Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Chikungunya yang pertama kali ditemukan di Afrika Barat ini berlaku
pada tahun 1952 hingga 1953. Sejurus kemudian, epidemik berlaku di
Filiphina(1954, 1956, dan 1968) Thailand, Kamboja, Vietnam, India, Myanmar,
Sri Lanka, dan mulai ditemukan di Indonesia pada tahun 1973.
Namun sekarang telah tersebar luas di Afrika daerah sebelah selatan Sahara, Asia
Selatan, dan Asia Tenggara. Demam Chikungunya di Indonesia dilaporkan
pertama kali di Samarinda, kemudian berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura,
Ternate, Yogyakarta, selanjutanya berkembang ke wilayah-wilayah lain.
Jumlah kasus chikungunya tahun 2001 sampai bulan Februari 2003 mencapai
9318 tanpa kematian. Sejak tahun 2003, terdapat beberapa wabah yang berlaku di
kepulauan Pasifik termasuk Madagaskar, Comoros, Mauritius dan La Reunion,
dengan jumlah meningkat terlihat selepas bencana tsunami pada Desember 2004.
Chikungunya berasal dari bahasa Swahili berdasarkan gejala pada penderita, yang
berarti posisi tubuh meliuk atau melengkung (that which contorts or bends
up),mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat
(arthralgia). Nyeri sendi ini, menurut lembar data keselamatan (MSDS) Kantor
Keamanan Laboratorium Kanada, terutama terjadi pada lutut, pergelangan kaki,
persendian tangan dan kaki.
Masih banyak anggapan di kalangan masyarakat, bahwa demam Chikungunya
sebagai penyakit yang berbahaya, sehingga membuat panik. Tidak jarang pula
orang meyakini bahwa penyakit ini dapat mengakibatkan kelumpuhan sehingga
penderita tidak mampu bergerak (break-bone fever).

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum: Untuk mendapatkan pengalaman yang nyata secara
langsung dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien penyakit
Chikungunya.
1.2.2 Tujuan Khusus :
a) Dapat melakukan pengkajian pada klien penyakit Chikungunya
b) Dapat membuat diagnosa berdasarkan prioritas masalah pada klien
penyakit chikungunya.
c) Dapat membuat rencana keperawatan sesuai rencana keperawatan
d) Dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan
e) Dapat mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan
f) Dapat mendokumentasikan Asuhan Keperawatan.

1.3 Rumusaan masalah


Mahasiswa mampu mengetahui tentang asuhan keperawatan pada penyakit
chikunguya :
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Patway nursing
5. Manifestasi Penyakit
6. Pemeriksaan penunjang
7. Penatalaksanaan medis
8. Pencegahan
9. Askep
10. Trend dan isu terbaru mengenai chikungunya

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi

Chikungunya berasal dari bahasa swahili yang berarti terikat, yang dalam
hal ini berkaitan dengan kejang urat yag merupakan suatu tanda atralgia.
Dan merupakan penyakit infeksi akut yang mirip seperti infeksi virus
dengue seperti demam med adak, atralgia, ruam makulopapular dan
leucopenia.

2.2 Etiologi

Chikungunya di sebebkan adanya infeksi virus chikunguya (CHIKV),


yaitu jenis alpha virus yang termasuk dalam keluarga togovaridae, dan
ditularkan atau di sebarkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty, nyamuk
yang sama menularkan demam berdarah dengue.

2.3 Patofisiologi
Demam Chikungunya mempunyai masa inkubasi (periode sejak digigit
nyamuk pembawa virus hingga menimbulkan gejala) sekitar 2 hingga 4
hari. Pada saat virusmasuk ke dalam sel secara endositosis virus tersebut
menuju sitoplasma dan reticulumendoplasma. Di dalam sitoplasma terjadi
proses sisntesis DNA dan sisntsesis RNA virussedangkan di dalam
reticulum endoplasma terjai proses sintesis protein virus. Setetahmasa
inkubasi tersebut virion matang di sel endothelial di limfonodi, sumsum
tulang,limfa dan sel kuffer, lalu virus tersebut di keluarkan melewati sel
membrane maka virus beredar dalam darah. Demam chikungunya salah
satunya dapat menginfekasi sel hatisehingga sel hati mengalami
degenerasi dan dapat menyebabkan nekrosis pada sel hatitersebut yang
akan mempengaruhi metabolisme pada sel hati yang
mempengaruhi peningkatan bilirubin sehingga seseorang yang mengalami
demam ini biasanya terdapatikterus. Gejala yang paling menonjol pada

