Anda di halaman 1dari 11
Salinan Menimbang Mengingat BUPATI BOJONEGORO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BOJONEGORO NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN KOMISI IRIGASI KABUPATEN BOJONEGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA > BUPATI BOJONEGORO, . bahwa dengan berlakunya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 17/PRT/M/2015 tentang Komisi Irigasi, maka Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 60 Tahun 2009 tentang Pedoman Komisi Irigasi, perlu dilakukan penyesuaian; .bahwa berdasarkan _pertimbangan —_sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menctapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Komisi Irigasi Kabupaten Bojonegoro; .Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten/Kota Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); .Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046); .Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); .Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 5.Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1982 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3226); 7.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyclenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 8.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 17/PRT/M/2015 tentang Komisi Irigasi; 9.Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 26 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2011 Nomor 22); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN KOMISI IRIGASI KABUPATEN BOJONEGORO. BAB | KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1 2. 3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Bupati adalah Bupati Bojonegoro. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian dan kebutuhan lainnya yang meliputi irigasi permukaan, irigasi air bawah tanah dan irigasi pompa. Sistem Irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Penyediaan Air Irigasi adalah penentuan banyaknya air per satuan ruang dan waktu saat pemberian air yang dapat dipergunakan untuk menunjang pertanian serta kebutuhan lainnya. Pengaturan Air Irigasi adalah kegiatan yang meliputi pembagian, pemberian, dan penggunaan air irigasi. Pembagian Air Irigasi adalah penyaluran air dalam jaringan irigasi primer/sekunder. Pemberian Air Irigasi adalah kegiatan menyalurkan air dengan jumlah tertentu dari jaringan primer atau jaringan sekunder ke petak tersier. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. Penggunaan Air Irigasi adalah kegiatan memanfaatkan air dipetak tersicr untuk mengairi lehan pertanian pada saat diperlukan. Pembuangan Air Irigasi, selanjutnya disebut drainase, adalah pengaliran kelebihan air yang sudah tidak dipergunakan pada suatu daerah irigasi tertentu. Daerah Irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu Jjaringan irigasi. Jaringan Irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapannya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air. Jaringan Irigasi Primer adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran pembuangan, bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya Jaringan Irigasi Sekunder adalah bagian dari jaringan irigasi yang terdiri atas saluran sekunder, saluran pembuangannya, bangunan bagi, bangunan bagi sadap, bangunan sadap, dan bangunan pelengkapnya. Jaringan Irigasi Tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air Irigasi dalam petak tersier yang terdiri atas saluran tersier, saluran kuarter dan saluran pembuang, boks tersier, boks kuarter, serta bangunan pelengkapnya. Jaringan Irigasi Desa adalah jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat Desa atau Pemerintah Desa. Peta Tersier adalah kumpulan petak Irigasi yang merupakan kesatuan dan mendapatkan air irigasi melalui saluran tersier yang sama. Perkumpulan Petani Pemakai Air, yang selanjutnya disebut P3A adalah kkelembagaan pengelola irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah layanan/petak tersier