Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam

hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan.

Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam

kelompok kecil.Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk

menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah

saling menghormati dan menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.

Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga

kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk

Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan

untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan

kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dan

kehidupan sosial dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia

yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk

memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok

dan lingkungan dengan baik serta dapat membuat suatu kebijakan atau

keputusan dengan tepat dan benar.

1
1.2. Tujuan Makalah

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah:

1) Untuk mengetahui dan memahami hakikat kepemimpinan

2) Untuk mengetahui dan memahami gaya kepemimpinan

3) Untuk mengetahui dan memahami keterampilan kepemimpinan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Kepemimpinan

Dalam kehidupan seharihari, baik di lingkungan keluarga, organisasi,

perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan

pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang

memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.

Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa diantaranya :

1) Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang

dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk

mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

2) Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang

menggunakan wewenang formaluntuk mengorganisasikan, mengarahkan,

mengontrol para bawahan agar bertanggung jawab, supaya semua bagian

pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

3) Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang

mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam

diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang

yang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari

berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak

ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.

3
Sedangakan menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai

pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan

kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :

1) Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan

perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang

2) Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan

semangat dalam berprestasi dan berkreasi pada orangorang yang

dibimbingnya.

3) Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orangorang

yang diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung

jawab.

Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi

itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan

mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.Dari begitu

banyak definisi mengenai pemimpin, penulis dapatmenyimpulkan bahwa

Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap,

dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan

memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan

organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,

mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan

kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau

4
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Kepemimpinan adalah seni

untuk mempengaruhidan menggerakkan orangorang sedemikian rupa untuk

memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal

untuk menyelesaikan tugas.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk

mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu

pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya

tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk

menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi

banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria

yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan,

apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifatsifatnya, atau

kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh

terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan

sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi

yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek

yaitu :

1) Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijakan administrasi

dan menyediakan fasilitasnya.

2) Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning, organizing,

staffing, directing, commanding, controlling, dsb.

5
Para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin harus memahami Hakikat

Kepemimpinan dalam pandangan yang mendalam sbb:

1) Tanggung Jawab, bukan Keistimewaan

Ketika seorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin suatu Lembaga

atau Institusi, maka ia sebenarnya mengemban tanggung jawab yang besar

sebagai seorang pemimpin yang harus mampu mempertanggung

jawabkannya. Bukan hanya dihadapan manusia, tapi juga dihadapan Alloh.

Oleh karena itu, jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu

keistimewaan, sehingga seorang pemimpin atau pejabat tidak boleh merasa

menjadi manusia yang istimewa sehingga ia merasa harus diistimewakan

dan ia sangat marah bila orang lain tidak mengistimewakan dirinya.

2) Pengorbanan, Bukan Fasilitas

Menjadi Pemimpin atau Pejabat bukanlah untuk menikmati kemewahan

atau kesenangan hidup dengan berbagai fasilitas duniawi yang

menyenangkan, tapi justru ia harus mau berkorban dan menunjukkan

pengorbanan, apalagi ketika masyarakat yang dipimpinnya berada dalam

kondisi sulit dan sangat sulit. Karena itu menjadi terasa aneh bila dalam

Anggaran Belanja Negara atau Propinsi dan tingkatan yang dibawahnyna

terdapat anggaran dalam puluhan bahkan ratusan juta untuk membeli

pakaian bagi para pejabat, padahal ia sudah mampu membeli pakaian

dengan harga yang mahal sekalipun dengan uangnya sendiri sebelum ia

menjadi pemimpin atau pejabat.

6
3) Kerja Keras, bukan Santai

Para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk menghadapi

dan mengatasi berbagai persoalan yang menghantui masyarakat yang

dipimpinnya untuk selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk

bisa menjalani kehidupan yang baik dan benar serta mencapai kemajuan

dan kesejahteraan. Untuk itu, para pemimpin dituntut bekerja keras dengan

penuh kesungguhan dan optimis

4) Melayani, bukan Sewenang-wenang

Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya, karena itu

menjadi pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang

besar untuk bisa melayani masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik

dari pemimpin sebelumnya. Oleh karena itu, setiap pemimpin harus

mempunyai visi-misi pelayanan terhadap orang-orang yang dipimpinnya

guna meningkatkan kesejahteraan hidup, ini berarti tiidak ada keinginan

sedikitpun untuk membohongi rakyatnya, apalagi menjual rakyat,

berbicara atas nama rakyat, atau kepenntingan rakyat, padahal sebenarnya

untuk kepentingan diri, keluarga, atau golongannya. Bila pemimpin seperti

ini terdapat dalm kehidupan kita, maka ini adalah penghianat yang paling

besar.

