Intangible Assets
Pengertian Aktiva Tak Berwujud
Setelah menulis tentang Aktiva Lancar (current assets) dan Aset Tetap (fixed assets), kali ini
saya akan menulis mengenai jenis aset yang lainnya, yaitu Aset Tidak Berwujud
Perusahaan berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang
dari aset tersebut
Didalam menentukan besaran harga perolehan tergantung oleh bagaimana cara perolehan aktiva
tak berwujudnya.
Apabila aktiva tak berwujud diperoleh dengan membeli atau transaksi yang menggunakan kas
atau setara kas lainnya, maka harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar uang yang
dikeluarkan/akan dibayarkan.
Dan apabila aset tidak berwujud diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva yang lain, maka
harga perolehan aktiva tak berwujudnya sebesar harga kekinian dari aktiva yang ditukar.
Pencatatan :
Sewa Gedung 100.000.000
kas 100.000.000
Biaya Sewa 200.000
Kas 200.000
Kedua transaksi "sewa" tersebut diperlakukan berbeda
Sewa gedung dicatat sebagai harga perolehan aktiva tak berwujud, berupa hak
sewa bangunan karena nilainya yang material dan manfaatnya lebih dari satu
tahun buku, yaitu selama 10 tahun kedepan
Dalam transaksi sewa mobil, biaya yang dikelaurkan dicatat sebagai BIAYA,
karena nilai nominalnya tidak terlalu material dan manfaatnya hanya satu hari
atau kurang dari satu tahun buku.
Dalam akuntansi aktiva tidak berwujud, sebenarnya hampir sama permasalahannya dengan
aktiva berwujud
Perolehan Aset Tak Berwujud dicatat dan diakui sebesar nilai faktur serta ditambah
semua biaya yang menyertai untuk mendapatkan aset/haknya (sama seperti aset
berwujud)
Apabila terjadi pengeluaran setelah perolehan aset tak berwujud (expenditure), biaya
biaya tersebut dikapitalisasi ataupun dibebankan ke periode berjalan, sama seperti
tangible asset
Amortisasi Aset Tak Berwujud, seperti halnya penyusutan pada aktiva tetap, dialokasikan
harga perolehannya menjadi biaya (beban usaha).
Pencatatan maupun perhitungan amortisasi sama caranya dengan perhitungan dan pencatatan
penyusutan aktiva tetap.
- Kecuali trade mark (merk dagang) yang dikelompokan kedalam HPP, mayoritas Amortisasi
merupakan biaya usaha
- Metode garis lurus mungkin lebih baik diaplikasikan dalam Amortisasi, karena aset tak
berwujud pada dasarnya tak berhubungan dengan produk/output yang dihasilkan perusahaan.
Yang dilaporkan Aktiva Tak Berwujud hanya net value-nya (nilai bersih) setelah dikurangi oleh
akumulasi amortisasi.
Khusus mengenai Perlakuan Goodwill, lebih jauh bisa dibaca disini : Pengertian Goodwill
Berdasarkan definisi tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa sesuatu dianggap sebagai asset jika di
masa yang akan datang dapat diharapkan memberikan net cash inflow yang positif kepada perusahaan.
Dari berbagai macam aktiva tetap berwujud untuk tujuan akuntansi dilakukan pengelompokan sebagai
berikut :
Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan
peternakan.
Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan
aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat,mebel, kendaraan dan lain-lain.
Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti
dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lain-lain.
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi serupa yang
diaplikasikan untuk aktiva tak berwujud lainnya, seperti properti, pabrik dan peralatan yaitu :
Adalah aktiva kativa yang berwujud yang sifatnya relatif permanaen yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan yang normal isitlah realtif permanent menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan
dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.
atau
Aktiva atau aset adalah harta atau sumber daya yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang berfungsi
dalam operasi perusahaan dan diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
Macam-macam aktiva diantaranya kas, persediaan, aktiva lancar, aktiva tetap, aktiva tak berwujud,
investasi jangka panjang, dll.
Sedangkan definisi aktiva tetap menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) tahun 1985 yaitu
asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di masa yang akan
datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang lalu.
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai macam macam bentuk
seperti tanah, bangunan, mesin mesin dapat alat alat, kendaraan, mebel dan lain lain. Dari macam
macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan pengelompokan sebagai berikut
:
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan
peternakan.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias diganti
dengan aktiva yang sejenis
3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat
diganti dengan aktiva yang sejenis
Ini adalah beberapa pengertian aktiva tetap dari para ahli, sebagai berikut:
Menurut IAI melalui PSAK No.16 (Revisi 2011) mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut:
Aset tetap adalah aset berwujud yang:
(a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
(b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Pengertian Aktiva Tetap Menurut Haryono Yusuf dalam bukunya Dasar-dasar Akuntansi Keuangan,
bahwa Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.(2001:153)
Pengertian Aktiva Tetap Menurut Zaki Baridwan (2000;22) : Aktiva Tetap adalah aktiva-aktiva yang
dapat digunakan lebih dari satu periode seperti tanah, gedung-gedung, mesin dan alat-alat, perabot,
kendaraan, dan lain-lain.
Pengertian Aktiva Tetap Menurut Slamet Sugiri (2009;137) Aset tetap adalah aset berwujud yang :
a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penydiaan barang atau jasa, untuk
direntalkan pada pihak lain, atau untuk tujuan administratif
b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode
Pengertian Aktiva Tetap Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2001:154) aktiva tetap adalah
Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan memiliki masa manfaat
dimasa yang akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual.
Sedangkan menurut Jerry J. Weygandt (2007:566) yang di alih bahasakan oleh Ali Akbar Yulianto,
Wasilah, dan Rangga Handika, mengemukakan pengertian aktiva tetap sebagai berikut:
Aset tetap (plant assets) adalah sumber daya yang memiliki tiga karakteristik: memiliki bentuk fisik,
digunakan dalam kegiatan operasional, dan tidak untuk dijual ke konsumen.
Basic
Aktiva Tetap Tak Berwujud atau dalam bahasa inggrisdisebut Intangible Asset merupakan aktiva tetap
yang secara fisik tidak dapat dilihat bentuknya, akan tetapi memberikan kontribusi nyata bagi
perusahaan.
Contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset)
Berikut adalah contoh-contoh Aktiva Tetap Tak Berwujud yang lumrah kita temui dalam dunia usaha :
Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa
mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte
(notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :
(-) Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber daya
(dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat kembali (berpotensi
menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.
(-) Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati oleh
perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.
Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah atas kejadian sewa,
apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau sebagai biaya sewa.
Contoh Kasus :
Tempat Usaha (Tanah dan Gedung) PT. Royal Bali Cemerlang diperoleh dengan cara menyewa selama 30
Tahun, dengan membayar sebesar Rp 750,000,000,-. Dalam perjalanan usahanya PT. Royal Bali
Cemerlang juga menyewa sebuah mobil pick-up disewa Rp 150,000/hari.
Mengacu pada batasan aktiva tetap tak berwujud atas Hak Sewa yang telah disebutkan sebelumnya,
maka transaksi sewa yang ada pada PT. Royal Bali Cemerlang hendaknya diperlakukan sebagai berikut :
Pencatatan :
Atas sewa tanah dan gedung di catat sebagai aktiva tak berwujud :
(-). Transaksi sewa ini diakui sebagai perolehan Aktiva Tetap Tak Berwujud (intangible asset) yaitu
berupa Hak sewa (Lease Hold), karena sewa tersebut berjangka waktu 30 tahun, yang artinya atas cost
sewa yang dikeluarkan sekarang, perusahaan akan memperoleh manfaat (menjadikannya sebagai
tempat usaha) untuk masa waktu yang lebih dari satu tahun buku, untuk itu transaksi sewa ini eligable
diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud.
(-). Persewaan suatu aktiva, merupakan Taxable Object, yaitu PPh Pasal 4 (2), diakui sekarang atau nanti
tetap akan mengakui. Jika tidak di akui sekarang toh nanti akan dikoreksi oleh pihak kantor pajak.
Mengingat Conservatism principle, bukankah setiap potensi pengeluaran maupun kewajiban, hendaknya
diakui sesegera mungkin?
Catatan :
Sewa mobil yang biayar harian langsung diakui sebagai biaya, karena atas pengeluaran perusahaan
sebesar Rp 150,000,- perusahaan hanya akan memperoleh manfaat selama satu hari (kurang dari 1
tahun buku).
Sewa jenis ini adalah obyek PPh Pasal 23, dimana perusahaan bertindak selaku pemotong.
b. Organization Cost
Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun pusat
untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijin-ijin perusahaan tentu ada
jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau
diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha biasanya
memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu Ijin diakui
sebagai aktiva tetap tak berwujud.
d. Hak Patent
Hak Patent adalah hak yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu. Dimana atas penemuan tersebut,
penemu akan memperoleh manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu dan dapat diperpanjang.
Penemuan tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau formula, atau system, atau cara
tertentu.
Merk Dagang (Trade Mark) yang biasa disingkat TM, adalah hak yang diperoleh atas suatu merk
komersial tertentu. Hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk, symbol, atau kombinasinya, yang mewakili
suatu organisasi/perusahaan tertentu.
Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah, puisi, novel,
maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu. Copyright meliputi hak
untuk memperbanyak dan mengedarkannya.
g. Franchise
Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya,
sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha
tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak franchise.
h. Goodwill
Adalah kelebihana-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh
karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa karena
perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul yang
sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.
Catatan penting : Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu transaksi, yang mana
dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa
berupa : penjualan perusaahaan, bergabung/berhentinya sekutu (anggota persero) baru, merger atau
akuisisi.
Pada dasarnya permasalahan akuntansi atas aktiva tetap tak berwujud (intangible asset) sama saja
dengan aktiva tetap berwujud, yaitu :
Sama halnya dengan Tangible Asset, Perolehan atas Intangible Asset juga dicatat sebesar nilai faktur
ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran yang menyertainya.
3. Amortisasi (Amortization)
Amortisasi adalah pengalokasian harga perolehan ke beban usaha (biaya), yang pada aktiva tetap
dikenal dengan depresiasi (penyusutan). Penghitungan maupun pencatatan atas amortisasi sama saja
dengan cara penghitungan maupun pencatatan atas penyusutan aktiva tetap berwujud.
(-). Amortisasi kebanyakan merupakan biaya usaha dan jarang digolongkan ke dalam harga pokok
produksi, kecuali merk dagang yang memang digolongkan ke dalam kelompok harga pokok penjualan.
(-). Amortisasi lebih baik jika dihitung menggunakan metode garis lurus saja, karena pada dasarnya
intangible asset tidak dipengaruhi, bahkan tidak ada hubungannya dengan output produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.
4. Pelaporan (disclosure)
Intangible asset dilaporkan hanya nilai bersihnya (net value) setelah dikurangi akumulasi amortisasinya.
Akumulasi amortisasi tidak pernah dimnculkan di dalam neraca.
ASSET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM
Asset tetap memiliki periode masa manfaat yang diharapkan lebih dari satu periode. Asset ini diperoleh
untuk digunakan dalam aktivitas operasi dan bukan untuk dijual pada aktivitas usaha biasa. Nilai potensi
jasa yang dimiliki akan berkurang karena digunakan, asset ini biasanya merupakan asset operasi yang
terbesar.
Penyusutan
Prinsip dasar penentuan laba adalah laba yang mendapatkan manfaat dari penggunaan asset jangka
panjang, harus menanggung bagian proporsional dari biaya asset tersebut. Penyusutan merupakan
alokasi biaya bangunan dan peralatan sepanjang masa manfaat.
