Anda di halaman 1dari 18

PEMBAHASAN

A.Model Efektifitas Tim Kerja

Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil hasil produktif dan kepuasan
pribadi. Kepuasan berkenaan dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan
pribadi para anggotanya dan kemudian mempertahankan keanggotaan serta komitmen
mereka. Hasil produktif berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja seperti
yang didefinisikan oleh tujuan tujuan tim. Faktor faktor yang mempengaruhi
efektifitas tim yaitu konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya, dan
system penghargaan. Karakter tim yang penting adalah jenis, struktur, dan komposisi
tim. Karakteristik karakteristik tim ini mempengaruhi proses internal tim, yang
kemudian mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan
mengatur tingkat tingkat perkembangan, kekompakan, norma norma, dan konflik
supaya dapat membangun tim yang efektif.[1]
1. Ciri-Ciri Tim Yang EfektiF :

a. Tujuan yang sama.


Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang sama, pasti kapal yang
didayung akan lebih cepat sampai ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim
yang mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun tidak mendayung sama
sekali karena bingung ke arah mana harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim
memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai
bersama, sehingga mereka yakin ke arah mana harus mendayung.
b. Antusiasme yang tinggi.
Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka memiliki antusiasme yang
tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan:
anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat, mereka juga diberi
kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri,
sehingga kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal.
c. Peran dan tanggung jawab yang jelas.
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan ada yang mendayung.
Sebaliknya, jika semua ingin menjadi pendayung, maka akan terjadi kekacauan
karena tidak ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu dan arah
mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus mempunyai peran dan tanggung
jawab masing-masing yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa

1
yang bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah
ditentukan sebelumnya.[2]
d. Komunikasi yang efektif.
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota
tim. Strateginya: Jangan berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota
tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan, jangan
berasumsi, tanyakan langsung kepada mereka dan berikan informasi yang mereka
perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap anggota tim tahu bagaimana melakukan
ataupun menyelesaikan suatu tugas, jangan berasumsi mereka tahu, melainkan
informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara melakukannya. Komunikasi juga
perlu dilakukan secara periodik untuk tujuan monitoring (misalnya: sudah seberapa
jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu
diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).
e. Resolusi Konflik.
Peace is not the absence of conflict, but the presence of justice. Ini merupakan
pendapat Martin Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada pencapaian sebuah
tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin saja ada konflik yang harus dihadapi.
Tetapi konflik ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim. Sebaliknya, konflik
ini yang dapat dikelola dengan baik bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu
masalah dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa diperoleh cara baru, inovasi
baru, ataupun perubahan yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah
tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang tidak
ditangani secara langsung akan menjadi seperti kanker yang menggerogoti
semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
f. Shared power.
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu
dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak
menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan
membuat tim menjadi tidak efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan
kesempatan untuk menjadi pemimpin, menunjukkan kekuasaannya di bidang
yang menjadi keahlian dan tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga
mereka merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan tercapainya tujuan
bersama.
g. Keahlian.
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota memiliki satu jenis suara saja:
sopran saja, tenor saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang dihasilkan akan

2
monoton. Bandingkan dengan paduan suara yang memiliki anggota dengan berbagai
jenis suara yang berbeda (sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara yang dihasilkan
pasti akan lebih harmonis.
Demikian pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-anggota
dengan berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama
mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang
sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim
dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas perspektif and
memperkaya keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil
melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau telah
memberikan kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi.
Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya.
Apresiasi bisa menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus
berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan dalam bentuk uang. Saya sangat
menghargai ketulusan Anda membantu pelanggan memilih produk kita yang paling
tepat untuknya, merupakan satu bentuk apresiasi sederhana berupa kata-kata
tulus. Banyak bentuk apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya: promosi, bonus
dalam berbagai bentuk (wisata keluarga yang dengan menggunakan fasilitas
transportasi dan vila perusahaan, beasiswa bagi anak). Sikap dan pikiran positif.
Dengan menggunakan kacamata hitam, dunia yang Anda lihat akan lebih redup.
Dengan menggunakan kacamata kehijauan, dunia pun terlihat bernuansa hijau.
Demikian pula dengan kacamata sikap dan pikiran yang positif, dunia di sekitar
Anda akan terlihat positif. Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena
kesulitan bukanlah masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus
ditangani. Sikap dan pikiran yang positif merupakan modal utama sebuah tim.
h. Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat apa mereka dari tujuan,
jika mereka tidak menyediakan waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi
yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung
bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa
segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi
untuk mencari cara yang lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara:
observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan
pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting. Ingin
sukses? Jangan lupa membantu anggota tim Anda untuk sukses. Jika mereka sukses,
maka mereka pun akan menjadi tim sukses yang mendukung Anda

