1. Sejarah Boiler
Dari awal revolusi industri, perhatian banyak orang yang terfokus pada keuntungan yang
didapat dari kapal yang menggunakan tenaga uap. Sebuah studi tentang sejarah boiler awal
mengungkapkan bahwa awal perancang dan insinyur tidak kekurangan gagasan baru dan
cerdik untuk peralatan penggerak uap. Namun, mereka kekurangan bahan dan peralatan
mesin yang dimulai di Amerika Serikat dengan karya James Rumsey (1743-1792) di
potomac dan John Fitch (1743-1798) di Delaware.
Robert Fulton meresmikan navigasi uap pada tahun 1807 dengan Clermont, yang populer
disebut "Fulton's Folly", dimana mesin dan boilernya diimpor dari Inggris. Keberhasilan
kapal ini mendorong yang lain untuk mengikuti jejak Fulton dan segera kapal uap, sehingga
kapal uap segera menavigasi seluruh lautan di benua amerika utara, dan sebuah industri
baru lahir (Harrington, 1992).
Jika boiler yang dibicarakan berikut ini direncanakan agar api atau gas asap selalu
bersinggungan dengan dinding-dinding yang berbatasan dengan air atau uap. Boiler ini,
seperti halnya pada boiler Lancashire, mempunyai dua atau tiga buah silinder api, namun
silinder-silinder api tersebut bermuara pada kotak api (flame case). Kotak api tersebut
seluruhnya terendam di dalam air yang ada di dalam drum boiler. Api dan gas asap
mengalir dari rangka bakar yang terdapat di dalam silinder api, melalui silinder-silinder api
sampai ke kotak api, dan dari kotak api melalui pipa-pipa api dan mencapai cerobong asap
dan ke luar melaluinya.
Nampak perbedaannya dengan boiler Cornwall atau boiler Lancashire, bahwa drum boiler
atau tangki boiler tidak terlalu panjang, serta adanya perbedaan bahwa tidak ada
tembokan-tembokan ketel, kecuali beberapa batu tahan api penunjang rangka bakar.
Perbedaan memuai antara silinder api dan pipa-pipa api tidak terlalu besar, yang antara
lain disebabkan pendeknya boiler. Bila masih terdapat perbedaan pemuaian antara silinder
api dan pipa-pipa api, maka hal ini diatasi dengan membuat silinder api bergelombang
yang dengan demikian mudah memegas, dan mencegah melengkungnya front yang datar
dari kotak api dan front belakang tangki ketel. Dengan demikian ketel ini tidak mudah
bocor akibat pemuaian.
Pipa-pipa api dipasang pada lubang-lubang yang terdapat pada front belakang drum ketel,
dan pada front kotak api dengan cara dilindis atau dirol. Bila ada pipa api yang bocor pada
tempat pelindisannya, dapat diperbaiki dengan melindis kembali pipa yang bocor tersebut.
Ulangan pelindisan hanya dapat dilakukan beberapa kali saja, sesudah itu pipa menjadi mat
terlindis, dan lindisan berikutnya tidak ada faedahnya lagi, sehingga pipa diganti.
Front-front dari drum boiler, baik yang di depan maupun yang di belakang, merupakan
bidang datar yang luas. Front-front datar semacam ini tidak tahan tekanan uap. Front-front
harus ditunjang dengan bautbaut penunjang yang terbentang antara dua bidang front
yang datar yang berhadapan, yaitu antara front belakang dengan dinding kotak api, atau
antara front depan dengan dinding kotak api lainnya. Kadang-kadang ada di antara pipa-
pipa api yang menghubungkan antara kotak api dan front belakang digunakan sebagai
pipa-pipa penunjang. Dalam hal ini hubungan pipa dengan front datar dan dinding kotak
api bukannya dilindis melainkan dengan hubungan ulir.
