Disusun Oleh :
Yudhi Marsidi
2005-31-006
i
SURAT PERNYATAAN
NIM : 2005-31-006
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam menulis skripsi saya
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
YUDHI MARSIDI
ii
UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, 10 Oktober 2009
Yudhi Marsidi
2005-31-006
ABSTRAK
Salah satu bahaya fisik di lingkungan kerja adalah kebisingan. Kebisingan yaitu bunyi
yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dan dalam tingkat dan waktu tertentu
dapat menimbulkan gangguan kesehatan, keselamatan kerja dan kenyamanan lingkungan.
Salah satu upaya untuk mencegah atau mengurangi salah satu risiko yang dapat
ditimbulkan oleh kebisingan yaitu dengan menggunakan earplug. Earplug adalah salah
satu alat pelindung diri berupa sumbat telinga yang mampu mengurangi tingkat
kebisingan hingga 20 dB. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan tentang risiko bahaya kebisingan dengan kepatuhan penggunaan earplug
pada tenaga kerja dibagian blasting PT.Gunanusa Utama Fabricator. Metode Penelitian
bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional dan desain penelitian
korelasional dengan menggunakan uji Pearson Product Moment. Jumlah sampel
sebanyak 33 orang dan merupakan sampel jenuh. Pengetahuan tenaga kerja tentang risiko
bahaya kebisingan meliputi risiko penyakit akibat kerja dan mengetahui manfaat alat
pelindung pendengaran. Kepatuhan tenaga kerja dalam penggunaan eaplug meliputi
durasi penggunaan earplug, menguji kefektifan earplug dan menggunakan earplug.
Semua responden dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dengan umur berkisar 19
sampai 50 tahun, berpendidikan terbanyak SMK dan masa kerja lebih dari 1 tahun kerja.
Hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata kepatuhan penggunaan earplug = 59.94 (
8.314) dan nilai rata-rata pengetahuan tenaga kerja tentang risiko bahaya kebisingan =
47.21 ( 4.285) serta nilai p = 0.371 (p>0.05). Jadi tidak ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan tentang risiko bahaya kebisingan dengan kepatuhan dalam
penggunaan earplug pada tenaga kerja dibagian blasting PT.Gunanusa Utama Fabricator.
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Tim penguji Skripsi Fakultas Ilmu-Ilmu
Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul dan diterima untuk Memenuhi sebagian
Dekan
iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Data Diri
B. Pendidikan
C. Pelatihan
3. Hazardous Substance
4. OHSAS
5. Dan lain-lain
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan inayahnya,
Adapun proposal skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana pada Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas INDONUSA Esa Unggul
Jakarta. Dalam penyusunan proposal skripsi ini Penulis mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang Penulis tidak
dapat sebutkan satu persatu. Oleh karena itu pada kesempatan ini, Penulis ingin
1. Idrus Jusat, PhD selaku Dekan Fakultas Ilmu - Ilmu Kesehatan (FIKES).
Masyarakat.
bimbingannya.
4. Drs. Mulyo Wiharto, MM, MHA selaku Pembimbing II atas bantuan dan
bimbingannya.
5. Ir. M. Natsir selaku HSE Corporate Manager atas bantuan dan bimbingannya.
6. Papa, Mama, Ira tercinta dan Keluarga Besar H.Kurtubi atas dukungan dan
doanya.
vi
7. Teman-teman jurusan Kesehatan Masyarakat angkatan 2005 atas dukungan
dan doanya.
8. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
Penulis menyadari betul bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan banyak
kekurangan, oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
informasi atau pengetahuan baru yang bermanfaat, baik bagi perusahaan, teman-teman
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..i
SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIATii
ABSTRAK.............iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN..iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS.....v
KATA PENGANTAR..vi
DAFTAR ISIviii
DAFTAR TABELxi
DAFTAR GRAFIK.xii
DAFTAR LAMPIRAN...xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang1
B. Identifikasi Masalah2
C. Pembatasan Masalah...5
D. Perumusan Masalah5
E. Tujuan Penelitian6
1. Tujuan Umum.6
2. Tujuan Khusus6
F. Manfaat Penelitian..6
viii
B. Pengetahuan Tentang Risiko Bahaya Kebisingan.............................14
1. Definisi Pengetahuan................................................................14
2. Tingkat Pengetahuan.16
3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.17
4. Cara Mengukur Pengetahuan....................................................18
5. Pengertian Risiko Bahaya Kebisingan......................................18
6. Klasifikasi Kebisingan..............................................................20
7. Sumber Kebisingan ..................................................................21
8. Faktor yang mempengaruhi Kebisingan...................................22
9. Nilai Ambang Batas (NAB)......................................................24
10. Dampak-dampak Kebisingan...................................................26
11. Pengendalian Kebisingan Melalui Alat Pelindung Pendengaran
C. Kerangka Berpikir.............................................................................31
D. Kerangka Konsep.............................................................................32
E. Hipotesis Penelitian..........................................................................33
ix
3. Hipotesis Statistik.40
BAB V PEMBAHASAN54
A. Pengetahuan Tenaga Kerja Tentang Risiko Bahaya Kebisingan di
Bagian Blasting PT.Gunanusa Utama Fabricator....54
B. Kepatuhan Penggunaan Earplug dibagian Blasting PT.Gunanusa
Utama Fabricator.....56
