kendaraan Roda 4 4.375 .673 .395 6.498 .000 .395 .874 .395 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Luasan Aspal Jalan yang Rusak

Persamaan Regresi
Y = 37,650 + 4,425 X1 - 4,375 X2

Interpretasi
a = 37,650
Tanpa dipengaruhi oleh variabel apapun, luasan aspal jalan yang rusak adalah 37,650
b1 = 4,425
Setiap kenaikan jumlah kendaraan roda 2 sebesar 1 satuan, maka nilai luasan aspal
jalan yang rusak akan naik sebesar 4,425 dengan jumlah kendaraan roda 4 dianggap
konstan
b2 = 4,375
Setiap kenaikan jumlah kendaraan roda 4 sebesar 1 satuan, maka nilai luasan aspal
jalan yang rusak akan naik sebesar 4,375 dengan jumlah kendaraan roda 2 dianggap
konstan

3
3. KOEFISIEN DETERMINASI DAN KOEFISIEN KORELASI
Model Summaryb
Std. Error Change Statistics
Adjusted of the R Square Sig. F Durbin-
Model R R Square R Square Estimate Change F Change df1 df2 Change Watson
a
1 .976 .952 .945 2.69330 .952 129.083 2 13 .000 2.313
a. Predictors: (Constant), Jumlah Kendaraan Roda 4, Jumlah Kendaraan Roda 2
b. Dependent Variable: Luasan Aspal Jalan yang Rusak

Koefisien Determinasi
R2 = 0,945

Koefisien Nondeterminasi
K2 = 1 - 0,945 = 0,055
Artinya jumlah kendaraan roda 2 dan roda 4 berpengaruh terhadap luasan aspal yang
rusak sebesar 94,5% dan sisanya sebesar 5,5% dipengaruhi oleh faktor lain

Standart Error of Estimate (SE) :


SE = 2,693
Artinya luasan aspal jalan yang rusak yang diprediksi sebesr 2,693 satuan.

Koefisien Korelasi
R = 0,976
Artinya hubungan keseluruhan antara luasan aspal jalan yang rusak, jumlah kendaraan
roda 2 dan jumlah kendaraan roda 4 adalah searah dan sifatnya sangat erat sebesar
97,6%

4
4. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Correlations
Luasan Aspal Jumlah Kendaraan Jumlah Kendaraan
Jalan yang Rusak Roda 2 Roda 4
Pearson Correlation Luasan Aspal Jalan yang Rusak 1.000 .892 .395
Jumlah Kendaraan Roda 2 .892 1.000 0.000
Jumlah Kendaraan Roda 4 .395 0.000 1.000
Sig. (1-tailed) Luasan Aspal Jalan yang Rusak .000 .065
Jumlah Kendaraan Roda 2 .000 .500
Jumlah Kendaraan Roda 4 .065 .500
N Luasan Aspal Jalan yang Rusak 16 16 16
Jumlah Kendaraan Roda 2 16 16 16
Jumlah Kendaraan Roda 4 16 16 16

r1,2 = 0,892
Artinya hubungan luasan aspal jalan yang rusak secara parsial terhadap jumlah
kendaraan roda 2 adalah searah dan sifatnya sangat erat sebesar 0,892 (89,2%)

r2,1 = 0,395
Artinya hubungan luasan aspal jalan yang rusak secara parsial terhadap jumlah
kendaraan roda 4 adalah searah dan sifatnya kurang erat sebesar 0,395 (39,5%)

r12, = 0,000
Artinya hubungan jumlah kendaraan roda 4 secara parsial terhadap jumlah kendaraan
roda 2 adalah searah dan sifatnya tidak erat sebesar 0,000 (0%)

5
5. UJI PARSIAL
Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF


Model t Sig.
1 (Constant) 37.650 2.996 12.566 .000
Jumlah Kendaraan Roda 2 4.425 .301 .892 14.695 .000 .892 .971 .892 1.000 1.000
Jumlah Kendaraan Roda 4 4.375 .673 .395 6.498 .000 .395 .874 .395 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Luasan Aspal Jalan yang Rusak

Uji t statistik :
a. Uji Parsial jumlah kendaraan roda 2 terhadap luasan aspal jalan yang rusak
Hipotesis :
H0 : b1 = 0 (jumlah kendaraan roda 2 secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap luasan aspal jalan yang rusak)
Ha : b1 0 (jumlah kendaraan roda 2 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
luasan aspal jalan yang rusak)

Nilai t statistik dan t tabel :


t stat = 14,695
t tabel = 2,17881
df = n k 1 = 15 2 1 =12, variabel bebas = 2, df = degree of freedom
= 0,05

Kriteria uji :
1. Uji tabel t
-ttabel tstat ttabel H0 tidak dapat ditolak
tstat < -ttabel H0 ditolak
tstat > ttabel H0 ditolak
Ternyata tstat > ttabel yaitu 14,695 > 2,17881, maka H0 ditolak