3
B.Manajemen Peran Serta (Partisipative Management)

Partisipasi dalam organisasi merupakan keterlibatan yang meliputi pemberian


pendapat, pertimbangan dan usulan dari bawahan kepada pimpinan dalam
mempersiapkan dan merevisi tujuan organisasi. Partisipasi dalam proses peningkatan
kinerja karyawan merupakan suatu proses kerjasama dalam pembuatan keputusan yang
melibatkan dua kelompok atau lebih yang berpengaruh pada pembuatan keputusan di
masa yang akan datang.
Manfaat Penerapan partisipasi dalam peningkatan kinerja karyawan adalah :
Partisipasi akan menaikkan rasa kebersamaan dalam kelompok, yang akibatnya
akan menaikkan kerjasama anggota kelompok di dalam penetapan sasaran.
Partisipasi dapat mengurangi rasa tertekan.
Partisipasi dapat mengurangi rasa ketidaksamaan di dalam alokasi sumber daya
diantara bagian-bagian organisasi.

Meskipun partisipasi mempunyai banyak manfaat bukan berarti partisipasi


tidakmempunyai keterbatasan dan masalah yang berkaitan dengan partisipasi.
a.Masalah Partisipasi
Sedangkan menurut (Siegel & Marcaroni, 1989 : 140 dalam Abriani, 1998), masalah
yang berkaitan dengan partisipasi ada 3 hal.
Masalah pertama adalah adanya kemungkinan manajer membentuk budget
slack, slack merupakan perbedaan (selisih) sumber daya yang sebenarnya diperlukan
dalam proses yang efisien, dengan jumlah yang lebih besar yang ditambahkan pada
kegiatan tersebut.
Masalah kedua adalah Pseudoparticipation (partisipasi semu), yakni tampak
berpartisipasi tapi dalam kenyataannya tidak, artinya para manajer ini (sebagai
bawahan) ikut berpartisipasi, tetapi tidak diberi wewenang atau pendapat untuk
menentukan atau menetapkan tujuan organisasi.
Masalah ketiga adalah status dan pengaruh di dalam organisasi mengurangi
efektifitas partisipasi. Hal ini disebabkan biasanya orang yang mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi akan mempunyai pengaruh yang lebih besar didalam proses
penetapan sasaran.

Dengan adanya partisipasi akan terjadi mekanisme pertukaran informasi, yang


dalam hal ini masing-masing manajer akan memperoleh informasi tentang kerja.
Informasi ini memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang tugas yang akan
mereka lakukan. Tersedianya informasi yang berhubungan dengan tugas akan
meningkatkan perencanaan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Individu yang

4
memiliki informasi yang berhubungan dengan tugas akan lebih keras dalam berusaha
dan jauh lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas dibandingkan individu yang
tidak memiliki informasi yang berhubungan dengan tugas.
Manajemen kinerja adalah proses komunikasi yang dilakukan secara terus
menerus dalam kemitraan antara karyawan dengan atasan langsungnya. Proses
komunikasi ini meliputi kegiatan membangun harapan yang jelas pemahaman
mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
Manajemen peran serta (partisipative management) adalah suatu pendekatan
manajemen yang melibatkan bawahan dalam proses pengambilan keputusan.

