Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A.BERKARYA
1.Seni Rupa 3 Dimensi
Pembuatan karya seni rupa tiga dimensi yang paling sederhana sekalipun dilakukan
dalam sebuah proses berkarya. Tahapan dalam berkarya akan berbeda-beda sesuai
dengan karakteristik bahan, teknik, perangkat dan medium yang digunakan untuk
mewujudkan karya seni rupa itu. Tahapan dalam berkarya seni rupa tiga dimensi ini
seperti juga karya seni rupa pada umumnya, dimulai dari adanya motivasi untuk
berkarya. Motivasi ini dapat berasal dari dalam atau diri perupanya. Ide atau gagasan
berkarya seni rupa tiga dimensi dapat diperoleh dari berbagai sumber. Cobalah
perhatikan benda-benda dan peristiwa sehari-hari di sekitar kalian. Amatilah berbagai
karya seni rupa tiga dimensi dari berbagai media cetak atau elektronik, lalu
kembangkan hasil pengamatan kalian menjadi gagasan berkarya. Pilihlah bahan,
media, perangkat dan teknik yang kalian kuasai atau ingin kalian cobalah dan mulailah
berkreasi membuat karya seni rupa tiga dimensi.
Perhatikan bagan berikut ini ceritakan kembali langkah-langkah dalam proses berkarya
seni rupa tiga dimensi yang ditunjukan oleh bagan itu.
Kalian telah mengamati dan belajar mengenai proses berkarya seni rupa tiga dimensi.
Kalian dapat membuatnya juga
Perhatikan contoh karya seni rupa tiga dimensi di bawah ini!
Perhatikan karya seni rupa tiga dimensi di atas, cermati obyek pada masing- masing
karya itu. Kalian tentu dapat membedakan mana obyek mahluk hidup dan mana obyek
benda mati. Sekarang kalian bisa berlatih untuk membuat karya seni rupa dengan
melihat model. Mulailah dengan memilih model yang bentuknya sederhana terlebih
dahulu. Langkah selanjutnya, buatlah sketsa bentuk dan ukuran karya yang akan kalian
buat. Kemudian pilih bahan yang cocok serta siapkan peralatan yang akan digunakan.
a. Persepsi
Kegiatan ini mengenalkan pada anak didik akan bentuk-bentuk karya seni di Indonesia,
misalnya, mengenalkan tari-tarian, musik, rupa, dan teater yang berkembang di
Indonesia, baik tradisi, maupun moderen. Pada kegiatan persepsi kita dapat
mengarahkan dan meningkatkan kemampuan dengan mengidentifikasi bentuk seni.
b. Pengetahuan
Pada tahap ini pengetahuan sebagai dasar dalam mengapresiasi baik tentang sejarah
seni yang diperkenalkan, maupun istilah-istilah yang biasa digunakan di masing-masing
bidang seni.
c. Pengertian
Pada tingkat ini, diharapkan dapat membantu menerjemahkan tema ke dalam berbagai
wujud seni, berdasarkan pengalaman, dalam kemampuannya dalam merasakan musik.
d. Analisis
Pada tahap ini, kita mulai mendeskripsikan salah satu bentuk seni yang sedang
dipelajari, menafsir objek yang diapresiasi.
e. Penilaian
Pada tahap ini, lebih ditekankan pada penilaian tehadap karya-karya seni yang
diapresiasi, baik secara subyektif maupun obyektif.
f. Apresiasi
Apresiasi merupakan bagian dari tujuan pendidikan seni di sekolah yang terdiri dari tiga
hal; value (nilai), empathy dan feeling. Value adalah kegiatan menilai suatu keindahan
seni, pengalaman estetis dan makna / fungsi seni dalam masyarakat. Sedangkan
empathy, kegiatan memahami, dan menghargai. Sementara feeling, lebih pada
menghayati karya seni, sehingga dapat merasakan kesenangan pada karya seni.
II. KRITIK SENI
A. Pengertian
Jangan kita salah paham, pengertian kritik dalam seni tidak diartikan sebagai kecaman
yang menyudutkan hasil karya atau penciptanya. Hampir sama dengan apresiasi, kritik
seni pada dasarnya merupakan kegiatan menanggapi karya
seni. Perbedaannya hanyalah kepada fokus dari kritik seni yang lebih bertujuan
untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai
kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam beragam aspek, terutama sebagai
bahan untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Para ahli seni umumnya
beranggapan bahwa kegiatan kritik dimulai dari kebutuhan untuk memahami (apresiasi)
kemudian beranjak kepada kebutuhan memperoleh kesenangan dari kegiatan
memperbincangkan berbagai hal yang berkaitan dengan karya seni tersebut.
Dalam dunia pendidikan, kegiatan kritik dapat berfungsi sebagai bahan evaluasi dalam
proses pembelajaran seni. Kekurangan pada sebuah karya dapat dijadikan bahan
analisis untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran maupun hasil belajar
kegiatan apresiasi yang tentang seni.
4. Kritik jurnalistik : Jenis kritik jurnalistik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya
disampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa khususnya surat
kabar. Kritik jenis jurnalistik ini biasanya sangat cepat mempengaruhi persepsi
masyarakat terhadap kualitas dari sebuah karya seni, tertama karena hasil
tanggapannya (kritiknya) disampaikan melalui media massa.
Selain jenis kritik yang disampaikan oleh Feldman, berdasarkan titik tolak atau landasan
yang digunakan, dikenal pula beberapa bentuk kritik yaitu: kritik formalistik, kritik
ekspresivistik dan instrumentalistik :
1. Kritik Formalistik
Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik terutama ditujukan terhadap karya seni
sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan unsur-unsur
pembentukannya. Pada sebuah karya lukisan, maka sasaran kritik lebih tertuju kepada
kualitas penyusunan (komposisi) unsur-unsur visual seperti warna, garis, tekstur, dan
sebagainya yang terdapat dalam karya tersebut. Kritik formalistik berkaitan juga dengan
kualitas teknik dan bahan yang digunakan dalam berkarya seni.
2. Kritik Ekspresivistik
Melalui pendekatan ekspresivistik dalam kritik seni, kritikus cenderung menilai dan
menanggapi kualitas gagasan dan perasaan yang ingin dikomunikasikan oleh seniman
melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau
keterkaitan antara judul, tema, isi dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam
sebuah karya.
3. Kritik Instrumentalistik
Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi berdasarkan
kemampuananya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik atau psikologi.
Pendekatan kritik ini tidak terlalu mempersoalkan kualitas formal dari sebuah karya seni
tetapi lebih melihat aspek konteksnya baik saat ini maupun masa lalu. Lukisan berjudul
Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh misalnya, dikritisi tidak saja
berdasarkan kualitas teknis (formal) nya saja tetapi keterkaitan antara objek, isi, tema
dan tujuan serta pesan moral yang ingin disampaikan pelukisnya atau interpretasi
pengamatnya terhadap konteks ketika karya tersebut dihadirkan.
SOAL PAT SENI BUDAYA SMK AL HUDA KELAS XI
(SEMUA JURUSAN)
ESSAY
2.jelaskan perbedaan seni rupa 2 dimensi dan seni rupa tiga dimensi!
4.Jika dilihat dari cara memainkanya Secara umum alat musik terbagi menjadi 4 jenis,yaitu:
10.menurut kamu bagaimana cara menyampaikan kritik yang baik terhadap karya orang lain?