Anda di halaman 1dari 34

Bahan Ajar Mata Kuliah

Kegiatan Belajar I
J U DU L: K on se p D asar Ko m un ik asi

PENDAHL UAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Umum, dan Petujuk Belajar

A. Deskripsi Singkat

Pada materi ini, modul yang di sajikan akan


membahas pengertian komunikasi dari berbagai
tokoh komunikasi terkemuka di dunia, elemen
elemen komunikasi dan karakteristik komunikasi.
Banyak pengertian yang telah dirumuskan oleh
beberapa tokoh dunia. Salah satunya adalah
menurut Harold Laswell, menururt dia komunikasi adalah gambaran mengenai siapa,
mengatakan apa, melalui media apa, kepada siapa, dan apa efeknya. Jadi menurut dia
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan
apa? dengan saluran apa? kepada siapa? Dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in
which channel? to whom? with what effect?).
Analisis 5 unsur menurut Lasswell:
1. Who? (siapa/sumber).
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk
berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang
individu,kelompok,organisasi,maupun suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan).
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan), dari sumber
(komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang
mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu
makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel? (saluran/media).

1
Bahan Ajar Mata Kuliah

Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan


(penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media
cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk siapa/penerima).
Kompetensi Komunikasi 16 Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan
dari sumber. Disebut tujuan (destination), pendengar (listener), khalayak (audience),
komunikan, penafsir, penyandi balik (decoder).
5. With What Effect? (dampak/efek).
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan(penerima) setelah menerima pesan dari
sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan, dll. Jadi kesimpulannya
Komunikasi adalah proses proses pengiriman dan penerimaan pesan atau transformasi
informasi dari satu orang ke orang lain. Komunikasi, proses pengiriman dan penerimaan
pesan yang meliputi enam element; Komunikator, Komunikan, pesan, tujuan, kontreks, dan
feedback (Rosenfeld & Berko, 1990). Komunikasi bisa dianalogikan sebagai seorang
pemanah yang dilengkapi panah dan busur yang akan menembakannya ke sebuah target.
Pemanah itu diibaratkan sebagai komunikator atau pengirim pesan. Anak panah itu adalah
pesan, dan target adalah komunikan atau penerima pesan. Tetapi seorang pemanah harus
memerhatikan arah angin, jenis panah, jenis target, dan jarak. Karakteristik seperti itulah yang
harus diperhatikan seorang komunikator agar tujuan yang diiginkan tercapai. Panah yang
meluncur cepat ke arah target. Di sana kita akan merasakan feedback. Apakah panah tersebut
tertancap atau tidak. Akan tetapi komuikasi tidak semudah seperti pemanah yang
dianalogikan pada paragraf sebelumnya. Kita menghadapi komunikasi antar manusia, yang
memiliki karakteristik unik. Target pemanah tidak dapat lari, sembunyi, berbohong,
memanipulasi dan lain sebagainya. Sehingga komunikasi memiiki karekteristik, diantaranya:
1. Pesan dikirim dan diterima secara simultan
2. yang sudah terkirim tidak dapat dihapus
3. Komunikasi merupakan proses yang aktif
4. Arti pesan tergantung pada konteks
B. Relevansi
Penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan merupakan hal yang penting bagi
perawat karena setiap aktivitas perawat mulai dari pengkajian sampai evaluasi asuhan
keperawatan, selalu menggunakan komunikasi sebagai alat kerjanya. Setiap berinteraksi
dengan pasien dalam rangka memenuhi kebutuhan dasarnya yang terganggu atau melakukan

2
Bahan Ajar Mata Kuliah

konseling dibidang keperawatan oleh sebab itu perawat harus benar-benar memahami
pentingnya cara berkomunikasi yang baik, perawat selalu menerapkan komunikasi teraupetik
untuk mencapai tujuan pasien. Bagaimana penerapan komunikasi dibidang tugas anda adalah
hal yang penting anda pahami karena dapat memberikan gambaran penggunaan komunikasi
dalam pelayanan keperawatan.

C. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul Konsep Dasar Kompetensi Komunikasi, mahasiswa
diharapkan dapat menganalisa konsep dasar kompetensi komunikasi.

D. Petunjuk Belajar
1. Pahami lebih dahulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari
anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya
2. Pelajari secara berurutan setiap kegiatan belajar
3. Baca dengan seksama materi yang disampaikan
4. Kerjakan latihan-latihan/ tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan diskusikan
dengan teman anda atau fasilitator/tutor pada saat kegiatan tatap muka
5. Pada bagian akhir anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap perilaku
seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya anda diminta untuk mengidentifikasi jenis
komunikasi yang dilakukan
6. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat
7. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman anda dan konsultasikan kepada
fasilitator.

CAPAIAN MATA KULIAH

Adapun kompetensi yang diharapkan Setelah mempelajari modul Konsep Dasar


Kompetensi Komunikasi, mahasiswa diharapkan dapat menganlisa konsep dasar
kompetensi komunikasi, meliputi:
1. Menganalisa pengertian komunikasi
2. Menginterprestasikan komponen-komponen dalam komunikasi
3. Menganalisa fungsi kompetensi komunikasi
4. Menganalisa kualitas kompetensi komunikasi

3
Bahan Ajar Mata Kuliah

KEMAMPUAN AKHIR YANG DI CAPAI (KOG NITIF,


AFFEKTIF, DAN PSIKOM OTOR )

URAIAN MATERI (KOGNITIF)

A. KONSEP DASAR KOMUNIKASI


Istilah komunikasi berasal dari perkataan communicare yang artinya berpartisipasi atau
memberitahukan selain itu juga dapat berasal dari kata communis yang artinya milik bersama
atau berlaku dimana-mana.
Komunikasi pada umum nya di artikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang
saling berkaitan dengan masalah hubungan, atau diartikan pula sebagai saling tukar menukar
pendapat. Menurut salah seorang ahli pada tahun 1981 Rogers bersama D. Lawrence Kincaid
definisi komunikasi yaitu suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya yang pada gigirannya akan tiba
pada saling pengertian yang mendalam. Dalam garis besarnya maka dapat disimpulkan bahwa
komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi antar-individu atau kelompok,
baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat menimbulkan respons timbal balik antara
pengirim dan penerima informasi.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Kredibilitas atau kepercayaan
Sumber harus diupayakan memiliki kredibilitas tinggi, dengan demikian dapat memudahkan
kepercayaan dari sasaran terhadap isi pesan yang disampaikan. Kredibilitas adalah seperangkat
presepsi tentang kelebihan-kelebihan yang dimilki sumber sehingga diterima atau diikuti oleh
khalayak.
2. Emosi
Merupakan perasaan subjektif mengenai suatu peristiwa, cara sesorang berhubungan dan
berkomunikasi dengan orang lain dipengaruhi oleh keadaan emosinya. Emosi mempengaruhi
kemampuan salah tafsir atau tidak mendengarkan pesan yang disampaikan.
3. Isi
Faktor ini berperan pada pesan. Ini artinya bahwa pesan yang disampaikan hendaknya
mengandung isi pesan yang memiliki manfaat. Apabila isi pesan tersebut besar manfaatnya,
maka hasil dari suatu komunikasi akan lebih baik.

