Anda di halaman 1dari 7

Nama peserta : TRI MERI SANTY

NUPTK :
Nomer Peserta PLPS : 17052202010197
Bidang Studi Sertifikasi : Guru kelas TK
Sekolah Asal : TK WIDYA MANDALA BONDOWOSO
Sumber Belajar : Pedagogik

A. RINGKASAN MATERI
1. Pengembangan pendidikan karakter dan potensi peserta didik
Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani, charassein yang
berarti mengukir. Membentuk karakter diibaratkan seperti mengukir di
atas batu permata atau permukaan besi yang keras. Dari sini kemudian
berkembang pengertian karakter yang diartikan sebagai tanda khusus
atau pola perilaku. Doni Koesoema A (2007:80) memahami bahwa
karakter adalah sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap
sebagai ciri atau karakteristik yang bersifat khas dari seseorang yang
bersumber dari hasil bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas, pengertian karakter adalah bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, dan watak.
Pendidikan Karakter
Pendidikan adalah proses internalisasi nilai budaya ke dalam diri
seseorang dan masyarakat sehingga orang dan masyarakat menjadi beradap.
Pendidikan bukan hanya merupakan sarana menstransfer ilmu pengetahuan
saja, tetapi lebih luas lagi yakni sebagai sarana pembudayaan dan penyaluran
nilai (enkulturasi dan sosialisasi). Pendidikan karakter adalah suatu sistem
penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter ini berkutat pada
empat hal yaitu olah hati, olah pikir, olah rasa dan olah raga. Olah hati yang
dimaksud adalah berkata, bersikap, dan berperilaku jujur. Olah pikir artinya
cerdas yang selalu merasa membutuhkan pengetahuan. Olah rasa artinya
memilki cita-cita. Sedang olah raga artinya enjaga kesehatan di tengah-
tengah menggapai cita-cita tersebut.
Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang
mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta
didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya,
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota
masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif
(Puskur, 2010). Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki
esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan
akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia,
warga masyarakat dan warga negara yang baik.
Fungsi dari pendidikan karakter
Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang
melibatkan aspek pengetahuan (kognitif), sikap dan perasaan (afektif), dan
tindakan (aksi). Fungsi dari pendidikan karakter dan budaya bangsa
menurut Puskur (2010) adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan ; pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi
pribadi yang berperilaku baik,
2. Perbaikan ; memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung
jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat
3. Penyaring ; untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa
lain yang tidak sesuai dengan nilai budaya dan karakter budaya yang
bermartabat
Tujuan Pendidikan Karakter
Dr. Ratna Megawangi pencetus karakter di Indonesia
menyebutkan nilai-nilai
karakter, diantaranya yaitu :
1. Cinta Tuhan dan kebenaran
2. Tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian
3. Amanah
4. Hormat dan santun
5. Kasih sayang, kepedulian,dan kerja sama
6. Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah
7. Keadilan dan kepemimpinan
8. Baik dan rendah hati
9. Toleransi dan cinta damai

Teori belajar
2. Model-model pembelajaran
A. Model Dan Metode Pembelajaran PAUD
1) Model Pembelajaran PAUD
Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang
menggambarkan proses rincian dan menciptakan situasi lingkungan
yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran,
sehingga terjadi perubahan perilaku atau perkembangan pada diri
anak didik. Komponen model pembelajaran meliputi : konsep, tujuan
pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/prosedur, metode,
alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi/penilaian. Model
pembelajaran PAUD yang saat ini berkembang dan digunakan oleh
satuan pendidikan PAUD di antaranya :
1. Model pembelajaran dengan sudut-sudut kegiatan;
2. Model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman,
3. Model pembelajaran area,
4. Model pembelajaran sentra.
Keempat model tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda,
untuk lebih memperjelas ke empat model pembelajaran di PAUD,
diuraikan sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran sudut-sudut Kegiatan
Model pembelajaran ini perlu disediakan sudut-sudut kegiatan
untuk dipilih oleh anak berdasarkan minatnya sebagai pusat
kegiatan pembelajaran. Alat-alat yang disediakan harus
bervariasi karena minat anak yang beragam. Alat-alat tersebut
juga harus sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema
yang akan dibahas. Sudut-sudut kegiatan yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Sudut keluarga
b. Sudut alam sekitar dan pengetahuan
c. Sudut pembangunan
d. Sudut kebudayaan
e. Sudut ke-Tuhanan
2) Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman
Model ini anak-anak dalam satu kelas dibagi menjadi
beberapa kelompok ( tiga atau empat kelompok sesuai dengan
minat dan jumlah anak ) dengan kegiatan yang berbeda-beda.
3) Model Pembelajaran Area
Pada model ini anak diberi kesempatan untuk
memilih/melakukan kegiatan sendiri-sendiri sesuai dengan
minatnya.
4) Model Pembelajaran Sentra
Pada model ini kegiatan pembelajaran dilakukan di sentra-sentra
dimana pendidik berperan sebagai motivator dan fasilitator yang
memberi pijakan-pijakan ( scaffolding ). Kegiatan pembelajaran
tertata dalam urutan yang jelas mulai dari penataan lingkungan
main sampai pada pemberian pijakan - pijakan : 1) pijakan
lingkungan, 2) pijakan sebelum bermain, 3) pijakan selama
bermain, dan 4) pijakan sesudah main. Ada 7 ( tujuh ) Sentra
pembelajaran yaitu : 1). Sentra bahan alam dan sains, 2). Sentra
balok, 3). Sentra seni, 4). Sentra bermain peran, 5). Sentra
persiapan, 6). Sentra agama, 7). Sentra musik.

3. Evaluasi proses dan hasil belajar anak usia dini


A. Pendahuluan
Penilaian hasil kegiatan belajar PAUD adalah suatu proses
mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara sistematis,
terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.
Penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi sikap ( spriritual dan sosial ), pengetahuan dan keterampilan
yang dilakukan secara berkesinambungan dilakukan melalui penilaian
autentik. Penilaian dilakukan melalui teknik-teknik seperti:
pengamatan/observasi, percakapan, penugasan, unjuk kerja, hasil karya,
catatan anekdot, dan portofolio merupakan kumpulan dari hasil -hasil
karya anak.
B. Prinsip Penilaian
Prinsip Penilaian
1. Mendidik
2. Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi
3. Berkesinambungan
4. Penilaian dilakukan secara terencana
5. Objektif
6. Akutabel
7. Transparan
8. Sistematis
9. Menyeluruh
10. Bermakna
Aspek perkembangan yang dirumuskan dalam kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Kesesuaian aspek perkembangan dan kompetensi :
Perkembangan :
a. Agama dan moral
b. Sosial emosional
c. Kognitif
d. Bahasa
e. Motorik
f. Seni
Kompetensi :
a. Sikap
b. Pengetahuan
c. Keterampilan
C. Tenik-teknik Penilaian
1. Pengamatan atau observasi
2. Percakapan
3. Penugasan
4. Unjuk kerja
5. Penilaian hasil karya
6. Catatan anekdot

B. Materi yang sulit dipahami


Materi yang sulit saya pahami di bab ini adalah di halaman 10 pada uraian
materi karakteristik perkembangan nilai moral dan agama anak agak rancu
karena di pembahasan diuraikan bahwa perkembangan moral menurut
Lawrence Kohlberg terbagi menjadi 3 tahap perkembangan. Setiap tahap
terdiri dari 2 level pada penjelasannya terkesan kurang jelas.

C. Materi esensial apa saja yang tidak ada dalam Sumber Belajar
Karakteristik perkembangan anak usia dini dan lingkungan
Perkembagan fisik motorik dan modul PLPG tidak ada fungsi, tujuan
perkembangan aspek tersebut. Padahal kita perlu tahu tujuan dan fungsi
karena untuk mengetahui apa saja perkembangan yang harus kita lakukan
untuk anak didik agar motoriknya berkembang.
Kegiatan apa saja yang biasa kita lakukan untuk mengembangkan motorik
anak didik.
Bagaimana cara mengidentifikasi perkembangan awal peserta didik baru.
Stimulasi apa yang harus diberikan untuk masing-masing aspek.
Menurut saya materi esensial yang tidak ada dalam sumber belajar adalah
bagaimana cara kita mengidentifikasi kemampuan awal anak, dan bagaimana
cara menstimulasi perkembangan anak didik kita. Hal ini karena materi
tersebut adalah modal awal kita untuk mengetahui sampai dimana
kemampuan anak didik kita.

D. Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam Sumber Belajar
Semua materi esensial tetapi uraian materinya masih kurang lengkap.

Anda mungkin juga menyukai