Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini pendidikan menempati kedudukan yang sangat penting

dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Menurut Undang-

undang sisdiknas tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar menyediakan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan atau latihan bagi perannya di masa

yang akan datang.

Pendidikan yang mendukung pembangunan di masa mendatang adalah

pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga

mereka mampu menghadapi dan memecahkan problem kehidupannya.

Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi

peserta didik.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Berarti, bahwa berhasil tidaknya

pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses

belajar yang dialami oleh peserta didik. Berbicara mengenai proses

pembelajaran dan pengajaran yang sering membuat kita kecewa, apabila

dikaitkan dengan pemahaman peserta didik terhadap materi ajar.

Menurut Downey (1967) dalam Trianto ( 2010:72) menyatakan dasar

dari pemecahan masalah adalah kemampuan untuk belajar dalam situasi proses

berpikir. Dengan demikian, hal ini dapat diimplementasikan bahwa kepada

peserta didik hendaknya diajarkan bagaimana belajar yang meliputi apa yang

1
diajarkan, bagaimana hal itu diajarkan, jenis kondisi belajar, dan memperoleh

pandangan baru.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal adalah

rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari hasil belajar peserta

didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Masalah ini banyak

dijumpai dalam proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, perlu

diterapkan suatu strategi belajar yang membantu peserta didik untuk

memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan

sehari-hari.

Menurut pendapat Bruner (dalam Trianto 2010:70), bahwa berusaha

sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang

menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu

konsekuensi logis, karena dengan berusaha mencari pemecahan masalah

secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkrit, dengan

pengalaman tersebut dapat digunakan pula untuk memecahkan masalah-

masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi

peserta didik.

Apabila kita ingin meningkatkan hasil belajar, tentunya tidak akan

terlepas dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Suatu

pendidikan dikatakan berkualitas apabila proses belajar mengajar dapat

berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami proses pembelajaran

yang bermakna.

2
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan dan pengajaran, salah satunya adalah dengan memilih strategi atau

cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan hasil

belajar peserta didik khususnya pelajaran IPA. Misalnya dengan membimbing

peserta didik untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan

mampu membantu peserta didik berkembang sesuai dengan taraf

intelektualnya. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya

minat menandakan bahwa peserta didik tidak mempunyai motivasi untuk

belajar. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi

sehingga dengan bantuan itu peserta didik dapat keluar dari kesulitan belajar.

Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran IPA yang diharapkan oleh guru adalah

90,00.

Berdasarkan kegiatan studi pendahuluan diketahui bahwa jumlah

peserta didik kelas IV di SDK Ende 6 berjumlah 21 orang. Dari jumlah itu data

ketuntasan belajar materi struktur dan fungsi batang, yang tuntas 15 orang dan

tidak tuntas 6 orang. KKM mata pelajaran IPA ditetapkan 65. Di samping itu

dalam pembelajaran guru dominan menggunakan metode ceramah.

Berdasarkan data studi pendahuluan ini, maka peneliti menerapkan

metode inquiry pengertian inquiri berasal dari bahasa inggris inquiri, yang

secara harfiah berarti penyelidikan. Adapun Piaget mengemukakan bahwa

metode inqury merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada

situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang

terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan

3
mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu

dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan

yang ditemukan pada peserta didik lain. Dan untuk itu peneliti mencoba

mencari jalan keluar dalam mengatasi masalah ini, dengan mengadakan

penelitian dengan judul Penerapan Metode Inquiry Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran IPA dengan Materi

Struktur dan Fungsi Batang di Kelas IV SDK ENDE 6 Kecamatan Ende

Utara Kabupaten Ende .

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini hanya

difokuskan pada penerapan metode inquiry dan hasil belajar peserta didik

kelas IV SDK Ende 6 mata pelajaran IPA materi struktur dan fungsi batang.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada fokus penelitian di atas, maka dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA

materi struktur dan fungsi batang pada peserta didik kelas IV SDK

Ende 6?
2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV mata

pelajaran IPA materi struktur dan fungsi batang setelah diterapkan

metode inquiry?

D. Tujuan Penelitian

4
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan

dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menemukan dan mendeskripsikan:

1. Penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA materi struktur dan

fungsi batang pada peserta didik kelas IV SDK Ende 6.


2. Meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV mata pelajaran IPA

materi struktur dan fungsi batang setelah diterapkan metode inquiry.


E. Definisi Operasional Judul
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda tentang makna konsep

dalam judul penelitian ini maka berikut ini dapat dijelaskan defenisi konsep

judul sebagai berikut:


1. Metode Inquiry adalah cara yang digunakan guru dalam kegiatan

pembelajaran dengan melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan

peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistimatis, kritis, logis,

analitis, sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh

percaya diri.
2. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.
3. Hasil Belajar adalah nilai yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti

proses pembelajaran tertentu yang ditunjukan dengan angka atau huruf

mutu baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.


4. Pembelajaran IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematis,

penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan

berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta

menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka dan jujur.
F. Manfaat Penelitian

5
Penelitian diharapkan memberikan manfaat untuk pihak-pihak antara
lain:
1. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat bagi guru, agar dalam pembelajaran IPA

lebih menggunakan metode inquiry agar anak terbiasa mencari dan

menemukan sendiri apa yang dipelajari serta menumbuhkan sikap sikap

sosial dalam menerima kritik, pendapat, dan terbuka terhadap perbedaan

pendapat dalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi Peserta didik


a. Dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan

berbicara dan pola berpikir.


b. Dapat membantu peserta didik berperan aktif dalam menemukan suatu

masalah.
c. Melibatkan semua peserta didik secara langsung dalam proses belajar.
3. Bagi Sekolah

Menjadi bahan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada pembelajaran IPA.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Metode Inquiry

a. Pengertian Metode Inquiry

Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari

dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat

6
menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai wujud

adanya perubahan perilaku.

Inquiry berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Inquiry

sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau

memahami informasi. Menurut Gulo (2002:135) dalam Trianto ( 2010 ),

menyatakan strategi inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari

dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehinggah mereka

dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri.

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiry adalah:

a. Keterlibatan peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.


b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan

pembelajaran.

c. Mengembangkan sikap percaya pada diri peserta didik tentang apa yang

ditemukan dalam proses inquiry.

Komponen inquiry (menemukan) merupakan kegiatan inti CTL.

Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan

kegiatan-kegiatan bermakna untuk mengasilkan penemuan yang diperoleh

sendiri oleh peserta didik. Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh peserta didik tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta,

tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.

b. Macam-macam Metode Inquiry

7
Menurut Sund and Trowbridge (1973: 109) dalam Mulyasa (2012)

mengemukakan tiga macam metode inquiri sebagai berikut:


a. Inquiry terpimpin, yaitu peserta didik memperoleh pedoman sesuai

dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa

pertanyaan- pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini digunakan

terutama bagi para peserta didik yang belum berpengelaman belajar

dengan metode inquiri, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan

pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak

diberikan,dan sedikit demi sedikit dikurangin, sesuai dengan

perkembangan pengelaman peserta didik. Dalam peleksanaanya sebagian

besar perencanaan dibuat oleh guru. peserta didik tidak merumuskan

permasalahan. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun

dan mencatat data diberi oleh guru.


b. Inquiry bebas, yaitu pada inquiry bebas peserta didik melakukan

penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Pada pengajaran ini peserta

didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik

permasalahan yang hendak diselidiki.


c. Inquiry bebas yang dimodifikasi, yaitu pada inquiry ini guru

memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik

diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan,

eksplorasi, dan prosedur penelitian.


Dari ketiga macam-macam metode inquiry di atas, peneliti

menggunakan salah satu metode yaitu metode inquiry bebas yang

dimodifikasi.

c. Fungsi Metode Inquiry

8
Adapun fungsi-fungsi metode inquiry antara lain :

a. Membangun komitmen di kalangan peserta didik untuk belajar, yang

diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap

mencari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran.


b. Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran

dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.


c. Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya.

d. Langkah- langkah Metode Inquiry

Fase Perilaku guru


a. Menyajikan Guru membimbing mengidentifikasi masalah dan
pertanyaan masalah dituliskan di papn tulis. Guru membagi
siswa dalam kolompok.
b. Membuat Hipotesis Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pendapat dalam hipotesis,
guru membimbing siswa dalam menentuka
hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi
prioritas penyelidikan.
c.Merancang Percobaan Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai
dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru
membimbing siswa mengurutkan langkah-
langkah percobaan.
d.Melakukan Guru membimbing siswa mendapatkan iformasi
percobaan untuk melalui percobaan.
mendapatkan
informasi
d. Mengumpulkan dan Guru memberikan kesempata pada tiap kelompok
menganalisis data untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang
terkumpul.
e.Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat
kesimpulan.

9
e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Inquiry

Dalam metode inquiry ada keunggulan dan kelemahan. Keunggulan metode

inquiry antara lain yaitu:

1. Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta

penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.


2. Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga

dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.


3. Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar persta didik untuk

belajar lebih giat lagi.


4. Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuan dan minat masing-masing.


5. Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan

proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta

didik dengan peran guru yang sangat terbatas.


Kelemahan Metode Inquiry
1. Peserta didik harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, peserta

didik harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan

sekitarnya dengan baik.


2. Keadaan kelas di kita kenyataannya banyak jumlah peserta didik,

maka metode ini tidak akan mencapai hasil memuaskan.


3. Guru dan peserta didik yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya
lama, maka metode inquiry akan mengecewakan.
2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingka laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

10
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan. Yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.


b. Prinsip-prinsip Belajar
1. Dalam belajar setiap peserta didik harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.
2. Belajar harus dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada peserta

didik untuk mencapai tujuan instruksional.


3. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga peserta didik dapat

belajar dengan tenang.


4. Belajar perlu adanya interaksi peserta didik dengan lingkungannya.
5. Belajar adalah proses hubungan antara pengertian yang satu dengan

pengertian yang lain sehingga mendapatkan pengertian yang

diharapkan, stimulus yang diberikan, dan respon yang diharapkan.

3 . Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik setelah

terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang

diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu

pokok bahasan.

Hasil Belajar merupakan simulasi dari suatu proses yang telah

dilakukan dalam belajar. Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan

tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari peserta didik menetap,

fungsional, positif dan disadari.

11
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan

berpikir kritis dan ilmiah pada peserta didik sekolah dasar, dapat dikaji

proses maupun hasil berdasarkan :


1. Kemampuan membaca, mengamati atau menyimak apa yang dijelaskan
atau diinformasikan.
2. Kemampuan mengidentifikasi atau membuat sejumlah pertanyaan
berdasarkan substansi yang dibaca , diamati atau didengar.
3. Kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari
sudut persamaan dan perbedaan.
4. Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar anatara lain:

1. Tujuan
Tujuan adalah pedoman sekaligus sebagai sasaran yang akan dicapai

dalam belajar mengajar.


2. Guru
Guru adalah tenaga pendidik yang memberi sejumlah ilmu pengetahuan

kepada anak didik disekolah.


3. Anak Didik
Anak didik adalah orang yang dengan sengaja datang ke sekolah.

Orang tuanyalah yang memasukannya untuk dididik agar menjadi

orang yang berilmu pengetahuan di kemudian hari.


4. Kegiatan Pengajaran
Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru

dengan anak didik dengan bahan sebagai perantara.


5. Bahan dan alat evaluasi
Bahan evaluasi adalah suatu bahan yang terdapat dalam kurikulum yang

sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan.

4.Ilmu pengetahuan alam (IPA)

12
Ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah pengetahuan tentang alam semesta

dengan segala isinya. adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala seuatu

yang diketahui oleh manusia. Secara singkat IPA adalah yang resional dan

objekti tentang alam semesta dan segala isinya.

Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa

inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA).

Berhubungan dengan alam atau bersangkutpaut dengan alam science

artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam atau science itu

pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam, ilmu yang

mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis

yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh

manusia. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh powler (dalam Usman

Samatowa 2011:3).bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara

teratur,berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan

eksperimen / sistematis artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem ,

tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling

menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh,

sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau

oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama

akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.

13
Selanjutnya Winapura ( 1992: 123) dalam Usman Samatowa (2011:3)

mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan

tentang benda atau makhluk hidup, tetapi mareka memerlukan kerja, cara

berfikir, dan cara memecah masalah.

5. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar (SD)


IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi

wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,

serta proses pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam

kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi-kompetensi agar

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah. Setiap Guru harus

paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai

alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasukan ke dalam

kurikulum sekolah. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan

yakni: a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kesejahteraan materil suatu

bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang

IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, sering disebut sebagai tulang

punggung pembangunan, b) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka

IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir

kritis, c) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan

sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat

14
hapalan belaka, d) Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu

mempunyai potensi yang dapat membentu kepribadian anak secara

keseluruhan.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan

manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk

terhadap lingkungan. Ditingkat SD/MI diharapkan ada penekanan

pembelajaran saling temas (IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat)

yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat

sesuatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah

secara bijaksana. IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan

yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur

kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal

atau logis, diterima oleh akal sehat.


Dari uraian di atas, pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara

inquiry ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap

ilmiah serta mengkonsumsikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

Oleh Karena itu, pembelajaran IPA SD/MI menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah:


a.Manfaat Mata pelajaran IPA
Ada beberapa manfaat mata pelajaran IPA antar lain sebagai berikut:
1. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga

menimbulkan rasa cinta dan kagum terhadap penciptanya.


2. Mengembangkan kemampuan dalam memelihara dan memanfaatkan

lingkungan secara bijaksana.

15
3. Mengembangkan gagasan, keterampilan dan sikap yang berguna untuk

meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.


4. Menanamkan sikap ilmiah dan nilai positif melalui proses IPA di dalam

memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.


b. Tujuan Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA pada tingkat sekolah dasar bertujuan agar peserta

didik memahami pengertian dasar IPA dan saling keterkaitannya dengan

kehidupan sehari-hari, serta memahami lingkungan alam, mampu

menerapkan metode ilmiah yang sederhana, dan bersikap memecahkan

masalah yang dihadapi. Untuk mencapai tujuan dan memenuhi pendidikan

IPA itu, pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar IPA

antara lain Pendekatan lingkungan, pendekatan keterampilan proses,

pendekatan inquiry, dan pendekatan terpadu.

B.Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang dilakukan Risa Umi, Marungki Parasibu, dan

Amra Rede. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil

belajar IPA siswa Kelas IV SD Impres Bajawali Kecematan Laring Kabupaten

Manuju Utara. Masalah yang selidiki adalah rendahnya hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA. Alternatif pemecahan masalah adalah melalui

penerapan Metode Inquiri. Peelitian ini dilakukan pada siswa Kelas IV SD

Impres Bajawali Kecematan Lariang Kabupaten Mamuju Utara, dengan

jumlah siswa 22 orang. Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan

kuantitatif. Untuk hasil belajarnya terjadi peningkatan seiring dengan

diterapkanya tindakan pembelajaran melalui Penerapan Metode Inquiri dari

siklus I menuju siklus II. Hasil siklus I diperoleh ketuntasan dasar klasikal

16
73%, aktivitas guru sebesar 88% berada pada kategori baik dan aktivitas siswa

sebesar 71% berada pada kategori cukup. Selanjutnya pada siklus II diperoleh

ketuntasan belajar klasikal sebesar 87%, aktivitas guru berada pada kategori

sangat baik yaitu 96% dan aktivitas siswa berada pada kategori baik yaitu 84%.

Berdasarkan indicator penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan

metode pembelajaran kooperatif tipe Inquiri dapat meningkatkan hasil belajar

IPA siswa kelas IV SDN Inpres Bajawali Kecematan Lariang Kabupaten

Mamuju Utara.
Menurut Fatimah, Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil

belajar siswa setelah diterapkan pendekatan Inquiri dalam pembelajaran IPA

tentang tempat hidup tumbuhan di kelas II SDN 15 Segedong Kabupaten

Bengkayang. Metode penelitian yang digunakan deskriptif, bentuk

penelitian tindakan kelas, dan bersifat kolaboratif. Teknik yang digunakan

dalam penelitian yaitu observasi langsung dengan alat pengumpul data lembar

observasi guru. Hasil penelitian mengenai tempat hidup tumbuhan

menggunakan pendekatan inquiri setiap siklus mengalami peningkata. Pada

siklus I kemampuan guru merencanakan pembelajaran mencapai 14,3(rata-

rata2,86). Siklus II 17,0 ( rata-rata 2,86; kategori cukup memuaskan ) ada

peningkatan sebesar 2,7. Kemampuan guru melaksanakan pembelajaran men


capai 10,1 pada siklus I ( rata-rata 2,5) dan 13,6 pada siklus II ( rata-

rata 3,4), ada peningkatan sebesar 3,5. Sedangkan hasil belajar siswa pada

siklus I nilai rata-rata 58,42 sedangkan pada siklus II 77,11. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan menerapkan pendekatan inquiri dapat

17
meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri 15 Segedong Kabupaten

Bengkayang.
Dari hasil penelitian sekarang dengan penelitin sebelumnya memiliki

persamaan dan perbedaan, persamaannya yaitu sama-sama menggunakan

metode inquiri. Dilihat dari perbedaannya bahwa hasil belajar peserta didik

dalam proses pembelajaran memiliki rata-rata dan persentase yang berbeda.

C.Kerangka Pikir

Penggunaan metode Peserta didik


yang monoton dan
Kondisi Rendahnya nilai pada
Awal rendahnya pemahaman
Ujian Semester
konsep IPA pada
peserta didik.

Guru memilih Metode inquiry diyakini


metode yang tepat dapat meningkatkan
Tindak
Lanjut dalam proses pemahaman konsep IPA
pembelajaran ( Struktur dan fungsi batang )
karena dengan metode
inquiry peserta didik
BAB III
melakukan percobaan sendiri

Dengan menggunakan dan memberi kesimpulan.

metode inquiry diyakini


dapat meningkatkan
Kondisi
D.Hipotesis Tindakan pemahaman konsep IPA
Akhir
( Struktur dan fungsi batang ).
Pemahaman konsep
18 yang
baik dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik
Hipotesis diartikan sebagai dugaan sementara yang dianggap benar
sebelumnya diuji kebenarannya. Dengan demikian dalam penelitian ini, penulis
merumuskan suatu asumsi atau hipotesisnya adalah: penerapan metode inquiry
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran IPA
dengan materi struktur dan fungsi batang di kelas IV SDK Ende 6 kecamatan
Ende Utara Kabipaten Ende.

BAB III

19
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan

kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang

bersifat reflektif oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan

rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaiki di mana

praktek-praktek pembelajaran yang dilaksanakan.


Dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas peneliti

berusaha untuk mengamati dan terlibat langsung dalam kegiatan

pembelajaran sambil memperhatikan perubahan yang terjadi pada peserta

didik. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif.

B. Prosedur Penelitian

1.Tahap perencanaan tindakan.


Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)

menggunakan model Kemmis dan McTaggart (Taniredja, dkk, 2010:24).

Model pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat dengan satu perangkat

terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi. Yang keempatya merupakan satu siklus seperti pada gambar

berikut. Namun dalam pelaksanaan komponen tindakan dengan

pengamatan dijadikan satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen

tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan antara komponen tindakan

dan pengamatan merupakan dua kegiatan yang tidak bisa dipisahkan.

20
Maksudnya kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu,

begitu berlangsung satu tindakan begitu pula observasi harus dilakukan.

PLAN
Reflect

Act & observe

Revised Plan

Reflect

Act & observer

PTK Model Kemmis dan Mc Tagar


Keempat komponen tersebut dijelaskan secara terperinci :

a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyususn rancangan mulai dari materi/bahan

ajar, rencana pengajaran yang mencakup metode/teknik mengajar,

disiapkan dengan matang.

b. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti menerapkan apa yang telah direncanakan. Kegatan

pelaksanaan ini dilakukan dua siklus. Pada saat pelaksanaan tindakan,

21
kegiatan pengamatan juga dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana

pelaksanaannya.

c. Tahap pengamatan

Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan pengamatan juga dilaksanakan

untuk mengetahui sejauh mana kegiatan pelaksanaan pembelajaran.

d. Tahap refleksi
Pada tahap ini berdasarkan hasil pengamatan pada tahap kedua peneliti

kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan, maka

rencana tindakan akan disempurnakan lagi agar tindakan yang dilakukan

berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat

sebelumnya.

2 . Tahap pelaksanaan tindakan.

Pada tahap ini peneliti melaksanakan rancangan telah dibuat pada tahap

perencanaan yang dibagi dalam dua siklus dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

Siklus I.
1. Perencanaan
a. Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan.

b. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta didik (LKS) sesuai dengan

indikator
c. Menyiapkan format observasi pembelajaran
d. Menyiapkan soal-soal evaluasi.
e. Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi

kemampuan akademik, jenis kelamin maupun etnis.


f. Memberikan penjelasan pada peserta didik mengenai teknik

pelaksanaan.

2. Pelaksanaan

22
a. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran berkaitan

dengan materi struktur batang dan fungsinya.

b. Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok sesuai dengan

jumlah peserta didik.


c. Setiap kelompok ditugaskan untuk melakukan pengamatan.
d. Peserta didik mengerjakan LKS yang telah disediakan sesuai dengan

kelompoknya masing-masing.
e. Peserta didik melaporkan hasil pekerjaan kelompoknya.
f. Dengan bantuan guru peserta didik menyimpulkan hasil pengamatan.
3. Pengamatan
Tahap pengamatan (observasi) ini dilaksanakan saat tahap

pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan pada waktu tindakan

sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada

tahap ini peneliti mengamati proses hasil kerja peserta didik.


4. Refleksi
a. Merangkum hasil pengamatan peserta didik.
b. Melaksanakan evaluasi mengenai tindakan yang telah dilaksanakan

berkaitan dengan ketepatan tindakan dan skenario yang telah dibuat,

mutu pembelajaaran dan hasil belajar peserta didik.


c. Berdasarkan hasil refleksi, peneliti menentukan tindakan perbaikan

yang tepat untuk siklus berikutnya.


Siklus II
1. Perencanaan
Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum

teratasi dan menetapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan proses untuk siklus II.


a. Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan.
b. Menyiapkan Lembar Kerja Peserta didik (LKS) sesuai dengan

indikator
c. Menyiapkan format observasi pembelajaran
d. Menyiapkan soal-soal evaluasi.

23
e. Membentuk kelompok yang bersifat heterogen baik dari segi

kemampuan akademik, jenis kelamin maupun etnis.


f. Memberikan penjelasan pada peserta didik mengenai teknik

pelaksanaan.
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II mengacu pada identifikasi

masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif

pemecahan masalah yang sudah ditentukan, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran berkaitan

dengan materi struktur batang dan fungsinya


b. Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok sesuai dengan

jumlah peserta didik.


c. Peserta didik mengerjakan LKS yang telah disediakan sesuai

dengan kelompoknya masing-masing.


d. Peserta didik melaporkan hasil pekerjaan kelompoknya.
e. Dengan bantuan guru peserta didik menyimpulkan hasil diskusi
f. Guru menugaskan peserta didik untuk membuat rangkuman sesuai

dengan indikator.
3. Pengamatan
Tahap pengamatan (observasi) ini dilaksanakan saat tahap

pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan pada waktu tindakan

sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.


a. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah

disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi

selama pelaksanaan tindakan berlangsung.


b. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah

dikembangkan.

4. Refleksi

24
a. Merangkum hasil peserta didik.
b. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II,

berdasarkan data yang terkumpul.


Membahas evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II.
c.
C. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini akan di lakukan di SDK Ende 6 Kecamatan Ende Utara

Kabupaten Ende.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 minggu dimulai pada

tanggal19 Juli 2016 sampai tanggal 1 Agustus 2016

3. Sejarah Sekolah.
Sekolah Dasar Katolik Ende 6
a. Sejarah berdirinya Sekolah Dasar katolik Ende 6 yang didirikan pada

tahun 1958 adalah merupakan prakasa tokoh masyarakat, tokoh adat

( mosa laki), tokoh umat, pemerintah setempat yang mana pada waktu

itu lokasi sekolah merupakan markas Kodim 1602 Ende. Maka bersama

masyarakat setempat mereka menndirika sebuah sekolah diperkasai

oleh pastor paroki ( keuskupan) yang pada masa itu sekolah-sekolah

itu beraung di bawah FEDAPURA, yang sekarang berubah nama

menjadi Yasukel. Pihak Kodim merasa sangat restu untuk mendirikan

sekolah bagi putra-putri mereka maka bersama masyarakat setempat

mareka mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama SDK Ende 6.

Dan dibarengi dengan kesadaran masyarakat sekitar yang sangat minim

akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak mareka serta dengan sikap

dasar anak yang malas. Untuk belajar dan menimba ilmu pengetahuan

25
ditambah lagi dengan situasi pendidikan yang masih memperhatikan

dipengaruhi pula oleh bimbingan orang tua dengan pendidikannya

yang masih sangat minim, serta keadaan ekonomi keluarga yang pas

pasan yang pada umumnya dengan hidup bertani dan nelayan.


b. Keadaan Guru

Sekolah Dasar katolik Ende 6 sampai dengan tahun pelajaran

2016/2017 memiliki jumlah guru 10 orang dengan kategori Guru

Negeri 7 orang termasuk kepala sekolah, dan 3 orang guru komite.

Berdasarkan jenis kelamin terdiri atas guru laki-laki 1 orang dan guru

perempuan 9 orang.

a. Keadaan Siswa
Sekolah Dasar katolik Ende 6 sampai dengan tahun 2016/2017

memiliki jumlah sebanyak 94 orang siswa yang tersebar pada 6 kelas.

Jumlah tersebut terdiri dari kelas I: 14 orang, kelas II: 13 orang, kelas

III: 11 orang, kelas IV: 20 orang, kelas V: 19 orang dan kelas VI: 17

orang.
1. Visi-Misi
a. Visi
Terwujudnya peserta warga SDK Ende 6 Beriman,disiplin,
berkarakter, terampil, unggul dan prestasi yang berdasarkan pada
karakteristik manajemen berbasis sekolah dan nilai-nilai budaya
bangsa.
b.Misi
1) Terwujudnya nilai-nilai iman dan intaq, kepada Tuhan Yang Maha

Esa.
2) Meningkatkan kedisiplina dalam semua bidang belajar secara
akademik.
3) Meningkatkan pola pembelajaran berpendidikan karakter yang
bernuansa PAIKEM

26
4) Meningkatkan manajemen berbasis sekolah
5) Meningkatkan keterampilan dalam kegiatan olahraga, kesenian
dasar dan pramuka
6) Meningkatkan prestasi serta unggul dan berprestasi bidang IPTEK.

D. Subjek Penelitian
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan pada peserta didik di

Kelas IV di SDK Ende 6 Kecamatan Ende Utara Kabupaten Ende

sebanyak 20 peserta didik, dengan jumlah peserta didik perempuan

sebanyak 12 orang dan laki-laki sebanyak 8 orang.


E. Metode Pengumpulan Data

Karena jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif maka

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Pengamatan dan observasi

Pengamatan ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang

lengkap sesuai dengan latar yang dikehendaki. Teknik ini digunakan untuk

mengamati dari dekat dalam upaya mencari dan menggali data melalui

pengamatan secara langsung dan mendalam terhadap subjek dan objek

yang diteliti.
Jenis pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan partisipan

yaitu teknik pengumpulan data yang melibatkan sumber informasi dalam

suatu penelitian selama pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti

secara sistematis tanpa menampakan diri sebagai peneliti, karena peneliti

ikut merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subjek.


Hal yang diobservasi yaitu bagaimana guru menyampaikan materi

pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru

di dalam kelas. Di samping itu pengamatan terhadap kesediaan sarana dan

prasarana pendukung lain. Observasi yang dilakukan ini untuk mengetahui

27
penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA materi struktur dan

fungsi batang. Adapun kisi-kisi observasi dapat dilihat pada tabel 3.1 pada

lampiran tabel.

b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh kedua pihak dimana

pewawancara mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Jenis wawancara yang

digunakan adalah wawancara terbatas yakni pertemuan langsung antara

pewawancara dengan guru.


c. Dokumentasi

Teknik Dokumentasi dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

berhubungan dengan letak sekolah, data peserta didik, data kelulusan,

struktur organisasi, profil sekolah, tingkat pendidikan guru dan lain-lain.

Metode ini hanya sebagai lengkap.

d. Tes
Test dilaksanakan setiap akhir pembelajaran, hal ini dimaksudkan untuk

mengukur hasil yang diperoleh peserta didik setelah pemberian tindakan.

F. Analisa Data

Data yang akan dianalisis adalah data yang dikumpulkan baik pada

saat pra-tindakan, selama tindakan maupu sesudah pembelajaran dilaksanakan.

Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut :

1. Analisis data hasil observasi aktifitas peserta didik dan Guru dilakukan
secara diskriptif menggunakan persentase dengan analisis dalam proses
belajar mengajar dengan menggunakan rumus:

28
P = Jumlah skor peserta didikX 100
Jumlah skor maksimal

2. Hasil analisis data berupa hasil belajar secara deskriptif. Analisis tersebut

dengan menggunakan acuan tingkat pemahaman atau keberhasilan peserta

didik terhadap materi yang diajarkan Guru. Untuk mencari nilai rata-rata

dan persentase keberhasilan belajar, maka digunakan rumus sebagai

berikut:
a. Rumus mencari nilai rata-rata

x
X=
N
Keterangan:

X: Nilai rata-rata

x: Jumlah semua nilai peserta didik

N: Jumlah peserta didik

b. Rumus untuk mencari persentase keberhasilan belajar

P= P x 100

N

Keterangan:
P: ketuntasan belajar
P: jumlah peserta didik yang tuntas
N: jumlah peserta didik

29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi awal
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama 2 minggu yang

diaksanakan pada tanggal 19 Juli 2016 sampai 1 Austus 2016. Pada penelitian

ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang meliputi siklus I dan sikus II. Sebelum

melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan wawancara

secara langsung dengan guru kelas mata pelajaran IPA dan siswa serta pada

awal pembelajaran peneliti memberikan tes awal kepada siswa untuk

mengukur hasil belajar siswa sebelum diterapkan metode inquiry pada

pembelajaran IPA materi struktur dan fungsi batang.


Nilai hasil tes awal peserta didik dapat dilihat pada tabel 4.1

(Terlampir). Pada nilai hasil tes awal, dari 20 peserta didik hanya 8 peserta

30
didik yang tuntas, dengan rata-rata 54,45 tuntas 40% dan tidak tuntas 60%.

Sedangkan rata-rata nilai KKM untuk pembelajaran IPA harus mencapai 65

untuk mengatasi rendahnya hasil belajar peserta didik, maka peneliti mencoba

menerapkan metode inquiry pada pembelajaran IPA materi struktur batang

dan fungsinya. Data nilai hasil tes awal dapat dilihat dalam bentuk diagram di

bawah ini:

Diagram 4.1
Hasil Pre Test

2. Deskripsi Data Hasil Tindakan


a. Siklus I
Hal-hal yang harus dilakukan pada tindakan siklus I antara lain :
2. Tahap persiapan
a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran( RPP) tentang materi

yang akan diajarkan.


b) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi
c) Mempersiapkan sarana dan metode pembelajaran yang akan

digunakan dalam setiap pembelajaran, yaitu : Lembar Kerja

Siswa( LKS), buku paket dan metode.

31
d) Mempersiapkan soal tes untuk peserta didik yaitu : tes akhir siklus.
e) Guru membagi 3 kelompok masing-masing anggota kelompok dalam

jumlah yang berbeda.

3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah:
a) Pada saat pemebalajaran guru harus menguasai materi struktur dan

fungsi batang, dengan menguasai kelas supaya dalam pembelajaran

IPA dengan menggunakan metode inquiry lebih berhasil. Pada tahap ini

guru memberi penjelasan secara garis besar saja, selanjutnya

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri

materi yang akan dipelajari.


b) Pelaksanaan pembelajaran dengan melakukan diskusi kelompok

mengenai struktur batang tumbuhan menggunakan LKS. Peserta

didik menyelesaikan LKS sesuai dengan suruhannya.


c) Melaporkan hasil diskusi
d) Guru membuat refleksi terhaap materi dan memberikan tes akhir.
4. Tahap Observasi
Tahap ini observer mengamati RPP yang digunakan dalam

pembelajaran, dan mengamati penerapan metode inquiry pada saat

pembelajaran berlangsung. Sesuai dengan hasil pengamatan observer,

penerapan metode inquiry belum optimal dan tes akhir peserta didik juga

belum memuaskan.
5. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan refleksi terhadap

kekurangan-kekurangan untuk diperbaiki pada siklus berikutnya. Data yang

diperoleh dalam penelitian ini berupa lembar observasi rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dan penerapan metode inquiry dalam pembelajaran.

Data-data penelitian ini direfleksi oleh peneliti. Tujuan refleksi ini adalah

32
melakukan perbaikan tindakan peneliti pada siklus I. Hasil evaluasi ini

kemudian digunakan sebagai acuan perbaikan dalam penyusunan rencana

tindakan pada siklus selanjutnya.


Evaluasi yang dilakukan peneliti diakhiri siklus ini, didasarkan

pada hasil diskusi peneliti bersama observer tentang hal-hal yang diperoleh

setelah diberikan tindakan pada saat pembelajaran. Hal-hal yang

didiskusikan mengenai hambatan-hambatan serta masalah yang muncul

setelah pelaksanaan tindakan. Setelah memberikan penilaian terhadap

proses pembelajaran yang telah dilakukan, kemudian mencari solusi

untuk masalah yang berhasil diidentifikasi.


Masalah-masalah yang berhasil diidentifikasi saat pemberian

tindakan pada pembelajaran antara lain:


1) Guru belum menerapkan metode pembelajaran inquiry secara optimal,

sehingga peserta didik belum melaksanakan penemuan secara baik.


2) Belum ada kemauan dari peserta didik untuk mencari tahu dan bertanya

tentang hal-hal yang belum dimengerti


3) Ketika pengerjaan LKS siswa belum terlalu aktif dalam kelompok. Guru

perlu mempersiapkan diri lebih baik lagi mengikuti langkah-langkah

metode inquiry.
Hasil refleksi antara peneliti dan observer disimpulkan bahwa perlu

adanya perbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus selanjutnya (siklus II)

yaitu :
1) Observer dan peneliti sepakat untuk memperbaiki cara mengajar agar

mampu mengarahkan peserta didik dalam memahami materi tentang

struktur dan fungsi batang.

33
2) Observer dan peneliti sepakat untuk tidak terlalu membantu peserta didik,

sehingga peserta didik lebih banyak berdiskusi dengan teman

sekelompoknya.
3) Observer dan peneliti menegaskan bahwa pengerjaan LKS berdiskusi

secara kelompok namun pengerjaan secara individual untuk mengukur

tingkat pemahaman tiap peserta didik.


4) Observer dan peneliti mengarahkan agar pada siklus selanjutnya, peserta

didik lebih berkonsentrasi.


c. Siklus II
Hal-hal yang harus dilakukan pada tindakan siklus II antara lain:
1. Tahap Persiapan
Tahap ini dilakukan beberapa kegiatan antara lain:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran( RPP) tentang materi

yang akan diajarkan dengan menggunakan diskusi kelompok.


b. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi mengenai penerapan

metode inquiry oleh guru.


c. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), buku paket dan media atau

alat peraga yang digunakan.


d. Mempesiapkan tes untuk akhir siklus.
e. Guru membagi 3 kelompok masing-masing anggota kelompok dalam

jumlah yang berbeda.


2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan:
a. Pada saat pembelajaran guru harus menguasai materi.
b. Mampu mengelola kelas.
c. Pelaksanaan pembelajaran dengan berduskusi kelompok dan

mengerjakan LKS. Peserta didik menyelesaikan LKS sesuai dengan

suruhannya.
d. Melaporkan hasil diskusi.
e. Guru melakukan refleksi materi dan memberikan tes akhir.
3. Tahap Observasi
Pada tahap ini observer mengamati untuk mengungkap

penerapan metode inquiry pada saat pembelajaran berlangsung. Sesuai

34
dengan hasil pengamatan penerapan metode inquiry sudah dilaksanakan

secara baik, dan hasil tes akhir yang dicapai oleh peserta didik sudah

masuk dalam kategori baik.

4. Tahap refleksi
Berdasarkan hasil observasi, dan tes akhir jika keberhasilan siswa

mencapai KKM di atas 65% maka penelitian ini hanya dilakukan pada II

siklus.

3. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus I

a. Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran IPA Materi Struktur


Dan Fungsi Batang Pada Peserta Didik Kelas IV SDN Ende 1

Untuk mengetahui penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA

materi struktur batang dan fungsinya pada siklus I mempunyai langkah-langkah

penerapan metode pembelajaran inquiry.


Berdasarkan langkah-langkah tentang penerapan metode inquiry dalam

pembelajaran yaitu (1) Mengidentifikasi kebutuhan peserta didik (2) Seleksi

pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari (3) Seleksi bahan atau

masalah yang akan dipelajari (4) Menentukan peran yang akan dilakukan

masing-masing peserta didik (5) Mengecek pemahaman peserta didik terhadap

masalah yang akan diselidiki dan ditemukan (6) Mempersiapkan setting

kelas(membagi siswa dalam bentuk kelompok). (7) Mempersiapkan fasilitas

yang diperlukan. (8) Memberikan kesempatan peserta didik (dalam bentuk

kelompok) untuk melakukan penyelidikan dan penemuan. (9) Menganalisis

35
sendiri atas data temuan (10) Merangsang terjadi dialog interaksi antar peserta

didik (11) Memberikan penguatan kepada peserta didik untuk giat melakukan

penemuan (12) Menfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip

hasil temuannya dan melaporkan hasilnya di depan kelas.


Format hasil observasi yang digunakan untuk menjaring data penerapan

metode inquiry tersebut digunakan 12 indikator di atas. Data hasil observasi

penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA pada siklus I dapat

dilihat pada tabel 4.2 yang dilampirkan pada lembar lampiran. Data obsevasi

penerapan metode inquiry dapat disajikan dalam bentuk diagram di bawah

ini:
Diagram 4.2
Hasil Observasi Siklus I

Berdasarkan diagarm 4.2 di atas diketahui bahwa penerapan metode

inquiry dalam pembelajaran IPA materi struktur dan fungsi batang sudah

diterapkan dalam kategori sebagai berikut. Baik 50%, cukup 33% dan kurang

17%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode

Inquiry dalam pembelajaran IPA masih tergolong kurang baik (berkisar di

bawah 50%).

36
b. Hasil Belajar Peserta Didik Dalam pembelajaran IPA Materi Struktur dan

Fungsi Batang Di kelas IV SDN Ende I

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode

inquiry maka diperlukan tes pada akhir kegiatan pembelajaran, guna

mengetahui apakah penerapan metode inquiry telah berhasil atau tidak dalam

proses kegiatan pembelajaran. Data tes hasil belajar peserta didik kelas IV

SDK Ende 6 pada tindakan siklus I dapat dilihat dalam tabel 4.3 pada lembar

lampiran. Data hasil belajar peserta didik kelas IV SDK Ende 6 pada akhir

siklus I disajikan dalam bentuk diagram 4.3 di bawah ini:

Diagram 4.3

Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

Berdasarkan hasil tes pada siklus I menunjukan bahwa dari 20 peserta

didik yang tuntas 14 orang atau 70% sedangkan yang belum tuntas yaitu 6

orang atau 30%. Nilai tertinggi 100 dan niai terendah 50, serta nilai rata-rata

kelas siklus I yaitu 76% dengan KKM 65.

37
Jadi dapat disimpulkan bahwa secara klasikal pada siklus I tidak tuntas

karena tidak mencapai KKM. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa materi

tentang struktur batang dan fungsinya dengan menggunakan metode inquiry

kurang dipahami oleh peserta didik. Oleh karena itu perlu diadakan refleksi

untuk perbaikan pada siklus II.

4. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus II

a. Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran IPA Materi Struktur


Dan Fungsi Batang Pada Peserta Didik Kelas IV SDK Ende 6

Pada saat proses pembelajaran siklus II dilaksanakan, juga dilakukan

observasi untuk mengetahui penerapan metode inquiry dalam pembelajaran,

apakah mengalami perubahan sesuai refleksi yang dilakukan pada akhir

siklus I. kegiatan observasi menggunakan formal yang sama seperti pada

siklus I. Dengan pengukuran yang sama dengan siklus I, data hasil observasi

penerapan metode inquiry dalam pembelajarn IPA pada siklus II dapat

dilihat pada tabel 4.4 yang dilampirkan pada lembar lampiran. Pada data

hasil observasi penerapan metode inquiry dalam pembelajaran sudah

menerapkan 9 aspek secara baik atau 75%, cukup 3 aspek atau 17% dan

kurang 3 aspek atau 8%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA sudah tergolong baik

(mencapai 75%). Berikut ini data observasi penerapan metode inquiry dapat

disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini:

38
Diagram 4.4
Hasil Observasi siklus II

b. Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Pembelajaran IPA Materi Struktur dan

Fungsi Batang Di kelas IV SDK Ende 6

Pelaksanaan tindakan siklus II pada hari Selasa 26 Juli 2016 pada peserta

didik kelas IV SDN Ende 1, pada siklus II peneliti melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan memperbaiki beberapa kelemahan yang terjadi pada siklus I.

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada tindakan siklus II dapat dilihat

dari hasil kerja peserta didik melalui tes evaluasi yang pernah dilakukan pada

tindakan siklus I. Data hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 yang

dilampirkan dalam lembar lampiran. Berdasarkan hasil tes siklus II dari 20

peserta didik dapat dikemukakan bahwa rata-rata nilai dari masing-masng siswa

mangalami peningkatan yaitu 100 %, nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 70,

serta diperoleh rata-rata nilai siklus II yaitu 85 % dengan kritaria hasil belajar

baik. Berikut ini dapat disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini:

Diagram 4.5

39
Hasil belajar Peserta Didik Siklus II

B. Pembahasan

a. Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran IPA Materi Struktur dan

Fungsi Batang

Pada pengukuran skor penerapan metode inquiry dalam pembelajaran

IPA materi struktur dan fungsi batang pada siklus I menunjukkan baik 50 %

dan cukup 33 % dan kurang 17%. Sedangkan pada siklus II skoor penerapan

metode inquiry meningkat menjadi baik 75%, cukup 17%, dan kurang 8%.

Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 70 %. Atas dasar data ini dapat

disimpulkan bahwa penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA materi

struktur dan fungsi batang sudah diterapkan dalam kategori baik. Berikut ini

dapat disajikan dalam bentuk diagram di bawah ini:

40
Diagram 4.6
Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran Siklus I dan II

Inquiry berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Inquiry

sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau

memahami informasi. Gulo (2002:72 ), dalam ( trianto : 2010) menyatakan

strategi inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan

secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehinggah mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri.

Komponen inquiry (menemukan) merupakan kegiatan inti CTL.

Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan

kegiatan-kegiatan bermakna untuk mengasilkan penemuan yang diperoleh

sendiri oleh peserta didik. Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh peserta didik tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta,

tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya.

41
Hanafia (2010:78) menjelaskan fungsi metode inquiry antara lain :

1. Membangun komitmen dikalangan peserta didik untuk belajar, yang

diwujudkan dengan keterlibatan, kesungguhan, dan loyalitas terhadap

mencari dan menemukan sesuatu dalam proses pembelajaran.


2. Membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam proses pembelajaran

dalam rangka mencapai tujuan pengajaran.


3. Membangun sikap percaya diri dan terbuka terhadap hasil temuannya.

Sebagai dampak dari penerapan metode inquiry dalam pembelajaran

IPA ini berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik pada siklus I

yang tuntas 16 orang dan tidak tuntas 11 orang, meningkat pada siklus II

semuanya tuntas.

b. Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran IPA Materi Struktur dan

Fungsi Batang

Pada pengukuran Hasil belajar setelah diterapkan metode inquiry dalam

pembelajaran IPA materi struktur dan fungsi batang pada siklus I menunjukkan

sangat baik 5 orang, baik 7 orang, cukup 6, kurang 2 orang dan sangat

kurang 2 orang. Sedangkan pada siklus II skor hasil belajar peserta didik

setelah diterapkan metode inquiry meningkat menjadi sangat baik 7 orang,

baik 13 orang. Pada pelaksanaan siklus I yang tuntas 6 orang, tidak tuntas 14

orang dan siklus II terjadi peningkatan, semua peserta didik tuntas. Dengan

demikian penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA materi struktur

dan fungsi batang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Berikut disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

42
Diagram 4.7
Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I dan II

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik setelah

terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang

diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu

pokok bahasan.

Hasil Belajar merupakan akumonisasi dari suatu proses yang telah

dilakukan dalam belajar. Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan

tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari peserta didik menetap,

fungsional, positif dan disadari.

Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan

berpikir kritis dan ilmiah pada peserta didik sekolah dasar, dapat dikaji

proses maupun hasil berdasarkan:

1. Kemampuan membaca, mengamati atau menyimak apa yang dijelaskan


atau diinformasikan.
2. Kemampuan mengidentifikasi atau membuat sejumlah pertanyaan
berdasarkan substansi yang dibaca , diamati atau didengar.

43
3. Kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari
sudut persamaan dan perbedaan.
4. Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.

C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas

IV dalam pembelajaran IPA materi struktur dan fungsi batang dengan

menggunakan metode inquiry di SDN Ende I memiliki keterbatasan pada

substansi kajian pada:


a. Penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA materi struktur dan

fungsi batang pada peserta didik kelas IV SDN Ende 1 yang tidak

dilakukan kajian lebih mendalam pada mata pelajaran lain dan materi ajar

yang lain.
b. Hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Ende 1 yang tidak dapat

digeneralisasikan pada peserta didik kelas lain dan sekolah lain.


c. Penelitian ini dilakukan terbatas pada dua (2) siklus yang disadari bahwa

hasil belajar peserta didik masih bersifat fluktuatif dan belum tentu

permanen.

44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan hal-hal yang telah dikemukakan maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran

yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik

untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis

sehingga mereka dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan

keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku.

2. Melalui penerapan metode inquiry terhadap hasil belajar peserta didik

kelas IV SDK Ende 6 dengan materi struktur dan fungsi batang

mengalami peningkatan dengan rata-rata hasil belajar pada siklus I

menunjukkan baik 50% dan cukup 33% dan kurang 17%. Sedangkan

pada siklus II skor nilai baik 75% dan cukup 17% dan 8%. Pada test

hasil belajar peserta didik dari siklus I ke siklus II juga mengalami

peningkatan yaitu siklus I 63% dan siklus II 84%. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inquiry sangat

berpengaruh pada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas IV

SDK Ende 6.

45
3. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan setelah

menerapkan metode inquiry yang terbukti pada siklus II semua nilai

peserta didik mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu

dengan ketuntasan mencapai 100%.

B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat mengemukan saran

sebagai rekomendasi perbaikan pembelajaran IPA dengan metode inquiry

sebagai berikut :
1. Metode inquiry dapat digunakan guru sebagai salah satu metode

pembelajaran karena dapat membangkitkan minat belajar peserta didik

untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran secara bersama-sama.


2. Siswa diharapkan untuk dapat membangun motivasi dalam dirinya, agar

bisa belajar secara mandiri dan mampu untuk belajar tanpa ada pengawasan

dari pihak lain.


3. Bagi peneliti diharapkan agar tetap mempertahankan metode-metode yang

telah diharapkan sehingga dapat menunjang tercapainya hasil pembelajaran

yang diharapkan.

46
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, 2009. Panduan Proses Pembelajaran. Jakarta: Publisher.

Djamarah, S.B. 2006. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Bandung: Rineka

Cipta

Hanafia dan Cucu Suhana, 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT

Refika Aditama.

Haryanto, 2006. Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Penerbit Erlangga

Muslich, M. 2009. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Read more: http://www.pustakasekolah.com/struktur-batang.html#ixzz3Fc8e6nXf

Samatowa, U. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks

Siregar, E. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia

Suharsini, A. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rineka Cipta

Taniredja, T. 2008. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Penerbit Alfabeta

Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: PT

Kencana

47
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Pedoman Observasi

No Aspek Yang diobservasi Kriteria


B C K
1 Mengidentifikasi kebutuhan peserta didik
2 Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan
dipelajari
3 Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari
4 Menentukan peran yang akan dilakukan masing-
masing peserta didik
5 Mengecek pemahaman peserta didik terhadap masalah
yang akan diselidiki dan ditemukan
6 Mempersiapkan setting kelas(membagi siswa dalam
bentuk kelompok).
7 Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan.
8 Memberikan kesempatan peserta didik (dalam bentuk
kelompok) untuk melakukan penyelidikan dan
penemuan.
9 Menganalisis sendiri atas data temuan
10 Merangsang terjadi dialog interaksi antar peserta didik
11 Memberikan penguatan kepada peserta didik untuk
giat melakukan penemuan
12 Menfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-
prinsip hasil temuannya dan melaporkan hasilnya di
depan kelas
Ket: B/baik, CB/Cukup Baik, KB/Kurang Baik

48
Tabel 4.1

Nilai Tes Ket


No Kode Siswa Awal T TT
1 FANI 40

2 ROS 80
3 ISMA 35
4 ENJL 60
5 TASYA 40
6 FTRI 80
7 PTR 33
8 RST 70
9 BRG 35
10 SNDR 35
11 LNDA 55
12 TIA 45
13 FEBI 80
14 RKO 80
15 MRNO 35
16 FARK 33
17 SRY 33
18 RF 70
19 DELN 80
20 LALA 70
8 12

JUMLAH 1.089

Rata-Rata 54

Persentase 40 % 60%
Nilai tes awal peserta didik sebelum di terapkan metode inquiry, dapat
dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:

NR= Jumlah semua nilai Peserta didik

49
Jumlah Peserta didik

NR = 1.089
20
NR = 54,45

Keterangan : NR: Nilai Rata-rata

Rentangan Nilai Skor Predikat


8,0-100 Sangat baik A=0
7,0-6,9 baik B=2
6,0-6,9 Cukup baik C=4
5,0-5,9 kurang D=7
<40-49 Sangat kurang E=14

Tabel 4.2

50
Data hasil observasi penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA
siklus I dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:

Kriteria ketuntasan
No Aspek yang diobservasi Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1 Mengidentifikasi kebutuhan peserta 3
didik
2 Seleksi pendahuluan terhadap konsep 2 1
yang akan dipelajari
3 Seleksi bahan atau masalah yang akan 3
dipelajari
4 Menentukan peran yang akan dilakukan 3
masing-masing peserta didik
5 Mengecek pemahaman peserta didik 3
terhadap masalah yang akan diselidiki
dan ditemukan
6 Mempersiapkan setting kelas(membagi 3
siswa dalam bentuk kelompok).
7 Mempersiapkan fasilitas yang 2 1
diperlukan..
8 Memberikan kesempatan peserta didik 3
(dalam bentuk kelompok) untuk
melakukan penyelidikan dan penemuan.
9 Menganalisis sendiri atas data temuan 2 1
10 Merangsang terjadi dialog interaksi 2 1
antar peserta didik
11 Memberikan penguatan kepada peserta 2 1
didik untuk giat melakukan penemuan
12 Menfasilitasi peserta didik dalam 2 1
merumuskan prinsip-prinsip hasil
temuannya dan melaporkan hasilnya di
depan kelas
Skor Total 36
Jumlah Skor 18 12 6
persentase 50 33 17

Tabel 4.3

51
Hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Ende I pada tindakan siklus I dapat
dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini:

Nilai Tes Ket


No Kode Siswa T TT
1 FANI 75
2 ROS 90
3 ISM 55
4 ENJL 50
5 TSY 75
6 FTR 90
7 RIKO 60
8 RST 80
9 BRG 60
10 SNDR 60
11 LND 85
12 TIA 90
13 FEBI 85
14 RIMA 100
15 MRNO 65
16 FARK 65
17 SURY 60
18 RIFA 100
19 DELN 85
20 LALA 85
14 6
Jumlah 1,515 Keterangan
Rata-Rata 76 T= Tuntas
Kriteria Keberhasilan Kurang TT= Tidak Tuntas
Tuntas 70%
Tidak Tuntas 30%
Nilai Terendah 50 KKM
Nilai Tertinggi 100

NR : Jumlah Semua Nilai Peserta didik


Jumlah Peserta didik

52
NR = 1,515
20
NR = 75,75

Keterangan:

