Pengertian
B. Etiologi
1. oleh benda / serpihan tulang yang menembus jaringan otak misal : kecelakaan,
dipukul dan terjatuh.
2. trauma saat lahir misal : sewaktu lahir dibantu dengan forcep atau vacum.
C. Manifestasi klinis
Cidera otak karena terkenanya benda tumpul berat ke kepala, cidera akut
dengan cepat menyebabkan pingsan (coma), yang pada akhirnya tidak selalu
dapat disembuhkan. Karena itu, sebagai penunjang diagnosis, sangat penting
diingat arti gangguan vegetatif yang timbul dengan tiba-tiba dan cepat berupa
sakit kepala, mual, muntah, dan puyeng. Gangguan vegetatif tidak dilihat sebagai
tanda-tanda penyakit dan gambaran penyakit, namun keadaannya reversibilitas.
Pada waktu sadar kembali, pada umumnya kejadian cidera tidak diingat
(amnezia antegrad), tetapi biasanya korban/ pasien tidak diingatnya pula sebelum
dan sesudah cidera (amnezia retrograd dan antegrad). Timbul tanda-tanda lemah
ingatan, cepat lelah, amat sensitif, negatifnya hasil pemeriksaan EEG, tidak akan
menutupi diagnosis bila tidak ada kelainan EEG.
D. Patofisiologi
E. Klasifikasi
Fractura ini dapat terletak di depan, tengah, atau di belakang. Gejala fractura di
depan:
3. Monokli haematoma, adalah haematoma pada biji mata, karena pada orbita mata
dan biji lensa mata memberi gejala pendarahan intracranialis pula.
Fractura bagian tengah basis cranii antara lain memberi gejala khas
menetesnya cairan otak bercampur darah dari telinga: otoliquor, melalui tuba
eustachii. Gambaran rontgen sebagai tanda khas pada fractura basis cranii selalu
hanya memperlihatkan sebagian. Karena itu, dokter-dokter ahli forensik selalu
menerima kalau hanya ada satu tanda-tanda klinik.
Gejala-gejala klinis lain yang dapat dilihat pada fractura basis cranii antara
lain anosmia (I); gangguan penglihatan (II); gangguan gerakan-gerakan biji mata
(III,IV, V); gangguan rasa di wajah (VI); kelumpuhan facialis (VII); serta ketulian
bukan karena trauma octavus tetapi karena trauma pada haemotympanon. Pada
umumnya, N. VIII - XII jaringan saraf otak tidak akan rusak pada fractura basis
cranii. Kalau fractura disebut fractura impressio maka terjadi dislocatio pada
tulang-tulang sinus tengkorak kepala. Hal ini harus selalu diperhatikan karena
kemungkinan ini akibat contusio cerebri.
2. Cidera kepala tertutup
a. Epiduralis haematoma
Pada frontal, parietal, occipital dan fossa posterior, sin. transversus. Foto
rontgen kepala sangat berguna, tetapi yang lebih penting adalah pengawasan
terhadap pasien. Saat ini, diagnosis yang cepat dan tepat ialah CT scan atau
Angiografi. Kadangkala kita sangat terpaksa melakukan "Burr hole Trepanasi",
karena dicurigai akan terjadi epiduralis haematoina. Dengan ini sekaligus bisa
didiagnosis dan dekompresi, sebab terapi untuk epiduralis haematoma adalah suatu
kejadian yang gawat dan harus segera ditangani.
c. Subrachnoidalis Haematoma
d. Contusio Cerebri
Di antara yang paling sering adalah bagian yang berlawanan dengan tipe
centralis - kelumpuhan N. Facialis atau N. Hypoglossus, atau kelumpuhan syaraf-
syaraf otak, gangguan bicara, yang tergantung pada lokalisasi kejadian cidera
kepala. Contusio pada kepala adalah bentuk paling berat, disertai dengan gegar otak
encephalon dengan timbulnya tanda-tanda koma, sindrom gegar otak pusat
encephalon dengan tanda-tanda gangguan pernapasan, gangguan sirkulasi paru -
jantung yang mulai dengan bradikardia, kemudian takikardia, meningginya suhu
badan, muka merah, keringat profus, serta kekejangan tengkuk yang tidak dapat
dikendalikan (decebracio rigiditas).
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Spinal X ray
2. CT Scan
3. Myelogram
5. Thorax X ray
Untuk mengidentifikasi keadaan pulmo.
Mengukur volume maksimal dari inspirasi dan ekspirasi yang penting diketahui
bagi penderita dengan cidera kepala dan pusat pernafasan (medulla oblongata).