5) Keteladanan dan Kepeloporan, bukan Pengekor

Dalam segala bentuk kebaikan, seorang pemimpin seharusnya menjadi

teladan dan pelopor, bukan malah menjadi pengekor yang tidak memiliki

sikap terhadap nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Ketika seorang

7
pemimpin menyerukan kejujuran kepada rakyat yang dipimpinnya, maka

ia telah menunjukkan kejujuran itu. Ketika ia menyerukan hidup sederhana

dalam soal materi, maka ia tunjukkan kesederhanaan, bukanlah

kemewahan. Masyarakat sangat menuntut adanya pemimpin yang bisa

menjadi pelopor dan teladan dalam kebaikan dan kebenaran.

2.2. Gaya Kepemimpinan

1) Gaya Kepemimpinan Otokratis

Gaya ini kadang-kadang dikatakan kepemimpinan terpusat pada

diri pemimpin atau gaya direktif. Gaya ini ditandai dengan sangat

banyaknya petunjuk yang datangnya dari pemimpin dan sangat terbatasnya

bahkan sama sekali tidak adanya peran serta anak buah dalam perencanaan

dan pengambilan keputusan. Pemimpin secara sepihak menentukan peran

serta apa, bagaimana, kapan, dan bilamana berbagai tugas harus

dikerjakan. Yang menonjol dalam gaya ini adalah pemberian perintah.

Pemimpin otokratis adalah seseorang yang memerintah dan

menghendaki kepatuhan. Ia memerintah berdasarkan kemampuannya

untuk memberikan hadiah serta menjatuhkan hukuman. Gaya

kepemimpinan otokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain

agar bersedia bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan semata-mata diputuskan

oleh pimpinan.

8
Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis adalah sebagai

berikut:

a. Wewenang mutlak terpusat pada pemimpin

b. Keputusan selalu dibuat oleh pemimpin;

c. Kebijakan selalu dibuat oleh pemimpin;

d. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan;

e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para

bawahannya dilakukan secara ketat;

f. Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran

pertimbangan atau pendapat;

g. Lebih banyak kritik dari pada pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan

sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan cenderung adanya paksaan,

ancaman, dan hukuman.

2) Gaya Kepemimpinan Demokratis

Gaya kepemimpinan demokratis adalah kemampuan

mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan

dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.

Gaya ini kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang

terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan,

kepemimpinan konsultatif atau partisipatif. Pemimpin kerkonsultasi

dengan anak buah untuk merumuskan tindakan keputusan bersama.

9
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:

a. Wewenang pemimpin tidak mutlak;

b. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;

c. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;

d. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara

pimpinan dan bawahan maupun sesama bawahan;

e. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para

bawahan dilakukan secara wajar;

f. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;

g. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran,

pertimbangan atau pendapat; Tugas-tugas kepada bawahan diberikan

dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi;

h. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling

percaya, saling menghormati.

3) Gaya Kepemimpinan Delegatif

Gaya Kepemimpinan delegatif dicirikan dengan jarangnya

pemimpin memberikan arahan, keputusan diserahkan kepada bawahan,

dan diharapkan anggota organisasi dapat menyelesaikan permasalahannya

sendiri (MacGrefor, 2004). Gaya Kepemimpinan adalah suatu ciri khas

prilaku seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya sebagai

pemimpin. Dengan demikian maka gaya kepemimpinan seorang pemimpin

sangat dipengaruhi oleh karakter pribadinya. Kepemimpinan delegatif

adalah sebuah gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pimpinan kepada

10
bawahannya yang memiliki kemampuan, agar dapat menjalankan

kegiatannya yang untuk sementara waktu tidak dapat dilakukan oleh

pimpinan dengan berbagai sebab. Gaya kepemimpinan delegatif sangat

cocok dilakukan jika staf yang dimiliki memiliki kemampuan dan motivasi

yang tinggi. dengan demikian pimpinan tidak terlalu banyak memberikan

instruksi kepada bawahannya, bahkan pemimpin lebih banyak

memberikan dukungan kepada bawahannya.