3
kasus ini adalah nyeri pada setiap persendian(poliarthralgia) terutama pada
sendi lutut, pergelangan kaki dan tangan, serta sendi-senditulang
punggung. Radang sendi yang terjadi menyebabkan sendi susah untuk
digerakkan, bengkak dan berwarna kemerahan. Itulah sebabnya postur
tubuh penderita menjadiseperti membungkuk dengan jari-jari tangan dan
kaki menjadi tertekuk Gejala lainadalah munculnya bintik-bintik
kemerahan pada sebagian kecil anggota badan, serta bercak-bercak merah
gatal di daerah dada dan perut. Muka penderita bisa menjadikemerahan
dan disertai rasa nyeri pada bagian belakang bola mata. Meskipun
gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian sembuh dengan
sendirinya), tetapitidak dengan nyeri sendinya yang bisa berlangsung
berminggu-minggu bahkan berbulan- bulan.

2.4 Pathway

4
Gigitan nyamuk Masuk ke tubuh menuju Setelah masa inkubasi,
(aedes aegypty) reticulum endoplasma dan virion matang di sel
mengalami inkubasi endotheli di limfonadi

Beredar dalam darah Virus dikeluarkan


lewat sel membran

Kulit Hati Tulang persendian

Keluar bintik-bintik Nekrosis sel hati Nyeri pada tulang


kemerahan persendian

Resiko kerusakan Mempengaruhi Peradangan


integritas kulit metabolisme pada sel hati

Peningkatan bilirubin

Mengaktivasi Resiko gangguan fungsi


sistem komplemen hati

Mempengaruhi pusat Nyeri Sulit bergerak &


termoregulator di bengkak kemerahan
hipotalamus pada sendi
Resiko infeksi

Hipertermi Ansietas Hambatan mobilitas fisik

2.5 Manifestasi Klinis

5
Demam chikungunya memiliki gejal memiliki gejala dan keluhan yang mirip
dengan demam dengue namun lebih ringan dan jarang menimbulkan
pendarahan. Adapun tanda dan gejala demam chikungunya adalah :

1. Demam yang timbul mendadak mencapai 390C selama 1-7 hari di


sertai dengan sakit kepala, conjungtiva injection dimana pembuluh
konjungtiva mata akan tampak nyata dan terjadi foto fobia ringan,
mialga, dan altragia yang melibatkan berbagai sendi serta dapat pula di
sertai anoreksia, gejala flu, mual dan muntah
2. Nyeri pada persedian, terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki, dan
tangan serta tulang belakang
3. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan
sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila
berjalan
4. Ruam kemerahan pada kulit (setelah 3-5 hari)
5. Pembesaran kelenjar getah bening
6. Jarang menyebabkan pendarahan hebat, renjatan (shok) maupun
kematian
7. Pada bayi: demam mendadak dengan diikuti kulit merah, kejang
demam dapat terjadi , setelah 3-5 hari demam, timbul ruam
makulopapular minimal dan limfadenopati, injeksi konjungtiva,
pembengkakan kelopak mata, faaringitis dan gejala-gejala serta tanda-
tanda dari penyakit traktus respiratorius bagian atas umum terjadi,
tidak ada anantema

2.6 Pemeriksaan laboratorium

6
1. Isolasi virus (paling akurat)
- 2-5 ml darah dalam minggu pertama perjalanan penyakit
- Virus CHIK (efek sitopatik) di konfirmasikan dengan anti serum
CHIK spesifik
- Hasil didapat 1-2 minggu

2. Pemeriksaan serologi
- 10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik terjadi)
dan pada fase penyembahan (10-14 hari) setelah sampel I di ambil
- Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3 hari
- Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji neutralisasi dan
HIA
- Diagnosa (+)
- Peningkatan anti body empat kali pada fase akut dan fase
penyembuhan
- Antibody IgM spesifik CHIKV (+)

3. Polymerase chain reaction (PCR)


- Melalui enzim reserve transcriptase=tesRT-PCR
- Specimen sama dengan untuk isolasi virus
- Hasil di dapat dalam 1-2 hari

