Anda di halaman 1dari 44

MEMASANG INFUS

No. Dokumen :

No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Prosedur invasive pemberian cairan intravena melalui selang infuse


2. Tujuan a. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Memberikan terapi intravena
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala
4. Indikasi Perawat
Bidan
5. Referensi Buku Saku Oxford Pemeriksaan Fisik dan Keterampilan
Praktis oleh James Thomas tahun 2012
Kerampilan Medis Invasif oleh Mark Stoneham, dkk
Prosedur Praktik Keperawatan oleh Kholid R.
Prosedur Penting dalam Kedaruratan oleh Widya Ananda tahun
2013
6. Alat dan Bahan a. Cairan terapi sesuai program
b. Infus set
c. Jarum infus / abocath
d. Kapas alkohol dalam tempatnya
e. Bak instrumen berisi pinset steril dan kasa steril
f. Plester
g. Tourniquet
h. Betadine
i. Gunting Verband
j. Bengkok
k. Spalk bila diperlukan
l. Verband bila diperlukan
m. Standar infuse
7. Prosedur - Petugas mengatur posisi pasien
- Mengataskan lengan baju, jika perlu dilepaskan
- Membalutkan kantong tensi meter pada lengan atas kira kira
3 cm diatas fossa cubiti, dengan pipa karet diletakkan di
sebelah luar lengan, dibalutkan tetapi jangan terlalu kencang
- Memakai Stetoskop
- Meraba detak arteri Brachialis dengan ujung jari tengah dan
jari telunjuk. Pasien tidak diperkenankan menggenggamkan /
mengepalkan tangannya
- Meletakkan piringan stetoskop diatas arteri Brachialis tadi
- Mengunci sekrup balon karet
- Memompakan udara ke dalam kantong dengan cara memijit
balon berulang ulang, akan terlihat air raksa di dalam pipa
naik, dipompa terus sampai denyut arteri tidak terdengar lagi
- Membuka sekrup balon dan menurunkan tekanan dengan
perlahan lahan
- Mendengar dengan teliti dan memperhatikan sampai angka
berapa pada skala mulai terdengar bunyi denyut pertama dan
mencatat sebagai tekanan 2ystole
- Meneruskan dengan membuka sekrup tadi perlahan lahan
sampai suara nadi terdengar lambat dan menghilang dicatat
sebagai tekanan diastole
- Membuka kantong karet, digulung dengan rapi dan
dimasukkan ke dalam kotak
1)
8. Unit Terkait Loket
Poli Umum
Ruang Tindakan
Apotik
9. Dokumen Terkait

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
PEMASANGAN KATETER

No. Dokumen :

No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Tata cara melakukan pemasangan kateter untuk mengeluarkan urine


2. Tujuan Sebagai acuan pelaksanaan pemasangan kateter untuk mengeluarkan
air kencing
2) 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala
3) 4. Indikasi Perawat
Bidan
4) 5. Referensi Buku Saku Oxford Pemeriksaan Fisik dan Ketrampilan Praktis
oleh James Thomas tahun 2012
Kerampilan Medis Invasif oleh Mark Stoneham, dkk
Prosedur Praktik Keperawatan oleh Kholid R.
Prosedur Penting dalam Kedaruratan oleh Widya Ananda tahun
2013
5) 6. Alat dan Bahan PERSIAPAN ALAT :
1. Selang kateter 8. Kasa dalam tempatnya
2. Aqua jelly 9. Betadine
3. Sarung tangan 10. Urine bag
4. Aquabidest dalam kom 11. Stik pan / urinal
5. Spuit 5 cc 12. Pinset
6. Plester 13. Bengkok
7. Gunting
6) 7. Prosedur PENATALAKSANAAN :
1. Memberikan penjelasan kepada keluarga dan pasien
2. Mendekatkan peralatan disamping penderita
3. Memasang perlak dan petugas mencuci tangan
4. Mengatur posisi pasien
5. Memakai sarung tangan
6. Mengolesi slang kateter dengan aqua jelly

PADA LAKI-LAKI
7. tangan kiri dengan kasa memegang penis sampai tegak 60O
8. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara
pelan-pelan sampai urine keluar
PADA WANITA
9. jari tangan kiri dengan kapas cebok membuka labia
10. tangan kanan memasukkan ujung kateter dan mendorong secara
pelan-pelan sampai urine keluar
11. bila urine telah keluar, pangkal kateter dihubungkan dengan
urine bag
12. kunci kateter dengan larutuan Aqua/NS (20-30cc)
13. mengobservasi respon pasien
14. menggantungkan urobag disisi tempat tidur pasien
15. memfiksasi kateter dengan plester pada paha bagian atas
16. klien dirapikan
17. alat-alat dibersihkan dan dibereskan
18. perawat cuci tangan
19. mencatat kegiatan respon pasien pada catatan keperawatan

7) 8. Unit Terkait Poli KIA / KB


Apotik
Poli Gizi
8) 9. Dokumen Terkait Catatan Tindakan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
HEACTING

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Heacting adalah penjahitan luka terbuka


9) 2. Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan penjahitan sampai luka tertutup oleh
jahitan untuk menghindari infeksi lanjutan
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas
4. Indikasi Perawat
Bidan
5. Referensi Buku Saku Oxford Pemeriksaan Fisik dan Ketrampilan Praktis
oleh James Thomas tahun 2012
Kerampilan Medis Invasif oleh Mark Stoneham, dkk
Prosedur Praktik Keperawatan oleh Kholid R.
Prosedur Penting dalam Kedaruratan oleh Widya Ananda tahun
2013
6. Alat dan Bahan PERSIAPAN PERALATAN :
1. Handscoen
3. Kasa steril
4. Lidokain steril
6. Spuit 3 cc
7. Betadine solution
8. Alcohol 70 %
9. Benang silk untuk kulit
10. Benang catgut untuk pembuluh
darah
11. Bak instrumen steril berisi :
Pinset chirugis
Pinset anatomi
Mosquito (klem arteri kecil)
Nald holder
Jarum kulit
Gunting
12.Cairan NaCl

7. Prosedur 1. Perawat menyiapkan alat kedekat pasien dan menjelasakan ke


pasien atau keluarga pasien (informed concern)
2. Perawat memakai handscoen
3. Dep luka dengan kasa steril, kemudian bersihkan dengan cairan
NaCl. Apabila kotor siram dengan H2O2
4. Olesi daerah luka dengan betadine
5. Olesi dengan kapas alkohol, lalu suntikan lidokain injeksi 2 cc
disekitar pingiran luka tunggu 5 menit
6. Dep lagi luka dengan kasa steril kemudian bila ada pembuluh
darah yang terpotong diklem diikiat dengan benang catgut
7. Pegang bibir luka dengan pinset chirugis, kalau ada kotoran ambil
dengan pinset anatomi
8. Pasang jarum kulit dan benang kulit di nald holder, lalu jahit bibir
luka dengan rapi, setelah luka ditutup olesi dengan betadine.
Kemudian beri supratul, lalu tutup dengan kasa steril dan verband.
9. Bersihkan daerah bekas luka
10. konseling pada pasien (anjuran untuk menjaga sterilitas didaerah
luka)
8. Unit Terkait Loket
Poli Umum
Ruang Tindakan
Apotik
9. Dokumen Terkait Catatan Tindakan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulaidiberlakukan
INJEKSI INTRAVENA

