Anda di halaman 1dari 83

OJK Otoritas Jasa Keuangan

Pengertian otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga negara


yang dibentuk berdasarkan UU nomor 21 tahun 2011 yang
berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan
di dalam sektor jasa keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK,


adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan
wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan. OJK didirikan untuk menggantikan peran
Bapepam-LK. Wikipedia

Tujuan dibentuk ojk


OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di
dalam sektor jasa keuangan :
1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel
2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, dan
3. Mampu melindungi kepentingan Konsumen dan
masyarakat.

Fungsi
OJK mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan
dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di sektor jasa
keuangan.
Gambar: Kantor OJK
Tugas dan Wewenang
OJK mempunyai tugas melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di
sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB

OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan


terhadap:

1. kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;


2. kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
3. kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana
pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan
lainnya.

Wewenang OJK
Untuk melaksanakan tugas pengaturan, OJK mempunyai
wewenang:
1. menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;

2. menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor


jasa keuangan;

3. menetapkan peraturan dan keputusan OJK;

4. menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor


jasa keuangan;

5. menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;

6. menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan


perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak
tertentu;

7. menetapkan peraturan mengenai tata cara


penetapan pengelola statuter pada Lembaga Jasa Keuangan;

8. menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta


mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan
kewajiban; dan

9. menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan


sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan
di sektor jasa keuangan.

Untuk melaksanakan tugas pengawasan, OJK mempunyai


wewenang:
1. menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap
kegiatan jasa keuangan;
2. mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang
dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
3. melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan,
perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga
Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa
keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan;
4. memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa
Keuangan dan/atau pihak tertentu;
5. melakukan penunjukan pengelola statuter;
6. menetapkan penggunaan pengelola statuter;
7. menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang
melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perundangundangan di sektor jasa keuangan; dan
8. memberikan dan/atau mencabut:

izin usaha;
izin orang perseorangan;
efektifnya pernyataan pendaftaran;
surat tanda terdaftar;
persetujuan melakukan kegiatan usaha;
pengesahan;
persetujuan atau penetapan pembubaran; dan
penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Pengertian Lembaga Keuangan
Lembaga keuanganadalah suatu badan usaha yang
mengumpulkan suatu asset dalam bentuk dana dari
masyarakat dan disalurkan untuk pendanaan suatu proyek
pembangunan serta untuk kegiatan ekonomi dengan
mendapatkan hasil dalam bentuk bunga sebesar presentase
tertentu dari besarnya dana yang disalurkan.
Pengertian Lembaga Keuangan Menurut Para Ahli
1. Pasal 1 UU No. 14/1967 dan diganti dengan UU No.
7/1992
Menurut Pasal 1 UU No. 14/1967 dan diganti dengan UU No.
7/1992 menyatakan bahwa lembaga keuangan
merupakan suatu badan ataupun lembaga yang
aktivitasnya untuk menarik hasil dana dari masyarakat yang
kemudian menyalurkannya kepada masyarakat kembali.
2. keputusan SK Menkeu RI no. 792 Th 1990
Menurut keputusan SK Menkeu RI no. 792 Th 1990
mengungkapkan bahwa lembaga keuangan merupakan semua
badan usaha yang berada di suatu bidang keuangan yang
melakukan suatu penghimpunan dana, menyalurkan dana
kepada masyarakat yang paling utama dalam memberikan
biaya investasi pembangunan.
3. kasmir (2005:9)
Menurut kasmir mengungkapkan bahwa Lembaga keuangan
merupakan untuk semua perusahaan yang berada dibidang
keuangan yang dimana suatu kegiatannya, ataukah hanya
menghimpun dana atau hanya untuk menyalurkan dana atau
mungkin kedua-duanya.
4. Dahlan Siamat
Menurut Dahlan Siamat mengungkapkan bahwa lembaga
keuangan merupakan suatu badan usaha yang kekayaannya
terutama yakni dalam berbentuk suatu aset keuangan yang
dibandingkan dengan suatu aset nonfinansial atau aset Riil.
5. Ahmad Rodoni
Menurut Ahmad Rodoni mengungkapkan bahwa Lembaga
keuangan merupakan suatu badan usaha yang kekayaannya
terutama didalam suatu bentuk-bentuk aset keuangan (
Financial assets) maupun non-finansial asset.

Fungsi Lembaga Keuangan


Berfungsi melancarkan pertukaran produk (barang dan
jasa) dengan memakai uang dan instrumen kredit.
Berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan ke masyarakat
dalam bentuk pinjaman. Atau dengan kata lain, Lembaga
Keuangan menghimpun dana dari pihak yang kelebihan
dana dan menyalurkan ke pihak yang kekurangan dana.
Berfungsi untuk memberikan pengetahuan dan
informasi, yakni :
o Lembaga Keuangan melaksanakan suatu tugas
sebagai pihak yang ahli dalam analisis ekionomi
dan kredit untuk suatu kepentingan sendiri dan
kepentingan lain (nasabah).
o Lembaga Keuangan berkewajiban untuk
menyebarkan informasi dan kegiatan yang berguna
dan menguntungkan bagi nasabahnya.
Memberikan jaminan.
Lembaga Keuangan bisa memberikan suatu jaminan
hukum dan moral mengenai keamanan dana masyarakat
yang dipercayakan kepada lembaga keuangan tersebut.
Menciptakan dan memberikan likuiditas
Lembaga Keuangan bisa memberikan suatu keyakinan
kepada nsabahnya bahwa dana yang disimpan akan di
kembalikan pada waktu di butuhkan atau pada waktu
jatuh tempo.

Manfaat Lembaga Keuangan


Perusahaan Pegadaian bermanfaat untuk memberikan
peminjaman kepada yang memerlukan dana
Bermanfaat untuk memberikan suatu jaminan suatu
risiko yang mungkin terjadi yang sesuai dengan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan
Bermanfaat untuk memberikan suatu kesejahteraan
kepada karyawan perusahaan yang terutama yang
sudah pensiun
Bermanfaat untuk memberikan suatu pinjaman kepada
masyarakat dalam hal pendanaan suatu kegiatan
konsumsinya.
Bermanfaat untuk memberikan suatu manfaat kepada
semua anggota dalam hal kebersamaan dan sisa hasil
usaha.

Jenis-Jenis Lembaga Keuangan


1. Lembaga Keuangan Bank
Lembaga jenis ini terdiri dari Bank Sentral, Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat. Berdasarkan dari Undang-Undang
Pokok Perbankan No. 23 tahun 1998 jenis bank di Indonesia
ada dua yakni Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Bank Sentral
Bank Sentral di Indonesia dipegang atau dilaksanakan
oleh Bank Indonesia. Tujuan utama dari Bank Indonesia
sebagai bank sentral yaitu untuk mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka Bank Sentral mempunyai tugas
untuk menetapkan dan melaksanakan suatu kebijakan
moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem
devisa serta mengatur dan mengawasi Bank.
Bank Umum
Bank umum yaitu Bank yang mampu memberikan
layanan jasa dalam lalulintas pembayaran, sedangkan
pada Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito
berjangka atau bentuk lainya yang dipersamakan dengan
itu.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR yaitu lembaga keuangan Bank yang menerima
simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,
tabungan atau bentuk lainnya yang disetarakan dan
menyalurkan dananya sebagai usaha BPR. BPR ini
adalah Bank yang khusus untuk melayani masyarakat
kecil di suatu daerah, kecamatan atau pedesaan. Bank
Perkreditan Rakyat berasal dari Bank Desa, Lumbung
Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai dan Bank lainnya yang
kemudian dilebur menjadi Bank Perkreditan Rakyat.
2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) menurut UU No.
10 Tahun 1998 yaitu suatu badan usaha yang melakukan suatu
kegiatan di bidang keuangan, yang menghimpun dana dengan
mengeluarkan kertas berharga dan untuk menyalurkannya
untuk membayar investasi perusahaan.
Lembaga ini didirikan pada tahun 1973 yang berdasarkan
Keputusan Mentri Keuangan No. Kep. 38/MK/I/1972 yang
menerbitkan bahwa lembaga-lembaga ini bisa melakukan
usaha-usaha yaitu sebagai berikut :
menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan surat
sementara
memberi suau kredit jangka menengah
mengadakan sebuah penyertaan modal yang
sifatnya sementara
bertindak sebagai perantara dari perusahaan Indonesia
dan badan hukum pemerintah
bertindak sebagai perantara dalam mendapatkan peserta
atau kampanye
sebagai perantara untuk mendapatkan suatu tenaga ahli
dan memberikan nasihat-nasihat sesuai keahlian
melakukan usaha lain di bidang keuangan.
Jenis-Jenis Lembaga Keuangan Non Bank
1. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam yaitu suatu lembaga keuangan bukan
bank yang berbentuk suatu koperasi yang kerjaannya di
bidang perkreditan, yakni untuk menerima simpanan uang dan
untuk meminjamkan modal pada anggota.
2. Perum Pegadaian
Perum pegadaian yaitu suatu lembaga keuangan bukan bank
dalam bentuk perusahaan yang dipunya pemerintah yang
usahanya untuk melayani suatu kepentingan umum yang
membutuhkan pinjaman uang dalam modal kecil dengan
jaminan berupa barang yang memiliki nilai harga.
3. Perusahaan asuransi
Perusahaan asuransi yaitu suatu perusahaan yang memberi
jaminan atau pertanggungan kepada nasabah yang mengalami
suatu kerugian sesuai dengan surat perjanjian ( polis ), Bila
terjadi suatu kejadian yang menyebabkan suatu kerugian,
Contohnya kebakaran, kecelakaan, meninggal dunia, dan lain
sebagainya. Uang pertanggungan yang dibayarkan oleh
nasabah dinamakan yakni premi.
4. Dana pensiun
Dana Pensiun yaitu suatu perusahaan yang didapat melalui
suatu pemotongan gaji pegawai setiap bulan selama seseorang
masih aktif dalam bekerja, dana tersebut akan dikembalikan
bila pegawai yang bersangkutan sudah pensiun. Dengan
adanya suatu lembaga yang mengelola dana pensiun tersebut,
maka pegawai yang sudah tidak aktif bekerja lagi karena
sudah mencapai usia tertentu dapat memenuhi suatu
kebutuhan uang dari dana pensiun. Perusahaan yang
mengelola dana pensiun ialah P.T. Taspen ( Tabungan
Asuransi Pensiunan )

A. Pengertian, Fungsi, dan Prinsip Kegiatan Usaha,


Serta Jenis Bank

1. Pengertian Bank
Kata bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco. Banco
pada masa lalu berarti bangku atau meja. Meja dalam sejarah
bank pertama kali digunakan sebagai tempat menukar uang.
Oleh karena itu, bank pertama kalinya adalah tempat
penukaran uang.
Prof.G.M Verryl Stuart dalam bukunya yang berjudul
Bank Politics, mendefinisikan bahwa bank adalah suatu badan
usaha yang bertujuan untuk memberi kredit, baik dengan uang
sendiri maupun uang yang dipinjam dari orang lain, dan
mengedarkan alat penukar berupa uang kertas serta uang giral.
Dalam Undang-undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan
Undang-undang Perbankan No.10 tahun 1998 tentang
perubahna atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan, dijelaskan bahwa bank adalah badan usaha yang
menghiimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Fungsi Bank
Berdasarkan pasal 3UU No. 7 tahun 1992 jo UU No. 10
1998 tentang perbankan, Fungsi utama perbankan Indonesia
adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.
Selain itu, bank juga berfungsi sebagai pelayan.
1) Penghimpun dana dari masyarakat
Bank berfungsi penghimpun dana dari masyarakat karena
bank dipercaya oleh masyarakat sebagai tempat yang aman
untuk menyimpan dana. Selain untuk rasa aman, tujuan
lainnya adalah sebagai tempat untuk melakukan investasi.
Dengan menyimpan uangnya di bank, masyarakat juga akan
memperoleh keuntungan atas simpanannya.
2) Penyalur dana dari masyarakat
Menyalurkan dana merupakan kegiatan bank yang terpenting.
Sebaguian besar penyaluran dana kepada masyarakat terdiri
dalam bentuk kredit untuk bank konvesional dan dalam
bentuk pembiayaan untuk Bank Syariah. Dengan penyeluran
dana, bank akan memperoleh pendapatan, baik dalam bentuk
bunga untuk bank konvesional maupun dalam bentuk bagi
hasil atau lainnya untuk Bank Syariah. Pendapatan dari
kegiatan ini merupakan pendapatan yang terbesar hampir di
setiap bank.
3) Pelayan masyarakat
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, bank juga
memberikan beberapa fungsi pelayanan jasa kepada nasabah.
Dia nataranya adalah jasa pengiriman uang (transfer),
pemindahbukuan, penagihan surat-surat berharga,
kliring, letter of credit, inkaso, safe defosit boxdan garansi
bank. Dalam hal ini bank berfungsi sebagai agent of services.
3. Prinsip Kegiatan Usaha
1) Prinsip Kehati-hatian (prudential principel)
Suatu prinsip yang menyatakan bahwa bank dalam
menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan
prinsip kehati-hatian dalam rangka melindungi dana
masyarakat yang dipercayakan padanya. Prinsip kehati-hatian
diberlakukan agar bank selalu dalam keadaan sehat dan kadar
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tetap tinggi.
2) Prinsip Kepercayaan
Suatu prinsip yang mengatakan bahwa usaha bank dilandasi
oleh hubungan kepercayaan antara bank dan nasabahnya, baik
itu nasabah yang menyimpan dana di bank tersebut maupun
nasabah debitor.
3) Prinsip Kerahasiaan (confidential principle)
Prinsip yang mengharuskan atau mewajibkan bank
merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
keuangan dan lain-lain dari nasabah bank yang menurut
kelaziman dunia perbankan (wajib) dirahasiakan.
4. Jenis Bank
Bank dapat kita kelompokkan atas jenis kegiatannya, bentuk
badan hukum, dan kepemilikan.