2.7 Penatalaksanaan Medis

Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya. Pengobatan


terhadap penderita ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul.
Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat self limited
disease, yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Tetapi apabila
kecurigaan penyakit adalah termasuk campak atau demam berdarah

7
dengue, maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita
perlu segera dirujuk apabila terdapat tanda-tanda bahaya.
Bagi penderita sangat dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup
karbohidrat dan terutama protein dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
serta minum air putih sebanyak mungkin untuk menghilangkan gejala
demam. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar (sebaiknya minum
jus buah segar). Vitamin peningkat daya tahan tubuh juga bermanfaat
untuk untuk menghadapi penyakit ini, karena daya tahan tubuh yang bagus
dan istirahat cukup bisa membuat rasa ngilu pada persendian cepat hilang.
Belum ditemukan imunisasi yang berguna sebagai tindakan preventif.
Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul imunitas / kekebalan
terhadap penyakit ini dalam jangka panjang.
Pengobatan yang diberikan umumnya untuk menghilangkan atau
meringankan gejala klinis yang ada saja (symptomatic therapy), seperti
pemberian obat panas, obat mual/muntah, maupun analgetik untuk
menghilangkan nyeri sendi.
Contoh: Penurunan panas atau penghilang nyeri adalah obat non steroid
anti inflamasi (NSAI), pilih salah satu contoh dibawah ini:
Arasetamol, antalgin
Natrium diklofenat
Piroxicam atau ibuprofen.

2.8 Pencegahan

8
Pencegahan ditujukan untuk mengendalikan nyamuk dan menghindari gigitan
nyamuk. Pada saat ini belum ada vaksin di pasaran untuk mencegah
Chikungunya. Tindakan pencegahan Chikungunya di daerah dimana terdapat
nyamuk Aedes aegypti adalah menghilangkan tempat dimana nyamuk dapat
meletakkan telurnya, terutama pada tempat penyimpanan air buatan, misalnya
bak mandi, kolam ikan, ban mobil atau kaleng kosong. Tempat penyimpanan
air hujan atau penyimpanan air (kontainer plastik, drum) hendaknya tertutup
rapat. Ban mobil bekas, kaleng kosong sebaiknya dimusnahkan. Tempat
minum hewan peliharaan/burung dan vas bunga hendaknya dikosongkan atau
diganti setidaknya seminggu sekali.
Semua upaya tersebut diharapkan dapat membasmi telur nyamuk dan
mengurangi jumlah nyamuk di daerah tersebut. Pada wisatawan atau juga
penduduk di daerah terjangkit Chikungunya, resiko digigit nyamuk akan
berkurang dengan pemasangan air conditioning atau memasang kasa pada
jendela atau pintu. Memakai repelen yang mengandung 20-30% DEET pada
kulit tubuh yang terbuka atau pakaian akan mengurangi kemungkinan tergigit
nyamuk. Pencegahan Chikungunya ditekankan pada usaha terus-menerus,
berkesinambungan, community based, integrated mosquito control, tidak
boleh terlalu mengandalkan insektisida baik untuk jentik nyamuk maupun
nyamuk dewasa (chemical larvicide atau adulticide).
Pencegahan wabah penyakit memerlukan peran serta masyarakat yang
terkoordinasi dalam usaha meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit
Chikungunya, serta bagaimana mengenali penyakit dan bagaimana
mengendalikan nyamuk yang dapat menularkan/menyebarkan penyakit.
Cara sederhana yang sering dilakukan masyarakat misalnya: Menguras bak
mandi, paling tidak seminggu sekali. Mengingat nyamuk tersebut berkembang
biak dari telur sampai dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.
Menutup tempat penyimpanan air
Mengubur sampah
Menaburkan larvasida.
Memelihara ikan pemakan jentik

9
Pengasapan
Pemakaian anti nyamuk
Pemasangan kawat kasa di rumah.
Jadi kita semua sebagai calon tenaga kesehatan harus bisa memberikan
penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya Perilaku Hidup bersih dan
Sehat (PHBS) untuk menghindari gigitan nyamuk penyebab Chikungunya.
Selain itu, nyamuk juga menyenangi tempat yang gelap, lembab, dan
pengap. Pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga
sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi
pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat.
Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari
golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-
jentiknya. Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan
menyemprotkan ke dinding. Hal ini dikarenakan nyamuk Aedes aegypti
tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang
menggantung.

