Anda di halaman 1dari 31

Tugas Jurnal Penerapan Sistem Fuzzy

Penerapan Logika Fuzzy Metode Sugeno untuk Sistem


Pendukung Keputusan Prakiraan Cuaca

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Artificial Intellegence
Semester 6

PEMBIMBING:
Moechammad Sarosa, Dipl.Ing., MT., Dr

Disusun oleh :

Kelompok 8
JTD-3C

Debby Rachmawati Dewi 06 1441160043


Ulfa Dwi Febrianty Yolanda 23 1441160067

Program Studi Jaringan Telekomunikasi Digital


Jurusan Teknik Elektro
POLITEKNIK NEGERI MALANG
Jalan Soekarno-Hatta No. 9, PO.BOX 04 Malang 65141 Jawa Timur -
Indonesia
Telp. (0341) 404424, 404425 Fax. (0341) 404420

2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan kemajuan kehidupan manusia pada bidang teknologi,
khususnya teknologi informasi dan komunikasi, kemajuan teknologi semakin
memanjakan kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan
primer maupu kebutuhan sekunder. Seperti contoh, pada beberapa stasiun televisi
lokal maupun nasional menyajikan prakiraan cuaca terkini sehingga masyarakat
dapat mengetahui kondisi cuaca pada hari itu juga. Prakiraan cuaca merupakan
salah satu produk kemajuan teknologi dalam bidang kecerdasan buatan.
Namun, seiring berkembangnya waktu, pastilah terdapat kelemahan-
kelemahan suatu aplikasi dari tahun ke tahun sehingga memicu untuk melakukan
penelitian lebih lanjut terkait bidang kecerdasan buatan dalam hal prakiraan cuaca.
Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi cuaca seperti arah mata angin,
posisi bumi terhadap matahari, dan posisi bulan terhadap bumi. Sesuai dengan
Stasiun Meteorologi Klas I Cengkareng prakiraan cuaca dipengaruhi oleh tiga
variable input yaitu gaya uap air atau SWEAT (Severe Weather Threat), energi
potensial uap air terangkat vertical atau CAPE (Convective Available Potential
Energy), ketersediaan uap air pada ketinggian tertentu atau RH (Relative
Humudity at 700 mb).
Dengan adanya faktor-faktor prakiraan cuaca dan badai guntur secara
ilmiah dari Stasiun Meterorologi Kelas I Cengkareng, maka muncul ide untuk
membuat suatu aplikasi sistem pendukung keputusan terkomputerisasi untuk
melakukan prakiraan cuaca. Dengan judul Penerapan Logika Fuzzy Metode
Sugeno untuk Sistem Pendukung Keputusan Prakiraan Cuaca penelitian ini
dilakukan dengan harapan dapat menjawab berbagai tantangan kemajuan
teknologi saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah :
1. Mengimplementasikan Logika Fuzzy Metode Sugeno untuk Sistem Pendukung
Keputusan Prakiraan Cuaca.
2. Pengujian dan analisa hasil dari implementasi Logika Fuzzy Metode Sugeno
terhadap objek penelitian serta melakukan perhitungan tingkat akurasi hasil
penelitian.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :
1. Menerapkan Logika Fuzzy Metode Sugeno untuk prakiraan cuaca Wilayah
Cengkareng Jakarta Selatan.
2 Melakukan pengujian akurasi dari penelitiaan ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Meteorologi dan Klimatologi


Meteorologi merupakan ilmu yang mempelajari atmosfer, khususnya
bagian bawah, yang mana gejala cuaca dan iklim terjadi, sedangkan klimatologi
seperti halnya meteorologi, yaitu ilmu tentang atmosfer. Perbedaanya terletak
pada fokus kajiannya. Meteorologi lebih menitikberatkan pada proses atmosfer,
sedangkan klimatologi lebih memusatkan pada hasil proses atmosfer [TJA-99:34].

2.1.1 Prakiraan cuaca


Prakiraan cuaca merupakan suatu hasil kegiatan pengamatan kondisi fisis
dan dinamis udara dari berbagai tempat pengamatan yang kemudian dikumpulkan,
dimana kumpulan tersebut yaitu kumpulan hasil pengamatan dilakukan secara
matematis dengan memperhatikan ruang dan waktu kecenderungan kondisi fisis
udara sedemikian rupa sehingga dihasilkan suatu prakiraan. [ZAK-08]

2.2 Logika Fuzzy


Menurut Asus Naba, logika fuzzy adalah: Sebuah metodologi berhitung
dengan variabel kata-kata (linguistic variable) sebagai pengganti berhitung dengan
bilangan. Kata-kata digunakan dalam fuzzy logic memang tidak sepresisi bilangan,
namun kata-kata jauh lebih dekat dengan intuisi manusia [NAB-2009]. Secara
umum ada beberapa konsep sistem logika fuzzy , sebagai berikut dibawah ini:

a. Himpunan tegas yang merupakan nilai keanggotaan suatu item dalam


suatu himpunan tertentu.
b. Himpunan fuzzy yang merupakan suatu himpunana yang digunakan
untuk mengatasi kekakuan dari himpunan tegas.
c. Fungsi keanggotaan yang memiliki interval 0 sampai 1
d. Variabel linguistic yang merupakan suatu variabel yang memiliki nilai
berupa kata-kata yang dinyatakan dalam bahasa alamiah dan bukan
angka.
e. Operasi dasar himpunan fuzzy merupakan operasi untuk
menggabungkan dan atau memodifikasi himpunan fuzzy.
f. Aturan (rule) if-then fuzzy merupakan suatu pernyataan if-then, dimana
beberapa kata-kata dalam pernyataan tersebut ditentukan oleh fungsi
keanggotaan.

Dalam proses pemanfaatan logika fuzzy, memerlukan proses inferensi fuzzy


yaitu proses yang melibatkan fungsi keanggotaan, operasi logika, serta aturan IF-
THEN. Hasil dari proses ini akan menghasilkan sebuah sistem yang disebut
dengan FIS (Fuzzy Inferensi System). Dalam logika fuzzy tersedia beberapa jenis
FIS diantaranya adalah Mamdani, Sugeno, dan Tsukamoto.

2.2.1 Struktur Dasar Logika Fuzzy

Gambar 2.1 Blok Diagram Logika Fuzzy


Sumber : [NUG-10:5]

Berdasarkan gambar 2.1, dalam system logika fuzzy terdapat beberapa tahapan
operasional yang meliputi[NUG-10:5]:
1. Fuzzifikasi
Fuzzifikasi adalah suatu proses pengubahan nilai tegas yang ada ke dalam
fungsi keanggotaan.
2. Penalaran (Inference Machine)
Mesin penalaran adalah proses implikasi dalam menalar nilai masukan
guna penentuan nilai keluaran sebagai bentuk pengambilan keputusan.
Salah satu model penalaran yang banyak dipakai adalah penalaran max-
min. Dalam penalaran ini, proses pertama yang dilakukan adalah
melakukan operasi min sinyal keluaran lapisan fuzzifikasi, yang diteruskan
dengan operasi max untuk mencari nilai keluaran yang selanjutnya akan
didefuzzifikasikan sebagai bentuk keluaran.
3. Aturan Dasar (Rule Based)
Aturan dasar (rule based) pada control logika fuzzy merupakan suatu
bentuk aturan relasi Jika-Makaatau if-then seperti berikut ini:
if x is A then y is B dimana A dan B adalah linguistic values yang
didefinisikan dalam rentang variabel X dan Y. Pernyataan x is A disebut
antecedent atau premis. Pernyataan y is B disebut consequent atau
kesimpulan.
4. Defuzzifikasi
Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh
dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan
merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Sehingga
jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range tertentu, maka harus
dapat diambil suatu nilai crisp tertentu.

2.3 Metode Sugeno


Fuzzy metode sugeno merupakan metode inferensi fuzzy untuk aturan
yang direpresentasikan dalam bentuk IF THEN, dimana output (konsekuen)
sistem tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan
linear [KUS-02:98]. Metode ini diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno Kang pada
tahun 1985. Model Sugeno menggunakan fungsi keanggotaan Singleton yaitu
fungsi keanggotaan yang memiliki derajat keanggotaan 1 pada suatu nilai crisp
tunggal dan 0 pada nilai crisp yang lain.Untuk Orde 0 dengan rumus :

IF (x1 is a1) (x2 is A2) (xn is An)


THEN z= k,

dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke i sebagai antaseden (alasan), adalah


operator fuzzy (AND atau OR) dan k merupakan konstanta tegas sebagai
konsekuen (kesimpulan).
Sedangkan rumus Orde 1 adalah:

IF (x1 is a1) (x2 is A2) (xn is An)


THEN z = p1*x1++pn*xn+q,

dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke i sebagai antaseden, adalah operator fuzzy


(AND atau OR), pi adalah konstanta ke i dan q juga merupakan konstanta dalam
konsekuen.

2.4 Sistem Pengambilan Keputusan


SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan
mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan
pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai
mengevaluasi pemilihan alternatif.
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN

Untuk lebih jelas dalam memahami alur penelitian dan cara kerja sistem yang
akan dibangun, dapat dilihat pada flowchar berikut.

Mulai

Studi Literatur

Metode Pengambilan Data

Analisa Kebutuhan

Perancangan

Implementasi

Pengujian

Pengambilan Kesimpulan dan


Saran

Selesai

3.1 Metode Pengambilan Data


Pada penelitiaan ini data yang digunakan adalah data dari Stasiun
Meteorologi Klas I Cengkareng Jakarta Selatan. Data pada Stasiun Meteorologi
Klas I Cengkareng adalah data hasil pengamatan Radiosonde (Rason), yaitu data
yang diperoleh dengan cara menerbangkan setiap dua belas (12) jam sekali sebuah
alat elektronik yang memiliki pemancar untuk mendeteksi dinamika atmosfer.
Dengan dilakukannya pengamatan rason tiap 12 jam, maka sebagian
output data pengamatan rason tersebut setidaknya dapat digunakan untuk
memprakirakan kondisi cuaca. Data inilah yang disimpan pada database dan
nantinya diproses menggunakan Logika Fuzzy Metode Sugeno
3.2 Analisa Kebutuhan
Untuk memperoleh data pada penelitian ini, dibutuhkan tinjauan langsung di
lapangan terhadap objek penelitian. Adapun hasil tinjauan langsung ke lapangan
menghasilkan sebagai berikut :
a. Variabel yang digunakan untuk melakukan prakiraan cuaca antara lain :
1. Gaya angkat uap air itu sendiri atau SWEAT (Severe Weather Threat).
2. Energi potensial yang memungkinkan uap air terangkat secara vertikal atau
CAPE (Convective Available Potential Energy)
3. Ketersediaan uap air pada ketinggian tertentu di atmosfer atau RH 700
(Relative Humidity at 700 mb).
b. Mekanisme pemberian nilai data.
Mekanisme pemberian nilai ini dilakukan oleh Stasiun Meteorologi Klas
I Cengkareng Jakarta Selatan. Selain itu juga menggunakan Hardware
dan Software yang mendukung, seperti :

a. Perangkat Keras (Hardware)


perangkat keras yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah :
1. Processor Intel Core i3, 2,4Ghz
2. RAM 2048 MB
3. Harddisk 300 GB
4. Monitor 14.

b. Perangkat Lunak (Software)


perangkat lunak yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah :
1. Operating System Windows 7 32bit.
2. XAMPP 1.7.2 sebagai Database Management System (DBMS).
3. Bahasa Pemrograman C#.
4. Visual Studio 2010 sebagai programming language editor.

3.3 Perancangan Sistem


3.3.1 Deskripsi Umum Sistem
Cara kerja dari sistem ini dapat dibagi menjadi dua proses, proses
pertama adalah proses perolehan data yang dilakukan oleh Staisun
Meterorologi Klas I Cengkareng dan proses yang kedua adalah proses
pengolahan data mentah menggunakan Logika Fuzzy Metode Sugeno.
Pemancaran tersebut menghasilkan data terkait cuaca, proses pengamatan
ini disebut dengan pengamatan Radiosonde (rason).
Selain proses perolehan data mentah, terdapat juga proses pengolahan data
mentah menggunakan Logika Fuzzy Metode Sugeno. Proses fuzzyfikasi
merupakan tahapan untuk menghitung data mentah sesuai dengan aturan
(rule) yang sudah ada. Data tersebut mencangkup gaya angkat uap air itu
sendiri atau SWEAT (Severe Weather Threat), energi potensial yang
memungkinkan uap airterangkat secara vertikal atau CAPE (Convective
Available Potential Energy), ketersediaan uap air pada ketinggian tertentu
di atmosfer atau RH 700 (RelativeHumidity at 700 mb).
3.3.2 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan
Penelitian ini berfokus pada pembuatan sistm pendukung keputusan
untuk memprediksi cuaca menggunakan Fuzzy Inference System Metode
Sugeno Ordo 0. Pada subbab ini menjelaskan arsitektur SPK yang akan
dibangun sehingga dapat diketahui subsistem yang terikat pada SPK yang
akan dibuat. Adapaun arsitektur Sistem Pendukung Keputusan Prediksi Cuaca
dapat dilihat sebagai berikut.

Pada arsitektur di atas terdapat data eksternal dan internal yang memiliki
hubungan dengan Data Radiosonde. Data Radiosonde ini mewakili Data
Management yang berfungsi sebagai manajemen database. Selain itu terdapa pula
Fuzzy Inference System Metode Sugeno Ordo 0 yang mewakili Model
Management. Kemudian terdapat antarmuka pengguna atau akrab dengan sebutan
Graphical User Interface (GUI) yang mewakili komponen Communication,
komponen ini berfungsi sebagai antarmuka atau penghubung interaksi antara
pengguna dengan mesin.

3.3.3 Diagram Blok


Diagram blok merupakan visualisasi cara kerja sistem secara keseluruhan,
baik sistem pada Logika Fuzzy Metode Sugeno maupun sistem pada proses
pengamatan Radiosonde (rason). Adapun diagram blok dapat dilihat sebagai
berikut.

Diagram blok diatas menjelaskan alur kerja Metode Sugeno memroses


data numerik hasil dari pengamatan Radiosonde (rason).
3.4 Analisis Kebutuhan Perangkat lunak
Diperoleh dari beberapa parameter seperti gaya angkat uap air, energi
potensial, ketersediaan uap air, dan lain sebagainya.
3.4.1 Identifikasi Aktor
3.4.2 Daftar Kebutuhan
Adapun kebutuhan informasi yang diperlukan oleh sistem ini dapat dilihat
pada tabel berikut :

Untuk kebutuhan aplikasi yang berkaitan dengan fungsi yang


harus
mampu dikerjakan oleh perangkat lunak adalah :
1. Aplikasi yang menganalisis prakiraan cuaca
2. Aplikasi yang menganalisis keberhasilan sistem
3. Aplikasi yang menampilkan proses fuzzyfikasi untuk Sistem Pendukung
Keputusan Prediksi Cuaca
Selain itu, kebutuhan non fungsional aplikasi Sistme Pendukung
Keputusan Prediksi Cuaca pada tabel 3.x.
3.4.3 Data Flow Diagram
DFD menggambarkan komponen-komponen sebuah sistem, aliran-aliran
data dimana komponen-komponen tersebut, asal, tujuan, dan penyimpanan data
dari sistem pendukung keputusan prakiraan cuaca dan memiliki beberapa level
dalam permodelan diagram diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Diagram Konteks
Diagram konteks adalah khusus DFD (bagian dari DFD yang berfungsi
memetakan model lingkungan), yang dipresentasikan dengan lingkaran
tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. Pada diagram konteks ini
melibatkan 3 entitas yaitu,
1. Sistem Pendukung Keputusan yaitu sistem yang bertujuan mengelola serta
menganalis prakiraan cuaca sesuai dengan input data yang diberikan.
2. Operator yaitu pengguna yang menginputkan output dari data rason untuk
kemudian dianalisis sebagai sistem pendukung keputusan prakiraan cuaca.
3. Manager yaitu menerima hasil keputusan prakiraan cuaca serta menerima
laporan mengenai persentase keberhasilan sistem pendukung keputusan
ini.

Gambar Context Diagram


2. Perancangan Sistem Pendukung Keputusan
Penelitian ini berfokus pada pembuatan sistm pendukung keputusan untuk
memprediksi cuaca menggunakan Fuzzy Inference System Metode Sugeno Ordo 0.
Adapaun arsitektur Sistem Pendukung Keputusan Prediksi Cuaca dapat dilihat pada
gambar berikut.
Pada arsitektur di atas terdapat data eksternal dan internal yang memiliki
hubugnan dengan Data Radiosonde. Data radiosonde ini mewakili
DataManagement yang berfungsi sebagai manajemen database. Selain itu terdapa
pula Fuzzy Inference System Metode Sugeno Ordo 0 yang mewakili Model
Management. Kemudian terdapat antarmuka pengguna atau akrab dengan sebutan
Graphical User Interface (GUI) yang mewakili komponen Communication,
komponen ini berfungsi sebagai antarmuka atau penghubung interaksi antara
pengguna dengan mesin.

3.4.4 Antarmuka Pengguna


Antarmuka digunakan sebagai media komunikasi dan interaksi antara
sistem dengan pengguna. Antarmuka yang dirancang harus mewakili fungsional
yang ada pada perancangan sistem sehingga antarmuka yang digunakan dapat
mengakomodasi kebutuhan sistem. Untuk lebih jelas, berikutmenu-menu yang
ada.
Halaman Login
Halaman login memiliki fungsi sebagai halaman untuk mengototentikasi
username dan password seluruh user baik administrator, manajer, maupun
user.
Halaman Aturan Kombinasi
Menu aturan kombinasi memiliki fungsi untuk menyimpanan aturan
kombinasi yang diinputkan oleh pengguna. Pengguna harus memasukkan
pilihan aturan kombinasi dan constanta pada combobox dan textfield yang
sudah disediakan. Setelah memasukkan aturan kombinasi maka disimpan
dengan cara menyimpan tombol simpan. Setelah proses penyimpanan
berhasil, aturan kombinasi ditampilkan pada tabel yang telah tersedia pada
gambar berikut.

Halaman Penyimpanan Data Radiosonde

Halaman penyimpanan Data Radiosonde merupakan halaman yang memiliki


fungsi untuk memasukkan dan menyimpan nilai SWEAT, CAPE, RH 700
untuk dijadikan data latih. Pada menu ini terdapat beberapa komponen GUI
yang berfungsi untuk membuka data latih pada excel. Data yang akan
dibuka adalah Data Radiosonde (Rason) Staisun Meteorologi Kelas I
Cengkareng Bulan Januari 2009.
Halaman Perhitungan
Halaman perhitungan memiliki fungsi untuk melakukan perhitungan Fuzzy
Inference System Metode Sugeno Ordo 0. Pada halaman ini, pengguna
harusmemasukkan nilai variabel masukkan atau data uji pada textfield yang telah
tersedia

Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rancangan sistem dan
rancangan proses yang telah ada. Selain mengacu terhadap rancangan sistem
dan rancangan proses, implementasi sistem juga dijalankan sesuai dengan
kebutuhan perangkat lunak yang digunakan yaitu Bahasa Pemrograman
JAVA dengan Database ServerXAMPP (MySQL).
Pengujian
Pengujian dilakukan untuk mengetahui keberhasilan aplikasi Sistem
Pendukung Keputusan Prakiraan Cuaca ini. Pengujian dilakukan dengan cara
melakukan perhitungan menggunakan Fuzzy Inference System Metode Sugeno
Ordo 0. Pengujian melibatkan data dan aturan kombinasi yang digunakan
olehStaisun Meteorologi Klas I Cengkareng.
Setelah mendapatkan hasil akhir, dilakukan proses uji akurasi yaitu proses
pencocokan hasil akhir dari SPK dengan perhitungan yang dilakukan oleh Stasiun
Meteorologi Klas I Cengkareng. Hasil uji akurasi didapatkan dalam bentuk
persentase.
BAB IV
IMPLEMENTASI
Pada implementasi ini menjelaskan berbagai macam implementasi dari
komponen yang terlibat pada penelitian ini yaitu implementasi algortima dan
implementasi antarmuka.

4.1 Spesifikasi Sistem


Penelitian ini merupakan penelitian yang berfokus pada pengembangan
sistem pendukung keputusan di bidang cuaca. Selain membutuhkan data penelitian
yang bersumber Stasiun Meteorologi Kelas I Cengkareng Jakarta Pusat,
dibutuhkan juga perangkat pendukung agar penelitian ini dapat diterapkan dengan
baik dan benar. Perangkat pendukung yang dibutuhkan dibagi menjadi dua yaitu
perangkat keras dan perangkat lunak.

4.1.1 Spesifikasi Perangkat Keras


Penerapan Logika Fuzzy Metode Sugeno untuk Sistem Pendukung
Keputusan Prakiraan Cuaca ini membutuhkan perangkat keras sebagai media fisik
sebagai sarana pendukung utama. Spesifikasi perangkat keras dapat dilihat pada
tabel berikut

Nomor Nama Komponen Spesifikasi

1 Processor Processor Intel Core i3, 2,4Ghz


2 Memory (RAM) RAM 2048 MB
3 Harddisk 300 GB
4 Monitor 14
4.1.2 Spesifikasi Perangkat Lunak
Selain membutuhakn perangkat keras sebagai media fisik untuk
mendukung implementasi penelitian ini, dibutuhkan juga perangkat lunak sebagai
sarana non-fisik untuk pembuatan program dan database. Spsesifikasi perangkat
linak dapat dilihat pada tabel berikut.

Nomor Nama Komponen Spesifikasi


1 Operating System Windows 7 32 bit
2 Database Management System XAMPP 1.7.2
3 Programming Language C#
4 Programming Editor Visual Stuiio 2010

4.2 Batasan Implementasi


Batasan implementasi merupakan subbab yang menjelaskan tentang
batasan ruang lingkup Sistem Pendukung Keputusan Prakiraan Cuaca. Batasan
ruang lingkup dapat berupa batasan penggunaan data, batasan penggunaan media,
maupun batasan penggunaan metode. Untuk lebih jelas, berikut batasan
implementasi dari penelitian ini :
1. Sistem Pendukung Keputusan Prakiraan Cuaca dirancang dan dibangun
berbasiskan desktop (Desktop Based).
2. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Fuzzy Inference System
Metode Sugeno Ordo 0.
3. Data yang digunakan adalah data dari Staisun Meteorologi Kelas I
Cengkareng.

4. Variabel masukkan yang digunakan adalah tiga variable masukkan.


5. Data latih yang digunakan adalah data dari pengamanatan Radiosone bulan
januari 2009.
6. Aturan kombinasi yang digunakan diperoleh dari Stasiun Meteorologi Kelas I
Cengkareng.
4.3 Implementasi Algoritma
Sistem Pendukung Keputusan ini mempunyai beberapa proses
utama yaitu proses login, proses pembentukan rule, Proses prakiraan
cuaca, dan proses pengujian.
4.3.1 Implementasi Algoritma Proses Login
Pada proses ini, user diminta menginputkan username dan
password. Kemudian data user akan diverifikasi apakah data tersebut ada
atau tidak didalam database. Jika data user valid, maka user akan dialihkan
ke form menu utama dan jika tidak, maka user akan muncul peringatan dan
user diminta menginputkan kembali username dan passwordnya. Berikut
merupakan implementasi algoritma login
4.3.2 Implementasi Algoritma Proses Pembentukan Rule
Pada proses ini dilakukan pengelolaan data rule dimana rule akan
disimpan didalam database. Kemudian dilakukan pembobotan untuk
setiap rule sesuai dengan variable dan kriteria nya masing-masing.
Berikut ini merupakan implementasi algoritma pembentukan rule.
4.3.3 Implementasi Algoritma Proses Prakiraan Cuaca
Pada proses ini dilakukan proses fuzzifikasi dengan menginputkan
variable-variabel cuaca. Nilai untuk masing-masing variabel digunakan
menghasilkan nilai Z sebagai parameter penentuan prakiraan cuaca. Data
cuaca dan prakiraan kemudian di simpan didalam database untuk sewaktu-
waktu bias dilakukan pencarian data. Berikut ini merupakan implementasi
algoritma peramalan cuaca.
4.3.4 Implementasi Algoritma Proses Pengujian
Pada proses ini dilakukan pengujian terhadap keakuratan sistem.
Keakuratan ini dinilai berdasarkan seberapa besar persentasi kebenaran
sistem dalam prakiraan cuaca dibandingkan dengan fakta yang ada.
Berikut ini merupakan implementasi algoritma pengujian.

4.4 Implementasi Antar Muka

Implementasi antarmuka Sistem Pendukung Keputusan Prakiraan


Cuaca dibagi menjadi dua bagian yaitu halaman login dan halaman user.
4.4.1 Tampilan Halaman Login

Halaman Login merupakan halaman yang akan mengidentifikasi


pengguna Sistem Pendukung Keputusan. Dalam hal ini hanya user
Authorized yang dapat mengakses keseluruhan sistem. Pengguna dapat
memulai Login dengan memasukan username dan password pada kolom
isian yang tersedia. Klik tombol
Login pada form, maka sistem akan memverifikasi apakah user ini
Authorized atau tidak.

4.4.2 Tampilan Halaman User

Setelah user berhasil melakukan login maka akan ditampilkan


halaman yang terdiri atas Menu Bar dan Frame kosong (Gambar 4.1).
Frame kosong pada menu utama berfungsi sebagai tempat menampilkan
Internal Frame yang terdapa pada konten menu bar. Menu Bar terdiri dari
Menu Data, Menu Implementasi, dan Menu User.(Gambar 4.2)

Gambar 4.1 Tampilan Halaman User


Sumber : Implementasi
Gambar 4.2 Tampilan Menu Bar
Sumber : Implementasi

1. Menu Data

Pada menu data terdapat tiga konten yaitu Variabel, Rule, dan
Kriteria (Gambar4.3). Apabila menu Variabel dipilih maka
akan menampilkan form Variabel yang digunakan untuk
melihat variabel masukan beserta ketentuan kriterianya (Gambar 4.4).

Gambar 4.3 Tampilan Menu Data


Sumber : Implementasi

Gambar 4.4 Tampilan Form Variable


Sumber : Implementasi
Form Rule digunakan untuk menginputkan kombinasi dari data variabel
yang nantinya akan dipakai saat pengujian. Pada Gambar 4.5 terdapat
empat inputan yang terdiri dari Kode Rule, SWEAT, CAPE, dan RH 700.
Selain itu beberapa tombol digunakan untuk menambahkan, mengedit,
menyimpan dan menghapus.

Gambar 4.5 Tampilan Form Rule


Sumber : Implementasi

Form Kriteria hanya menampilkan kriteria prakiraan cuaca yang


digunakan pada sistem ini (Gambar 4.6).

Gambar 4.6 Tampilan Form Kriteria


Sumber : Implementasi
2. Menu Implementasi

Pada menu Implementasi terdapat dua konten yaitu Pengujian dan Ramalan Cuaca
(Gambar 4.7). Pengujian digunakan untuk menilai seberapa akurat sistem pendukung
keputusan dari range pada tanggal tertentu (Gambar 4.8).

Gambar 4.7 Tampilan Menu Implementasi


Sumber : Implementasi

Gambar 4.8 Tampilan Form Pengujian


Sumber : Implementasi
Untuk form Prakiraan Cuaca digunakan untuk menetuka prakiraan cuaca pada hari
tertentu. Pada form terdapa beberapa kolom masukan seperti tanggal, jam, SWEET, CAPE,
RH 700. Pada Gambar 4.9 juga terdapat proses fuzzifikasi dimana akane mengubah nilai
Crisp ke nilai fuzzy.
Gambar 4.9 Tampilan Form Pengujian
Sumber : Implementasi

3. Menu User

Pada menu user hanya terdapat form User yang digunakan untuk menambahkan,
mengedit, dan menghapus user yang dapat diperoleh dari gambar berikut
BAB V
PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pada bab ini menjelaskan tentang pengujian dan analisis dari istem Pendukung
Keputusan Prakiraan Cuaca menggunakan Fuzzy Inference System Metode Sugeno Ordo 0.
Proses pengujian dibagi menjadi dua jenis yaitu\pengujian validasi dan pengujian akurasi.
5.1 Pengujian Validasi
Pengujian validasi merupakan pengujian untuk mengetahui sejauh mana sistem
berjalan sehingga dapat diketahui kinerja sistem dengan kebutuhan sistem yang telah
dirancang sebelumnya. Selain mengetahui kinerja sistem, pada pengujian validasi ini dapat
diketahui pula pola input, proses, dan output dari subsistem yang telah dibangun. Yaitu :
1. Pengujian log in
2. Pengujian sign up
3. Pengujian Pembuatan Aturan Kombinasi (Rule)
4. Pengujian Peramalan Cuaca
5. Pengujian Vefirikasi Hasil (Laporan)
5.2 Pengujian Akurasi
Pengujian akurasi dilakukan untuk mengetahui performa dari Sistem Pendukung
Keputusan untuk memberikan rekomendasi prakiraan cuaca dengan menerapkan logika
fuzzy metode sugeno. Untuk membandingkan sejauh mana kebenaran perhitungan yang
dilakukan pada jurnal dengan implementasi program adalah sebagai berikut.
a. Screen Shoot Data Pengujian

Form ini menampilkan dan inputan data SWEAT, CAPE, dan RH untuk
mengetahui ramalan cuaca sesuai dengan data yang diinputkan. Button simpan
berfungsi sebagai pemrosesan data dimana dilakukan proses fuzzyfikasi.
b. Screen Shoot Hasil Verifikasi Prakiraan Cuaca

Form ini menampilkan hasil uji verifikasi dimana akan didapatkan nilai z untuk kemudian
menentukan prakiraan cuaca. Kemudian data akan dibandingkan untuk mengetahui sejauh
mana prakiraan sesuai dengan kejadian sebenarnya. Selain itu, button verifikasiTK
merupakan button yang berfungsi menampilkan hasil prosentase tingkat ketepatan
prakiraan dibandingkan kondisi cuaca sebenarnya. Uji verifikasi menunjukkan ada 43
data yang tepat dari 58 data = 74,14 % dengan kategori baik. Hal ini berbeda dengan data
pada jurnal yang menunjukkan ada 44 data yang tepat.
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

a. Logika fuzzy dengan Metode Sugeno Orde 0 ini dapat diterapkan sebagai sistem
pendukung untuk memprakirakan cuaca, yang ditunjukkan berdasarkan hasil
pengolahan, analisa, dan pengujian akurasi terhadap data-data yang diteliti.

b. Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan dengan penerapan logika fuzzy metode sugeno
prakiraan cuaca telah dibuat sesuai perancangan dan dapat digunakan dalam
merekomendasikan prakiraan cuaca untuk mengambil keputusan.

c. Persentasi kebenaran pada uji verifikasi yang dilakukan secara manual dan sistem
memiliki kategori yang sama yaitu baik. Dengan prosentasi masing masing yaitu

- Uji verifikasi manual = 76% (44 data tepat dari 58 data).

- Uji verifikasi sistem = 74% (43 data tepat dari 58 data).

d. Para prakirawan di Stasiun Meteorologi Kelas I Cengkareng akan dapat dengan


mudah mengambil keputusan untuk menentukan keadaan cuaca dalam 12 jam ke
depan: apakah cerah, berawan atau hujan.
a. Bagaimana pengembangan dalam kehidupan sehari- hari?
Untuk pengembangan dalam kehidupan sehari- hari cukup sulit, dikarenakan kita
tidak memiliki alat pendukung yang mampu kita jalankan sendiri dan bebas
digunakan dimanapun dan kapanpun, namun kita dapat mengetahui informasi
prakiraan cuaca tersebut melalui website badan meteorologi setempat secara
akurat, dalam hal ini badan meteorologi kelas 1 Cengkareng.
b. Bagaimana input, output, fuzzy rule dari sistem?
Input : Pada pengujian ini didapatkan beberapa parameter input, diantaranya :
1. Gaya angkat uap air itu sendiri atau SWEAT (Severe Weather Threat).
2. Energi potensial yang memungkinkan uap air terangkat secara vertikal atau
CAPE (Convective Available Potential Energy)
3. Ketersediaan uap air pada ketinggian tertentu di atmosfer atau RH 700
(Relative Humidity at 700 mb).
Fuzzy Rule: Menggunakan Metode Sugeno Orde 0 dengan masukkan 3 variabel
kemungkinan cuaca yang akan terjadi (cerah, berawan, hujan) serta di kombinasi
dengan sistem fuzzy logic.
Output : Menghasilkan beberapa sample terjadinya prakiraan cuaca berdasarkan
waktu dalam satu bulan, jam, posisi wilayah yang diuji, hasil.

Anda mungkin juga menyukai