Anda di halaman 1dari 12

ANALISA SWOT

No DATA STRENGTH WEAKNESS OPPORTUNITY THREATENED PROBLEM


1 MAN 1. Jumlah 1. Jumlah tenaga 1. Adanya 1. Adanya 1. Jumlah
a. Input tenaga keperawatan kesempatan perbedaan tenaga
1) Jumlah perawat kesehatan tidak mengikuti kesempatan keperawata
pendidikan s1+ners melebihi sebanding pelatihan dalam n tidak
sebanyak 7 orang, S1 tenaga yang dengan jumlah untuk meningkatka sebanding
1 orang, dan D III yang di tenaga meningkatk n kemampuan dengan
13 orang dengan butuhkan kesehatan an kerja jumlah
total 21 Orang. yaitu 15 kebidanan kemampuan melalui tenaga
2) Berdasarkan hasil orang kerja. pelatihan kebidanan
perhitungan tingkat 2. Beban kerja 2. Adanya dan
ketergantungan perawat kesempatan pendidikan
pasien dengan jumlah berkurang untuk tambahan
kebutuhan perawat karena di mengikuti dapat
pada tanggal 21 ruang Nifas pelatihan mengakibatk
MARET yang terdapat pendidikan an
dibutuhkan sejumlah cleaning baik kurangnya
19 orang dan tanggal service dan formal informasi
22 maret 2016 tenaga maupun non yang di
perawat yang administrasi formal dapat
dibutuhkan 19 orang. serta terkait
3) Terdapat tenaga non mahasiswa dengan
keperawatan dokter praktik ilmu-ilmu
umum (tetap) yaitu keperawatan baru, tend
sebanyak 7 orang yang issue yang
yaitu 17,5 %, dokter membantu, berkkembang
spesialis sebanyak dan juga di dunia
28 orang yaitu 70 %, transpoter kesehatan
tenaga administrasi sehingga
sebanyak 2 orang dapat
yaitu 5%, dan berdampak
cleaning service pada mutu
sebanyak 3 orang pelayanan
yaitu 7,5 %. pada pasien
b. Proses 2. Adanya
c. Output tuntutan
1) BOR : Dari hasil tinggi dari
perhitungan BOR masyarakat
selama 2 hari untuk
didapatkan hasil pelayanan
tertinggi 87,5 % yang lebih
dan terendah 78,1 professiona
% dengan rata-rata l
82,8%.
2) LOS (lama rata-
rata hari
perawatan) :
Berdasarkan kajian
yang dilakukan
dari tanggal 21-22
maret 2017
terhadap pasien
pulang, lama
rata-rata hari
perawatan pasien
di IRNA III A RSUD
Kota Mataram
adalah 3 hari.
3) BTO : berdasarkan
kajian yang
dilakukan dari
tanggal 21-22
maret 2017
menunjukkan
frekuensi
pemakaian tempat
tidur rumah sakit,
frekuensi
pemakaian tempat
tidur di RSUD Kota
Mataram adalah
0,09 kali/hari
atau 33
kali/pertahun.
4) Berdasarkan kajian
yang dilakukan
dari tanggal 21-22
maret 2017
menunjukkan waktu
rata-rata suatu
tempat tidur
kosong oleh pasien
sampai dengan
diisi lagi, waktu
rata-rata tempat
tidur di RSUD Kota
Mataram adalah 6
hari.

2 MONEY 1. Sumber 1. Pengelolaan 1. Tersedianya 1. Minimnya


a. Input pendanaan keuangn tidak pelayanan anggaran
1) Berdasarkan berasal dari dilakukan jaminan operasional
wawancara yanag BLUD, secara mandiri social bagi di ruangan.
telah dilakukan anggaran oleh ruang pasien yang
dengan kepala Asuransi IRNA III A kurang
Ruang IRNA III A Kesehatan mampu.
RSUD Kota Mataram (Askes) atau 2. Gaji tenaga
sumber dana untuk BPJS, umum. perawat dan
operasional bidan masih
berasal dari BLUD, berdasarkan
anggaran Asuransi jasa
Kesehatan (Askes) pelayanan
atau BPJS, umum. atau
Tidak ada sumber insentif
dana lain. pelayanan.
Sehingga berdampak
pula pada minimnya
anggaran
operasional. Dan
pengelolaan
keuangan tidak
dilakukan secara
mandiri oleh ruang
IRNA III A. Segala
kebutuhan
dilakukan dengan
penyusulan ulang
dari ruangan yang
di sampaikan ke
bidang penunjang
yang kemudian
bidang penunjang
menyampaikan ke
bagian keuangan
dengan
menyesuaikan
dengan kondisi
keuangan yang ada.
Kemudian
standarisasi gaji
tenaga perawat
belum menggunakan
standar UMR. Gaji
tenaga perawat
masih berdasarkan
jasa pelayanan
atau insentif
pelayanan.