F. Pengobatan
Metilprednisolon yang diberikan secara dini dan dalam dosis yang akurat,
dapat memperbaiki keadaan neurologis akibat efek inhibisi terjadinya reaksi
peroksidasi lipid. Dengan kata lain, metilprednisolon bekerja dengan cara:
H. Diagnosa keperawatan
Intervensi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Menentukan
tingkat
kesadaran
Mengukur
kesadaran
secara
keseluruhan
o Evaluasi dan
kemampu kemampuan
an untuk berespon
membuka pada
mata rangsangan
(spontan, eksternal.
rangsang
nyeri).
Dikatakan sadar
bila pasien
mampu
meremas atau
melepas tangan
pemeriksa.
o Kaji
respon
motorik
terhadap Peningkatan
perintah tekanan darah
yang sistemik yang
sederhan diikuti dengan
a. penurunan
tekanan darah
diastolik
merupakan
tanda
peningkatan
o Pantau TIK .
TTV dan
catat Peningkatan
hasilnya. ritme dan
disritmia
merupakan
tanda adanya
depresi atau
trauma batang
otak pada
pasien yang
tidak
mempunyai
kelainan
jantung
sebelumnya.
Nafas yang
tidak teratur
menunjukan
adanya
peningkatan
TIK
Ungkapan
keluarga yang
menyenangkan
klien tampak
mempunyai
efek relaksasi
pada beberapa
klien koma
o Anjurkan yang akan
orang menurunkan
terdekat TIK
untuk
berbicara
dengan
klien Pembatasan
cairan
diperlukan
untuk
menurunkan
Oedema
cerebral:
meminimalkan
fluktuasi aliran
vaskuler,
tekanan darah
(TD) dan TIK
o Kolabora
si
pemberia
n cairan
sesuai
indikasi
melalui
IV
dengan
alat
kontrol
o Ekspresi Pemahaman
wajah klien terhadap
rileks. penyakit yang
mendasarinya
o Catat membantu
kemungk dalam memilih
inan intervensi yang
patofisiol sesuai.
ogi yang
khas,
misalnya
adanya Meningkatkan
infeksi, rasa nyaman
trauma dengan
servikal. menurunkan
vasodilatasi.
o Berikan
kompres
dingin
pada
kepala
Semua sistem
sensori dapat
terpengaruh
dengan adanya
perubahan yang
o Kaji melibatkan
kesadara peningkatan
n sensori atau penurunan
dengan sensitivitas atau
sentuhan, kehilangan
panas/ sensasi untuk
dingin, menerima dan
benda berespon sesuai
tajam/ dengan stimuli.
tumpul
dan
kesadara
n
terhadap
gerakan. Pasien mungkin
mengalami
keterbatasan
perhatian atau
pemahaman
selama fase
akut dan
penyembuhan.
Dengan
tindakan ini
akan membantu
pasien untuk
memunculkan
komunikasi.
o Bicara
dengan
suara
yang Mengurangi
lembut kelelahan,
dan kejenuhan dan
pelan. memberikan
Gunakan kesempatan
kalimat untuk tidur
pendek REM
dan (ketidakadaan
sederhan tidur REM ini
a. dapat
Pertahan meningkatkan
kan gangguan
kontak persepsi
mata. sensori).
Memberikan
perasaan
normal tentang
perubahan
o Berikan waktu dan pola
lingkung tidur.
an
tersetrukt
ur rapi,
nyaman Pendekatan
dan buat antar disiplin
jadwal ilmu dapat
untuk menciptakan
klien jika rencana
mungkin panatalaksanaa
dan tinjau n terintegrasi
kembali. yang berfokus
pada masalah
klien
o Gunakan
penerang
an siang
atau
malam.
o Kolabora
si pada
ahli
fisioterap
i, terapi
okupasi,
terapi
wicara
dan terapi
kognitif.
Proses
penyembuhan
yang lambat
o Berikan/ seringakli
bantu menyertai
untuk trauma kepala
latihan dan pemulihan
rentang fisik merupakan
gerak bagian yang
sangat penting.
Keterlibatan
pasien dalam
program latihan
sangat penting
untuk
meningkatkan
kerja sama atau
keberhasilan
o Bantu program.
pasien
dalam
program
latihan
dan
pengguna
an alat
mobilisas
i.
