Akbar
Akbar
ABSTRAK
POLA SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI MELALUI PENDEKATAN PENGINDERAAN
JAUH DI PERAIRAN PESISIR SEMENANJUNG MURIA, JEPARA. Dalam persiapan pembangunan
PLTN di Semenanjung Muria, kondisi keberadaan sumber daya kelautan, khususnya distribusi sedimen
tersuspensi (TSS) di wilayah perairan sekitar calon tapak PLTN sangat penting untuk dievaluasi. Telah
dilakukan penelitian pola distribusi TSS di perairan Semenanjung Muria sebagai rencana lokasi tapak
untuk fasilitas infrastruktur pendingin PLTN. TSS memainkan peran penting dalam manajemen kualitas
air, khususnya berkaitan dengan sumber air yang diperlukan sebagai air pendingin dan kondensasi uap
pembangkit listrik. Tujuan dari penelitian adalah menentukan pola distribusi TSS di Semenanjung
Muria, Jepara, dengan posisi 11005606,711004401,7 Bujur Timur dan 0602399,30602549,1
Lintang Selatan. Evaluasi pola distribusi sedimen tersuspensi telah dilakukan dengan pengukuran
lapangan dan penginderaan jauh. Penelitian menggunakan data Landsat (data citra tahun 1989, 2001,
2004) dan SPOT (2008). Berdasarkan hasil penelitian, konsentrasi sebaran sedimen tersuspensi di
perairan Semenanjung Muria menunjukkan pola dinamis, namun secara keseluruhan telah terjadi
peningkatan luasan pada konsentrasi sedimen tersuspensi. Konsentrasi TSS di perairan Semenanjung
Muria berkisar antara 1,5 sampai 2.140 mg/ liter dengan rata-rata 55,18 mg/ liter. Umumnya rata-rata
konsentrasi TSS masih di bawah ambang batas yang telah ditentukan dalam Keputusan Menteri KLH
No. 51/ 2004.
Kata kunci: PLTN, sedimen tersuspensi, pendingin, dan penginderaan jauh.
ABSTRACT
DISTRIBUTION PATTERNS OF TOTAL SUSPENDED SEDIMENT WITH REMOTE SENSING
APPRAISAL ON MURIA PENINSULA COAST, JEPARA. During the preparation of Nuclear Power Plant
(NPP) construction at Muria Peninsula, the existing ocean resources, especially sediment distribution
around NPP site candidate, should be evaluated. Total Suspended Sediment (TSS) distribution pattern
analysis in Muria Peninsula region as the site plan of NPP cooling infrastructure facility has been
conducted in this study. TSS plays an important role in water quality management, especially in relation
to water source that is needed for cooling and condensing the steam in the power plant. The purpose
of this research is to determine the distribution pattern of TSS in the coast of Muria Peninsula, Jepara,
0 0 0 0
located between 110 5606,7 - 110 4401,7 east longitudes and 06 2399,3 - 06 2549,1 south
latitudes. The evaluation of TSS distribution is performed using field sampling and remote sensing
appraisal. The research was carried out using Landsat (dataset received in 1989, 2001, 2004) and
SPOT (dataset received in 2008) satellite images. Based on the result of this study, TSS concentration
distribution in Muria Peninsula shows dynamic pattern. However, in total there has been an increase in
the area of TSS distribution. TSS concentration in Muria Peninsula region varied in the range of 1,5
2.140 mg/ liter, with an average concentration of 55,18 mg/liter. In general, the average concentration of
TSS is still less than the treshold for TSS in sea water as stipulated in the Ministry of Environment
regulation No. 51/2004.
Keywords: NPP, TSS, cooling, and remote sensing.
72
Heni Susiati, Eko Kusratmoko, Aris Poniman : Pola Sebaran Sedimen Tersuspensi Melalui Pendekatan Penginderaan Jauh di
Perairan Pesisir Semenanjung Muria-Jepara
PENDAHULUAN
Pemantauan lingkungan pesisir sehubungan dengan penyediaan data baseline dalam
persiapan pembangunan PLTN di Semenanjung Muria, Jepara sebagai calon tapak lokasi PLTN perlu
dipersiapkan sejak dini. Hal ini sangat penting karena data lingkungan yang diperoleh pada waktu
dilaksanakan studi kelayakan oleh konsultan pada tahun 1996 tentunya sudah berubah banyak akibat
perubahan rona lingkungan di sepanjang perairan pantai Semenanjung Muria. Salah satunya adalah
semakin meningkatnya konsentrasi sedimen tersuspensi (Total Suspended Solid/TSS).
Peningkatan konsentrasi TSS menyebabkan kekeruhan yang dapat mengganggu penetrasi
cahaya ke dalam perairan. Keberadaan TSS dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan
yang pada akhirnya akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup manusia, seperti pendangkalan
pelabuhan, punahnya beberapa ekosistem perairan, dan kerusakan lingkungan [1].
Untuk memetakan sebaran TSS, pendekatan pengambilan sampel dan penggunaan teknik
penginderaan jauh telah banyak dilakukan. Data penginderaan jauh tidak hanya dipakai untuk data atau
inventarisasi saja tapi sekaligus untuk fungsi pemantauan. Hal ini dimungkinkan karena data
penginderaan jauh dapat diperoleh secara multitemporal [2]. Penginderaan jauh sistem satelit
merupakan salah satu sistem penginderaan jauh yang sudah dikembangkan Landsat TM dan SPOT.
Penginderaan jauh sistem satelit sering digunakan dalam berbagai penelitian karena di samping
kemampuan multispektral dari sensornya, juga karena begitu pesat perkembangan pengolahan dan
analisis datanya. Bertitik tolak dari latar belakang tersebut telah dilakukan penelitian tentang sebaran
konsentrasi TSS berdasarkan informasi spektral data digital Landsat TM, ETM + dan SPOT. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran distribusi sebaran TSS di wilayah perairan
Semenanjung Muria dalam persiapan pembangunan PLTN.
METODOLOGI
Daerah Studi
Daerah studi dalam penelitian ini adalah perairan pesisir Semenanjung Muria, yang masuk
dalam 2 wilayah kabupaten, yaitu Jepara dan Pati. Gambar 1 menunjukkan perairan Semenanjung
Muria yang menjadi daerah studi dalam penelitian.
Jepara
Rembang
Semarang
73
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), Vol.13 No.1 2010 ISSN 1410-9565
4. Citra SPOT path/row 293- 363 yang diakuisisi 19 Oktober tahun 2008, data diperoleh dari Lembaga
Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), Jakarta.
Citra satelit yang digunakan dalam penelitian ini ada 4 buah citra yang mencakup wilayah
perairan Semenanjung Muria. Citra Landsat 5 TM, Landsat 7 ETM+, dan SPOT 293-363 diolah
menggunakan software ER Mapper 7.0 untuk mendapatkan nilai konsentrasi TSS. Kajian citra
penginderaan jauh ini menggunakan data multi temporal yang mempunyai karakteristik spectral yang
hampir sama. Untuk itu citra Landsat MSS TM dan ETM digunakan. Data citra Landsat Ortho tahun
2001 digunakan sebagai acuan dalam georeferensi atau penyamaan sistem koordinat citra-citra
Landsat yang digunakan dan dalam menganalisis konsentrasi TSS.
74
Heni Susiati, Eko Kusratmoko, Aris Poniman : Pola Sebaran Sedimen Tersuspensi Melalui Pendekatan Penginderaan Jauh di
Perairan Pesisir Semenanjung Muria-Jepara
Pada penelitian ini karena tidak adanya data konsentrasi TSS insitu yang sama dengan waktu
akuisisi citra, maka sebaran konsentrasi TSS didapatkan dengan mengaplikasikan algoritma untuk TSS
dari Ambarwulan, dkk. [5]. Data TSS hasil analisis laboratorium digunakan sebagai data pembanding.
Pada Gambar 2 ditunjukkan sebaran konsentrasi TSS di perairan Semenanjung Muria
berdasarkan algoritma Ambarwulan, dkk. [5] untuk citra Landsat TM 1989 dan Landsat ETM+ tahun
2001, 2004 dan SPOT 2008. Secara visual keempat gambar tersebut menunjukkan bahwa nilai TSS
untuk tahun 1989 masih tergolong rendah, tetapi perhitungan untuk tahun 2001 dan tahun 2004
terdapat peningkatan yang sangat signifikan. Hal ini dapat dikaitkan dengan aktivitas masyarakat
pesisir pada waktu itu, yang menunjang besarnya penambangan pasir pada tahun 1989 dan
sebelumnya masih sedikit, tetapi meningkat drastis ketika direkam pada tahun 2001 dan 2004.
6 mg/liter 45 9 mg/liter 39
mg/liter mg/liter
Citra Landsat Tahun 1989 Citra Landsat Tahun 2001
8 mg/liter 42 5 mg/liter 72
mg/liter mg/liter
Citra Landsat Tahun 2004 Citra SPOT Tahun 2008
Gambar 2. Pola Sebaran TSS
Berdasarkan peta sebaran TSS yang dihasilkan dari citra satelit Landsat TM, ETM+, dan
SPOT dari Gambar 2, maka pengolahan menggunakan program ArcView diperoleh data konsentrasi
TSS di Semenanjung Muria dengan nilai yang dicantumkan pada Tabel 1.
75
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), Vol.13 No.1 2010 ISSN 1410-9565
Dari Tabel 1 terlihat bahwa nilai konsentrasi rata-rata dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Sebagai hasil perbandingan maka pada penelitian ini juga digunakan nilai konsentrasi TSS hasil
pengukuran lapangan. Berdasarkan hasil pengukuran lapangan pada bulan April 2008 dan bulan
Oktober 2009, diperoleh nilai minimum, nilai maksimum dan nilai rata-rata konsentrasi TSS seperti yang
tercantum pada Tabel 2 [4].
76
Heni Susiati, Eko Kusratmoko, Aris Poniman : Pola Sebaran Sedimen Tersuspensi Melalui Pendekatan Penginderaan Jauh di
Perairan Pesisir Semenanjung Muria-Jepara
Tabel 3. Luasan Klasifikasi Sebaran Konsentrasi TSS berdasarkan citra Landsat TM 1989
Tabel 4. Luasan Klasifikasi Sebaran Konsentrasi TSS berdasarkan citra Landsat ETM+ 2001
Tabel 5. Luasan Klasifikasi Sebaran Konsentrasi TSS berdasarkan citra Landsat ETM+ 2004
Tabel 6. Luasan Klasifikasi Sebaran Konsentrasi TSS berdasarkan citra SPOT 2008
Berdasarkan Tabel 3 sampai Tabel 6, terlihat dinamika perubahan atas perkembangan luasan
konsentrasi TSS di perairan Semenanjung Muria.
Hasil analisis nilai TSS dari interpretasi citra menunjukkan bahwa nilai kandungan sedimen
tersuspensi di dekat garis pantai pada umumnya mempunyai nilai yang lebih tinggi, dan di bagian
paling timur wilayah penelitian mempunyai nilai yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah
lainnya. Hal ini juga sesuai dengan hasil analisis laboratorium.
Kandungan sedimen tersuspensi di perairan sangat dipengaruhi oleh pasokan sedimen
tersuspensi dari darat yang terbawa oleh sungai. Selain itu juga karena pengaruh musim yang terjadi.
Hal ini diperkuat dengan terbentuknya daratan baru atau delta di sebelah Timur wilayah penelitian.
