Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
RISSA MEGAVITRY (P3800215005)
YUNIARTI LISMAYASARI IMRAN (P3800215007)
bagi masyarakat selalu dilakukan dan akan terus dilakukan untuk melindungi
masyarakat sebagai konsumen. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah
pangan merupakan salah satu solusi paling tepat untuk mengurangi permasalahan
mencanangkan konsep secure, adequate and suitable supply of food for everyone.
Studi pustaka yang dilakukan oleh IFPRI (1999) diperkirakan terdapat 200
definisi dan 450 indikator tentang keamanan pangan (Weingrtner, 2000). Adapun
tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan adalah kondisi dan upaya yang
kesehatan manusia.
2. USAID tahun 1992 keamanan pangan adalah kondisi ketika semua orang pada
setiap saat mempunyai akses secara fisik dan ekonomi untuk memperoleh
3. FAO tahun 1997 yakni situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses
baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota
keluarganya, dimana rumah tangga tidak beresiko mengalami kehilangan
4. FIVIMS tahun 2005 yakni kondisi ketika semua orang pada segala waktu
secara fisik, sosial dan ekonomi memiliki akses pada pangan yang cukup, aman
5. Corps tahun 2006, keamanan pangan merupakana keadaan ketika semua orang
pada setiap saat mempunyai akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap terhadap
kecukupan pangan, aman dan bergizi untuk kebutuhan gizi sesuai dengan
keamanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari: (1) tersedianya pangan secara cukup, baik dalam jumlah maupun
berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
baku pangan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan atau
pangan segar, pangan olahan dan pangan olahan teretentu. Pangan segar merupakan
pangan yang belum mengalami pengolahan yang dapat dikonsumsi langsung dan yang
dapat menjadi bahan baku pengolahan pangan. Buah dan sayuran segar termasuk dalam
golongan ini.
Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses pengolahan
dengan cara atau metode tertentu, dengan atau tanpa bahan tambahan. Pangan
olahan bisa dibedakan lagi menjadi pangan olahan siap saji dan tidak saji. Pangan
olahan siap saji adalah makanan dan minuman yang sudah diolah dan siap
disajikan di tempat usaha atau di luar tempat usaha atau dasar pesanan. Pangan
olahan tidak siap saji adalah makanan atau minuman yang sudah mengalami
Contoh ekstrak tanaman mahkota dewa untuk diabetes melitus, susu rendah lemak
untuk orang yang menjalankan diet rendah lemak, dan sebagainya (Saprianto,
2006).
khusus, karena membanjirnya produk buah dan sayuran segar yang berasal dari
luar negeri ke wilayah Indonesia dan banyaknya kandungan cemaran pada pangan
ini. Salah satu daerah di Indonesia yang tinggi tingkat produktivitas pangan segar
Timur dan salah satu lumbung pangan. Keamanan pangan di daerah Sulsel
diawasi oleh Badan Ketahanan Pangan Daerah (BKPD). Mutu dan keamanan
pangan juga belum terjamin karena masih banyak beredar penggunaan bahan
berbahaya seperti penggunaan pestisida melebihi ambang batas yang ditentukan.
Pada tahun 2011 dan 2012 daerah Sulawesi Selatan mendapatkan Adhikarya
Salah satu upaya yang dilakukan oleh BKPD Sulawesi Selatan yakni
Selatan yakni Lembaga yang mengawasi peredaran pangan segar asal tumbuhan
dimulai dari sebelum diederkan (pre market) dan sesudah diedarkan (post
Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) adalah pangan asal tumbuhan yang
dihasilkan dari proses pasca panen untuk konsumsi, maupun sebagai bahan baku.
Pangan segar asal tumbuhan merupakan pangan yang beresiko tinggi terhadap
pangan segar asal tumbuhan mulai dari tempat produksi di negara asal, maupun
pada saat masuk ke wilayah Indonesia. Hal ini untuk menjamin bahwa pangan
segar yang masuk tidak tercemar oleh cemaran kimia sehingga aman dan layak
untuk dikonsumsi.
mikotoksin, logam berat dan cemaran fisik seperti kotoran, debu, pasir, pecahan
jika diatas ambang batas yang ditentukan dan terakumulasi dalam tubuh. Ambang
ini,
Tabel 1. Ambang Batas Maksimum Penggunaan Beberapa Jenis Pestisida
No Jenis Pestisida Komoditas BMR Keterangan
(mg/kg)
1. Abamektin Apel 0,02
Jeruk 0,01
Kentang 0,01
Ketimun 0,01
Kubis 0,05
Labu siam 0,01
Melon, kecuali labu 0,01
siam
Semangka 0,01
Strawberi 0,02
Tomat 0,02
Pemerintah Nomor 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan yang
bermutu, dan bergizi. Pada peraturan tersebut juga ditetapkan bahwa tanggung
jawab dan hak setiap pihak yang berperan sebagai pilar pembangunan keamanan
Namun adanya PP Nomor 28/2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
belum cukup untuk mewujudkan pangan yang aman, bermutu, dan bergizi karena
pengawasan pangan segar asal tumbuhan yang dimulai dari budidaya hingga
masuk dipasaran.