atau Desa yang dibentuk oleh petani sendiri secara demokratis termasuk kelembagaan lokal pengelola air irigasi Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air, yang selanjutnya discbut GP3A adalah kelembagaan sejumlah P3A yang bersepakat bekerja sama memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok sekunder, gabungan beberapa blok sekunder, atau satu dacrah irigasi. Induk Perkumpulan Petani Pemakai Air, yang selanjutnya disebut IP3A adalah gabungan dari beberapa GP3A yang bersepaket bekerja sama untuk memanfaatkan air irigasi dan jaringan irigasi pada daerah layanan blok primer, gabungan beberapa blok primer, atau satu daerah irigasi. Hak Guna Air untuk Irigasi adalah hak untuk memperoleh dan memakai atau mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pertanian. Hak Guna Pakai Air untuk Irigasi adalah hak untuk memperoleh dan memakai air dari sumber air untuk kepentingan pertanian. Hak Guna Usaha Air untuk Irigasi adalah hak untuk memperoleh dan mengusahakan air dari sumber air untuk kepentingan pertanian. Komisi Irigasi Kabupaten Bojonegoro, yang selanjutnya disebut Komisi Irigasi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, wakil P3A tingkat daerah irigasi, dan wakil pengguna jaringan irigasi di Kabupaten Bojonegoro serta unsur terkait lainnya dalam hal pengelolaan Irigasi di Kabupaten Bojonegoro. Pengelolaan Jaringan Irigasi adalah kegiatan yang meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi di dacrah irigasi. 27. Operasi Jaringan Irigasi adalah upaya pengeturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan _kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi. 28. Pemeliharaan Jaringan Irigasi adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan jrigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna ‘memperlancar pelaksanaan operasi, dan mempertahankan kelestariannya. 29. Rehabilitasi Jaringan Irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula. 30. Pengelolaan Asct Irigasi adalah proses manajemen yang terstruktur untuk Pro perencanaan pemeliharaan dan pendanaan sistem irigasi guna mencapai tingkat pelayanan yang ditctapkan dan berkelanjutan bagi pemakai air irigasi dan pengguna jaringan irigasi dengan pembiayaan pengelolaan aset irigasi seefisien mungkin. 31. Dewan Sumber Daya Air adalah wadah koordinasi pengelolaan sumber daya air di Kabupaten Bojonegoro. 32. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengelolaan sumber daya air. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Rusng lingkup dalam Peraturan Bupati ini meliputi: Boge kedudukan, wilayah kerja, tugas dan fungsi Komisi Irigasi; susunan organisasi, keanggotaan, dan tata kerja Kornisi Irigasi; hubungan kerja antar Komisi Irigasi; dan pembiayaan. BAB III KEDUDUKAN, WILAYAH KERJA, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 3 (1) Komisi Irigasi dibentuk dengan Keputusan Bupati dan berada di bawah serta bertanggung jawab langsung kepada Bupat (2) Komisi Irigasi sebagaimana dimaksud pada yal (1) berkedudukan di ibukota Daerah. Pasal 4 Komisi Irigasi mempunyai wilayah kerja yang meliputi: a s d. daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Daerah yang meliputi Daerah Irigasi yang luasnya kurang dari 1000 ha; . daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Provinsi yang meliputi Daerah Irigasi yang luasnya 1000 ha sampai dengan 3000 ha yang berada di wilayah Daerah, yang sudah ditugas- pembantuankan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Daerah; Daerah Irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat yang meliputi Daerah Irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha dan Daerah Irigasi strategis nasional yang berada dalam wilayah Daerah, baik yang sudah ditugas-pembantuankan maupun yang belum ditugas- pembantuankan dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah; dan Daerah Irigasi Desa. (a) (2) Pasal 5 Komisi Irigasi yang berada pada Daerah lrigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, bertugas