C. Hubungan Pengetahuan Risiko Bahaya Kerja dengan Perilaku Kerja
Aman Tenaga Kerja di Bagian Pengelasan PTG.....58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 NAB Kebisingan Menurut Kep. Menaker No. KEP-15 MEN/1999..25
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Independen.....................................36
Tabel 3.2 Alternatif Jawaban dan Skor Variabel Dependen..........................................36
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Dependen......37
Tabel 3.4 Alternatif Jawaban dan Skor Variable Dependen..37
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r...40
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden di Bagian Blasting PTG Tahun
200841
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Bagian Blasting PTG
Tahun 2009.............................................42
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Lama Kerja Responden di Bagian Blasting PTG Tahun
2009....44
Tabel 4.4 Distribusi Skor Pengetahuan Risiko Bahaya Kebisingan Di Bagian Blasting
PT.Gunanusa Utama Fabrcator Tahun 2009..45
Tabel 4.5 Distribusi Skor Kepatuhan Penggunaan Earplug di Bagian Blasting
PT.Gunanusa Utama Fabricator tahun 2009..47
Tabel 4.6 Hasil Analisis Korelasi Pengetahuan Tentang Risiko Bahaya Kebisingan
dengan Kepatuhan Penggunaan Earplug Pada Tenaga Kerja di Bagian Blasting
PT.Gunanusa Tahun 2009.49
Tabel 4.7 Hasil Analisis Korelasi Umur tenaga kerja dengan Kepatuhan Penggunaan
Earplug Pada Tenaga Kerja di Bagian Blasting PT.Gunanusa Tahun 2009.50
Tabel 4.8 Hasil Analisis Korelasi Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Penggunaan
Earplug Pada Tenaga Kerja di Bagian Blasting PT.Gunanusa Tahun 2009.................51
Tabel 4.9 Hasil Analisis Korelasi Lama Kerja dengan Kepatuhan Penggunaan Earplug
Pada Tenaga Kerja di Bagian Blasting PT.Gunanusa Tahun 2009...............................52
xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Distribusi Umur Responden di Bagian Pengelasan PTG Tahun 2009.........42
Grafik 4.2 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden di Bagian Blasting PTG Tahun
2009.......43
Grafik 4.3 Distribusi Lama Kerja Responden di Bagian Blasting PTG Tahun 200944
Grafik 4.4 Skor Pengetahuan Risiko Bahaya Kebisingan di Bagian Blasting
PT.Gunanusa Utama Fabricator Tahun 200945
Grafik 4.5 Skor Kepatuhan Penggunaan Earplug di Bagian Blasting PT.Gunanusa
Utama Fabricator tahun 2009....48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terhadap pekerja dari resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang terjadi di tempat
kerja sehingga tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan produktif menuju
Peranan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) belakangan ini semakin dirasa
penting, terutama pada era industrialisasi seperti sekarang ini dimana penggunaan mesin-
tersebut akan meningkatkan jumlah dan ragam sumber bahaya di tempat kerja, dan
kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Gejala ini dapat dilihat dari
angka kecelakaan kerja yang meningkat setiap tahunnya, baik secara kuantitas maupun
kualitas.
Secara umum kecelakaan kerja disebabkan oleh tindakan manusia yang tidak
memenuhi keselamatan (unsafe human acts) dan keadaan-keadaan lingkungan yang tidak
timbulnya kecelakaan kerja sangat penting. Selalu ditemui dari hasil-hasil penelitian,
bahwa 80-85 % kecelakaan kerja disebabkan oleh kelalaian atau kesalahan manusia. 1
1
Sumakmur, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, (Jakarta: CV Haji Masagung, 1987), Hal.9
1
2
seseorang dan salah satu faktor yang dapat mendorong tenaga kerja untuk bertindak
Salah satu bahaya fisik di lingkungan kerja adalah kebisingan (noise). Kebisingan
yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu
lingkungan 2
Kebisingan tingkat tinggi dapat menyebabkan efek jangka pendek dan jangka
hilangnya pendengaran sementara atau permanen. pusing, kantuk, tekanan darah tinggi,
tegang dan stress, yang diikuti oleh sakit maag, kesulitan tidur, dan sakit jantung,
menyebabkan ketulian. Ketulian yang timbul pada awalnya bersifat sementara dan akan
pulih kembali bila segera menghindar dari tempat kerja bising. Namun apabila bekerja
secara terus menerus, maka daya dengar akan menghilang secara menetap dan tidak akan
pulih kembali. Apabila hal ini terjadi dapat berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
Berdasarkan hal diatas, kebisingan merupakan salah satu bahaya yang perlu
ditimbulkan. Salah satu upaya untuk mencegah atau mengurangi salah satu risiko yang
dapat ditimbulkan oleh kebisingan yaitu dengan menggunakan earplug. Earplug adalah
2
Ricky M Mulia, Kesehatan Lingkungan, (Jakarta:Penerbit Graha Ilmu, 2005) h.111
3
Labor Ocupational Health Program U.C. Berkeley Program Kesehatan Kerja University of California
Berkeley, http://library.usu.ac.id/download/ft/07002749.Pdf., Tanggal Akses 14 Maret 2009
3
salah satu alat pelindung diri berupa sumbat telinga yang mampu mengurangi tingkat
dilingkungan kerja bising karena mampu mengurangi tingkat kebisingan langsung pada
penerimanya selain itu kelebihan earplug adalah mampu menekan biaya tidak terlalu
kerjanya untuk menggunakan earplug pada saat bekerja di dekat sumber bising,
khususnya dibagian produksi seperti yang memiliki potensi bahaya kebisingan yang
berisiko menimbulkan gangguan pada kesehatan tenaga kerja. Meskipun terkadang masih
karena kurangnya pengawasan dari atasan saja, tetapi bisa juga disebabkan karena
ketidaktahuan tenaga kerja tentang risiko yang ditimbulkan dari kebisingan. Karena
penggunaan earplug pada tenaga kerja dibagian blasting PT. Gunanusa Utama
Fabricator.