4) Gaya Kepemimpinan Birokratis

Gaya ini dapat dilukiskan dengan kalimat memimpin berdasarkan

peraturan. Perilaku pemimpin ditandai dengan keketatan pelaksanaan

prosedur yang berlaku bagi pemipin dan anak buahnya. Pemimpin yang

birokratis pada umumnya membuat keputusan-keputusan berdasarkan

aturan yang ada secara kaku tanpa adanya fleksibilitas. Semua kegiatan

hampir terpusat pada pimpinan dan sedikit saja kebebasan orang lain untuk

berkreasi dan bertindak, itupun tidak boleh lepas dari ketentuan yang ada.

Adapun karakteristik dari gaya kepemimpinan birokratis adalah

sebagai berikut:

a. Pimpinan menentukan semua keputusan yang bertalian dengan seluruh

pekerjaan dan memerintahkan semua bawahan untuk melaksanakannya;

b. Pemimpin menentukan semua standar bagaimana bawahan melakukan

tugas;

c. Adanya sanksi yang jelas jika seorang bawahan tidak menjalankan

tugas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditentukan.

11
5) Kepemimpinan Laissez Faire

Gaya ini mendorong kemampuan anggota untuk mengambil

inisiatif. Kurang interaksi dan kontrol yang dilakukan oleh pemimpin,

sehingga gaya ini hanya bias berjalan apabila bawahan memperlihatkan

tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran

cukup tinggi.

Dalam gaya kepemimpinan ini, pemimpin sedikit sekali

menggunakan kekuasaannya atau sama sekali membiarkan anak buahnya

untuk berbuat sesuka hatinya. Adapun ciri-ciri gaya kepemimpinan

Laissez Faire adalah sebagai berikut:

a. Bawahan diberikan kelonggaran atau fleksibel dalam melaksanakan

tugas-tugas, tetapi dengan hati-hati diberi batasan serta berbagai

produser;

b. Bawahan yang telah berhasil menyelesaikan tugas-tugasnya diberikan

hadiah atau penghargaan, di samping adanya sanksi-sanksi bagi mereka

yang kurang berhasil, sebagai dorongan;

c. Hubungan antara atasan dan bawahan dalam suasana yang baik secara

umum manajer bertindak cukup baik;

d. Manajer menyampaikan berbagai peraturan yang berkaitan dengan

tugas-tugas atau perintah, dan sebaliknya para bawahan diberikan

kebebasan untuk memberikan pendapatannya.

12
6) Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan

kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala

pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang

otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang

telah diberikan.

Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada

tugas. Artinya dengan tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu

organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan

dalam bagaimana ia memerintah kepada bawahannya agar kebijaksanaan

tersebut dapat tercapai dengan baik. Di sini bawahan hanyalah suatu mesin

yang dapat digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang

datang dari bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan.

7) Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang

memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada

permasalahan selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang

utuh. Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan

banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab para bawahannya.

Tipe kepemimpinan demokratis merupakan tipe kepemimpinan yang

mengacu pada hubungan. Di sini seorang pemimpin selalu mengadakan

hubungan dengan yang dipimpinnya. Segala kebijaksanaan pemimpin akan

merupakan hasil musyawarah atau akan merupakan kumpulan ide yang

13
konstruktif. Pemimpin sering turun ke bawah guna mendapatkan informasi

yang juga akan berguna untuk membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan

selanjutnya.

8) Gaya Kepemimpinan Karismatis

Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik

orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan

semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris.

Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan.

Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di

analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka

mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa

lama, orang orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-

konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta

pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan,

permintaan maaf, dan janji.

9) Gaya Kepemimpinan Diplomatis

Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan

perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi

keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya.

Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua

sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga

menguntungkan lawannya.

14
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya

diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima

tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa

menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-

pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para

pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

10) Gaya Kepemimpinan Otoriter

Tipe kepemimpinan yang otoriter biasanya berorientasi kepada

tugas. Artinya dengan tugas yang diberikan oleh suatu lembaga atau suatu

organisasi, maka kebijaksanaan dari lembaganya ini akan diproyeksikan

dalam bagaimana ia memerintah kepada bawahannya agar kebijaksanaan

tersebut dapat tercapai dengan baik. Di sini bawahan hanyalah suatu mesin

yang dapat digerakkan sesuai dengan kehendaknya sendiri, inisiatif yang

datang dari bawahan sama sekali tak pernah diperhatikan.

Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian

prestasinya Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah

pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati,

tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah langkahnya penuh

perhitungan dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan

pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan

tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan

adalah prinsip hidupnya.

15
11) Gaya Kepemiminan Moralis

Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah umumnya

Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati

yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah

hati Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang orang

yang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.

Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya. Rata orang

seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan,

kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.

Jika saya menjadi pemimpin, Saya akan lebih memilih gaya

kepemimpinan demokratis.Karena melalui gaya kepemimpinan seperti ini

permasalahan dapat di selesaikan dengan kerjasama antara atasan dan

bawahan. Sehingga hubungan atasan dan bawahan bisa terjalin dengan

baik.

12) Gaya Kepemimpinan Administratif

Gaya kepemimpinan tipe ini terkesan kurang inovatif dan telalu

kaku pada aturan. Sikapnya konservatif serta kelihatan sekali takut dalam

mengambil resiko dan mereka cenderung mencari aman. Model

kepemimpinan seperti ini jika mengacu kepada analisis perubahan yang

telah kita bahas sebelumnya, hanya cocok pada situasi Continuation,

Routine change, serta Limited change.

16
13) Gaya kepemimpinan analitis (Analytical)

Dalam gaya kepemimpinan tipe ini, biasanya pembuatan

keputusan didasarkan pada proses analisis, terutama analisis logika pada

setiap informasi yang diperolehnya. Gaya ini berorientasi pada hasil dan

menekankan pada rencana-rencana rinci serta berdimensi jangka panjang.

Kepemimpinan model ini sangat mengutamakan logika dengan

menggunakan pendekatan-pendekatan yang masuk akal serta kuantitatif.

14) Gaya kemimpinan asertif (Assertive)

Gaya kepemimpinan ini sifatnya lebih agresif dan mempunyai

perhatian yang sangat besar pada pengendalian personal dibandingkan

dengan gaya kepemimpinan lainnya. Pemimpin tipe asertif lebih terbuka

dalam konflik dan kritik. Pengambilan keputusan muncul dari proses

argumentasi dengan beberapa sudut pandang sehingga muncul kesimpulan

yang memuaskan.

15) Gaya kepemimpinan entrepreneur

Gaya kepemimpinan ini sangat menaruh perhatian kepada

kekuasaan dan hasil akhir serta kurang mengutamakan pada kebutuhan

akan kerjasama. Gaya kepemimpinan model ini biasannya selalu mencari

pesaing dan menargetkan standar yang tinggi.

16) Gaya Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang

ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan

bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan

17
dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang

jelas. Kepemimpinan Visioner memerlukan kompetensi tertentu.

Pemimipin visioner setidaknya harus memiliki empat kompetensi kunci

sebagaimana dikemukakan oleh Burt Nanus (1992), yaitu:

a. Seorang pemimpin visioner harus memiliki kemampuan untuk

berkomunikasi secara efektif dengan manajer dan karyawan lainnya

dalam organisasi. Hal ini membutuhkan pemimpin untuk menghasilkan

guidance, encouragement, and motivation.

b. Seorang pemimpin visioner harus memahami lingkungan luar dan

memiliki kemampuan bereaksi secara tepat atas segala ancaman dan

peluang. Ini termasuk, yang plaing penting, dapat "relate skillfully"

dengan orang-orang kunci di luar organisasi, namun memainkan peran

penting terhadap organisasi (investor, dan pelanggan).

c. Seorang pemimpin harus memegang peran penting dalam membentuk

dan mempengaruhi praktek organisasi, prosedur, produk dan jasa.