1. Pembagian bank menurut jenis kegiatannya


1) Bank sentral
Bank sentarl adalaah sebuah badan keuangan, yang pada
umumnya dimiliki pemerintah, dan bertanggung jawab untuk
mengatur kestabilan badan-badan keuangan, serta menjamin
agar kegiatan badan-badan keuangan tersebut dapat
menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.
Bank sentral mempunyai fungsi dan peran yang strategis
dalam mendukung perkembangan perekonomian suatu
negara. Kebijakan yang ditempuh Bank sentral berpengaruh
langsung terhadap peredaran uang dan suku bunga dalam
perekonomian , serta operasi dan kesehatan perbankan, yang
pada gilirannya akan
memengaruhi tidak hanya perkembangan sektor keuangan
tetapi juga pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan.
Menurut Samuelson, bank sentral memiliki sejumlah tujuan
dalam menjalankan kebijakan moneter sesuai dengan tujuan
ekonomi makro.
Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkesinambungan,
b) Penggunaan tenaga kerja yang tinggi (tingkat
pengangguran yang rendah ),
c) Stabilitas harga,
d) Stabilitas suku bunga,
e) Stabilitas pasar keuangan, dan
f) Stabilitas pasar nilai tukar.
2) Bank umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan/atau berdasarkan Prinsip Syariah
yang dalam kegiatan memberikan jasa lalu lintas
pembayaran. Bank umum sering juga disebut bank
komersial ( commercial bank). Usaha dan fungsi bank umum
meliputi hal-hal berikut.
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpan
berupa giro, deposit berjangka, sertifikat deposito, tabungan,
dan lainnya.
b) Memberikan kredit dan menerbitkan surat pengakuan
utang
c) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri
maupun untuk kepentinaga dan atas perintah nasabahnya
terhadap hal-hal berikut.
Surat-surat wesel, termasuk wesel yang diakseptasi oleh
bank yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan
dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang
masa berlakunya tidak lebih l;ama dari kebiasaan dalam
perdagangan surat-surat dimaksud.
Kertasa perbendaharaan negara dan surat jaminan
pemerintah.
Sertifikat Bnak Indonesia (SBI) dan obligasi
Surat dagang berjangka waktu hingga satu tahun.
Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu
hinga satu tahun.
Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri
maupaun kepentingan nasabah.
Menempatkan dan meminjamkan dana kepada bank lain,
baik dengan menggunakan sarana komunikasi seperti surat
maupun degan wesel, cek, atau saran lainnya.
Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga
dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga.
Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan
surqat berharga.
Melakuakn kegitan penitipan untuk kepentingan pihak
lain berdasarkan suatu kontrak.
Melakuan penempatan dana untuk nasabah lainnya
dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.
Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit,
dan kegiatan waki amanat.
Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan
lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan
yang ditetapknan oleh Bank Indonesia
Selain kegiatan diatas, Bank umum dapat pula melakukan hal-
hal berikut:
a) Kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,
b) Kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan
lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal
ventura, perusahan efek, asuransi, serta lembaga kliring
penyelesaian dan penyimpanan, denaga memenuhi ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,
c) Kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi
akibat kegagalan kredit atau klegagaln pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah , dengan syarata harus menarikl
kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia, dan
d) Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana
pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-
undangan dana pensiun yang berlaku.

3) Bank Syariah
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21
tahun 2008 tentang perbankan Syariah , Bank Syariah adalah
bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
Prinsip Syaiah. Prinsip Syariah adalah prinsip hukum islam
dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang
dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang Syariah.
Ada dua jenis Bank Syariah, yaitu sebagai berikut.
a) Bank Umum Syariah yaitu Bank Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yaitu Bnak Syariah
yang dalam kegiatan tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Kegiatan usaha Bank Umum Syariah meliputi hal-hal berikut.
Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak
betentantangan Prinsip Syariah .
Menghimpunn dana dalam bentuk investasi berupa
deposito , tabungan , atau bentuk yang dipersembahkanb
dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.
Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad murabahah,
Akad salam , Akad istishna, atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah.
Menyalurkan pembiayaan berdasarkan Akad qardh atau
Akad lain yang tidak bertentengan dengan Prinsip Syariah.
Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerek
atau tidak bergerak kepada nasabah berdasarkan Akad ijarah
dan/ atau sewa beli dalam bentuk ijarah mentahiya bittamlik
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah.
Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan Akad
Hawalah atau Akad lain yang tidak bertentangan berdasarkan
Prinsip Suyariah .
Melakuakn usaha kartu debit dan/ atau kartu pembayaran
berdasarkan Prinsip Syariah.
Membeli, menjual, atau menjual atas resiko sendiri surat
berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi
nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain, seperti ijarah,
musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah.
Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah
yang diterbitkan oleh pemerintah dan/ atau Bank Indonesia.
Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga
dan melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar
pihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah.
Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu akad yang berdasarkan Prinsip Syariah.
Menyediakan tempat untuk menyimpan uang barang dan
surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah.
Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri
maupun untuk kepentingan nasabah berdasarkan Prinsip
Syariah.
Melakuakan fungsi sebagai Wali Amanat berdasarkan
Akad Wakalah.
Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi
berdasarkan Prinsip Syariah.
Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang
perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah dan sesuai dengan ketentuan
perundang undangan-undangan yang berlaku
Selain Bank Umum Syariah, kita juga mengenal unit usaha
Syariah (UUS).
Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit dari karya kantor pusat
bank umum konvensiopnal yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor atau unit yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah,atau unit kerja di
kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar
negeri yang melaksanakan kegiatan usaha, secara konvesional
yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor
cabangpembantu Syariah dan/ atau unit syariah. Kegiatan unit
Usaha Syariah (UUS) hampir sama dengan usaha bank umum
syariah.
Kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat Syariah meliputi :
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
- Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan Akad Wadiah atau Akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip Syariah
- Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan dengan
Akad Mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip syariah.
Menyalurkan dana kepada Masyarakat dalam bentuk
- Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad Mudharabah
atau Musyarakah
- Pembiayaan berdasarkan Akad Murabahah, salam atau
istishna
- Pembiayaan berdasarkan Akad Qardh
- Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijirah atau sewa
beli dalam bentuk ijirah muntahiya bittamlik
- Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah
Menetapkan dana pada bank Syariah lain dalam bentuk
titipan berdasarkan Akad wadiah atau investasi berdasarkan
akad mudharabah dan/atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip syariah
Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri
maupun untuk kepentingan Nasabah melalui rekening Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum syariah,
Bank Umum Konvensional dan Uus
Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha
Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah
berdasarkan persetujuan BI.
Hal-hal yang dilarang untuk Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha syariah adalah sebagai berikut :
Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan
prinsip Syariah
Melakukan kegiatan jual-beli saham secara langsung
dipasar modal
Melakukan penyertaan modal kecuali pada Bank Umum
Syariah atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan
usaha berdasarkan prinsip syariah dan penyertaan modal
sementara untuk mengatasi akibat kegagalan Pembiayaan
berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik
kembali penyertaannya
Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali
sebgaia agen pemasaran produk asuransi syaraih.
Hal-hal yang dilarang untuk Bank Pembiayaan rakyat syariah
adalah sebagia berikut :
Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan denga
prinsip syariah.
Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam
lalu lintas pembayaran.
Melkuakn kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai
agen pemasaran produk asuransi syariah
Melkukan kegiatan usaha valuta asing, kecuali
penukaran uang asing dengan izin Bank Indonesia

4) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


BPR adalah bank yang menerima simpana dari masyarakat
hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, atau
bentuk lainnya dan memberikan pinjaman kepada masyarakat.
Usaha dan Fungsi BPR antara lain sebagai berikut:
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan, berupa deposito berjangka, tabungan dan bentuk
lainnya yang dipersamakan dengan itu.
b) Memberikan kredit
c) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana
berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia
d) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan
tabungan pada bank lain.
BPR dilarang menerima simpanan berupa giro, ikut serta
dalam lalu lintas pembayaran, melakukan usaha valuta asing,
penyertaan modal, usaha perasuransian, dan usaha lain di luar
kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasl 13 Undang-
undang Perbankan No.10 tahun 1998.

2. Pembagian Bank menurut Bentuk Badan Hukum


Menurut bentuk badan hukum, bank dibedakan menjadi bank
yang berbadan hukum perseroan terbataas (PT), koperasi, dan
perusahaan daerah.
3. Pembagian Bank menurut kepemilikan
1) Bank pemerintah, bank yang modalnya berasal dari
pemerintah dan bertugas meningkkatkan kesejahteraan
masyarakat. Contoh BTN
2) Bank swasta adalah bank yang pemilik modalnya dimiliki
oleh pihak swasta. Umumnya bank tersebut bertujuan mencari
laba. Contohnya : Bank Mega, Bank CIMB Niaga
3) Bank Campuran adalah bank yang sebagian modalnya
dimiliki oleh pemerintah dan sebagian lain dimiliki oleh
swasta. Contohnya BNI 1946, Bank Mandiri dan BRI

4) Bank pemerintah daerah adalah bank pembangunan milik


pemerintah daerah yang terdapat pada setiap daerah tingkat
satu contohnya Bank DKI, Bank BJB
LPS
Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
1. Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan
sesuai dengan kewenangannnya.
Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan
penjaminan simpanan.
2. Melaksanakan penjaminan simpanan.
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut
aktif memelihara stabilitas sistem perbankan.
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan
penyelesaian Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik.
Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak
sistemik.
Wewenang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
1. Menetapkan dan memungut premi penjaminan.
2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank
pertama kali menjadi peserta.
3. Melakukan pengelolaan kekayaan dan kewajiban LPS.
4. Mendapatkan data simpanan nasabah, data kesehatan bank,
laporan keuangan bank, dan laporan hasil pemeriksaan
bank sepanjang tidak melanggar kerahasiaan bank.
5. Melakukan rekonsiliasi, verifikasi, dan/atau konfirmasi atas
data tersebut pada angka 4.
6. Menetapkan syarat, tata cara, dan ketentuan pembayaran
klaim.
7. Menunjuk, menguasakan, dan/atau menugaskan pihak lain
untuk bertindak bagi kepentingan dan/atau atas nama LPS,
guna melaksanakan sebagian tugas tertentu.
8. Melakukan penyuluhan kepada bank dan masyarakat
tentang penjaminan simpanan.
9. Menjatuhkan sanksi administratif.
Pengertian Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Mengapa masyarakat yakin bahwa dana yang disimpannya di
rekening bank aman? Tidak akan hilang dan ketika
dibutuhkan pasti tersedia sesuai jumlah yang disimpan.
Merasa percaya kepada bank dan merasa aman karena ada
lembaga yang menjamin simpanannya tersebut adalah bagian
dari alasan utama mengapa masyarakat menyimpan dananya
di bank. Siapakah yang menjamin simpanan masyarakat di
bank? Tahukan Anda?