4
B. Identifikasi Masalah
Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang dan
atau memiliki potensi bahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja wajib
menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3). Salah satu hal
yang diatur dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana
tercantum dalam UU No.1 tahun 1970 pasal 14 yakni setiap perusahaan wajib
menyediakan dan memberikan alat perlindung diri pada pekerja. Itu merupakan hak dan
kewajiban tenaga kerja untuk menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan
pekerjaannya.
tidak aman (unsafe acts) yang berpotensi menimbulkan resiko bahaya didalam setiap
proses pekerjaan yang dilakukan oleh setiap tenaga kerja. Pengawasan pada hakikatnya
bukan mencari kesalahan, akan tetapi meyakinkan setiap proses pekerjaan berjalan
dengan lancar dan aman agar terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Reward atau hadiah adalah salah satu strategi atau upaya untuk meningkatkan
kepatuhan tenaga kerja terhadap resiko bahaya pekerjaannya. Dengan reward diharapkan
tenaga kerja dapat termotivasi untuk melaksanakan budaya selamat dan sehat dalam
Sanksi atau hukuman sebagai peraturan dan kebijakan perusahaan adalah salah
satu upaya untuk meningkatkan kepatuhan tenaga kerja terhadap resiko bahaya
asing yang menempel pada anggota tubuh yang dianggap mengganggu. Untuk mencegah
hal ini terjadi diperlukan pendidikan dan pelatihan secara berlanjut agar mereka
memahami dan mengetahui manfaat dari penggunaan earplug serta terhindar dari resiko
C. Pembatasan Masalah
oleh banyak faktor dan penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan, waktu, dan
dana yang dimiliki, maka penulis membatasi pada masalah hubungan pengetahuan
tentang resiko bahaya kebisingan dengan kepatuhan penggunaan earplug pada tenaga
D. Perumusan Masalah
ini adalah Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan tentang risiko bahaya
kebisingan dengan kepatuhan penggunaan earplug pada tenaga kerja dibagian blasting
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
F. Manfaat Penelitian
kesehatan kerja serta memberikan sumbangan pikiran dan informasi yang dapat
1. Pengertian Kepatuhan
sebagai sifat patuh dan ketaatan. 4 Jadi kepatuhan adalah sikap patuh atau perilaku
governance, etika, dan praktik terbaik. Tantangan terbesar kepatuhan selama ini
peraturan kedalam kebijakan dan prosedur internal. Salah satu hambatan bagi
Tugas yang paling berat saat ini adalah menerapkan kesadaran dan budaya
kepatuhan. Unit kepatuhan tidak bisa menangani semuanya, setiap orang harus
terus-menerus. Apabila tidak tersedia prosedur yang jelas dan praktis, karyawan tidak
4
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga, (Jakarta :
Balai Pustaka, 2005), h.838
8
9
seluruh proses bisa business friendly namun memenuhi ketentuan dan hukum. Pada
saat bersamaan, pengendalian dan pemantauan terhadap kepatuhan dan bisnis secara
menjalankan inisiatif kepatuhan ada pada manajemen puncak. Pejabat kepatuhan dan
unit kepatuhan tidak boleh dipandang sebagai kekuatan penghambat, tetapi sebagai
pembantu dan fasilisator terhadap bisnis, yaitu membantu baik untuk memenuhi
Perubahan cara pandang harus dimulai dari atas. Manajemen perubahan harus
pengawasan yang terpusat dan efektif, juga ada kultur yang baik, dengan kebijakan
dan prosedur yang didokumentasikan. Harus ada pemantauan dan pelaporan yang
reward.