membantu Bupati dalam: a. merumuskan rencana kebjjakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi dan fungsi irigasi; b. merumuskan rencana tahunan penyediaan, pembagian, dan pemberian air irigasi yang efisien bagi pertanian dan keperluan lain; cc. merekomendasikan prioritas alokasi dana pengelolaan irigasi melalui forum musyawarah pembangunan; d. memberikan pertimbangan mengenai izin alih fungsi lahan beririgasi; e. merumuskan rencana tata tanam yang telah disiapkan oleh SKPD terkait dengan mempertimbangkan data debit air yang tersedia pada setiap Daerah Irigasi, pemberian air serentak atau golongan, kesesuaian jenis tanaman, serta rencana pembagian dan pemberian air; f. merumuskan rencana pemeliharaan dan rehabilitasi Jaringan Irigasi yang meliputi prioritas penyediaan dana, pemeliharaan, dan rehabilitasi; g. memberikan masukan dalam rangka evaluasi pengelolaan Aset Irigasi; h, memberikan pertimbangan dan masukan atas pemberian izin alokasi air untuk kegiatan perluasan daerah layanan Jaringan Irigasi dan peningkatan jaringan irigasi; i, memberikan masukan atas penetapan hak guna pakai air untuk irigasi dan hak guna usaha untuk irigasi kepada badan usaha, badan sosial, ataupun perseorangan; j. membahas dan memberi pertimbangan dalam mengatasi permasalahan Daerah Irigasi akibat kekeringan, kebanjiran, dan akibat bencana alam lain; k. memberikan masukan dan pertimbangan dalam proses penctapan Peraturan Daerah tentang Irigasi; 1. memberikan masukan dan pertimbangan dalam upaya menjaga keandalan dan keberlanjutan Sistem Irigasi; dan m. melaporkan hasil kegiatan kepada Bupati mengenai program dan progres, masukan yang diperoleh, serta melaporkan kegiatan yang dilakukan selama 1 (satu) tahun. Komisi Irigasi yang berada pada daerah irigasi scbagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, bertugas membantu Bupati dalam: a. mengusulkan rumusan rencana kebijakan kepada Gubernur untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi dan fungsi Irigasi; b. merumuskan rencana tahunan penyediaan, pembagian dan pemberian air irigasi bagi pertanian dan keperluan lainnya; c. merekomendasikan prioritas alokasi dana pengelolaan irigasi melalui forum musyawarah pembangunan untuk diteruskan kepada Gubernur; d. merumuskan rencana tata tanam yang telah disiapkan oleh Dinas/Instansi terkait dengan mempertimbangkan data debit air yang tersedia pada setiap Daerah Irigasi, pemberian air serentak atau golongan, kesesuaian jenis tanaman, rencana pembagian dan pemberian air untuk diteruskan kepada Qubernur; e. merumusken rencana pemelinaraan dan rehabilitasi Jaringan Irigasi yang mcliputi prioritas penyediaan dana pemeliharaan dan rehabilitasi, untuk diteruskan kepada Gubernur; f. memberikan masukan dalam rangka evaluasi pengelolaan Aset Irigasi untuk diteruskan kepada Gubernur; g. memberikan pertimbangan dan masukan atas pemberian izin alokasi air untuk kegiatan perluasan daerah layanan Jaringan Irigasi dan peningkatan Jaringan Irigasi untuk diteruskan kepada Gubernur; h. memberikan masukan kepada Bupati, atas penetapan hak guna pakai air untuk irigasi dan hak guna usaha air untuk irigasi kepada badan usaha, badan sosial, ataupun perseorangan; i, membahas dan memberikan masukan pertimbangan dalam mengatasi permasalahan Dacrah Irigasi akibat kekeringan, kebanjiran, dan akibat bencana alam lain; j. memberikan masukan dan pertimbangan dalam proses penctapan Peraturan Daerah tentang Irigasi; k. memberikan masukan dan pertimbangan dalam upaya menjaga keandalan dan keberlanjutan Sistem Irigasi; dan 1. melaporkan hasil kegiatan kepada Bupati mengenai program dan progres, masukan yang diperoleh, serta melaporkan kegiatan yang dilakukan sclama 1 (satu) tahun. Komisi Irigasi yang berada pada daerah irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, bertugas membantu Bupati dalam: a. mengusulkan rumusan rencana kebijakan untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi dan fungsi irigasi kepada