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Memberikan obat melalui injeksi intravena


2. Tujuan Sebagai pedoman dalam memberikan obat melalui Intravena agar
obat masuk dengan tepat.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas
4. Indikasi Perawat
Bidan
5. Referensi Buku Saku Oxford Pemeriksaan Fisik dan Ketrampilan
Praktis oleh James Thomas tahun 2012
Kerampilan Medis Invasif oleh Mark Stoneham, dkk
Prosedur Praktik Keperawatan oleh Kholid R.
Prosedur Penting dalam Kedaruratan oleh Widya Ananda
tahun 2013
6. Alat dan Bahan 1. Bak Instrumen kecil berisi obat dan spuit.
2. Kapas alkhohol secukupnya
3. Bengkok
4. Buku instruksi obat pasien
7. Prosedur a. Persiapan alat
b. Cek instruksi obat pasien
c. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien
d. Dekatkan alat alat pada pasien
e. Atur posisi pasien
f. Cuci tangan
g. Mengambil spuit, keluarkan udara
h. Hisap obat dalam ampul/vial sesuai dgn kebutuhan
i. Keluarkan udara dari spuit dengan posisi tegak lurus
j. Cari pembuluh darah vena atau tempat jarum infus terpasang
i. k. Masukkan jarum dengan sudut 45, aspirasi dan masukkan
obat secara perlahan lahan
l. Catat tindakan dan hasil dalam catatan keperawatan
8. Unit Terkait Loket
Poli Umum
Ruang Tindakan
Apotik
9. Dokumen Terkait Catatan Tindakan
10. Rekaman historis perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulaidiberlakukan
PENGUKURAN
TEKANAN DARAH
No. Dokumen :

No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Pengukuran tekanan darah systole dan diastole menggunakan


sphygmomanometer
2. Tujuan Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan pengukuran tekanan
darah
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala
4. Indikasi Perawat
Bidan
5. Referensi Buku Saku Oxford Pemeriksaan Fisik dan Ketrampilan Praktis
oleh James Thomas tahun 2012
Kerampilan Medis Invasif oleh Mark Stoneham, dkk
Prosedur Praktik Keperawatan oleh Kholid R.
Prosedur Penting dalam Kedaruratan oleh Widya Ananda tahun
2013
6. Alat dan Bahan A. Alat
Alat Tulis
Stetoskop
Tensimeter
B. Bahan
Rekam Medik
7. Prosedur - Petugas mengatur posisi pasien
- Mengataskan lengan baju, jika perlu dilepaskan
- Membalutkan kantong tensi meter pada lengan atas kira kira 3
cm diatas fossa cubiti, dengan pipa karet diletakkan di sebelah
luar lengan, dibalutkan tetapi jangan terlalu kencang
- Memakai Stetoskop
- Meraba detak arteri Brachialis dengan ujung jari tengah dan jari
telunjuk. Pasien tidak diperkenankan menggenggamkan /
mengepalkan tangannya
- Meletakkan piringan stetoskop diatas arteri Brachialis tadi
- Mengunci sekrup balon karet
- Memompakan udara ke dalam kantong dengan cara memijit
balon berulang ulang, akan terlihat air raksa di dalam pipa
naik, dipompa terus sampai denyut arteri tidak terdengar lagi
- Membuka sekrup balon dan menurunkan tekanan dengan
perlahan lahan
- Mendengar dengan teliti dan memperhatikan sampai angka
berapa pada skala mulai terdengar bunyi denyut pertama dan
mencatat sebagai tekanan sistole
Meneruskan dengan membuka sekrup tadi perlahan lahan
sampai suara nadi terdengar lambat dan menghilang dicatat
sebagai tekanan diastole
- Membuka kantong karet, digulung dengan rapi dan dimasukkan
ke dalam kotak
8.
8.Unit Terkait Loket
Poli Umum
Ruang Tindakan
Apotik
9. Dokumen Terkait Rekam Medis

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
SKIN TEST

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :
PUSKESMAS Mariana, SKM
TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Tes alergi pada pasien yang akan diberikan obat


2. Tujuan Mencegah reaksi hipersensitivitas akibat alergi obat
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala
4. Indikasi Perawat
Bidan
5. Referensi Buku Saku Oxford Pemeriksaan Fisik dan Ketrampilan Praktis
oleh James Thomas tahun 2012
Kerampilan Medis Invasif oleh Mark Stoneham, dkk
Prosedur Praktik Keperawatan oleh Kholid R.
Prosedur Penting dalam Kedaruratan oleh Widya Ananda tahun
2013
6. Alat dan Bahan
a. Bak instrument / bengkok / tempat spuit steril
b. Safety Box untuk tempat spuit yang telah di pakai.
c. Alat Tulis
d. Jarum dan semprit disposibel 1 cc, 2,5 cc dan 3 cc
e. Obat-obat yang dibutuhkan
f. Kapas alkohol
g. cairan pelarut (NaCl, Aquabidest, dll)

7. Prosedur a. Baca Instruksi dokter pada formulir tindakan


b. Persilahkan pasien duduk
c. Lakukan sesuai petunjuk kerja pemberian obat suntik yang
akan disuntikkan secara intracutan ( WI / PKM CLDK YAN
06 )
d. Tandai tempat bekas suntikan dengan alat tulis secara
melingkar dengan diameter 1 cm
e. Pantau tempat bekas suntikan selama 15 menit , lihat apakah
terjadi perubahan ( Pembesaran, perubahan warna kulit )
tanyakan yang dirasakan pasien di sekitar tempat bekas
suntikan
f. Laporkan hasil pemantauan skin test ke dokter yang
bersangkutan, dan paraf dokter
g. Lakukan instruksi dokter selanjutnya jika tidak ada kelainan.
8. Unit Terkait Loket
Gudang Obat
Apotik
9. Dokumen Terkait Catatan Tindakan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
SYOK ANAFILAKTIK

No. Dokumen :

No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Syok anafilaktik adalah suatu respons hipersensitivitas yang diperantarai


oleh Immunoglobulin E (hipersensitivitas tipe I) yang ditandai dengan
curah jantung dan tekanan arteri yang menurun hebat.
2. Tujuan 1. Meningkatkan curah jantung dalam kondisi normal
2. Mengatasi reaksi hipersensitivitas
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Teupah Selatan Nomor :
Tentang Jenis Pelayanan Yang Ada di Puskesmas Teupah Selatan
4. Referensi Buku Saku Oxford Pemeriksaan Fisik dan Ketrampilan Praktis oleh
James Thomas tahun 2012
Kerampilan Medis Invasif oleh Mark Stoneham, dkk
Prosedur Praktik Keperawatan oleh Kholid R.
Prosedur Penting dalam Kedaruratan oleh Widya Ananda tahun
2013
5. Alat dan Bahan a. Tabung Oksigen
b. Tensimeter
c. Ambulance (Jika di rujuk)
d. Adrenalin ampul
e. Dexamethason Vial
f. Jarum suntik disposibel 2,5 ml, 3 ml
6. Prosedur a. Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
b. Berikan ADRENALIN inj. 0,3 cc (1 : 1000) secara Intra Muskular
pada lengan atas.
c. Bila perlu dapat diulang tiap 15 menit, umumnya diperlukan 1-4 kali
pemberian.
d. Pasang tornikuet proksimal dari tempat suntikan (untuk mencegah
penyebaran), tornikuet dikendurkan tiap 10 menit
e. Jaga sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler agar berjalan baik
f. Pemberian cairan bila diperlukan
g. Bila perlu Kortikosteroid dapat diberikan secara intravena.
h. Dosis Hidrocortison 5 mg / kg BB, dapat diulang tiap 4 6 jam
i. Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke fasilisas
Kesehatan yang lebih lengkap.
7. Unit Terkait Loket
Gudang Obat
Apotik
Petugas Ambulance
RS Rujukan

8. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
PEMERIKSAAN ANTENATAL
CARE (ANC)
No. Dokumen :

No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Perawatan selama kehamilan sebelum bayi lahir yang lebih ditekankan
pada kesehatan ibu
2. Tujuan 1. Mengawasi ibu hamil selama masa kehamilan sampai persalinan
2. Merawat dan memeriksa ibu hamil
3. Menemukan penyakit ibu sejak dini yang dapat mempengaruhi
kesehatan janin serta berusaha mengobatinya
4. Mempersiapkan ibu sehingga proses persalinan yang dialaminya
dapat dijadikan pengalaman yang menyenangkan dan diharapkan
5. Mempersiapkan ibu hamil agar dapat memelihara bayi dan
menyusui secara optimal
6. Membantu persalinan agar bersih dan aman, serta mencegah
terjadinya komplikasi dalam persalinan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala
4. Indikasi Ibu Hamil
5. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.
Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedelapan, Tahun 2006
Buku Pedoman Asuhan Persalinan Normal, JNKKR-POGI,
Tahun 2008
6. Alat dan Bahan 1. Buku KIA dan register
2. Alat tulis
3. Spigmomanometer
4. Stetoskop
5. Timbangan
6. Meteran
7. LILA
8. Doppler
9. Sarung tangan
10. Jam
11. Blangko konseling
12. Kasa, kapas
13. Tablet FE
14. Hb Sahli
7. Prosedur 1. Lakukan anamnesa meliputi:
Tanyakan Haid Pertama Hari Terakhir ibu dan tentukan hari
taksiran partus (HTP)
Ukur LILA dan TB ibu
Tanyakan riwayat penggunaan alat kontrasepsi
Tanyakan riwayat penyakit dan keluhan saat ini
Tanyakan jumlah anak, jumlah persalinan, dan berapa kali
keguguran (GPA)
Tanyakan riwayat kehamilan
Tanyakan riwayat persalinan lalu meliputi: penolong, tempat
dan cara persalinan
Tanyakan status perkawinan, status imunisasi, jumlah anak
hidup, spacing, riwayat alergi, pemeriksaan fisik meliputi:
Tensi, Timbang, Ukur lingkar lengan atas (LILA)
2. Cucitangan
3. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan kehamilan sesuai
dengan maneuver Leopold dan pemeriksaan fisik lainnya
4. Gunakan sarung tangaan
5. Posisikan ibu dalam keadaan supine. Lakukan pemeriksaan head to
toe meliputi:
a. Pemeriksaan kepala leher
Kepala : bersih atau tidak, ada lesi atau tidak
Mata : anemis atau tidak, sclera ikterik atau tidak
Hidung : ada polip atau tidak
Mulut : ada sariawan atau tidak, ada caries atau tidak
Telinga : ada rabas atau tidak, mastoiditis atau tidak
Leher : ada kelenjar getah bening atau tidak, pembesaran
vena jugularis atau tidak
b. Dada
Jantung : Bunyi Jantung 1 dan Bunyi Jantung2, ada
murmur atau tidak
Paru : pengembangan dada simetris atau tidak, ada suara
nafas tambahan atau tidak
Payudara : ada benjolan atau tidak, putting susu inverted
atau tidak, bengkak atau tidak
Pengeluaran asi: ada atau tidak
c. Abdomen
Palpasi abdomen kuadran kiri atas terhadap adanya pembesaran
limfe
1) Uterus
a) Palpasi apakah ada kontraksi atau tidak
b) Leopold I, menentukan TFU, kepala/bokong/kosong
c) Leopold II, menentukan letak punggung janin
(punggung/bagiankecil/bokong/kepala) dan dengarkan
denyut jantug janin dengan doppler
d) Leopold III, menentukan bagian terendah,
e) LeopotIV, menentukan bagian terendah masuk pintu atas
panggul
2) Pigmentasi : kaji ada atau tidaknya linea nigra, striae, fungsi
pencernaan
3) Perineum dan Genital
1. Vagina : varises atau tidak
2. Kebersihan
3. Keputihan : joienis/warna, konsistensi, bau
4. Hemorrhoid : kaji derajat, lokasi, berapa lama, nyeri
d. Ekstremitas
Ekstremitas atas : ada tidaknya edema, varises
Ekstremitasbawah : ada tidaknya edema, varises, reflex patella
e. Eliminasi
Urin : Kebiasaan BAK
BAB: Kebiasan BAB

6. Pemeriksa mencuci tangan


7. Mengirim ibu ke lab untukpemeriksaan malaria
8. Menerima hasil dari lab
9. Sampai kan hasil pemeriksaan ANC pada ibu serta hasil lab
10. Rencanakan kunjungan ulang
11. Lakukan pencatatan dan pelaporan pada register dan buku KIA

8. Unit Terkait Poli umum (Dokter Puskesmas)


Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Unit gawat darurat (PONEK)
KIA
Lab

9. Dukumen Terkait Rekam Medis


Catatan Tindakan
Buku KIA
Kohor Ibu

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulaidiberlakukan
CARA MENYUSUI YANG BENAR

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Membimbing ibu melakukan cara menyusui yang baik


2. Tujuan Sebagai acuan dalam membimbing ibu melakukan cara menyusui yang
baik
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala
4. Indikasi Ibu Menyusui
5. Referensi Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Tahun 2007
Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedelapan, Tahun 2006
Buku Pedoman Fasilitator Kelas Ibu Hamil, Tahun 2012
6. Alat dan Bahan Sabun
Tisu/ Sapu tangan
7. Prosedur Intruksi Kerja
1. Beritahu ibu untuk cuci tangan dulu
2. Keluarkan ASI sedikit lalu oleskan pada puting susu dan areola
sekitarnya
3. Ibu duduk dengan santai menggunakan kursi yang rendah
4. Punggung bersandar dengan santai pada kursi
5. Pegang bayi dengan satu lengan , kepala bayi terletak pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan ibu.
Kepala bayi tidak boleh terngadah dan bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu
6. Satu tangan bayi pada arah tangan ibu sebaiknya diletakkan
dibelakang badan ibu
7. Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara ibu
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
9. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
10. Ibu memegang payudara dengan ibu jari diatas payudara dan jari
lain menopang dibawah payudara, jangan menekan puting susu /
areolanya saja
11. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara
menyentuh pipi / sisi mulut bayi dengan puting susu
12. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat punggung bayi
didekatkan kepayudara ibu dengan puting susu dan areola
dimasukkan kedalam mulut bayi
13. Usahakan sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi
sehingga puting berada dilangit dan lidah bayi akan menekan ASI
keluar
14. Sebaiknya bayi menyusu pada satu payudara sampai payudara
terasa kosong.
15. Lanjutkan dengan menyusui pada payudara yang satu lagi.
16. Cara melepaskan isapan bayi
a. Masukkan jari kelingking ibu kemulut bayi melalui sudut
mulutnya.
b. Tekan dagu bayi kebawah
17. Setelah selesai menyusui, keluarkan ASI sedikit dan oleskan pada
puting susu serta areola sekitarnya dan biarkan kering sendiri
a. Bayi di gendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu dan
tepuk punggungnya berlahan.
b. Bayi tidur terlungkup dipangkuan ibu dan tepuk punggungnya
berlahan.
8. Unit Terkait Poli umum (Dokter Puskesmas)
Dokter Spesialis Anak
KIA