1. Hubungan antara kepemimpinan dengan manajemen peran serta

Hubungan antara kepemimpinan dengan manajemen peran serta sangat


erat. Hubungan yang sangat erat ini melibatkan usaha kerja sama antara dua
orang atau lebih, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Keterlibatan
secara aktif dari bawahan dengan menggunakan segala keahlian dan kreativitas
mereka dalam memecahkan persoalan-persoalan manajemen yang penting.
Pelaksanaan manajemen peran serta yang berdasarkan shared authority dari
atasan dengan bawahannya tidak berarti atasan melimpahkan semua
wewenangnya atau mengurangi wewenangnya dalam pengambilan keputusan
melainkan menyertakan bawahan membuat keputusan dalam memecahkan
persoalan manajeman yang penting.[3]

Untuk mencegah pelimpahan seluruh wewenang, maka atasan perlu :

menggariskan secara tegas dan jelas tugas-tugas dan fungsi-fungsi dari


bawahan.
melimpahkan wewenang kepada bawahannya terbatas dalam kaitannya
untuk melaksanakan tugas-tugas dan fungsinya.
menggariskan dengan jelas tanggung jawab bawahannya atas penguunaan
wewenang yang telah dilimpahkan kepadanya.
mendorong bawahan agar menerima pelimpahan wewenang dari atasannya
dan melaksanakan tugas dan tanggung ajawab sebaik-baiknya.

Dari uraian diatas seorang atasan melaksanakan manajemen peran serta bila

wewenang dan kekuasaan diemban bersama dengan anak buahnya dalam


proses pengambilan keputusan.

5
bawahan terlibat secara aktrif dan membantu atasannya yang bertindak
sebagai pemimpin kelompok dalam pengambilan keputusan.
bawahan memberikan input yang penting dan berharga dalam pengambilan
keputusannya, sehingga keputusannya merupakan suatu tim manajemen.

Untuk dapat menetapkan pendekatan manajemen peran serta ini, para


manajer harus:
memiliki kemampuan hubungan antar manusia.
mengerti dan memahami anak buahnya tentang sifat-sifatnya, pribadinya,
wataknya dan kepentingan-kepentingannya.
mampu berkomunikasi dengan baik.
mampu mengatasi manajemen konflik dalam organisasinya
harus mampu membuat kekuatan masing-masing anak buahnya sebagai
modal dan menghilangkan kelemahannya.
harus mampu mengkompromikan harapan-harapan dan kepentingan dari
kelompok-kelompok dan organisasi sedemikian rupa sehingga dapat
dipertemukan.
untuk meningkatkan mutu keputusan manajemen.
untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan manajer.
untuk meningkatkan semangat dan kepuasan kerja karyawan dan manajer.
memungkinkan organisasi lebih responsif/tanggap terhadap tuntutan
lingkungan.

2. Manfaat Manajemen Peran Serta / Partisipatif

memungkinkan karyawan lebih mudah dalam menerima perubahan-


perubahan manajemen peran serta menjadi salah satu kunci pendorong bagi
organisasi dan menempatkan karyawan atau manajer pada kedudukan
untuk bersikap change oriented
menciptakan hubungan yang damai dan serasi antara manajer dengan
bawahannya dan serikat pekerja
meningkatkan komitmen (keterkaitan) karyawan atau manajer pada
organisasi
meningkatkan rasa percaya diri kepada manajemen
memudahkan pengelolaan bawahan
meningkatkan mutu komunikasi antara atasan dengan bawahan
meningkatkan kerja sama (team work)