akan sesuatu yang didasari oleh pengetahuan akan bertahan lebih lama daripada
mempunyai batasan-batasan atau aturan tertentu yang harus ditaati dan dipatuhi. Di
karenakan apabila suatu kebijakan atau peraturan itu tidak dipatuhi atau dilanggar
maka akan mendapatkan sanksi atau hukuman. Maka dengan adanya peraturan atau
bahwa kepatuhan adalah sikap patuh atau perilaku taat, mengikuti, dan mematuhi
sebagai aksi. 5 Menurut kamus Bahasa Indonesia kata guna berarti manfaat atau
5
Webster`s New World Dictionary, (New York : prentice Hall., 1991)
6
J S Badudu, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.,1996)
7
Macmillan Student`s Dictionary, (London : Macmillan Publisher.,1988)
11
kedalam telinga. 8
Earplug adalah alat yang dipakai dengan cara dimasukkan kedalam telinga
biasanya terbuat dari karet yang lunak, dicetak menurut kontur telinga pemakai,
Ear plug dapat terbuat dari kapas (wax), plastik karet alami dan sintetik,
sumbat telinga yang digunakan untuk sekali pakai saja kemudian dibuang,
misalnya sumbat telinga dari kapas, kemudian cara pengguanan yang lain yaitu,
non dispossible ear plug yang digunakan waktu yang lama terbuat dari karet
a. Pastikan tangan dalam keadaan bersih saat memegang earplug (jika perlu
atau patah.
bising, hal ini yang sering digunakan oleh pengguna canal caps.
8
http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/07/alat-pelindung-telinga, diakses tanggal 6 April 2009
9
M.Natsir, Hearing Conservation Program. HSE Department PT.GUF, hal 47
10
Sihar Tigor Benjamin, Ibid.,hal.131
12
hingga earplug menjadi lebih kecil dan dapat dimasukan ke dalam saluran
tangan yang lain ke arah atas. Hal ini dimaksudkan untuk meluruskan
kedua telinga dengan kedua belah tangan selama beberapa saat, kemudian
tangan dibuka. Lakukan beberapa kali. Jika tidak terdapat perbedaan pada
g. Selain daun telinga yang tidak tertarik ke atas saat memasang earplug,
i. Earplug yang telah selesai digunakan dibersihkan dengan kain lap yang
bersih, basah dan hangat.
j. Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih dan kering.
k. Setelah bersih dan kering, simpan dalam kotaknya.
l. Simpan kotak tersebut di atas, di almari atau tempat penyimpanan yang
lain.
Sumbat telinga yang baik adalah yang bisa menahan atau mengabsorbsi bunyi
atau suara dengan frekuensi tertentu saja, sedangkan bunyi atau suara dengan frekuensi
untuk bicara (komunikasi) tetap tidak terganggu. Dalam pemakaiannya, earplug (sumbat
telinga yaitu: 11
a. Memerlukan waktu yang lama dari tutup telinga untuk pemasangan yang tepat
11
http://putraprabu.wordpress.com/2009/01/07/alat-pelindung-telinga, diakses tanggal 6 April 2009
14
e. Bila tangan yang digunakan untuk memasang earplug yang kotor, maka
bahwa, kepatuhan penggunaan earplug adalah sikap patuh atau perilaku taat
mendapatkan hasil yang maksimal dari penggunaan earplug dan terhindar dari
resiko bahaya yang disebabkan oleh kebisingan yang dapat menggangu sistem
pendengaran dan gangguan kesehatan pada tenaga kerja meliputi, kondisi tangan
1. Definisi Pengetahuan
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
Menurut Hume pengetahuan berasal dari kesan yakni isi kesadaran yang
bersifat serta merta sensoris perseptual dari suatu ide. Menurut Kant pengetahuan
Menurut Locke pengetahuan adalah persepsi terhadap ide-ide pundal yang rumit
bukti oleh seseorang melalui proses pengingatan atau pengenalan informasi dan
mengadopsi tindakan baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
b) Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap
d) Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
2. Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
Tahu adalah tingkat pengetahuan yang rendah yang diartikan sebagai pengingat
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
b. Memahami (comprehention)
dengan benar, bila telah paham terhadap objek, maka harus dapat
c. Aplikasi (aplication)
d. Analisis (analisys)
komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
terhadap suatu objek atau materi berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin mudah menerima konsep
13
http://eprints.ums.ac.id/528/01/infokes_8(1)_Yuli_kusumawati.pdf
14
Ibid.,
18
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
inderawi.
sampingan dari suatu perbuatan atau tindakan yang cenderung merugikan atau
Menurut Ian Cameron (1997), risiko (risk) adalah the chance (or
associated with a specific activity. Yang artinya kurang lebih demikian risiko
adalah tingkat kemungkinan terjadinya kerugian tertentu pada waktu tertentu atau
atau lingkungan.