4
Bahan Ajar Mata Kuliah

4. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau peristiwa.
Presepsi dibentuk oleh harapan atau pengalaman. Perbedaan persepsi dapat mengakibatkan
terhambatnya proses komunikasi.
5. Nilai
Nilai adalah standar yang menmpengaruhi perilaku seseorang. Berusaha mengetahui dan
mengklarifikasi nilai seseorang merupakan hal penting dalam membuat keputusan dan
berinteraksi dengan klien. Dengan berskap profesional diharapkan seorang tenaga kesehatan
tidak terpengaruh oleh nilai-nilai pribadinya.
6. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang dilakukan. Seseorang yang
tingkat pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung bahasa
verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Seorang tenaga kesehatan perlu
mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat membekan asuhan yang tepat terhadap
klien.
7. Latar Belakang
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya juga
akan membatasi seseorang dalam bertindak dan berkomunikasi.

8. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi. Jarak tertentu dapat menimbulkan rasa aman.
seperti misalnya seseorang merasa terancam ketika orang yang tidak dikenalnya tiba-tiba
berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Hal ini juga yang dialami oleh klien pada
saat pertama kali berinterasi dengan seseorang tenaga kesehatan. Oleh karena itu, seorang
tenaga kesehatan perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan interaksi
dengan klien.
C. Bentuk-Bentuk Komunikasi
1. Komunikasi Massa
Disebut juga dengan komunikasi kelompok atau grup. Komunikasi massa merupakan
penyampaian pesan dari seseorang kepada sekelompok besar orang, biasanya sebagian besar
masyarakat. Sebagai contoh, pemberian penyuluhan kepada sekelompok orang mengenai
pentingnya menjaga pola hidup yang baik.

5
Bahan Ajar Mata Kuliah

2. Komunikasi Intrapersonal
Disebut juga komunikasi individual. Komunikasi intrapersonal merupakan penyampaian
pesan seseorang kepada dirinya sendiri
3. Komunikasi interpersonal
Merupakan dasar penting dalam melakukan konseling kepada klie. Komunikasi
interpersonal adalah penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang bersifat dua
arah baik secara verbal maupun nonverbal. Sebagai contoh komunikasi yang terjalin antara
perawat dengan kliennya.
4. Komunikasi kelompok
Merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal, menyangkut komunikasi
seseorang dengan beberapa orang lainnya.
5. Komunikasi verbal
Komunikasi ini merupakan yang paling lazim digunakan dalam pelayanan keperawatan
di sarana pelayanan kesehatan. Komunikasi verbal adalah pertukaran informasi secara verbal
terutama berbicara secara tatap muka (face to face). Komunikasi verbal lebih akurat dan tepat
waktu.
6. Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi non-verbal adalah pemindahan pesan tanpa menggunakan kata-kata.
Komunikasi ini merupakan komunikasi yang menggunakan mimik, gerakan-gerakan,
pantonim dan bahasa isyarat.
D. Komponen-Komponen Komunikasi

Kompetensi komunikasi merupakan kemampuan untuk mencapai tujuan komunikasi anda


mempunyai 3 komponen penting: knowladge, skills, dan motivation
1. Knowladge
Setiap kali anda ingin berkomunikasi, anda harus menganalisa siapa, apa, dan dimana
situasinya. Siapa partisipannya? sasaran apa yang ingin ditujukan saat berinteraksi? Berada
ditempat seperti apa saat anda berinteraksi. Untuk menjawab pertanyaan itu anda harus
mengetahui siapa diri anda, bagaimana orang lain merasakan keberadaan anda, seberapa dekat
anda mendengarkan, hubungan anda dengan orang lain, dan berbagai macam maksud yang
tersedia untuk menampilkan ide anda. mengetahui siapa, apa, dan di mana membentuk dasar
untuk menentukan keahlian apa yang dibutuhkan untuk berkomunikasi secara kompeten.

6
Bahan Ajar Mata Kuliah

2. Skills
Dibaawah ini merupakan list dari communication skill. Mengindikasikan seberapa sering anda
menggunakan keterampilan komunikasi dan bagaimana kepuasan anda.
Gunakan skala di bawah ini untuk mennjawab seberapa sering anda menggunakan
keterampilan komunikasi:
5 = setiap saat (91-100 persen)
4 = sering (71-90 persen)
3 = kadang-kadang (31-70 persen)
2 = jarang (11-30 persen)
1 = tidak pernah (0-10 persen)

Berikut adalah tabel untuk mengetahui tingkat kemampuan anda dalam berkomunikasi :
No Pernyataan Seberapa Seberapa
Sering Puas
1 Saya mendengar secara efektif

2 Saya menggunakan kata-kata yang tepat

3 Saya menggunakan pengucapan yang tepat


4 Saya menggunakan tata bahasa yang tepat
5 Saya menggunakan kontak mata
6 Saya berbicara pada tingkat yang tidak terlalu lambat
ataupun cepat
7 Saya berbicara dengan lancar
8 Pergerakan saya, seperti gerak tubuh, meningkatkan apa
yang saya katakan
9 Saya memberikan feedback yang sesuai baik lisan
maupun tulisan
10 Saya menggunakan berbagai vocal ketika berbicara
11 Saya berbicara tidak terlalu keras ataupun pelan
12
Saya menggunakan ekspresi muka yang tepat
13 Saya mengerti ide utama pembicara
14 Saya mengerti perasaan pembicara
15 Saya dapat membedakan fakta dari pendapat
16 Saya dapat membedakan berbicara untuk memberikan
orang lain informasi dan berbicara untuk mengajak
seseorang untuk berpikir, merasakan atau melakukan
segala hal
17 Saya dapat mengetahui ketika pendengar tidak mengerti
pesan saya
18 Saya menyampaikan ide secara jelas dan ringkas