Menteri; b, merumuskan rencana tahunan penyediaan, pembagian dan pemberian air irigasi bagi pertanian dan keperluan lainnya; c. merekomendasikan prioritas alokasi dana pengelolaan irigasi melalui forum musyawarah pembangunan untuk diteruskan kepada Menteri; d. merumuskan rencana tata tanam yang telah disiapkan oleh Dinas/ Instansi terkait dengan mempertimbangkan data debit air yang tersedia pada setiap Daerah Irigasi, pemberian air serentak atau golongan, kesesuaian jenis tanaman, rencana pembagian dan pemberian air untuk diteruskan kepada Menteri; e. merumuskan rencana pemeliharaan dan rehabilitasi Jaringan Irigasi yang meliputi prioritas penyediaan dana pemeliharaan dan rehabilitasi, untuk ditcruskan kepada Menteri; f memberikan masukan dalam rangka evaluasi pengelolaan Aset Irigasi untuk diteruskan kepada Menteri; g. memberikan pertimbangan dan masukan atas pemberian izin alokasi air untuk kegiatan perluasan daerah layanan Jaringan Irigasi dan peningkatan Jaringan Irigasi; h. memberikan masukan kepada Bupati, atas penetapan hak guna pakai air untuk irigasi dan hak guna usaha air untuk irigasi kepada badan usaha, badan sosial, ataupun perscorangan; i, membahas dan memberikan pertimbangan dalam mengatasi permasalahan Daerah Irigasi akibat kekeringan, kebanjiran, dan akibat bencana alam lainnya; j. memberikan masukan dan pertimbangan dalam proses penetapan Peraturan Daerah tentang Irigasi kk. memberikan masuken dan pertimbangan dalam upaya menjaga keandalan dan keberlanjutan Sistem Irigasi; dan 1. melaporkan hasil kegiatan kepada Bupati mengenai program dan progres, masukan yang diperoleh, serta melaporkan kegiatan yang dilakuken selama 1 (satu) tahun. Pasal 6 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Komisi Irigasi menyelenggarakan fungsi koordinasi dan komunikasi antara Pemerintah Daerah, P3A, GP3A, dan IP3A, dengan pengguna Jaringan Irigasi untuk keperluan lainnya di Daerah. BAB IV SUSUNAN ORGANISASI, KEANGGOTAAN, DAN TATA KERJA KOMISI IRIGASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi Komisi Irigasi Pasal 7 () Penguras Komisi Irigasi terdiri atas: ketua; b. Ketua harian; c. sekretaris; i tn bidang bila diperlukan; dan anggota, yang terdiri dari: anggota tetap dan anggota tidak tetap. (2) Ketua scbagaimana dimaksud pada eyat (1) huruf a, dijabat oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bojonegoro. (3) Ketua harian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dijabat oleh Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro. (4) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas: a. sekretaris I yang dijabat oleh Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan irigasi pada Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro; dan b. sekretaris II yang dijabat oleh Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian pada Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro. (5) Ketua bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diketuai oleh wakil/unsur non pemerintah deri wakil/unsur P3A atau pengguna jaringan irigasi lainnya. (6) Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf ¢ dapat dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dan disepakati. (7) Apabila diperukan, Komisi Irigasi dapat dibantu oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman dalam pengembangan dan pengelolaan irigasi. (8) Tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diusulkan oleh Ketua Komisi Irigasi dan ditetapkan oleh Bupati. Bagian Kedua Keanggotaan Komisi Irigasi Pasal 8 (1) Keanggotaan Komisi Irigasi terdiri atas: a. wakil Pemerintah Daerah; b. wakil P3A, GP3A, dan IP3A; dan c. wakil kelompok pengguna Jaringan Irigasi lainnya (lembaga Non Pemerintah yang dalam kegiatan utamanya menggunekan Jaringan Irigasi). (2) Keanggotaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf ¢ dipilih secara proporsional dan dengan prinsip keterwakilan dari Daerah Irigasi hulu, tengah, hilir, luas Daerah Irigasi, dan tingkatan Jaringan Irigasi