Transpormasi Nuklir
Transpormasi Nuklir
PENDAHULUAN
Dalam modul ini anda akan mempelajari tentang reaksi fisi, energi reaksi
fisi,peluruhan sinar alpha, peluruhan sinar beta, dan peluruhan sinar gama. Setelah
mempelajari modul ini anda diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat:
1. Menjelaskan reaksi fisi
2. Menjelaskan energi reaksi fisi
3. Menjelaskan peluruhan sinar alpha
4. Menjelaskan peluruhan sinar beta
5. Menjelaskan peluruhan sinar gama
Kemampuan tersebut sangat penting bagi mahasiswa atau sederajat karena materi
ini sangat dasar dalam pembelajaran fisika modern. Sebagai calon Guru dapat
mengembangkan materi ini sesuai dengan kebutuhan atau kemampuan. Agar
anda lebih berhasil mempelajari modul ini ikuti petunjuk belajar berikut ini:
1. Baca dan pahami konsep dasar materi ini, lalu kaitkan dengan kehidupan
nyata.
2. Tulis peta konsep tentang materi tersebut, lalu coba jelaskan dengan kata-
kata sendiri.
3. Kerjakan soal-soal latihan dengan tuntas.
4. Jika ada soal yang belum bisa dikerjakan, coba perhatikan rumus dasar
tentang materi tersebut.
5. Mantapkan pemahaman anda, dengan cara berdiskusi dengan teman
sejawat.
Kegiatan Belajar 10
TRANPORMASI NUKLIR
Penemuan fisi nuklir oleh Otto Hahn dan F.Strasmann, pada Januari 1939,
menandai dimulainya era nuklir. Penemuan Otto Hahn dan F. Strasmann
merupakan puncak dari penemuan sebelumnya, oleh Enrico Fermi di Italia, Joliot-
Curie dan Savitch di Prancis. Baik E. Fermi maupun Joliot-Curie pada mulanya
berharap membuat unsur Transuranium Z ( 92) dari interaksi U-235 dengan
netron. Hasil yang didapatkan bukannya unsur-unsur dengan Z ( 92), melainkan
unsur Lanthanium dengan Z= 57, sedangkan Otto Hahn dan F. Strasmann
mendapatkan Ba dengan Z= 56, dan Krypton dengan Z=36. ini adalah fisi nuklir,
yang ditunjukkan oleh pembelahan inti uranium (Z=92) kedalam dua fragmen
yang massanya relatif sama.
Keajaiban reaksi fisi adalah, bersama fisi dibebaskan energi yang sangat hebat,
dan beberapa netron. Fenomena ini kemudian dikembangkan menjadi senjata
pemusnah masal (bom nuklir), dan untuk peningkatan kesejahteraan maanusia
melalui misi reaktor nuklir.
1. Fisi Nuklir
Cacah rerata neutron yang dilepaskan didalam peristiwa pembelahan inti yang
akan meneruskan untuk memulai peristiwa pembelahan-inti yang lain dinamakan
faktor pengali f. Pemeliharaan suatu reaksi rantai mensyaratkan bahwa f lebih
besar dari atau sama dengan 1. Karena secara rerata 2,5 neutron dilepas pada
setiap peristiwa belah-inti yang lain. Ini menguntungkan, karena terdapat proses-
proses yang bersaing menyingkirkan neutron dari daerah reaksi.
Didalam reaktor nuklir konvensional, jumlah 239Pu yang dihasilkan adalah lebih
kecil daripada jumlah 235U yang dihabiskan. Tetapi, reaktor-reaktor pembiak
(breeder) sekarang sedang dikembangkan yang menghasilkan lebih banyak bahan
yang dapat belah daripada yang mereka konsumsikan. Didalam reaktor-reaktor ini
tidak ada moderator untuk memperlambat neutron.
2. Energi Fisi
Fisi nuklir disertai dengan hilangnya sejumlah massa, yang dibebaskan sebagai
energi. Besarnya energi yang dibebaskan ekivalen dengan massa yang hilang, dan
ini merupakan aspek yang paling menyolok dari reaksi fisi. Sekitar 200 MeV
energi dibebaskan pada setiap reaksi fisi individual.
Energi sebesar tersebut terdistribusi ke dalam energi kinetik fragmen fisi, energi
kinetik netron, sinar gamma pada saat fisi (prompt), serta sinar beta dan gama
yang dibebaskan fragmen fisi (delate).
Nuklida-nuklida berat lainnya yang juga dapat mengalami reaksi fisi dengan
netron termal adalah 233U, 232Np, 239Pu, dan 242Am.
Meluruh adalah proses perubahan suatu radionuklida (inti induk) menjadi inti baru
(anak) dengan cara memancarkan radiasi, yang berlangsung secara spontan tanpa
dapat dipengaruhi oleh kekuatan luar. Kecepatan peluruhan sutu unsur radioaktif
pada suatu saat berbending lurus dengan jumlah atom yang ada pada saat itu.
Dengan berlangsungnya peluruhan, maka jumlah inti induk akan terus
berkembang, demikian juga dengan kecepatan peluruhannya. Kinetika peluruhan
radioaktif sesuai benar dengan reaksi tingkat satu yang secara matematis
dirumuskan :
dN/dt = - N
Dimana adalah konstante kesebandingan yang dalam hal ini disebut konstante
peluruhan radioaktif dengan dimensi per satuan waktu.
Bentuk integrasi persamaan diatas , yang lebih umum digunakan ialah :
N = No e- t
Log N/No = -t/2,303
Dimana No = jumlah inti induk pada t = 0
Dan N = jumlah inti induk pada waktu = t.
Peluruhan yang terjadi secara spontan dari sejumlah nuklida masih menjadi
masalah yang menantang bagi fisika klasik. Suatu keanehan bagaimana partikel
dengan energi antara 4 9 MeV dapat meloloskan diri dari inti yang dibatasi oleh
penghalang coulomb sebesar 30 MeV, yang mencegah masuknya partikel
dengan energi yang sama dari luar.
Percobaan Rutherford dengan jelas menunjukkan bahwa bila plat tipis dari
berbagai logam di bombardir dengan partikel berenergi 8-9 MeV, ternyata
seluruhnya dihamburkan keluar tanpa satu pun yang mapu menembus inti unsur
logam sasaran.
Masalah peluruhan serupa dengan prilaku partikel didalam suatu kotak dalam
mekanika gelombang, dimana partikel dengan energi kurang dari potensial
penghalang yang mengelilingi kotak, pada suatu ketika dapat keluar dari dalam
kotak, walau kemungkinannya kecil, tetapi pasti. Hukum klasik selalu mengira
bahwa amplitudo nol bagi partikel pada dinding dengan potensial penghalang V >
E.
Menurut mekanika gelombang terdapat peluang amplitudo yang kecil tetapi pasti
pada dinding potensial penghalang.
Sebagai akibat partikel didalam kotak pada saat tertentu dapat menerobos dinding
penghalang, seolah ia menemukan suatu trowongan keluar. Gejala demikian
dikenal sebagai efek trowongan (tunnel effect).
Bila suatu inti mempunyai kelebihan netron, relatif terhadap isobar yang lebih
stabil, kestabilan yang lebih besar akan dicapai dengan perubahan satu netron
menjadi proton. Proses ini disebut pemancaran negatron atau peluruhan negatron.
1 1
n p + -1e + v
Bila suatu inti mempunyai kelebihan proton relatif terhadap isobar yang lebih
stabil, kestabilan yang lebih besar dicapai dengan pengubahan suatu proton
menjadi netron, pengubahan ini dapat dilakukan dengan pemancaran positron
(peluruhan positron) atau dengan penangkapan elektron.
1 1
Pemancaran positron p n + +1e + v
Bila dua inti saling berdekatan, penyusunan kembali nukleon dapat terjadi
sehingga terbentuk satu atau lebih inti baru. Proses seperti ini disebut reaksi
nuklir. Inti bermuatan positif dan gaya tolak antara keduanya cukup besar untuk
mencegah keduanya untuk berdekatan sehingga bereaksi, kecuali jika keduanya
saling mendekati dengan kecepatan tinggi. Dalam laboratorium, orang mudah
menimbulkan reaksi nuklir dalam skala kecil yaitu dengan memakai partikel alpa
yang dipancarkan oleh radionuklida atau proton atau inti lebih berat yang
dipercepat dengan berbagai cara. Akan tetapi hanya satu reaksi nuklir yang
terbukti merupakan sumber energi yang praktis dibumi, yaitu fisi inti tertentu bila
ditumbuk oleh neutron.
Dalam reaksi nuklir sebenarnya berkaitan dengan dua langkah terpisah. Pertama
partikel datang menumbuk inti target dan keduanya bergabung untuk membentuk
inti baru yang disebut inti majemuk yang nomor atomik dan nomor massanya
merupakan penjumlahan dari nomor atomik partikel-partikel semula dan
penjumlahan nomor-nomor massanya.
Inti majemuk tidak memiliki ingatan bagaimana terbentuknya, karena
nukleonnya tercampur tidak tergantung pada asalnya dan energi yang
membawanya menjadi keadaan tersebut oleh partikel datang dibagi-bagi diantara
nukleon-nukleon tersebut.
Dibawah ini beberapa reaksi yang menghasilkan inti majemuk 147 N* (tanda
bintang menyatakan keadaan eksitasi; inti mjemuk biasanya tereksitasi dengan
jumlah energi sekurang-kurangnya sama dengan energi ikat partikel-partikel yang
datang).
13 1 14 *
7N + 0n 7 N (10,5 MeV)
13
6 C + 11 H 14
7 N* (7,5 MeV)
12
6 C + 2
1 H 14
7 N* (10,3 MeV)
11
6 C + 3
1 H 14
7 N* (22,7 MeV)
Sebuah inti dapat berada dalam keadaan ikat yang energinya lebih tinggi daripada
keadaan dasar, seperti juga atom bisa berada dalam keadaaan seperti itu. Inti
tereksitasi diberi tanda bintang setelah lambang yang biasa dipakai. Inti tereksitasi
kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan foton yang energinya bersesuaian
dengan perbedaan energi antara berbagai keadaan awal dan keadaan akhir dalam
transisi yang bersangkutan. Foton yang dipancarkan oleh inti daerah energinya
berbeda-beda hingga mencapai beberapa MeV dan secara tradisional disebut sinar
gama.
Sebagai alternatif lain dari peluruhan gama, dalam beberapa kasus inti tereksitasi
dapat kembali ke keadaan dasar dengan memberikan energi eksitasinya kesalah
satu elektron orbital sekelilingnya.Kita dapat membayangkan proses yang dikenal
sebagai konversi internal ini sebagai sejenis efek fotolistrik dimana sebuah foton
nuklir diserap oleh elektron atomik. Elektron yang terpancar memiliki energi
kinetik sama dengan energi eksitasi nuklir yang hilang dikurangi energi ikat
elektron itu dalam sebuah atom.