2.9 Askep

A. Pengkajian

1.Biodata
o Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, status, agama,
suku,kewarganegaraan, bahasa, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa
medis, no.Rekam medis.
Penanggung Jawab, meliputi : nama, umur, jenis kelamin,
agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, hubungan
dengan pasien.

10
2. Alasan masuk rumah sakit
o Alasan dirawat:Terjadi penurunan fungsi hati
Keluhan utama:Keluhan klien sehingga pasien membutuhkan
perawatan medik, jika klien tidak mempunyai keluhan utama,
lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui penyebabsakitnya.

3 .Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sebelum sakit ini
2. Riwayat kesehatan sekarang:
Waktu timbulnya penyakit
Usaha yang dilakukan untuk mengurangikeluhan
3. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga yang menderita penyakit yang sama.

4. Pemeriksaan fisik
1. Kepala : bentuk, distribusi rambut, kebersihan rambut dan
kulit kepala,nyeri tekan.
2. Mata : Posisi mata, konjungtiva pucat, penglihatan, sklera.
3 Telinga : bentuk telinga, pendengaran,keadaan telinga, dan tidak
adasekret.
4. Hidung : bentuk hidung, tidak atau terdapat sekret, ada atau tidak
terdapat pernapasan cuping hidung.
5. Mulut dan gigi : keadaan bibir, menggunakan gigi palsu atau
tidak, kebersihan mulut.
6. Leher : terdapat pembengkakan atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak.
7. Thorax : Bentuk thorax simetris, respirasi normal (16 -20
kali/menit)
8. Abdomen : terdapat pembesaran atau tidak, peristaltik usus
9. Ekstremitas :- Atas : keadaan baik atau lemah.- Bawah : keadaan baik
atau lemah.

11
B. Diagnosa Keperawatan
1.Hipetermia berdasarkan proses infeksi virus (penyakit), di tandai
dengan suhu tubuh meningkat (>37,50C), kulit tampak kemerahan,
kulit teraba panas
2. Nyeri akut berdasarkan agen cidera biologis di tandai dengan: klien
tampak meringis, klien tanpak melindungi area tubuh yang nyeri, klien
melaporkan nyeri secara verbal
3. Hambatan mobilitas fisik berdasarkan penurunan kendali otot di
tandai dengan keterbatasan pergerakan sendi
4. Ansietas berdasarkan perubahan dalam status kesehatan ditandai
dengan pasien gelisah, takut, khawatir
5. Resiko infeksi

C. Intervensi

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan criteria Hasil Intervensi


1. Hipertermi Tujuan: Thermoregulation Fever Treatment:
Definisi: Peningkatan suhu tubuh Monitor suhu
diatas kisaran normal. Kriteria Hasil: sesering
Batasan karakteristik : Suhu tubuh dalam mungkin
Konvulsi rentang normal. Monitor warna
Kulit kemerahan Nadi dan RR dalam dan suhu kulit
Peningkatan suhu tubuh rentang normal. Monitor
diatas kisaran normal Tidak ada perubahan tekanan darah,
Kejang warna kulit dan tidak nadi, RR
Takikardi ada pusing. Monitor
Takipnea penurunan
Kulit terasa hangat tingkat
Faktor-faktor yang berhubungan: kesadaran.

Anastesia Monitor

12
Penurunan repirasi WBC,Hb, dan
Dehidrasi Hct
Pemajanan lingkungan yang Monitor intake
panas dan output
Penyakit Berikan anti
Pemakaian pakaian yang piretik
tidak sesuai dengan suhu Berikan
lingkungan pengobatan
Peningkatanlaju metabolisme untuk

Medikasi mengatasi

Trauma demam

Aktivitas berlebihan Selimuti pasien


Lakukan tapid
sponge
Kolaborasi
pemberian
cairan intravena
Kompres pasien
pada lipatan
paha dan aksila
Tingkatan
sirkulasi udara
Berikan
pengobatan
untuk
mencegah
terjadinya
menggigil

Temperatur

13
regulation:
Monitor suhu
minimal tiap 2
jam
Rencanakan
monitoring
suhu secara
kontinyu
Monitor TD,
nadi, dan RR
Monitor warna
dan suhu kulit
Monitor tanda-
tanda
hipertermi dan
hipotermi
Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi.
Selimuti pasien
untuk
mencegah
hilangnya
kehangatan
tubuh.
Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
keletihan akibat
panas.