Atap kotak api juga berupa bidang datar yang perlu ditunjang dengan jembatan penunjang
dan baut-baut penunjang. Sambungan antara silinder api dan kotak api yang dikeling,
kepala-kepala kelingan hendaknya di daerah aliran api. Silinder api harus dapat dibongkar-
pasang tanpa membuka front belakang. Untuk menghasilkan produksi uap yang besar,
boiler Schots dapat dibuat kembar, yang kadang-kadang ada yang membuat dengan dua
buah silinder api yang bermuara bersam-sama pada sebuah kotak api saja.
Tekanan maksimal pada ketel Schots yang pernah dibuat ialah 18 kg/cm2 atau 1,8 N/mm2.
Keberatan-keberatan dari boiler Schots ialah karena besarnya drum boiler, lebih-lebih bila
menggunakan tiga buahsilinder api. Drum boiler yang besar memerlukan dinding yang
lebih tebal pula, sehingga untuk kapasitas yang agak besar, boiler Schots ini menjadi mahal
(Djokosetyardjo, 2003).
Sebuah boiler schot yang menggunakan konstruksi las listrik seluruhnya. Badan boiler yang
mempunyai bangunan silinder pada kedua sisinya ditutup oleh dinding yang datar. Bagian
dalam boiler terdiri dari tiga jalan api bergelombang dengan lemari nyala api di
belakangnya, pipa-pipa api dapat dianggap sebagai ruang pembakaran untuk gas yang
tidak dapat terbakar oleh karena itu tidak tercampur secara sempurna dengan udara
pembakarnya.
Jalan api dipasang di antara dinding muka boiler dan lemari nyala api . jalan api menjadi
lebih kuat oleh bentuknya yang bergelombang dan disamping itu menjadi elastis, sehingga
dapat menampung perubahan panjang yang diakibatkan oleh selisih suhu. Sejajar dengan
jalan api terdapat tiga kelompok pipa api dan pipa penumpu yang dipasang di antara
dinding pipa lemari nyala api dan dinding muka. Pada dinding muka di sekitar ujung pipa-
pipa api dipasang lemari asap yang terbuat dari pelat baja tipis.
Gas asap mengalir melalui jalan api ke lemari nyala api yang bersangkutan, lalu melalui
pipa-pipa api dan pipa-pipa penumpu mengalir kembali ke dinding muka, masuk ke dalam
lemari asap dan dialirkan kemudian ke kaki cerobong. Berhubungan dengan arah aliran gas
asap ini maka boiler schot dinamakan boiler dengan nyala api berbalik. Dalam keadaan
bekerja, badan boiler terisi dengan air sampai kurang lebih 15 cm di atas puncak lemari
nyala api, sehingga jalan api, lemari nyala api dan seluruh pipa api dan pipa penumpu
terendam oleh air. Pada pembakaran yang baik, panas untuk pembentukan uap diserahkan
kepada air boiler melalui pancaran maupun konveksi di dalam jalan api dan lemari nyala
api. Penyerahan panas di dalam lemari nyala api terutama terjadi melalui konveksi.
Jalan api menghasilkan tiap m2 L.P. dan tiap satuan waktu sebagian besar dari jumlah uap
yang dihasilkan boiler, menyusul kemudian lemari nyala api dan akhirnya pipa-pipa api.
L.P. dari boiler kurang lebih (k.l.) 350 m2, terdiri dari luas bagian dalam jalan api lemari
nyala api dan pipa-pipa api. Diameter boiler k.l. 5 m, panjang k.l. 3,75 m dan air k.l. 40 m3.
Berat boiler k.l. 10.000 kg dan menghasilkan tiap jam k.l. 10.000 kg uap dengan tekanan
kerja k.l. 15,8 bar (Bruijn, 1982).
3.1 Economizer
Ekonmizer adalah susunan tabung air umpan yang berada di saluran pembuangan yang
menyerap sebagian energi panas yang jika tidak hilang dalam gas buang. Energi pulih ini
menyediakan pemanasan tambahan dari air umpan sehingga mengurangi tingkat
pembakaran boiler yang diperlukan untuk menghasilkan uap, meningkatkan efisiensi
pemanasan boiler secara keseluruhan atau persyaratan proses selain dari siklus air boiler.
Economizer umumnya lebih disukai daripada preheater udara dalam penambahan retrofit
pada unit berukuran industri karena alasan berikut.