Menurut Undang-Undang Nomor 24 tahun 2004 tentang LPS


bahwaL PS adalah sebuah lembaga yang independen,
transparan, dan akuntabel dengan dua fungsi utama
yaitu menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut
aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai
dengan kewenangannya.
Konsep pasar modal
1.2. Fungsi dan Tujuan Pasar Modal

Fungsi pasar modal dan pasar uang pada hakikatnya adalah


sama, yaitu untuk meningkatkan alokasi sumber daya
keuangan yang diharapkan akan menaikkan investasi dan
pertumbuhan ekonomi. Secara singkat fungsi pasar modal
adalah sebagai sarana untuk memperoleh modal jangka
panjang bagi unit-unit yang terlibat dalam proses produksi dan
untuk penanaman dana jangka panjang bagi unit-unit yang
memiliki kelebihan dana. Fungsi pasar modal secara spesifik
adalah sebagai berikut.

a. Sebagai Sumber Penghimpun Dana

Seperti halnya perbankan, perkembangan pasar modal sangat


mempengaruhi besarnya dana masyarakat yang dihimpun
dalam sebuah perekonomian. Jika pasar modalnya maju, dana
masyarakat yang dapat dihimpun akan sangat besar.

b. Sebagai Alternatif Investasi bagi Pemilik Modal

Dalam pasar modal investor dapat memindahkan asetnya dari


satu perusahaan ke perusahaan lain untuk memperoleh
keuntungan yang lebih besar.

c. Sebagai Pendorong Perkembangan Investasi

Dengan adanya pasar modal, pemerintah akan terbantu dalam


memobilisasi dana masyarakat. Para investor akan terus
menambah jumlah investasinya di pasar modal karena
perusahaan yang menerima dana dari pemilik modal akan
meningkatkan usahanya, baik melalui pembelian mesin baru
maupun penyerapan tenaga kerja. Karena fungsinya yang
strategis, maka peranan pasar modal sangat penting. Bagi
negara-negara maju, pasar modal merupakan sarana yang
dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan kebijakan moneter.

Namun, di negara maju maupun di negara sedang


berkembang, pasar modal berperan juga sebagai agen
pembangunan, yaitu sebagai alat memobilisasi dana, baik
yang ada dalam perekonomian domestik maupun yang berasal
dari luar negeri.
Dalam pembentukan pasar modal memiliki tujuan sebagai
berikut. [2]

a. Menghimpun kesempatan kepada masyarakat untuk


meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
b. Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk ikut
memiliki perusahaan dan ikut menikmati hasilnya (laba).

1.3. Pelaku Pasar Modal [1]

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, di pasar modal akan


bertemu dua pihak, yaitu pihak yang memiliki modal untuk
dipinjamkan atau diinvestasikan (disebut pemodal/investor)
dan pihak yang ingin meminjam modal (disebut emiten).
Sesuai ketentuan pasar modal, dua pihak tersebut tidak bisa
bertemu secara langsung untuk membuat transaksi, tetapi
harus melibatkan beberapa pihak lain sesuai peraturan pasar
modal. Dengan demikian, pelaku dalam pasar modal meliputi
pemodal/investor, emiten, perusahaan efek, dan danareksa
(investment fund).
a. Pemodal/Investor

Pemodal adalah pihak yang memiliki modal untuk


dipinjamkan atau diinvestasikan. Modal dipinjamkan oleh
pemodal dengan cara membeli suratsurat berharga yang
ditawarkan oleh emiten. Dengan demikian berarti pemodal
telah meminjamkan uangnya kepada emiten. Dan dari pembeli
tersebut pemodal bisa memperoleh keuntungan berupa
dividen atau bunga. Kemudian, untuk memperoleh
keuntungan lebih, pemodal bisa menjual kembali surat
berharga yang telah dibelinya dengan tujuan mendapat capital
gain, yaitu keuntungan berupa selisih dari harga jual dikurangi
harga beli. Misal: ketika membeli saham harga per lembar
hanya Rp300,-, ketika dijual harga per lembar Rp350,-.
Berarti capital gain-nya sebesar Rp50,- per lembar.
Bayangkan berapa keuntungannya bila yang dijual adalah
30.000 lembar.

Hal yang perlu diingat, dalam mekanisme pasar modal,


pemodal tidak bisa bertransaksi langsung dengan emiten;
tetapi untuk bisa bertransaksi pemodal harus terlebih dulu
menjadi nasabah dari suatu perusahaan efek. Sehingga semua
transaksi akan dilakukan melalui perusahaan efek tersebut.

b. Emiten

Emiten adalah pihak yang ingin meminjamkan modal. Modal


dipinjamkan emiten dengan cara melakukan emisi, yaitu
menawarkan efek (surat berharga) untuk dijual atau
diperdagangkan. Bila efek yang dijualnya ada yang membeli
maka emiten akan memperoleh uang yang diperlukan. Emiten
umumnya adalah perusahaan atau lembaga yang
membutuhkan modal untuk membiayai atau memperluas
usahanya.

c. Perusahaan Efek

Perusahaan efek adalah perusahaan yang telah memperoleh


izin usaha dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal)
untuk menjalankan satu atau beberapa kegiatan berikut:

1) perantara perdagangan efek;


2) penjamin emisi efek;
3) manajer investasi; dan
4) penasihat investasi.

d. Danareksa (Investment Fund)

Danareksa adalah pihak yang kegiatannya melakukan


investasi, investasi kembali atau perdagangan efek.

1.4. Lembaga Penunjang Pasar Modal [1]

Lembaga Penunjang Pasar Modal merupakan lembaga yang


menunjang semua kegiatan di pasar modal, meliputi bank
kustodian, biro administrasi efek, wali amanat, penasihat
investasi, pemeringkat efek, dan penjamin emisi.

a. Bank Kustodian

Bank kustodian adalah bank yang berfungsi melakukan


penyimpanan dan pengamanan fisik dokumen-dokumen efek.

b. Biro Administrasi Efek (BAE)


Biro administrasi adalah lembaga yang melaksanakan
kegiatan administrasi efek bagi emiten, seperti pembukuan,
transfer, registrasi, pemecahan surat kolektif saham,
pembayaran dividen, dan lain-lain.

c. Wali Amanat

Wali amanat adalah pihak yang dipercaya mewakili


kepentingan pedagang obligasi.

d. Penasihat Investasi

Penasihat investasi adalah pihak yang bertugas memberikan


nasihat investasi. Penasihat investasi hampir sama dengan
manajer investasi. Bedanya, penasihat investasi hanya
memberikan nasihat, tapi tidak mengelola dana seperti yang
dilakukan manajer investasi.

e. Pemeringkat Efek

Pemeringkat efek adalah pihak yang bertugas memberikan


pendapat secara objektif, jujur, dan tidak memihak mengenai
risiko suatu efek.

f. Penjamin Emisi

Penjamin emisi adalah pihak yang bertugas memberi jaminan


untuk membeli saham yang tidak habis terjual supaya modal
atau dana yang dibutuhkan emiten dapat terpenuhi.

1.5. Profesi Penunjang Pasar Modal [1]


Profesi penunjang pasar modal merupakan profesi atau
pekerjaan yang ikut menunjang kelancaran pasar modal.
Profesi penunjang pasar modal meliputi akuntan, konsultan
hukum, penilai (appraiser), dan notaris.

a. Akuntan

Akuntan adalah profesi yang bertugas melakukan


pemeriksaan atas laporan keuangan suatu perusahaan, apakah
sudah sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia dan
ketentuan Bapepam. Untuk melakukan tugasnya di pasar
modal, akuntan yang bersangkutan harus terdaftar di Bapepam
dan juga harus selalu meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan mengenai akuntansi, pengendalian interen, dan
pemeriksaan perusahaan efek.

b. Konsultan Hukum

Konsultan hukum adalah profesi yang bertugas memeriksa


aspek-aspek hukum emiten dan memberikan legal opinion
(pendapat hukum) mengenai keadaan dan keabsahan usaha
emiten, seperti anggaran dasar, izin usaha, bukti pemilikan
harta kekayaan, perjanjian/perikatan dengan pihak ketiga, dan
lain-lain. Oleh karena itu, konsultan hukum yang terdaftar di
Bapepam harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang
tinggi mengenai dunia pasar modal, baik teori maupun
praktik.

c. Penilai (Appraiser)

Penilai adalah profesi yang bertugas melakukan penilaian


terhadap aktiva (harta) menurut nilai yang wajar kepada
emiten yang akan go public (menjual sahamnya) dan kepada
emiten yang melakukan proses akuisisi.

d. Notaris

Notaris adalah profesi yang bertugas membantu para pelaku


pasar modal dalam menyusun anggaran dasar dan kontrak-
kontrak penting.

1.6. Badan Pembina, Pengawas dan Pembantu Pasar


Modal [1]

Dalam pasar modal terdapat badan pembina pasar modal,


badan pengawas dan pembantu pasar modal. Untuk lebih
memahami badan-badan tersebut, berikut ini kita akan
membahas mengenai badan pembina pasar modal, badan
pengawas dan pembantu pasar modal.

a. Badan Pembina Pasar Modal

Badan Pembina Pasar Modal terdiri atas Ketua, Wakil Ketua,


Anggota, dan Sekretaris dengan susunan sebagai berikut.

Ketua : Menteri Keuangan


Wakil Ketua : Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/Ketua BAPPENAS
Anggota : Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian,
Menteri Muda Sekretaris Negara, Menteri Muda Keuangan,
Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM).
Sekretaris : Ketua BAPEPAM
Adapun tugas Pembina Pasar Modal adalah:
1. Memberikan pertimbangan kebijakan kepada Menteri
Keuangan dalam melaksanakan wewenangnya di bidang
pasar modal berdasarkan UU No. 15 tahun 1952 tentang
Bursa dan Peraturan Perundangan Lainnya;
2. Memberikan pertimbangan kebijakan kepada Menteri
Keuangan dalam melaksanakan wewenang terhadap
BUMN.
b. Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

Bapepam memiliki tugas-tugas, sebagai berikut:


1. Melaksanakan penilaian terhadap perusahaan yang akan
menjual efeknya melalui pasar modal, apakah telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan.
2. Mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang
menjual efek di pasar modal secara terus-menerus.
3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pasar
modal yang diselenggarakan pasar modal nasional.
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,
Bapepam memiliki wewenang sebagai berikut:
1. Memberikan izin, persetujuan, dan pendaftaran kepada
para pelaku pasar modal.
2. Memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum.
3. Menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundang-
undangan di bidang pasar modal.
4. Melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar
modal.
Sebelum menjadi Badan Pengawas Pasar Modal, Bapepam
dulunya bernama Badan Pelaksana Pasar Modal. Tetapi sejak
pasar modal diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta
pada tahun 1991 maka fungsi Bapepam sebagai pelaksana
berubah menjadi pengawas saja.

c. PT Danareksa

PT Danareksa didirikan pemerintah untuk menjaga


kelangsungan hidup pasar modal dan mewakili masyarakat
terutama yang berkemampuan terbatas dalam membeli
saham.

PT Danareksa memiliki tugas-tugas, sebagai berikut:


1. Membantu mempercepat masyarakat yang
berkemampuan terbatas untuk membeli saham sehingga
mereka dapat menikmati dividen (pembagian keuntungan
perusahaan). Caranya: PT Danareksa akan membeli
saham sebesar 50% dari yang ditawarkan. Saham
tersebut lalu dipecah-pecah dalam bentuk sertifikat
saham dengan nilai nominal Rp10.000,-, dan masyarakat
boleh membelinya paling banyak 100 lembar.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam membeli
efek dalam rangka pengerahan dan dana dari masyarakat.
Selain masyarakat dapat menikmati dividen, dana yang
terkumpul bisa disalurkan ke emiten untuk
pengembangan usahanya.
1.7. Instrumen / Produk Pasar Modal

Pada pasar modal, instrumen atau produk yang ditransaksikan


memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun (long-term
instrument). Produk atau surat berharga yang diperdagangkan
di pasar modal umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu surat
berharga yang berbentuk kepemilikan dan surat berharga yang
berbentuk utang.

Beberapa instrumen atau produk yang lazim diterbitkan dan


diperdagangkan pada pasar modal, yaitu sebagai berikut.