7
Bahan Ajar Mata Kuliah

19 Saya menyampaikan dan membela perspektif saya


20 Saya mengorganisasikan pesan agar dimengerti
21 Saya menggunakan pertanyaan dan bentuk lain dari
feedback untuk kejelasan pesan
22 Saya merespon pertanyaan dan bntuk lain dari feedback
untuk melengkapi klarifikasi
22 Saya memberikan arahan yang mampu dimengerti
23 Saya menyimpulkan pesan dengan kata-kata saya sendiri
24 Saya menggambarkan pandangan orang lain
25 Saya menggambarkan perbedaan opini
26 Saya mengirimkan perasaan dan opini kepada orang lain
27 Saya memulai dan mempertahankan obrolan
28 Saya mengenali dan mengontrol kegelisahan dalam
situasi komunikasi
29 Saya melibatkan orang lain dalam perkataan saya

Skala
Seberapa Sering
135-150 = Sangat sering menggunakan keterampilan berkomunikasi
105-134 = Sering menggunakan keterampilan berkomunikasi
75-104 = Kadang-kadang menggunakan keterampilan berkomunikasi
45-74 = Jarang menggunakan keterampilan berkomunikasi
30-44 = Tidak pernah menggunakan keterampilan berkomunikasi

Seberapa Puas
135-150 = Sangat puas dengan kemampuan komunikasinya
105-134 = Puas dengan kemampuan komunikasinya
75-104 = Kadang-kadang Puas, kadang-kadang tidak puas dengan kemampuan
komunikasinya
45-74 = Tidak puas dengan kemampuan komunikasinya
30-44 = Sangat tidak puas dengan kemampuan komunikasinya
3. Motivation
Untuk menjadi komunikator yang kompeten, anda harus menginginkan berkomunikasi secara
kompeten. Anda mungkin didorong oleh kemungkinan seperti itu menjalin hubungan baru,
mendapatkan informasi yang diinginkan, mempengaruhi perilaku seseorang, terlibat dalam
pengambilan keputusan bersama, atau memecahkan masalah. Sehingga anda sangat
termotivasi untuk melakukan itu semua.

8
Bahan Ajar Mata Kuliah

E. Kualitas Kompetensi Komunikasi


Seorang komunikator yang berkompeten memiliki enam kualitas dalam dirinya,
yaitu:
1. Seorang komunikator yang berkompeten harus tepat dan sesuai dalam mengikuti aturan
aturan. Agar komunikasi itu tepat, pembicara harus mengenali dan mengikuti segala
aturan dalam interaksi yang khusus. Seseorang yang tidak mengikuti aturan sering
dianggap kasar dan aneh, bahkan sering dianggap buangan. Jelas saja, karena berbeda
situasi, berbeda juga aturan didalamnya. Dalam situasi tertentu tepat, tetapi tidak tepat
pada saat situasi itu berbeda.
2. Seorang komunikator yang berkompeten harus efektif.
Komunikator yang efektif merancang tujuan mereka terkait kebutuhan, keinginan, dan
hasrat. Komunikator yang efektif berkomunikasi dengan cara-cara yang membantu
mereka mencapai tujuannya.
3. Seorang komunikator yang berkompeten harus mampu beradaptasi.
Komunikator yang mampu beradaptasi mengenali persyaratan dari situasi dan
menyesuaikan komunikasi mereka untuk mencapai tujuan mereka. Adaptasi memiliki
tiga komponen. Kesatu dan keduanya adalah yang sudah dibahas di awal. Komponen
yang ketiga adalah menyadari efek nilai yang kamu adaptasi.
4. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali barikade untuk efektifitas
komunikasi.
5. Barikade adalah sebuah rintangan yang menjaga anda dari pencapaian tujuan komunikasi
anda, bisa mengambil dari salah satu dari lima bentuk; budaya, lingkungan, personal,
hubungan, dan bahasa.
6. Seorang komunikator yang berkompeten harus mengenali bahwa kompetensi adalah
persoalan tingkatan Kompetensi bukanlah sesuatu yang kamu miliki maupun yang tidak
kamu miliki, itu datang dari suatu tingkatan.
7. Seorang komunikator yang berkompeten memiliki etika
Etika adalah aturan untuk tingah laku yang membedakan benar dari salah.

9
Bahan Ajar Mata Kuliah

SIKAP YANG DINILAI (AFEKTIF)


1. Sikap saat menerima klien apakah menunjukkan perhatian penuh.
2. Ketrampilan saat berkomunikasi dengan k.lien
3. Kecakapan saat berinteraksi dengan klien.

PR OSEDUR TINDAKAN (PSIKOMOTOR)

1. Mengucapkan salam dan menunjukkan wajah penuh perhatian kepada klien.


2. Mendengarkan dengan penuh perhatian
3. Menunjukkan penerimaan
4. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
5. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri tetapi mudah untuk
dipahami klien.
6. Mengklarifikasi kembali apabila terjadi kesalahpahaman
7. Memfokuskan klien atau tidak memutuskan pembicaraan klien
8. Menyampaikan kepada klien hasil observasi atau memberikan umpan balik kepada klien
dengan menyampaikan hasil pemeriksaan.
9. Menawarkan informasi untuk memperbaiki kondisi klien
10. Mengatur jadwal kunjungan kepada klien.

LATIHAN/ TRIGGER CASE

Seorang pasien wanita, usia 36 tahun dirawat di rumah sakit karena menderita sesak nafas.
Pasien tampak pucat, terdapat pernafasan cuping hidung dan kelelahan. Saat ini perawat akan
melakukan pengkajian keperawatan melalui pemeriksaan fisik untuk identifikasi gangguan
fungsi pernafasan pada pasien.
1. Buatlah prosedur komunikasi tahap pengkajian keperawatan sebagai persiapan (fase pra
orientasi) sebelum berinteraksi/komunikasi sesuai prosedur yang ada pada modul di atas.
2. Praktekkanlah berpasangan dengan teman anda dengan bermain peran sebagai perawat dan
pasien secara bergantian.

10
Bahan Ajar Mata Kuliah

DAFTAR PUSTAKA

Nasir, A. (2011). Komunikasi Dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi . Jakarta: Salemba
Medika .
Nugroho, W. (2009). Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik . Jakarta: EGC.

11
Bahan Ajar Mata Kuliah

Kegiatan Belajar II
JUDUL: Komunikasi & Hubungan
Teraupetik dalam Keperawatan

PENDAH UL UAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Umum, dan Petunjuk Belajar

A. Deskripsi Singkat

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan
metoda utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan
mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal,
memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra
profesi keperawatan serta citra rumah sakit (Achir Yani), tetapi yang paling penting adalah
mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia.
B. Relevansi

Penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan merupakan hal yang penting bagi perawat
karena setiap aktivitas perawat mulai dari pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan,
selalu menggunakan komunikasi sebagai alat kerjanya. Setiap berinteraksi dengan pasien
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasarnya yang terganggu atau melakukan konseling
dibidang keperawatan, perawat selalu menerapkan komunikasi teraupetik untuk mencapai
tujuan pasien. Bagaimana penerapan komunikasi dibidang tugas anda adalah hal yang penting
anda pahami karena dapat memberikan gambaran penggunaan komunikasi dalam pelayanan
keperawatan.
C. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu mengapikasikan komunikasi dalam
hubungan teraupetik perawat dan klien dalam praktek keperawatan.