Tingkatk
an
aktivitas
dan
partisipas
i dalam
merawat
diri
sendiri
sesuai
kemampu
an.
o Batasi
pengunju Terapi
ng yang profilaktik
dapat dapat
menulark digunakan pada
an infeksi pasien yang
atau mengalami
cegah trauma,
pengunju kebocoran LCS
ng yang atau setelah
mengala dilakukan
mi pembedahan
infeksi untuk
saluran menurunkan
nafas resiko
atas. terjadinya
infeksi
nosokomial.
o Kolabora
si
pemberia
n
atibiotik
sesuai
indikasi.
Setelah dilakukan tindakan Deteksi dini
Gangguan keperawatan selama 3 x 24 o Kaji dan intervensi
keseimbanga jam ganguan keseimbangan tanda dapat mencegah
n cairan dan cairan dan elektrolit dapat klinis kekurangan /
elektrolit b/ d teratasi dengan KH : dehidrasi kelebihan
haluaran atau fluktuasi
urine dan o Menunjukan kelebihan keseimbangan
elektrolit membran cairan. cairan.
meningkat. mukosa
lembab,
tanda vital
normal Kehilangan
haluaran urinarius dapat
urine adekuat menunjukan
dan bebas terjadinya
oedema. o Catat dehidrasi dan
masukan berat jenis urine
dan adalah indikator
haluaran, hidrasi dan
hitung fungsi renal.
keseimba
ngan
cairan,
ukur Dengan
berat formula kalori
jenis lebih tinggi,
urine. tambahan air
diperlukan
untuk
mencegah
dehidrasi.
o Berikan
air
tambahan Hipokalimia/
/ bilas fofatemia dapat
selang terjadi karena
sesuai perpindahan
indikasi intraselluler
selama
pemberian
makan awal
dan
menurunkan
o Kolabora fungsi jantung
si bila tidak
pemeriks diatasi.
aan lab.
kalium/fo
sfor
serum, Ht
dan
albumin
serum.
Menurunkan
regurgitasi dan
terjadinya
aspirasi.
o Jaga
keamana
n saat
memberi
kan
makan
pada
pasien,
seperti Meningkatkan
meninggi proses
kan pencernaan dan
kepala toleransi pasien
selama terhadap nutrisi
makan yang diberikan
atatu dan dapat
selama meningkatkan
pemberia kerjasama
n makan pasien saat
lewat makan.
NGT.
Perdarahan
o Berikan subakut/ akut
makan dapat terjadi
dalam dan perlu
porsi intervensi dan
kecil dan metode
sering alternatif
dengan pemberian
teratur. makan.
Metode yang
efektif untuk
memberikan
kebutuhan
kalori.
o Kaji
feses,
cairan
lambung,
muntah
darah.
o Kolabora
si dengan
ahli gizi.
Gangguan Tidak terjadi gangguan pola Perubahan
pola nafas b/ nafas setelah dilakukan o Pantau dapat
d obstruksi tindakan keperawatan frekuensi, menunjukan
trakeobronkia selama 2x 24 jam dengan irama, komplikasi
l, KH : kedalama pulmonal atau
neurovaskule n menandakan
r, kerusakan o Memperlihat pernafasa lokasi/ luasnya
medula kan pola n. Catat keterlibatan
oblongata. nafas normal/ ketidakte otak.
efektif, bebas raturan Pernafasan
sianosis pernafasa lambat, periode
dengan GDA n. apneu dapat
dalam batas menendakan
normal perlunya
pasien. ventilasi
mekanis.
Untuk
memudahkan
ekspansi paru
dan menjegah
o Angkat lidah jatuh yang
kepala menyumbat
tempat jalan nafas.
tidur
sesuai
aturan
posisi Mencegah/
miring menurunkan
sesuai atelektasis.
indikasi.
Untuk
o Anjurkan mengidentifikas
pasien i adanya
untuk masalah paru
latihan seperti
nafas atelektasis,
dalam kongesti atau
yang obstruksi jalan
efektif nafas yang
jika membahayakan
pasien oksigenasi
sadar. serebral atau
menandakan
adanya infeksi
paru (umumnya
o Auskulta merupakan
si suara komplikasi
nafas. pada cidera
Perhatika kepala).
n daerah
hipoventi
lasi dan
adanya Menentukan
suara- kecukupan
suara oksigen,
tambahan keseimbangan
yang asam-basa dan
tidak kebutuhan akan
normal. terapi.
(krekels,
ronki dan
whiszing)
. Mencegah
hipoksia, jika
pusat
pernafasan
tertekan.
Biasanya
dengan
mnggunakan
ventilator
mekanis
o Kolabora
si untuk
pemeriks
aan
AGD,
tekanan
oksimetri
.
o Berikan
oksiegen
sesuai
indikasi.