77
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), Vol.13 No.1 2010 ISSN 1410-9565
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
78
Heni Susiati, Eko Kusratmoko, Aris Poniman : Pola Sebaran Sedimen Tersuspensi Melalui Pendekatan Penginderaan Jauh di
Perairan Pesisir Semenanjung Muria-Jepara
1. Secara spasial pola sebaran TSS dari tahun 1989 sampai 2008 tidak menunjukkan adanya
perbedaan, namun demikian ada kecenderungan wilayah dengan konsentrasi TSS antara > 36
mg/liter meningkat, khususnya di sisi timur perairan Semenanjung Muria. Arus laut dan morfologi
pantai daerah penelitian mempengaruhi pola sebaran konsentrasi yang terjadi.
2. Dari sisi proses sedimentasi yang terjadi di Semenanjung Muria, lokasi sebelah timur laut dari lokasi
penelitian menunjukkan lokasi perairan kurang memenuhi syarat sebagai sumber air pendingin
karena proses sedimentasi yang lebih besar dibandingkan daerah sisi barat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ritchie J.C. and Cooper, C.M.: Comparison of Measured Suspended Sediment Concentrations
With Suspended Sediment Concentrations Estimated From Landsat MSS Data, Int. J. Remote
Sensing (1988).
[2] Abu Daya, M.I.: Coastal Water Quality Monitoring with Remote Sensing in (East Kalimantan)
Makasar Strait-Indonesia, International Institute for Geo-Information Science and Earth
Observation, Enschede, The Netherlands (2004).
[3] Citra Landsat: http://glcf.umiacs.umd.edu/data Landsat
[4] Susiati, H., Pandoe, W. & Wijarnako A.: Studi Dinamika Transport Sedimen Menggunakan
Perunut Radioisotop dan Citra Satelit untuk Evaluasi Rekayasa Perlindungan Pantai Tapak PLTN,
Laporan Teknis Program Insentif, Pusat Pengembangan Energi Nuklir BATAN, Jakarta (2008).
[5] Ambarwulan W.: Mapping of TSM Concentrations From SPOT and Landsat TM Satellite Images
for Integrated Coastal Zone Management in Teluk Banten, Indonesia, MSc Thesis, International
Institute for Geo-information Science and Earth Observation (2002).
[6] Ambarwulan, W.: Struktur Spasial Parameter Bio-Fisik Perairan Delta Mahakam, Pusat Sumber
Daya Laut, Bakosurtanal (2004).
[7] Budhiman, S.: Mapping TSM Concentrations from Multisensor Satellite Images in Turbid Tropical
Coastal Waters of Mahakam Delta, Indonesia. Master of Science Thesis, ITC, Enschede, The
Netherlands (2004) .
[8] DKP.: Laporan Akhir Penyusunan Rencana Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Kabupaten Jepara, Departemen Kelautan dan Perikanan, Propinsi Jawa Tengah, Semarang
(2006).
[9] Azis Rifai: Kajian Perubahan Kerapatan Vegetasi Mangrove dan Kaitannya dengan Total
Suspended Matter (TSM) di Wilayah Delta Mahakam Berdasarkan Citra Satelit, Tesis Program
Studi Magister Sains Kebumian, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB (2008).
[10] Ambarwulan, W., Hartini, S., dan Cornela, M.I.: Citra Satelit Landsat untuk Inventarisasi
Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut di Delta Mahakam, Pusat Sumber Daya Laut, Bakosurtanal
(2003).
[11] Sumijanto & Dibyo, S.: Analisis Kelaikan Air Laut Muria Sebagai Pendingin Tersier PLTN Jenis
PWR Menggunakan Watercycle Software, Prosiding Seminar Penelitian dan Pengelolaan
Perangkat Nuklir, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju, Yogyakarta (2005).
[12] Katili, J.A.: Geotectonics of Indonesia, A Modern View, Directorate General of Mines, Jakarta
(1980).
[13] Veil, J.A. Use of Reclaimed Water for Power Plant Cooling, Environmental Science Division,
Argonne National Laboratory, Canada (2007).
79