dihadapi oleh tenaga kerja dapat berasal dari tingkah laku yang tidak aman
(unsafe act) atau kondisi yang tidak aman (unsafe condition). Sedangkan dampak
pemaparan bahaya yang dapat ditimbulkan dapat berupa kecelakaan akibat kerja
atau penyakit akibat kerja yang berasal dari suatu proses pekerjaan.
yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat kerja yang pada tingkat
Kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam
tingkat dan waktu tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan
bising adalah bunyi yang terjadi pada saat dan tempat atau keadaan yang tidak
sesuai. 16
getaran getaran melalui media elatis dan manakala bunyi bunyi tersebut tidak
secara : 18
Saat situasi tersebut terjadi, status suara berubah menjadi polutan dan identitas
6. Klasifikasi Kebisingan
kebisingan tetap (steady noise) dan kebisingan tidak tetap (non steady noise). 19
15
Tulus Winarsunu, Psikologi Keselamatan Kerja. UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,
Malang, 2008., Hal 130
16
Stellman, Jeanne Mager, Encyclopedia Health And Safety, International Labour
Office, Geneva, 1998. hal 28.7
17
Dr. Sumamur P.K Msc, Higiene perusahaan dan kesehatan kerja. PT. Toko Gunung agung, Jakarta
1996.,hal 37
18
Sihar Tigor B. Tambunan, Op.Cit hlm.6
21
Broad band noise terjadi pada frekuensi yang lebih bervariasi (bukan
nada murni).
b. Kebisingan tidak tetap (non steady noise)dibedakan menjadai tiga jenis yaitu :
1. Kebisingan fluktuatif
2. Intermittent noise
3. Impulsive noise
7. Sumber Kebisingan
mesin pabrik, pesawat terbang, lalu lintas kendaraan dijalan raya, peralatan
19
Sihar Tigor B. Tambunan, Op.Cit hlm.7
20
Tulus winarsunu,. Loc.cit
22
parah.
mesin tiruan.
faktor yaitu :
21
Ibid.,hal.8.
23
a. Sumber bising
merupakan bising atau tidak, tetapi hal ini banyak ditentukan oleh perasaan
dan persepsi seseorang. Dengan demikian bunyi yang sama dapat merupakan
bising bagi seseorang tapi belum tentu merupakan bising bagi orang lain.
c. Suhu Udara
Jika suhu udara tinggi maka kecepatan rambat bunyi yang sampai ke telinga
Bunyi akan diterima lebih lama dan lebih keras oleh orang yang berada pada
down stream (searah dengan angin) dibandingkan dengan bunyi yang diterima
oleh orang yang berada pada arah yang berlawananan dengan arah mata angin,
e. Kelembaban Udara
f. Penghalang/barier
ruangan. Dengan adanya penghalang maka transmisi suara akan dihambat atau
Letak penghalang yang baik adalah didekat sumber dan yang paling buruk
dianjurkan ditempat kerja agar tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa
22
Ricki M.Mulia, Identifikasi dan pengendalian potensi bahaya kimia. Penyuluhan keselamatan dan
kesehatan kerja di UMKM 2008, hlm.2
25
Tabel 2.1 NAB Kebisingan Menurut Kep. Menaker No. KEP-15 MEN/1999
8 JAM 85
4 JAM 88
2 JAM 91
1 JAM 94
30 MENIT 97
15 MENIT 100
yaitu: 23
a. Dampak auditorial
suara dering atau berfrekuensi tinggi dalam telinga. Dampak auditorial juga
hearing loss) karena menyerang bagian luar dan tengah telinga pekerja,
tepatnya selaput gendang telinga dan ketiga tulang utama (hammer, anvil,
dan stirrup) menjadi sulit atau tidak bisa bergetar. Akibatnya pekerja
menjadi agak sulit mendengar. Pada cukup banyak kasus di tempat kerja,
loss yang disebabkan oleh ketidak beresan pada bagian luar dan tengah
udara.
a) Sistem keseimbangan
(secara visual dapat dilihat dari cara seseorang bernafas yang makin cepat
bervariasi pada setiap orang, mulai dari ringan hingga berat, misalnya
Selain itu bising dapat menyebabkan berbagai gangguan pada tenaga kerja, seperti
a. Gangguan fisiologis
pembuluh darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat
b. Gangguan psikologis
susah tidur, cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama
c. Gangguan komunikasi
d. Gangguan keseimbangan
24
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10_PemeliharaanPendengarandiIndustri.pdf/10_PemeliharaanPende
ngarandiIndustri.html.,diakses tanggal 16 maret 2009
29
sementara dan akan segera pulih kembali bila menghindar dari sumber
bising; namun bila terus menerus bekerja di tempat bising, daya dengar
pekerja dari segi biaya. Bagi tenaga kerja, kehilangan pendengaran atau menjadi
tuli oleh karena bising merupakan cacat yang dapat mengakibatkan kekurang
ini terjadi, maka akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena hilangnya
tenaga kerja yang memiliki keterampilan. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu
secara teknis (engineering control) pada sumber suara. Namun kenyataannya hal
dilakukan apabila cara engineering control tidak memberikan hasil. Dan memang
kebisingan secara langsung pada sumbernya sangat sulit dan mahal biayanya.