2.2.1 Pre market pangan segar asal tumbuhan oleh okkpd sulawesi selatan
Selatan atau yang disingkat OKKPD Sulsel. OKKPD Sulsel memiliki fungsi
untuk mengawasi peredaran pangan segar asal tumbuhan dimulai dari sebelum
merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang masih dinaungi oleh BKPD Sulsel.
keamanan pangan segar yang dilakukan sebelum pangan segar diedarkan kepada
keterangan kesesuaian mutu biji kakao fermentasi dan melakukan jaminan mutu
kakao fermentasi.
prima ini memiliki 3 jenis yakni sertifikat prima 1, prima 2 dan prima 3. Namun
OKKPD Sulsel hanya mengeluarkan 2 sertifikat prima yakni prima 2 dan prima 3
yakni memenuhi keamanan pangan dan mutu sedangkan untuk sertifikat prima 3
lingkungan dan sosial. Aspek penilaian dari sertifikat prima yakni Good
No.48 tahun 2009. GAP merupakan rekomendasi yang dapat digunakan untuk
dibudidayakan. Dalam hal ini GAP dapat difokuskan menjadi dasar pelaksanaan
Good Farming Practices (GFP). Good Farming Practices bertujuan untuk
mendapatkan hasil panen yang baik atau bahan baku industri pertanian yang baik.
Practice (GHP) yakni cara penanganan pasca panen yang baik (mutu produk
pangan yang baik). Kriteria keamanan pangan pada produk pangan segar yakni
kandungan cemaran kimia dibawah ambang batas. GHP adalah cara penanganan
pascapanen yang baik yang berkaitan dengan penerapan teknologi serta cara
bahan pertanian pasca panen. Tahapan penanganan pasca panen hasil pertanian
Inovasi teknologi tepat guna telah banyak diaplikasikan pada beberapa tahapan
Sulsel. Persyaratn yang dilengkapi yakni kartu tanda penduduk (KTP), kartu
keluarga (KK), catatan usaha tani atau catatan budidaya sesuai SOP (berkas ini
Audit Kelengkapan TU
kelapangan oleh tim inspektor (1-2 orang), tim ini menilai kelayakan dari
Kriteria penilaian disesuaikan jenis sertifikat prima yang didaftarkan oleh petani
dan jenis pangan segar yang diproduksi oleh petani. Adapun kriteria penilaian
Kemudian dilakukanlah rapat komisi oleh tim teknis yang terdiri dari 5
orang (3 orang dari tim pengajar di Universitas Hasanuddin dan 2 orang dari
Dinas Pertanian Provinsi) dan tim teknis melakukan presentasi hasil penilaian
dilapangan dan uji laboratorium. Jika hasil penilaian dari tim inspektor sesuai atau
layak maka sertifikat prima dapat diterbitkan namun jika belum memenuhi maka
petani tersebut harus memperbaiki kriteria penilaian yang kurang sesuai. Adapun
contoh sertifikat prima yang dikeluarkan oleh OKKPD disajikan pada gambar 3.
Gambar 3. Sertifikat Prima 3 Daerah Sulawesi Selatan
tersbut berakhir maka petani diwajibkan mendaftarkan kembali pangan segar yang
sertifikat prima konsisten dengan teknik budidaya yang telah memenuhi syarat.
Jika tidak maka sertifikat prima akan dicabut oleh OKKPD Sulsel. Inspeksi ini
dilakukan sesuai jenis (komoditi) pangan segar yang didaftarkan oleh petani.