6
3. Kiat Mengimplementasikan Manajemen Peran Serta
mengetahui lebih dulu tentang diri kita sendiri dan organisasi kita
mengadakan diagnosa hambatan dengan cara :
mengidentifikasi hambatan tertentu pada masing-masing bidang
menentukan mengapa hambatan itu terjadi atau ada
menentukan tingkat atau kualitas hambatan tersebut
menentukan kapan hambatan-hambatan tersebut dapat dihilangkan dengan
biaya finansial dan psikologis
menentukan bagaimana menghilangkan hambatannya
menentukan peranan kita sebagai manajer dalam menghilangkan
hambatannya
menentukan bagaimana menghilangkan hambatannya
menentukan peranan kita sebagai manajer dalam menghilangkan
hambatnnya
Macam-macam hambatan :
a. Hambatan yang Controlable, ialah hubungan dimana kita memiliki
wewenang dan kekuasaan untuk menghilangkannya, seperti :
kurang cukupnya waktu yang dimiliki oleh seorang atasan terhadap
bawahannya
kurangnya latihan-latihan yang dilaksanakan atau yang diperoleh
bawahan
kurangnya keinginan atau hasrat dari bawahan untuk berpartisipasi

b.Hambatan-hambatan yang kita dapat pengaruhi, untuk


meniadakannya ialah :
atasan yang tidak tahu tentang manajemen peran serta
iklim organisasi yang tidak tahu tentang manajemen peran serta
atasan yang tidak mau mencari dan menyediakan waktu untuk
mempraktekkan manajemen peran serta

c. Hambatan yang kita dapat mempengaruhi sedikit sekali atau


menguasai untuk menghilangkannya. Hambatan-hambatan tersebut
berupa :
lingkungan eksternal organisasi
struktur organisasi
reputasi organisasi

7
4. Elemen Kriteria Unjuk Kerja, meliputi :

a. Memberikan partisipasi dalam perencanaan tim.


Manajer membantu tim menetapkan maksud, peranan, tanggung
jawab dan pertanggung jawaban sesuai dengan tujuan, rencana dan
sasaran organisasi
Manajer membantu tim memonitor dan mengatur kinerjanya dalam
memperbaiki secara terus menerus kebijakan dan proses organisasi.
Manajer memberi semangat/dorongan tim untuk menggunakan
kompetensi setiap anggota terhadap manfaat tim dan individu.

b. Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim.


Manajer membantu tim menggunakan proses komunikasi secara
terbuka untuk mendapat dan membagi informasi.
Tim membuat keputusan sesuai dengan peran dan tanggung jawab
yang disetujui.
Manajer memberi dukungan tim untuk mengembangkan hubungan
timbal balik.

c. Mengelola dan mengembangkan kinerja tim.


Hasil-hasil yang dicapai tim berkontribusi positip terhadap rencana
bisnis organisasi
Manajer menyemangati/memberi dorongan tim untuk mengusahakan
pembaruan/inovasi dan inisiatip.
Kompetensi tim dan individu dimonitor secara berkala untuk
memastikan bahwa tim mampu mencapai tujuannya.
Anggota tim membagi dan meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya.

d.. Memberikan partisipasi dan memfasilitasi kerja tim.


Anggota tim memberikan partisipasi aktip dalam kegiatan tim dan
proses komunikasi.
Individu dan tim melakukan tanggung jawab secara individu dan
bersama terhadap tindakannya.
Tim menerima dukungan untuk mengenali dan menyelesaikan
permasalahan yang menghalangi kinerjanya.

8
C. Pengaruh Kerjasama Tim dan Partisipasi terhadap Kinerja Karyawan.

Tim adalah sebuah sistem yang unik, yaitu setiap tim bagaikan sistem yang
berbeda-beda. Tim merupakan kumpulan orang yaitu bagaikan komponen dalam satu
sistem. Sedangkan partisipasi (peran serta) karyawan merupakan sebuah proses dimana
individu mengambil bagian dalam pengambilan keputusan dalam sebuah institusi,
program, dan lingkungan yang mempengaruhi mereka. Sehingga dengan peranserta
karyawan dalam tim akan dapat meningkatkan kinerjanya.[4]

Dari penjelasan tentang kerjasama tim dan partisipasi dalam peningkatan


kinerja karyawan, agar tim dapat lebih berhasil hendaklah tiap karyawan dapat
memahami hal berikut ini :

1) Proses pengenalan tuntas antar anggota tim.