Untuk mencegah ketulian akibat kebisingan, maka alat pelindung diri yang
dipakai harus mampu mengurangi kebisingan hingga nilai ambang batas yang
diperbolehkan atau kurang dari itu, yaitu 85 db. Ada tiga jenis alat pelindung
telinga yaitu :
8-30 db. Biasanya digunakan untuk proteksi sampai dengan 100 db.
Manfaat dari alat pelindung telinga adalah melindungi telinga dari paparan
telinga serta melindungi indera pendengaran (telinga) dari percikan api dan
adalah tidak robek, tidak retak, tidak patah dan berlubang saat digunakan. 26
25
http://putraprabu.wordpress.com. Ibid.,
26
Sihar Tigor Benjamin, Ibid.,hal.131
31
yang diketahui oleh tenaga kerja tentang kemungkinan terjadinya penyakit akibat
kerja yang disebabkan oleh lingkungan kerja bising yang berasal dari suara
C. Kerangka Berpikir
informasi yang seharusnya diketahui oleh tenaga kerja tentang risiko yang
mungkin dapat ditimbulkan dari potensi bahaya yang ada pada lingkungan kerja
seseorang. Tindakan yang didasari atas pengetahuan akan bertahan lama dan
langgeng.
bahaya yang ada pada lingkungan kerja bising, diantaranya adalah risiko
diatas akan sangat merugikan tenaga kerja apabila hal itu terjadi.
menggunakan earplug. Earplug adalah salah satu alat pelindung diri berupa
tata cara penggunaan dan manfaat earplug adalah salah satu yang dapat merubah
dalam menggunakan earplug yang dilakukan sesuai dengan tata cara penggunaan
dan pemeliharaan, agar mendapatkan hasil yang maksimal dari suatu penggunaan
serta terhindar dari resiko bahaya yang disebabkan oleh kebisingan yang dapat
dan tenaga kerja agar tindakan patuh dalam rangka mewujudkan budaya sehat dan
D. Kerangka Konsep
Gambar 2.2
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan antara pengetahuan tentang
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Banten.
2. Waktu Penelitian
B. Jenis Penelitian
penelitian untuk melihat hubungan atau korelasi antara variabel independen dengan
variabel dependen dan penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional,
karena observasi atau pengumpulan data dilakukan sekaligus pada suatu saat tertentu
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang bekerja di bagian blasting
2. Sampel
Sampel yang diambil pada penelitian ini merupakan sampel jenuh, dimana
jumlah anggota sampel sama dengan jumlah populasi yaitu sebanyak 33 Orang
34
35
D. Instrumen Penelitian
a. Definisi Konseptual
bising yang berasal dari suara mesin-mesin dan proses produksi serta
b. Definisi Operasional
interval.
c. Instrumen Penelitian
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Independen
Tabel 3.2
Alternatif Jawaban dan Skor Variabel Dependen
Alternatif Skor
Jawaban + -
Benar 5 1
Salah 1 5
a. Definisi Konseptual
Kepatuhan penggunaan earplug adalah sikap patuh atau perilaku taat dalam
hasil yang maksimal dari penggunaan earplug dan terhindar dari resiko
37
b. Definisi Operasional
nilai jawaban dari butir-butir pertanyaan yang dibuat khusus untuk mengukur
c. Instrumen Penelitian
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Dependen.
+ -
Tabel 3.4
Alternatif Jawaban dan Skor Variable Dependen
1. Analisis Univariat
Analisa ini dilakukan untuk mendeskripsikan tiap variabel dari hasil penelitian
2. Analisis Bivariat
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis atau uji korelasi
Pearson Product Moment, yang mana dari uji ini akan terlihat keeratan hubungan
n XY X Y
r=
{n X 2 ( X ) 2 }{n Y 2 ( Y ) }
2
Keterangan :
r = Koefisien korelasi X dan Y
X = Jumlah skor pengetahuan
Y = Jumlah skor perilaku
n = Jumlah sample
Nilai koefisien korelasi (r) ini terletak antara -1 dan +1 (-1 r +1), dengan
d. Jika 0 < r < +1, terjadi korelasi positif antara variabel independen (X) dan
e. Jika, -1 < r < 0, terjadi korelasi negatif variabel independen (X) dan
Tabel 3.7
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 0,199 Sangat Rendah
0,20 0,399 Rendah
0,40 0,599 Cukup
0,60 0,799 Kuat
0,80 1,000 Sangat Kuat
3. Hipotesis Statistik
a. Ho : = 0
dependen (Y).
b. Ha : 0
Ada hubungan antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Karakteristik Responden
a. Umur
(PTG) dengan jumlah responden sebanyak 33 orang dapat dilihat distribusi umur
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Umur Responden
di Bagian Blasting PTG Tahun 2009
Umur Frekuensi %
< 29 23 70
29 10 30
Jumlah 33 100
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa distribusi responden terbanyak berada pada
kelompok umur < 29 sebesar 70 %. Hal itu juga bisa dilihat pada grafik 4.1.