teknis, semi teknis, dan sederhana. (3) Wakil Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas: a. wakil dari Sekretariat Daerah; b. wakil dari Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro; c. wakil Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro; d. wakil Badan Perencanaan Pembangunan Dacrah Kabupaten Bojonegoro; dan e. wakil Satuan Kerja Perangkat Daerah Teknis lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan irigasi. (4) Wakil P3A, GP3A, dan IP3A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dipilih oleh anggota secara demokratis. (5) Wakil kelompok pengguna jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas anggota kelompok bersangkutan yang dipilih oleh anggota kelompoknya secara demokratis. Bagian Ketiga Jumlah Anggota Komisi Irigasi Pasal 9 (1) Anggota tetap Komisi Irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf e berjumlah ganjil paling banyak 19 (sembilan belas) orang yang berasal dari unsur Pemerintah dan non Pemerintah. (2) Anggota tidak tetap Komisi Irigasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf e disesuaikan dengan kebutuhan. Bagian Keempat Hak dan Kewajiban Anggota Komisi Irigasi Pasal 10 (1) Hak anggota Komisi Irigasi: a. mendapatkan informasi tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan kegiatan Komisi Irigasi dan informasi terkait lainnya; menyampaikan aspirasi dan pendapat; mempunyai hak memilih dan dipilih sebagai anggota pengurus; ilcut dalam proses pengambilan keputusan; mempunyai hak suara yang sama; dan f. dipilih sebagai wakil Komisi Irigasi dalam Dewan Sumber Daya Air. (2) Kewajiban anggota Komisi Irigasi: a. mematuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang berlaku; b. melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya; c. menghadiri rapat-rapat Komisi Irigasi dan kegiatan lain; d. mentaati semua kesepakatan yang telah ditetapkan dan menjadi kebijakan Komisi Irigasi; dan €. menyampaikan aspirasi lembage yang diwakilinya. paog Bagian Kelima Sckretariat Komisi Irigasi Pasal 11 (1) Pelaksanaan tugas Komisi Irigasi difasilitasi oleh Sekretariat Komisi Irigasi yang dipimpin oleh Kepala Sekretariat. 2) Kepala Sekretariat secara administratif bertanggung jawab kepada Ketua Komisi Irigasi melalui Sekretaris Komisi Irigasi. (9) Pclaksanaan kegiatan Sekretariat dilakukan di kantor Sekretariat yang berada pada Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro. (4) Staf sekretariat dapat terdiri atas pegawai yang berasal dari: a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bojonegoro; b. Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro; dan/atau c. Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro. Pasal 12 (1) Susunan organisasi Sekretariat Komisi Irigasi ditetapkan oleh Ketua Harian Komisi Irigasi. (2) Sekretariat Komisi Irigasi sebagaimana dimeksud pada ayat (1) bertugas: a. mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Komisi Irigasi; b, memfasilitasi penyediaan tenaga ahli/pakar/nera sumber yang diperiukan oleh Komisi Irigasi; dan c. menyelenggarakan administrasi kesckretariatan dan administrasi keuangan (3) Uraian tugas setiap jabatan pada Sekretariat Komisi Irigasi diatur lebih lanjut oleh Ketua Harian Komisi Irigasi. Bagian Keenam ‘Tata Kerja Komisi Irigasi Pasal 13 (1) Komisi Irigasi bersidang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada waktu menjelang musim hujan dan menjelang musim kemarau, yang dihadiri oleh seluruh anggota Komisi Irigasi dan dipimpin olch Ketua Komisi Irigasi. (2) Tata tertib persidangan dan tata cara pengambilan Keputusan ditetapkan olch Ketua Komisi Irigasi. (3) Dalam melakukan persidangan, Ketua Komisi Irigasi dapat mengundang nara sumber tertentu dari Instansi Pemerintah, unsur_perguruan tinggi, lerbaga swadaya masyarakat, dan unsur masyarakat terkait. BAB V PROSEDUR PEMILIHAN DAN PENETAPAN KOMISI IRIGASI Pasal 14 (1) Prosedur pemilihan anggota Komisi Irigasi dari unsur Pemerintah Daerah dan Non Pemerintah dilakukan melalui