Adapun daftar petani pangan segar asal tumbuhan disajikan pada tabel 3.
tersebut dinilai oleh OKKP Pusat untuk menetukkan layak tidaknya OKKPD
Sulsel untuk mengeluarkan sertifikat prima 2 dan 3. Pada tahun 2008 hingga 2009
pangan untuk produk pangan seperti beras, biji-bijian dan kentang beku (memiliki
kemasan dan label nama) yang beredar dipasaran. Di Sulsel sendiri sudah ada
beberapa industri yang memiliki nomor registrasi pangan salah satunya beras cap
pada Mentan No.58 tahun 2008. Adapun beberapa kriteria penilaian disajikan
pada tabel 4.
kakao fermentasi dan melakukan jaminan mutu kakao fermentasi mengacu pada
2.2.2 Post market pangan segar asal tumbuhan oleh okkpd sulawesi selatan
GRP (Good Retail Practices) pada pasar tradisional dan pasar ritel modern dan
OKKPD setiap tahun melakukan inspeksi pasar sebanyak 2 kali yakni pada hari
besar keagamaan Idul Fitri dan Idul Adha. Inspeksi ini dilakukan dengan tim gabungan
dari beberapa instansi seperti Badan POM, Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan dan Dinas
Perikanan. Inspeksi ini bertujuan untuk meminimalkan resiko pangan beredar dipasaran
yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Inspeksi ini tidak hanya dilakukan di
yakni di jalan Kalimantan. Produk awalnya dites dengan uji test kit, jika terbukti
memastikan bahwa benar sampel produk mengandung formalin maka dilakukan lagi
beberapa uji laboraorium. Jika memang hasilnya tetap mengandung formalin, produk
produk tersebut dan bukti penggunaan formalin pada produk tersebut. Namun jika tidak
ada bukti yang kuat sanksi tidap dapat diberikan kepada produsen. Hal yang kemudian
Salah satu pasar retail modern yang berada di Sulsel yakni carefour. Carefour
menjual berbagai pangan segar asal tumbuhan yang dipasok dari beberapa daerah bahkan
Luar Negeri. Produk pangan segar yang dipasok dari daerah seputaran wilayah Sulsel
yakni sayuran, seperti kol, cabe merah kecil, cabe merah besar, bawang merah, bawang
daerah Sulawesi Tengah buah naga, pepaya dan semangka, daerah Surabaya yakni apel
malang, melon dan anggur. Sedangkan buah impor yakni jeruk, apel dan pear. Produk
pangan ini sebelum dijual dilakukan test kit terlebih dahulu oleh petugas carefour. Dan
petani yang ingin memasok pangan segar kecarefour memiliki kontrak kerjasama.
Carefour memiliki standar operasional tersendiri yang berlaku untuk semua carefour di
wilayah Indoensia. Selain itu ada juga produk-produk beras yang berasal dari daerah
Seiring dengan perdagangan global, tidak dapat dipungkiri bahwa lalu lintas
barang semakin terbuka. Hal ini memungkinkan tidak adanya batasan gegara
dalam lalu lintas barang perdagangan dunia, sehingga membuka peluang untuk
masuknya berbagai macam jenis barang termasuk bahan makanan yang kurang
aman untuk dikonsumsi masuk dari luar negeri, karena adanya pengurangan
pengenaan elemen tarif terhadap barang yang masuk ke suatu Negara. Dan pada
saat ini isu untuk keamanan pangan sudah menjadi isu global.
teknis agar bahan pangan dari luar negeri tidak dapat seenaknya masuk dan
membanjiri pasar domestik dengan standar keamanan pangan yang belum jelas.
Tentu saja batasan-batasan teknis ini merupakan suatu hal yang diperbolehkan
dalam perdagangan bebas, telah disosialisasikan dan telah disetujui dalam forum
pangan itu sendiri. Undang Undang No.7 tahun 1996 tentang Pangan merupakan
No.7 tentang Pangan, yang dimaksud dengan pangan itu sendiri adalah segala
sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang
tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain
atau minuman.
yang memungkinkan untuk terjadinya pemasukan pangan segar dari negara lain.
Oleh sebab itu perlu adanya pengawasan di pintu pemasukan dan pengeluaran
2010).
dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tanaman dari luar negeri diberi juga
Pertanian sebagai salah satu institusi yang termasuk dalam unsur kepabeanan
pintu pengeluaran (entry exit point) yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Selain Undang-Undang No.7 tahun 1996, yang mengatur tentang Pangan
pangan, dalam hal ini pangan segar asal tumbuhan (PSAT) yang berupa buah dan
sayuran segar. Pengawasan terhadap pemasukan PSAT yang berupa buah dan
Hal ini karena keduanya merupakan komoditi hortikultura yang bersifat tidak
tahan lama dan mudah rusak. Apalagi jika komoditi ini masuk ke dari luar negeri.
Sehingga pengawasan pemasukan buah dan sayuran segar pada pintu pemasukan
ini mutlak untuk dilakukan untuk menjamin bahwa komoditi yang masuk tersebut
selain tidak rusak juga tidak mengandung cemaran kimia maupun biologi
Hal ini dikarenakan buah dan sayuran yang berasal dari luar negeri, agar
perlakuan-perlakuan antara lain secara kimiawi agar buah dan sayuran segar tetap
telah ditetapkan pintu pemasukan khusus untuk pangan segar asal tumbuhan yang
berupa buah dan sayuran segar dan untuk pemasukan umbi lapis. Pintu
pemasukan yang ditetapkan untuk importasi buah dan sayuran segar sesuai
Pembatasan pintu pemasukan buah dan sayuran segar ini bertujuan selain
untuk membatasi membanjirnya produk buah dan sayuran impor serta untuk
meminimalisir masuknya buah dan sayuran segar yang tidak aman untuk
dikonsumsi karena kandungan cemaran kimia atau cemaran biologi. Apabila ada
buah dan sayur segar yang masuk ke wilayah Indonesia diluar pelabuhan tersebut
Di Pintu pemasukan inilah buah dan sayuran segar yang masuk dilakukan
cemaran kimia yang terkandung pada buah atau sayuran tersebut. Untuk tiap jenis
PSAT sudah ditentukan Batas Minimum Residu (BMR) baik residu pestisida,
mikroba maupun logam berat yang dikandung oleh buah atau sayuran impor.
Apabila diketahui BMR suatu cemaran pada suatu komoditi buah atau
sayuran segar diatas ambang yang ditentukan maka terhadap komoditi tersebut
merupakan bahan kimia yang dilarang penggunaannya dan tidak boleh ada pada
buah atau sayuran impor, sehingga jika diketahui suatu komoditi buah atau sayur
mengandung formalin walapaun dalam kadar yang sangat kecil maka akan
dilakukan penolakan atau dengan kata lain buah tersebut tidak dapat masuk ke
Untuk pemasukan PSAT yang lain selain buah dan sayuran segar
Pengawasan terhadap pemasukan PSAT ini sangat penting terutama buah dan
sayuran segar. Buah dan sayuran segar masuk kategori sebagai pangan yang
beresiko besar, dikarenakan selain barang ini mudah rusak, juga karena dalam
tinggi.
Hal ini tidak menutup kemungkinan residu dari pestisida yang digunakan
selama proses penanaman dapat masuk ke dalam buah atau sayuran, yang apabila
diatas ambang batas yang ditentukan akan menyebabkan bahaya pada manusia
penyakit akibat pangan segar yang tidak aman dikonsumsi, maka memungkinkan
pangan termasuk dari tempat produksi sampai tempat pengeluaran. Oleh sebab itu
terkait dengan pemasukan pangan segar asal tumbuhan ada beberapa mekanisme
Tujuan atau fokus utama dari pengawasan pemasukan pangan segar asal
tumbuhan ini adalah pada cemaran kimia (residu, mikotoksin, logam berat dll)
Berikut adalah Tata Cara Mekanisme Pengawasan PSAT sesuai dengan Peraturan
di suatu negara.
Tumbuhan (PSAT) suatu negara yang memproduksi dan mengekspor PSAT oleh
pangan dilakukan oleh Menteri dan jangka waktu pengakuan adalah selama 2
(dua) tahun. Untuk memperoleh pengakuan terhadap sistem pengawasan pangan
PSAT tersebut
PSAT tersebut
a. Pengajuan permohonan
Permohonan ini diajukan secara tertulis oleh produsen PSAT suatu negara
b. Pengkajian
c. Verifikasi lapangan
d. Evaluasi
laporan evaluasi.
mereka. Perjanjian ekivalensi ini dapat dilakukan dengan dua Negara atau lebih.
produksi.
a. Permohonan
b. Pengkajian
c. Verifikasi Lapangan
d. Evaluasi
e. Keputusan Pengakuan (recognition)
produksi yang sudah diakui sistem pengawasan keamanan PSAT maupun dari
yang masuk mengandung cemaran kimia atau tidak. Jika PSAT yang masuk
mengandung cemaran kimia diatas ambang batas yang ditentukan maka dilakukan
penolakan.
III. PENUTUP
dapat dilihat dari masih lemahnya sistem pengawasan keamanan pangan yang ada
berbahaya bagi tubuh manusia masih banyak digunakan seperti pestisida dan
Namun ada beberapa wilayah di Sulsel yang petaninya mulai menyadari bahwa
Indonesia sudah memiliki pasar tradisional dengan sanitasi yang baik, contohnya