41
42
Grafik 4.1
Distribusi Umur Responden
di Bagian Blasting PTG Tahun 2009
70
60
50
40 < 29
30 > 29
20
10
0
Umur
B. Tingkat Pendidikan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan
Responden di Bagian Blasting PTG Tahun 2009
Pendidikan Frekuensi %
SD 1 3
SMP 2 6.1
SMA 29 87.9
D3/S1 1 3
Jumlah 33 100
43
Dari tabel diatas menunjukan bahwa distribusi responden terbesar dengan tingkat
pendidikan SMA adalah sebesar 87.9 % (29 orang). Hal itu juga bisa dilihat pada
grafik 4.2
Grafik 4.2
Distribusi Tingkat Pendidikan
Responden di Bagian Blasting PTG Tahun 2009
Pendidik
D3
SD
SMA
SMP
C. Lama Kerja
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Lama Kerja
Responden di Bagian Blasting PTG Tahun 2009
Pengalaman Frekuensi %
1-8 29 87.8
9-16 3 9.1
17-24 - -
25-32 1 3
Jumlah 33 100
berpengalaman 1 8 tahun. Hal tersebut juga dapat dilihat pada grafik 4.3.
Grafik 4.3
Distribusi Lama Kerja Responden
di Bagian Blasting PTG Tahun 2009
30
25
20 1 - 8 Tahun
15 9 - 16 Tahun
17 - 24 Tahun
10
25 - 32 Tahun
5
0
Pengalaman
45
Dari hasil penelitian diperoleh distribusi skor variabel independen adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.4
Distribusi Skor Pengetahuan Risiko Bahaya Kebisingan
Di Bagian Blasting PT.Gunanusa Utama Fabrcator Tahun 2009
1 43 2 6.1 6.1
2 47 3 9.1 15.2
3 51 2 6.1 21.2
4 55 1 3.0 24.2
5 59 8 24.2 48.5
6 63 10 30.3 78.8
7 67 4 12.1 90.9
8 74 1 3.0 93.9
9 75 2 6.1 100
Total 33 100
Dari tabel diatas menunjukan rata-rata pengetahuan tenaga kerja tentang risiko
bahaya kebisingan di bagian blasting adalah sebesar 59.94 dan nilai median 63.
Skor tekecil sebesar 43 dan terbesar 75. Hal tersebut juga dapat dilihat pada grafik
4.4.
Grafik 4.4
Skor Pengetahuan Risiko Bahaya Kebisingan
di Bagian Blasting PT.Gunanusa Utama Fabricator Tahun 2009
10
8
Frequency
Mean = 59.94
Std. Dev. = 8.314
N = 33
0
40 50 60 70
Skor
berikut :
47
Tabel 4.5
Distribusi Skor Kepatuhan Penggunaan Earplug
di Bagian Blasting PT.Gunanusa Utama Fabricator tahun 2009
1 41 5 15.2 15.2
2 42 3 9.1 24.2
3 43 1 3.0 27.3
4 44 2 6.1 33.3
5 46 1 3.0 36.4
6 47 1 3.0 39.4
7 48 6 18.2 57.6
8 49 5 15.2 72.7
9 50 3 9.1 81.8
10 52 2 6.1 87.9
11 54 4 12.1 100
Total 33 100
Dari tabel 4.5 diatas menunjukan, bahwa rata-rata skor kepatuhan penggunaan earplug di
Bagian Blasting PT.Gunanusa Utama Fabricator sebesar 47.21 dan skor terkecil sebesar
41, sedangkan skor terbesar sebesar 54. Hal tersebut juga dapat dilihat pada grafik 4.5.
48
Grafik 4.5
Skor Kepatuhan Penggunaan Earplug
di Bagian Blasting PT.Gunanusa Utama Fabricator tahun 2009
12
10
8
Frequency
Mean = 47.21
Std. Dev. = 4.285
N = 33
0
40 42 44 46 48 50 52 54
Skor
Setelah dilakukan uji statistik secara deskriptif baik pada variabel independen
pengujian dalam penelitian ini dilanjutkan dengan melakukan uji statistik yaitu
C. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.6
Hasil Analisis Korelasi
Pengetahuan Tentang Risiko Bahaya Kebisingan dengan Kepatuhan Penggunaan Earplug
Pada Tenaga Kerja di Bagian Blasting PT.Gunanusa Tahun 2009
Hubungan
D. Analisis Tambahan
Tabel 4.7
Hasil Analisis Korelasi
Umur tenaga kerja dengan Kepatuhan Penggunaan Earplug
Pada Tenaga Kerja di Bagian Blasting PT.Gunanusa Tahun 2009
Dari tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa antara umur tenaga kerja
Tabel 4.8
Hasil Analisis Korelasi
Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Penggunaan Earplug
Pada Tenaga Kerja di Bagian Blasting PT.Gunanusa Tahun 2009
Hubungan
sebagai berikut :
Tabel 4.9
Hasil Analisis Korelasi
Lama Kerja dengan Kepatuhan Penggunaan Earplug
Pada Tenaga Kerja di Bagian Blasting PT.Gunanusa Tahun 2009
Dari tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa antara umur tenaga kerja
Utama Fabricator. Dari nilai koefisien determinasi (r2 x 100) juga dapat
E. Diskusi
Dari hasil uji analisis korelasi antara pengetahuan tentang risiko bahaya
yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang
Sedangkan dari hasil analisis korelasi antara umur dan lama kerja dengan
menunjukkan bahwa semakin dewasa umur tenaga kerja dan semakin lama tenaga
PEMBAHASAN
kerja dibagian blasting PT.Gunanusa maka dibuat interval selisih dari total nilai
ukur kuesioner tertinggi yaitu 75, jika menjawab pertanyaan benar semua dan
terendah yaitu 15 jika menjawab pertanyaan salah semua kemudian dibagi dalam
15-34 = Buruk
35-54 = Cukup
54-75 = Baik
sebagian besar baik dengan nilai rata-rata (mean) 59.94 karena berada pada
interval 54 75.