langkah-langkah: a. Bupati membentuk Panitia Persiapan pembentukan Komisi Irigasi yang terdiri atas: 1) ketua merangkap anggota; (2) 3) () (2 a (2) 2) sekretaris merangkap anggota; dan 3) anggota yang sekurang-lurangnya terdiri atas: a) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bojonegoro; b) Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro; dan/ataur ©) Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro. b. Panitia Persiapan sebagaimana dimaksud pada huruf a, membuat rencana kerja pembentukan Komisi Irigasi dan proses pemilihannya dilakukan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak Panitia Persiapan ditetapkan. Penctapan | anggota Komisi Irigasi dari unsur Pemerintah Daerah dimakeud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf e, dilakukan melalui: a. pengidentifikasian SKPD ‘Teknis lainnya terkait dengan pengelolaan irigasi olch Panitia Persiapan untuk mempertimbangkan sebagai anggota Kornisi Irigasi; b. pengusulan SKPD Teknis lainnya sebagaimana dimaksud huruf a kepada Bupati untuk ditetapkan sebagai anggota Komisi Irigasi. Penetapan anggota Komisi Irigasi dari unsur Pemerintah Daerah scbagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf b dan huruf c dilakukan melahui: a. penetapan jumlah anggpta Komisi Irigasi dari unsur Non Pemerintah; b, pemberitahuan kepada P3A, GP3A, dan IP3A dan kepada wakil pengguna Jaringan Irigasi lainnya agar mengadakan pertemuan untuk memilih calon anggota; c. pemberitahuan dilengkapi dengan pedoman umum, tata cara pemilihan, dan jumlah anggota masing-masing unsur; 4. pemilihan anggota dari unsur non Pemerintah difasilitasi oleh Panitia Persiapan antara lain berupa penyelenggaraan pertemuan; e. hasil pemilihan calon anggota dari unsur Non Pemerintah dibuatkan berita acara yang memuat identitas P3A, GP3A, dan [P3A dan memuat Pengguna Jaringan Irigasi lain yang disepakati menjadi wakil dalam Komisi Irigasi; f. berita acara sebagaimana dimaksud pada huruf ¢ ditandatangani oleh peserta untuk disampaikan kepada Panitia Persiapan; dan g panitia persiapan menyampaikan rancangan penetapan Komisi Irigasi kepada Bupati sesuai dengan kewenangannya. Pasal 15 ‘Anggota Komisi Irigasi dari unsur Pemerintah Daerah dan non Pemerintah dinyatakan berhenti apabila: a. mengundurkan diri; b. meninggal dunia; dan c. ditarik oleh organisasi yang diwakilinya. Anggota Komisi Irigasi yang dinyatakan berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diadakan penggantian antar waktu. BAB VI HUBUNGAN KERJA ANTAR KOMISI IRIGASI Pasal 16 Hubungan kerja antara Komisi Irigasi dengan Komisi Irigasi Provinsi bersifat konsultatif dan koordinatif. Hubungan kerja Komisi Irigasi dengan Dewan Sumber Daya Air dan wilayah sungai bersifat konsultatif dan koordinatif. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 17 (1) Seluruh biaya yang diperlukan untuk kegiatan Komisi Irigasi dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro. (2) Sekretariat menyiapken rencana kebutuhan biaya operasional Komisi Irigasi untuk dibahas lebih lanjut sesuai dengan mekanisme yang berlaku. (9) Pertanggungjawaban penggunaan dana operasional Komisi Irigasi dilakukan oleh Sekretariat melalui satuan kerja di tempat Sekretariat Komisi Irigasi berada. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 60 Tahun 2009 tentang Pedoman Komisi Irigasi (Berita Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2009 Nomor 60), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 19 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bojonegoro. Ditetapkan di Bojonegoro pada tanggal 12 Agustus 2016 BUPATI BOJONEGORO, ttd. H. SUYOTO Diundangkan di Bojonegoro pada tanggal 12 Agustus 2016 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO ted. SOEHADI MOELJONO BERITA DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016 NOMOR 26. _--=>~ Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO SOEHADI Mi iM Pembina Utama Madya NIP. 19600131 198603 1 008

Anda mungkin juga menyukai