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah tanda penyertaan atau pemilikan


seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Ciri saham
biasa adalah dividen mendapat keuntungan, perusahaan
mendapat keuntungan, memiliki hak suara, dan hak
memperoleh pembagian kekayaan usaha jika perusahaan
bangkrut setelah kewajiban perusahaan dilunasi. Di antara
jenis saham biasa ada yang disebut dengan saham unggulan
(blue chips), yaitu saham yang diterbitkan oleh perusahaan
besar dan terkenal yang sudah lama memperlihatkan
kemampuan untuk memperoleh keuntungan dan pembayaran
dividen. Saham yang tergolong unggulan, antara lain saham
PT Telkom Tbk, PT Gudang Garam Tbk, PT Unilever Tbk,
atau PT HM Sampoerna.

b. Bukti Right (Right Issue)

Right issue adalah hak bagi pemodal untuk membeli saham


baru yang dikeluarkan emiten. Karena merupakan hak,
investor tidak terikat untuk harus membelinya. Ini berbeda
dengan dividen, yang secara otomatis diterima pemegang
saham. Imbalan yang diperoleh oleh pembeli right issue
adalah sama dengan membeli saham, yaitu dividend atau
capital gain. Risiko investasi right issue yang dihadapi
investor adalah menurunnya dividen per saham atau bahkan
rugi dalam jual beli saham (capital loss).

c. Obligasi (Bonds)

Obligasi adalah surat pengakuan utang dari perusahaan


dengan kesanggupan untuk mengembalikan pokok utang dan
bunganya secara periodik pada waktu yang telah ditentukan.
Bunga dalam obligasi dikenal dengan istilah kupon.
Pembayaran kupon ini bisa tahunan, semesteran atau juga bisa
triwulanan. Seperti juga saham, dalam obligasi juga
dimungkinkan memperoleh capital gain. Obligasi
mengandung suatu perjanjian yang mengikat antara kedua
pihak, yaitu pemberi pinjaman (penerbit obligasi) dan
penerima pinjaman. Penerbit obligasi menerima pinjaman dari
pemegang obligasi dengan ketentuan-ketentuan yang sudah
diatur, baik mengenai jatuh tempo pelunasan, besarnya pokok
utang, dan bunga yang harus dibayarkan.

d. Saham Preferens atau Saham Istimewa (Preferred


Stock)

Saham preferens merupakan gabungan (hybrid) antara


obligasi dan saham biasa, artinya di samping memiliki
karakteristik seperti obligasi (memberikan hasil yang tetap),
juga memiliki karakteristik saham biasa. Saham preferens
adalah saham yang memberikan prioritas pilihan kepada
pemegangnya, antara lain, hak untuk didahulukan dalam
memperoleh dividen, hak menukar sahamnya dengan saham
biasa, hak mendapat dividen dalam jumlah tetap dan risiko
kepemilikan saham yang lebih kecil dari saham biasa, hak
untuk memengaruhi manajemen terutama dalam pencalonan
pengurus.
e. Waran (Warrant)

Seperti halnya right issue, waran adalah produk turunan dari


efek. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada
waktu dan harga yang sudah ditentukan. Biasanya waran
dijual bersamaan dengan surat berharga lain, misalnya
obligasi atau saham. Waran diterbitkan dengan tujuan agar
pemodal tertarik membeli obligasi atau saham yang
diterbitkan emiten. Pada keadaan suku bunga tinggi, tentunya
investor lebih suka menginvestasikan dananya di bank.
f. Reksadana (Mutual Fund)

Reksadana (mutual fund) adalah wadah yang dipergunakan


untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal yang
selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk kumpulan surat
berharga (portofolio efek) oleh manajer investasi. Keuntungan
investasi reksadana berasal dari tiga sumber, yaitu dividend,
capital gain, dan peningkatan Nilai Aktiva Bersih (NAB).
NAB adalah perbandingan antara total nilai investasi yang
dilakukan manajer investasi dan total volume reksadana yang
diterbitkannya.

Di Indonesia perdagangan produk pasar modal dilaksanakan


di dua kota, yaitu Jakarta (Bursa Efek Jakarta) dan Surabaya
(Bursa Efek Surabaya). Produk yang dijual di bursa efek harus
terdaftar dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Sejumlah saham dan obligasi yang diperdagangkan,


diperjualbelikan di sistem Nasdaq (National Association of
Securities Dealer Automated Quotation), yaitu jaringan
informasi otomatis yang menyediakan kutipan harga bagi para
pialang dan pedagang atas sekitar 5.000 saham paling aktif.
National Association of Securities Dealer yang mengawasi
pasar ini memiliki kekuasaan untuk menolak perusahaan-
perusahaan atau pelaku-pelaku pasar yang dinilai tidak jujur
atau pailit. (Sumber: Garis Besar Ekonomi Amerika,Deplu
AS)
Pengertian Dana Pensiun adalah Menurut Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 18 tentang Akuntansi Dana
Pensiun, Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola
dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat
pensiun.

Definisi Danan Pensiun Menurut Para Ahli


Sedangkan menurut Wahab (2005:34) Dana Pensiun adalah
badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang
menjanjikan pembayaran berkala kepada peserta pada saat
mencapai usia pensiun atau pada saat lain, dengan cara yang
ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun.

Menurut UU Dana Pensiun (UU RI No.11 Tahun 1992)


Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan
menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun
(Pasal 1 Ayat 1 UU No. 11 Tahun 1992). Ada 2 jenis dana
pensiun yaitu :

1. Dana Pensiun Pemberi Kerja adalah dana pensiun yang


dibentuk oleh orang atau badan yang mempekerjakan
karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan
Program Pensiun Manfaat Pasti atau Program Pensiun
Iuran Pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh
karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan
okewajiban terhadap pemberi kerja (Pasal 1 ayat 2 UU
No. 11 tahun 1992).
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana pensiun
yang didirikan oleh Bank atau perusahaan asuransi jiwa
untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti
bagi perorangan, baik bagi karyawan pemberi kerja
maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana Pensiun
Pemberi Kerja bagi karyawan Bank atau Perusahaan
Asuransi Jiwa yang bersangkutan ( Pasal 1 Ayat 4 UU
No. 11 Tahun 1992).

Dana Pensiun harus terdaftar secara hukum sehingga para


pesertanya tetap mendapat kepastian hukum dari program
yang diikutinya. Hal ini berlaku untuk Dana Pensiun Pemberi
Kerja maupun untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Bagaimanapun juga kedua jenis dana pensiun ini memiliki
fungsi yang sama yakni untuk menyediakan program
pemberian manfaat pensiun bagi pesertanya. Hanya saja
peserta program pensiun disini sangat berbeda dimana dalam
Dana Pensiun Pemberi Kerja, pesertanya adalah para
karyawan yang dipekerjakan oleh Dana Pensiun
bersangkutan. Sedangkan dalam Dana Pensiun Lembaga
Keuangan, pesertanya adalah pihak eksternal atau non-
pegawai dari Dana Pensiun bersangkutan.

Program Pensiun
Menurut Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan No. 18
tentang Akuntansi Dana Pensiun, Program Pensiun adalah
setiap program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi
peserta.

Menurut Wild, Subramanyam dan Halsey (dalam Bachtiar:


2005: 177) :
Program pensiun (pension plan) merupakan janji pemberi
kerja untuk menyediakan imbalan pensiun
bagi pekerja, dan perjanjian tersebut melibatkan tiga pihak
: pemberi kerja, yang memberikan kontribusi pada program
pensiun; pekerja yang menerima imbalan; dan dana pensiun.
Dana pensiun (pension fund) terpisah dari pemberi kerja dan
diadministrasikan oleh pihak yang ditunjuk (trustee).

Sedangkan menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (dalam


Wibowo: 2002: 147), Program pensiun (pension plan) adalah
sebuah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja atau
majikan memberikan tunjangan (pembayaran) kepada para
karyawan setelah mereka pensiun atas jasa-jasa yang mereka
berikan ketika masih bekerja.

Sebelum lahirnya UU Dana Pensiun, dikenal beberapa istilah


Dana Pensiun yaitu :

1. Program pensiun yang dikelola oleh perusahaan/pemberi


kerja yang dibayarkan dari cadangan perusahaan (book
reserve) atau dari biaya perusahaan (pay as you go).
2. Program pensiun yang dikelola oleh yayasan dana
pensiun yang telah memperoleh persetujuan Menteri
Keuangan sebelumnya dan telah memperoleh fasilitas
perpajakan dari pemerintah.
3. Program pensiun pegawai negeri sipil atau pejabat
negara yang dikelola oleh PT. Taspen.
4. Program pensiun anggota TNI dan Polri yang dikelola
oleh PT. Asabri.

Menurut Wahab (2005:35), Program Pensiun yang dikelola


perusahaan/pemberi kerja tersebut ada yang diatur dengan
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) antara Serikat Pekerja
Perusahaan (mewakili karyawan/pekerja) dengan
perusahaan. Menurut Manulang (2001:74) :
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) adalah
perjanjian/kesepakatan yang diadakan antara Serikat Pekerja
atau Serikat-Serikat Pekerja yang telah terdaftar pada
Departemen Tenaga Kerja dengan Pengusaha atau
Perkumpulan Pengusaha yang berbadan hukum yang pada
umumnya atau semata-mata memuat syarat-syarat kerja yang
harus diperhatikan dalam perjanjian kerja.

Dasar hukum atau peraturan perundang-undangan yang


mengatur KKB adalah: UU No. 21 Tahun 1954, PP No. 49
Tahun 1954, UU No. 18 Tahun 1956, Peraturan Menteri
Tenaga Kerja No. 01 Tahun 1985.

Program pensiun dapat dibagi dalam 2 kategori utama yaitu :


pensiun imbalan pasti dan pensiun iuran pasti. Menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 18 (2002 : 24.2)
:
Program Pensiun Iuran Pasti ( Defined Contribution Plans)
adalah program pensiun yang iurannya ditetapkan dalam
peraturan Dana Pensiun dan seluruh iuran serta hasil
pengembangannya dibukukan pada rekening masing-masing
peserta sebagai manfaat pensiun. Program Pensiun Manfaat
Pasti (Defined Benefit Plans) adalah program pensiun yang
manfaatnya ditetapkan dalam peraturan Dana Pensiun atau
Program Pensiun lain yang bukan merupakan Program
Pensiun Iuran Pasti.

Menurut Wild, Subramanyam dan Halsey (dalam Bachtiar:


2005:178) :
Pensiun imbalan pasti (defined benefit) menentukan jumlah
pensiun yang dijanjikan oleh pemberi kerja untuk disediakan
bagi pensiunan. Dalam program ini pemberi kerja
menampung resiko kinerja dana pensiun. Pensiun iuran pasti
(defined contribution) menentukan jumlah kontribusi pemberi
kerja pada program pensiun. Dalam program ini, pekerja
menaanggung resiko kinerja dana pensiun.

Menurut Wahab (2001: 4) :


Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) adalah program
pensiun yang besar manfaat pensiunnya telah ditetapkan
dalam peraturan Dana Pensiun, sedangkan besarnya iuran
pemberi kerja dari waktu ke waktu tidak pasti jumlahnya
tergantung dari kecukupan dana untuk memenuhi kewajiban
membayar manfaat pensiun. Sedangkan Program Pensiun
Iuran Pasti adalah program pensiun yang besar iurannya telah
ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun, sedangkan besar
manfaat pensiun tergantung dari
besarnya akumulasi iuran dan hasil pengembangannya sa
mpai seorang peserta berhenti bekerja yang kemudian harus
dibelikan anuitas dari Perusahaan Asuransi Jiwa.

Adapun dalam penelitian ini, akan difokuskan pada program


pensiun manfaat pasti / imbalan pasti karena program inilah
yang dipergunakan dalam perhitungan manfaat pensiun di
PTPN IV.
Sistem Pemberian Tunjangan Pensiun dan Manfaat
Pensiun
Ada 2 sistem yang dapat dipilih dalam memberikan tunjangan
pensiun kepada ex-pegawai, yaitu sistem pensiun dibayar
sekaligus ketika masa kerja pegawai yang bersangkutan
berakhir dan sistem pensiun dibayar per bulan sejak masa
kerja pegawai yang bersangkutan berakhir hingga pekerja
meninggal dunia. Bahkan tak jarang sistem pemberian
tunjangan pensiun dibayar per bulan tetap berlanjut meskipun
pensiunan bersangkutan meninggal dunia, sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan pemberi kerja dan dana pensi. Hal
ini dikenal dengan nama pensiun janda/pensiun duda.