14
Diskusi tentang
pentingnya
pengaturan
suhu dan
kemungkinan
efek
negatifbdari
kedinginan
Beritahu
tentang indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency
yang
diperlukan
Ajarkan
indikasi dari
hipotermi dan
penanganan
yang
diperlukan
Berikan anti
piretik jika
diperlukan

Vital sign
monitoring:
Monitor TD,
nadi, suhu dan

15
RR
Catat adanya
fluktuasi TD
Monitoring
vital sign saat
pasien
berbaring,
duduk atau
berdiri
Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
Monitor TD,
nadi, RR
sebelum,
selama dan
setelah
aktiviyas.
Monitor
kualitas dari
nadi
Monitor
frekuensi dan
irama
pernapasan
Monitor suara
paru
Monitor pola
pernapasan

16
abnormal
Monitor suhu,
warna, dan
kelembaban
kulit
Monitor
sianosis perifer
Monitor adanya
cushing triad (
tekanan nadi
yang melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik)
Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
2 Nyeri akut : NOC NIC
Definisi : Pengalaman sensori dan Pain Level, Pain Management
emosional yang tidak enyenangkan Pain control, - Lakukan pengkajian
yang muncul akibat kerusakan Comfort level nyeri secara
jaringan yang aktual atau potensial Kriteria Hasil : komprehensif
atau digambarkan dalam hal Mampu mengontrol termasuk lokasi,
kerusakan sedemikian rupa nyeri, ( tahu penyebab karakteristik, durasi,
(lnternational Association for the nyeri, mampu frekuensi, kualitas
study of Pain): awitan yang tiba-tiba menggunakan tehnik dan faktor presipitasi
atau lambat dari nonfarmakologi untuk - Observasi reaksi
intensitas ringan hingga berat mengurangi nyeri, nonverbal dari
dengan akhir yang dapat diantisipasi mencari bantuan) Ketidaknyarnanan

17
atau Melaporkan bahwa nyeri - Gunakan teknik
diprediksi dan berlangsung <6 berkurang dengan komunikasi
bulan. menggunakan terapeutik untuk
Batasan karakteristik : manajemen nyeri rnengetalrui
Perubahan selera makan Mampu mengenali nyeri pengalaman nyeri
Perubahan tekanan darah (skala, intensitas, pasien
Perubahan frekwensi jantung frekuensi dan tanda - Kaji kultur yang

Perubahan frekwensi nyeri) mempengaruhi

pernapasan Menyatakan rasa nyaman respon Nyeri

Laporan isyarat setelah - Evaluasi pengalaman

Diaforesis nyeri berkurang nyeri masa lampau


- Evaluasi bersama
Perilaku distraksi (mis.,berjalan
pasien dan tim
mondar-mandir mencari orang lain
kesehatan lain
dan atau aktivitas lain, aktivitas yang
tentang
berulang
ketidakefektifan
kontrol nyeri
Mengekspresikan perilaku
masalampau
(mis.,gelisah, merengek,
- Bantu pasien dan
menangis)
keluarga untuk
Masker wajah (mis.,mata kurang
mencari dan
bercahaya, tampak kacau,
menemukan
gerakan
dukungan
mata berpencar atau tetap pada
kontrol lingkungan
satu fokus meringis)
yang dapat
Sikap melindungi area nyeri
mempengaruhi nyeri
Fokus menyempit
seperti suhu ruangan,
(mis.,gangguan
pencahayaan dan
persepsi nyeri, hambatan proses
kebisingan
berfikir, penurunan interaksi
- Kurangi faktor
dengan orang dan lingkungan)
presipitasi nyeri

18
lndikasi nyeri yang dapat diamati - Pilih dan lakukan
Perubahan posisi untuk penanganan nyeri
menghindari nyeri (farmakologi, non
Sikap tubuh melindungi farmakologi dan

Dilatasi pupil interpersonal)

Melaporkan nyeri secara verbal - Kaji tipe dan sumber

Gangguan tidur nyeri untuk

Faktor yang berhubungan : menentukan


intervensi
Agen cedera (mis.,biologis, zat
- Ajarkan tentang
kimia, fisik, psikologis)
teknik non
Farmakologi
- Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan
dengan dokter jika
ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil
- Monitor penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan derajat

19
nyeri sebelum
pemberian obat
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
- Pilih anlagesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesik ketika
pemberian lebih dari
satu
- Tentukan pilihan
analgesik tergantung
tipe dan beratnya
nyeri