3 MATERIAL 1. Alat medis 1. Masih ada 1. Rumah 1. Jumlah alat 1. Jumlah


a. Input dapat material yang sakit non medis peralatan
1) Berdasarkan tabel digunakan belum telah yang masih belum
3.12 dapat dilihat semua dalam memenuhi mendapatka belum sesuai
bahwa alat medis kategori kebutuhan n terpenuhi dengan
dapat digunakan baik pasien akreditasi yaitu rasio
semua dalam kategori sebanyak 24 seperti status B. sketsel, pasien.
baik sebanyak 24 alat dan selimut 0 korsi roda,
alat dan tidak ada tidak ada (belum sesuai hanrub,
yang rusak. yang rusak dengan jumlah computer,
Sedangkan TT pasien 32) keranjang
berdasarkan tabel dan sarung obat.
3.13 dapat dilihat bantal guling
bahwa dari fasilitas 0 (belum
ruangan ada yang sesuai dengan
masih kurang, ini jumlah TT
dibuktikan dari pasien 32).
jumlah selimut 0
(belum sesuai dengan
jumlah TT pasien 24)
dan sarung bantal
guling 0 (belum
sesuai dengan jumlah
TT pasien 24).

4 METHODE 1. Metode yang 1. Model 1. Adanya 1. Pelaksanaa


a. Input digunakan pelaksanaan mahasiswa 1. Adanya n MPKP
1) Berdasarkan hasil diruang IRNA asuhan praktik kesadaran sudah
observasi dan III A adalah keperawatan Di yang pasien dan optimal.
wawancara dengan metode MPKP ruang ruang melakukan keluarga akan 2. Ronde
Kepala Ruangan ruang tim IRNA III A praktek tanggung keperawata
IRNA III A, Metode modifikasi. sudah optimal manajemen jawab dan n belum
yang digunakan 2. asuhan 2. Pelaksanaan memberikan tanggung terlaksana
adalah metode MPKP keperawatan discharge peluang gugat. .
Tim modifikasi. Di ditulis pada planning sudah untuk 3. Pelaksanaa
Ruang nifas format baku terlaksana pembenahan n timbang
menerapkan 1 tim yang sudah namun metode sehingga terima
dimana dalam 1 tim ditetapkan yang digunakan timbang sudah
terdiri dari 1 oleh ruang masih belum terima terlaksana
perawat primer IRNA III A optimal. dapat namun
(katim) dan 4 3. Ruangan 3. Pendokumentasi berjalan metode
Perawat Asosiatif perawatan di an keperawatan dengan yang
(perawat pelaksana) ruang IRNA yang tidak baik. digunakan
pada shift pagi, 1 III A telah lengkap. 2. jika ada masih
penanggung jawab memiliki SAK 4. Penerapan hal-hal belum
shift dan 4 perawat sebagai asuhan yang optimal.
asosiatif (perawat panduan keperawatan penting, 4. Pelaksanaa
pelaksana) pada melakukan belum optimal. kepala n
shift sore dan 1 asuhan ruangan discharge
penanggung jawab keperawatan berkumpul planning
shift dan 4 perawat sehingga mutu dengan staf sudah
asosiatif (perawat pelayanan yang lain terlaksana
pelaksana) pada bisa lebih untuk namun
shift malam. baik lagi. membahas metode
b. Proses 4. pelaksanaan hal yang
1) Pengkajian, Diagnosa manajemen tersebut. digunakan
keperawatan,Perencan keperawatan Dengan masih
aan, Implementasi, dalam hal mengarahkan belum
Evaluasi setelah perencanaan bawahan optimal.
dilakukan observasi oleh kepala atau 5. Kedisiplin
di ruang IRNA III A ruangan di stafnya an perawat
menggunakan format Ruang IRNA untuk dalam
rencana keperawatan III A belum menjalankan melakukan
untuk setiap pasien terlaksana fungsi dokumentas
yang sudah baku. dan tertata masing- i
2) Berdasarkan hasil secara masing keperawata
wawancara dan optimal. dengan n yang
observasi yang 5. Sudah ada baik. komprehens
dilakukan dalam pendokumentas 3. Di ruang if belum
pelaksanaan asuhan ian berupa nifas telah optimal.
keperawatan di ruang lembar menggunakan
IRNA III A memiliki terintegrasi atau
SAK meliputi 6. secara umum tersedia
pengertian, tujuan, diperoleh oksigen
prosedur (masalah pasien dan central
