Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota). Protozoa
berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada
yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat
gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang
tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen
biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara
heterotrop dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme.

Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang mencapai 6 mm,
meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton. Makanan protozoa meliputi
bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari organisme mati). Protozoa hidup soliter
atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang menguntungkan, protozoa membungkus diri
membentuk kista untuk mempertahankan diri. Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan
aktif lagi. Cara hidupnya ada yang parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).

Organisme parasit merupakan organisme yang hidupnya selalu merugikan organisme yang ditempatinya
(Sofa, 2008). Protozoa parasit jaringan merupakan protozoa parasit yang hidup berparasit di dalam
jaringan hospesnya. Protozoa parasit ini merupakan penyebab penyakit bagi manusia dan hewan
khususnya dan berperan penting dalam dunia kesehatan pada umumnya. Protozoa yang bersifat parasit
pada jaringan hospes ini meliputi 2 kelas yaitu kelas Flagellata dan Sporozoa. Pada kelas Flagellata
berupa genus Leishmania sedangkan pada kelas Sporozoa berupa genus Toxoplasma. Dari genus
Leishmania ini hanya terdapat 3 spesies penting terutama bagi kesehatan yaitu Leishmania donovani
yang menyebabkan Leismaniasis viseral atau kala azar, Leishmania Tropica yang merupakan penyebaba
penyakit Leishmaniasis kulit atau yang biasa dikenal dengan penyakit Oriental Sore, Leishmania
braziliensis yang menyebabkan leismaniasis mukokutis atau Espundia.

2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah sistem hidup pada organisme protozoa?

Bagaimanakah klasifikasi pada organism protozoa?

3. Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami tentang kehidupan pada organisme protozoa serta klasifikasinya.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Protozoa

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos
artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan
kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.
Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena
ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak
berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan
dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.

2. Bentuk Tubuh Protozoa

Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Ukuran tubuhnya antara 3-1000 mikron.
Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa
merupakan sistem yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa
mengalami tumpang tindih. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau
seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki flagel atau bersilia.

3. Habitat Protozoa

Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan
terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada
organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae,
sampai vertebratayang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah
atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada
habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang
lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau
genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di
dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat
menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri
berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.[2]. Protozoa hidup secara soliter atau
bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa
dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein,
sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari
zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa
membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus,
badangolgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik
(heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu
dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu
ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati
adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat
banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan
dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.

4. Ciri-ciri Protozoa

Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari Kingdom
Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel
antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum :

Organisme uniseluler (bersel tunggal)

Eukariotik (memiliki membran nukleus)

Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.

Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

Hidup bebas, saprofit atau parasit

Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting sebagai indikator
polusi

Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.

Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup

Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela

Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau . Memiliki membran sel
dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan sebagai
tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang
mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.
Perkembangbiakan bakteri dan amuba. Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan
adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara
setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua.
Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi
inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma.
Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang
masing=masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadaan kurang
baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentuk kista.
Didalam kista amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan
lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar.
Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu, dia akan membelah diri
seperti semula.

5. Morfologi Protozoa

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk
mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola
kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk vegetatif (trophozoite),
atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat
membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang
menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding
sel, dan tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa
mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai denganfleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel.
Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari
Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk membentuk
kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang
keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luarForaminifera tersusun dari CaO2 sehingga
koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal,
yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia, namun ada
yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah
protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.

6. Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada
lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa
aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk
menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya
mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara
fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun
molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat
berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran
pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga
vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam
vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh
sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian
membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar
(vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan
enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar
kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang
tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada
kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat
digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola
makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping
sitosom. Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu optimum untuk tumbuh antara 16-25C, dengan
suhu maksimumnya antara 36-40C. Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses
metabolismenya adalah antara pH 6-8.

7. Adaptasi Protozoa

Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan microfungi.
Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer link dari rantai
makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan
biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel mereka, beberapa, misalnya
amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-
pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka
seperti kompartemen disebut vakuola.

Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan penting bagi
microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer bakteri dan ganggang
produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium
spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.

Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif (misalnya
trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti
terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap
nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan
untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang
lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan),
mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil bentuk kista
disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite disebutexcystation.

Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa protozoa
bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan kombinasi, (mis.
Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic.

Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan malaria atau
disentri amuba.

