1. Materialitas
Materialitas adalah pertimbangan utama dalam menentukan ketepatan laporan audit yang
harus dikeluarkan. FASB Concept Statement 2 mendefinisikan materialitas sebagai :
- Besarnya penghapusan atau salah saji informasi akuntansi yang dengan memperhitungkan
situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalkan
informasi tersebut mungkin akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji
tersebut.
Karena bertanggung jawab menentukan apakah laporan keuangan salah saji secara material,
auditor harus, berdasarkan temuan salah saji yang material, menyampaikan hal itu kepada klien
sehingga bisa dilakukan tindakan koreksi. Jika klien menolak untuk mengoreksi laporan
keuangan itu, auditor harus mengeluarkan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat
tidak wajar, tergantung pada seberapa material salah saji tersebut.
- Pedoman ilustratif
Strandar akuntansi dan auditing tidak menyediakan pedoman khusus tentang materialitas
bagi para praktisi. Pertimbangannya adalah bahwa pedoman semacam itu mungkin
diterapkan tanpa memperhitungkan semua kompleksitas yang dapat mempengaruhi
keputusan akhir auditor.
Estimasi untuk kesalahan sampling timbul karena auditor hanya mengambil sampel dari
sebagian populasi dan ada risiko bahsa sampel itu tudak secara akurat mewakili populasi.
5. Risiko Audit
Standar auditing mengharuskan auditor memahami entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan
klien.
- Model risiko audit untuk perencanaan
Standar auditing mengaharuskan auditor menilai risiko salah saji yang material pada
tingkat laporan keuangan secara keseluruhan serta tingkat asersi yang relevan bagi kelas
transaksi, saldo akun, dan pengungkapan.
Model risiko audit membantu memutuskan seberapa banyak dan jenis bukti apa yang
harus dikumpulkan dalam setiap siklusnya. Model ini biasanya dinyatakan sebagai berikut :
=
Di mana :
PDR = Risiko deteksi yang direncanakan (planned detection risk)
AAR = Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk)
IR = Risiko inheren (inherent risk)
CR = Risiko pengendalian (control risk)
- Ilustrasi yang berkaitan dengan risiko dan bukti
Auditor juga akan mempertimbangkan perbedaan tingkat risiko dari berbagai tujuan audit
dalam setiap kelas transaksi. Berikut ini sebuah contoh numeris untuk dibahas. Angka-angka
yang digunakan adalah untuk siklus persediaan dan pergudangan.
IR = 100%
CR = 100 %
AAR = 5%
0,05
= = 0,05 5%
1,0 1,0
9. Hubungan Risiko dengan Bukti Serta Faktor Faktor yang Mempengaruhi Risiko
Auditor merespons risiko terutama dengan mengubah luas pengujian dan jenis prosedur
audit, termasuk memasukkan unsur ketakterdugaan dalam prosedur audit yang digunakan.
Selain memodifikasi bukti audit, ada dua cara lain yang dapat dipakai auditor untuk mengubah
audit guna merspons risiko :
1. Penugasan mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman
2. Penugasan akan direview secara lebih seksama daripada biasanya