Anda di halaman 1dari 10

COOLING TOWER PADA PERUSAHAAN INALUM

Cooling tower atau menara pendingin merupakan alat penghilang panas


(alat pendingin) yang digunakan untuk memindahkan kalor buangan ke atmosfer.
Menara pendingin atau cooling tower menggunakan prinsip penguapan air atau
hanya menggunakan bantuan udara untuk mendinginkannya. Menara pendingin
(cooling tower) umumnya digunakan untuk mendinginkan air yang dialirkan pada
kilang minyak, pabrik kimia, pusat pembangkit listrik, dan pendingin gedung.
Secara umum cooling tower dapat dikategorikan sebagai pendingin
evaporatif yang digunakan untuk mendinginkan air atau media kerja lainnya
sampai bertemperatur mendekati temperatur udara sekitar. Kegunaan utama dari
cooling tower adalah untuk membuang panas yang diserap akibat sirkulasi air
sistem pendingin yang digunakan pada pembangkit daya, kilang petroleum, pabrik
petrokimia, pabrik pemrosesan gas alam, pabrik makanan, pabrik semikonduktor,
dan fasilitas-fasilitas industri lainnya. Jika suatu pabrik tidak dilengkapi dengan
cooling tower dan hanya menggunakan sirkulasi air pendingin sekali pakai, air
pendingin yang telah digunakan dan mengalami kenaikkan temperatur selanjutnya
dibuang ke laut, danau atau sungai yang ditentukan. Cooling tower dapat
digunakan untuk membuang panas ke atmosfir sebagai pengganti angin serta
difusi udara yang menyebarkan panas ke area yang lebih luas.
PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. INALUM Persero) merupakan
sebuah perusahaan yang bergerak dibidang peleburan dan pencetakan aluminium.
Pabrik peleburan aluminium ini berlokasi di Kuala Tanjung dan juga bergerak
dalam bidang pereduksian alumina menjadi aluminium batangan atau ingot
dengan menggunakan material utama yaitu alumina, karbon dan listrik. Untuk
memproduksi hal tersebut, PT. Indonesia Asahan Aluminium membangun tiga
pabrik utama yaitu pabrik karbon, pabrik reduksi dan pabrik penuangan.
Secara umum, proses produksi batangan aluminium pada PT. INALUM
terdiri dari beberapa pabrik, antara lain adalah Pabrik Karbon, Pabrik Reduksi,
dan Pabrik Pencetak. Pada pabrik karbon, atau yang disebut juga dengan Smelter
Carbon Block (SCB), terbagi lagi menjadi dua seksi, yaitu seksi Smelter Carbon
Operation (SCO) dan seksi Smelter Carbon Preparation (SCP). Smelter Carbon
Block ini sendiri merupakan departemen yang melakukan proses pembuatan blok
blok anoda atau Anode Block yang kemudian akan digunakan sebagai anoda
pada saat elektrolisa di pabrik reduksi. Bagian Smelter Carbon Preparation (SCP)
pada pabrik karbon ini bertugas untuk melakukan persiapan sebelum proses
pembuatan karbon dilakukan oleh bagian Smelter Carbon Operation (SCO).
Pada bagian Smelter Carbon Preparation terdapat lagi unit penunjang
yaitu unit utilitas. Pada unit utilitas tersebut terdapat cooling tower. Namun
cooling tower yang terdapat di unit utilitas pada pabrik karbon ini hanya memiliki
kapasitas yang kecil, tidak sebesar cooling tower pada industri yang lainnya.
Cooling Tower pada PT. Indonesia Asahan Aluminium (PT. INALUM Persero)
terdapat pada unit utilitasnya, yang berfungsi sebagai unit penunjang proses.
Fungsi cooling tower pada PT. INALUM adalah untuk memanfaatkan panas yang
dihasilkandari air proses yang digunakan dalam operasi prosesnya. PT. INALUM
sendiri merupakan perusahaan yang memproduksi aluminium batangan, yang
mana pada proses produksinya, PT. INALUM memiliki pembangkit listrik
tersendiri, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air Siguragura dan Tangga atau
sering disebut dengan PLTA Siguragura dan juga PLTA Tangga.
PLTA Siguragura dan PLTA Tangga berada di sepanjang sungai
Asahan. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh kedua PLTA tersebut disalurkan ke
Pabrik Peleburan Aluminium di Kuala Tanjung melalui 271 unit jaringan
transmisi. Kemudian melalui gardu induk PT INALUM (Persero) Kuala Tanjung,
listrik tersebut didistribusikan ke gedung reduksi dan gedung penunjang lainnya
melalui 2 (dua) unit penyearah silikon dengan DC 37 kA dan 800 V
Pada PT. INALUM (Persero) secara keseluruhan, digunakan pompa air
panas untuk memompakan air panas dari casting machine ke cooling tower
sebanyak 2 unit. Pompa air panas tersebut memiliki spesifikasi yaitu dengan tipe
motor kopel langsung, dan dengan kapasitas sebesar 500 m3/jam, tekanan
pengaliran sebesar 1,5 kg/cm2. Kemudian untuk memompakan air dingin dari
kolam pendingin ke casting machine, digunakan sebanyak3 unit pompa. Pompa
tersebut memiliki spesifikasi yaitu dengan tipe motor kopel langsung, dengan
kapasitas sebesar 250 m3/jam, tekanan pengaliran sebesar 2,5 kg/cm2.
Cooling tower adalah suatu tower atau bangunan sirkulasi udara
atmospherics secara langsung atau tidak langsung kontak dengan hi\ot water dan
kemudian cold tower yang diharapkan. Dengan kata lain cooling tower adalah
alat yang digunakan untuk memindahkan sejumlah panas dari suatu fluida ke
fluida lainnya. Cooling tower ini beroperasi menurut prinsip difusi, dimana
adanya perubahan temperatur dapat mengakibatkan perbedaan besarnya laju
perpindahan massa yang terjadi. Besarnya laju perpindahan massa dipengaruhi
oleh luas daerah kontak antara fluida panas dengan fluida dingin.
Pada industri kimia, cooling tower banyak digunakan untuk
mendinginkan air dimana proses pendinginan dapat terjadi dengan bantuan udara
luar serta alat untuk mempercepat pendinginan tersebut yang dalam hal ini adalah
kipas (fan). Proses heat transfer melibatkan transfer panas latent yang disebabkan
oleh penguapan air dalam porsi kecil dan juga transfer panas sensible yang
disebabkan oleh perbedaan temperature antara air dan udara, Diperkirakan 80%
dari transfer panas itu adalah kalor latent dan 20 % sisanya adalah kalor sensible.
Sebuah cooling tower (manara pendingin) biasa digunakan sebagai
penghilang panas dalam proses thermodynamics konvensional seperti pendinginan
atau generasi tenaga steam atau biasa digunakan dalam berbagai proses dimana air
digunakan untuk penukar panas. Air bekerja sebagai fluida penukar panas,
menghilangkan panas ke udara atmospherics kemudian didinginkan dan
disirkulasi pada system untuk menghasilkan operasi yang ekonomis. Air
pendingin (cooling water) yang dihasilkan dari cooling tower digunakan untuk
mendinginkan peralatan pada proses industri kimia dengan berbagai keuntungan.
Sistem operasi cooling tower berdasarkan pada penguapan dan
perubahan panas sensible, dimana campuran dua lairan pada temperatur yang
berbeda (air dan udara) akan melepaskan panas latent penguapan yang
menyebabkan efek pendinginan ke fluida yang lebih panas dalam masalah air ini.
Efek pendinginan ini dicapai dengan merubaj sebagian cairan ke keadaan uap
dengan melepaskan panas latent penguapan. Selain itu, panas sensible juga
berperan ketika air panas yang dilewatkan kontak dengan aliran udara dingin yang
masuk, sehingga udara akan mendinginkan air dan temperatur akan meningkat
sesuai dengan panas sensible yang diperoleh dari proses tersebut.
Jika udara kering pada temperatur constant dijenuhkan dengan air pada
temperatur yang sama dalam suatu peralatan kontak langsung. Uap air akan
masuk ke udara denggan membawa panas latentnya. Humiditas campuran udara
dan uap air akan meningkat selama penjenuhan, karena tekanan uap dari air yang
berpindah dari lingkungan air lebih besar dari tekanan uapnya dalam udara tak
jenuh sehingga penguapan dapat terjadi. Dan bila tekanan uap dari air di udara
sama dengan cairannya, maka penguapan akan terhenti. Perpindahan material oleh
perbedaa tekanan uap (beda konsentrasi) disebut dengan proses difusi.
Cooling tower ini menggunakan fan atau kipas untuk menghisap udara.
Udara dihisap melalui louver atau pengarah dari samping masuk ke dalam cooling
tower kemudian dihisap ke atas. Udara dingin ini mengalami kontak langsung
dengan air yang jatuh dari bagian atas menuju bagian bawah, sehingga air panas
keluar dari condenser bersuhu 50oC, dipompa menuju ke cooling tower di
dinginkan dengan udara sehingga temperaturnya turun menjadi 26oC hingga 27oC.
Cooling tower jenis ini relatif murah dan fleksible karena kecepatan
anginnya bisa diubah-ubah disesuaikan dengan kondisi udara luar dan beban
turbin. Namun kelemahannya dari segi istilah cooling tower (menara pendingin)
memiliki arti, sistem pendinginan kembali air yang digunakan pada water cooled
condenser. Cooling tower untuk mendinginkan air kembali yang sudah digunakan
pada unit proses atau penghasil air pendingin yang dipakai pada cooler.
Sentuhan air dan udara serta evaporasi air di dalam menara pendingin
akan menurunkan temperatur air yang selanjutnya kembali disirkulasikan ke
kondensor mesin refrigerasi. Air penambah digunakan untuk mengganti sejumlah
air yang menguap selama proses pendinginan di dalam menara pendingin. Selain
menggunakan menara pendingin, kondensor mesin refrigerasi bisa juga
didinginkan menggunakan air dari sungai, danau, atau pun laut.
Menara pendingin (cooling tower) umumnya digunakan untuk sistem
pendinginan kondensor yang menggunakan air. Cooling tower merupakan sistem
heat exchanger fluid ke udara, dimana umumnya zat yang didinginkan adalah
fluida cair. Cooling tower biasanya diletakkan di atap gedung-gedung plaza &
perkantoran. Efektifitas cooling tower sudah tak perlu diragukan lagi, bahkan
reaktor nuklir sekalipun menggunakan cooling tower sebagai sarana pendinginan.
Proses pelepasan panas pada cooling tower mengandalkan pada volume
air yg banyak, serta evaporasi dengan semburan fan. Cooling tower terbukti
mampu mengatasi panas jauh lebih baik daripada radiator, oleh karena itu pada
skala industri besar seperti mesin pabrik & reaktor nuklir, pendinginannya harus
menggunakan cooling tower. Bahkan reactor yang digunakan untuk proses nuklir
menggunakan volume air danau yang digunakan untuk mendinginkannya.
Pada sistem water cooling, panas yang dilepaskan oleh water block (heat
sink untuk sistem water cooling) akan langsung terbawa melalui air dalam selang.
Pada metode ini, cara pendinginan air sangat menentukan, sebab bila panas tidak
berhasil dilepas dari air, maka air yang panas tersebut akan kembali masuk ke
water block. Radiator adalah alat yang paling sering digunakan untuk
mendinginkan air pada sistem water cooling. Namun kita harus ingat bahwa di
dunia industri skala besar, radiator sudah jarang digunakan. Pabrik - pabrik &
mesin industri kebanyakan menggunakan cooling tower. Ini membuktikan bahwa
cooling tower lebih mampu mengatasi panas dibanding radiator.
Sistem radiator hanya mengandalkan pada volume air yang kecil, ini
berbeda dengan sistem cooling tower yang mengandalkan pada volume air dalam
jumlah besar dibandingkan dengan radiator yang kecil. Cooling tower terbagi
cooling tower jenis Outdoor (diletakkan di luar ruangan) dan cooling tower jenis
Indoor (di dalam ruangan). Indoor Cooling tower ini menggunakan sistem
tertutup (radiator), yang tentunya berbeda dengan sistem evaporatif (terbuka).
Kelemahan utama sistem tertutup (radiator) adalah pelepasan panas yang tidak
sebaik dengan sistem evaporatif cooling tower. Namun sistem evaporatif
(terbuka) memiliki kelemahan juga yaitu dalam hal perawatannya.
Outdoor Cooling tower menggunakan sistem evaporatif (penguapan air),
sehingga jumlah air akan berkurang cukup banyak & harus kita tambah setiap 2-3
hari sekali. Karena air di cooling tower akan sering habis menguap, maka kita
akan rugi bila harus menggunakan air aqua, karena itu biasanya yang digunakan
adalah air ledeng. Namun tragisnya, di dalam setiap tetes air ledeng yang kita
masukkan ke dalam cooling tower, terkandung pula unsur-unsur kimia seperti
kaporit, garam, dan logam berat. Dalam jangka waktu beberapa bulan, unsur-
unsur tersebut akan mengendap dan menyumbat jalur waterblock. Bila water
block tersumbat tentu CPU akan over heat. Pada saat cooling tower beroperasi,
akan terjadi penguapan dari water Cooling Supply, untuk itu dibutuhkan air
tambahan/air umpan Besarnya kemampuan untuk transfer panas yang terjadi di
dalam cooling tower tergantung pada faktor - faktor berikut ini.
1. Perbedaan suhu air masuk dan suhu wet bulb temperature udara saat itu.
2. Luas permukaan air yang kontak secara langsung dengan pergerakan
udara.
3. Kecepatan relatif antara udara dan air.
4. Waktu terjadinya kontak antara air dan udara.

1. Jenis - Jenis Cooling Tower


1.1. Recirculation Type
Open type, yaitu dimana sebagian air setelah mengalami pemanasan
akan diuapkan untuk proses pendinginan kembali. Pada sistem pendinginan jenis
air tidak langsung dibuang, melainkan dipergunakan kembali setelah didinginkan
melalui menara pendingin. Kebutuhan akan make up water jugga aka berkurang
jika dibandingkan dengan sistem sekali pakai. Close type, yaitu dimana pendingin
kembali airnya tanpa pengupan. Type ini biasanya dipakai untuk internal engine
combustion system. Pada system pendingin jenis ini air dalam jumlah tertentu
tersikulasi dalam rangkaian tertutup. Make up yang digunakan hanyalah sejumlah
air yang menggunakan perpindahan panas pada Heat exchanger.
1.2. Once Through Type
Once Through Type (tergantung penggunaannya) sirkulasi air yang
digunakan hanya satu kali proses saja. Pada sistem pendingin jenis ini, air hanya
dialirkan ke sistem pertukaran panas dan kemudian langsung dibuang. Cooling
tower jenis ini memiliki keuntungan dan kerugia dalam penggunaannya.
Keuntungannya, yaitu modal awal rendah, biaya operasional rendah dan juga
perbedaan suhu antara air panas dan air digin rendah. Sedengkan kerugiannya,
yaitu membuang panas kelingkungan, sukar mengendalikan pemakaian bahan
kimia, dan pembungan bahan kimia ke lingkungan tidak terkontrol.
2. Evaporasi Cooling Tower
Pada evaporasi cooling tower, panas yang dibuang berada pada keadaan
atm dibawa oleh sirkulasi cooling water dan terjadi kontak dengan udara.
Pendinginan lebih baik dari evaporasi karena sedikit porsi atau bagian air yang
yang dapat menyebabkan perpindahan panas dari air ke udara, air dipanaskan
dalam kondensor steam kemudian di pompa untuk didistribusi ke tower bagian
atas. Dan air yang dijatuhkan dengan grafitasi dengan aliran fill tower sebagai
aliran udara pada seksi fill. Kesimpulannya dalam cooling dari air pada ambient
wet bulb Temperatur dan perpindahan panas laten ke udara, yang terjadi pada
keadaan saturasi. Pada proses evaporasi , air panas dibawa masuk dan langsung
kontak dengan air pendingin. Ketika air masuk cooling tower , yang mengandung
kelembaban yang biasanya di bawah saturasi yang muncul tiba tiba pada
temperatur tinggi dan dengan kandungan kelembaban atau mendekati saturasi .
Pendinginan secara evaporasi terjadi ketika air yang masuk saturated
karena seperti temperatur air yang meningkat dalam proses panas sensible
absorbsi air, juga peningkatan kapasitas air yang dibawa dan evaporasi dilanjutkan
.Perhitungan proses evaporasi antara 65% - 75% dari total transfer panas, sisanya
ditransfer pada proses transfer panas sensible. Wet bulb temperatur dari udara
yang masuk adalah pembatas teoritas dari pendinginan. Pendinginan air dari 5-20
F (-15 6,7oC ) diatas wet - bulb temperatur yang disarankan jumlah air
o

evaporasi relatif kecil . Mendekati 1000 Btu ( loss Kj ) digunakan untuk


mengevaporasi 1 lb ( 0,45 Kg ) air pada operasi temperatur 0,75 % dari air
sirkulasi untuk 100F ( 60C ) pendinginan ,digunakan dalam perhitungan dari
pendinginan kombinasi evaporasi dengan proses transfer panas sensible.
Kehilangan mungkin 0,01 - 0,05% dari aliran air ke tower dan ditambah
kehilangan air dari evaporasi dan dari blow down untuk perhitungan dari air yang
hilang dalam sistem kuantitas blow down berfungsi untuk qualitas make up water,
tapi bisa juga ditentukan pengaturan pembuangannya qualitas biasanya
ditunjukkan pada bagian dimana konsentrasi solid terlarut yang diperbolehkan
dalam sirkulasi cooling tower dan bervariasi dari 2 - 6 konsentrasi yang
mempertimbangkan pada kandungan solid terlarut dari make up cooling water.