9. Dokumen Rekam Medis


Terkait Catatan Tindakan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulaidiberlakukan
OBSERVASI DETAK JANTUNG JANIN
(DJJ)
No. Dokumen :

No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

11. Pengertian Observasi detak jantung janin adalah tindakan untuk menghitung
dan memonitor detak jantung
12. Tujuan - Agar DJJ janin dapat dipantau jumlah dan ritmenya, sehingga
bila terdeteksi keadaan abnormal dapat segera ditangani.
- Sebagai pedoman dalam petalaksanaan observasi detak jantung
janin
13. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala

14. Indikasi
Bidan

15. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.


Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedelapan, Tahun
2006
Buku Pedoman Asuhan Persalinan Normal, JNKKR-POGI,
Tahun 2008Prosedur
Praktik Keperawatan, Jilid I, Trans Info Media, Jakarta
16. Alat dan Bahan
1. dopller
2. Jam tangan / Jam meja
3. Bukui KIA, Register kohort dan alat tulis
17. Prosedur PELAKSANAAN :
1. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Petugas mencuci tangan
3. Posisi tidur terlentang
4. Pakaian bawah pasien diturunkan sampai bagian atas symphisis
5. Melakukan palpasi untuk meraba bagian punggung janin
6. Menentukan tempat untuk meletakkan dopler
7. Meletakkan posisi funandoskop/dopler dengan benar
8. Mendengarkan detak jantung dengan funducope / doppler dan
menghitung frekuensinya selama tiga kali 5 detik, dengan
interval masing - masing 5 detik untuk detakan yang iramanya
teratur, tetapi sebaiknya dihitung dalam 1 menit penuh
9. Sambil mendengarkan detak jantung janin, tangan petugas
meraba detak arteri radialis penderita untuk pembanding
10. Petugas mencuci tangan
11. Mencatat hasil/dokumentasi
8. Unit Terkait Poli Kebidanan
Dokter Sp.Kebidanan dan Kandungan
Dokter Puskesmas
9. Dokumen Terkait Buku kohor IBU
Catatan tindakan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
PEMBERIAN ZAT BESI
(TABLET FE) PADA IBU HAMIL
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TAUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Tata cara melakukan pemberian tablet zat besi pada ibu hamil yang
diberikan pada pasien anemis dan ibu hamil 28 minggu
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pemberian tablet zat besi pada ibu
hamil dan anemia pada kehamilan untuk mengatasi anemia sebelum
persalinan berlangsung
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala
4. Indikasi Bidan
5. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.
Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedelapan, Tahun 2006
Buku Pedoman Asuhan Persalinan Normal, JNKKR-POGI,
Tahun 2008
Pedoman Fasilitator Kelas Ibu Hamil, Tahun 2012
6. Alat dan Bahan 1. Buku tulis, Buku Register
2. Buku KIA
3. Tablet besi (Fe)
7. Prosedur 1. Beri tablet zat besi pada semua ibu hamil, sedikitnya 1 tablet /
hari selama 30 hari berturut-turut untuk pasien hamil pada
trimester I, sedangkan untuk ibu hamil dengan anemia diberikan
tablet zat besi dan vitamin C tiga kali satu tablet perhari (3 X 1),
hal ini sangat tergantung dengan persediaan obat yang ada
2. Jika tablet zat besi persediaan habis, maka akan diberikan resep
luar

8. Unit Terkait Poli umum (Dokter Puskesmas)


Poli KIA
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
9. Dokumen Terkait Rakam medis

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
PENGISIAN STATUS IBU HAMIL
(REGISTER KOHORT, BUKU KIA
DAN KARTU IBU)
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Pengisian status ibu hamil agar dapat terpantau kesehatan ibu
dan janin secara rutin dan berkala, sehingga apabila ditemukan
penyimpangan dapat segera ditangani.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam pengisian kartu status secara lengkap dan
teliti
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala
4. Indikasi Bidan
5. Referensi Mother-Child Relation, Maternal-Child Nursing, Maternal
Health Services, Kementerian Kesehatan dan JICA (Japan
International Coorporation Agency), 2010
Buku Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat, JNKKR-
POGI, 2009
6. Alat dan bahan 1. Ballpoint
2. Tensimeter
3. Timbangan berat badan
4. Meteran
5. Doppler/Leanec
6. Pita lila
7. Kartu status Ibu
8. Buku KIA
9. Buku register kohort ibu hamil
7. Prosedur Mengisi dimulai dari kolom paling awal :
1. Beri tanda rumput pada kolom yang tersedia, bila sudah
dilakukan imunisasi TT.
2. Tulis riwayat kehamilan sebelumnya pada kolom yang
tersedia.
3. Tanggal kelahiran
4. Hasil Persalinan ( Lahir hidup ( LH ), Lahir Mati ( LM ),
Abortus (AB)
5. Jenis kelamin anak ( laki laki ( L ) dan perempuan ( P ).
6. Keadaan pada kelahiran
7. Berat badan anak waktu lahir
8. Lamanya menyusui
9. Penolong Persalinan

Isi kolom riwayat penyakit :


10. Beri tanda rumput jika pasien menderita penyakit yang
tertulis dalam kolom yang tersedia.
11. Tulis TAA ( tidak ada apa apa ) jika pasien tidak
menderita penyakit tersebut.
12. Tulis tahun riwayat penyakit tersebut diderita pasien.

Isi kolom riwayat persalinan :


13. Beri tanda rumput pada kolom yang tersedia tentang
riwayat persalinan
14. Tulis tahun riwayat persalinan tersebut
15. Isi kolom riwayat Persalinan Sekarang
16. Tulis tanggal HPHT ( Hari pertama haid terakhir )
17. Tulis usia kehamilan
18. Tulis taksiran partus
19. Coret salah satu yang tidak perlu pada riwayat haid
20. Tulis siklus haid
21. Tulis cara kontrasepsi pasien
22. Isi kolom pemeriksaan Antenatal
23. Tulis tinggi badan dan ukuran Lila pasien
24. Tulis tanggal kunjungan pasien
25. Tulis keluhan pasien saat kunjungan
26. Tulis Berat Badan saat kunjungan
27. Tulis umur kehamilan ( dalam minggu )
28. Tulis tinggi Fundus Uteri saat kunjungan ( dibawah 24
minggu dengan jari, diatas 24 minggu dengan sentimeter )
29. Tulis letak janin ( kepala, sungsang, lintang )
30. Tulis frekuensi denyut jantung janin dalam satu menit
31. Tulis hasil pemeriksaan laboratorium ( Hb, Golongan
darah, Reduksi urin, Protein urin ).
32. Tulis hasil pemeriksaan khusus ( pemeriksaan cor dan
pulmo )
33. Tulis tindakan dan terapi yang dilakukan ( pemberian
imunisasi TT, Tablet Fe, dan lain lain ) dikolom yamg
tersedia.
34. Bubuhkan paraf petugas pada kolom yang tersedia setiap
pemeriksaan
35. Isi kolom resiko Tinggi
36. Tulis tanggal ditemukannya faktor resiko tinggi pada
pasien.
37. Tulis jenis faktor resiko tinggi yang ditemukan pada
pasien dengan acuan Poedji Rochyati Score.