2) Proses pemahaman yang mendalam antar anggota dalam tim.
3) Pembentukan ikatan hati sesama tim.
4) Membangun perasaan sehidup semati atau senasib sepenanggungan dalam tim.
5) Strategi mengatur satu tim efektif.
6) Kinerja tim efektif.
7) Komponen anggota tim yang efektif.
8) Membangun tim yang efektif dan produktif.
9) Motivasi dalam tim.
10) Pemanfaatan kekuatan individu dalam tim.
11) Menentukan target, program dan tujuan bersama.
12) Kepemimpinan dalam tim.
13) Membangun norma dan aturan main tim.
14) Membangun komunikasi dan hubungan antar tim.
15) Membangun pengaruh kepada anggota tim.
16) Mengelola konflik dalm tim.
17) Proses kreatif dalam tim.
18) Proses pengambilan keputusan : konsensus, kebersamaan, dan efektivitas -
efisiensi.
19) Pertemuan dan rapat tim.
20) Membangun hubungan sosial intern atau antartim.

9
D. Karakteristik teamwork dan partisipasi efektif dalam meningkatkan kinerja.

Ada sepuluh karakteristik yang diperlukan tim dan partisipasi dalam


menghasilkan kinerja secara luar biasa dan cepat mencapai tujuan yang diharapkan.
1. Prinsip, Tujuan dan Sasaran

Tim efektif sangat dipengaruhi adanya prinsip, tujuan, dan sasaran yang jelas,
sehingga secara sadar anggota tim disatukan oleh kebersamaan misi dan
membangun komitmen bersama. Semua anggota tim mengerti dan menyetujui
tujuan serta sasaran tim.

2. Keterbukaan dan Konfrontasi

Tim efektif sangat dipengaruhi adanya keterbukaan dan saling mempercayai


antar anggota tim. Semua anggota mendapatkan informasi yang sama dari akses
yang sama pula, serta dapat berkomunikasi dengan lancar dan jelas. Anggota tim
bebas untuk mengeluarkan ide-idenya. Eksperimen dan kreativitas selalu
digiatkan, anggota lainnya wajib untuk menolong anggota bersangkutan, jika
memang ide tersebut logis dan berguna.

3. Dukungan dan Kepercayaan.

Tim efektif sangat dipengaruhi adanya dukungna dan kepercayaan antar seluruh
anggota tim dengan baik. Pemimpin tidak akan dapat menyelesaikan program dan
kegiatan sendiri. Dukungan dan kepercayaan anggota tim sangat diperlukan.

4. Kerjasama, Komunikasi dan Konflik.

Tim efektif sangat dipengaruhi adanya kerjasama, komunikasi dan konflik.


Komunikasi adalah link antar sesama anggota kelompok, sehingga keberadaanya
sangat penting. Kemampuan menggunakan komunikasi yang efektif dengan
memanfaatkan sarana komunikasi yang ada. Harus mampu membuat konflik yang
tidak merusak keutuhan tim. Konflik yang terjadi dapat diselesaikan dengan jalan
konsensus, bersifat konstruktif, dan menerapkan pendekatan menang-menang
(win-win approach).

10
5. Prosedur kerja dan keputusan yang layak

Tim akan efektif mencapai tujuan, ketika anggota selalu mendukung keputusan
serta menjalankan prosedur dan pengawasan yang dibuat bersama-sama. Dalam
tim diperlukan pemahaman peran, tanggung jawab, dan keterbatasan otoritas
masing-masing.

6. Kepemimpinan yang layak.

Kepemimpinan diri (personal leadership) adalah yang lebih utama, dibanding


menuntut pemimpin formal yang qualified dalam kelompok. Tim perlu
menyediakan pemimpin yang dilandasi prinsip yang kuat dan mencukupi
kebutuhan.

7. Review Kerja dan Program secara Reguler.

Tim yang efektif harus selalu mengevaluasi fungsi dan proses yang sudah
dilakukan secara reguler. Tim efektif mempunyai kemampuan untuk memecahkan
masalah dan membuat keputusan dengan baik.

