Lembaga Legislatif adalah sebuah lembaga yang memiliki kewenangan untuk membuat
kebijakan, peraturan, dan undang-undang.
Lembaga eksekutif adalah lembaga yang bertugas untuk melaksanakan kebijakan, peraturan,
dan undang-undang yang dibuat oleh lembaga legislatif.
Presiden
Menteri dan seluruh staffnya
Lembaga yudikatif adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk mengadili para
pelanggar yang melanggar kebijakan yang dibuat oleh lembaga legislatif.
Fungsi dari ketiga lembaga negara tersebut sangat krusial karena memegang peranan penting
dalam sistem tata negara.
Lembaga legislatif memiliki fungsi membuat sebuah kebijakan, peraturan dan juga Undang-
Undang.
Fungsi dari lembaga yang satu ini adalah sebagai sebuah pelaksana dari peraturan serta
kebijakan yang ditetapkan oleh Lembaga Legislatif.
Ajaran Trias Politica diluar negeri pada hakikatnya mendahulukan dasar pembagian
kekuasaan, dan pembagian atas tiga cabang kekuasaan (Trias Politica) adalah hanya akibat
dari pemikiran ketatanegaraan untuk memberantas tindakan sewenang-wenang pemerintah
dan untuk menjamin kebebasan rakyat yang terperintah.
Ajaran Trias Politika dilahirkan oleh pemikir Inggris Jhon Locke dan oleh pemikir
Perancis de Montesquieu dijabarkan dalam bukunya LEspris des Lois, yang mengandung
maksud bahwa kekuasaan masing-masing alat perlengkapan negara atau lembaga negara
yang menurut ajaran tersebut adalah :
LPNK diatur dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia, yaitu Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 103 Tahun 2001 tentang kedudukan, tugas, fungsi, kewenangan, susunan
organisasi, dan tata kerja Lembaga Pemerintah Non-Kementrian. Kali ini kita akan mengupas tujuan
dan fungsi dari Lembaga Pemerintah Non-Kementerian yang dibagi menjadi empat bagian (Bagian I,
Bagian II, Bagian III, dan Bagian IV). Berikut penjelasaannya.
Tugas
Fungsi
Pengkajian Pancasila secara filosofis dimaksudkan untuk mencapai hakikat atau makna
terdalam dari Pancasila. Berdasarkan analisis makna nilai-nilai Pancasila diharapkan akan
diperoleh makna yang akurat dan mempunyai nilai filosofis.
Dengan demikian, penyelenggaraan negara harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang
terdapat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 sebagai berikut :
1) Pengakuan adanya kausa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
2) Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agamanya.
3) Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama sesuai
hukum yang berlaku.
4) Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.
5) Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, toleransi antarumat
dan dalam beragama.
6) Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga negara dan
menjadi mediator ketika terjadi konflik antar agama.
1) Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makluk Tuhan. Karena manusia
mempunyai sifat universal.
2) Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini juga bersifat universal.
3) Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini berarti bahwa yang dituju
masyarakat Indonesia adalah keadilan dan peradaban yang tidak pasif, yaitu perlu pelurusan
dan penegakan hukum yang kuat jika terjadi penyimpangan-penyimpangan, karena Keadilan
harus direalisasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
1) Nasionalisme
2) Cinta bangsa dan tanah air
3) Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
4) Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan dan perbedaan warna
kulit.
5) Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggulangan.
1) Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan berkelanjutan.
2) Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama menurut
potensi masing-masing.
3) Melindungi yang lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai dengan
bidangnya.