3. Non Evaporasi Cooling Tower
Pada proses non evaporasi, air panas dipisahkan dari udara dingin
dengan means of thin metals walls, biasanya tubenya circular cross section tapi
kadang elliptical cross section. Karena laju transfer panas yang rendah dari
permukaan pada udara pada tekanan atm, dibuat sisi udara dengan permukaan
yang panjang dengan fin dalam beragam geometri. Perpindahan panas pada
permukaan biasanya melewati dua atau lebih dalam sisi air dan single pass,
crossflow dalam sisi udara. Perpindahan panas sensible melewati tube dan dari
permukaan yang panjang responsible untuk semua panas yang diberikan oleh air
dan akan diabsorb oleh udara pendingin. Temperatur air turun dan temperatur
udara meningkat. Non evaporative cooling tower dapat digunakan sebagai air-
cooled vapor condenser dan biasanya dikerjakan seperti condensing steam.
Steam dikondensat di dalam tube pada temperatur konstan, memberikan
panas evaporisasi latent untuk udara pendingin yang kemudian akan menaikkan
temperatur. Limit teoritis untuk pendinginan adalah temperatur udara masuk. Dry
cooling tower (non evaporasi) menggunakan heat exchanger dengan permukaan
yang panjang untuk panas yang ditolak ke atmosfer dengan fluida sirkulasi juga
dengan air dan steam di dalam tube. Aliran udara ambient diatas tube luar dan
permukaan yang panjang meningkatkan transfer panas konveksi sebagai hasil dari
peningkatan kontak area. Ada dua dasar sistem pendinginaan, yaitu.
3.1. Sistem Langsung
Sistem Langsung, pada sistem ini steam yang berasal dari turbin
memiliki tekanan rendah dalam sebuah pipa menuju heat exchanger dan
didinginkan dengan udara pendingin. Desain ini menghilangkan intermediate loop
dan heat exchanger tambahan dengan hasil yang tersimpan dalam thermal
resistance dan capital cost. Densitas steam pada kondisi vacum dari exhaust
turbin sangat rendah, walaupun memerlukan saluran besar untuk transport steam.
3.2. Sistem Tidak Langsung
Sistem Tak Langsung, pada sistem ini intermediate loop digunakan
untuk menghindarikan transport steam dalam saliran besar. Sistem ini mempunyai
dua desain yaitu. Sisten Heller. Desain ini menggunakan direct contact condenser
untuk mengkondensasi steam yang meninggalkan turbine dengan
mencampurkannya dengan cooling water yang disirkulasi melalui cooling tower.
4. Wet - Dry Cooling Tower
Evaporative - non evaporative cooling towers menggabungkan
keuntungan dari sistem evaporative (wet) dan non evaporative (dry) cooling
towers. Non evaporative tower melakukan pendinginan dalam waktu lama dengan
hampir tanpa mengkonsumsi air selama periode dari temperatur ambient yang
tinggi, non evaporative cooling digabungkan dengan evaporative cooling.
Kemungkinan ada macam-macam konfigurasi pemisahan wet dan dry tower.
Gabungan dengan paralel atau seri yang alirannya melewati seksi dry dan wet.
Dengan menggabungkan proses evaporative dan non evaporative,
kapasitas panas absorbsi dari sistem dibagi antara dua tipe dari cooling towers
yang diseleksi dari proporsi dan biasanya disusun jadi penyesuaian untuk
mencocokkan operasi dari limit dua sistem, evaporative dan non evaporative
dikombinasikan dalam sebuah unit dengan susunan aliran pertama air yang akan
didinginkan melewati seksi non evaporative cooling yang mempunyai kesamaan
dengan dengan seksi gabungan tube yang digunakan pada tipe non evaporative.
Air meninggalkan aliran seksi non evaporative dengan gaya gravitasi
diatas seksi evaporative. Cooling air dibagi menjadi dua aliran paralel, yaitu aliran
yang melewati seksi non evaporative dan aliran yang melewati seksi evaporative
ke common plenum chamber menuju induced draft fans. Ada dua aliran air flow
yang dikombinasikan dan keluaran menaikkan atmosfer dengan kipas.
Kebanyakan yang menarik dari aplikasi dari wet-dry cooling tower adalah
membuat seimbang vapor plume suppression dan estetic dari siluet yang rendah
dalam membandingkan dengan natural draft evaporative cooling tower.

Anda mungkin juga menyukai