Tingkat Penyusutan
Tingkat penyusutan bergantung pada dua factor: masa manfaat dan metode alokasi
Masa manfaat.
Umur manfaat asset sangat beragam. Asumsi yang terkait masa manfaat asset dibuat berdasarkan
kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman, dan informasi mengenai fisik dan sifat produktif
suatu asset.
Metode alokasi.
Ketika masa manfaat asset ditetapkan, beban penyusutan periodic dihitung berdasarkan metode
alokasi. Keragaman penyusutan secara signifikan disebabkan oleh metode yang dipilih.
Garis lurus.
Metode ini mengalokasi biaya asset pada masa manfaat berdasarkan beban periodic yang sama. Alas an
penyusutan garis lurus adalah asumsi bahwa kerusakan fisik terjadi seragam sepanjang waktu.
Dipercepat. Metode ini mengalokasi biaya asset sepanjang masa manfaat dengan pola yang semakin
menurun. Penggunaan metode ini didukung oleh penerimaan oleh Internal Revenue Code. Daya penarik
metode ini untuk tujuan pajak adalah percepatan alokasi biaya dan berikut penangguhan laba kena
pajak. Konsep yang mendukung metode dipercepat adalah pandangan bahwa beban penyusutan yang
semakin kecil sepanjang waktu adalah kompensasi atas;
(1) peningkatan biaya perbaikan dan perawatan.
(2) penurunan pendapatan dan efisiensi operasi, dan
(3)peningkatan ketidakpastian pendapatan atas asset berumur di masa depan.
Dua metode dipercepat yang paling umum adalah salo menurun dan angka tahun. Metode saldo
menurun mengenakan tariff tetap terhadap saldo akun yang semakin turun. Metode jumlah angka
tahun menetapkan bagian biaya asset dikurangi sisa nilai yang semakin kecil.
Khusus. Metode ini ditentukan pada industry tertentu seperti baja dan mesin berat. Persamaan
metode ini adalah dikaitkannya beban penyusutan pada aktivitas atau intensitas penggunaan asset.
Deplesi
Deplesi merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat pemungutan atau produksi.
Perbedaan penyusutan dan deplesi adalah bahwa penyusutan biasanya adalah alokasi biaya asset
produktif sepanjang waktu, sementara deplesi merupakan alokasi biaya berdasarkan unit yang
dieksploitasi dari SDA. Deplesi tergantung dari produksi.
Penurunan Nilai
Bangunan dan sumber daya alam biasanya disusutkan selama masa manfaatnya. Penyusutan
berdasarkan prinsip alokasi, yaitu asset berumur panjang yang dialokasikan kepada periode yang
bermacam-macam ketika digunakan. Tujuan penyusutan adalah penentuan laba.
1. penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan pajak.
2. penggunaan garis lurus untuk pelaporan keuangan dan metode dipercepat untuk pajak.
3. penggunaan metode dipercepat baik untuk pelaporan keuangan dan pajak.
Pengungkapan mengenai dampak tiga kemungkinan berbeda ini tidak selalu cukup.
Pengungkapan yang cukup mencakup informasi beban penyusutan berdasarkan alternative alokasi.
Menganalisis penyusutan membutuhkan evaluasi kelayakannya, pengukauran yang terkait dengan umur
asset tetap yang berguna untuk membandingkan kebijakan penyusutan antarperiode dan
antarperusahaan, termasuk:
Rata-rata jangkauan waktu total = Nilai kotor asset bangunan dan perlengkapan/beban
penyusutan periode berjalan
Umur rata-rata = akumulasi penyusutan/beban penyusutan periode berjalan
Umur sisa rata-rata = nilai bersih asset bangunan dan perlengkapan/beban penyusutan periode
berjalan.
Pengukuran lain yang sering kali berguna untuk analisis adalah:
Rata-rata jangkauan waktu total = umur rata-rata + umur sisa rata-rata