Menurut PSAK No. 24, Manfaat Pensiun adalah pembayaran


berkala yang dibayarkan kepada peserta pada saat dan dengan
cara yang ditetapkan dalam Peraturan Dana pensiun. Dengan
kata lain, manfaat pensiun berarti besarnya tunjangan yang
akan diterima pensiunan baik berdasarkan rumus manfaat
bulanan maupun rumus manfaat sekaligus. Menurut
Keputusan Menteri Keuangan No. 343 Th. 1998 Pasal 26
ayat (1), Manfaat Pensiun untuk setiap peserta berupa dana
yang terdiri dari jumlah yang telah disetor atas namanya dan
pengalihan dana dari Dana Pensiun Pemberi Kerja serta hasil
pengembangannya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 343 Th. 1998


Pasal 2 : Rumus Bulanan Manfaat Pensiun merupakan hasil
perkalian dari :

1. Faktor penghargaan per tahun masa kerja dalam


persentase.
2. Masa Kerja.
3. Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata
Penghasilan Dasar Pensiun selama beberapa bulan
terakhir (PhDP).

Rumus Sekaligus Manfaat Pensiun merupakan hasil perkalian


dari :

1. Faktor penghargaan per tahun masa kerja yang


dinyatakan dalam desimal.
2. Masa Kerja.
3. Penghasilan Dasar Pensiun bulan terakhir atau rata-rata
Penghasilan Dasar Pensiun selama bulan terakhir.

Rumus Manfaat pensiun yang digunakan wajib dimuat


dalam peraturan Dana Pensiun. Dalam hal pensiun dihitung
dengan menggunakan Rumus Bulanan, besar faktor
penghargaan per tahun tidak boleh melebihi 2,5% (dua
setengah per seratus) dan Manfaat Pensiun per bulan tidak
boleh melebihi 80% (delapan puluh per seratus) dari
Penghasilan Dasar Pensiun per Bulan. Dalam hal Manfaat
Pensiun dihitung dengan menggunakan Rumus Sekaligus,
besar faktor penghargan per tahun masa kerja tidak boleh
melebihi 2,5 (dua setengah), dan Manfaat Pensiun tidak boleh
melebihi 80 (delapan puluh) kali Penghasilan Dasar Pensiun
per bulan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 343 Th. 1998


Bagian Ketiga:

1. Jumlah iuran per tahun yang dibukukan atas nama


masing-masing peserta dalam Program pensiun Iuran
Pasti, sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh per seratus)
dari Penghasilan Dasar Pensiun per tahun.
2. Dalam Hal peserta turut mengiur, iuran peserta
sebanyak-banyaknya 60% (enam puluh per seratus) dari
iuran pemberi kerja.

Dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) Peraturan Dana


Pensiun Perkebunan yang disahkan berdasarkan Keputusan
Menteri Keuangan No. KEP- 352/KM.6/2004 Tanggal 24
Agustus 2004, manfaat pensiun dibagi menjadi beberapa jenis
yang mempunyai formula perhitungan masing-masing.
Adapun pembagian manfaat pensiun dan formula
perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Pensiun Normal


Batasan : Masa Kepesertaan >= 3 Tahun

Rumus Perhitungan : Masa Kerja x Penghargaan Manfaat


Pensiun x PhDP = PMKP (Penghargaan Masa Kerja Pensiun)
x PhDP
2. Manfaat Pensiun Dipercepat
Batasan : Masa kepesertaan >= 3 Tahun

Rumus Perhitungan : Nilai Sekarang x PMKP x PhDP

3. Manfaat Pensiun Cacat Batasan :

Masa Kerja Pensiun yang dihitung = (Usia Pensiun


Normal Usia pada saat berhenti kerja karena cacat) +
Masa Kerja Sampai Berhenti
Tanpa ada batasan masa kepesertaan.
Manfaat Pensiun diberikan mulai bulan berikutnya sejak
peserta diberhentikan karena cacat.
Usia peserta pada saat berhenti bekerja karena cacat tidak
dibulatkan.

Rumus Perhitungan : PMKP x PhDP

4. Manfaat Pensiun Ditunda


Rumus Perhitungan : Manfaat Pensiun Ditunda per bulan x
{Faktor SOLP + (60% x Faktor SOLJ)} x 12

Manfaat pensiun sekaligus akan dihitung berdasarkan rumus


manfaat pensiun sekaligus yang digunakan BPK berdasarkan
website
http://www1.bpkpenabur.or.id/danpen/penduan/4g_manfaat_p
ensiun.htm sebagai berikut:

Manfaat Pensiun Normal


Faktor Nilai Sekarang Sekaligus x Manfaat Pensiun
Normal Per Bulan x 12
Manfaat Pensiun Dipercepat
Faktor Nilai Sekarang Sekaligus x Manfaat Pensiun
Dipercepat Per Bulan x 1
Manfaat Pensiun Cacat
Faktor Nilai Sekarang Sekaligus x Manfaat Pensiun cacat
Per Bulan x 12
Manfaat Pensiun Ditunda
Faktor Nilai Sekarang Sekaligus x (Faktor Penghargaan
x Masa Kerja x PhDP) x 12

Manfaat pensiun per bulan yang akan diterima harus dihitung


untuk tiap peserta karena kekhususan
faktor yang mempengaruhi perhitungan tersebut.

Jumlah nominal untuk peserta program pensiun pada


golongan yang menerima penghasilan dasar pensiun yang
sama bisa saja berbeda karena faktor PMKP yang tidak sama.
Akibatnya, manfaat pensiun sekaligus juga berbeda untuk
masing- masing peserta karena pada dasarnya manfaat
pensiun sekaligus dapat dihitung setelah manfaat pensiun per
bulan diketahui. Hal ini berlaku untuk manfaat pensiun
normal, manfaat pensiun dipercepat, manfaat pensiun cacat,
maupun manfaat pensiun ditunda.

Kepuasan Pensiunan
Menurut Philip Kolter (2004:42) Kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja
atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Dalam
konteks kepuasan pensiunan, dapat diartikan sebagai perasaan
senang atau kecewa pensiunan yang muncul setelah
membandingkan antara persepsinya terhadap penerimaan
manfaat pensiun dan harapannya. Menurut Ike Janita Dewi
(2006:46), penyebab rasa tidak puas pada dasarnya terdiri
dari berbagai hal seperti upah, keuntungan tambahan,
kebijakan dan adaministrasi perusahaan, perilaku
pengawasan, kondisi kerja, dan beberapa faktor lain yang
tidak langsung berkaitan dengan tugas.

Dampak atas ketidakpuasan pensiunan dapat mempengaruhi


citra perusahaan, menimbulkan protes serikat kerja,
mempengaruhi para karyawan yang masih bekerja sehingga
loyalitas berkurang, hingga yang paling ekstrem
yaitu demonstrasi pegawai dan pensiunan perusahaan bers
angkutan. Kuesioner pengukuran tingkat kepuasan pensiunan
mengacu pada kuesioner kepuasan konsumen dan kuesioner
kepuasan pekerja yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya. Kuesioner kepuasan pensiunan ini mengganti
objek dari kuesioner pengukuran kepuasan yang dikutip dari
buku Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi
karangan Fuad Masud.

LEMBAGA PEMBIAYAAN
Lembaga Pembiayaan
1. Pengertian Lembaga Pembiayaan

Apakah terdapat lembaga pembiayaan disekitar tempat tinggal


Anda? Jika orang tua Anda menginginkan kendaraan dengan
cara diangsur, biasanya mendatangi perusahaan leasing.
Leasing atau sewa guna usaha adalah salah satu bentuk dari
lembaga pembiayaan yang paling banyak berkembang di
masyarakat. Apa sesungguhnya lembaga pembiayaan itu? Apa
saja yang termasuk lembaga pembiayaan? Lembaga
pembiayaan menurut Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2009
tentang lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
dana atau barang modal. Adapun Lembaga pembiayaan
menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK
pasal 1 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang
modal sebagaimana dimaksud daiam peraturan perundang-
undangan mengenai lembaga pembiayaan.

2. Fungsi Lembaga Pembiayaan


Fungsi lembaga pembiayaan adalah melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang
modal kepada masyarakat yang membutuhkan.

3. Peran Lembaga Pembiayaan

Peran lembaga pembiayaan adalah membantu masyarakat


yang membutuhkan dana atau barang modal untuk kegiatan
produktif maupun konsumtif. Lembaga pembiayaan menjadi
alteVnatif bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dana
atau barang modalnya selain perbankan.

4. Jenis Lembaga Pembiayaan

Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2009 tentang


Lembaga Pembiayaan Bab II Pasal 2 bahwa jenis lembaga
pembiayaan di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut
a. Perusahaan P embiayaan

Perusahaan pembiayaan adalah badan usaha yang khusus


didirikan untuk melakukan Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang,
Pembiayaan Konsumen, dan usaha Kartu Kredit.

1) Sewa Guna Usaha (Leasing)

Istilah feaswzg berasal dari bahasa Inggris yakni to lease yang


berarti menyewakan. Perusahaan leasing yang ada di
Indonesia disebut dengan perusahaan sewa guna usaha. Dalam
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84 Tahun 2006 tentang
Perusahaan Pembiayaan bahwa sewa guna usaha merupakan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal,
baik secara sewa guna usaha degan hak opsi (finance lease)
ataupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operatinglease),
untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Yang menjadi objek sewa guna usaha adalah barang modal
dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan harga berdasarkan
nilai sisa.

2) Anjak Piutang

Anjak Piutang (actoring) adalah kegiatan pembiayaan dalam


bentuk pembeban piutang dagang jangka pendek suatu
perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Kegiatan
anjak piutang (factoring) merupakan bentuk perusahaan yang
relatif baru di Indonesia. Dalam operasinya, anjak piutang
mengacu kepada Keputusan Menteri Keuangan (KMK)
Nomor 1251/ KMK.013/1998. Dalam KMK tersebut,
dikatakan bahwa anjak piutang yaitu badan usaha yang
melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan
atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka
pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam
atau luar negeri.

Mekanisme anjak piutang sebenarnya diawali dari adanya


transaksi jual beli barang atau jasa yang pembayarannya
secara kredit. Secara umum, jasa-jasa anjak piutang terdiri
dari dua jenis, yaitu jasa pembiayaan (financing services) dan
jasa nonpembiayaan (non financing services).

3) Pembiayaan Konsumen

Pembiayaan Konsumen (Consumers Finance) adalah suatu


kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan
kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara angsuran.

4) Usaha Kartu Kredit

Usaha Kartu Kredit (Credit Card) adalah kegiatan pembiayaan


untuk pembelian barang dan/atau jasa dengan memakai kartu
kredit.

b. Perusahaan Modal Ventura


Istilah ventura berasal dari kata venture yang secara bahasa
memiliki makna sesuatu yang mengandung risiko atau dapat
juga diartikan sebagai usaha. Dengan demikian, secara bahasa
modal ventura (venture capital) adalah modal yang
ditanamkan pada usaha yang mengandung risiko.

Perusahaan modal ventura menurut Keputusan Presiden


Nomor 61 Tahun 1988 adalah bisnis pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal ke daiam suatu perusahaan yang
menerima bantuan pembiayaan imtuk jangka waktu tertentu.
Adapun menurut Peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2009
bahwa perusahaan modal ventura (Venture Capital Company)
adalah badan usaha yang melakukan
usahapembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu
Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee
Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk
penyertaan saham, penyertaan dengan cara pembelian obligasi
konversi, dan/ atau pembiayaan berdasarkan pembagian atas
hasil usaha

c. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur

Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur adalah badan usaha


yang didirikan khusus untuk melakukan pembiayaan yang
berbentuk penyediaan dana pada proyek infrastruktur.
Kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur meliputi
pemberian pinjaman langsung (direct lending) yang berfungsi
sebagai pembiayaan infrastruktur, refinancing atas
infrastruktur yang telah dibiayai pihaklain; dan / atau
pemberian pinjaman subordinasi (subordinated loans) yang
berkaitan dengan pembiayaan infrastruktur.
Prinsip Kegiatan Usaha Lembaga Pembiayaan

Prinsip kegiatan usaha lembaga pembiayaan sama dengan


prinsip kegiatan usaha perbankan dan pasar modal, yaitu
prinsip syariah dan prinsip konvensional. Seperti dalam
praktik usaha sewa guna usaha atau leasing, pengelola leasing
dapat menggunakan prinsip konvensional dengan
memasukkan unsur bunga dalam kegiatan transaksinya, dapat
pula menggunakan prinsip syariah dengan akad Ijarah
Muntahiya Bit Tamlik (IMBT).