3 Hambatan mobilitas fisik NOC: NIC:


Definisi: Keterbatasan pada Joint movement: active Exercise therapy :
pergerakan fisik tubuh atau satu atau Mobility level ambulation
lebih ekstremitas secara mandiri dan Self care : ADLs - Monitoring vital sign
terarah. Transfer performance sebelum/sesudah
latihan dan lihat
Batasan karakteristik: Kritria Hasil: respon pasien saat
Penurunan waktu reaksi Klien meningkat dalam latihan
Kesulitan membolak-balik aktivitas fisik - Kosultasikan dengan
posisi Mengerti tujuan dari terapi fisik tentang
Melakukan aktivitas lain peningkatan mobilitas rencana ambulasi
sebagai pengganti Memverbalisasikan sesuai dengan
perasaan dalam

20
pergerakan ( mis, meningkatkan kekuatan kebutuhan
meningkatkan perhatian pada dan kemampuan - Bantu klien untuk
aktivitas orang lain, berpindah menggunakan
mengendalikan perilaku, Memperagakan tongkat saat berjalan
focus pada ketunadayaan / penggunaan alat bantu dan cegah terhadap
aktivitas sebelum sakit) untuk mobilisasi ( walker) cidera
Dispnea setelah beraktivitas - Ajarkan pasien atau
Perubahan cara berjalan tenaga kesehatan lain
Gerakan bergetar tentang teknik
Keterbatasan kemampuan ambulasi
melakukan keterampilan - Kaji kemampuan
motorik halus pasien dalam

Keterbatasan kemampuan mobilisasi

melakukan keterampilan - Latih pasien dalam

motorik kasar pemenuhan

Keterbatasan rentang kebutuhan ADLs

pergerakan sendi secara mandiri sesuai

Tremor akibat pergerakan kemampuan

Ketidaksrabilan postur - Dampingi dan bantu


pasien saat mobilisasi
Pergerakan lambat
dan bantu penuhi
Pergerakan tidak
kebutuhan ADLs
terkoordinasi
- Berikan alat bantu
jika klien
Faktor yang berhubungan:
memerlukan
Intoleransi aktivitas
- Ajarkan pasien
Perubahan metabolisme
bagaimana merubah
seluler
posisi dan berikan
Ansietas
bantuan jika
IMT diatas perentil ke 75
diperlukan.
sesuai usia

21
Gangguan kognitif
Konstraktur
Kepercayaan budaya tentang
aktivitas sesuai usia
Fisik tidak bugar
Penurunan ketahanan tubuh
Penurunan kendali otot
Penurunan massa otot
Malnutrisi
Gangguan Muskuloskeletal
Gangguan neuromaskular,
nyeri
Agens obat
Penurunan kekuatan otot
Kurang pengetahuan tentang
aktifitas fisik
Keadaan mood defresif
Keterlambatan
perkembangan
Ketidaknyamanan
Disuse, kaku sendi
Kurang dukungan
lingkungan ( mis. Fisik atau
social)
Keterbatasan ketahanan
kardiovaskuler
Kerusakan integritas struktur
tulang
Program pembatasan gerak
Keenganan memulai

22
pergerakan
Gaya hidup monoton
Gangguan sensori perseptual

4 Ansietas NOC NIC


Difinisi : perasaan tidak nyaman Anxiety self-control Anxiety Reduction (
atau kekawatiran yang samar disertai Anxiety level penurunan
respon anatom( sumber sering kali Coping kecemasan)
tidak spesifik atau tidak di ketahui Kriteria Hasil Gunakan
oleh individu) perasaan takut yang di Klien mampu pendekatan
sebabkan oleh antisipasi terhadap mengidentifikasi dan yang
bahaya. Hal yang merupakan isyarat mengungkapkan menenangkan
kewaspadaan yang memperingatkan gejala cemas Nyatakan
individu akan adanya bahaya dan Mengidentifikasi, dengan jelas
mampukah individu untuk bertindak mengugkapkan dan harapan
menghadapi ancaman menunjukan teknik terhadap pelaku
Batasan Karakteristik untuk mengontrol pasien
Perilaku cemas Jelaskan
i) Penurunan produktifitas Vital sign dalam prosedur dan
ii) Gerakan yang irelevan batas normal apa yang di
iii) Gelisah Postur tubuh, ekspresi rasakan selama
iv) Melihat sepintas wajah,bahasa tubuh dan prosedur
v) Insomnia tingkat aktiitas menunjukan Pahami
vi) Mengekspresikan berkurangnya kecemasan prepektif pasien
kekawatiran karena terhadap situasi
masalah dalam hidup stres
vii) Agitasi Temani pasien
viii) Mengintai untuk

