Abstrak
Pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik dan peserta
didik (katakan sebagai siswa). Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka seorang
pendidik (katakana sebagai guru) seharusnya menyiapkan berbagai kebutuhan sebalum mengajar
termasuk kebutuhan setelah mengajar. Merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi
pembelajaran merupakan kegiatan wajib yang dilakukan guru sehingga perlu untuk mempelajari
teori-teori belajar walaupun implikasinya tak semanis teorinya. Dengan demikian guru dapat
berkreasi dan berinovasi pada kelasnya dengan teori yang mendasari proses pembelajaran
tersebut.
Terdapat banyak teori belajar yang mendasari proses pembelajaran. Beberapa diantaranya
yaitu teori Ausubel, teori Gagne dan teori Baruda. Teori belajar Ausubel secara umum
memaparkan bahwa pembelajaran harus bermakna yang terbagi dalam dua dimensi yaitu
penyampaian informasi dan penemuan. Teori belajar Gagne yang menyatakan bahwa belajar
dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi,
serta teori belajar Baruda dapat dikatakan sebagai social learning (belajar sosial), anak belajar
dari meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain sehingga lingkungan adalah faktor penting
yang mempengaruhi perilaku, meskipun proses kognitif juga tidak kalah pentingnya manusia
memiliki kemampuan untuk mengendalikan polanya sendiri.
A. Pendahuluan
Belajar merupakan pembahasan menarik yang menjadi pusat perhatian para ahli psikologi
pendidikan untuk mengungkap rahasia dibalik belajar tersebut. Kaitannya dengan hal tersebut,
beberapa ahli psikologi dari berbagai aliran mendefinisikan istilah belajar, seperti Kimble (1961)
mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen di dalam behavioral potentiality
(potensi behavioral) yang terjadi sebagai akibat dari praktik yang diperkuat.
Definisi tersebut di atas tidak serta merta diterima secara universal, beberapa ahli
psikologi tidak menerima definisi tersebut. Terlepas dari perbedaan pendefinisian istilah belajar,
hal menarik yang penting untuk diketahui adalah teori belajar dari beberapa tokoh (ahli) yang
menjadi sumber untuk pengembangan belajar maupun pembelajaran di dunia pendidikan.
Beberapa tokoh pendidikan (psikologi pendidikan) yang menuangkan pemikirannya
dengan melakukan penelitian untuk mengkaji belajar adalah Ausubel (1963) dengan teorinya
Meaningful Learning atau belajar bermakna, Gagne dengan teorinya Condition Learning
atau belajar pengkondisian, dan Baruda dengan teorinya Belajar meniru serta banyak lagi
tokoh lain yang mengkaji masalah belajar tersebut.
B. Pembahasan
1. Teori Belajar Ausubel
David Ausubel (1963) merupakan seorang psikolog pendidikan, melakukan beberapa
penelitian rintisan menarik di waktu yang hampir sama dengan Burner, Ia sangat tertarik dengan
cara mengorganisasikan berbagai ide. Ia menjelaskan bahwa dalam diri seorang pelajar sudah
ada organisasi dan kejalasan tentang pengetahuan dibidang subjek tertentu. Ia menyebut
organisasi ini sebagai struktur kognitif dan percaya bahwa struktur ini menentukan kemampuan
pelajar untuk menangani berbagai ide dan hubungan baru. Makna dapat muncul dari materi baru
hanya bila materi itu terkait dengan struktur kognitif dari pembelajaran sebelumnya.
David Ausubel terkenal dengan teori belajar yang dibawanya yaitu teori belajar bermakna
(meaningful learning). Menurut Ausubel belajar bermakna terjadi jika suatu proses dikaitkannya
informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif
seseorang, selanjutnya bila tidak ada usaha yang dilakukan untuk mengasimilasikan pengertian
baru pada konsep-konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif, maka akan
terjadi belajar hafalan. Ia juga menyebutkan bahwa proses belajar tersebut terdiri dari dua proses
yaitu proses penerimaan dan proses penerimaan dan proses penemuan. (Ratna Wilis Dahar,
2006).
Bell, Frederick H. 1981. Teaching and Learning Mathematics (in Secondary School) IOWA: WnC Brown
Comp. Publisher.