Isi kolom rujukan :


38. Tulis tanggal dilakukannya rujukan
39. Tulis tujuan rujukan pasien
40. Tulis tindakan sementara yang dilakukan oleh penerima
rujukan
8. Unit Terkait Poli umum (Dokter Puskesmas)
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Unit gawat darurat (PONEK)
9. Dokumen Terkait Buku kohor ibu
Catatan tindakan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
PEMASANGAN KB IMPLANT

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

Mariana, SKM
NIP. 19651231 199001 2 004

i. 1. Pengertian Tindakan Pelayanan yang diberikan pada ibu atau


akseptor KB untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan cara dipasang pada lengan kiri atas. Susuk KB
adalah suatu alat kontrasepsi bawah kulit yang
mengandung levonorgestrel yang dibungkus dalam
kapsul silastik silicon (polydimethyl siloxane) yang
berisi hormon golongan progesteron yang dimasukkan
dibawah kulit lengan kiri atas bagian dalam yang
berfungsi untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun.
2. Tujuan 1. Mencegah kehamilan
2. Mengatur jarak diantara kehamilan
3. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan umur suami istri
4. Untuk mewujudkan terbentuknya NKKBS
(Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)
3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala

4. Indikasi Wanita Pasangan Usia Subur


5. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1,
FKUI.
Ilmu Kebidanan, Edisi Ketga, Cetakan Kedelapan,
Tahun 2006
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Hanafi
Hartanto, 2004
Panduan lengkap pelayanan KB, Dyah Noviawaty,
2009
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
dr.I.G.Manuaba, EGC,Jakarta
6. Alat dan Bahan Persiapan Alat Dan Ruangan Lengkap
1. Persiapan Alat Pemeriksaan dan Tindakan
a. Meja periksa untuk berbaring klien.
b. Alat penyangga lengan (tambahan).
c. Implan set (throkart, kapsul implant dan bisturi
dengan scalpel)
d. Kain penutup steril (disinfeksi tingkat tinggi)
e. Pasang sarung tangan karet bebas bedak dan
yang sudah steril (atau didisinfeksi tingkat
tinggi).
f. Sabun untuk mencuci tangan.
g. Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit
(mis:betadin atau sejenis gol povidon iodin
lainnya), lengkap dengan cawan/mangkok anti
karat.
h. Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa
epinefrin).
i. Semprit (5-10 ml), dan jarum suntik (22G)
ukuran 2,5 sampai 4 mm (1-1 1/2 inch).
j. Kassa pembalut, band aid, atau plester.
k. Kassa steril.
l. Epinefrin untuk renjatan anafilatik (harus
tersedia untuk keperluan darurat).
m. Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan).
n. Bak/tempat instrumen (tertutup).

2. Pencatatan & Penyuluhan


a. Kartu rawat jalan.
b. Kartu KB (K-1).
c. Poster Penyuluhan.
d. Register.
e. Buku bantu.
f. Spidol merah/biru.
g. Surat pengantar rujukan.
7. Prosedur 1. Tahap PraInteraksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila
ada.
b. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar.

2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan
terapeutik.
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada keluarga/pasien.
c. Memberikan kesempatan kepada pasien
untuk bertanya.
d. Menanyakan kesiapan klien sebelum
kegiatan dilakukan.

3. Tahap Kerja
a. Petugas menerima ibu atau akseptor KB dari
loket pendaftaran di poli KB.
b. Petugas mempersiapkan alat dan bahan
medis yang diperlukan.
c. Mempersiapkan akseptor.
d. Petugas mencuci tangan dengan sabun
antiseptic dan bilas dengan air mengalir dan
keringkan.
e. Petugas melakukan anamnesa:
Melengkapi identitas pasien.
Menanyakan jumlah anak.
Menanyakan menstruasi terakhir.
Menanyakan riwayat pemakaian
kontrasepsi.
Menanyakan riwayat penyakit yang
diderita dan riwayat penyakit keluarga.
f. Petugas melakukan pengisian status sesuai
dengan hasil anamnesa.
g. Petugas melakukan pemeriksaan:
1) Pemeriksaan umum
Keadaan akseptor.
Mengukur berat badan.
Tanda vital: tekanan darah, nadi,
respirasi, suhu.
2) Pemeriksaan khusus
Mata : Warna, seklera
Payudara : Ada benjolan atau tidak
Leher : Kelainan tyhroid
Perut : Pembesaran uteri/benjolan
Extermitas : Ada atau tidak varises
i. Petugas mempersiapkan alat dan
implant.
ii. Petugas melakukan pemasangan
implant di lengan.
iii. Petugas memberikan penyuluhan
Efek samping dari KB implant.
Kontrol bila ada keluhan.
Kunjungan ulang harus tepat waktu yang
ditentukan.
Personal Hygiene.
iv. Petugas menyerahkan kartu KB
yang sudah diisi kepada akseptor
(K-1).
v. Petugas mencatat hasil pelayanan
di K-4 dan register KB.
vi. Petugas mendeteksi bila ada
kelainan dan dirujuk ke dokter
spesialis/RS.
vii. Petugas melakukan rujukan ke
poli umum atau laboratorium bila
ada indikasi.

4. Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi tindakan.
Memberitahu pasien bahwa tindakan sudah
selesai.
Membereskan alat-alat.
Mencuci tangan.
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan.
8. Unit Terkait 1. Poli KIA
2. Dokter Puskesmas
3. BKKBN

9. Dokumen Terkait Rekam Medis


Catatan Tindakan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
ALAT KONTRASEPSI KONDOM

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Cara mencegah kehamilan dengan menggunakan


Kondom
2. Tujuan Untuk mencegah kehamilan
3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Teupah Selatan

4. Indikasi Pasangan usia subur ( PUS )


5. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1,
FKUI.
Ilmu Kebidanan, Edisi Ketga, Cetakan Kedelapan,
Tahun 2006
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Hanafi
Hartanto, 2004
Panduan lengkap pelayanan KB, Dyah Noviawaty,
2009
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
dr.I.G.Manuaba, EGC,Jakarta
6. Alat dan Bahan 1. Kondom Pria
2. Kondom Wanita
7. Prosedur 1. Perkenalkan diri dengan sopan. Konseling
pasien.
2. Tunjukkan alat kontrasepsi kondom.
3. Health Education:
a. Keuntungan dan kerugian
b. Efek samping
c. Cara pemakaian untuk pria:
Tekanlah ujung kondom antara
ibu jari dan jari telunjuk untuk
mengeluarkan udara yang
terperangkap pada moncong
kondom.
Letakkan kondom di atas penis
dengan satu tangan dan menarik
karet kondom ke bawah dengan
tangan lain. Bila penis tidak
disirkumsisi (hitan) tarik ke
belakang terlebih dulu preputium
(kulit yang membalut ujung
penis).
Periksa semua batang penis harus
terbalut kondom sampai
kepangkalnya. Setelah mencapai
klimaks (ejakulasi) segera
keluarkan penis dari vagina
d. Cara pemakaian untuk wanita:
Pegang kondom pada ujung yang
tertutup, tekan cincin bagian
dalam antara ibu jari dan jari
tengah.
Sambil tetap mencekal cincin
dalam tersebut, masukan kondom
dengan lembut ke dalam vagina
hingga teraba tulang pubic.
Biarkan sekitar 1 inch (2.54 cm)
karet kondom terletak di luar
vagina. Lalu periksa cincin luar
kondom agar menyembul pada
permukaan bibir vagina (labia)

8. Unit Terkait 4. Poli KIA


5. Dokter Puskesmas
6. BKKBN

9. Dokumen Rekam Medis


Terkait Catatan Tindakan

10. Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan


PENCABUTAN IMPLANT

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Tindakan Pelayanan yang diberikan pada ibu atau akseptor KB


untuk mencegah terjadinya
2. Tujuan Sebagai acuan dalam proses pencabutan implant
3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala

4. Indikasi Wanita Pasangan Usia Subur Pengguna KB Impalnt


5. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.
Ilmu Kebidanan, Edisi Ketga, Cetakan Kedelapan, Tahun
2006
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Hanafi Hartanto,
2004
Panduan lengkap pelayanan KB, Dyah Noviawaty, 2009
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
dr.I.G.Manuaba, EGC,Jakarta
6. Alat dan Bahan Perssiapan alat dan bahan:
3. Meja periksa untuk berbaring klien.
4. Alat penyangga lengan.
5. Kain penutup steril.
6. Sepasang sarung tangan yang sudah steril.
7. Sabun untuk mencuci tangan.
8. Larutan anti septik untuk disinfeksi kulit.
9. Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin).
10. Skalpel 11 atau 15.
11. Kassa pembalut atau plester.
12. Kassa steril dan pembalut.
13. Epinefrin (untuk tindakan emergency).
14. Klem lengkung dan lurus.
15. Bak instrumen.
16. Tiga mangkok steril atau DTT.

7. Prosedur 8. Instruksi Kerja


1. Tindakan sebelum pencabutan.
c. Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan
dan tangan dengan sabun dan air yang mengalir
serta membilasnya, pastikan tidak terdapat sabun.
d. Tutup tempat tidur klien dengan kain bersih yang
kering.
e. Persilahkan klien berbaring dengan lengan yang
lebih jarang digunakan diletakkan pada lengan
penyangga atau meja samping. Lengan harus
disangga dengan baik dan dapat digerakkan lurus
atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang
disukai oleh klinisi untuk memudahkan
pencabutan.
f. Raba kapsul untuk menentukan lokasinya, untuk
menentukan tempat insisi, raba (tanpa sarung
tangan) ujung kapsul dekat lipatan siku, bila tidak
dapat meraba kapsul, lihat lokasi pemasangan
pada rekam medik klien.
g. Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan
membuat tanda pada kedua ujung setiap kapsul
dengan menggunakan spidol.
h. Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril
tanpa menyentuh alat-alat didalamnya.
i. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan air bersih.
j. Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung
tangan untuk setiap klien guna menegah
kontaminasi silang).
k. Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah
dicapai.
l. Usap tempat pencabutan dengan kasa beranti
septik, gunakan klem steril atau DTT untuk
memegang kasa tersebut (bila memegang kasa
berantiseptik hanya dengan tangan, hati-hati
jangan sampai mengkontaminasi sarung tangan
dengan menyentuh kulit yang tidak steril). Mulai
mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi
ke arah luar dengan gerakan melingkar sekitar 1-8
cm dan biarkan kering sebelum memulai
tindakan.
m. Bila ada gunakan kain lubang untuk menutupi
lengan. Lubang tersebut harus cukup lebar untuk
memaparkan lokasi kapsul. Dapat juga menutupi
lengan dibawah tempat kapsul dipasang dengan
menggunakan kain steril.
n. Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan
lokasinya.
o. Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap
obat anastesi isi alat suntik dengan 3 ml obat
anastesi ( 1% tanpa epinefrin) masukkan jarum
tepat dibawah kulit pada tempat insisi akan
dibuat, kemudian lakukan aspirasi untuk
memastikan jarum tidak masuk ke pembuluh
darah. suntikkan sedikit obat anastesi untuk
membuat gelembung kecil bawah kulit.
Masukkan jarum secara hati-hati dibawah ujung
kapsul pertama sampai lebih kurang sepertiga
panjang kapsul (1 cm) tarik jarum pelan-pelan
sambil menyuntikkan obat anastesi (kira-kira 0,5
ml) untuk mengangkat ujung kapsul.
2. Tindakan pencabutan kapsul
a. Tentukan lokasi insisi yang mempunyai jarak
sama dari ujung bawah semua kapsul kira-kira 5
cm dari ujung bawah kapsul.
b. Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi
melintang yang kecil lebih kurang 4 mm dengan
mengggunakan skapel.
c. Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah
diraba dari luar atau yang terdekat tempat insisi.
d. Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari
tangan sampai ujung kapsul tampak pada luka
insisi.
e. Bersihkan dan buka jaringan ikat yang
mengelilingi kapsul dengan cara menggosok-
gosok pakai kasa steril.
f. Jepit kapsul yang sudah terpapar dengan
menggunakan klem kedua, lepaskan klem
pertama dan cabut pelan.
g. Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling
mudah dicabut, gunakan teknik yang sama untuk
mencabut kapsul berikutnya.

3. Metode Pencabutan teknik U


a. Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara 3 dan
45 mm dari ujung kapsul dekat siku.
b. Buat insisi keil (4 mm) memanjang sejajar
diantara sumbu panjang kapsul dengan
menggunakan skapel.
c. Masukkan ujung klem pemegang implant
norplant secara hati-hati melalui luka insisi.
d. Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka
insisi dengan jari telunjuk sejajar panjang kapsul.
e. Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya
menyentuh kapsul, buka klem dan jepit kapsul
dengan sudut yang tepat.
f. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang
mengelilinginya dengan menggosok-gosok
menggunakan kasa steril.
g. Gunakan kelm lengkung untuk menjepit kapsul
yang sudah terpapar, lepaskan klem pemegang
norplant dan cabut kapsul.
h. Pencabutan kapsul berikutnya adalah yang
tampak paling mudah dicabut, gunakan teknik
yang sama untuk mencabut.