Contoh lainnya adalah dalam perusahaan modal ventura, ada


modal ventura yang beroperasi dengan prinsip konvensional,
ada pula perusahaan modal ventura yang beroperasi dengan
prinsip syariah. Modal ventura syariah adalah bisnis
pembiayaan dalam bentulc penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan untukjangka waktu tertentu dengan berlandaskan
prinsip-prinsip syariah. Praktik modal ventura yang dilakukan
berdasarkan akad syariah dan bergerak di usaha yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah diakui.
Produk Lembaga Pembiayaan

Produk lembaga pembiayaan sangat beragam tergantung


kepada jenis lembaga pembiayaan itu sendiri. Namun
demildan, lembaga pembiayaan dilarang meinihld produk
berupa giro, deposito, dan tabungan sebagaimana menjadi
produk dari perbankan.

a. Produk Perusahaan Pembiayaan


Produk perusahaan pembiayaan seperti perusahaan anjak
piutang diantarnya:
1. Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan
fee tertentu.
2. Pembelian piutang perusahaan dalam suatu
transaksi perdagangan dengan harga sesuai kesepakatan.
3. Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan,
dalam hal ini perusahaan anjak piutang dapat mengelola
kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai
kesepakatan.

Produk perusahaan pembiayaan lainnya diantaranya berupa:


1. Pembiayaan untukpengadaan barang berdasarkan
kebutuhan konsumen dengan pembayaran secara
angsuran seperti pembiayaan kendaraan bermotor,
peralatan rumah tangga dan sebagainya.
2. Pembiayaanuntukpembelianbarangdan/ataujasa
dengan menggunakan kartu kredit.

b. Produk Perusahaan Modal Ventura


Produk perusahaan modal ventura diantaranya penyertaan
saham (equity participation), penyertaan melalui pembelian
obligasi konversi (quasi equity partcipation), dan pembiayaan
berdasarkan pembagian atas hasil usaha {profit/revenue
sharing).

c. Produk Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur


Produk perusahaan pembiayaan infrastruktur diantaranya
pemberian dukungan kredit (creditenhancement), penjaminan
pembiayaan infrastruktur, pemberian jasa konsultasi (advisory
invesment), dan penyertaan modal (equity investment).
Pegadaian
1. Pengertian Pegadaian
Dasar hukum kegiatan pegadaian atau usaha gadai yaitu
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 10 Tahun 1990 tentang
Perusahaan Umum Pegadaian. Dalam PP tersebut, pegadaian
atau usaha gadai dimaknai sebagai kegiatan menjaminkan
barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna
mendapatkan sejumlah uang senilai barang yang dijaminkan
yang akan ditebus sesuai dengan kesepakatan antara nasabah
dengan lembaga gadai. Usaha kegiatan gadai, antara lain
meliputi :
Melayani jasa penaksiran.
Melayani jasa penitipan barang.
Memberikan pinjaman dengan jaminan.

Adapun pegadaian menurut Undang-undang Hukum Perdata


(KUHP) Pasal 1150 disebutkan bahwa gadai adalah suatu hak
yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang
memiliki utang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang
memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu
untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
diprioritaskan daripada orang yang berpiutang lainnya,
dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut
dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan
setelah barang itu digadaikan.

Perum Pegadaian merupakan Badan Usaha Milik Negara


(BUMN) yang mempunyai misi ikut membantu program
pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat golongan menengah ke bawah. Misi tersebut
dilakukan dengan kegiatan utama yang berupa penyaluran
kredit gadai serta melakukan usaha lain yang
menguntungkan.

2. Fungsi Pegadaian

Fungsi utama dari pegadaian yaitu memberikan pinjaman atau


pembiayaan kepada masyarakat yang membutuhkan dana cash
dengan jaminan barang berharga tertentu. Besarnya dana yang
diberikan akan disesuaikan dengan taksiran nilai barang
berharga yang dijaminkan oleh si peminjam. Adapun tugas
pokok pegadaian berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 39 Tahun 1971 sebagai berikut :
Membina perekonomian rakyat kecil dengan
menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai kepada para
petani, nelayan, pedagang kecil, dan industri kecil yang
bersifat produktif, kaum buruh/ pegawai negeri dengan
ekonomi lemah dan bersifat konsumtif.
Berperan serta dalam mencegah adanya pemberian
pinjaman yang tidak wajar, ijon, pegadaian gelap dan praktek
riba lainnya.
Menyalurkan kredit maupun usaha-usaha lainnya yang
bermanfaat terutama bagi pemerintah dan masyarakat.
Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah
dan bermanfaat dan bila perlu memperluas daerah operasinya.

3. Peran Pegadaian

Peran pegadaian diantaranya dapat dilcetahui dengan mehhat


tujuan dari pegadaian itu sendiri yang diantaranya sebagai
berikut.
Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan
program pembangunan nasional pada umumnya melalui
penyaluran uang pembiayaan/pinjaman atas dasar hukum
gadai.
Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, dan pinjaman
tidak wajar lainnya.
Pemanfaatan gadai bebas bunga pada gadai syariah
memiliki efek jaring pengaman sosial karena masyarakat yang
butuh dana mendesak tidak lagi dijerat pinjaman/pembiayaan
bebas bunga.

Adapun manfaat pegadaian antara lain sebagai berikut.

a. Bagi Nasabah

Tersedianya dana segar dengan prosedur yang relatif lebih


mudah dan sederhana serta dalam waktu yang lebih cepat
dibandingkan dengan pembiayan/kredit perbankan umumnya.
Disamping itu, nasabah juga mendapat manfaat penaksiran
nilai suatu barang bergerak secara profesional. Mendapatkan
fasilitas penitipan barang bergerak yang aman dan dapat
dipercaya.

b. Bagi Perusahaan Pegadaian


Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang
dibayarkan oleh peminjam dana.
Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang
dibayarkan oleh nasabah yang memperoleh jasa tertentu.

4. Jenis Pegadaian

a. Pegadaian Konvensional

Pegadaian konvensional merupakan suatu lembaga


pemerintah yang diberikan uang pinjaman kepada nasabah
atas dasar hukum gadai.

Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh pegadaian


konvensional, adalah sebagai berikut.
1. Kelebihan pegadaian konvensional, pegadaian
konvensional yang dimiliki ialah pegadaian ini sudah
memiliki banyak cabang bahkan sudah sampai ke desa-
desa.
2. Disamping kelebihan Pegadaian Konvensional
memiliki kekurangan, yaitu:
Menggunakan sistem bunga;

Tarif jasa simpan yang relatif besar;

Biaya administrasi lebih besar jika dibandingkan dengan

pegadaian syariah (1% dari uang pinjaman);


Sisa uang dari hsil pelelangan barang diambil oleh

perusahaan tersebut;
Pegadaian konvensional juga masih menggunakan
system pencatatan manual.
b. Pegadaian Syariah
Secara umum pegadaian syaraiah adalah suatu lembaga
keuangan atau devisi dari form pegadaian dengan
memberikan uang pinjaman kepada nasabah yang sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah Islam.

Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh pegadaian


syariah, adalah;

1) Kelebihan pegadaian syariah, adalah:


a) Menggunakan sistem bagi hasil;
b) Menggunakan sistem gadai syariah dengan prinsip-prinsip
islami;
c) Tarif jasa simpan lebih sedikit (0,8 % per 10 hari dari
taksiran);
d) Biaya administrasi relatif kecil (0,27 % dari uang
pinjaman);

2) Kekurangan pegadaian syariah


Kekurangan yang dialami oleh pegadaian syariah adalah
masih menggunakan pencatatan secara manual.

5. Prinsip Kegiatan Usaha Pegadaian

Prinsip kegiatan usaha pegadaian meliputi prinsip


konvensional dan prinsip syariah. Pegadaian konvensional
adalah pegadaian yang inenjalankan operasionalnya
berpegang kepada prinsip bunga. Adapun pegadaian syariah
adalah pegadaian yang dalain menjalankan operasionalnya
berpegang kepada prinsip syari ah. Menurut Andri Soemitera
(2009) baliwapada dasamya, pegadaian syariah berjalan
dengan dua akad transaksi syariah yaitu sebagai berikut:
Akad Rahn, yaitu akad menahanhartamilik si peminjam
sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Pihak yang
menahan memperoleh jaminan untuk mengambil kembali
seluruh atau sebagian piutangnya. Dengan akad ini, pegadaian
menahan barang bergerak sebagai jaminan atau utang
nasabah.
Akad Ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna atas
barang dan/ atau jasa melalui pembayaran upali sewa, tanpa
diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barangnya
sendiri. Melalui akad ini dimungkinkan bagi pegadaian untuk
menarik sewa atas penyiinpanan barang bergerak milik
nasabah yang telah melakukan akad.

6. Produk Pegadaian

Menurut Kasmir (201l) bahwa usaha sekaligus menjadi


produk dari pegadaian adalah sebagai berikut.

a. Jasa penaksiran barang berharga tertentu;


b. Jasa titipan barang berharga tertentu;
c. Pinjaman dengan jaminan barang berharga tertentu.

Adapun menurut Ktut Silvanita (2009) bahwa produk


pegadaian meliputi jasa taksiran, jasa titipan, kredit
konsiuntif, kredit produksi, dan tabungan emas Ongkos Naik
Haji (ONH).
.:[Close][Klik 2x]:.
ASURANSI
A. Pengertian Asuransi
Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme
proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian keuangan
dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Berikut
adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :
1. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal
246
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan
mana sesorang penanggung mengikatkan diri kepada
seseorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,
yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.
2. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Usaha
Perasuransian
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima
premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum
kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,
yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
3. Menurut Paham Ekonomi
Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui
asuransi dapat dihimpun dana besar, yang dapat digunakan
untuk membiayai pembangunan, disamping bermanfaat bagi
masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, serta
asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi
atas kerugian keuangan (financial loss), yang ditimbulkan
oleh peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (fortuitious
event).

B. Manfaat Asuransi
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak
tertanggung, antara lain:
1. Rasa aman dan perlindungan
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan
memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang
mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-
benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai
kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan
perjanjian antara tertanggung dan penanggung.
2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk
menentukannilai pertanggungan dan premi yang harus
ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan
memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh
besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai
pertanggungan, pihak penanggung sudah membuat kalkulasi
yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai
pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang
harus dibayar oleh tertanggung.
3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk
memperoleh kredit.
4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi
yang sama dengan tabungan. Pihak penanggung juga
memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga
bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
5. Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut
dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah
premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.
6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan
risikokerugian yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam
sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain).

C. Risiko dan Ketidakpastian


Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian. Risiko
dalam industri perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian
dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya kerugian.
Berikut ini adalah jenis-jenis risiko:
1. Risiko murni
Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan
memberikan kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan
menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan
keuntungan.
2. Risiko spekulatif
Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua
kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk mendapatkan
keuntungan dam kemungkinan untuk mendapat kerugian.
3. Risiko individu
Adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Risiko individu ini masih dipilah menjadi 3 jenis :
a. Risiko pribadi (personal risk)
Adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang
untuk memperoleh manfaat ekonomi. Atau dengan kata lain
risiko ini berfungsi untuk menanggung dirinya sendiri atau
orang yang ia asuransikan.
b. Risiko harta (property risk)
Adalah risiko yang ditanggungkan atas harta yang dimilikinya
rusak, hilang atau dicuri. Dengan kerusakan atau kehilangan
tersebut, pemilik akan kehilangan kesempatan ekonomi yang
diperoleh dari harta yang dimilikinya.
c. Risiko tanggung gugat (liability risk)
Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung
jawab akibat kerugian atau lukanya pihak lain. Misalkan,
pemberian asuransi oleh mandor bangunan kepada para
pekerjanya.

Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk


mempertimbangkan kehidupan perekonomian di masa
mendatang. Dalam menangani risiko tersebut minimal ada
lima cara yang dapat dilakukan, antara lain:
1. Menghindari risiko (risk avoidance)
Dapat dilaksanakan dengan cara mempertimbangkan risiko
yang mungkin timbul sebelum kita melakukan aktivitas-
aktivitas. Setelah mengetahui risiko yang mungkin timbul kit
bisa menetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita lanjutkan
atau kita hentikan.
2. Mengurangi risiko (risk reduction)
Tindakan ini hanya bersifat meminimalisasi risiko yang
mungkin terjadi.
3. Menahan risiko (risk retention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko
tersebut. Risiko tersebut dapat ditahan karena secara
ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang kecil. Bahkan
kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha menahan risiko
ini.
4. Membagi risiko (risk sharing)
Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-sama
menghadapi risiko.
5. Mentransfer risiko (risk transferring)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang
bersedia serta mampu memikul beban risiko.
D. Prinsip Asuransi
1. Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan)
Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk
mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan
keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung
dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Syarat yang perlu
dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable interest:

Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa


diasuransikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya
kerugian. Kemungkian tersebut tidak dapat diperkirakan
terjadinya.
Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam
asuransi adalah benda atau harta yang memiliki nilai
material baik bagi tertanggung maupun bagi
penanggung.
Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak
akan menimbulkan suaatu kemungkinan rugi yang sangat
besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan
kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang
bersamaan.
Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan,
barang atau harta yang akan dipertanggungkan harus
homogen, yang berarti banyak barang yang serupa atau
sejenis.