12
Bahan Ajar Mata Kuliah

D. Petunjuk Belajar
Untuk memudahkan anda mengikuti proses pembelajaran, maka anda akan lebih mudah bagi
anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1. Pahami lebih dahulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari
anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya
2. Pelajari secara berurutan setiap kegiatan belajar
3. Baca dengan seksama materi yang disampaikan
4. Kerjakan latihan-latihan/ tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan diskusikan
dengan teman anda atau fasilitator/tutor pada saat kegiatan tatap muka
5. Pada bagian akhir anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap perilaku
seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya anda diminta untuk mengidentifikasi jenis
komunikasi yang dilakukan
6. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat
7. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan cocokkan
jawaban anda dengan kunci yang disediakan pada akhir unit
8. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman anda dan konsultasikan kepada
fasilitator.

CAPAIAN MATA KULIAH

Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu
menngaplikasikan komunikasi dalam hubungan teraupetik perawat dan klien dalam praktek
keperawatan meliputi :
1. Mampu menerapkan sikap profesional perawat dalam berkomunikasi meliputi `
sikap (kehadiran) secara fisik dan psikologis
2. Mampu menggunakan teknik-teknik komunikasi teraupetik
3. Mampu menerapkan fase-fase hubungan dan komunikasi teraupetik perawat-klien
4. Mampu mengidentifikasikan hambatan dalam menggunakan komunikasi teraupetik.

13
Bahan Ajar Mata Kuliah

KEMAMPUAN AKHIR YANG DI CAPAI


(KOG NETIF, AFFEKTIF, D AN PSIKOMOTOR)

URAIAN MATERI (KOGNITIF)

Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi teraupetik, dalam hal ini
komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi
keperawatan harus mampu memberikan khasiat terapi bagi proses penyembuhan pasien
A. Sikap perawat dalam berkomunikasi
Sikap perawat dalam berkomunikasi atau kehadiran perawat dalam berkomunikasi
teraupetik ada dua yaitu secara sikap (kehadiran) secara fisik dan psikologis.
Sikap (kehadiran) secara fisik dapat memfasilitasi komunikasi secara teraupetik yaitu :
1. Berhadapan
2. Mempertahankan kontak mata
3. Membungkuk keaah klien
4. Mempertahankan sikap terbuka
5. Tetap rileks
6. Berjabat tangan
Sedangkan sikap (kehadiran) perawat secara psikologis dibagi menjadi dua yaitu :
a. Dimensi Respon
1. Ikhlas
2. Menghargai
3. Empati
4. Konkrit
b. Dimensi Tindakan
1. Konfrontasi
2. Segera
3. Terbuka
4. Emosional Katarsis
5. Bermain peran

14
Bahan Ajar Mata Kuliah

B. Teknik-teknik Komunikasi Teraupetik


1. Mendengarkan dengan penuh perhatian (Listening)
Mendengarkan (listening) merupakan dasar utama dalam komunikasi terapeutik (Keliat,
Budi Anna, 1992). Mendengarkan adalah proses aktif (Gerald, D dalam Suryani, 2005) dan
penerimaan informasi serta penelaahan reaksi seseorang terhadap pesan yang diterima
(Hubson, S dalam Suryani, 2005).
Selama mendengarkan, perawat harus mengikuti apa yang dibacakan klien dengan penuh
perhatian. Perawat memberikan tanggapan dengan tepat dan tidak memotong pembicaraan
klien. Tunjukkan perhatian bahwa perawat mempunyai waktu untuk mendengarkan
(Purwanto, Heri, 1994).
2. Menunjukkan penerimaan (Accepting)
Perlu diketahui menerima bukan berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia untuk
mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau ketidaksetujuan. Sebagai seorang
perawat kita tidak harus menerima semua perilaku klien. Perawat sebaiknya menghindari
ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang menunjukkan ketidaksetujuan terhadap sesuatu,
seperti mengerutkan kening atau menggelengkan kepala yang menandakan tidak percaya.
3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
Menanyakan pertanyaan yang berkaitan bertujuan untuk mendapatkan informasi yang spesifik
mengenai klien. Pertanyaan sebaiknya disampaikan secara berurutan selama pengkajian.
4. Mengulang (Restarting/ Repeating)
Mengulang (restarting) yaitu mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien.
Gunanya untuk menguatkan ungkapan klien dan memberi indikasi perawat mengikuti
pembicaraan klien
5. Klarifikasi (Clarification)
Klarifikasi (clarification) adalah menjelaskan kembali ide atau pikiran klien yang tidak
jelas atau meminta klien untuk menjelaskan arti dari ungkapannya. Apabila perawat
menginterpretasikan pembicaraan klien, maka penilaiannya akan berdasarkan pandangan dan
perasaannya. Fokus utama klarifikasi adalah pada perasaan, karena pengertian terhadap
perasaan klien sangat penting dalam memahami klien.
6. Memfokuskan (Focusing)
Memfokuskan (focusing) bertujuan memberi kesempatan kepada klien untuk membahas
masalah inti dan mengarahkan komunikasi klien pada pencapaian tujuan. Dengan demikian

15
Bahan Ajar Mata Kuliah

akan terhindar dari pembicaraan tanpa arah dan penggantian topik pembicaraan. Hal yang
perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ini adalah usahakan untuk tidak memutus
pembicaraan ketika klien menyampaikan masalah penting.
7. Merefleksikan (Reflecting/ Feed Back)
Refleksi (reflection) adalah mengarahkan kembali ide, perasaan, pertanyaan, dan isi
pembicaraan kepada klien. Hal ini digunakan untuk memvalidasi pengertian perawat tentang
apa yang diucapkan klien dan menekankan empati, minat, dan penghargaan terhadap klien.
Tehnik-tehnik refleksi terdiri dari:
a. Refleksi visi, yaitu memvalidasi apa yang didengar. Klarifikasi ide yang diekspresikan
klien dengan pengertian perawat.
b. Refleksi perasaan, yaitu memberi respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan,
agar klien mengetahui dan menerima perasaanya.
Gunanya adalah untuk :
a) Mengetahui dan menerima ide dan perasaan.
b) Mengoreksi.
c) Memberi keterangan lebih jelas.