4. Menutup luka insisi


a. Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian
implant lagi, bersihkan tempat insisi dan
sekitarnya.
b. Dekatkan kedua tepi luka insisi dengan band aid
(plester untuk luka ringan) atau kasa steril dan
plester.
c. Luka insisi perlu dijahit, karena mungkin dapat
menimbulkan jaringan parut.
9. Unit Terkait 7. Poli KIA
8. Dokter Puskesmas
9. BKKBD

10. DokumenTerkait Rekam Medis


Catatan Tindakan

11. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
PELEPASAN AKDR

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Tindakan untuk melepaskan alat kontrasepsi dalam rahim


2. Tujuan Sebagai acuan pencabutan AKDR
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala

4. Indikasi Wanita Pasangan Usia Subur


5. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.
Ilmu Kebidanan, Edisi Ketga, Cetakan Kedelapan, Tahun
2006
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Hanafi Hartanto, 2004
Panduan lengkap pelayanan KB, Dyah Noviawaty, 2009
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
dr.I.G.Manuaba, EGC,Jakarta
6. Alat dan Bahan 1. Spekulum 1 buah
2. Penster Klem 1 buah
3. Duk steril 1 buah
4. Handscoon 2 pasang
5. Kasa 3-5 buah
6. Kom kecil 1 buah
7. Kapas basah/kapas cebok secukupnya
8. Betadin
9. Larutan klorin
10. Bengkok 1 buah
11. Tempat sampah
7. Prosedur 1. Pastikan ibu telah mengosongkan kandung kemih dan
mencuci kemaluannya menggunakan sabun.
2. Memasang sampiran, mengatur posisi klien secara litotomi
pada meja gynekology lalu pasangkan perlak.
3. Mencuci tangan, memakai sarung tangan steril, pasangkan
duk steril di bawah bokong ibu.
4. Lakukan pemeriksaan bimanual untuk memastikan gerakan
serviks, memastikan tidak ada infeksi atau tumor.
5. Memasang spekulum vagina untuk melihat serviks.
6. Mengusap vagina dan serviks dengan kassa betadine
menggunakan penster klem.
7. Menarik benang AKDR/IUD yang tampak dengan tang
buaya/aligator (pencabut) secara mantap dan hati-hati
untuk mengeluarkan AKDR/IUD.
8. Tunjukkan AKDR/IUD tersebut pada ibu kemudian
rendam dengan larutan klorin.
9. Keluarkan spekulum.
10. Rendam semua peralatan yang sudah dipakai ke dalam
larutan klorin.
11. Buang bahan-bahan yang sudah tidak dapat dipakai lagi.
12. Lepaskan sarung tangan lalu rendam di larutan klorin.
13. Cuci tangan.
14. Amati klien selama 5 menit sebelum diperbolehkan
pulang .
15. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami
masalah. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan
yang telah diberikan.
16. Jawab semua pertanyaan klien.
17. Catat semua tindakan di rekam medik tentang pencabutan.
8. Unit Terkait 9. Poli KIA
10. Dokter Puskesmas
11. BKKBD

9. Dokumen Terkait Rekam Medis


Catatan Tindakan

10. Rekaman historis perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan


PEMASANGAN AKDR

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Prosedur pemasangan AKDR merupakan teknik pemasangan


alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). AKDR merupakan
suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim
terbuat dari bahan polyethyelene dilengkapi dengan benang
nilon sehingga mudah dikeluarkan dari dalam rahim.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasangan
AKDR.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala
4. Indikasi Wanita pasangan usia subur
5. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.
Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedelapan,
Tahun 2006
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Hanafi Hartanto,
2004
Panduan lengkap pelayanan KB, Dyah Noviawaty, 2009
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
dr.I.G.Manuaba, EGC,Jakarta
6. Alat dan Bahan 1. Bivalve speculum (kecil, sedang, atau besar)
2. Tenaculum
3. Forcef atau korentang
4. Gunting
5. Mangkut untuk larutan aseptic
6. Sarung tangan (yang telah di DTT atau disterilisasi atau
sarung tangan periksa yang baru)
7. Cairan antiseptic (misal: povidone iodine) untuk
membersihka serviks
8. Kain kasa atau kapas
9. Sumber cahaya yang cukup untuk menerangi serviks
10. Coper-T 380A IUD yang masih belum rusak dan terbuka

7. Prosedur 8. Persiapan pasien dan lingkungan


17. Jelaskan pada pasien prosedur yang akan dilakukan
18. Siapkan lingkungan yang mendukung pelaksanaan
tindakan, atur penerangan yang cukup, jaga privasi
klien.

9. Prosedur pelaksanaan
1. Lakukan konseling pada klien dan pastikan klien telah
mengosongkan kandung kemihnya
2. Periksa genetalia eksterna, lakukan pemeriksaan
inspekulo dan panggul. Hal ini bertujuan untuk
memeriksa adanya cairan vagina, servicitis,
menentukan besar uterus, posisi uterus dan mobilittas
uterus. Jangan dilakukan pemasangan bila ada infeksi
atau hamil.

3. Masukkan lengan AKDR Coper-T 380A di dalam


kemasan sterilnya. Jangan memasukan lengan AKDR
lebih dari 5 menit sebelum pemasangan, karena lengan
AKDR tidak kembali seperti bentuk semula (lurus)
setelah dipasang
4. Masukan speculum, usap vagina dan serviks dengan
larutan antiseptic. Gunakan tenakulum untuk menjepit
srviks, pasang pada posisi vertical (jam 10 atau jam 2)
5. Masukan sonde uterus untuk menentukan posisi uterus
dan kedalaman cavum uteri
6. Pasang AKDR Coper-T 380A. atur letak leher biru
pada tabung inserter sesuai dengan kedalaman cavum
uteri. Hati-hati memasukan tabung inserter sampai
leher biru menyentuh fundus atau sampai terasa ada
tahanan. Lepas lengan AKDR dengan teknik menarik
atau withdrawal, tarik keluar pendorong. Setelah
lengan AKDR lepas dorong secara perlahan-lahan
tabung inserter ke dalam cavum uteri sampai leher biru
menyentuh serviks. Tarik keluar sebagian tabung
inserter, potong benang AKDR kira-kira 3-4 cm
panjangnya.
7. Buang bahan-bahan habis pakai yang terkontaminasi
sebelum melepas sarung tangan, bersihkan permukaan
yang terkontaminasi
8. Lakukan dekontaminasi alat-alat
9. Ajarkan pada klien bagaimana memeriksa benang
AKDR. Minta klien menunggu di klinik selama 15-30
menit setelah pemasangan AKDR

8.. Unit Terkait 9. Poli KIA


10. Dokter Puskesmas
11. BKKBD

9.Dokumen Terkait Rekam Medis


Catatan Tindakan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
PELAYANAN PEMBERIAN KB PIL

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Pasien yang pertama kali berkunjung di poli KB untuk


merencanakan KB dengan metode kontrasepsi pil.
2. Tujuan 3. Mencegah kehamilan
4. Mengatur jarak diantara kehamilan
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan umur
suami istri
6. Pasien dapat memilih alat kontrasepsi yang sesuai
dengan keinginannya kecuali pasien tertentu yang tidak
dapat memilih
7. Untuk mewujudkan terbentuknya NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)
3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala

4. Indikasi Wanita Pasangan Usia Subur


5. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.
Ilmu Kebidanan, Edisi Ketga, Cetakan Kedelapan, Tahun
2006
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Hanafi Hartanto,
2004
Panduan lengkap pelayanan KB, Dyah Noviawaty, 2009
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
dr.I.G.Manuaba, EGC,Jakarta
6. Alat dan Bahan 1. Jenis Pil KB
2. Pencatatan & Penyuluhan
a. Kartu rawat jalan
b. Kartu KB ( K-1 )
c. Poster Penyuluhan
d. Register
e. Buku bantu
f. Surat pengantar rujukan
7. Prosedur 1. Konseling Awal
a. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
serta tanyakan tujuan dan kedatangannya.
b. Berikan informasi umum tentang keluarga berencana
c. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang
tersedia dan keuntungan dari masing-masing jenis
kontrasepsi (termasuk perbedaan antara kontap dan
metode reversible)
d. Tunjukkan dimana dan alkon tersebut digunakan.
e. Jelaskan bagaimana cara kerja alkon.
f. Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah
kesehatan lain yang mungkin dialami
g. Jelaskan efek samping yang umumnya sering dialami
oleh klien.
h. Jelaskan apa yang bisa diperoleh dari kunjungannya.
i. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan
klien

2. Tahap PraInteraksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

3. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
c. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
d. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan

4. Tahap Kerja
a. Petugas menerima ibu atau akseptor kb dari loket
pendaftaran di poli KB
b. Petugas Mempersiapkan alat dan bahan medis yang
diperlukan
c. Mempersiapkan akseptor
d. Petugas mencuci tangan dengan sabun antiseptic dan
bilas dengan air mengalir dan keringkan.
e. Petugas melakukan anamnese :
Melengkapi Identitas pasien.
Menanyakan jumlah anak
Menanyakan menstruasi terakhir
Menanyakan riwayat pemakaian kontrasepsi.
Menanyakan riwayat penyakit yang diderita dan
riwayat penyakit keluarga.
f. Petugas melakukan pengisian status sesuai dengan hasil
anamnesa
g. Petugas melakukan pemeriksaan :
1) Pemeriksaan umum
Keadaan akseptor
Mengukur berat badan
Tanda vital : tekanan darah,nadi,respirasi,suhu.
2) Pemeriksaan Khusus
Mata : Warna, seklera
Payudara : Ada benjolan atau tidak
Leher : Kelainan thyroid
Perut : Pembesaran uteri/ benjolan
Extremitas : Ada atau tidak varises
h. Petugas mempersiapkan Pil KB
i. Petugas memberikan Pil KB
j. Petugas memberikan penyuluhan
Efek samping dari Pil KB
Kontrol bila ada keluhan
Kunjungan ulang harus tepat waktu sesuai waktu
yang ditentukan
Personal Hygine
k. Petugas Menyerahkan kartu KB yang sudah diisi kepada
akseptor ( K-1 )
l. Petugas mencatat hasil pelayanan di K 4 dan register KB
m. Petugas mendeteksi bila ada kelainan dan dirujuk ke
dokter spesialis / RS
n. Petugas melakukan rujukan ke poli umum atau
laboratorium bila ada indikasi

5. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Memberitahu pasien bahwa tindakan sudah selesai
c. Membereskan alat-alat
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan

8. Unit Terkait 9. Poli KIA


10. Dokter Puskesmas
11. BKKBD

9. Dokumen Terkait Rekam Medis


Catatan Tindakan

10. Rekaman Historis Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan
KB SUNTIK

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS Mariana, SKM


TEUPAH SELATAN NIP. 19651231 199001 2 004

1. Pengertian Penggunaan alat kontrasepsi suntik merupakan tindakan


invasiv karena menembus pelindung kulit, penyuntikan harus
dilakukan hati-hati dengan teknik antiseptik mencegah infeksi
2. Tujuan 3. Mencegah kehamilan
4. Mengatur jarak diantara kehamilan
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan umur
suami istri
6. Pasien dapat memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginannya kecuali pasien tertentu yang tidak dapat
memilih
7. Untuk mewujudkan terbentuknya NKKBS (Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera)
3. Kebijakan
Surat Keputusan Kepala

4. Indikasi Wanita Pasangan Usia Subur


5. Referensi Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1, FKUI.
Ilmu Kebidanan, Edisi Ketga, Cetakan Kedelapan, Tahun
2006
Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Hanafi Hartanto,
2004
Prosedur Praktik Keperawatan, Jilid I, Trans Info
Media, Jakarta
Panduan lengkap pelayanan KB, Dyah Noviawaty, 2009
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB,
dr.I.G.Manuaba, EGC,Jakarta
6. Alat dan Bahan 12. Obat KB suntik
13. Spuit 3 cc steril
14. Jarum suntik steril
15. Kapas alcohol 70%
16. Buku pencatatan dan pelaporan
7. Prosedur Langkah awal :
1. Berikan salam kepada klien/pasangannya dengan ramah
sehingga klien merasa nyaman dan tidak canggung
2. Tanyakan tentang masalah reproduksinya dan masalah
kesehatan yang berhubungan dengan perhatian khusus
pada kontrasepsi injeksi (depo)
3. Tanyakan pada klien apa yang sudah diketahui dan beri
informasi yang benar tentang pandangan yang salah
tentang kontraspsi suntik
4. Berilah informasi penting tentang kontroversi
kontrasepsi suntik:
a.
Efektifitas
b.
Cara kerja dalam mencegah kehamilan
c.
Bagaimana pemakaian kontrasepsi suntik
d.
Keuntungan dan kerugian
e.
Efek samping
f.
Tanda-tanda yang harus diperhatikan dan kapan
harus kembali ke klinik KB
5. Memastikan bahwa klien telah mantap untuk memilih
KB suntik

6. Mengoreksi riwayat / pengalaman menggunakan


kontrasepsi dan tingkat kesehatan klien demi kecocokan
terhadap suntik depo
7. Menilai pengetahuan klien tentang efek samping
terbanyak depo (masalah pola haid)
8. Kepekaan terhadap keinginan dan kebutuhan klien
terhadap kontrasepsi suntik
9. Menjelaskan secara rinci mengenai kapan dan
bagaimana prosedur penyuntikan akan dilakukan
10. Tanyakan kepadaapakah masih ada hal-hal yang belum
jelas
11. Beritahukan klien kapan harus kembali suntik ulang

Instruksi kerja
1. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air
mengalir, keringkan dengan handuk
2. Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi
karet, hapus karet yang ada dibagian atas vial dengan
kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 60 90 %,
biarkan kering
3. Bila menggunakan jarum atau semprit sekali pakai,
segera buka plastiknya Bila menggunakan jarum atau
semprit yang telah disterilkan dengan DTT, pakai
korentang yang telah di DTT untuk mengambilnya
4. Pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan
jarum pada mulut semprit penghubung
5. Balikkan vial dengan mulut vial ke bawah. Masukkan
cairan suntik dalam semprit, gunakan jarum yang sama
untuk menghisap kontrasepsi suntik yang menyuntikkn
klien
6. Teknik suntikan
a. Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya
gelembung-gelembung udara (pada depo provera /
cyclofem), keluarkan isinya
b. Suntikkan secara intra muskular dalam di daerah
pantat (daerah gluteal). Apabila suntikan diberikan
terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan
akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif
c. Depo provera (3 ml / 150 mg atau 1 ml / 150 mg)
diberikan setiap 3 bulan (12 minggu)
d. Cyclofem 25 mg medroksi progesteron asetat dan 5
mg estrogen sipionat diberikan setiap bulan
7. Bereskan alat-alat
8. Cuci tangan
9. Dokumentasikan hasil pelayanan

8. Unit Terkait 9. Poli KIA


10. Dokter Puskesmas
11. BKKBD

9.Dokumen Terkait Rekam Medis


Catatan Tindakan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai