Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan metode
pembelajaran adalah hal yang sangat penting, terutama dalam konteks penguasaan konsepsional
terhadap pembelajaran. Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode atau
prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya, bagaimana pengajar dapat
memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman
belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran (Gafur, 1989). Namun, harus diingat bahwa tidak ada satupun strategi
pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang berbeda, walaupun tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dan ketrampilan
pengajar dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun
berdasarkan karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya.
Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh pengajar bertitik tolak dari tujuan
awal pembelajaran. Dengan demikian, penerapannya pun harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, sehingga diharapkan terdapat keselarasan antara tujuan dan pelaksanaan.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah adalah sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Perencanaan
Pembelajaran di Program Studi Pendidikan Eonomi Kelas C Reguler Stambuk 2015, Universitas
Negeri Medan.

1.3 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan adalah metode kepustakaan dan metode searching internet.
Metode studi pustaka merupakan metode dengan pencarian materi makalah di buku-buku yang
berkaitan dengan materi makalah. Sedangkan metode searching internet merupakan metode
pencarian data makalah dengan mencari, memilah, dan mengolah data-data yang ada di internet
yang berkaitan dengan materi makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran


Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak
dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar,
strategi juga bisa diartikn sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

Adapun beberapa pengertian tentang strategi pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
1. Hamzah B. Uno (2008:45). Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan
guru dalam proses pembelajaran.
2. Dick dan Carey (2005:7). Strategi pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set
materi termasuk aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang merupakan
prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
3. Suparman (1997:157). Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan,
cara mengorganisasikan materi pelajaran peserta didik, peralatan dan bahan, dan waktu yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan.
4. Hilda Taba. Strategi pembelajaran adalah pola atau urutan tongkah laku guru untuk
menampung semua variabel-variabel pembelajaran secara sadar dan sistematis.
5. Gerlach dan Ely (1990). Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.

6. Kemp (1995). Stategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
7. Sanjaya (2007 : 126) .Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu
serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan,
model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik.
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru,
widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan
pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian
pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran.
1. Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran
disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan
mensintesis fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan.
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro
dan strategi makro. Strategi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi
pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro
mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu
konsep atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis
dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk menata dengan urutan
tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur
atau prinsip. Pembauatn rangkuman mengacu kepada keputusan tentang bagaimana
cara melakukan tinjauan ulang konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.

2. Strategi Penyampaian Pembelajaran.


Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variabel metode untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah: (1)
menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-
bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja.
3. Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang
berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode
pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran.
Paling tidak, ada 3 (tiga) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan,
pembuatan catatan kemajuan belajar siswa, dan motivasi.

2.2 Jenis-Jenis Strategi Pembelajaran


Menurut Sanjaya (2007 : 177 286) ada beberapa strategi pembelajaran yang harus dilakukan
oleh seorang guru antara lain:
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang
berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan
yang sangat penting atau dominan.
Dengan menggunakan strategi ekspositori terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan
di dalam menggunakan strategi ini, yaitu:
1) Keunggulan Strategi Ekspositori
a) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran
yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau
mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
c) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah
siswa dan ukuran kelas yang besar.
d) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi ekspositori ini
dilakukan melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan
pembelajaran. Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan
tujuan pembelajaran secara jelas dan terukur. Hal ini sangat penting untuk dipaham, karena
tujuan yang spesifik memungkinkan untuk bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi
pembelajaran.

2) Kelemahan Strategi Ekspositori


a) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, untuk siswa yang tidak memiliki
kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
b) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
c) Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal,
serta kemampuan berpikir kritis.
d) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang
dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi
dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan
mengelola kelas, tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
Oleh karena itu, gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah,
maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu,
komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada
apa yang diberikan guru.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa secara umum tidak ada satu strategi
pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi pembelajaran yang lain,
baik tidaknya suatu strategi pembelajaran isa dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
b. Strategi Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari
suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa.
Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik, yang berasal dari
bahasa Yunani yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan. Strategi pembelajaran inquiry
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student
centered approach). Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa memegang peran yang
sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa keunggulan dan
kelemahan dari strategi pembelajaran inquiry, yaitu:
1) Keunggulan / Kelebihan Strategi Pembelajaran Inquiry
a) Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang, sehingga
pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
b) Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
c) Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa
yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar
baik tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2) Kelemahan Strategi Pembelajaran Inquiry
a) Jika strategi pembelajaran inquiry sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
terkontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
c) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka strategi pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inquiry ini menekankan
kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung, peran
siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan
guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa untuk belajar.
c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran
yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Di dalam
strategi pembelajaran berbasis masalah ini terdapat 3 ciri utama :
Pertama, strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas
pembelajaran artinya dalam pembelajaran ini tidak mengharapkan siswa hanya sekedar
mendengarkan, mencatat kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi
pembelajaran berbasis masalah siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data
dan akhirnya menyimpulkannya.
Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Strategi
pembelajaran berbasis masalah menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses
pembelajaran. Artinya, tanpa masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir
secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan
induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris, sistematis artinya berpikir
ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses
penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
1) Keunggulan strategi pembelajaran berbasis masalah
a) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa. - Pemecahan masalah dapat
meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
b) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan
mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
c) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan
barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
d) Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
e) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
f) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
g) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah
harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru
membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia
atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa, pada tahapan ini adalah
siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang
ada.

2) Kelemahan strategi pembelajaran berbasis masalah


a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan
cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
d. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran ini materi pelajaran
tidak disajikan begitu saja kepada siswa, akan tetapi siswa dibimbing untuk proses menemukan
sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis yang terus menerus dengan
memanfaatkan pengalaman siswa.
Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah model
pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan
fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajarkan.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa hal yang terkandung di dalam strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir. Pertama, strategi pembelajaran ini adalah model pembelajaran
yang bertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran adalah bukan sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran,
akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan dan ide-ide melalui
kemampuan berbahasa secara verbal.
Kedua, telaah fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan
kemampuan berpikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada pengalaman
sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan berdasarkan kemampuan anak untuk
mendeskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka
peroleh dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, sasaran akhir strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir adalah
kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial sesuai dengan taraf perkembangan
anak.
e. Strategi Pembelajaran Kooperatif/ Kelompok
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif yaitu: (a) adanya
peserta dalam kelompok, (b) adanya aturan kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap kelompok,
dan (d) adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar..
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan
sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar
belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem
penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan
(reward), jika kelompok tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
f. Strategi Pembelajaran Kontekstual /Contextual Teaching Learning
Contoxtual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat diperoleh dari usaha siswa
mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran produktif yakni,
konstruktivisme, bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning
community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya (autentic assement).
Landasan filosofi Contoxtual Teaching Learning adalah kontruktivisme, yaitu filosofi belajar
yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkontruksikan
pengetahuan dibenak mereka sendiri. Bahwa pengetahuan tidak dapat dipisahkan menjadi fakta-
fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan .
Konstruktivisme berakar pada filsafat pragmatisme yang digagas oleh Jhon Dewey pada awal
abad 20-an yang menekankan pada pengembangan siswa.

g. Strategi Pembelajaran Afektif


Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan
keterampilan. Afektif berhubungan dengan nilai (value) yang sulit diukur karena menyangkut
kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri siswa. Dalam batas tertentu, afeksi dapat
muncul dalam kejadian behavioral. Akan tetapi, penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan
yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus,
dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan. Apabila menilai perubahan sikap sebagai akibat dari
proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap
anak itu baik, misalnya dilihat dari kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan
sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu terbentuk oleh
kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan keluarga.
Strategi pmbelajaran afektif pada umunya menghadapkan siswa pada situasi yang
mengandung konflik atau situasi yang problematis. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat
mengambil keputusan nilai yang dianggapnya baik.
2.3. Beberapa Istilah dalam Strategi Pembelajaran
Beberapa istilah yang hampir sama dengan strategi yaitu metode, pendekatan, teknik atau taktik
dalam pembelajaran.
1. Metode
Metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk
mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai metode.
2. Pendekatan (Approach)
Pendekatan (approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau
tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (1998) misalnya, mencatat ada dua pendekatan
dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches). Pendekatan yang berpusat
pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran
deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran
induktif.
3. Teknik
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode.
Misalnya, cara yang harus dilakukan agar metode ceramah berjalan efektif dan efisien. Dengan
demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan
situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari setelah makan siang dengan jumlah siswa yang
banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa
yang terbatas.
4. Taktik
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu. Taktik
sifatnya lebih individual, walaupun dua orang samasama menggunakan metode ceramah dalam
situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda, misalnya
dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi yang
disampaikan mudah dipahami. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu strategi
pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang digunakan,
sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran.
Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang
dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang
mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain.
2.4. Penerapan Strategi Pembelajaran
Berdasarkan rumusan komponen penerapan strategi pembelajaran yang dikemukakan ahli
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi :
1. Komponen pertama yaitu urutan kegiatan pembelajaran
Mengurutkan kegiatan pembelajaran dapat memudahkan guru dalam pelaksanaan
kegiatan mengajarnya, guru dapat mengetahui bagaimana ia harus memulainya, menyajikannya
dan menutup pelajaran.
a) Sub komponen pendahuluan, merupakan kegiatan awal dalam pembelajaran.
Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan
perhatian siswa agar siswa bisa mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran dan juga
mengetahui kemampuan siswa atau apa yang telah dikuasai siwa sebelumnya dan berkaitan
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah
memberikan gambaran singkat tentang isi pelajaran, penjelasan relevansi isis pelajaran baru, dan
penjelasan tentang tujuan pembelajaran.
b) Sub komponen penyajian, kegiatan ini merupakan inti dari kegiatan belajar
mengajar. Dalam kegiatan ini peserta didik akan ditanamkan pengetahuan baru dan pengetahuan
yang telah dimiliki dikembangkan pada tahap ini. Tahap-tahapnya adalah menguraikan materi
pelajaran, memberikan contoh dan memberikan latihan yang disesuaikan dengan materi
pelajaran.
c) Sub komponen penutup, merupakan kegiatan akhir dalam urutan kegiatan
pembelajaran. Dilaksanakan untuk memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian
terhadap penguasaan materi pelajaran yang telah diberikan.
2. Komponen kedua yaitu metode pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pengajar dalam menyampaikan
pesan pembelajaran kepada peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengajar atau
guru harus dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan materi pelajaran agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai. Metode pembelajaran mungkin dapat dikatakan tepat untuk
suatu pelajaran tetapi belum tentu tepat untuk pelajaran yang lainnya, untuk itu guru haruslah
pandai dalam memilih dan menggunakan metode-metode pembelajaran mana yang akan
digunakan dan disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dan karakteristik siswa.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Jadi, strategi pembelajaran merupakan cara sistematis yang dipilih dan digunakan
seorang pembelajar untuk menyampaikan msteri pembelajaran, sehingga memudahkan
pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan
dari ututann kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan,
serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Penerapan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi baik internal (siswa)
maupun eksternal (sarana dan prasarana sekolah), waktu, dan perkembangan teknologi untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara mutlak.
DAFTAR PUSTAKA

http://dedi26.blogspot.com/2012/06/pengertian-strategi-pembelajaran.html
http://ndhiroszt.multiply.com/journal/item/3
http://www.sarjanaku.com/2011/03/strategi-pembelajaran.html
http://www.akhmad Sudrajablogspot.ac.id
Siregar, Eveline, dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor :
Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai