Anda di halaman 1dari 3

Ekspor dan Impor Kakao

1) Ekspor Kakao
Ekspor Kakao Tahun 2002-2006

Negara
2002 2003 2004 2005 2006
Tujuan
Berat Bersih: ton
Tiongkok 4.355,6 6.694,1 5.872,1 15.981,1 18.365,9
Thailand 8.146,3 4.795,0 6.386,7 9.414,7 8.260,4
Singapura 37.639,4 33.182,6 31.570,3 30.093,9 44.026,5
Malaysia 75.935,3 132.482,8 126.208,1 157.535,1 193.357,2
Amerika
Serikat 117.278,4 60.861,6 84.007,0 107.630,5 131.738,5
Kanada 12,5 550,0 3.000,0 4.500,0 11.250,0
India 64.636,3 19.997,0 15.280,0 27.600,1 63.799,3
Belanda 25.434,3 80,1 725,7 1.087,5 2.943,4
Jerman 4.938,4 450,8 800,0 1.014,7 9.938,5
Lainnya 29.287,5 7.198,1 3.209,7 13.820,4 10.367,0
Jumlah 367.664,0 266.292,1 277.059,6 368.678,0 494.046,7
(Sumber: Badan Pusat Statistik)

Ekspor biji kakao pada tahun 2002 hingga 2006 cenderung mengalami
peningkatan volume. Dari tahun 2002 ke 2003 terjadi penurunan sebesar
101.371,1 ton. Dari tahun 2003 ke 2004 mulai mengalami peningkatan sebesar
10.767,5 ton. dari tahun 2004 ke 2005 meningkat sebesar 91.618,4 ton. Dan dari
tahun 2005 ke tahun 2006 meningkat sebesar 125.368,7 ton.

Ekspor Kakao Tahun 2010-2015

Negara
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tujuan
Berat Bersih: ton
Tiongkok 15.394,9 8.764,2 6.962,1 8.670,2 480,0 683,3
Thailand 6.716,3 6.037,0 8.049,4 7.713,4 4.978,5 1.378,1
Singapura 53.933,3 34.839,4 40.879,4 33.146,9 10.617,1 5.850,0
203.847, 143.296, 102.350, 134.774, 43.733,0 33.735,8
Malaysia 7 0 1 4
Amerika 89.306,5 9.841,0 143,3 7.208,7 218,9 1.823,1
Serikat
Kanada 3.500,0 5.500,0 25,5 118,2 120,8 36,1
India 4.055,5 4.848,0 5.131,0 5.700,0 7.820,1 55,0
Belanda 5.847,5 776,0 510,6 187,5 237,5 608,7
Jerman 12.336,5 293,8 369,8 490,5 600,7 2.103,3
Lainnya 38.690,1 543,9 7.565,1 3.494,9 7.819,3 9.026,0
433.628, 214.739, 171.986, 201.504, 76.625,9 55.299,4
Jumlah 3 3 3 7
(Sumber: Badan Pusat Statistik)

Ekspor biji kakao Indonesia ke beberapa negara tujuan utama pada 6


tahun berturut-turut (2010-2015) rata-rata terus mengalami penurunan volume.
Dari tahun 2010 ke tahun 2011, volume ekspor menurun sebesar 218.889 ton.
Pada tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 386.725,6 ton. Dari
tahun 2012 ke 2013 terjadi peningkatan sebesar 29.518,4 ton. Selanjutnya dari
tahun 2013 ke 2014 mengalami penurunan kembali sebesar 124.878,8 ton. Dan
dari 2014 ke 2015 juga masih mengalami penurunan sebesar 21.326,5 ton.
Penurunan nilai ekspor kakao yang terus mengalami penurunan disebabkan oleh
beberapa faktor seperti cuaca ekstrem, daya beli pasar Eropa yang semakin
menurun, kebijakan bea keluar, dan lain-lain. Menurut Direktorat Jenderal
Perkebunan Tanaman Rempah dan Penyegar Kementerian Pertanian, Azwar AB
bahwa faktor cuaca ekstrem menyebabkan penurunan produktivitas biji kakao,
serta disebabkan oleh menurunnya daya beli pasar Eropa, setelah negara-negara
tersebut mengalami krisis finansial. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi
volume ekspor kakao Indonesia.
Ekspor kakao pada lima tahun pertama yaitu tahun 2002 hingga 2006
yang cenderung mengalami kenaikan dan pada periode 2010 hingga 2015 yang
cenderung mengalami penurunan ekspor dapat disebabkan oleh beberapa hal
seperti semakin menurunnya produktivitas kakao di Indonesia, tren pasar atau
selera konsumen terhadap konsumsi kakao, daya beli konsumen. Selain itu,
penurunan ekspor biji kakao juga bisa disebabkan oleh semakin banyaknya
industri pengolahan kakao dalam negeri. Dimana hal itu merupakan
kecendurangan perkembangan yang baik karena mampu memicu produksi biji
kakao untuk diolah secara mandiri.
2) Impor Kakao

Jenis 2001 2002 2003 2004 2005


US $
Biji 27.611.854 40.225.649 52.618.682 50.991.355 48.006.760
Kakao
Produk 14.359.298 19.027.745 20.816.047 26.249.026 34.999.984
Olahan
Kakao
(Sumber : Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian)

Impor kakao Indonesia menunjukkan kecenderungan kenaikan impor. Pada impor


biji kakao, dari tahun 2001 ke 2002 terjadi peningkatan sebesar 12.613.795 US$.
Dari 2002 ke 2003 meningkat sebesar 12.393.033 US$. Dari 2003 ke 2004 mulai
mengalami penurunan sebesar 1.627.347 US$. Dari 2004 ke 2005 menurun
sebesar 2.984.575 US$. Sedangkan pada impor produk olahan terus mengalami
peningkatan, dari tahun 2001 ke 2002 terjadi peningkatan sebesar 4.668.447 US$.
Dari tahun 2002 ke 2003 meningkat sebesar 1.788.302 US$. Dari tahun 2003 ke
2004 juga mengalami peningkatan sebesar 5.432.878 US$. Dan dari tahun 2004
ke 2005 meningkat sebesar 8.753.958 US$. Impor komoditi kakao pada produk
olahan antara lain berupa cokelat, pasta cokelat, cokelat bubuk, dan berbagai
macam olahan makanan cokelat yang merupakan produk olahan akhir kakao.
Indonesia memang banyak melakukan ekspor kakao mentah walaupun cenderung
mengalami penurunan, namun impor kakao mentah juga menunjukkan peringkat
yang paling tinggi yang disebabkan oleh kebutuhan biji kakao yang berkualitas
tinggi. Begitu pula dengan produk olahan kakao yang juga terus mengalami
peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai