Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Ruang lingkup pelayanan penanaman modal yang diselengarakan BKPM selain


mencakup kegiatan pelayanan perizinan, juga mencakup kegiatan pelayanan non-
perizinan. Pasal 1 ayat 6 Peraturan Kepala BKPM No.12 tahun 2009 (Perka BKPM
12/2009) menyebutkan definisi layanan non-perizinan sebagai segala bentuk
kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai penanaman modal,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pedoman Tata Cara
Permohonan Non-Perizinan Penanaman Modal selain diatur dalam Perka BKPM
12/2009, juga diatur dalam ketentuan yang dikeluarkan oleh instansi teknis/kepala
Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) terkait, gubernur dan
bupati/walikota.

Jenis Pelayanan Non-Perizinan

Berdasarkan Pasal 13 ayat 3 Perka BKPM 12/2009, yang termasuk dalam jenis-jenis
pelayanan non-perizinan dan kemudahan lainnya, antara lain:

1. Fasilitas bea masuk atas impor mesin. Jangka waktu penerbitan Surat
Persetujuan pemberian fasilitas menurut Pasal 46 ayat 4 Perka BKPM 12/2009
selambat-lambatnya7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan yang
lengkap dan benar. Jangka waktu pemberian fasilitas ini diberikan untuk 2 tahun
dan dapat diperpanjang;
2. Fasilitas bea masuk atas impor barang dan bahan. Jangka waktu penerbitan
Surat Persetujuan pemberian fasilitas menurut Pasal 50 ayat 6 Perka BKPM
12/2009 selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan
yang lengkap dan benar. Sama dengan fasilitas impor mesin, jangka waktu izin
ini diberikan untuk 2 tahun dan dapat diperpanjang;
3. Usulan untuk mendapatkan fasilitas Pajak Penghasilan (PPh) badan. Jangka
waktu penerbitan surat usulan untuk mendapatkan fasilitas PPh menurut Pasal
53 ayat 4 Perka BKPM 12/2009 selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak
diterimanya permohonan yang lengkap dan benar;
4. Angka Pengenal Importir Produsen (API-P), adalah angka pengenal yang
dipergunakan sebagai izin untuk memasukkan (impor) mesin/ peralatan, barang,
dan bahan untuk dipergunakan sendiri dalam proses produksi perusahaan
penanaman modal yang bersangkutan. Jangka waktu penerbitan API-P menurut
Pasal 54 ayat 5 Perka BKPM 12/2009 selambat-lambatnya 4 (empat) hari kerja
sejak diterimanya permohonan yang lengkap dan benar. Perusahaan pemilik
API-P wajib melakukan pendaftaran ulang di PTSP BKPM setiap 5 tahun sejak
tanggal penertiban;
5. Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), adalah pengesahan
rencana jumlah, jabatan, dan lama penggunaan tenaga kerja asing yang
diperlukan sebagai dasar untuk persetujuan pemasukan tenaga kerja asing dan
penerbitan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA). Jangka waktu
penerbitan Surat Keputusan Pengesahan RPTKA menurut Pasal 56 ayat 4 Perka
BKPM 12/2009 selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya
permohonan yang lengkap dan benar;
6. Rekomendasi Visa Untuk Bekerja (TA.01), adalah rekomendasi yang diperlukan
guna memperoleh visa untuk maksud kerja bagi tenaga kerja warga negara
asing. Jangka waktu penerbitan rekomendasi TA.01 menurut Pasal 58 ayat 4
Perka BKPM 12/2009 selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya
permohonan yang lengkap dan benar. Rekomendasi ini berlaku untuk jangka
waktu 2 bulan sejak diterbitkan;
7. Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA), adalah izin bagi perusahaan
untuk mempekerjakan tenaga kerja warga negara asing dalam jumlah, jabatan,
dan periode tertentu. Perusahaan Penanaman Modal dan KPPA dapat
mengajukan permohonan IMTA atas tenaga kerja asing yang telah memiliki visa
untuk bekerja. Jangka waktu penerbitan Surat Keputusan IMTA menurut Pasal
59 ayat 5 Perka BKPM 12/2009 selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak
diterimanya permohonan yang lengkap dan benar;
8. Insentif Daerah;
9. Layanan informasi dan layanan pengaduan.

Menurut Pasal 14 Perka BKPM 12/2009, ruang lingkup pedoman tatacara


permohonan non-perizinan penanaman modal sebagaimana tercantum dalam Pasal
13 ayat 3 huruf a sampai g diatur dalam Perka BKPM 12/2009. Sementara pedoman
tatacara permohonan non-perizinan penanaman modal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat 3 huruf h mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh instansi
teknis/kepala LPND terkait, gubernur dan bupati/walikota.

Fasilitas Fiskal mencakup fasilitas bea masuk atas impor mesin, fasilitas bea masuk
atas impor barang dan bahan, dan usulan untuk mendapatkan fasilitas PPh badan.
Sementara, fasilitas non-fiskal mencakup API-P, RPTKA, TA.01, dan IMTA.
Permohonan fasilitas fiskal dan permohonan baru fasilitas non-fiskal bagi
penanaman modal diajukan kepada Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Dalam hal perubahan/ perpanjangan
fasilitas non-fiskal, permohonan diajukan kepada PTSP BKPM, PTSP Perangkat
Daerah Provinsi bidang Penanaman Modal (PDPPM) atau PTSP Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota bidang Penanaman Modal (PDKPM).

Anda mungkin juga menyukai