8. Pengembangan Individu.

Tim akan bekerja efektif jika selalu mengelola peningkatan penghargaan


individu. Kegiatan tim tidak hanya fokus pada hasil tetapi juga pada proses dan isi.

9. Hubungan antar kelompok (sosial).

Tim akan efektif jika memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan


lingkungan, baik dengan para atasan (melobi), dengan tim lain (sosialisasi dan
share) serta lingkungan perusahaan (adaptasi). Kurang kerja sama dengan
kelompok lain akan menyebabkan kerja samanya kurang menggairahkan.

10.Ikatan hati secara sinergi.

Tim akan efektif jika sesama anggotanya memiliki ikatan hati dengan baik,
bahkan secara sinergi mempunyai tanggung jawab moral untuk saling menasihati
dan mencapai keberhasilan bersama. Dimasa depan, tim memiliki tumpuan utama
pada kredibilitas moral anggotanya.

11
E. Kepemimpinan dalam Membangun Teamwork

Pemimpin identik sebagai pengatur dan tugas utama pemimpin adalah untuk
menyelaraskan peran-peran anggota kelompok lain sehingga dapat melakukan kinerja
dengan baik. Peran pemimpin dituntut untuk aktif dalam memecahkan berbagai
masalah karena pemimpin merupakan tempat utama segala sesuatu berakhir, baik
berupa keputusan, dorongan atau motivasi untuk melakukan suatu usaha dan pada
akhirnya kepemimpinan yang menjadikan kerjasama dapat terbentuk secara stabil
dalam mencapai pemenuhan tujuan.

Peran pemimpin harus memahami anggota-anggotanya baik sebagai individu maupun


bagian dari tim. Ia harus paham terhadap masing-masing tugas dan tanggunjawab
anggota kelompok, dinamika kelompok dari anggota dan mampu menyelaraskan
kehidupan organisasi sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung.

F. Individu sebagai anggota kelompok.

Individu mau untuk terlibat dalam sebuah tim didasari dari beragam motivasi,
baik berupa dorongan kebutuhan, nilai atau eksistensi sosial yang dapat
mencerminkan keragaman motivasi seseorang untuk mau bergabung dalam
organisasi. Disini diperlukan suatu keselarasan peran yang disebabkan adanya
beragam motivasi tersebut. Adapun beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah:

Task enrichment: yaitu menyediakan suatu pekerjaan yang mencerminkan tantangan,


usaha ekstra yang berarti memberikan target prestasi dan memberikan kebebasan
yang lebih dalam cara mengerjakan tugas.

Involment, memberikan suasana keterlibatan agar anggota kelompok merasa aman,


nyaman dan seterusnya akan mampu memberikan kepuasan dalam mengerjakan
tugas. Hal ini dapat dilakukan dengan membuka dan menerima ide-ide, meminta
saran dan usulan dari anggota kelompok atau usulannya dalam memecahkan masalah.

Achievement, dorongan prestasi adalah motif yang banyak dimiliki oleh tiap individu
dan dengan memberikan tantangan kerja yang semakin meningkat akan membuat
anggota kelompok terlibat aktif dalam mencapai kinerja team yang semakin efektif.

Reward, penghargaan adalah kebutuhan yang banyak diminati oleh individu. Dengan
memberikan penghargaan yang sesuai terhadap hasil maka kinerja akan terus
meningkat.

12
G.Tugas-tugas Unit Kerja Kelompok

Sebagai pemimpin akan selalu mendistribusikan pekerjaan kepada sub-


ordinatnya. Selain itu juga tugas-tugas tiap unit kerja akan saling berhubungan dan
peran pemimpin yang harus mampu menyelaraskan tiap aktivitas yang ada. Agar
dapat melakukan kinerja yang efektif maka harus ada komitmen untuk melakukan
suatu eksekusi tugas. Oleh karena itu harus diawali dengan kesepakatan kerja
sehingga masing-masing pihak paham mengenai peran dan tanggung jawab yang
harus diselesaikan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan penugasan kepada


kelompok:

Deskripsi pekerjaan
Unit usaha mendukung target kelompok
Ketersediaan sumberdaya
Metode.

Setelah pembagian tugas dilakukan dengan baik, manajer bersama-sama anggota


unit kerjanya akan melaksanakan tugas dengan mengembangkan pola kerjasama yang
baik. Disini manajer dituntut untuk terlibat langsung dalam pemecahan masalah
bersama serta secara berkala mengadakan rapat-rapat kelompok dalam memonitor
perkembangan kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

Adapun langkah-langkah dalam menghadapi Task / tugas secara sistematis yang biasa
disebut sebagai ( 7D Scheme for team task ) adalah :

Define > Draw > Discuss > Decide > Detail > Discharge > Dissect

DEFINE

Jelaskan tugas
Jelaskan kenapa tugas harus dilakukan
Lakukan kesepakatan kerja untuk mendapatkan komitmen
Atasi kesulitan dan hambatan
Target waktu yang tersedia
Sebutkan keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi

DRAW

Cari informasi yang relevan


Periksa sumberdaya yang tersedia

13
Pertimbangkan apakah perlu sumberdaya tambahan
Periksa kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan anggota
Cari pengetahuan dan pakar terkait bila diperlukan

DISCUSS

Set prioritas
Kumpulkan gagasan-gasasan penyelesaian masalah brainstorming , dll
Temukan alternatif-alternatif pemecahan
Cari lebih jauh sudut pandang yang lain
Tanyakan lagi ide-ide yang sudah ada / uji lagi
Sintesakan penyelesaian terbaik
Pertimbangkan konsekuensi dari tindakan yang akan diambil

DECIDE

Usahakan lakukan konsensus untuk kesepakatan bersama


Dorong anggota kelompok kearah keputusan yang tajam dan akurat
Buat rencana kerja yang sederhana tapi dapat dijalankan
Buat rencana alternative, bila diperlukan ( contigency plan)

DETAIL

Berikan penugasan dan yakinkan setiap anggota mendapatkan tanggungjawab


yang menantang
Berikan penjelasan yang rinci kepada anggota mengenai tugasnya
Alokasikan tugas-tugas khusus kepada orang yang tepat
Periksa bahwa setiap anggota memahami kontribusinya terhadap target
kelompok
Distribusikan sumberdaya yang ada
Jelaskan kemungkinan-kemungkinan yang ada
Tentukan checkpoint / ukuran kemajuan kerja

DISCHARGE

Periksa bahwa tindakan mengarah ke sasaran kerja


Perhatikan perbedaan-perbedaan antara aktual dengan rencana
Bantu dan intervensi bila diperlukan
Bimbing dan latih anggota bila perlu
Periksa kriteria kinerja
Monitor kemajuan

14
Jaga agar anggota kelompok tetap memiliki dan mendapatkan informasi yang
terakhir / up-to-date
Berikan dukungan dan semangat.

DISSECT

Simpulkan kemajuan kerja


Rencanakan kembali bila perlu
Mintakan umpan balik pada proses dan hasil kerja
Berikan umpan balik kepada kelompok dan angotanya
Periksa nilai dari kontribusi masing-masing anggota
Identifikasi keberhasilan, dan
Belajar dari kegagalan

H. Peran Kelompok

Meredith Belbin memperkenalkan dinamika kelompok dengan melihat perbedaan


peran dari masing-masing anggota kelompok. Dalam kelompok, anggota dapat
memberikan kontribusinya sesuai dengan peran. Peran-peran tersebut adalah:

Coordinator (mengkoordinir, mengontrol, mengarahkan diskusi, memecahkan


konflik, memotivasi dan melibatkan anggota ),
Shaper ( biasa disebut action-man , cenderung tegas dan lugas, ingin segera
menyelesaikan tugas, task-oriented , tidak sabar , reaktif dan kurang mau
mengerti orang lain),
Plant ( creatif, banyak ide, senang merencanakan sesuatu dengan matang,
berusaha mencari alternatif pemecahan baru ),
Monitor evaluator ( seorang quality controller, kritis, suka menilai dan
memantau, analisa tajam ),
Implementer ( pelaksana yang suka diberitahu detil mengerjakan suatu tugas,
tidak suka perubahan ),
Team worker (interaksi sosial baik, pandai bergaul, dapat membaca perasaan
orang lain dan membangun suasana ).,
Resorce investigator ( pencari referensi, bergaul dengan kelompok eksternal,
pandai membangun jaringan kerjasama ),
Completer ( penuntas pekerjaan, pemerhati deadline, sistematis, detil
pekerjaan diikuti dengan tekun ),
Specialist ( ahli dalam bidang tertentu yang dibutuhkan kelompok ).

Dalam membangun suatu kelompok kerja, ia menyebutkan bahwa paling tidak


terdapat tiga anggota yang dapat memerankan tiga peran utama, yakni; Coordinator,
Plant dan Monitor , kemudian yang lain komposisinya sebagai Implementer, Team

15
worker, Resource Investigator, Compliter dan Specialist. Pada dasarnya seorang
individu dapat memerankan beberapa role team diatas. Namun demikian secara
karakteristik individunya, peran seseorang akan memiliki 3 kategori, yaitu ;

peran yang sebaiknya / Roles best avoided


Peran yang bisa disesuaikan / manageable role
Peran yang alami / natural role

16
PENUTUP

I. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan makalah tentang Kerjasama Tim dan


Partisipasi Terhadap Kinerja Karyawan, maka pada bab ini penulis akan
mengemukakan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil kajian pustaka dan teori yang
telah dilakukan di bab terdahulu dalam laporan ini.

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1) Kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam melaksanakan
keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya. Kinerja para karyawan
akan meningkat apabila mereka terlibat secara aktif dan ikut berpartisipasi dan
menjadi bagian tim dalam proses kegiatan pada unit organisasi dimana mereka
bekerja.
2) Evaluasi kinerja berfungsi untuk : (a) mengetahui tingkat keberhasilan dan
kegagalan kinerja suatu organisasi; dan (b) memberikan masukan untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Melalui evaluasi kinerja dapat diketahui apakah
pencapaian hasil, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan misi
dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa
yang akan datang.
3) Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki tiga
komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang orang dalam
sebuah tim memiliki interaksi regular. Ketiga, orang orang dalam sebuah tim
memiliki tujuan kinerja yang sama.
4) Istilah partisipasi seringkali digunakan untuk memberi kesan mengambil bagian
dalam sebuah aktivitas. Mengambil bagian dalam sebuah aktivitas dapat
mengandung pengertian ikut serta tanpa ikut menentukan bagaimana pelaksanaan
aktivitas tersebut tetapi dapat juga berarti ikut serta dalam menentukan jalannya
aktivitas tersebut, dalam artian ikut menentukan perencanaan dan pelaksanaan
aktivitas tersebut.
5) Ada sepuluh karakteristik yang diperlukan tim dan partisipasi dalam menghasilkan
kinerja secara luar biasa dan cepat mencapai tujuan yang diharapkan.
Prinsip, Tujuan dan Sasaran
Keterbukaan dan Konfrontasi

17
Dukungan dan Kepercayaan
Kerjasama, Komunikasi dan Konflik
Prosedur kerja dan keputusan yang layak
Kepemimpinan yang layak
Review Kerja dan Program secara Reguler.
Pengembangan Individu.
Hubungan antar kelompok (sosial).
Ikatan hati secara sinergi.
6) Kerja sama tim dan partisipasi karyawan yaitu ikut berpartisipasi dalam kegiatan
tersebut sekaligus terlibat dalam pengambilan keputusan merupakan kemampuan
yang harus terus diasah dan masih terdapat ruang untuk perbaikan. Tidak ada artinya
karyawan berkemampuan tinggi tetapi tidak bisa bekerja sama dalam tim dan
terlibat aktif dalam berpartisipasi di kegiatan organisasi.

18

Anda mungkin juga menyukai