8. Cara Reproduksi Protozoa

Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara aseksual/vegetatif dan
seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan cara membelah diri atau pembagian selnya
sama. Pembelahan ini dapat terjadi, baik secara membujur atau melintang pada sepanjang selnya
sehingga menghasilkan anak-anak sel yang dapat berukuran sama atau tidak sama. Jika pada proses
pembelahan diri (pembagiannya) menghasilkan dua anak sel, maka disebut pembelahan biner, namun
apabila terbentuk banyak anak sel dinamakan pembelahan bahu rangkap (multipel fission). Beberapa
kelompok Protozoa bereproduksi secara seksual, yaitu dengan cara penggabungan atau penyatuan fisik
sementara antara dua individu kemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi
perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu tersebut dan menghasilkan satu individu baru. Cara
pembiakan ini disebut dengan konjugasi. Berikut adalah gambar dari proses konjugasi

9. Klasifikasi Protozoa

Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:

1. Rhizopoda (Sarcodina)

Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan sitoplasma yang disebut
pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda yang sangat dikenal adalah Amoeba sp. Selain
Amoeba, ada beberapa Protozoa yang termasuk dalam Rhizopoda, yaitu Foraminifera dan Arcella.
Keduanya merupakan Rhizopoda yang diselimuti oleh cangkang. Bentuk sel amoeba tidak tetap,
sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Habitat organisme ini di air tawar, air laut,
tempat-tempat basah, dan sebagian kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma
Amoeba sp. bersifat lebih kental dari endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut
berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia. Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk
menangkap makanan. Dengan kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan.
Mula-mula kaki semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah makanan lalu mengelilingi makanan tersebut.
Kemudian, membran plasma bergerak mendekati dan mengikuti kaki semu mengelilingi makanan.
Bersatunya kedua ujung membran plasma membentuk vakuola. Makanan dicerna di dalam vakuola
makanan. Dari sini, sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa makanan yang berupa cairan
dikeluarkan melalui vakuola berdenyut. Cara Amoeba mendapatkan makanannya dapat dilihat padaa
gambar berikut.

Amoeba berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner tanpa melalui tahap-tahap mitosis.
Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel menjadi dua, lalu diikuti oleh pembelahan sitoplasma.
Pembelahan inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam yang lama-lama akan putus sehingga
terjadilah dua sel anak Amoeba. Kedua sel anak ini akan mengalami pembelahan biner sehingga menjadi
empat sel, delapan sel, enam belas sel, dan seterusnya. Apabila kondisi lingkungan tidak
menguntungkan, amoeba dapat mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista. Kista adalah
bentuk penebalan plasma guna melindungi diri dari lingkungan yang tidak menguntungkan. Berikut
adalah gambar dari proses pembelahan biner dan kistanya pada Amoeba sp

Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda:

1. Amoeba
Jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut Entamoeba, misalnya:

a) Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena menyerang dan merusak jaringan usus,
disebut juga Entamoeba histolitica.

b) Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut.

c) Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan parasit, tetap kadang-kadang menyebabkan
diare.

Berikut adalah gambar dari Amoeba

2. Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang banyak yang terbuat dari kalsium
karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar laut dan merupakan tanah "globigerina".
Fosilnya berguna sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi. Contoh gambar dari spesies ini
adaslah sebagai berikut.

3. Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat

membentuk tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok. Contoh dari spesies ini
adalah sebagai berikut.

2. Flagellata (Mastigophora)

Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora dari mastig artinya cambuk, phora
artinya gerakan. Semua anggota filum flagellata bergerak menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata
tetap karena dilindungi oleh pelikel. Di antara Flagellata ada yang hidup bebas, ada pula yang hidup
bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan bersifat parasit. Flagellata berkembang biak secara
aseksual dengan pembelahan biner secara longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum banyak
diketahui.

Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:

1) Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen hijau klorofil,disebut
kelompok fitoflagellata. Contoh:

a) Euglena viridis, hidup di air tawar. Contoh gambar Euglena viridis adalah sebagai berikut.
b) Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan bersel satu yang
berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan benang-benang plasma.

Contoh gambar dari spesies ini adalah sebagai berikut.

c) Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang dan yang satu pendek,
hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam hari.

2) Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok zooflagellata. Contoh:

a) Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur pada manusia.
Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina mursitans. Trypanosoma
hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal manusia.

b) Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.

c) Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda

demam dan anemia.

d) Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit

oriental.

e) Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak.

3. Cilliata (Ciliophora)

Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia). Rambut getar ini adalah
bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel. Dengan menggunakan rambut getar, makhluk hidup
dapat bergerak bebas ke segala arah di dalam air.Alat gerak berupa cilia atau bulu getar. Bentuk tubuh
tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis
di dalam usus vertebrata.

Contoh:

1) Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya seperti sandal, ukuran kira-
kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh
pelikel. Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti besar (makronukleus),
sitoplasma, vakuola makanan (pencerna makanan), serta vakuola kontraktil (pengeluaran zat sisa).
Gerakan Paramaecium caudatum dilakukan dengan menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati
oleh mikroskop karena gerakannya sangat cepatbereproduksi secara aseksual dengan membelah diri
dengan arah transversal, seksual dengan konjugasi dengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).

Contoh gambar dari Paramecium caudatum adalah sebagai berikut.


2) Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat. Contoh gambar spesies ini adalah
sebagai berikut.

3) Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk

lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya. Contoh gambarnya adalah sebagai berikut.

3) Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium. Contoh gambar spesies
ini adalah

4) Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan pada permukaan daun
yang terendam air. Contoh gambarnya adalah sebagai berikut.

5) Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis (gangguan pada
perut).

Bagaimana cara Ciliata mendapatkan makanan? Ciliata mempunyai mulut sel. Pada saat bergetar,
rambut di sekitar mulut sel akan bergetar pula. Pada saat ini, terjadilah aliran keluar masuk air pada
mulut sel. Air yang masuk dan keluar mulut sel banyak mengandung bakteri atau bahan organik atau
bahan makanan lainnya yang tertambat atau terkumpul di dalam mulut sel. Makanan yang terkumpul
akan masuk dalam sitofaring (kerongkongan sel) lalu masuk ke dalam vakuola makanan untuk dicerna

dan diedarkan ke seluruh tubuhnya. Penyerapan sari makanan terjadi di dalam sitoplasma. Sisa
makanan padat dikeluarkan melalui membran plasma, sedangkan sisa makanan berupa cairan
dikeluarkan melalui vakuola berdenyut yang terletak di kedua ujungnya.

4. Sporozoa

Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam siklus hidupnya, bersifat parasit
pada manusia atau hewan. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex)
selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan
hewan. Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval, mempunyai nukleus, tetapi tidak mempunyai
vakuola kontraktil. Makanan diserap langsung dari hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula
respirasi dan ekskresinya melalui permukaan tubuh. Beberapa contoh hewan yang termasuk dalam
filum Sporozo adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit Toksoplasmosis. Toxoplasma
gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista
toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu hamil karena dapat
mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat membunuh embrio. Contoh lainnya adalah
Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Contoh lainnya adalah Plasmodium
falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.

Reproduksi dibagi menjadi dua:

1) Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh inang dan sporogoni, yaitu membuat
spora di dalam tubuh inang perantara.

2) Seksual dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam tubuh nyamuk.

10. Peranan Protozoa dalam Kehidupan Manusia

a. Peran yang Menguntungkan

Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber
makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi
manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa
merupakan pemangsa bakteri. Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut
membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria,
kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan

penggosok.

b. Peran yang Merugikan

Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena itu,
beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan penyakit.

Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara lain:

Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;

Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;

Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense,

penyebab penyakit tidur;

Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;

Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin

wanita;

Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.


BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Protozoa bisa diartikan sebagai hewan pencetus atau hewan pertama . Protozoa merupakan kelompok
lain protista eukaryotic. Protozoa memiliki ukuran tubuh yang mikroskopik yaitu berukuran antara 3-
1000mikron. Tubuhnya Uniseluler. Tubuhnya ada yang berbentuk bola, memanjang, lonjong, berflagel,
dan bersilia

Protozoa hidup di air atau di tempat yang basah. Beberapa spesies bersifat parasit. Hidupnya secara
soliter ada juga yang berkoloni dan kosmopolit. Mempunyai alat gerak berupa pseudopodia, silia , atau
flagella dan memiliki vakuola kontraktil sebagai system reapirasinya. Bereproduksi secara seksual dan
aseksual.

Klasifikasi protozoa antara lain : Rizhopoda , Flagellata, cilliata , Sporozoa. Protozoa juga berperan
penting dalam kehidupan, salah satunya sebagai penyeimbang ekosistem. Beberapa protozoa juga
merugikan karena menyebabkan penyakit.

2. Saran

Dalam pembelajaran matakuliah Avertebrata Air diharapkan mahasiswa dapat mengenal lebih jauh
tentang organisme protozoa, habitatnya, cara bereproduksinya serta klasifikasinya. Sewajibnya kita
memahami apa itu protozoa dalam mata kuliah Avertebrata air.

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, M. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah Aliyah (MA). Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.


Sulistroyini, A. 2009. Biologi 1 Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

http://sayanganandafitri.blogspot.co.id/2014/03/makalah-protozoa-lengkap.html

Ketiga spesies Leishmania mempunyai morfologi yang hampir sama , tetapi berbeda dalam sifat
biakan, manifestasi klinis, penyebaran dan vektornya. Ketiga spesies tersebut terdiriatas sejumlah
strain yang berbeda dalam virulensi, tipe, lesi sifat biologi dan adaptasi pada vektor. Morfoloogi
Leishmania branziliensis dapat dibedakan dari L.donovani dan L.tropica. Stadium amastigot hidup
didalam sel RE dibawah kulit pada porte dentree dan menyebar ke selaput lendir (mukosa) yang
berdekatan, seperti mulut, hidung dan tulang rawan telinga. Stadium promastigot terdapat pada
lalat phlebotomus sebagai bentuk infektif. Bentuk ini ditemukan pula dalam baikan NNN. Infeksi
terjadi seperti pada L.donovani dan L.tropica.

a. Stadium Amastigot :

o intraseluler dalam darah (RES)

o Bulat lonjong, 2-3 m.

o Inti eksentrik, aksonema.

o Kinetoplas, tidak berflagel.

b. Stadium Promastigot :

o Dalam tubuh lalat.

o Kumparan, 15-25 x 1,5-3,5 m.

o Inti sentral, kinetoplas, berflagel.

Anda mungkin juga menyukai