2. Utmost Good Faith (itikad baik)


Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak
dilandasi oleh itikad baik. Antar pihak tertanggung dan
penanggung harus saling mengungkapkan keterbukaan.
Kewajiban dari kedua belah pihak untuk mengungkapkan
fakta disebut duty of disclosure.

3. Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk
mengompensasi risiko yang menimpa tertanggung dengan
ganti rugi finansial. Konsep ini tidak dapat mengganti nyawa
yang hilang atau anggota tubuh yang rusak atau cacat karena
indemnity berkaitan dengan ganti rugi finansial.

4. Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan
terjadinya suatu persitiwa secara berantai atau berurutan tanpa
intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan bekerja dengan
aktif dari suatu sumber baru dan independent.

5. Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah
memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menuntut
pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya
mengalami suatu peristiwa kerugian.

6. Contribution
Bahwa penanggung berhak mengajak penanggung-
penanggung yang lain yang memiliki kepentingan yang sama
untuk ikut bersama membayar ganti rugi kepada seorang
tertanggung meskipun jumlah tanggungan masing-masing
belum tentu sama besar.

E. Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi. Dengan
adanya polis asuransi perjanjian antara edua belah pihak
mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat
hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
5. Jangka waktu pertanggungan
6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan
8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor
ditambah dengan nomor polisi, nomor rangka, dan nomor
mesin kendaraan.

F. Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada
pihak penanggung yang berupa pembayaran uang dalam
jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi tergantung pada
faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkaat
risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Jangka waktu
pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang
sudah dituangkan dalam polis asuransi.

G. Penggolongan Asuransi
1. Menurut Sifat Pelaksanaannya
a. Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara
sukarela, dan semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang
akan kemungkinan terjadinya risiko kerugian atas sesuatu
yang dipertanggungkan.
b. Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh
pihak-pihak terkait yang pelakasanaannya dilakukan
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh pemerintah.
2. Menurut Jenis Usaha Perasuransian
Menurut UU No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian
jenis usaha perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :
a. Usaha Asuransi
> Asuransi kerugian
Yaitu usaha yang memberikan jasa-jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dn
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari
peristiwa yag tidak pasti. Usaha asuransi kerugian ini dapat
dipilah sebagai berikut:

Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko


kebakaran.
Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan
penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin
kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya
kehilangan atau kerusakan saat pelayaran.
Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak
dapat digolongkan kedala kedua asuransi diatas, missal :
asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri,
dan lain sebagainya.
> Asuransi jiwa (life insurance)
Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi
dalam penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau
meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Asuransi
jiwa memberikan:

Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu


kecelakaan.
Santunan bagi tertanggung yang meninggal
Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan
oleh meninggalnya orang kunci
Penghimpunan dana untuk persiapan pension
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan
menjadi 3, yaitu :

Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance) : Biasanya


polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai
tertentu dengan premi yang dibayar secara periodik
(bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan).
Asuransi jiwa kelompok (group life insurance) : Asuransi
jiwa ini biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan
medis atas suatu kelompok orang di bawah satu polis
induk di mana masing-masing anggota kelompok
menerima sertifikat partisipasi.
Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance)
: Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal
tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang
dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang
disebut debit agent.
3) Reasuransi (reinsurance)
Adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi
adalah suatu system penyebaran risiko dimana penanggung
menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang
ditutupnya kepada penanggung yang lain. Penyebaran risiko
tersebut dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu
koasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah pertanggungan
yang dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi.
Sedangkan reasuransi adalah proses untuk untuk
mengasuransikan kembali pertanggung jawaban pada pihak
tertanggung. Fungsi reasuransi adalah :

Meningkatkan kapasitas akseptasi.


Alat penyebaran risiko.
Meningkatkan stabilitas usaha.
Meningkatkan kepercayaan.
Mekanisme untuk reasuransi antara lain:

Treaty dan facultative reinsurance : Dalam model ini,


reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan yang
diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur
harus menerima jumlah yang ditawarkan.
Reasuransi proporsional : Pembagian risiko antara ceding
company dengan reasuradur dilakukan secara
proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah
ditetapkan. Retensi adalah jumlah maksimum risiko yang
ditahan atau ditanggung oleh ceding company.
Reasuransi nonproporsional : Bentuk ini memberikan
kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak membayar
klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada di
treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah
pertanggungan yang dilakukan berdasarkan ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat yang dituangkan dalam suatu
perjanjian antara ceding company dan reasuradur yang
mana reasuradur mengikatkan diri untuk menerima setiap
penutupan yang diberikan oleh ceding company.
b. Usaha Penunjang

Pialang asuransi adalah usaha yang memberikan jasa


keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan
penyelesaian ganti rugi asuransi dengan bertindak untuk
kepentingan tertanggung.
Pialang reasuransi adalah usaha yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penetapan reasuransi dan
penanganan ganti rugi reasuransi dewan bertindak untuk
kepentingan perusahaan asuransi.
Penilai kerugian asuransi adalah usaha yang memberikan
jasa penilaian terhadap kerugian pada objek asuransi
yang dipertanggungkan.
Konsultan aktuaria adalah usaha yang memberikan jasa
konsultan aktuaria.
Agen asuransi adalah pihak yang memberikan jasa
keperantaraan dalam rangka pemasaran jasa asuransi
untuk dan atas nama penanggung.
3. Menurut The Chartered Insurance Institute London
a. Asuransi kerugian (property insurance)
Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa
harta benda yang memiliki risiko. Jenisnya ada :

Asuransi kebakaran (fire insurance)


Asuransi pengangkutan (marine insurance)
Asuransi penerbangan (flight insurance)
Asuransi kecelakaan (accident insurance)
b. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap
kerugian yang timbul dari gugatan pihak ketiga karena
kelalaian tertanggung.

c. Asuransi jiwa (life insurance)


Asuransi jiwa terdiri atas :
Asuransi kecelakaan
Asuransi jiwa
Anuitas
Asuransi industri
Asuransi kerugian (general insurance)
Reasuransi (reinsurance)

H. Pengaturan Perasuransian di Indonesia


Berikut merupakan peraturan perundangan yang digunakan
sebagai dasar acuan pembinaan dan pengawasan atas usaha
perasuransian di Indonesia saat ini :
1. UU no.2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian
2. PP no.73 tahun 1002 tentang usaha perasuransian
3. Keputusan menteri keuangan, antara lain:

Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993


tentang Perizinan Perusahaan Asuransi dan Reasuransi
No.224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang
Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan
Reasuransi
No.225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993
tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asurasni
dan Reasuransi
No.226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993
tentang Perizinan dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha
Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi

I. Perizinan Pendirian Perusahaan Asuransi


Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan
perasuransian menurut PP Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan
dalam dua tahap, yaitu:
1. Persetujuan Prinsip
Adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan
persiapan pendirian suatu perusahaan yang bergerak di bidang
perasuransian, dimana batas waktu persetujuan prinsip
dibatasi selama-lamanya satu tahun.

2. Izin usaha
Adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setelah
perisiapan pendirian selesai, dimana izin usaha diberikan
setelah persyaratan izin usaha telah dipenuhi.

J. Asuransi Kredit
Asuransi kredit mempunyai kaitan erat dengan jasa perbankan
terutama di bidang perkreditan yang selalu dikaitkan dengan
jaminan kredit berupa barang bergerak dan tidak bergerak
yang sewaktu-waktu dapat tertimpa risiko yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi pemilik barang dan bank
sebagai pemberi kredit.

Kredit adalah pinjaman uang yang diberikan oleh pemberi


kepada nasabahnya. Untuk melindungi diri dari kemungkinan
nasabah yang tidak dapat mengembalikan kredit, pemberi
kredit menutup asuransi atas kredit tersebut. Dalam asuransi
kredit, yang menjadi pihak tertanggung adalah pemberi kredit
(bank dan/atau lembaga keuangan) dan yang ditanggung oleh
penanggung adalah risiko kredit di mana tidak diperolehnya
kembali kredit kepada para nasabahnya (yang umumnya
terdiri atas para pengusaha). Asuransi kredit bertujuan :

1. Melindungi pemberi kredit dari kemungkinan tidak


diperolehnya kembali kredit yang diberikan kepada para
nasabahnya.
2. Membantu kegiatan, pengarahan, dan keamanan
perkreditan baik kredit perbankan maupun kredit lainnya
diluar perbankan.
Dengan adanya asuransi kredit ini bank terdorong untuk lebih
giat membantu para nasabahnya dalam menyediakan modal
untuk mengembangkan usahanya. Pengelolaan asuransi kredit
di Indonesia dipercayakan oleh pemerintah kepada PT
Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) yang berkantor
pusat di Jakarta, di mana yang menjadi tertanggung adalah
bank-bank pemerintah, bank-bank swasta, dan lembaga-
lembaga keuangan lainnya. Sebagai imbalan atas jaminan
yang diberikan oleh PT Askrindo, bank membayar premi atas
kredit yang ditanggung. Premi tersebut menjadi beban bank,
tetapi dalam praktik, ada juga bank yang membebankan premi
tersebut kepada nasabahnya yang memperoleh kredit.
Walaupun begitu, yang menjadi tertanggung bukan
nasabahnya, tetapi bank pemberi kredit.

K. Pengertian Asuransi Syariah


Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional
adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong
diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset
dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko/ bahaya tertentu melalui akad yang sesuai
dengan syariah.

Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para


partisipan/ anggota/ peserta mendonasikan/ menghibahkan
sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk
membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh
sebagian partisipan/ anggota/ peserta. Peranan perusahaan
disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaan
asuransi serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yang
diterima/ dilimpahkan kepada perusahaan.

Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang


artinya tolong menolong atau saling membantu. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa Asuransi ta'awun prinsip dasarnya
adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama
manusia untuk menjalin kebersamaan dalam meringankan
bencana yang dialami peserta. Prinsip ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2, yang
artinya : "Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan
ketaqwaan dan jangan saling tolong menolong dalam dosa dan
permusuhan"

L. Dasar Hukum Islam terkait Asuransi Syariah

1. Surat Yusuf :43-49 Allah menggambarkan contoh usaha


manusia membentuk sistem proteksi menghadapi
kemungkinan yang buruk di masa depan.
2. Surat Al-Baqarah :188 Firman Allah ...dan janganlah
kalian memakan harta di antara kamu sekalian dengan
jalan yang bathil, dan janganlah kalian bawa urusan harta
itu kepada hakim yang dengan maksud kalian hendak
memakan sebagian harta orang lain dengan jalan dosa,
padahal kamu tahu (al:Baqarah:188)
3. Al Hasyr:18 Artinya :Hai orang-orang yang beriman
bertaqwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok
(masa depan) dan bertaqwalah kamu kepada Alloh.
Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang engkau
kerjakan.
M. Prinsip Asuransi Syariah

1. Dibangun atas dasar kerjasama (taawun).


2. Asuransi syariat tidak bersifat muawadhoh, tetapi
tabarru atau mudhorobah.
3. Sumbangan (tabarru) sama dengan hibah (pemberian)
oleh karena itu haram hukumnya ditarik kembali. Kalau
terjadi peritiwa, maka diselesaikan menurut syariat.
4. Setiap anggota yang menyetor uangnya menurut jumlah
yang telah ditentukan harus disertai dengan niat
membantu demi menegakkan prinsip ukhuwah.
5. Tidak dibenarkan seseorang menyetorkan sejumlah kecil
uangnya dengan tujuan supaya ia mendapat imbalan
yang berlipat bila terkena suatu musibah. Akan tetapi ia
diberi uang jamaah sebagai ganti atas kerugian itu
menurut ijin yang diberikan oleh jamaah.
6. Apabila uang itu akan dikembangkan maka harus
dijalankan menurut aturan syari.
N. Perbedaan Asuransi Konvensional dengan Asuransi
Syariah
Dalam asuransi konvensional, asuransi merupakan transfer of
risk yaitu pemindahan risiko dari peserta/tertanggung ke
perusahaan/ penanggung sehingga terjadi pula transfer of fund
yaitu pemindahan dana dari tertanggung kepada penanggung.
Sebagai konsekuensi maka kepemilikan dana pun berpindah,
dana peserta menjadi milik perusahaan ausransi.
Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi
konvensional, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Akad (Perjanjian)
Setiap perjanjian transaksi bisnis di antara pihak-pihak yang
melakukannya harus jelas secara hukum ataupun non-hukum
untuk mempermudah jalannya kegiatan bisnis tersebut saat ini
dan masa mendatang. Akad dalam praktek muamalah menjadi
dasar yang menentukan sah atau tidaknya suatu kegiatan
transaksi secara syariah. Hal tersebut menjadi sangat
menentukan di dalam praktek asuransi syariah. Akad antara
perusahaan dengan peserta harus jelas, menggunakan akad
jual beli (tadabuli) atau tolong menolong (takaful).