Ruginya adalah :
a) Mengulang terlalu sering dan sama.
b) Dapat menimbulkan marah, iritasi, dan frustasi.
Contoh :
Klien : saya kurang yakin apakah bisa mengikuti apa yang Anda sampaikan
Perawat : apa yang anda katakan tadi adalah....

8. Memberi informasi (Informing)


Memberikan tambahan informasi (informing) merupakan tindakan penyuluhan kesehatan
klien. Tehnik ini sangat membantu dalam mengajarkan kesehatan atau pendidikan pada klien
tentang aspek-aspek yang relevan dengan perawatan diri dan penyembuhan klien. Informasi
yang diberikan pada klien harus dapat memberikan pengertian dan pemahaman tentang
masalah yang dihadapi klien serta membantu dalam memberikan alternatif pemecahan
masalah
9. Diam (Silence)
Teknik diam (silence) digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien sebelum
menjawab pertanyaan perawat. Diam akan memberikan kesempatan kepada perawat dan klien

16
Bahan Ajar Mata Kuliah

untuk mengorganisasi pikiran masing-masing. Tehnik ini memberikan waktu pada klien untuk
berfikir dan menghayati, memperlambat tempo interaksi, sambil perawat menyampaikan
dukungan, pengertian, dan penerimaannya. Diam juga memungkinkan klien untuk
berkomunikasi dengan dirinya sendiri dan berguna pada saat klien harus mengambil
keputusan.
10. Identifikasi Tema (Theme Identification)
Perawat harus tanggap terhadap cerita yang disampaikan klien dan harus mampu
manangkap tema dari seluruh pembicaraan tersebut. Gunanya adalah untuk meningkatkan
pengertian dan menggali masalah penting. Teknik ini sangat bermanfaat pada tahap awal kerja
untuk memfokuskan pembicaraan pada awal masalah yang benar-benar dirasakan klien.
11. Memberi penghargaan ( Reward)
Memberikan penghargaan kepada klien dapat dilakukan dengan cara seperti menyambutnya
dengan salam dan menyebutkan namanya.
12. Menawarkan diri
Klien mungkin belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain. Sering kali
perawat hanya menawarkan kehadirannya dan ketertarikannya tanpa mempertimbangkan
kondisi klien.
13. Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan
14. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
Teknik ini mengindikasikan bahwa klien sedang mengikuti apa yang sedang dibicarakan dan
selanjutnya respek dengan apa yang akan dibicarakan. Sikap perawat lebih berusaha untuk
menafsirkan daripada mengarahkan pembicaraan.
15. Refleksi
Refleksi adalah suatu teknik yang menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima
ide serta perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Jika klien bertanya apa yang harus
ia pikirkan atau kerjakan dan apa yang harus ia rasakan, maka perawat dapat menjawab,
Bagaimana menurut Anda? atau Bagaimana perasaan Anda?
16. Humor
Humor bisa mempunyai beberapa fungsi dalam hubungan terapeutik. Florence
Nightingale dalam Anonymous (1999) dalam Suryani (2005) pernah mengatakan suatu
pengalaman pahit sangat baik ditangani dengan humor. Humor dapat meningkatkan kesadaran
mental dan kreativitas, serta menurunkan tekanan darah dan nadi.
Dalam beberapa kondisi berikut humor mungkin bisa dilakukan :

17
Bahan Ajar Mata Kuliah

1) Pada saat klien mengalami kecemasan ringan sampai sedang, humor mungkin bisa
menurunkan kecemasan klien.
2) Jika relevan dan konsisten dengan sosial budaya klien.
3) Membantu klien mengatasi masalah lebih efektif.

C. Fase fase hubungan dan Komunikasi Teraupetik Perawat-Klien


1. Fase Pra Interaksi
Merupakan fase persiapan yang dapat dilakukan perawat sebelum berinteraksi dan
berkomunikasi dengan klien. Pada fase ini perawat mengeksplorasi perasaan, fantasi dan
ketakutan sendiri, serta menganalisa kekuatan dan kelemahan professional diri. Perawat
juga mendapatkan data tentang klien dan jika memungkinkan merencanakan pertemuan
pertama dengan klien. Perawat dapat bertanya pada dirinya untuk mengukur kesiapan
berinteraksi dan berkomunikasi dengan klien.
2. Fase Orientasi/ Introduksi
Adalah fase awal interaksi antara perawat dan klien yang bertujuan untuk merencanakan
apa yang akan dilakukan pada fase selanjutnya. Pada fase ini perawat dapat melakukan:
1) memulai hubungan dan membina hubungan saling percaya. Kegiatan ini
mengindikasikan kesiapan perawat untuk membantu klien, 2) memperjelas keluhan,
masalah atau kebutuhan klien dengan mengajukan pertanyaan tentang perasaan klien, 3)
merencanakan kontrak/ kesepakatan yang meliputi lokasi, kapan dan lama pertemuan;
bahan/materi yang akan diperbincangkan; dan mengakhir hubungan sementara
3. Fase Kerja
Adalah fase yang terpenting karena menyangkut kualitas hubungan perawat-klien dalam
asuhan keperawatan. Selama berlangsungnya fase kerja ini, perawat tidak hanya
mencapai tujuan yang telah diinginkan bersama tetapi yang lebih bermakna adalah
bertujuan untuk memandirikan klien.
4. Fase Terminasi
Pada fase ini, perawat memberi kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
keberhasilan dirinya dalam mencapai tujuan terapi dan ungkapan perasaannya.
Selanjutnya perawat merencanakan tindak lanjut pertemuan dan membuat kontrak
pertemuan selanjutnya bersama klien
Ada tiga kegiatan utama yang dilakukan perawat dalam fase terminasi yaitu :
1). Melakukan evaluasi subyektif dan obyektif
2). Merencanakan tindak lanjut interaksi
18
Bahan Ajar Mata Kuliah

3). membuat kontrak dengan klien untuk melakukan pertemuan selanjutnya.

