BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk
seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang
terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul.
Allah SWT menurunkan Al-Qur'an dengan perantaraan malaikat jibril sebagai
pengentar wahyu yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di gua hiro pada tanggal
17 ramadhan ketika Nabi Muhammad berusia / berumur 41 tahun yaitu surat al alaq ayat 1
sampai ayat 5. Sedangkan terakhir alqu'an turun yakni pada tanggal 9 zulhijjah tahun 10
hijriah yakni surah almaidah ayat 3.
Alquran turun tidak secara sekaligus, namun sedikit demi sedikit baik beberapa ayat,
langsung satu surat, potongan ayat, dan sebagainya. Turunnya ayat dan surat disesuaikan
dengan kejadian yang ada atau sesuai dengan keperluan. Selain itu dengan turun sedikit demi
sedikit, Nabi Muhammad SAW akan lebih mudah menghafal serta meneguhkan hati orang
yang menerimanya. Lama al-quran diturunkan ke bumi adalah kurang lebih sekitar 22 tahun 2
bulan dan 22 hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kandungan Al-Quran?
2. Bagaimana Pengklasifikasian kandungan al-Quran?
3. Apa hidayah dari kandungan Al-quran?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui maksud dari kandungan Al-Quran.
2. Mengetahui pengklasifikasian kandungan Al-Quran.
3. Mengetahui hidayah dari kandungan Al-Quran.
BAB II
KANDUNGAN AL-QURAN
Isi Al-Quran mencakup dan menyempurnakan pokok- pokok ajaran dari kitab-kitab
Allah SWT yang terdahulu (Taurot, Injil, dan Zabur). Sebagian ulama mengatakan, bahwa
Al-Quran mengandung tiga pokok ajaran: a) keimanan; b) akhlak danbudi pekerti; dan c)
aturan tentang pergaulan hidup sehari-hari antar sesama manusia. Sebagian ulama yang lain
berpendapat, bahwa Al-Quran berisi dua peraturan pokok: a) peraturan yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah SWT; dan b) peraturan yang mengatur hubungan manusia
dengan sesamanya, dan dengan alam sekitarnya.
Kelengkapan dan kesempurnaan isi Al-Quran ini diakui juga oleh para pakar Barat,
di antaranya oleh Edward Gibbon. Ahli sejarah Inggris (1737-1794) ini mengatakan. "Al-
Quran adalah sebuah kitab agama, yang membahas tentang masalah-masalah kemajuan,
kenegaraan, perniagaan, peradilan, dan undang-undang kemiliteran dalam Islam. Isi Al-
Quran sangat lengkap, mulai dari urusan ibadah, ketauhidan, sampai soal pekerjaan
sehari-hari, mulai dari masalah rohani sampai hal-hal jasmani, mulai dari pembicaraan
tentang hak-hak dan kewajiban segolongan umat sampai kepada pembicaraan tentang
akhlak dan perangai serta hukum siksa di dunia.
"Karena itu amat besar perbedaan Al-Quran dengan Bibel. Bibel tidak mengandung aturan-
aturan yang bertalian dengan keduniaan. Yang terdapat di dalamnya hanyalah cerita-cerita
untuk kesucian diri. Bibel tidak dapat mendekati Al-Quran, karena Al-Quran itu tidak
hanya menerangkan sesuatu yang bertalian dengan amalan keagamaan, tetapi juga
mengupas asas politik kenegaraan. Al-Quranlah yang menjadi sumber peraturan negara,
sumber undang-undang dasar, memutuskan suatu perkara yang berhubungan dengan
kehartaan maupun kejiwaan."
Al-Quran adalah kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia
dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi
maupun di luar angkasa akibat kiamat besar.
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terkandung kandungan yang secara garis
besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti
definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana berikut ini :
1. Akidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti
wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada kita
yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan
tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun iman yang
pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
Akidah atau iman dalam perspektif Al-Quran mesti melahirkan amal shalih. Iman dan
amal shalih bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara satu dari yang
lain, iman dianggap belum benar jika tidak diaktualisasikan dalam prilaku shalih, dan prilaku
positif tidak dapat diangap suatu keshalihan jika tidak didasarkan pada keimanan. Jadi
keimanan berkaitan sekali dengan amal shalih. Karena begitu eratnya kaitan antara kedua hal
tersebut, maka perbincangan Al-Quran tentang keimanan selalu beriringan dengan amal
shalih.[2]
Contohnya pada surat Al-Ikhlas, Ali Imran:32,
2. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian "fuqaha"
ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan
ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang
tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima
waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang
telah mampu menjalankannya.
Contohnya yaitu pada ayat
3. Akhlak
Kata akhlaq meupakan jamak dari al-khuluq. Secara harfiah, ia berasal dari kata
kholaqa yang berarti menjadikan. Dan al-akhuluq berarti kejadian. Secara istilah, al-akhlaq
diartikan kepada suasana jiwa (ahwal an-nafs) yang berpengaruh pada prilaku. Ibnu
Miskawaih (421 H) mendefinisikan akhlaq itu sebagai sifat yang etrtanam dalam jiwa yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
[3]
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau
akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT mengutus
Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap
manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.
Contohnya pada surat Al Israa : 23-24, Al Ahqaaf : 15 , Adh Dhuhaa : 9-11, Al Balad : 12-
16, Al Insaan : 8-11 , An Nisaa : 36-37
4. Hukum-Hukum
Secara garis besar hukum yang diperbincangkan dalam Al-Quran meliputi dua hal yaitu
ibadah dan muamalah. Ibadah meiputi shalat, puasa, zakat, dan haji. Dan muamalah meliputi
hukum keluarga, jinayah, politik dan ekonomi. Ini menunjukan bahwa hukum islam sangat
komprehensif, tidak ada aspek kehidupan manusia tata aturan hukumnya. Inilah salah satu
karakter khusus hukum islam, yang tidak ada dalam hukum buatan mansia. J.N.D Anderson,
seorang orientalis, mengakui hal ini. Dia mengatakan hukum islam jauh lebih luas
cakupannya dari hukum barat, hukum islam mencakup segala lapangan hukum sekaligus,
yaitu hukum publik, hukum privat, hukum nasional, dan hukum internasional dimana Barat
tidak menganggapnya sebagai hukum.[4]
Contohnya pada surat al-Baqarah ayat 234, an-Nisa ayat 29, al-Maidah ayat 90, An-Nahl
ayat 90, Al-Hujarat ayat 13
5. Peringatan / Tadzkir
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia
akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa berupa kabar
gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga
jannah atau waa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam alquran
atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambarang yang menakutkan dengan istilah
lainnya tarhib.
A. Kesimpulan
Garis-garis besar isi kandungan Al-Quran
Pokok-pokok isi kandungan Al-Quran ada lima:
1. Tauhid, kepercayaan pada allah swt, Malaikat-malaikatnya, Kitab-kitabnya, para Rasul-Nya,
hari kemudian, Qadla dan Qadar yang baik dan buruk.
2. Tuntunan ibadat sebagai perbuatan yang menghidupkan jiwa tauhid.
3. Janji dan ancaman:Al-Quran menjanjikan pahala bagi orang yang mau menerima dan
mengamalkan isi Al-Quran dan mengancam mereka yang mengingkarinya dengan siksa.
4. Hukum yang dihajati pergaulan hidup bermasyarakat untuk kebahagian dunia dan akhirat.
5. Inti sejarah orang-orang yang tunduk kepada allah,yaitu orang-orang yang shaleh seperti
Nabi-nabi dan Rasul-rasul, juga sejarah mereka yang mengingkari agama allah dan hukum-
hukumnya. Maksud sejarah ini ialah sebagai tuntunan dan tauladan bagi orang-orang yang
hendak mencari kebahagian dan meliputi tuntunan akhlaq.
DAFTAR PUSTAKA