Akad pada asuransi konvensional didasarkan pada akad


tadabuli atau perjanjian jual beli. Syarat sahnya suatu
perjanjian jual beli didasarkan atas adanya penjual, pembeli,
harga, dan barang yang diperjual-belikan. Sementara itu di
dalam perjanjian yang diterapkan dalam asuransi
konvensional hanya memenuhi persyaratan adanya penjual,
pembeli dan barang yang diperjual-belikan. Sedangkan untuk
harga tidak dapat dijelaskan secara kuantitas, berapa besar
premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi utnuk
mendapatkan sejumlah uang pertanggungan. Karena hanya
Allah yang tahu kapan kita meninggal. Perusahaan akan
membayarkan uang pertanggunggan sesuai dengan perjanjian,
akan tetapi jumlah premi yang akan disetorkan oleh peserta
tidak jelas tergantung usia. Jika peserta dipanjangkan usia
maka perusahaan akan untung namun apabila peserta baru
sekali membayar ditakdirkan meninggal maka perusahaan
akan rugi. Dengan demikian menurut pandangan syariah
terjadi cacat karena ketidakjelasan (gharar) dalam hal berapa
besar yang akan dibayarkan oleh pemegang polis (pada
produk saving) atau berapa besar yang akan diterima
pemegang polis (pada produk non-saving).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, seorang ulama salaf ternama


dalam kitabnya "Majmu Fatwa" menyatakan bahwa akad
dalam Islam dibangun atas dasar mewujudkan keadilan dan
menjauhkan penganiayaan. Harta seorang muslim yang lain
tidak halal, kecuali dipindahkan haknya kepada yang
disukainya. Keadilan dapat diketahui dengan akalnya, seperti
pembeli wajib menyatakan harganya dan penjual
menyerahkan barang jualannya kepada pembeli. Dilarang
menipu, berkhianat, dan jika berhutang harus dilunasi. Jika
kita mengadakan suatu perjanjian dalam suatu transaksi bisnis
secara tidak tunai maka kita wajib melakukan hal-hal berikut:
I% Menuliskan bentuk perjanjian (seperti adanya SP dan
polis). I% Bentuk perjanjian harus jelas dimengerti oleh
pihak-pihak yang bertransaksi (akad tadabuli atau akad
takafuli). I% Adanya saksi dari kedua belah pihak. I% Para
saksi harus cakap dan bersedia secara hukum jika suatu saat
diminta kewajibannya. (Penulis simpulkan dari firman Allah
SWT, surat al-Baqarah ayat 282).

2. Gharar (Ketidakjelasan)
Definisi gharar menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang
akibatnya tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang
paling kita takuti.
Gharar/ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional,
dikarenakan tidak adanya batas waktu pembayaran premi
yang didasarkan atas usia tertanggung, sementara kita sepakat
bahwa usia seseorang berada di tangan Yang Mahakuasa. Jika
baru sekali seorang tertanggung membayar premi ditakdirkan
meninggal, perusahaan akan rugi sementara pihak tertanggung
merasa untung secara materi. Jika tertanggung dipanjangkan
usianya, perusahaan akan untung dan tertanggung merasa rugi
secara financial. Dengan kata lain kedua belah pihak tidak
mengetahui seberapa lama masing-masing pihak menjalankan
transaksi tersebut. Ketidakjelasan jangka waktu pembayaran
dan jumlah pembayaran mengakibatkan ketidaklengkapan
suatu rukun akad, yang kita kenal sebagai gharar. Para ulama
berpendapat bahwa perjanjian jual beli/akad tadabuli tersebut
cacat secara hukum.

Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad


takafuli, yaitu suatu niat tolong-menolong sesama peserta
apabila ada yang ditakdirkan mendapat musibah. Mekanisme
ini oleh para ulama dianggap paling selamat, karena kita
menghindari larangan Allah dalam praktik muamalah yang
gharar.
Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik
perusahaan asuransi (transfer of fund). Sedangkan dalam
asuransi syariah, dana yang terkumpul adalah milik peserta
(shahibul mal) dan perusahaan asuransi syariah (mudharib)
tidak bisa mengklaim menjadi milik perusahaan.

3. Tabarru dan Tabungan


Tabarru berasal dari kata tabarraa-yatabarra-tabarrawan, yang
artinya sumbangan atau derma. Orang yang menyumbang
disebut mutabarri (dermawan). Niat bertabbaru bermaksud
memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk tujuan saling
membantu satu sama lain sesama peserta asuransi syariah,
ketika di antaranya ada yang mendapat musibah. Oleh karena
itu dana tabarru disimpan dalam rekening khusus. Apabila ada
yang tertimpa musibah, dana klaim yang diberikan adalah dari
rekening tabarru yang sudah diniatkan oleh sesama peserta
untuk saling menolong.

Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang


terkena musibah sangat dianjurkan dalam agama Islam, dan
akan mendapat balasan yang sangat besar di hadapan Allah,
sebagaimana digambarkan dalam hadist Nabi SAW,"Barang
siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhi
hajatnya."(HR Bukhari Muslim dan Abu Daud).

Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur


saving maka dana yang dititipkan oleh peserta (premi) selain
terdiri dari unsur dana tabarru terdapat pula unsur dana
tabungan yang digunakan sebagai dana investasi oleh
perusahaan. Sementara investasi pada asuransi kerugian
syariah menggunakan dana tabarru karena tidak ada unsur
saving. Hasil dari investasi akan dibagikan kepada peserta
sesuai dengan akad awal. Jika peserta mengundurkan diri
maka dana tabungan beserta hasilnya akan dikembalikan
kepada peserta secara penuh.

4. Maisir (Judi)
Allah SWT berfirman dalam surat al-Maidah ayat 90,"Hai
orang-orang yang beriman sesungguhnya khamar, maisir,
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji,
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapatkan keberuntungan."

Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi


konvensional terdapat unsur gharar yang pada gilirannya
menimbulkan qimar. Sedangkan al qimar sama dengan al
maisir. Muhammad Fadli Yusuf menjelaskan unsur maisir
dalam asuransi konvensional karena adanya unsur gharar,
terutama dalam kasus asuransi jiwa. Apabila pemegang polis
asuransi jiwa meninggal dunia sebelum periode akhir polis
asuransinya dan telah membayar preminya sebagian, maka
ahliwaris akan menerima sejumlah uang tertentu. Pemegang
polistidak mengetahui dari mana dan bagaimana cara
perusahaan asuransi konvensional membayarkan uang
pertanggungannya. Hal ini dipandang karena keuntungan
yang diperoleh berasal dari keberanian mengambil risiko oleh
perusahaan yang bersangkutan. Muhammad Fadli Yusuf
mengatakan, tetapi apabila pemegang polis mengambil
asuransi itu tidak dapat disebut judi. Yang boleh disebut judi
jika perusahaan asuransi mengandalkan banyak/sedikitnya
klaim yang dibayar. Sebab keuntungan perusahaan asuransi
sangat dipengaruhi oleh banyak /sedikitnya klaim yang
dibayarkannya.

5. Riba
Dalam hal riba, semua asuransi konvensional
menginvestasikan dananya dengan bunga, yang berarti selalu
melibatkan diri dalam riba. Hal demikian juga dilakukan saat
perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan menghitung
keuntungan di depan. Investasi asuransi konvensional
mengacu pada peraturan pemerintah yaitu investasi wajib
dilakukan pada jenis investasi yang aman dan menguntungkan
serta memiliki likuiditas yang sesuai dengan kewajiban yang
harus dipenuhi. Begitu pula dengan Keputusan Menteri
Keuangan No. 424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan
Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi.
Semua jenis investasi yang diatur dalam peraturan pemerintah
dan KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.

Asuransi syariah menyimpan dananya di bnak yang


berdasarkan syariat Islam dengan sistem mudharabah. Untuk
berbagai bentuk investasi lainnya didasarkan atas petunjuk
Dewan Pengawas Syariah. Allah SWT berfirman dalam surat
Ali Imron ayat 130,"Hai orang-orang yang beriman janganlah
kamu memakan riba yang memang riba itu bersifat berlipat
ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
mendapatkan keberuntungan." Hadist, "Rasulullah mengutuk
pemakaian riba, pemberi makan riba, penulisnya dan saksinya
seraya bersabda kepada mereka semua sama."(HR Muslim)

6. Dana Hangus
Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika
seorang peserta karena suatu sebab tertentu terpaksa
mengundurkan diri sebelum masa reversing period. Sementara
ia telah beberapa kali membayar premi atau telah membayar
sejumlah uang premi. Karena kondisi tersebut maka dana
yang telah dibayarkan tersebut menjadi hangus. Demikian
juga pada asuransi non-saving atau asuransi kerugian jika
habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi yang
dibayarkan akan hangus dan menjadi milik perusahaan.

Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi


konvensional akan menimbulkan ketidakadilan dan
merugikan peserta asuransi terutama bagi mereka yang tidak
mampu melanjutkan karena suatu hal. Di satu sisi peserta
tidak punya dana untuk melanjutkan, sedangkan jika ia tidak
melanjutkan dana yang sudah masuk akan hangus. Kondisi ini
mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsip muamalah
melarang kita saling menzalimi, laa dharaa wala dhirara (
tidak ada yang merugikan dan dirugikan).

Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana


hangus, karena nilai tunai telah diberlakukan sejak awal
peserta masuk asuransi. Bagi peserta yang baru masuk karena
satu dan lain hal mengundurkan diri maka dana/premi yang
sebelumnya dimasukkan dapat diambil kembali kecuali
sebagian kecil dana yang dniatkan sebagai dana tabarru (dana
kebajikan). Hal yang sama berlaku pula pada asuransi
kerugian. Jika selama dan selesai masa kontrak tidak terjadi
klaim, maka asuransi syariah akan membagikan sebagian
dana/premi tersebut dengan pola bagi hasil 60:40 atau 70:30
sesuai kesepakatan si awal perjanjian (akad). Jadi premi yang
dibayarkan pada awal tahun masih dapat dikembalikan
sebagian ke peserta (tidak hangus). Jumlahnya sangat
tergantung dari hasil investasinya.

7. Konsep Taawun Dalam Asuransi Syariah


Sebagian para ahli syariah meyamakan sistem asuransi
syariah dengan sistem aqilah pada zaman Rasulullah SAW.
Dr. Satria Effendi M.Zein dalam makalahnya mendefinisikan
takaful dengan at takmin, at taawun atau at takaful (asuransi
bersifat tolong menolong), yang dikelola oleh suatu badan,
dan terjadi kesepakatan dari anggota untuk bersama -sama
memikul suatu kerugian atau penderitaan yang mungkin
terjadi pada anggotanya. Untuk kepentingan itu masing-
masing anggota membayar iuran berkala (premi). Dana yang
terkumpul akan terus dikembangkan, sehingga hasilnya dapat
dipergunakan untuk kepentingan di atas, bukan untuk
kepentingan badan pengelola (asuransi syariah). Dengan
demikian badan tersebut tidak dengan sengaja mengeruk
keuntungan untuk dirinya sendiri. Disini sifat yang paling
menonjol adalah tolong-menolong seperti yang diajarkan
Islam.

8. Dewan Pengawas Syariah


Pada asuransi syariah seluruh aktivitas kegiatannya diawasi
oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang merupakan bagian
dari Dewan Syariah Nasional (DSN), baik dari segi
operasional perusahaan, investasi maupun SDM. Kedudukan
DPS dalam struktur organisasi perusahaan setara dengan
dewan komisaris.

Anda mungkin juga menyukai