Di susun oleh :
Kelas :B
LABORATORIUM FISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKETERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.
i
DAFTAR ISI
ii
I. PENDAHULUAN
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
2
dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang terutup pada dinding bagian
dalam jantung dan pemubuluh darah ( ethel 2003,238).
3
III. MATERI, METODE, DAN TATA KERJA
3.1 Alat dan bahan :
1. Aneroid
2. Stetoskop
3.2 Metode
1. secara tak langsung dengan tensimeter
3.3 Tata Kerja
Tekanan darah brachialis berbagai macam sikap
A. Berbaring terlentang
1. Suruhlah orang percobaan terlentang selama 10 menit, dan
pasanglah manset dilengannya dan pasang stetoskope pada
pihak pengukur. Pompa sampai jarum menunjukkan skala 170
mmHg, lalu buka kran pembuka pelan-pelan. Perhatikan jarum
tensimeter dan dengarkan bunyi dep pada stetoskope. Buka terus
sedit-demi sedikit sampai bunyi dep hilang. Catat tensinya (S/D)
nya
2. Tentukan fase-fase Korotkow 3 kali berturut pada pengukur
yang berbeda. Rata-ratakan
B. Duduk
1. Suruhlah orang percobaan yang sama duduk dengan tenang
selama 3 menit
2. Kerjakan seperti a.1 dan 2
C. Berdiri
1. Suruhlah orang percobaan yang sama berdiri tenang selama 3
menit
2. Kerjakan seperti a.1 dan 2
4
IV. HASIL PENGAMATAN
Pria
2. 120 2. 80
3. 120 3. 100
2. 140 2. 80
3. 120 3. 80
5
V. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini bertujuan mengukur tekanan darah sistole dan
diastole. Cara kerja yang praktikan lakukan adalah sebagai berikut : melilitkan
sabuk tekan yang telah dilengkapi dengan pompa dan sphygmomanometer
(tensimeter) pada lengan atas tepatnya diatas sendi siku, meletakkan kepala
stetoskop pada bawah sabuk tekan tepat di atas arteri radialis selanjutnya
dengarkan suara denyut jantung. Pompa sampai menekan lengan dan suara
jantung tidak terdengar lagi. Setelah itu kendorkan sekrup pengatur pada pompa
sedemikan rupa sehingga udara keluar pantau suara jantung dnegan seksama,
meletakkan kepala stetoskop pada. Pada keadaan biasa dan keadaan segera setelah
melakukan aktivitas. Bawah sabuk tekan tepat di atas arteri radialis selanjutnya
dengarkan suara denyut jantung. Pompa sampai menekan lengan dan suara
jantung tidak terdengar lagi. Setelah itu kendorkan sekrup pengatur pada pompa
sedemikan rupa sehingga udara keluar pantau suara jantung dnegan seksama, dan
melakukan pengukuran ini beberapa kali dengan posisis yang berbeda.
Untuk usia dewasa umur 20-24 tahun, tekanan darah normal untuk
perempuan adalah sistole 123 dan diastole adalah 76. Sedangkan untuk laki-laki
adalah sistole 116 dan diastole 72. Berdasarkan hasil penghitungan tekanan darah
6
sistole dan diastole pada naracoba, baik dalam keadaan sebelum lari dan sesudah
lari. Hasilnya sebagai berikut :
Pada kegiatan sebelum lari, tekanan sistole dan diastole adalah. Sedangkan
nilai sistole dan diastole setelah lari adalah 120/86,6. Pada naracoba ini tekanan
darahnya meningkat. Tekanan darah orang dewasa untuk sistole dan diastole
adalah 130/80. Jika dibandingkan dengan tekanan tekanan darah normal, tekanan
darah naracoba normal.
Jantung diinervasi (disarafi) oleh saraf otonom yang terdiri atas saraf
simpatis dan parasimpatis. Simpatis berperan dalam meningkatkan frekuensi
denyut jantung dan 6 kontraksi jantung, sedangkan parasimpatis berperan
sebaliknya. Dengan demikian rasangan saraf simpatik akan berakibat
meningkatkan tekanan darah, dan sebaliknya rangsangan saraf parasimpatik akan
menurunkan tekanan darah.
7
memungkinkan atrium berkontraksi mendahului ventrikel, karena itu memompa
darah ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang sangat kuat.
8
diperlihatkan oleh kurva volume seperti gambar disebut periode pengisian cepat
ventrikel.
9
VI. KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Paul D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : EGC.
11
LAMPIRAN
12