Seorang pemimpin dalam hal ini harus terlibat dalam organisasi untuk

menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan, sejalan

dengan mempersiapkan dan memandu jalan organisasi ke masa depan

(successfully achieved vision).

d. Seorang pemimpin visioner harus memiliki atau mengembangkan

"ceruk" untuk mengantisipasi masa depan. Ceruk ini merupakan

ssebuah bentuk imajinatif, yang berdasarkan atas kemampuan data

untuk mengakses kebutuhan masa depan konsumen, teknologi, dan lain

18
sebagainya. Ini termasuk kemampuan untuk mengatur sumber daya

organisasi guna memperiapkan diri menghadapi kemunculan kebutuhan

dan perubahan ini.

17) Gaya Kepemimpinan Situasional

Kepemimpinan situasional adalah a leadership contingency theory

that focuses on followers readiness/maturity. Inti dari teori

kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang

pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan para

pengikutnya.

Pemahaman fundamen dari teori kepemimpinan situasional adalah

tentang tidak adanya gaya kepemimpinan yang terbaik. Kepemimpinan

yang efektif adalah bergantung pada relevansi tugas, dan hampir semua

pemimpin yang sukses selalu mengadaptasi gaya kepemimpinan yang

tepat.

Efektivitas kepemimpinan bukan hanya soal pengaruh terhadap

individu dan kelompok tapi bergantung pula terhadap tugas, pekerjaan

atau fungsi yang dibutuhkan secara keseluruhan. Jadi pendekatan

kepemimpinan situasional fokus pada fenomena kepemimpinan di dalam

suatu situasi yang unik.

Dari cara pandang ini, seorang pemimpin agar efektif ia harus

mampu menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi yang berubah-

ubah. Teori kepemimpinan situasional bertumpu pada dua konsep

19
fundamental yaitu : tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok

sebagai pengikut dan gaya kepemimpinan.

18) Kepemimpinan (Traits model of ledership)

Kepemimpinan ini pada tahap awal mencoba meneliti tentang

watak individu yang melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya:

kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara,

kesupelan dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain (Bass

1960, Stogdill 1974).

Pada umumnya studi-studi kepemimpinan pada tahap awal

mencoba meneliti tentang watak individu yang melekat pada diri para

pemimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan,

ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, status sosial

ekonomi mereka dan lain-lain. Terdapat enam kategori faktor pribadi yang

membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi,

tanggung jawab, partisipasi, status dan situasi. Namun demikian banyak

studi yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan antara

pemimpin dan pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak

didukung dengan hasil-hasil studi yang lain. Disamping itu, watak pribadi

bukanlah faktor yang dominant dalam menentukan keberhasilan kinerja

manajerial para pemimpin. Hingga tahun 1950-an, lebih dari 100 studi

yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi watak atau sifat personal

yang dibutuhkan oleh pemimpin yang baik, dan dari studi-studi tersebut

dinyatakan bahwa hubungan antara karakteristik watak dengan efektifitas

20
kepemimpinan, walaupun positif, tetapi tingkat signifikasinya sangat

rendah.

19) Kepemimpinan Militeristik

Tipe pemimpin seperti ini sangat mirip dengan tipe pemimpin

otoriter yang merupakan tipe pemimpin yang bertindak sebagai diktator

terhadap para anggota kelompoknya. Adapun sifat-sifat dari tipe

kepemimpinan militeristik adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem

perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang

bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan, (3) sangat

menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran

yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari

bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-

kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.

2.3. Keterampilan Kepemimpinan

1) Tiga Keterampilan Utama Seorang Pemimpin

Ketrampilan utama yang pertama adalah Technical skill,

merupakan ketrampilan teknis yang dimiliki oleh seseorang, biasanya

merupakan ketrampilan yang didapatkan dari jalur pendidikan resmi.