Kesehatan Kerja) yang sering diikuti oleh tenaga kerja, karena di PT.Gunanusa
54
55
87,9 %, akan tetapi lama kerja sebagian besar responden cukup lama, 87.8 %
hal ini bisa dilihat pada tabel 4.3, di mana lama kerja yang cukup lama ini dapat
juga mempengaruhi pengetahuan tenaga kerja, karena setiap waktu tenaga kerja
dihadapkan dengan pekerjaan mereka. Tenaga kerja akan lebih mengenal dan
memahami akan pekerjaannya, mereka banyak belajar dari apa yang mereka
Umur responden yang < 29 tahun yaitu sebesar 70 % dan 30 % > 29 tahun
dan hidup seseorang. Seseorang banyak belajar dari peristiwa atau pengalaman
seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau
kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya, oleh
karena itu umur dan lama kerja bisa mempengaruhi pengetahuan tenaga kerja.
56
Fabricator
kerja dibagian blasting PT.Gunanusa maka dibuat interval selisih dari total nilai
ukur kuesioner tertinggi yaitu 60, jika menjawab pertanyaan benar semua dan
terendah yaitu 12, jika menjawab pertanyaan salah semua, kemudian dibagi dalam
12-28 = Buruk
29-44 = Cukup
45-60 = Baik
baik dengan nilai rata-rata (mean) 47.21 karena berada pada interval 45 60, hal
tersebut bisa disebabkan oleh adanya pengawasan dari petugas safety (safety man)
yang selalu mengawasi setiap aktivitas kerja di yard PTG, di mana pada setiap
area kerja di PTG ditugaskan petugas safety untuk melakukan controling dan
Hal tersebut diatas sesuai dengan teori yang telah dikemukakan pada bab
berperilaku taat, mengikuti dan mematuhi semua peraturan dan kebijakan yang
berlaku.
didapatkan nilai r = 0.510, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
umur tenaga kerja dengan kepatuhan penggunaan earplug pada tenaga kerja di
semakin dewasa umur tenaga kerja di PT.Gunanusa, maka semakin patuh dalam
menggunakan earplug.
sebesar 51% terhadap kepatuhan tenaga kerja dalam penggunaan earplug dan 41
Fabricator memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai r = 0,400. Hal ini
menujukkan bahwa semakin lama tenaga kerja bekerja, maka semakin patuh atau
perusahaan.
Hal ini menunjukkan bahwa faktor umur dan lama kerja yang
blasting PTG.
58
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, didapatkan nilai koefisien korelasi
r = - 0.161, hal ini menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
Cilegon Banten.
Selain itu salah satu faktor pendorong terjadinya kepatuhan tenaga kerja
ini bersifat wajib (mandatory) disetiap area atau lingkungan kerja yang memiliki
tingkat kebisingan lebih dari nilai ambang batas yang diperbolehkan agar
terhindar dari risiko bahaya bising yang dapat menimbulkan gangguan pada
Cilegon Banten.
BAB VI
A. Kesimpulan
earplug.
B. Saran
sebagai berikut :
tenaga pengawas lapangan (safety man) agar tindakan tidak tidak patuh dalam
60
61
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10_PemeliharaanPendengarandiIndustri.pdf/10_Pe
meliharaanPendengarandiIndustri.html.,diakses tanggal 16 maret 2009.
Labor Ocupational Health Program U.C. Berkeley Program Kesehatan Kerja University
of California Berkeley, http : library.usu.ac.id/ft/07002749.Pdf.,Tanggal akses 14 Maret
2009.
Stellman, Jeanne Mager, Encyclopedia Health And Safety, International Labour Office,
Geneva, 1998.
Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003.
Sihar Tigor B. Tambunan, Kebisingan Di Tempat Kerja, Yogyakarta: Penerbit ANDI,
2005.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga,
(Jakarta : Balai Pustaka, 2005).