yang mungkin timbul keluarga untuk
dan potensial mengatakan memenuhi
terjadinya infeksi), puas dengan kebutuhan
standar tindakan pelayanan klien di
perawatan serta yang masing-
prinsip pengakajian diberikan masing TT
kasus penyakit untuk oleh ruang pasien. Hal
10 penyakit terbesar IRNA III A. ini akan
di ruang IRNA III A. 7. Pelaksanaann mengurangi
3) Bedasarkan wawancara 5 tindakan beban kerja
dengan beberapa keperawatan perawat.
perawat di ruang di ruang IRNA
nifas prosedur III A
timbang terima termasuk
selama ini di dalam
lakukan pada setiap kategori baik
pergatian shift sekali dengan
dengan model SBAR. nilai rata-
Pada saat observasi rata 95,77%.
selama 2 hari di 8. Persepsi
ruang IRNA III A pasien
diadakan timbang mengenai mutu
terima sudah asuhan
berjalan sesuai keperawatan
tahapan timbang di ruang IRNA
terima namun III A sudah
sebaiknya harus baik.
dilakukan seefektif
mungkin dengan
secara singkat,
jelas dan lengkap
tentang tindakan
mandiri perawat,
tindakan kolaboratif
yang sudah
dilakukan/belum dan
perkembangan pasien
saat itu, serta
dilakukan point SKP
keselamatan pasien
sebelum dilakukan
operan/ timbang
terima seperti 6
langkah cuci tangan
yang
didemonstrasikan
secara bersama-sama
agar tetap menjadi
kebiasaan wajib
sebelum melakukan
tindakan perawatan
pasien.
4) Discharge planning
telah dilaksanakan
namun perlu
ditingkatkan.
Pelaksanaan
Discharge planning
di ruang IRNA III A
masih dilakukan
secara lisan,
flipshart yang ada
di ruangan sudah ada
tetapi penggunaannya
sebagai media untuk
persiapan pasien
pulang belum
digunakan secara
maksimal serta belum
ada media gambar /
lembar balik maupun
leaflet yang dapat
dibawa pulang oleh
pasien atau keluarga
pasien sebagai media
untuk perawatan
pasien secara
mandiri di rumah
(perawatan
lanjutan).
5) Berdasarkan
observasi dan
wawancara alur
sentralisasi obat
yang terdapat di
ruang IRNA III A
berawal dari dokter
yang diberikan
kepada keluarga
berupa surat
persetujuan obat
(resep) dengan
membawa kartu obat
kemudian obat yang
diambil bagian
farmasi yang telah
didapatkan kemudian
diserahkan ke tenaga
kesehatan di
ruangan, perawat
ruangan menerima
obat dan kartu obat.
Obat oral yang
diterima perawat
dikembalikan ke
pasien, sedangkan
obat injeksi
disimpan di loker
obat. Sisa
penggunaan obat
pasien (injeksi)
dikembalikan ke
bagian farmasi.
Selain itu, loker
obat juga berisi
obat-obatan
emergensi yang
disimpan berdasarkan
label loker.

c. Output
1) Instrumen A
Penerapan asuhan
keperawatan di ruang
ruang IRNA III A
telah dilakukan
dengan baik dengan
nilai rata-rata
92,24%. Di dalam
setiap aspek yang di
nilai masih ada yang
tidak dilakukan oleh
perawat pada format
asuhan keperawatan
yang sudah baku
seperti perawat yang
tidak mencatat data
yang dikaji sesuai
dengan pedoman
pengkajian 26,67%
dari 15 rekam medic
yang diobservasi,
kemudian terdapat
diagnose keperawatan
yang tidak sesuai
dengan PE/PES
terdapat 66,67% dari
16 rekam medic yang
diobservasi.

2) Instrumen C
Berdasarkan hasil
observasi dengan
menggunakan
instrumen C, secara
umum pelaksanaann 5
tindakan keperawatan
(Memberikan injeksi
IV, merawat luka,
memberikan kanul O2,
memasang infuse dan
mengukur tekanan
darah) di ruang IRNA
III A kategori baik
sekali dengan nilai
rata-rata 95,77%.
Dari observasi
dengan frekuensi 5
kali pelaksanaan
protap memasang
infus mendapatkan
nilai tertinggi
dengan nilai 98,86%.
Nilai terendah pada
merawat luka
(92,17%) karena pada
saat merawat luka
pinset yang sudah
tidak steril.

Anda mungkin juga menyukai