Turunkan biaya modal awal
Tidak ada dampak pada emisi Nox
Hilangkan draf kerugian
Kebutuhan daya bantu minimal
Economizer lebih ecomomical daripada preheater udara untuk boiler tekanan rendah dan
kecil dengan output di bawah 50.000 pon uap per jam. Preheater udara menjadi kompetitif
dengan economizer untuk unit yang lebih besar dan pilihan dibuat berdasarkan faktor-
faktor yang sama yang dijelaskan sebelumnya di bab ini. Di bawah pengawasan "Prinsip
operasi" pemanas udara (Payne,1996).
Gambar 3. Ekonomizer
Gas asap setelah meninggalkan superheater konveksi ataupun pemanas lanjut ulang steam
reheater, temperaturnya masih cukup tinggi sekitar 5000 C hingga 8000 C, sehingga akan
merupakan kerugian panas yang besar bila gas asap tersebut langsung dibuang lewat
cerobong. Gas asap yang masih panas ini dapat dimanfaatkan untuk memanasi air terlebih
dahulu sebelum dimasukkan ke dalam drum boiler, sehingga air telah dalam keadaan
panas, sekitar 300 C sampai 500 C di bawah temperatur mendidihnya.
Air yang telah dalam keadaan panas pada saat masuk ke dalam drum ketel membawa
keuntungan karena di tempat air masuk ke dalam drum, dinding boiler tidak mengerut
sehingga drum boiler dapat lebih awet dengan demikian biaya perawatan atau biaya biaya
maintenancenya menjadi lebih murah. Lain halnya bila air dalam keadaan dingin masuk ke
dalam drum tersebut, dinding drum akan mengerut dan mudah pecah atau bocor, sehingga
biaya perawatannya mahal.
Keuntungan kedua ialah dengan memanfaatkan gas asap yang masih mempunyai
temperatur yang tinggi tersebut untuk memanasi air sebelum masuk ke dalam drum boiler,
berarti akan memperbesar efisiensi dari boiler, karena dapat memperkecil kerugian panas
yang diderita oleh ketel. Keuntugan berikutnya ialah dengan air yang telah dalam keadaan
panas masuk ke dalam drum boiler tersebut, untuk menguapkannya di dalam tungku
hanya sedikit saja dibutuhkan panas, sehingga dengan demikian untuk menguapkan air di
dalam tungku hanya dibutuhkan sedikit bahan bakar, sehingga pemakaian bahan bakarnya
lebih hemat, atau dengan kata lain biaya operasinya menjadi lebih ekonomis.
Keuntungan keempat ialah, bila air telah dalam keadaan panas memasuki drum boiler,
maka untuk menguapkannya hanya dibutuhkan panas yang sedikit di dalam penguapan,
sehingga luas bidang yang dipanaskan atau heating surface dari penguapan atau
evaporator menjadi lebih sedikit, akibatnya ukuran-ukuran tungku menjadi lebih kecil, oleh
karena itu harga tungku menjadi lebih murah atau secara keseluruhannya harga boiler atau
harga investasinya menjadi lebih murah, sekalipun harus dipasang alat untuk memanaskan
air terlebih dahulu sebelum masuk drum ketel.
Dengan demikian memasang alat untuk memanaskan air terlebih dahulu sebelum masuk ke
dalam drum boiler, yang disebut pemanas air awal (Water preheater) akan didapat
keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
a. Biaya perawatan (Maintenance Cost) menjadi lebih murah.
b. Efisiensi Thermis dapat diperbesar.
c. Biaya operasi menjadi lebih hemat atau lebih ekonomis.
d. Harga investasi boiler menjadi murah.
Dari alasan-alasan tersebut, maka alat untuk pemanas air awal sering disebut ekonomiser.
Pada boiler yang besar-besar dan modern, ekonomiser ini sangat memegang peranan.
Dilihat dari arus dan gas asap, ekonomiser dibagi:
a. Ekonomiser arus searah
b. Ekonomiser arus berlawanan arah
c. Ekonomiser arus kombinasi
Seperti halnya pada superheater konveksi arus searah yang telah dibicarakan, pada
ekonomiser arus searah:
(1)
Dengan:
t = Selisih antara temperatur gas asap rata-rata dengan temperatur air rata-rata.
1 = Selisih antara temperatur gas asap masuk ke ekonomiser dengan temperatur air masuk
ekonomiser.
2 = Selisih antara temperatur air gas asap ke luar dari ekonomise dengan temperatur air ke
luar dari ekonomiser.
Pada ekonomiser arus berlawanan arah seperti halnya pada superheater konveksi arus
erlawanan arah yang telah dibicarakan:
(2)
Dengan:
1 = Selisih antara temperatur gas asap masuk ke ekonomiser dengan dengan temperatur
air keluar dari ekonomiser.
2 = Selisih antara temperatur gas asap keluar dari ekonomiser dengan temperatur air
masuk ke ekonomiser.
t = Selisih antara temperatur gas asap rata-rata dengan temperatur air rata-rata di dalam
ekonomiser.
Jika dilihat dari bentuknya, ada ekonomiser yang berbentuk ular yang disebut ekonomiser
ular atau serpent economiser. Ada pula pipa-pipa ekonomiser yang diberi berusuk-rusuk
dengan maksud untuk memperluas bidang persinggungan antara gas asap dengan dinding
pipa yang telah diperluas oleh rusuk-rusuk. Ada pula untuk memperluas bidang singgung
dengan gas asap dengan mengelas potongan-potongan pelat baja pada pipa-pipa sehingga
pipa-pipa tersebut bersayap, yang disebut Find and stund economiser.
Ekonomiser ular terbuat dari pipa-pipa baja, yang ditekuk-tekuk dan menyerupai ular.
Karena bidang persinggungan dengan gas asap tidak diperluas, maka memerlukan pipa
yang panjang, namun pembuatannya mudah. Pada ekonomiser berusuk dan ekonomiser
bersayap, maka luas bidang persinggungan diperluas dengan rusuk-rusuk atau sayap-
sayap, sehinggga untuk kapasitas yang sama, panjang pipa-pipanya dapat lebih pendek
dibandingkan dengan ekonomiser ular (Djokosetyardjo, 2003).
Pada pemanas udara regenerasi terdapat elemen-elemen logam yang untuk sementara
waktu ditempatkan pada aliran gas asap, sehingga untuk sementara waktu elemen logam
tersebut dipanasi oleh gas asap, sehingga udara sempat mengambil panas dari elemen-
elemen logam tersebut dibawa kembali ke daerah aliran udara. Demikian dilakukan terus-
menerus.
Elemen-elemen logam tersebut dari plat-plat, yang bergelombang untuk membuat jarak
antara plat yang satu dengan yang lain, diantara plat-plat tersebut dapat dilewati oleh gas
asap atau udara (Djokosetyardjo, 2003).
Furnace screen :
Satu atau lebih dari jajaran pipa yang dirancang melewati gas hasil pembuangan
pembakaran.
Generating tubes :
Sebuah pipa dimana uap panas dihasilkan.
Header :
Sebuah drum dimana ukurannya terlalu kecil untuk digunakan sebagai manhole.
Heat release :
Jumlah total dari energi thermal berada diatas fixed datum menuju tungku pembakaran dan
minyak. Dapat dianggap sebagai hasil dari penghantaran minyak per jam dan minyak lebih
tinggi dari nilai kalor, yang dinyatakan dalam Btu per jam per kubik kaki dari volume
tungku pembakaran.
Heated downcomer :
Pipa mana saja di dalam boiler yang menghasilkan tumpukan dimana padanya air mengalir
dari drum uap menuju.
Heated downcomer :
Pipa mana saja di dalam boiler yang menghasilkan tumpukan dimana padanya air mengalir
dari drum uap menuju drum air atau header.
Heating surface :
Permukaan yang terpapar pada heating medium untuk penyerapan dan pemindahan panas
menuju medium yang dipanaskan, termasuk sirip-sirip, insang, papan, dll. Melekat pada
sisi luar dari pipa untk tujuan meningkatkan panas permukaan per unit panjang dari pipa.
