PENDAHULUAN
tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan pada tahun
2015.
Hingga saat ini, akses masyarakat terhadap air minum secara nasional baru
mencapai 47,71% atau jauh dari target MDGs pada tahun 2015 yaitu sebesar
68,87% (Pokja AMPL, 2012), sehingga dalam laporan pencapaian MDGs di
Indonesia target MDGs dalam bidang akses sumber air minum yang aman ini
berstatus perlu perhatian khusus. Keadaan dan kecenderungan yang terjadi dalam
bidang air minum di Indonesia adalah belum terpenuhinya pelayanan kualitas air
minum yang baik serta masih rendahnya cakupan dan tingkat pelayanan air
minum. Saat ini, kualitas air yang dialirkan PDAM hingga sampai ke pelanggan
tidak/belum memenuhi kualitas standar air minum, tetapi dalam batas kualitas air
bersih. Salah satu faktor penyebab terkontaminasinya air dalam proses pengaliran
adalah karena jaringan distribusi yang kurang layak dan kondisi perpipaan yang
buruk sehingga menyebabkan tingginya angka kebocoran air secara teknis pada
PDAM di Indonesia. Dalam laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Milenium Indonesia dipaparkan juga mengenai tingginya tingkat
un-accounted for water yaitu tingkat kebocoran air. Data menunjukkan sampai
saat ini tingkat kebocoran air untuk PDAM seluruh Indonesia mencapai 22% -
43% dengan rata-rata 36% (Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum, 2012). Angka ini jauh dari indeks kebocoran yang diizinkan menurut
standar nasional yang dikeluarkan Departemen Pekerjaan Umum sebesar 20%.
Salah satu solusi untuk mengatasi masalah kebocoran adalah dengan
mengendalikan jumlah kehilangan air di jaringan distribusi. Kehilangan air
terutama terjadi karena kebocoran pada jaringan distribusi. Pada tahun 1991,
IWSA (International Water Supply Association) melaporkan pada kebanyakan
sistem distribusi air di dunia, kebocoran merupakan permasalahan utama.
Persentase kehilangan air sangat besar terjadi saat proses distribusi air dari
Instalasi Pengolahan Air (IPA) ke konsumen. Jumlah air yang hilang atau un-
accounted biasanya mencapai 20%-30% dari jumlah produksi air (Pal et al.,
2010; Hunaidi, 2000). Hunaidi (2000), juga mengatakan pada sistem jaringan
yang lebih tua, kehilangan bisa mencapai sebanyak 50%. Kehilangan air dapat
Nama Peneliti Judul Penelitian Lokasi Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
Nurasiah (2004) Kajian kuantitas Kota 1. Mengetahui debit PDAM yang 1. Analisis deskriptif 1. Kebutuhan air minum untuk
dan kualitas air Tarakan tersedia saat ini kualitatif dan pelanggan PDAM Kota Tarakan
Perusahaan Kalimantan 2. Mengetahui apakah kualitas air kuantitatif dengan belum terpenuhi
Daerah Air Timur PDAM memenuhi syarat baku grafik, tabel 2. Analisa kualitas air PDAM
Minum (PDAM) mutu lingkungan sesuai dengan frekuensi dan untuk kekeruhan, pH, warna,
Kota Tarakan peruntukannya sebagai air tabel silang besi dan rasa melewati baku
Kalimantan minum dan sejauh mana mutu air minum
Timur effektifitas IPA 3. Persepsi masyarakat tergantung
3. Mengetahui persepsi masyarakat pada tingkat sosial ekonomi
terhadap kuantitas dan kualitas 4. Terjadinya perubahan kuantitas
air PDAM dan kualitas air PDAM akibat
4. Mengetahui keterkaitan antara rusaknya lingkungan fisik,
kondisi lingkungan sekitar DAS biologi dan sosial ekonomi
dengan kuantitas dan kualitas air yang tidak memperhatikan
PDAM ekosistem.
Andi Zakiah Kajian terhadap Kota 1. Menganalisis faktor faktor yang 1. Analisis deskriptif 1. Turunnya kualitas air minum
Wahidah (2010) kualitas air Kendari berpengaruh terhadap penurunan untuk mengetahui akibat rusaknya kondisi
PDAM Kota Sulawesi kualitas air PDAM Kota Kendari hubungan dengan lingkungan sumber air baku
Kendari Sulawesi Tenggara 2. Mengetahui apakah kualitas air variabel karena aktivitas manusia dan
Tenggara PDAM telah memenuhi syarat terpengaruh unsur curah hujan
baku mutu sesuai dengan kimia dalam air 2. Kualitas air PDAM belum
peruntukannya bersih memenuhi standart sebagai air
3. Mengetahui dan menentukan 2. Analisis grafik, bersih yang sehat. Air berbau
alternatif strategi yang digunakan untuk kualitas air dan koliform tinja melebihi
untuk dapat mengembangkan minum ambang batas
PDAM Kota Kendari Sulawesi 3. Analisis SWOT 3. Hasil SWOT yaitu melakukan
Tenggara secara keseluruhan untuk penyuluhan kepada masyarakat
merumuskan pentingnya air bersih.
alternatif strategi
Wa ode Azfari Evaluasi kualitas Kota Raha 1. Menganalisa kualitas air di 1. Analisis grafik, 1. Terdapat parameter air di
azis (2011) dan kuantitas air Sulawesi PDAM tirta dharma sudah dengan membuat PDAM tirta dharma yang
di PDAM Tirta Tenggara memenuhi syarat kualitas grafik hasil analisis melewati standar yang telah
Darma Unit Kota kesehatan laboratorium ditetapkan berdasarkan
Raha Sulawesi 2. Mengevaluasi sistem penyediaan 2. Analisia deskriptif KepMenKes No.
Tenggara air dari sumber air baku hingga 907/MENKES/2002, yaitu pada
ke konsumen parameter bakteorologis
3. Mengindentifikasi kebutuhan air 2. Sistem penyediaan air dari
bersih domestik pada kondisi sumber air bak hingga ke
eksisting konsumen belum terlaksana
4. Mengetahui keterkaitan antara dengan baik dengan kondisi
kondisi lingkungan sumbeer air peralatan teknis dan tingginya
baku dengan kualitas dan angka kebocoran
kuantitas air PDAM 3. Kebutuhan air bersih kondisi
5. Mengetahui persepsi masyarakat eksisting untuk wilayah unit
tehadap kualitas kuantitas dan pelayanan kota raha diketahui
kontinuitas air PDAM belum dapat terpenuhi karena
jumlah air yang dibutuhkan
lebih besar daripada jumlah air
yang terdistribusi ik
4. Terjadi penurunan kualitas dan
kuantitas air di PDAM yang
dipengaruhi oleh faktor fisik,
faktor biologi, dan faktor sosial
5. Persepsi pelanggan terhadap
kualitas air PDAM dirasakan
memuaskan walaupun air
kadang keruh pada musim
hujan.