Anda di halaman 1dari 3

Tanya Jawab tentang risk based audit

1. Apa kriteria perusahaan yang diaudit ?

Kegiatan usaha Perseroan adalah menghimpun dan/ atau mengelola


dana masyarakat;
Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat;
Perseroan merupakan Perseroan Terbuka;
Perseroan merupakan persero;
Perseroan mempunyai aset dan/atau jumlah peredaran usaha dengan
jumlah nilai paling sedikit Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah); atau
Diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

2. Apa perbedaan alfaris dan betaris ?

Jika alfaris dipikir ada suatu resiko namun malah tidak ada resikonya ,
sedangkan betaris dipikir tidak ada suatu resiko namun faktarnya ada
resiko.

3. Perbedaan risiko review analitis dengan risiko tes substantive !

Risiko review analitis adalah risiko yang timbul karena prosedur-prosedur


review analitis tidak dapat mendeteksi kesalahan yang material sedangkan
risiko tes substantive adalah risiko kesalahan material tidak dapat
dideteksi melalui penggunaan prosedur tes substantive.

4. Maksud dari area penting yang berisiko dan contohnya !

Maksudnya adalah risiko yang dihadapi auditor yang menyatakan bahwa


laporan keuangan telah benar sehingga pendapat(opini) auditor dapat
diterbitkan, contohnya akun fixed asset

5. Apa alasan Risk based audit memandang bahwa risiko audit


dipengaruhi oleh risiko bisnis klien ?

Alasannya antara lain jika client memiliki permasalahan yang sangat


kompleks , maka auditor dituntut untuk lebih teliti dalam mengerjakan audit
dengan waktu yang telah ditentukan sehingga jika terjadi kesalahan yang
materialistis bisa membuat opini yang dibuat auditor menjadi salah.
6. Apa perbedaan Risk Based Audit dengan audit konvensional dan apa
manfaat Risk Based Audit ?

Perbedaan pendekatan audit berpeduli risiko dengan pendekatan audit


konvensional adalah pada metodologi yang digunakan dimana auditor
mengurangi perhatian pada pengujian transaksi individual dan lebih berfokus
pada pengujian atas sistem dan proses bagaimana manajemen mengatasi
hambatan pencapaian tujuan, serta berusaha untuk membantu manajemen
mengatasi (mengalihkan) hambatan yang dikarenakan faktor risiko dalam
pengambilan keputusan. Lalu manfaat Risk Based Audit antara lain :

menjadi sistem check dan balance terhadap kontrol organisasi


meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi kesalahan dalam
laporan keuangan
meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan mengukur risiko
meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi adanya fraud atau
masalah lainnya
mengungkap temuan mengenai kelemahan yang dimiliki manajemen

7. Apakah ada hubungan antara risiko audit dengan fee audit ?

Laporan keuangan yang akan diperiksa oleh auditor adalah laporan keuangan
badan usaha secara keseluruhan yang begitu banyak dan waktu yang
tersedia untuk melakukan audit juga terbatas, maka auditor dalam
melaksanakan audit terhadap laporan keuangan klien tidak memungkinkan
melakukan audit terhadap laporan keuangan badan usaha secara detil
semuanya. Oleh karena itu auditor menggunakan sampel dalam melakukan
proses auditnya. Dengan penggunaan sampel dalam proses auditnya hal ini
berarti bahwa terkandung suatu risiko tidak ditemukannya salah saji yang
material dalam suatu segmen audit. Selanjutnya apabila auditor memberikan
pendapat/opini wajar sementara masih terkandung salah saji yang material
dalam laporan keuangan maka timbullah masalah apabila dikemudian hari
klien mengalami kesulitan finansial menyatakan dirinya pailit. Dan besar
kemungkinan bahwa auditor akan diminta mempertanggungjawabkan kualitas
dari audit yang telah dilakukannya baik kepada kreditor, investor, bank,
pemerintah, maupun masyarakat serta klien itu sendiri. Tuntutan itu bisa
berupa tuduhan bahwa kantor akuntan publik. itu telah memberikan
informasi yang tidak benar, tuduhan bahwa auditor telah gagal melakukan
audit yang memadai atau bisa juga karena mereka ingin agar sebagian dari
kerugian mereka terkompensir, terlepas dari mutu pekerjaan audit yang
telah dilakukan

8. Kenapa resiko pengendalian yang tinggi = resiko bisnis yang tinggi ?

Jika perusahaan memiliki pekerja yang merupakan bekas dari seorang


auditor , maka perusahaan itu bisa saja melakukan window dressing dengan
tujuan pembukuan yang bagus sehingga menyulitkan auditor untuk
memberikan opini yang sesuai dengan fakta yang ada

Anda mungkin juga menyukai