Fadjar Shodiq dan Nur Amini Mustajab. 2011. Penerapan Teori Belajar dalam Pembelajaran
Matematika di SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Richard I. Arends,2008, learning to teach: belajar untuk mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2. Baruda
Albert Bandura dilahirkan pada tanggal 4 Desember 1925 di Mondere Alberta, Canada. Dia
memperoleh gelar Master di bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga
meraih gelar doktor (Ph.D). Setahun setelah lulus, ia bekerja di Standford University. Albert
Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning TheoryAlbert Baruda
mengemukakan bahwa seseorang itu belajar melalui proses meniru. Maksud meniru disini
bukanlah mencontek, tetapi meniru hal-hal yang dilakukan oleh orang lain.
Ia melakukan percobaan bersama dengan rekan-rekannya untuk menemukan adanya
pengaruh antara model-model (yang telah dilatih khusus untuk bertingkah laku tertentu) terhadap
orang-orang yang melihatnya. Kesimpulan dari hasil penelitiannya adalah bahwa seseorang yang
terbiasa melihat orang lain (model) berbuat jahat, maka ia cenderung untuk berbuat jahat, begitu
pun sebaliknya. Dengan demikian, implikasi teori ini dalam pembelajaran adalah guru harus
menjadi model yang professional, yang layak untuk ditiru siswanya. Seperti sebuah pameo,
guru, digugu dan ditiru, bukan lantas guru, digugu walaupun keliru. Sehingga, ketika
seorang anak didik tidak boleh mengikuti kekeliruan seorang guru, dan juga seorang guru tidak
boleh melakukan kekeliruan karena beliaulah contoh bagi anak didiknya.
3. Piaget
Jean Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Sejak masa remaja, dia
sangat tertarik dengan filsafat. Hal inilah yang mengarahkan minat besarnya kepada
epistomologi, suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang pengetahuan. Piaget dikenal sebagai
ahli ilmu jiwa yang juga berhasil memperoleh gelar doctor dalam bidang biologi (Setiono, 1983 :
12). Piaget menyakini bahwa proses berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Piaget yakin
bahwa anak bukan merupakan replica dari orang dewasa. Anak bukan hanya berfikir kurang
efisien dibandingkan orang dewasa, melainkan juga berfikir secara berbeda dengan orang
dewasa. Hal inilah yang menyebabkan Piaget yakin bahwa ada tahap perkembangan kognitif
yang berbeda dari mulai anak sampai menjadi orang dewasa (Suparno : 2000). Ia mengadakan
penelitian kepada anak-anak orang barat dimulai dengan penelitian kepada anaknya sendiri.
Dari penelitian itu timbullah teori belajarnya yang biasa disebut Teori Perkembangan
Mental Manusia. Perkataan mental pada teori itu biasa disebut intelektual atau kognitif.
Teorinya disebut teori belajar sebab berkenaan dengan kesiapan anak untuk mampu belajar.
Teorinya ini menetapkan ragam dari tahap-tahap perkembangan intelektual manusia dari lahir
samapi dewasa serta ciri-cirinya dari setiap tahap itu (Ruseffendi, 1991 : 132). Menurut teori
Piaget, perkembangan mental manusia itu tumbuh secara kronologis melalui empat tahap yang
berurutan. Empat tahap yang dimaksudkan oleh teori perkembangan kognitif dari Piaget tersebut
adalah sebagai berikut :
Simanjuntak Lisnawaty, Dra, Drs. Poltak Manurung, dan Domi C. Matutina.1992. Metode
Mengajar Matematika. Jakarta. Rineka Cipta.
Hudoyo, Herman.1988.Belajar Mengajar Matematika.Jakarta:Depdikbud
http://www.itachi Blog Archive macam-macam teori pembelajaran.htm
Islamuddin, Haryu. 2011. Psikologi Pendidikan. Jember. STAIN PRESS JEMBER.
Ratna Wilis Dahar, Prof. 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Santrock, W. John. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta. Erlangga.
......................................Jilid 2. Jakarta. Erlangga.
Wiriatmadja Rochiati, Prof, Dr. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. PT Remaja
rosdakarya.
Drs. Soemanto, Wasty, M.Pd. 2006. Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta