Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENYEHATAN AIR

STANDART BAKU MUTU AIR MINUM DAN AIR BERSIH

Dosen Pembimbing :

Ferry kriswandana, S.ST,M.Psi

Nama kelompok :

1. Riska Safitri (P27338116012)


2. Rafida Eka P (P27338116019)
3. Atiyatus Eka P (P27338116023)
4. Nur Fadlila R (P27338116029)

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA


D-III KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak
sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan
manusia serta makhluk hidup lainnya.
Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya
pelestarian dan atau pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk
memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi alamiahnya.
Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan kondisi
lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kondisi kesehatan dan
keselamatan manusia serta kehidupan makhluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air
akan menurunkan dayaguna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya
tampung dari sumber daya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan
sumber daya alam (natural resources depletion).
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting maka harus
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa
penggunaan air untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi masa kini dan masa depan.
Untuk itu air perlu dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik kuantitas
maupun kualitasnya, dan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia serta
makhluk hidup lainnya agar tetap berfungsi secara ekologis, guna menunjang
pembangunan yang berkelanjutan. Di satu pihak, usaha dan atau kegiatan manusia
memerlukan air yang berdaya guna, tetapi di lain pihak berpotensi menimbulkan
dampak negatif, antara lain berupa pencemaran yang dapat mengancam ketersediaan
air, daya guna, daya dukung, daya tampung, dan produktivitasnya. Agar air dapat
bermanfaat secara lestari dan pembangunan dapat berkelanjutan, maka dalam
pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air.
1.2 Rumusan masalah

Apa saja standar baku mutu untuk mutu untuk air bersih dan air minum

1.3 Tujuan
a. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui mengenai air bersih dan air minum
b. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat mengetahui standar baku mutu air bersih dan air minum dalam
kehidupan sehari-hari
1.4 Manfaat
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis mengenai wacana nilai pendidikan khususnya
penyehatan air tentang standar baku mutu air bersih dan air minum
b. Bagi Peneliti Berikutnya
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut, serta
referensi terhadap penelitian yang sejenis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Standar Baku Mutu Air


Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 Pasal 1 menyebutkan
bahwa baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup,
zat, energi, atau komponen yang harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.
Baku mutu air, yaitu batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau
komponen lain yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang dapat
ditenggang dalam sumber air tertentu, sesuai dengan peruntukannya (Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1990). Sudarmadji (2002), menjelaskan
bahwa baku mutu air adalah persyaratan mutu air yang sudah disiapkan oleh suatu
negara atau daerah bersangkutan. Baku mutu air yang berlaku harus dapat
dilaksanakan semaksimal mungkin untuk melindungi lingkungan, tetapi juga
memberikan toleransi bagi pembangunan industri atau bentuk pembangunan tertentu
dan saran pengendalian pencemaran yang ekonomis. Mahbub (1982) dalam
Sudarmadji (2002), menyatakan bahwa dalam pengelolaan mutu air bagi sumber air
dikenal dua macam baku mutu air yaitu sebagai berikut.
1) Stream standard, adalah persyaratan mutu air bagi sumber air seperti
sungai, danau, air tanah yang disusun dengan mempertimbangkan pemanfaatan
sumber air tersebut, kemampuan mengencerkan serta faktor ekonomis.
2) Effluent standard, adalah persyaratan mutu air limbah yang dialirkan ke
sumber air, sawah, tanah, dan lokasi-lokasi lainnya dengan mempertimbangkan
pemanfaatan sumber air yang bersangkutan dan faktor ekonomis pengolahan air
buangan (untuk daerah industri).
Menurut Peraturan Gubernur Bali Tanggal 1 Februari 2007 No. 8 Tahun 2007,
tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup terdapat empat kelas air yaitu sebagai berikut.
1) Kelas satu (I), yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2) Kelas dua (II), yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air
baku air minum, dan atau peruntukkan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama
dengan kegunaan tersebut.
3) Kelas tiga (III), yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan atau
peruntukkan lainnya yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
4) Kelas empat (IV), yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertamanan dan atau peruntukkan lainnya yang mensyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.

B. Beberapa Unsur dan Standar Penilaian Baku Mutu Air Bersih


Sebagaimana kita ketahui, air yang telah tercemar menyebabkan
penyimpangan standar kualitas air. Terdapat beberapa faktor yang dapat
menyebabkan perjadinya perubahan kualitas air sehingga tidak sesuai lagi dengan
standar baku mutu yang dipersyaratkan. Beberapa faktor penyebab tersebut antara lain
:
Secara alamiah sumber air yang digunakan mengandung bahan-bahan kimia
dalam jumlah yang berlebihan sehingga memerlukan pengolahan yang lebih
sempurna.
Air yang telah memenuhi standar kualitas akan dapat tercemar, baik secara
alamiah maupun akibat aktivitas manusia.
Kurangnya pengertian individu atau masyarakat yang menggunakan fasilitas
air bersih.
Beberapa komponen dan standar baku pada air bersih meliputi berbagai aspek baik
fisik, kimia, maupun bakteriologis. Beberapa aspek yang dinilai sebagai acuan standar baku
air tersebut meliputi unsur-unsur antara lain :

Suhu. Kenaikan suhu menimbulkan beberapa akibat antara lain menurunnya jumlah
oksigen terlarut dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia serta terganggunya
kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui,
ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati.
pH. Nilai pH air yang normal antara 6 8, sedangkan pH air terpolusi misalnya air
buangan, berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya.
Warna, bau dan rasa. Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya
polusi. Warna air dibedakan atas dua macam yaitu warna sejati (true colour) yang
disebabkan oleh bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent colour), yang selain
disebabkan adanya bahan terlarut juga karena adanya bahan tersuspensi, termasuk di
antaranya yang bersifat koloid. Bau air tergantung dari sumber airnya. Timbulnya bau
pada air secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu indikator terjadinya tingkat
pencemaran air yang cukup tinggi. Air yang normal sebenarnya tidak mempunyai
rasa. Apabila air mempunyai rasa (kecuali air laut), hal itu berarti telah terjadi
pelarutan garam.
Kesadahan. Standar kesadahan total adalah 500 mg/l, jika melebihi akan dapat
menimbulkan beberapa resiko seperti : a) mengurangi efektivitas sabun, b)
terbentuknya lapisan kerak pada alat dapur, c) kemungkinan terjadi ledakan pada
boiler, d) sumbatan pada pipa air.
Besi (Fe). Dalam jumlah kecil zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan sel-
sel darah merah. Kandungan zat besi di dalam air yang melebihi batas akan
menimbulkan gangguan. Standar kualitas ditetapkan 0,1 1.0 mg/l.
Mangaan (Mn). Tubuh manusia membutuhkan mangaan rata-rata 10 mg/l sehari yang
dapat dipenuhi dari makanan. Mangaan bersifat toksik terhadap organ pernafasan.
Standar kualitas ditetapkan 0,05 0,5 mg/l dalam air.
Nitrit (NO2) dan Nitrat (NO3). Jumlah nitrat yang besar dalam tubuh cenderung
berubah menjadi nitrit dan dapat membentuk methaemoglobine sehingga dapat
menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh, hal ini dapat menyebabkan penyakit
blue baby. Nitrit dalah zat yang bersifat racun sehingga kehadiran bahan ini dalam
air minum tidak diperbolehkan.
Cadmium (Cd). Cadmium merupakan zat beracun yang bersifat akumulasi dalam
jaringan tubuh sehingga dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan lambung,
kerapuhan tulang, mengurangi hemoglobin darah dan pigmentasi gigi. Selain itu
cadmium juga bersifat karsinogenik.
Timbal (Pb). Timbal sangat berbahaya bagi kesehatan karena cenderung terakumulasi
dalam tubuh, serta meracuni jaringan syaraf.
Kekeruhan. Kekeruhan dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain karena
adanya bahan yang tidak terlarut seperti debu, tanah liat, bahan organik atau
inorganik, dan mikroorganisme air. Akibatnya air menjadi kotor dan tidak jernih
sehingga bakteri pathogen dapat berlindung di dalam atau di sekitar bahan penyebab
kekeruhan.
Bakteri coli. Organisme pathogen di perairan merupakan indikasi adanya pencemaran
air. Oleh karena itu organisme pathogen di perairan harus diketahui. Mengingat tidak
mungkin mengindikasikan berbagai macam organisme pathogen, maka pengukuran
pengukurannya menggunakan bakteri-coli sebagai indikator organisme. Standar Coli
pada air bersih ditetapkan sebesar 10 coli/100 ml air.
BAB III

PEMBAHASAN

a. Air bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih
adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun
persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segikualitas air yang meliputi
kualitas fisik, kimia, biologi dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak
menimbulkan efek samping (Ketentuan Umum Permenkes
No.416/Menkes/PER/IX/1990). Standar baku mutu air bersih diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 dengan
syarat-syarat sebagai berikut :
b. Air minum
Pengertian standar kualitas air minum adalah batas operasional dari kriteria
kualitas air dengan memasukkan pertimbangan non teknis, misalnya kondisi sosial-
ekonomi, target atau tingkat kualitas produksi, tingkat kesehatan yang ada, dan
teknologi yang tersedia. Pengertian air minum sendiri adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat-syarat kesehatan yang dapat diminum.
Standar baku mutu air minum diatur dalam Permenkes Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010 dengan syarat-
syarat sebagai berikut :
I. PARAMETER WAJIB
II. PARAMETER TAMBAHAN
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Air merupakan sumber daya alam yang dapat memenuhi hajat orang banyak
sehingga perlu dilindungi agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia
serta mahluk hidup lainnya. Hal ini berarti bahwa dalam penggunaannya harus
dilakukan secara bijaksana. Untuk itu air perlu untuk dikelola agar tersedia dalam
jumlah yang aman, baik kualitas maupun kuantitasnya dan bermanfaat bagi
kehidupan baik di masa sekarang maupun masa yang akan mendatang.
b. Air dibagi menjadi air bersih dan air minum. Standart yang mengatur tentang air
bersih yaitu permenkes No 416/Menkes/PER/IX/1990 sedangan standart yang
mengatur tentang air minum yaitu permenkes No 492/Menkes/PER/IV/2010.

B. Saran
Sebaiknya penggunaan air harus dilaksanakan dengan bijaksana karena air
merupakan sumber daya alam yang fungsinya tidak dapat digantikan oleh yang lain
sehingga diperlukan perlindungan dan pengelolaan yang baik dan kami juga
menghimbau agar para pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai media
pembelajaran pendamping mata kuliah penyehatan air atau yang berkaiatan.
DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz,S., 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius.

Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang : Syarat-syarat Dan Pengawasan
Kualitas Air

Peraturan Menteri Kesehatan No 492 Tahun 2010 Tentang : Persyaratan Kualitas Air Minum

Sutrisno,T.C. dan Suciati,E., 2004, Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta

Wardhana, A.W., 1999. Dampak Pencemaran lingkungan. Andi Offset

Anda mungkin juga menyukai