Ligament :
Jarak minimum dari pipa yang saling berdekatan.
Moisture in-steam :
Partikel dari air yang terbawa pada uap, biasanya ditunjukan dalam persentase berat.
Mud, lower, atau water drum :
Ruang bertekanan pada drum atau tipe header yang diletakkan pada bagian lower
extremity dari pipa air boiler convection bank dimana secara normal disediakan bersama
blowoff valve untuk secara periodik untuk membuang endapan yang tertumpuk pada
bagian bawah dari drum.
Natural circulation :
Sirkulasi air pada boilerdisebabkan karena perbedaan densitas antara air pada downcomer
dan campuran uap air pada tabung generating.
Radiant heat absorbing surface :
Projected area dari pipa yang terpampang pada permukaan logam sebagaimana terlihat
dari tngku pembakaran. Termasuk diantaranya adalah dinding, lantai, atap dan dinding
partisi pada bidang furnace exit screen.
Reheater :
Peralatan pemindahan panas untk pemanas uap setelah sebelumnya terjadi pemanasan
original didalamnya.
Riser :
Sebuah pipa yang melalui uap dan air yang merekat dari bagian atas dinding air header
menuju ke drum uap.
Steam buffling :
Berupa plat-plat, centrifugal separator, atau baffle yang diatur untuk menghilangkan air
dari uap.
Steam buffling :
Berupa plat-plat, centrifugal separator, atau baffle yang diatur untuk menghilangkan air
dari uap.
Steam or steam and water drum :
Ruang bertekanan terletak pada ujung atas dari sebuah system sirkulasi boiler dimana
didalamnya uap dihasilkan dan dipisahkan dari air dan dari uap yang dikeluarkan pada
posisi diatas garis air.
Superheater :
Sebuah grup pipa dimana panas diserap dari hasil pembakaran untuk meningkatkan
temperature dari uap air yang melewati titik jenuh yang berkaitan dengan tekanan.
Tangent tube wall :
Sebuah dinding air dimana pipa saling bersinggungan satu dengan lainnya dengan tidak
ada jarak antara pipa.
Tube bank :
Sebuah grup dari dua baris atau lebih pipa yang membentuk bagian dari system sirkulasi
watertube boiler dan dimana panas dipindahkan dari hasil pembakaran secara konveksi.
Tube sheet :
Bagian dari drum atau header dimana ujung dari pipa menembus.
Unheated downcomer :
Pipa yang tidak terpapar terhadap hasil pembakaran dimana air dapat mengalir dari steam
drum ke water drum atau header.
Watertube :
Sebuah pipa pada boiler yang memiliki watertube yang dirancang sebuah bentuk
waterwall.
Welded, monowall atau membrane wall :
Sebuah waterwall dimana pipa didalamnya dilas bersama (atau diisi dengan plat
diantaranya) untuk membentuk furnace wall.
Bruijn, L.A. de & L. Muilwijk (1982). Ketel Bangun Silinder, In: Ketel Uap, Sukamto
(Peterjemah), 29-32, Bharata Karya Aksara, Jakarta.
Djokosetyardjo, M.J. (2003). Beberapa Jenis Ketel Uap, In: Ketel Uap, 202-206, Pradnya
Paramitha, 979-408-121-3, Jakarta.
Group of Authorities. (1992). Boilers and Combustion, In: Marine Engineering, Harrington,
Roy L. (Ed), 184-195, The Society of Naval Architects and Marine Engineering, 0-
939773-10-4, Jersey.
Payne, F. William & Richard E. Thompson. (1996). Auxiliary Equipment to Increase Boiler
Efficiency, In: Efficient Boiler Operations Sourcebook, Edisi ke Empat, 125-137,The
Fairmont,0-88173-222-2, Lilburn.
Shields, Carl D. (1961). Boiler Classification, In: Boilers Types, Characteristics, and Functions,
34-43, McGraw Hill Book Company, 07-056801-4, New York.