Rentangan Nilai Kriteria Predikat


90-100 Sangat baik A= 2
70-89 Baik B=9
60-69 Cukup C= 8
50-59 Kurang D= 6
< 40-49 Sangat Kurang E= 2

53
Tabel 4.4
Data hasil observasi penerapan metode inquiry dalam pembelajaran IPA
tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:

Kriteria ketuntasan
No Aspek yang diobservasi Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1 Mengidentifikasi kebutuhan peserta 3
didik
2 Seleksi pendahuluan terhadap konsep 2 1
yang akan dipelajari
3 Seleksi bahan atau masalah yang akan 3
dipelajari
4 Menentukan peran yang akan dilakukan 3
masing-masing peserta didik
5 Mengecek pemahaman peserta didik 3
terhadap masalah yang akan diselidiki
dan ditemukan
6 Mempersiapkan setting kelas(membagi
siswa dalam bentuk kelompok). 3
7 Mempersiapkan fasilitas yang
diperlukan.. 3
8 Memberikan kesempatan peserta didik
(dalam bentuk kelompok) untuk 3
melakukan penyelidikan dan penemuan.
9 Menganalisis sendiri atas data temuan 2 1
10 Merangsang terjadi dialog interaksi
antar peserta didik 2 1
11 Memberikan penguatan kepada peserta 3
didik untuk giat melakukan penemuan
12 Menfasilitasi peserta didik dalam 3
merumuskan prinsip-prinsip hasil
temuannya dan melaporkan hasilnya di
depan kelas
Skoor Total 36

Jumlah Skor 27 6 3
Persentase 75 17 8

54
Tabel 4.5
Hasil belajar peserta didik kelas IV SDN Ende I pada tindakan siklus II
dapat dilihat dalam tabel 4.5 berikut ini:
Nilai Tes Ket
No Kode Siswa T TT
1 FANI 75
2 ROS 90
3 ISM 80
4 ENJL 80
5 TSY 75
6 FTR 90
7 RK 90
8 RST 80
9 BRG 80
10 SNDR 90
11 LND 80
12 TIA 90
13 FEBI 85
14 RIMA 100
15 MRNO 70
16 FARK 85
17 SURY 80
18 RIFA 100
19 DELN 85
20 LALA 85
20 0
Jumlah 1,695 Keterangan
Rata-Rata 85 T= Tuntas
Tuntas 100 % TT= Tidak Tuntas
Tidak Tuntas 0%
Nilai Terendah 70 KKM= 65

Nilai Tertinggi 100

NR= Jumlah Semua Nilai Peserta didik


Jumlah Peserta didik
55
NR = 1,695
20
NR = 84,75

Keterangan:

Rentangan nilai Kriteria Predikat


80-100 Sangat baik A=20
70-69 baik B=5
60-69 cukup C=2
50-59 kurang D=0
<40;49 Sangat kurang E=0

LAMPIRAN I

SILABUS
Nama Sekolah : SDK Ende 6
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : IV/1

56
Standar kompetensi : Memahami Hubungan Antara Struktur Bagian Tumbuhan
dan Fungsinya.

Kompetensi Materi Alokasi Sumber Belajar


Dasar Pokok Pengelaman Belajar Indikator Penilaian Waktu

Menjelaskan -Struktur 1) melakukan 1. menyebutkan Tertulis - Buku IPA kelas


hubungan antara batang dan pengamatan pada bagian-bagian 2x35 IV SD
struktur batang fungsinya batang tumbuhan batang menit - Lingkungan
2) mengelompokan
tumbuhan tumbuhan Setempat
batang berdasarkan
2. mengelompokan
jenisnya ( batang
jenis batang
basah,berkayu dan
tumbuhan
batang rumput )
3. menjelaskan
fungsi dari
batang tumbuhan

Guru Mata Pelajaran Ende,

Peneliti
Paulina E Pitasina
NIP Hartati
2012270741
Kepala Sekolah SDK Ende 6

Fransiska Name,s.pd
NIP 1965502081984072001

LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah :SDK Ende 6

57
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas / Semester : IV/1
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
Standar kompetensi:

Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dan fungsinya

Kompetensi Dasar

Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan dan fungsinya

Indikator:
-Menyebutkan bagian-bagian batang tumbuhan
-Mengelompokan batang tumbuhan berdasarkan jenisnya

-Menjelaskan fungsi dari batang tumbuhan.

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran peserta didik diharapakn dapat:
a. Menyebutkan bagian-bagian batang tumbuhan
b. Mengelompokan jenis batang tumbuhan
c. Menjelaskan fungsi batang tumbuhan
B. Karakter peserta didik yang diharapkan
a) Jujur
b) Berani
c) Kreatif
d) Tanggung jawab

C. Materi Pembelajaran: Struktur dan Fungsi Batang


D. Metode Pembelajaran: Metode Inquiry

E. Langkah Langkah Pembelajaran

Langkah-langkah inquiri Kegiatan pembelajaran Waktu


a. Menyajikan Kegiatan Awal
pertanyaan /
a. Salam pembuka 5 Menit
masalah
b. Guru mengajak peserta didik untuk
berdoa

58
c. Mengecek kehadiran peserta didik
d. Membuat pertanyaan
Kegiatan inti
b. Membuat o Guru memberikan kesempatan
Hipotesis kepada peserta didik untuk
menyebutkan macam-macam batang
pada tumbuhan.
o Guru membarikan kesempatan pada
siswa untuk menyebutkan contoh-
contoh batang pada tumbuhan.
o Guru menjelaskan pengertian dari
batang tumbuhan
o Guru menyuruh siswa untuk
menyebutkan bagian- bagian batang
tumbuhan dan fungsinya.
c. Membuat
percobaan, o Guru mengajak siswa keluar kelas
melakukan dan guru menunjukkan batang pada
percobaan untuk tumbuhan yang akan di selidiki.
memperoleh
informasi dan o Guru menunjukkan kepada siswa
mempresentasika bagian - bagian batang pada
n hasil percoban tumbuhan.
o mempersiapkan setting dan membagi
siswa dalam bentuk kelompok.
o Memberikan kesempatan peserta
didik ( dalam bentuk kelompok )
untuk melakukan percobaan.
o Siswa di minta untuk menjelaskan
bagian- bagian dari batang serta
memberikan contohnya.
o Siswa melaporkan hasil temuan /
percobaannya di depan kelas.
o Guru memberikan penguatan pada
peserta didik untuk giat melakukan
penemuannya.

59
d. Merumuskan Guru bertanya tentang hal-hal yang
kesimpulan belum di mengerti oleh peserta
didik.
Guru memberikan kesimpulan dari
hasil kerja kelompok sebagai
rangkuman.
Kegiatan penutup
Guru memberikan evaluasi
Peserta didik mengerjakan eveluasi
Guru memberikan penilaian hasil
evaluasi.

F. Sumber belajar
1. Buku Sains SD kelas IV
2. Linkungan setempat
3. Media yang disiapkan

Indicator pencapaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen


kompetensi instrumen
1. Menyebutkan bagian- Tes tertulis LKS 4. Sebutkan bagian-

60
bagian batang bagian batang pada
tumbuhan tumbuhan.
2. Mengelompokkan 5. Mengelompokkan
batang tumbuhan jenis- jenis batang,
berdasarkan jenisnya besertakan dengan
contohnya.
3. Menjelaskan fungsi
dari batang tumbuhan 6. Menjelaskan fungsi
batang tumbuhan.

G. Penilaian

No Aspek yang dinilai Kriteria Skor

61
1 Pengetahuan a. Baik sekali 5
b. Baik 4
c. Cukup 3
d. Kurang 2
e. Kurangsekali 1
2 Keberanian menjawab a. Baik sekali 5
b. Baik 4
c. Cukup 3
d. Kurang 2
e. Kurang sekali 1

3 Sikap a. Baik sekali 5


b. Baik 4
c. Cukup 3
d. Kurang 2
e. Kurang sekali 1

Ende,
Guru Mata Pelajaran
Peneliti

Paulina E Pitasina Hartati


NIP 2012270741
Kepala SDK Ende 6

Fransiska Name s,pd


NIP 196502081984072001

LAMPIRAN 3

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Nama Sekolah : SDK Ende 6

Mata Pelajaran : IPA


62
Kelas/Semester : IV/I

Kompetensi Dasar : Menjelaskan hubungan antara struktur batang tumbuhan

Indikator : 1. Menyebutkan bagian-bagian batang tumbuhan

2. Mengelompokan jenis batang beserta contoh tumbuhannya

3. Menjelaskan fungsi batang tumbuhan

Materi pokok : Struktur batang dan fungsinya

Alokasi waktu : 15 menit

Kelompok :

Nama siswa : 1. ...........

2. ............

3. ............

4. .............

5. .............

SOAL LKS

1. Perhatikan gambar batang tumbuhan herba dan batang tumbuhan berkayu

di bawah ini:

63
Sebutkan bagian-bagian dari kedua batang tersebut
2. Perhatikan 3 jenis potongan batang yang disiapkan

Sebutkan 3 jenis batang tersebut, dan contoh tumbuhannya masing-masing


3. Sebutkan fungsi dari batang tumbuhan?

JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Jawaban

1. - Bagian-bagian batang herba


a. Bagian luar terdapat sel epidermis yang tipis (ada stomata)
b. Sel korteks (mengandung klorofil)
c. Jaringan penyokong
- Bagian-bagian batang berkayu
a. Epidermis yang tebal
b. Korteks
c. Stele (silinder pusat)

2. a. Batang basah, contohya pisang, sawi, bayam


64
b. Batang berkayu,contohnya mangga, nangka, jambu, jati
c. Batang rumput, contohya rumput-rumputan, padi
3. Fungsi batang bagi tumbuhan yaitu:
d. Batang sebagai penopang
e. Batang sebagai pengangkut

f. Batang sebagai penyimpan cadangan makanan

LAMPIRAN 4

Instrumen
Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran IPA Siklus I
Kriteria ketuntasan
No Aspek yang diobservasi Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1 Mengidentifikasi kebutuhan peserta
didik
2 Seleksi pendahuluan terhadap konsep
yang akan dipelajari
3 Seleksi bahan atau masalah yang akan
dipelajari
4 Menentukan peran yang akan dilakukan
masing-masing peserta didik
5 Mengecek pemahaman peserta didik
terhadap masalah yang akan diselidiki
dan ditemukan
6 Mempersiapkan setting kelas(membagi
siswa dalam bentuk kelompok).
7 Mempersiapkan fasilitas yang
diperlukan..
8 Memberikan kesempatan peserta didik
(dalam bentuk kelompok) untuk
melakukan penyelidikan dan penemuan.
9 Menganalisis sendiri atas data temuan
10 Merangsang terjadi dialog interaksi
antar peserta didik
11 Memberikan penguatan kepada peserta
didik untuk giat melakukan penemuan
65
12 Menfasilitasi peserta didik dalam
merumuskan prinsip-prinsip hasil
temuannya dan melaporkan hasilnya di
depan kelas
Persentasi
Ende,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

LAMPIRAN
Paulina E5 Pitasina Hartati
NIP : 2012270741
Instrumen
Penerapan Metode Inquiry Dalam Pembelajaran IPA Siklus II.
Nilai
No Aspek yang diobservasi Baik Cukup Kurang
(3) (2) (1)
1 Mengidentifikasi kebutuhan peserta
didik
2 Seleksi pendahuluan terhadap konsep
yang akan dipelajari
3 Seleksi bahan atau masalah yang akan
dipelajari
4 Menentukan peran yang akan dilakukan
masing-masing peserta didik
5 Mengecek pemahaman peserta didik
terhadap masalah yang akan diselidiki
dan ditemukan
6 Mempersiapkan setting kelas(membagi
siswa dalam bentuk kelompok).
7 Mempersiapkan fasilitas yang
diperlukan..
8 Memberikan kesempatan peserta didik
(dalam bentuk kelompok) untuk
melakukan penyelidikan dan penemuan.
9 Menganalisis sendiri atas data temuan
10 Merangsang terjadi dialog interaksi
antar peserta didik
11 Memberikan penguatan kepada peserta
didik untuk giat melakukan penemuan
12 Menfasilitasi peserta didik dalam
merumuskan prinsip-prinsip hasil
temuannya dan melaporkan hasilnya di

66
depan kelas
Persentasi
Ende,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Paulina E Pitasina Hartati


LAMPIRAN 6 2012270741
NIP :

TES AWAL
HASIL BELAJAR

NAMA SEKOLAH : SDK Ende 6


KELAS/SEMESTER : IV/1(SATU)
MATA PELAJARAN : IPA
WAKTU : 15 MENIT
BENTUK SOAL : TES TERTULIS
PETUNJUK

1. Tulislah nama lengkap, kelas, hari tanggal pada lembar jawaban


yang tersedia
2. Bacalah semua soal dengan teliti kemudian kerjakan soal dengan
jawaban yang singkat dan jelas

SOAL :

1. Sebutkan bagian-bagian tumbuhan?


2. Apa yang dimaksud dengan batang tumbuhan?
3. Apa fungsi dari batang tumbuhan?
4. Sebutkan contoh batang berkayu?
5. Sebutkan jenis-jenis batang tumbuhan?

67
KUNCI JAWABAN
TES AWAL HASIL BELAJAR

4. Bagian-bagian tumbuhan: akar, batang, daun, bunga, buah

5. Batang tumbuhan adalah tempat dimana tumbuhan menyalurkan makanan

dari akan ke daun, batang merupakan sumbuh tubuh tumbuhan

6. Sebagai pengangkut, penopang, dan penyimpan cadangan makanan

7. Pohon mangga, jambu, nangka,jati.

8. Batang basah, batang berkayu, dan batang rumput

68
LAMPIRAN 7

Soal evaluasi

I. Soal pilihan ganda

1. Yang berfungsi sebagai pengangkut zat hara dan air dari akar adalah:

a. Batang
b. Daun
c. Bunga
d. Ranting

2. Yang termasuk dalam bagian-bagian batang tumbuhan herba yaitu:

a. Epidermis yang tipis dan tidak terdapat stomata


b. Epidermis tipis dan jaringan penyokong
c. Epidermis yang tebal dan terdapat stomata
d. Jawaban semuanya benar

3. Contoh tumbuhan yang memiliki batang berkayu adalah:

a. Jagung dan jambu


b. Jambu dan nangka
c. Padi dan rumput
d. Jati dan padi
4. Salah satu fungsi dari batang adalah sebagai penompang tumbuhan, tujuannya

adalah :
a. Agar mudah mendapatkan makanan
b. Agar cepat besar
c. Agar mudah mendapatkan cahaya
d. .Tumbuhan batang basah memiliki ciri yaitu :
a.Lunak dan berair
b. Keras dan berair
c. Lunak dan tidak berair
d. Keras tapi barair

II. Soal Esai :


69
1. Batang tumbuhan dapat digolongkan menjadi 3 jenis, sebutkan 3 jenis batang

tersebut?
2. Sebutkan bagian-bagian batang tumbuhan berkayu?
3. Sebutkan contoh tanaman di sekitarmu yang memiliki batang berkayu?
4. Sebutkan fungsi batang bagi tumbuhan?
5. Sebutkan contoh tanaman yang memanfaatkan batang sebagai tempat

penyimpan makanan cadangan?

Kunci jawaban :
I. Pilihan ganda :
1. A
2. B
3. B
4. C
5. A
II. Esai :
1. 3 jenis batang tumbuhan yaitu :
a. Batang basah
b. Batang berkayu
c. Batang rumput
2. Bagian-bagian batang tumbuhan berkayu :
a. Memiliki sel epidermis yang tebal
b. Terdapat sel korteks
c. Terdapat stele (silinder pusat)
3. Contoh tanaman yang memiliki batang berkayu :
a. Pohon mangga
70
b. Pohan nangka
c. Pohon jambu
d. Pohon jati
4. Fungsi batang bagi tumbuhan yaitu:
a. Batang sebagai pengangkut
b. Batang sebagai penopang
c. Batang sebagai penyimpan cadangan makanan
5. Contoh tanaman yang memanfaatkan batang sebagai penyimpan

cadangan makanan yaitu : Tebu, sagu, dan kentang, kunyit, Jahe,

lengkuas.

71
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA
KELAS/SEMESTER : IV/I ( Satu)

Peneliti : Apakah dalam proses pembelajaran bapak atau ibu Guru menggunakan

metode?

Guru : Ya

Peneliti : Metode-metode apa saja yang sering ibu guru gunakan dalam

pembelajaran ?

Siswa : Ceramah, tanya jawab, penugasan

Peneliti : Apakah bapak atau ibu Guru pernah menggunakan metode inquiry?

Siswa : belum pernah

Peneliti : Bagaimana pendapat kamu apabila bapak atau ibu Guru menggunakan

metode inquiry pada pembelajaran IPA?

Siswa : Senang Ibu

72
PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU

Nama Responden : Emiliana Koli S. Pd. SD

Peneliti : Menurut ibu metode apa yang selama ini digunakan dalam proses

pembelajaran?

Guru : Metode ceramah ,tanya jawab

Peneliti : Seperti apa metode mengajar yang ibu terapkan dalam pembelajaran

IPA?

Guru : Metode ceramah

Peneliti : Apakah ibu pernah menggunakan metode inquiry?

Guru : Belum pernah

Peneliti : Apa pendapat ibu tentang metode inquiry?

Guru : Seperti yang saya ketahui metode inquiry merupakan metode yang

mengajak siswa untuk menemukan sendiri dalam proses

pembelajaran

Peneliti : Setelah pembelajaran IPA, apakah sering dilakukan evaluasi ?

Guru : Sering

73

Anda mungkin juga menyukai