Berupa kemampuan/keahlian di bidang spesialisasi tertentu. Keahlian

menggambar seorang Arsitek, keahlian mengoperasi pasien seorang dokter

adalah contoh technical skills. Lebih banyak ke keahlian dalam bentuk

fisik. Bisa dirasakan dan dilihat langsung oleh orang lain.

21
Ketrampilan utama yang kedua adalah Conceptual skill,

didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami persoalan secara lebih

menyeluruh .Fungsi dalam conceptual skill lebih banyak bagaimana

mempengaruhi orang lain supaya mengikuti apa yang diinginkan oleh sang

pemimpin. Termasuk ke dalamnya adalah kemampuan perencanaan,

pengorganisasian dan pengontrolan terhadap item pekerjaan yang

dilakukan. Conceptual skills bisa dipelajari di jalur pendidikan normal,

atau bisa juga dipelajari dari jalur pendidikan non formal [pengalaman).

Keduanya juga bisa saling melengkapi supaya didapatkan kemampuan

yang lebih alami.

Ketrampilan utama ketiga yang harus dimiliki adalah Soft skill. Ini

mungkin satu-satunya kemampuan yang tidak bisa dipelajari di jalur

pendidikan formal. Walaupun banyak pelatihan-pelatihan dewasa ini yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan soft skill dari seseorang, tetapi

akan lebih efektif jika didapatkan dari jalur pengalaman [non formal].

Yang termasuk soft skill diantaranya, kemampuan untuk mengendalikan

diri sendiri, kemampuan untuk mempengaruhi orang lain termasuk

kemampuan untuk,Mengola konflik dalam sebuah organisasi dan masih

banyak lainnya.

2) Cara Menegmbangkan Keterampilan Kepemimpinan

a. Diperlukan Patokan

Dikatakan bahwa seorang pemimpin belajar menjadi pemimpin.

Artinya, seseorang harus diberi waktu agar ia bisa menjadi pemimpin.

22
Sebelumnya, sebuah divisi harus memiliki rencana untuk menemukan

prospek yang terbaik. Pemilihan acak jarang memberi hasil yang terbaik

karena jika seseorang memang tidak berpotensi, tentu akan sia-sia.

Prospek itu harus menunjukkan perilaku positif terhadap organisasi dan

memberikan bukti yang kuat bahwa ia akan mampu untuk belajar hal

baru yang memerlukan keterampilan yang lebih. Pengenalan

kemampuan kepemimpinan itu penting.

Hal lain yang harus dilihat adalah karakter. Etika yang

diperlihatkan seseorang adalah ukuran yang baik untuk menilai karakter

seseorang. Karakter meliputi kemampuan untuk membuat keputusan

yang tepat, untuk mengetahui apakah sebuah tindakan itu benar secara

moral atau tidak. Kepribadian juga penting. Seseorang yang dicari

untuk memimpin harus sanggup untuk bergaul dengan orang lain dan

bersedia bekerja sama.

Kedekatan akan menyingkap orang-orang yang tampaknya

membawa sikap itu sejak ia bayi. Ketika menemukan orang seperti itu,

akan bijaksana untuk menugasi mereka dengan tugas-tugas yang tak

terlalu penting. Ketika mereka berkembang, ukuran tanggung jawab

mereka juga akan lebih besar. Jika sepertinya ia sanggup mengikutinya,

itu berarti ia berpotensi dan sanggup mengambil inisiatif saat sebuah

keputusan diperlukan. Inisiatif sering kali menunjukkan potensi

kepemimpinan karena sikap seperti itu menyingkap motivasi; artinya, ia

memahami situasi dan kemudian memilih tindakan yang paling tepat.

23
b. Diperlukan Ujian

Mengabaikan pengetahuan itu adalah kebodohan karena

pengetahuan tidak hanya mengungkapkan faktor personal, namun juga

sikap. Lebih daripada keterampilan, sikap sering kali akan menentukan

sebuah efektivitas. Sikap adalah sesuatu yang tidak dapat diajarkan, dan

banyak orang tidak sadar bahwa masalah dalam hubungan mereka

dengan organisasi adalah karena faktor sikap. Pengujian dapat

mengindikasi masalah seperti itu.

Beberapa tes psikologi juga mengungkapkan kelemahan dan minat.