2. Uji sig
Sig H0 tidak dapat ditolak
Sig < H0 ditolak
Sig = 0,000 dan = 0,05
Ternyata Sig < , yaitu 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak

6
Kesimpulan :
Pada tingkat signifikansi 5%, jumlah kendaraan roda 2 secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap luasan aspal jalan yang rusak

b. Uji Parsial jumlah kendaraan roda 4 terhadap luasan aspal jalan yang rusak
Hipotesis :
H0 : b1 = 0 (jumlah kendaraan roda 4 secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap luasan aspal jalan yang rusak)
Ha : b1 0 (jumlah kendaraan roda 4 secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
luasan aspal jalan yang rusak)

Nilai t statistik dan t tabel :


t stat = 6,498
t tabel = 2,17881
df = n k 1 = 15 2 1 = 12
= 0,05

Kriteria uji :
1. Uji tabel t
-ttabel tstat ttabel H0 tidak dapat ditolak
tstat < -ttabel H0 ditolak
tstat > ttabel H0 ditolak
Ternyata tstat > ttabel yaitu 6,498 > 2,17881, maka H0 ditolak

2. Uji sig
Sig H0 tidak dapat ditolak
Sig < H0 ditolak
Sig = 0,000 dan = 0,05
Ternyata Sig < , yaitu 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak

Kesimpulan :
Pada tingkat signifikansi 5%, jumlah kendaraan roda 4 secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap luasan aspal jalan yang rusak

7
6. UJI SIMULTAN
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 1872.700 2 936.350 129.083 .000b

Residual 94.300 13 7.254


Total 1967.000 15
a. Dependent Variable: luasan aspal jalan yang rusak (cm)
b. Predictors: (Constant), jumlah kendaraan roda 4 yang lewat, jumlah
kendaraan roda 2 yang lewat

Uji F statistik :
Hipotesis :
H0 : b1 = b2 = 0 ( variabel jumlah kendaraan roda 2 dan jumlah kendaraan roda 4
secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap luasan aspal yang rusak)
Ha : b1 b2 0 ( variabel jumlah kendaraan roda 2 dan jumlah kendaraan roda 4
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap luasan aspal yang rusak)

Nilai F stat dan F tabel


F stat = 129,083 F tabel = 4,60 = 0,05
v1 = k 1 = 2 1 = 1
v2 = n k = 16 2 = 14

Kriteria uji :
1. Uji tabel F
F stat F tabel H0 tidak dapat ditolak
F stat > F tabel H0 ditolak
Ternyata F stat > F tabel, yaitu 129,083 > 4,60 maka H0 ditolak

2. Uji Sig
Sig H0 tidak dapat ditolak
Sig < H0 ditolak
Sig = 0,000704559 dan = 0,05
Ternyata Sig < , yaitu 0,00000 < 0,05, maka H0 ditolak

Kesimpulan:
Pada tingkat signifikansi 5%, variabel kendaraan roda 2 dan kendaraan roda 4
berpengaruh signifikan terhadap luasan aspal jalan yang rusak

8
7. SARAN BAGI PENGELOLA RUAS JALAN

Saran :
Pengelola ruas jalan disarankan mengurangi atau membatasi jumlah kendaraan roda
dua yang lewat dengan cara rekayasa lalu lintas sesuai dengan hasil pengujian
yang telah dilakukan, yaitu :

1. Dari persamaan regresi didapat bahwa variabel jumlah kendaraan roda dua
berpengaruh 4,425 satuan dan jumlah kendaraan roda 4 berpengaruh 4,375 satuan
setiap kenaikan 1 satuan luasan aspal jalan yang rusak

2. Uji hubungan antar variabel yang hasilnya variabel jumlah kendaraan roda dua
berpengaruh 89,2% dan jumlah kendaraan roda 4 berpengaruh 39,5% terhadap luasan
aspal jalan yang rusak

3. Dari uji validitas didapat bahwa jumlah kendaraan roda 2 valid terhadap luasan
aspal yang rusak sedangkan variabel jumlah kendaraan roda 4 tidak valid terhadap
luasan aspal yang rusak

Karena hubungan keseluruhan antara luasan aspal jalan yang rusak, jumlah kendaraan
roda 2 dan jumlah kendaraan roda 4 adalah searah dan sifatnya sangat erat maka
pengelola ruas jalan bisa meningkatkan status jalan ke tingkat yang lebih tinggi agar
perkerasan jalannya lebih kuat dan ketika bermasalah dapat ditangani lebih
cepat karena status jalan yang tinggi lebih diperhatikan oleh pemerintah misal jalan
nasional.

Anda mungkin juga menyukai