Anda di halaman 1dari 2

Kasus 1

Data umum pasien

G2P2 34 Tahun

Kala 1

Mulai dari jam 9 malam (21.00) kala 1 aktif

Kala 2

Mulai jam 09.10 Kondisi lemak meganggu, ibu belum makan, perut dipijat terus

TFU=38 cm

Kala 3

Mulai Jam 11.00. Suntik Oksitoksin 2 kali dan metelgin

Nadi ibu 100/70

Ruptur derajat 2 ibu di anastesi dijahit jelujur terkunci

11.05 plasenta keluar

Kala 4

Perawatan Bayi

Bayi menangis sepontan dilakukan IMD berat bayi 3250 gram

telapak kaki bayi diselentik

Kasus 2

Persalinan dengan kista ovary G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu Kala 1 fase aktif dengan kista ovary
dilakukan USG kista berlobus lobus ukuran 11 cm

Pengalaman

Seorang wanita G2P2A0 partus normal mengalami ruptur derajat 2 kemudian di jahit jelujur terkunci

Masalah

Bagaimana pengaruh jahitan jelujur teekunci terhadap kesembuhan luka?

Analisis

Ruptur perineum adalah rusaknya jaringan perineum yang dibagi menjadi 4 derajat yaitu :

1. Derajat pertama : rusaknya kulit peritoneum


2. Derajat kedua : rusaknua jaringan kulit dan otot perineum
3. Derajat ketiga : rusaknya jaringan
Namun kebanyakan mahasiswa kedokteran dan paramedis diajarkan untuk menjahit ruptur perineum
dengan jahitan terputus sederhana karena lebih mudah dipelajari dan sedikit menimbulkan masalah
bagi tenaga yang kurang berpengalaman.

Jahitan jelujur terkunci dibandingkan dengan jahitan terputus sederhana dapat mengurangi rasa nyeri
sampai 10 hari postpartum. Pasien yang dijahit dengan jahitan jelujur terkunci lebih sedikit mengalami
dyspareunia dibandingkan dengan jahitan terputus sederhana. Selain itu pasien yang dijahit dengan
jahitan jelujur terkunci merasa lebih tidak ingin jahitannya diambil daripada pasien yang dijahit terputus
sederhana hal ini penting karena banyak pasien yang ingin jahitannya segera diambil.

Anda mungkin juga menyukai