Hal itu membantu seseorang dan pelatih untuk mengetahui dengan tepat

bidang apa yang seharusnya menjadi fokus. Tes yang bisa membantu

dikembangkan oleh Craig dan Charters; tes ini dapat dipakai dalam

segala situasi untuk memberi suatu indikasi akan kelemahan dan

kelebihan seseorang. Di World Vision, kami sering menggunakan apa

yang disebut tes Worthington-Hurst guna membantu menentukan

kelemahan dan kelebihan dalam kepemimpinan

c. Membantu agar Pelatihan Efektif

Pengalaman adalah hal yang penting. Banyak situasi yang dapat

dijadikan alat untuk memberi seseorang pengalaman dalam memimpin;

saat kepala departemen sedang cuti misalnya, seorang asisten harus

24
melakukan tanggung jawabnya sementara. Pelatihan seperti ini tiada

duanya.

Peningkatan kepemimpinan mungkin terencana atau terjadi karena

rutinitas, seperti asisten yang naik posisi karena atasannya pensiun. Jika

orang itu disukai, kesempatannya besar untuk bisa sukses. Namun,

metode rutinitas seperti itu tidak menjamin sebuah kepemimpinan yang

baik sebab posisi itu didapat lebih banyak karena kesempatan.

d. Percobaan

Kerja magang adalah metode yang dapat meningkatkan jiwa

kepemimpinan dengan mudah. Metode ini sering digunakan di toko

besar, bank, dan organisasi industri; gereja menganggap metode ini

sebagai metode yang baik sekali untuk mendapatkan seorang

pemimpin. Metode ini memerlukan pengetahuan akan sejarah dan misi

organisasi. Setelah itu, ada percobaan selama beberapa waktu. Jika ia

menjalaninya dengan baik, ia akan naik tingkat saat ada peluang

e. Mengukur Perkembangan

Perkembangan itu penting dan perkembangan itu harus diukur. Jika

pemimpin potensial tidak belajar menggunakan materi yang diajarkan

pada mereka dengan efektif, program pelatihan harus direvisi. Beberapa

kriteria dapat mengukur faktor ini, meski memang tidak mudah.Dalam

analisa akhir, perkembangan keterampilan memimpin dinilai dari

performa. Bukan hanya pada hal yang telah dilakukan pemimpin, tapi

juga dalam hal kepuasan kerja, semangat dan usaha gigih yang

25
ditunjukkan para bawahan, dan tingkat kesetiaan dan sikap yang

diperlihatkan bawahan.

3) Keterampilan yang perlu dimiliki untuk bisa memperkuat dasar-dasar

kepemimpinan dirinya

a. Keterampilan Presentasi

Seorang pemimpin harus kreatif melakukan presentasi kepada

pengikutnya. Presentasi ini harus meliputi visi, misi, goal, action plan,

dan fokus. Di mana, dalam setiap presentasi pemimpin harus secara

cerdas mampu mentransformasikan nilai-nilai yang kuat dan positif

kepada rencana tindakan yang jelas. Pemimpin harus memanfaatkan

keterampilan presentasi ini untuk mengkomunikasikan dan meyakinkan

kepada para pengikut, bawahan, tim, atau kelompoknya tentang ide dan

visi yang harus diperjuangkan bersama.

b. Keterampilan Membangun Tim Yang Kuat

Pemimpin yang sesungguhnya adalah seorang pekerja tim. Jadi,

keterampilan membangun tim adalah keterampilan yang sangat strategis

untuk mensukseskan kepemimpinan yang sedang diperjuangkan

tersebut. Pemimpin harus bersikap bijak dan profesional dalam merakit

sebuah tim yang tangguh dan dinamis. Pemimpin harus menciptakan

sebuah tim yang kreatif dan strategis untuk membangun kinerja

organisasi yang hebat. Pemimpin harus membangun tim yang mampu

meningkatkan rasa percaya diri organisasi untuk berprestasi secara

maksimal. Ingat! Pemimpin besar meraih hasil-hasil yang luar biasa

26
melalui timnya yang kuat, dan yang bertanggung jawab secara total

pada fungsi dan peran kerja masing-masing.