D. Hambatan Komunikasi Teraupetik


a. Adanya perbedaan persepsi
b. Terlalu cepat menyimpulkan
c. Adanya pandangan streotipe
d. Kurangnya pengetahuan
e. Kurangnya minat
f. Sulit mengekspresikan diri
g. Adanya emosi
h. Adanya tipe kepribadian tertentu

SIKAP YANG DINILAI (AFEKTIF)


1. Berhadapan dengan lawan bicara
2. Sikap tubuh terbuka, kaki dan tangan
3. Menunduk/ memposisikan tubuh kearah yang lebih dekat dengan lawan bicara
4. Pertahankan kontak mata, sejajar dan natural
5. Bersikap tenang

PSIKOMOTOR

Prosedur
I. Pre-Interaksi
1. Mengumpulkan data tentang pasien atau dari Rekam Medik (RM)
2. Menyiapkan alat yang dibutuhkan
3. Menilai kesiapan dari perawat
4. Membuat rencana pertemuan
II. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan tersenyum pada klien
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Menanyakan nama pasien

19
Bahan Ajar Mata Kuliah

4. Menjelaskan tanggung jawab perawat-klien


5. Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
6. Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan
7. Menjelaskan kerahasiaan
III. Tahap Kerja
1. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Memulai tindakan yang akan dilakukan dengan cara yang baik
IV. Terminasi
1. Menyimpulkan hasil wawancara
2. Memberikan reinforcement positif
3. Merencanakan tindak lanjut dengan klien
4. Melakukan kontrak (waktu, tempat dan topik)
5. Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik
V. Dokumentasi
Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

20
Bahan Ajar Mata Kuliah

FORMAT PENILAIAN KOMUNIKASI TERAUPETIK


PADA RUANG RAWAT INAP
NAMA :........................
NIM :........................
A. Fase Perkenalan
No Unsur Yang dinilai (1-4) Keterangan
I. SELAMA BICARA ADA UNSUR
1 Salam teraupetik
2 Memperkenalkan nama perawat
3 Menanyakan nama pasien
5 Menjelaskan tanggung jawab pasien
6 Menjelaskan kegiatan-kegiatan dalam hubungan
perawat-pasien
7 Menjelaskan tempat-tempat pertemuan
8 Menjelaskan waktu-waktu pertemuan
9 Menjelaskan lama setiap pertemuan
10 Menjelaskan kondisi terminasi
11 Meyakinkan pasien bahwa perawat akan menjaga
kerahasiaan pasien
12 Menjelaskan topik yang akan dibicarakan pada
pertemuan berikutnya
13 Reinforcement positif
II. SIKAP DALAM WAWANCARA
1 Kontak mata
2 Suara bisa didengar
3 Tangan dan kaki tidak terlibat
4 Jarak 50-75 cm
5 Tidak ada blocking
6 Rangkaian kalimat dapat dimengerti
7 Memberi kesempatan pasien bicara
Total

21
Bahan Ajar Mata Kuliah

B. Fase Kerja-Terminasi
No Unsur Yang dinilai (1-5) Keterangan
I. PERSIAPAN
1 Diagnosa sesuai dengan gambaran kondisi pasien
2 Tujuan khusus sesuai dengan masalah keperawatan
3 Tujuan khusus dapat dicapai dalam waktu yang
ditentukan
4 Rencana intervensi sesuai dengan masalah keperawatan
II. FASE ORIENTASI
1 Salam teraupetik
2 Evaluasi pembicaraan sebelumnya
3 Validasi kontrak hari ini (topik,waktu dan tempat)
4 Menggunakan alat bantu yang mendukung
5 Menyimpulkan hasil pertemuan
6 Memberi kesempatan klien bertanya
7 Menanyakan kesan/ pendapat pasien mengenai topik hari
ini
8 Pasien terlihat dalam percakapan
III. FASE TERMINASI
1 Mengevaluasi pencapaian pasien mengenai topik hari
ini
2 Reinforcement positif
3 Tindak lanjut yang sesuai topik ini
4 Menyepakati kontrak yang akan datang
5 Salam teraupetik
Total

Penguji,

( )

22
Bahan Ajar Mata Kuliah

LATIHAN/ TRIGGER CASE

Seorang pasien wanita, usia 36 tahun dirawat di rumah sakit karena menderita sesak nafas.
Pasien tampak pucat, terdapat pernafasan cuping hidung dan kelelahan. Saat ini perawat akan
melakukan pengkajian keperawatan melalui pemeriksaan fisik untuk identifikasi gangguan
fungsi pernafasan pada pasien.
1. Buatlah SP komunikasi tahap pengkajian keperawatan sebagai persiapan (fase pra
orientasi) sebelum berinteraksi/komunikasi dengan pasien menggunakan format pada
kegiatan belajar 1 modul 1.
2. Praktekkanlah berpasangan dengan teman anda dengan bermain peran sebagai perawat
dan pasien secara bergantian.

23
Bahan Ajar Mata Kuliah

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI


Kondisi klien :
Diagnosis keperawatan :
Tujuan keperawatan :
SP Komunikasi :
Fase Orientasi :
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

Fase Kerja :
............................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Fase Terminasi :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

24
Bahan Ajar Mata Kuliah

DAFTAR PUSTAKA

Nasir, A. (2011). Komunikasi Dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi . Jakarta: Salemba
Medika .
Nugroho, W. (2009). Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik . Jakarta: EGC.

KA

25
Bahan Ajar Mata Kuliah

Kegiatan Belajar III


JUDUL: Pe ne rapan K omuni kasi Tera peu ti k
dal am Konsel ing Ke perawatan

PENDAHL UAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Umum, dan Petunjuk Belajar

A. Deskripsi Singkat

Konseling merupakan proses interaksi untuk menolong seseorang untuk menemukan


permasalahan dan memecahkan permasalahan tersebut. Proses interaksi terjadi antara pihak
yang memiliki permasalahan (konseling) dengan pihak yang memiliki keterampilan khusus
dalam memberi bantuan memcahkan masalah (konselor). Konseling adalah hubungan yang
formal dan profesional. Konseling keperawatan adalah bantuan yang diberikan perawat
dengan menggunakan interaksi yang mendalam yang berbentuk kesiapan untuk menampung
ungkapan dari permasalahan dan perasaan klien (meliputi aspek kognitif, afektif, behavioral,
sosial, emosional dan religius) kemudian perawat bertindak sebagai konselor bertindak
dengan keras untuk dapat memberikan alternatif pemecahan masalah untuk menjaga
kestabilan emosi dan motivasi klien (konseli) dalam menghadapi masalah kesehatan.
Pengertian sederhana untuk konseling adalah sebagai suatu proses pembelajaran yang
seseorang itu belajar tentang dirinya serta mengenai hubungan dalam dirinya lalu menentukan
tingkah laku yang dapat memajukan perkembangan.
B. Relevansi

Penerapan komunikasi dalam asuhan keperawatan merupakan hal yang penting bagi perawat
karena setiap aktivitas perawat mulai dari pengkajian sampai evaluasi asuhan keperawatan,
selalu menggunakan komunikasi sebagai alat kerjanya. Setiap berinteraksi dengan pasien
dalam rangka memenuhi kebutuhan dasarnya yang terganggu atau melakukan konseling

26
Bahan Ajar Mata Kuliah

dibidang keperawatan, perawat selalu menerapkan komunikasi teraupetik untuk mencapai


tujuan pasien. Bagaimana penerapan komunikasi dibidang tugas anda adalah hal yang penting
anda pahami karena dapat memberikan gambaran penggunaan komunikasi dalam pelayanan
keperawatan.

C. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu menerapkan komunikasi teraupetik
dalam melakukan konseling keperawatan pada klien dengan masalah psikososial dengan
teknik dan tahap-tahapan konseling yang tepat.

D. Petunjuk Belajar
Untuk memudahkan anda mengikuti proses pembelajaran, maka anda akan lebih mudah
bagi anda untuk mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1. Pahami lebih dahulu kepentingan dan kegunaan komunikasi dalam aktivitas sehari-hari
anda sebagai manusia dan calon perawat ahli madya
2. Pelajari secara berurutan setiap kegiatan belajar
3. Baca dengan seksama materi yang disampaikan
4. Kerjakan latihan-latihan/ tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas dan
diskusikan dengan teman anda atau fasilitator/tutor pada saat kegiatan tatap muka
5. Pada bagian akhir anda diminta untuk latihan melakukan pengamatan terhadap perilaku
seseorang dalam berkomunikasi, selanjutnya anda diminta untuk mengidentifikasi jenis
komunikasi yang dilakukan
6. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan anda mengingat
7. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan cocokkan
jawaban anda dengan kunci yang disediakan pada akhir unit
8. Jika anda mengalami kesulitan diskusikan dengan teman anda dan konsultasikan
kepada fasilitator.

CAPAIAN MATA KULIAH

Adapun kompetensi yang diharapkan setelah mempelajari modul ini mahasiswa mampu
menerapkan komunikasi teraupetik dalam melakukan konseling keperawatan pada klien
dengan masalah psikososial dengan teknik dan tahap-tahapan konseling yang tepat. meliputi :

27
Bahan Ajar Mata Kuliah

1. Mampu menerapkan teknik-teknik komunikasi teraupetik dalam konseling


keperawatan.
2. Mampu menerapkan teknik konseling dalam prktek keperawatan

KEMAMPUAN AKHIR YANG DI CAPAI


(KOG NETIF, AFFEKTIF, D AN PSIKOMOTOR)

URAIAN MATERI (KOGNITIF)

A. Pengertian Konseling
Konseling adalah suatu proses yang dinamis menyangkut hubungan saling membantu
antara seseorang dengan orang lain, dimana seorang berusaha keras untuk membantu
orang lain agar memahami masalah dan dapat memecahkan masalahnya dalam rangka
penyesuaian diri.
Dalam memberikan konseling keperawatan maka peran yang sedang dilaksanakan
perawat adalah peran sebagai konselor. Konselor adalah seseorang yang berfungsi
memberi konseling. Sebagai konselor perawat harus mampu mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi klien, membantu menentukan prioritas masalah dengan
mengambil keputusan yang tepat. Fokus bantuan yang diberikan adalah membantu klien
mengembangkan/membentuk sikap atau perilaku baru sehubungan dengan
permasalahannya, yang disesuaikan dengan kapasitas/kemampuan yang dimiliki klien.
Dengan konseling diharapkan klien mampu menunjukkan alternatif perilaku, memilih
alternatif, dan mengembangkan kontrol perasaan diri. Hasil akhir dari konseling adalah
adanya solusi dari masalah yang dihadapi klien, adanya motivasi dan tidak terjadi krisis
terhadap situasi yang sedang dihadapi.

B. Tujuan Konseling
Tujuan konseling dalam komunikasi teraupetik dalam keperawatan adalah sebagai
berikut:
a. Menurunkan stress atau krisis psikososial klien
b. Memfasilitasi penyelesaian masalah klien (problem solving)

28
Bahan Ajar Mata Kuliah

c. Memfasilitasi ekspresi perasaan klien (feeling express)


d. Meningkatkan pengetahuan khususnya terkait dengan penyelesaian masalah
e. Memfasilitasi mekanisme koping individu dalam menyelesaikan masalah

C. Prinsip Dasar dan Ketrampilan Konseling


Seperti telah dijelaskan bahwa dalam konseling terdapat proses memberikan bantuan dari
seseorang kepada orang lain yang membutuhkan dengan tujuan agar orang tersebut
terbebas dari masalah yang dihadapinya. Dalam konseling ini terdapat prinsip-prinsip
yang mendasari pelaksanaan tugas sebagai konselor, yaitu :
a. Prinsip pengajaran, maksudnya adalah bahwa dalam konseling, konselor memberikan
masukan-masukan atau membantu menemukan alternatif untuk menyelesaikan
masalah konseli
b. Nasehat atau bimbingan, konseling berarti memberikan nasehat atau bimbingan untuk
menyelesaikan masalah
c. Pengambilan tindakan langsung
d. Pengelolaan emosi
e. Konseling yaitu proses memberi bantuan
Berikut ketrampilan yang diperlukan konselor dalam memberikan konseling keperawatan:
a. Ketrampilan menyimak (perhatian, mengklarifikasi, mengulang, berbagi persepsi)
b. Ketrampilan memberi arah (directing) : mengekspresikan perasaan klien, memberi
penjelasan dan memberi kesempatan klien memberi tanggapan, membantu
meningkatkan tanggung jawab klien
c. Ketrampilan memantulkan (reflecting) : merefleksikan perasaan, pengalaman dan isi
pembicaraan
d. Ketrampilan merangkum : penyebab masalah, respon konseli, dampak, rencana yang
akan dilakukan
e. Teknik memperhadapkan : umpan balik, memberikan perenungan terhadap masalah
yang dihadapi, mengulangi jika informasi belum jelas, menghubungkan situasi yang
terjadi dengan dampak yang ditimbulkan.
Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi teraupetik, dalam hal ini
komunikasi yang dilakukan oleh seorang perawat pada saat melakukan intervensi
keperawatan harus mampu memberikan khasiat terapi bagi proses penyembuhan pasien

29
Bahan Ajar Mata Kuliah

D. Tahapan Konseling
Proses konseling terdiri dari tiga tahapan, yakni
1. Tahap Awal
a) Membangun hubungan saling percaya dengan asas kerahasian, kesukarelaan,
keterbukaan, dan kegiatan.
b) Menjelaskan dan mendefinisikan masalah. Ketika hubungan konseling telah terjalin
dengan baik.
c) Membuat penaksiran dan perjajagan, menegosiasikan kontrak.
d) Kontrak waktu, kontrak tugas, kontrak kerjasama.
2. Tahap Inti
a) Mengeksplorasi masalah klien lebih mendalam. Ini dimaksudkan agar klien
mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang
dialaminya. Konselor melakukan penilaian kembali, bersama dengan klien.
b) Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.

3. Tahap Akhir
a) Kedua pihak membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.
b) Menyusun rencana tindakan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun
sebelum proses konseling.
c) Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
d) Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.

