Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami semua
kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Pendidikan Agama
Islamyang berjudul Hukum Ham Dan Demokrasi Nasional. dapat selesai seperti waktu yang
telah kami rencanakan.
Tersusunnya karya ilmiah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ihklas kepada semua pihak. Tak
ada gading yang tak retak, untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun
dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi
teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada
semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan
penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam karya ilmiah ini terdapat hal-hal yang
dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum, HAM, dan demokrasi dalam islam berisi tentang penjelasan konsep-konsep
hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip
bermusyawarah dan pengambilan keputusan sesuai sesuai dengan syariat Islam.
Islam sebagai agama bagi pengikutnya meyakini konsep Islam adalah sebagai way of life
yang berarti pandangan hidup. Islam menurut para penganutnya merupakan konsep yang
lengkap mengatur segala aspek kehidupan manusia. Begitu juga dalam pengaturan mengenai
hak asasi manusia Islam pun mengtur mengenai hak asasi manusia. Islam adalah agama
rahmatan lil alamin yang berarti agama rahmat bagi seluruh alam. Bahkan dalam
ketidakadilan sosial sekalipun Islam pun mengatur mengenai konsep kaum mustadhafin yang
harus dibela.
Dalam Islam, konsep mengenai HAM sebenarnya telah mempunyai tempat tersendiri
dalam pemikiran Islam. Perkembangan wacana demokrasi dengan Islam sebenarnya yang
telah mendorong adanya wacana HAM dalam Islam. Karena dalam demokrasi, pengakuan
terhadap hak asasi manusia mendapat tempat yang spesial. Berbagai macam pemikiran
tentang demokrasi dapat dengan mudah kita temukan didalamnya konsep tentang penegakan
HAM.
Dalam penjelasan mengenai demokrasin dalam kerangka konseptual Islam, banyak
pengertian diberikan pada bebrpa aspek khusus dari ranah sosial dan politik. Demokrasi Islam
dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep Islami yang sudah lama berakar,
yaitu musyawarah (syura), persetujuan (ijma), dan penilaian interpretative yang mandiri
(ijtihad).
Hukum, Hak Asasi Manusia, dan demokrasi merupakan tiga konsep yang tidak dapat
dipisahkan. Hal ini disebabkan karena salah satu syarat utama terwujudnya demokrasi adalah
adanya penegakan hukum dan perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM). Demokrasi akan
selalu rapuh apabila HAM setiap warga masyarakat tidak terpenuhi. Sedangkan pemenuhan
dan perlindungan HAM akan terwujud apabila hukum ditegakkan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hukum
2.1.1 Hukum
Hukum adalah suatu sistem aturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat dan
dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah, atau otoritas melalui lembaga atau institusi.
Definisi "hukum" dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997):
1. peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa,
pemerintah atau otoritas.
2. undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan masyarakat.
3. patokan (kaidah, ketentuan).
4. keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan, vonis.
3
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini
terdapat dalam Al Quran dan dijelaskan oleh nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui
Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits. Juga dapat
diartikan sebagai hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam. Yang
diatur tidak hanya hubungan manusia dengan manusia lain dalam masyarakat, manusia
dengan benda dan alam semesta, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan.
Perkataan hukum yang dipergunakan sekarang dalam bahasa Indonesia berasal dari
kata hukum dalam bahasa arab. Artinya, norma atau kaidah yakni ukuran, patokan,
pedoman yang diperguanakan untuk menilai tingkah laku atau perbuatan manusia dan
benda. Hubungan antara perkataan hukum dalam bahasa Indonesia tersebut diatas dengan
hukum dalam pengertian norma dalam bahasa arab itu memang erat sekali. Setiap
peraturan, apapun macam dan sumbernya mengandung norma atau kaidah sebagai intinya.
Dalam ilmu hukum Islam kaidah itu disebut hukum. Itulah sebabnya maka didlam
perkataan sehari-hari orang berbicara tentang hukum suatu benda atau perbuatan. Yang
dimaksud, seperti telah disebut diatas, adalah patokan, tolak ukur, kaidah atau ukuran
mengenai perbuatan atau benda itu (Mohammad Daud Ali, 1999:39).
Dalam islam, hukum islam dikenal sebagai syariat. Syariat menurut asal katanya
berarti jalan menuju mata air, Dari asal kata tersebut syariat Islam berarti jalan yang lurus
ditempuh seorang muslim. Menurut istilah, Syariat berarti aturan atau undang-undang
yang diturunkan Allah untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia sebagai hamba
Allah, individu, warga, dan subyek alam semesta. Syariat merupakan landasan fiqih. Pada
prinsipnya syariat adalah wahyu Allah yang terdapat dalam al- Quran dan sunah
Rasulullah. Syariat bersifat fundamental, mempunyai lingkup lebih luas dari fiqih,
berlaku abadi dan menunjukkan kesatuan dalam islam. Sedangkan fiqih adalah
pemahaman manusiayang memenuhi syarat tentang syariat. Oleh karena itu lingkupnya
terbatas pada hukum yang mengatur perbuatan manusia, dan karena merupakan hasil
karya manusia maka ia tidak berlaku abadi, dapat berubah dari masa ke masa dan dapat
berbeda dari tempat yang lain. Hal ini terlihat pada aliran-aliran yang disebut dengan
mazhab. Oleh karena itu fiqih menunjukkan keragaman dalam hukum Islam. (Mohammad
Daud Ali, 1999:45-46).
Sebagai sistem hukum, hukum Islam tidak boleh dan tidak dapat disamakan dengan
sistem hukum yang lain yang pada umumnya berasal dari kebiasaan masyarakat dan hasil
pemikiran manusia dan budaya manusia pada suatu saat di suatu masa. Berbeda dengan
sistem hukum yang lain, hukum Islam tidak hanya merupakan hasil pemikiran yang
dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di sutu tempat tapi dasarnya ditetapka oleh Allah
melalui wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al-Quran yang dijelaskan oleh nabi
Muhammad sebagai rasul Nya melalui sunnah beliau yang kini terhimpun dalam kitab-
kitab hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum islam secara fundamental dengan
hukum-hukum lain yang semata-mata lahir dari kebiasaan dan hasil pemikiran dan
perbuatan manusia.
4
Kandungan-kandungan tersebut berisi perintah, larangan, anjuran, ketentuan, dan
sebagainya.
Al-quran menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia menjalani
kehidupannya agar tercipta masyarakat yang madani. Oleh karena itulah, Al-Quran
menjadi landasan utama untuk menetapkan suatu hukum.
2. As Sunnah (Al-Hadits)
Sunnah dalam Islam mengacu kepada sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah
menjalani hidupnya atau garis-garis perjuangan / tradisi yang dilaksanakan oleh
Rasulullah. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran.
Narasi atau informasi yang disampaikan oleh para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan
dan cara Rasulullah disebut sebagai hadits. Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut
Sunnatullah.
3. Ijma ()
Adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum hukum dalam agama
berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi. Ijma' terbagi menjadi
dua:
Ijma' Qauli, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' mengeluarkan pendapatnya dengan
lisan ataupun tulisan yang meneangkan persetujuannya atas pendapat mujtahid lain di
masanya.
Ijma' Sukuti, yaitu suatu ijma' di mana para ulama' diam, tidak mengatakan pendapatnya.
Diam di sini dianggap menyetujui.
4. Taklid atau Taqlid ()
Adalah mengikuti pendapat orang lain tanpa mengetahui sumber atau alasannya.
5. Mazhab (,)
Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode
(manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang
menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-
bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.
6. Qiyas
Menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum suatu perkara
yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan dalah sebab,
manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga dihukumi sama.
Dalam Islam, Ijma dan Qiyas sifatnya darurat, bila memang terdapat hal hal yang ternyata
belum ditetapkan pada masa-masa sebelumnya
7. Bidah()
Dalam agama Islam berarti sebuah perbuatan yang tidak pernah diperintahkan
maupun dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW tetapi banyak dilakukan oleh
masyarakat sekarang ini. Hukum dari bidaah ini adalah haram. Perbuatan dimaksud ialah
perbuatan baru atau penambahan dalam hubungannya dengan peribadatan dalam arti
sempit (ibadah mahdhah), yaitu ibadah yang tertentu syarat dan rukunnya.
8. Istihsan ()
Adalah kecenderungan seseorang pada sesuatu karena menganggapnya lebih baik,
dan ini bisa bersifat lahiriah (hissiy) ataupun maknawiah; meskipun hal itu dianggap tidak
baik oleh orang lain.
5
Menurut Tahir Azhary, ada tiga sifat hukum islam yakni bidimensional, adil, dan
individualistik.
Bidimensional artinya mengandung segi kemanusiaan dan segi ketuhanan (Ilahi). Di
samping itu sifat bidimensional juga berhubungan dengan ruang lingkupnya yang luas
atau komprehensif. Hukum Islam tidak hanya mengatur satu aspek saja, tetapi mengatur
berbagai aspek kehidupan manusia. Sifat dimensional merupakan sifat pertama yang
melekat pada hukum islam dan merupakan sifat asli hukum Islam.
Adil, dalam hukum Islam keadilan bukan saja merupakan tujuan tetapi merupakan sifat
yang melekat sejak kaidah kaidah dalam syariat ditetapkan. Keadilan merupakan
sesuatu yang didambakan oleh setiap manusia baik sebagai individu maupun masyarakat.
Individualistik dan Kemasyarakatan yang diiikat oleh nilai-nilai transedental yaitu Wahyu
Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan sifat ini, hukum islam
memiliki validitas baik bagi perseorangan maupun masyarakat. Dalam sistem hukum
lainnya sifat ini juga ada, hanya asaja nilai-nilai transedental sudah tidak ada lagi.
(Mohammad Tahir Azhary, 1993:48-49)
6
5. Al Ahkam as-sulthaniyah yakni hukum yang mengatur urusan pemerintahan, tentara,
pajak, dan sebagainya.
6. Siyar adalah hukum yang mengatur perang, damai, tata hubungan dengan negara dan
agama lain.
7. Mukahassamat mengatur peradilan, kehakiman, dan hukum acara. (H. M. Rasjidi, 1980:
25-26)
Dari hal-hal yang sudah dikemukakan di atas, jelas bahwa hukum islam itu luas,
bahkan bidang-bidang tersebut dapat dikembangkan masing-masing spesifikasinya lagi.
dan
janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji. Dan
suatu jalan yang buruk.
Pemeliharaan atas akal
Islam menetapkan aturan yang melarang umatnya mengkonsumsi segala sesuat yang
dapat merusak akal. Di sisi lain, islam mengajarkan umatnya agar menuntut ilmu
mentaddaburi alam, dan berpikir untuk mengembangkan kemampuan akal. Allah memuji
orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan.
(QS. Az-Zumar : 9)
Katakanlah, apakah sama antara orang-orang yang mengetahui dan orang-orang yang
tidak mengetahui.
Pemeliharaan untuk agama
Islam tidak pernah memaksa seseorang untuk masuk dan menganut agama islam.
Allah telah berfirman
(QS. Al-Baqarah : 256)
7
}
Tidak
ada paksaan untuk agama. Tidak ada paksaan untuk agama. Sesungguhnya telah
jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat...
8
dan tidak mengakui nilai nilai keadilan dan kebenaran. Aristoteles (348-322 SM)
mengajarkan pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya pada kemauan dan kehendak
warga negaranya.
2. Hak Asasi Manusia di Inggris
Inggris sering disebutsebut sebagai negara pertama di dunia yang memperjuangkan
hak asasi manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris.
Perjuangan tersebut tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil
disusun dan disahkan. Dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut :
MAGNA CHARTA
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat pembatasan
kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang
pun dari warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau
diasingkan atau dengan cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan
pertimbangan hukum. Piagam Magna Charta itu menandakan kemenangan telah diraih
sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui dan dijamin oleh pemerintah. Piagam
tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap hak-hak asasi karena ia
mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi daripada
kekuasaan raja.
. PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak rakyat
beserta jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan
parlemen pada tahun 1628.
HOBEAS CORPUS ACT
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang penahanan
seseorang dibuat pada tahun 1679.
BILL OF RIGHTS
Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima
parlemen Inggris, yang isinya mengatur tentang kebebasan berpendapat dan beragama.
3. Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak alam,seperti hak
atas hidup, kebebasan, dan milik (life, liberty, and property) mengilhami sekaligus
menjadi pegangan bagi rakyat Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa Inggris
pada tahun 1776. Pemikiran John Locke mengenai hak hak dasar ini terlihat jelas dalam
Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang dikenal dengan DECLARATION OF
INDEPENDENCE OF THE UNITED STATES.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli 1776, suatu
deklarasi kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian,
merupakan pula piagam hak hak asasi manusia karena mengandung pernyataan Bahwa
sesungguhnya semua bangsa diciptakan sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua
manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup, kemerdekaan, dan kebebasan untuk
menikmati kebhagiaan.
Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika sebagai
negara yang memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam
konstitusinya, kendatipun secara resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya sejak
masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa presiden Thomas Jefferson presiden Amerika
9
Serikat lainnya yang terkenal sebagai pendekar hak asasi manusia adalah Abraham
Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy Carter.
Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang empat kebebasan yang
diucapkannya di depan Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :
o Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and expression).
o Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya (freedom of
religion).
o Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
o Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want).
Kebebasan- kebebasan tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan dari kekejaman dan
penindasan melawan fasisme di bawah totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan Italia.
Kebebasan kebebasan tersebut juga merupakan hak (kebebasan) bagi umat manusia
untuk mencapai perdamaian dan kemerdekaan yang abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini
pada hakikatnya merupakan tiang penyangga hak-hak asasi manusia yang paling pokok
dan mendasar.
4. Hak Asasi Manusia di Prancis
Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada awal
Revolusi Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan rezim
lama. Naskah tersebut dikenal dengan DECLARATION DES DROITS DE LHOMME
ET DU CITOYEN yaitu pernyataan mengenai hak-hak manusia dan warga negara.
Pernyataan yang dicetuskan pada tahun 1789 ini mencanangkan hak atas kebebasan,
kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan (liberte, egalite, fraternite).
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis yang
berada di Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan tersusunnya
Declaration des Droits de Ihomme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791, semua hak-
hak asasi manusia dicantumkan seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang kemudian
ditambah dan diperluas lagi pada tahun 1793 dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793
dan 1795. revolusi ini diprakarsai pemikir pemikir besar seperti : J.J. Rousseau, Voltaire,
serta Montesquieu.
5. Hak Asasi Manusia oleh PBB
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hak-hak
asasi manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-
Bangsa yang terdiri dari 18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia
(commission of human right). Sidangnya dimulai pada bulan januari 1947 di bawah
pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian, tanggal 10 Desember 1948
Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris menerima baik hasil
kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN
RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30
pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan
persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap
tanggal 10 Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.
6. Hak Asasi Manusia di Indonesia
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang
artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila.
Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut
harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah
10
Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti
melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan-
ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal
ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara
multak tanpa memperhatikan hak orang lain.Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik
Indonesia,yakni:
Undang Undang Dasar 1945
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
7. Hak Asasi Manusia Menurut Islam
Petunjuk Ilahi yang berisikan hak dan kewajiban telah disampaikan pada umat manusia
dari manusia itu ada. Diutusnya manusia pertama ke dunia mengindikasikan Allah telah
memberi petunjuk kepada umat manusia. Lalu ketika umat manusia lupa dengan petunjuk
tersebut, Allah mengutus Nabi dan rasul-Nya agar dapat mengingatkan mereka tentang
keberadaan-Nya. Nabi Muhammad diutus untuk umat manusia sebagai nabi terakhir agar
menyampaikan dan memberi teladan kehidupan yang sempurna kepada seluruh umat
manusia sesuai dengan jalan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa menurut pandangan
Islam, konsep HAM bukan hasil dari pemikiran manusia, tetapi merupakan hasil dari
wahyu Ilahi yang diturunkan melalui para nabi dan rasul sejak permulaan umat manusia di
atas bumi.
Aspek khas dalam konsep HAM Islami adalah tidak adanya orang lain yang dapat
memaafkan pelanggaran hak-hak jika pelanggaran itu terjadi atas seorang yang harus
dipenuhi haknya. Bahkan suatu negara islam pun tidak dapat memaafkan pelanggaran
HAM tersebut dan harus memberikan sanksi kecuali bila pihak yang dilanggar HAM-nya
memaafkan pihak yang melanggar tersebut.
Dalam rangka memperingati abad ke-15 H, pada tanggal 12 Dzulkaidah atau 19
September 1981 para ahli hukum Islam mengemukakan UNIVERSAL ISLAMIC
DECLARATION OF HUMAN RIGHTS yang diangkat dari Alquran dan sunah
Rasulullah SAW. Pernyataan HAM menurut ajaran islam ini terdiri XXIII bab dan 63
pasal yang meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia.
D. Perbedaan Prinsip antara Konsep HAM dalam Pandangan Islam dan Barat
Ada perbedaan prinsip antara hak asasi musia dilihat dari sudut pandang barat dan
islam. Menurut pemikiran barat, hak asasi manusia semta-mata bersifat antroposentris
yaitu segala sesuatu berpusat pada manusia. Dengan demikian, manusia yang sangat
dipentingkan. Sebaliknya, dilihat dari sudut pandang Islam, hak-hak asasi manusia bersifat
teosentris. Yaitu segala sesuatu berpusat kepada Tuhan. Dengan demikian Tuhan yang
sangat dipentingkan. A.K. Brohi mengatakan: berbeda dengan pendekatan barat, strategi
islam sangat mementingkan penghargaan kepada hak-hak asasi dan kemerdekaan dasar
manusia sebagai sebuah aspek kwalitas dari kesadaran keagamaan yang terpatri didalam
hati, pikiran dan jiwa para penganutnya. Perspektif islam sungguh-sunggguh bersifat
teosentris.
Pemikiran barat menempatkan manusia pada posisis sebagai tolak ukur segala
sesuatu, didalm Islam melalui firman-Nya Allah yang menjadi tolak ukur segala sesuatu,
sedangkan manusia hanyalah ciptaan Allah untuk mengabdi kepada-Nya. Disinilah letak
11
perbedaan yang fundamental antara hak-hak asasi manusia menurut pemikiran barat
dengan menurut pola ajaran Islam. Makna dari teosentris bagi masyarakat Islam adalah
manusia harus meyakaini ajaran pokok Islam yang dirumuskan pada dua kalimat syahadat.
Yakni pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya.
Setelah itu manusia baru melakukan perbuatan- perbuatan baik menurut keyakinan
tersebut.
Petunjuk Ilahi yang berisikan hak dan kewajiban telah disampaikan pada umat
manusia dari manusia itu ada. Diutusnya manusia pertama ke dunia mengindikasikan
Allah telah memberi petunjuk kepada umat manusia. Lalu ketika umat manusia lupa
dengan petunjuk tersebut, Allah mengutus Nabi dan rasul-Nya agar dapat mengingatkan
mereka tentang keberadaan-Nya. Nabi Muhammad diutus untuk umat manusia sebagai
nabi terakhir agar menyampaikan dan memberi teladan kehidupan yang sempurna kepada
seluruh umat manusia sesuai dengan jalan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa menurut
pandangan Islam, konsep HAM bukan hasil dari pemikiran manusia, tetapi merupakan
hasil dari wahyu Ilahi yang diturunkan melalui para nabi dan rasul sejak permulaan umat
manusia di atas bumi.
Apabila prinsip Universal Declaration of Human Rights dibandingkan dengan Hak
asasi manusia menurut islam, maka dalam Alquran dan sunah rasul akan dijumpai berikut
ini,
a. Martabat Manusia. Dalam Alquran disebutkan bahwa manusia mempunyai kedudukan
dan martabat yang tinggi (Q.S 17:70, 17:33, 5:32, dll)
b. Prinsip persamaan. Bahwa sebenarnya semua manusia itu sama yang membedakan
hanyalah imannya (Q.S 49:13)
c. Prinsip kebebasan berpendapat. Islam memberikan kesempatan untuk bebas berpendapat
asalkan tidak bertentangan dengan prinsip islam.
d. Prinsip kebebasan beragama. Al quran menyatakan tidak boleh ada paksaan dalam
beragama dan menjunjung tinggi kebebasan beragama (Q.S 2:256, 50:45, 88:22)
e. Hak atas Jaminan Sosial. Di dalam Alquran banyak dijumpai ayat-ayat yang menjamin
tingkat dan kualitas hidup minimum bagi masyarakat (QS 51:19, 70:24, 104:2, 2:273,
9:60, dll)
f. Hak atas harta benda. Dalam islam hak milik seseorang sangat dijunjung tinggi.
2.3 Demokrasi
A. Pengertian demokrasi
Secara umum demokrasi adalah suatu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan
suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas
negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Pada intinya, yang banyaklah
yang menang dan yang banyak dianggap sebagai suatu kebenaran.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga
jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg
sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini
diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol
berdasarkan prinsip checks and balances.
Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah
yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif,
12
lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan
lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan
menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh
masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat
yang diwakilinya (konstituante) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan
umumlegislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.
Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Demokrasimenempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu
negara umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica dengan kekuasaan negara
yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika
fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata
tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan
absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya
kekuasaan berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan
tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa
kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus
ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan
mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi
kekuasaan lembaga negara tersebut.
B. Sejarah Demokrasi
Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk sederhana dari
demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia. Ketika itu, bangsa Sumeria
memiliki beberapa negara kota yang independen. Di setiap negara kota tersebut para
rakyat seringkali berkumpul untuk mendiskusikan suatu permasalahan dan keputusan pun
diambil berdasarkan konsensus atau mufakat.
Barulah pada 508 SM, penduduk Athena di Yunani membentuk sistem pemerintahan
yang merupakan cikal bakal dari demokrasi modern. Yunani kala itu terdiri dari 1.500
negara kota (poleis) yang kecil dan independen. Negara kota tersebut memiliki sistem
pemerintahan yang berbeda-beda, ada yang oligarki, monarki, tirani dan juga demokrasi.
Diantaranya terdapat Athena, negara kota yang mencoba sebuah model pemerintahan yang
baru masa itu yaitu demokrasi langsung. Penggagas dari demokrasi tersebut pertama kali
adalah Solon, seorang penyair dan negarawan. Paket pembaruan konstitusi yang ditulisnya
pada 594 SM menjadi dasar bagi demokrasi di Athena namun Solon tidak berhasil
membuat perubahan. Demokrasi baru dapat tercapai seratus tahun kemudian oleh
Kleisthenes, seorang bangsawan Athena. Dalam demokrasi tersebut, tidak ada perwakilan
dalam pemerintahan sebaliknya setiap orang mewakili dirinya sendiri dengan
13
mengeluarkan pendapat dan memilih kebijakan.]Namun dari sekitar 150,000 penduduk
Athena, hanya seperlimanya yang dapat menjadi rakyat dan menyuarakan pendapat
mereka.
Demokrasi ini kemudian dicontoh oleh bangsa Romawi pada 510 SM hingga 27 SM.
Sistem demokrasi yang dipakai adalah demokrasi perwakilan dimana terdapat beberapa
perwakilan dari bangsawan di Senat dan perwakilan dari rakyat biasa di Majelis.
Hukum, HAM, dan demokrasi adalah tiga konsep yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini
dikarenakan salah satu syarat utama terwujudnya demokrasi ialah adanya penegakkan
hukum dan perlindungan HAM. Demokrasi akan rapuh apabila HAM setiap masyarakat
tidak terpenuhi. Sedangkan pemenuhan dan perlindungan HAM dapat terwujud apabila
hukum ditegakkan. Dalam ajaran Islam, hukum, HAM dan ddemokrasi disebutkan dengan
jelas di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan demikian manusia sebagai khalifah
Allah dimuka bumi ini dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan benar apabila ia
seelalu berpegang pada aturan-aturan pada Al-Quran dan As-Sunnah.
14
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.
2. Demokrasi menurut Islam bisa diartikan seperti musyawarah, mendengarkan pendapat
orang lain dalam suatu forum untuk mencapai keputusan dengan mengedepankan nilai
nilai keagamaan.
3. HAM adalah hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia ada di dalam kandungan.
4. HAM dalam Islam didefinisikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu dan kew ajiban
bagi negara dan individu untuk menjaganya
5. Hukum menurut Islam bisa diartikan sebagai hukum yang terdapat dalam sumber-sumber
seperti Al-Quran dan Al-Hadist.
Saran:
1. Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara demokrasi di
Indonesia dan demokrasi Islam dan dapat melihat sisi baik dan buruknya.
2. Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat memahami pentingnya HAM dalam
kehidupan kita dan kewajiban kita untuk menjaganya.
3. Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara hukum islam dan
hukum yang berlaku di Indonesia dan dapat melihat perbedaannya.
16
Daftar Pustaka
Azra, Azyumardi, dkk.2002. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta:
dir. Perguruan Tinggi Agama Islam
Fanani, Sunan. 2010. Lembar Kerja Mahasiswa Pendidikan Agama Islam. Sidoarjo: PT. Al
Maktabah.
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Materi instruksional pendidikan agama islam di perguruan tinggi
umum. Jakarta : dir. Pt. agama Islam
17