c. Keterampilan Negosiasi

Negosiasi adalah bagian dari komunikasi yang terfokus untuk mencari

kesepakatan. Jadi, peran seorang pemimpin sebagai seorang negosiator

ulung tidaklah boleh diabaikan. Pemimpin harus bijak dan cerdas

melihat semua tantangan yang ada, dan cerdas menggunakan

keterampilan negosiasi tersebut untuk mentransformasikan semua

tantangan menjadi peluang yang menguntungkan organisasi yang di

pimpin. Pemimpin adalah seorang negosiator untuk mendapatkan

kesepakatan terbaik, bukan seorang negosiator yang ngotot dan tak mau

kompromi terhadap tantanga

d. Keterampilan Bersikap Baik.

Seorang pemimpin tidak zamannya lagi memanfaatkan kekuasaan dan

posisi kepemimpinannya untuk bersikap arogan dan bersikap diktator

terhadap pengikut. Sekarang ini zamannya pemimpin harus merangkul

semua kekuatan dan potensi sukses pengikutnya untuk dijadikan

sebagai kekuatan kepemimpinan yang ia miliki. Oleh karena itu,

pemimpin wajib bersikap baik dengan sikap tulus dan jujur kepada

setiap orang, di mana pun dan kapan pun.

e. Keterampilan Memotivasi.

Seorang pemimpin adalah seorang motivator yang harus mampu

membangkitkan energi positif dari pengikut dan bawahannya, untuk

27
secara proaktif bergairah dan bersemangat tinggi dalam meraih prestasi

yang hebat. Oleh karena itu, pemimpin wajib memiliki keterampilan

untuk memotivasi pengikutnya, dan menggerakan para pengikut untuk

melakukan hal-hal terpenting buat kesuksesan organisasi. Motivasi

bukan berarti sekedar berteriak-teriak dengan semangat tinggi, tapi

lebih kepada cara untuk merangkul hati dan pikiran positif para

pengikut. Lalu, membangun harapan dan rasa percaya diri mereka

untuk menjadi lebih hebat.

f. Keterampilan Mengorganisasi.

Seorang pemimpin adalah seorang organisator yang ulung. Kemampuan

pemimpin dalam mengorganisasi semua kekuatan yang ada akan

menjadikan kepemimpinan itu kuat dan solid. Melalui kebersamaan

dalam organisasi yang solid dan kuat, pemimpin pasti membawa setiap

orang menuju puncak harapan.

28
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri, tetapi

itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan dan

mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya.Dari begitu

banyak definisi mengenai pemimpin, penulis dapatmenyimpulkan bahwa

Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memiliki sifat, sikap,

dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur orang lain.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan

memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.

Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan

organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,

mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan

kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau

melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Kepemimpinan adalah seni

untuk mempengaruhidan menggerakkan orangorang sedemikian rupa untuk

memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal

untuk menyelesaikan tugas.

Cara mengembangkan keterampilan kepemimpinan

a. Diperlukan Patokan

29
b. Di perlukan Ujian

c. Membantu agar pelatihan Efektif

d. Percobaan

e. Mengukur perkembangan

Keterampilan yang perlu dimiliki untuk bisa memperkuat dasar-dasar

kepemimpinan dirinya yatu :

a. Keterampilan Presentasi

b. Keterampilan Membangun Tim Yang Kuat.

c. Keterampilan Negosiasi.

d. Keterampilan Bersikap Baik.

e. Keterampilan Memotivasi.

f. Keterampilan Mengorganisasi.

Jadi keterampilan kepemimpinan adalah Technical skill, Conceptual skill,

Soft skill ketiga nya harus saling melengkapi dan di jadikan sebagai salah satu

factor utama keberhasilan seorang kepemimpinan bagi organisasi.

3.2. Saran

Dalam sebuah organisasi keberadaan pemimpin memang sangat penting

karena pemimpin sangat menentukan keberhasilan tercapainya tujuan suatu

organisasi. Oleh karena itu, setelah pembaca memahami isi makalah yang

dibuat, penulis berharap teori dalam kepemimpinan bisa di implementasikan

dalam kehidupan sehari-hari.

30

Anda mungkin juga menyukai