E. Teknik Konseling
Dalam melaksanakan konseling, penggunaan teknik merupakan salah satu cara agar
proses konseling dapat berlangsung dengan baik dan efektif beragamnya persoalan
sebagai materi konseling karakter individu menuntut perlunya pemilihan penerapan teknik
konseling yang tepat. Terdapat tiga teknik pendekatan yang dapat digunakan dalam
konseling, antara lain :
1. Teknik authoritarian atau directif, yaitu suatu teknik dimana proses konseling berpusat
pada konselor . Konselor mempunyai tangung jawab penuh dalam pemecahan masalah
klien sehingga pada teknik ini konselor nampak dominan dalam proses konseling.
2. Teknik Nondirectif atau konseling centre yaitu suatu pendekatan dimana konseli diberi
kesempatan lebih banyak untuk memimpin wawancara dan mempunyai tanggung
jawab atas pemecahan masalahnya sendiri.
30
Bahan Ajar Mata Kuliah

3. Teknik Edetik, merupakan teknik yang proporsional dimana konselor mengunakan


cara yang tepat sesuai dengan kondisi konseli dan masalahnya. Perawat melaksanakan
konseling dengan menggunakan pendekatan yang holistik dimana konselor
memandang konseli secara utuh yang terdiri dari aspek bio, psiko, sosial, spiritual dan
kultural dengan tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras, bangsa, status
ekonomi sosial, tetapi klien dipandang secara utuh sebagai makhluk ciptaan Tuhan

F. Tipe Konseling dalam Keperawatan


Tipe konseling dalam keperawatan ada tiga, berdasarkan waktu dan karakteristik
bantuan yang diperlukan dalam rangka menyelesaikan masalah klien adalah sebagai
berikut :
1. Short- Term Counseling
a. Konseling tipe inin difokuskan untuk klien yang mempunyai masalah yang biasa
terjadi di dalam kehidupan sehari-hari yang menimbulkan krisis situasi antara lain :
keuangan, emosi dan juga dilema
b. Dilakukan pada klien yang mempunnyai keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan
dalam menyelesaikan masalah secara sistematis
c. Dalam konseling tipe ini perawat tidak mengatakan apa yang harus dilakukan klien
untuk menyelesaikan masalahnya, tetapi membimbing klien menyelesaikan
masalah dan membuat keputusan
d. Perawat menggunakan proses keperawatan sebagai alat yang esensial dalam
memberikan bimbingan atau konseling kepada klien
2. Long-Term Counseling
a. Tipe konseling dilaksanakan untuk masalah yang memerlukan waktu penyelesaian
yang lama, bisa berhari-hari, mingguan atau sampai berbulan-bulan
b. Masalah yang memerlukan konseling tipe ini adalah terkait dengan krisis
perkembangan, misalnya : menopause, masalah ibu muda saat menyusui bayinya,
awal kelahiran anak dan sebagainya
c. Konseling tipe ini bisa berlangsung tidak hanya di rumah sakit, bahkan sampai
klien diperbolehkan pulang oleh dokter. Dalam hal ini, rumah sakit memfasilitasi
dengan memberikan nomor telepon untuk dihubungi jika klien mengalami kesulitan
atau masalah setelah pulang kerumah.
3. Motivational Counseling
a. Tipe ini dilakukan pada pasien yang merasa tidak mempunyai harapan lagi.
31
Bahan Ajar Mata Kuliah

b. Konseling ini dilakukan berfokus pada perasaan klien


c. Perawat sering menjadi frustasi karena klien tidak menunjukkan keadaan yang lebih
baik atau klien tidak mau belajar mengatasi masalahnya. Pada kondisi ini perawat
sebaiknya bertanya kenapa pasien tidak ada minat untuk menjadi lebih baik,
selanjutnya diskusikan dengan klien.

PSIKOMOTOR

1. Menyediakan lingkungan fisik yang nyaman


2. Menyambut dengan ramah
3. Duduk menghadap klien
4. Senyum/mengangguk
5. Ekspresi wajah menunjukkan perhatian dan tidak menilai
6. Tubuh condong ke klien
7. Kontak mata/tatapan mata si klien dengan cara yang diterima, budaya setempat
8. Santai dan sikap bersahabat
9. Volume suara memadai
10. Intonasi dan kecepatan bicara memadai
11. Memberi pujian/dukungan
12. Menyampaikan akan menjaga rahasia
13. Memperhatikan tingkah laku verbal dan non-verbal klien
14. Klasifikasi dengan pertanyaan terbuka dan mendalam
15. Mengajukan pertanyaan satu persatu
16. Mendengar aktif dengan memberi kesempatan klien untuk menyelesaikan
ucapannya.
17. Mendengar aktif dengan melakukan refleksi dan memfokuskan diskusi pada hal-hal
yang menjadi keprihatinan dan perhatian klien
18. Mendengar aktif dengan refleksi isi
19. Memberi respon pada komunikasi non-verbal klien
20. Memberi informasi sesuai kebutuhan dan keingintahuan klien
21. Menggunakan alat bantu untuk memperjelas informasi
22. Mengecek pemahaman klien

32
Bahan Ajar Mata Kuliah

23. Membantu merumuskan masalah


24. Membantu merumuskan cara penyelesaian masalah
25. Membantu merumuskan alternatif pemecahan masalah
26. Membantu merumuskan langkah pemecahan masalah
27. Menunjukkan tempat rujukan yang perlu dihubungi
28. Menjelaskan kapan kunjungan ulang
29. Merangkum pembicaraan secara tepat sesuai permasalahan
30. Mengucapkan terimakasih atas kunjungan, kepercayaan dan kerjasam klien

LATIHAN/ TRIGGER CASE

Seorang pasien wanita, usia 30 tahun datang ke rumah sakit karena menderita batuk dan flu.
Pasien tampak pucat dan tampak kelelahan. Saat ini perawat akan melakukan pengkajian
keperawatan melalui pemeriksaan fisik untuk identifikasi gangguan fungsi pernafasan pada
pasien.
1. Buatlah sesuai prosedur komunikasi tahap pengkajian keperawatan sebagai persiapan (fase
pra orientasi) sebelum berinteraksi/ komunikasi dengan pasien menggunakan format.
2. Praktekkanlah berpasangan dengan teman anda dengan bermain peran sebagai perawat dan
pasien secara bergantian.

33
Bahan Ajar Mata Kuliah

DAFTAR PUSTAKA

Nasir, A. (2011). Komunikasi Dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi . Jakarta: Salemba
Medika .
Nugroho, W. (2009). Komunikasi Dalam Keperawatan Gerontik . Jakarta: EGC.

34

Anda mungkin juga menyukai