23
ix) Tampak waspada memberikan
rasa aman dan
Affektif mengurangi
i) Gelisah rasa takut
ii) Kesedihan yang Dorong
mendalam keluarga untuk
iii) Ketakutan menemani anak
iv) Perasaan tidak adekuat Lakukan
v) Berfokus pada diri back/neck rub
sendiri Dengarkan
vi) Peningkatan dengan penuh
kewaspadaan perhatian
vii) Iritabilitas Identifikasi
viii) Gugup senang tingkat
berlebih kecemasan
ix) Rasa nyeri Bantu pasien
x) Bingung untuk mengenal
xi) Ragu situasi yang
xii) Khawatir menimbulkan
kecemasan
Fisiologis Dorong pasien
i) Wajah tegang untuk
ii) Peningkatan keringat mengungkapka
iii) Peningkatan ketegangan n perasaanya
iv) Gemetar, tremor Instruksikan
v) Suara bergetar
pasien untuk
menggunakan
Simpatik teknik relaksasi
i) Anoreksia
Berikan obat
ii) Eksitasi kardiovaskuler
untuk
iii) Diare,mulutkering

24
iv) Wajah merah mengurangi
v) Jantung berdebar kecemasan
vi) Peningkataan tekanan
darah

5 Resiko Infeksi NOC NIC


Definisi: mengalami peningkatan Immune status Infection control
resiko terserang organisme Knowledge: (control infeksi)
patogenik infection control - Bersihkan
Factor-faktor resiko: Risk control lingkungan
Penyakit kronis Kriteria Hasil: setelah di
Klien bebas dari pakaipasien lain
- Diabetes melitus tanda dan gejala - Pertahankan
- Obesitas infeksi teknik isolasi
Pengetahuan yang tidak Mendeskripsikan - Batasi
cukup untuk menghindari proses penularan pengunjung bila
pemanjaan pathogen penyakit, factor yang perlu
Pertahanaan tubuh primer mempengaruhi - Instruksi pada
yang tidak adekuat penularan serta pengunjung
- Gangguan peritalsis penatalaksanaannya untuk mencuci
- Kerusakan integritas Menunjukkan tangan saat
kulit (pemasangan kemampuan untuk berkunjung dan
kateter mencegah timbulnya setelah
intravena,prosedur infeksi berkunjung
invasive) Jumlah leukosit meninggalkan
dalam batas normal

25
- Perubahan sekresi pH Menunjukkan pasien
- Penurunan kerja perilaku hidup sehat - Gunakan sabun
siliaris antimikrobia
- Pecah ketuban dini untuk cuci
- Pecah ketuban lama tangan
- Merokok - Cuci tangan
- Statis cairan tubuh setiap sebelum
Trauma jaringan (mis, trauma dan sesudah
tindakan
keperawatan
- Gunakan
baju,sarung
tangan sebagai
alat pelindung
- Pertahankan
lingkungan
aseptic selama
pemasangan
alat
- Ganti letak IV
parifer dan line
central dan
dressing sesuai
dengan
petunjuk umum
- Gunakan
kateter
intermiten
untuk
menurunkan

26
infeksi kandung
kencing

D. Implementasi
Dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah direncakan.

E. Evaluasi
Melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilakukan, apabila berhasil maka tindakan dihentikan, apabila tindakan
tidak berhasil maka dilakukan pengkajian kembali.

2.10 Tren dan isu terbaru tentang penyakit chikungunya

Bagi kita yang tinggal di Indonesia, pohon kelapa tentu bukan merupakan
tanaman yang asing. Dimana-mana kita bisa menemukan pohon kelapa,
baik di pedesaan maupun di perkotaan. Pohon kelapa umumnya hanya
dimanfaatkan sebagai bahan pangan (santan kelapa) atau sebagai minuman
(es kelapa muda). Khasiat air kelapa sebenarnya telah lama dikenali oleh
masyarakat, tetapi kegunaannya dalam pengobatan demam chikungunya
baru belakangan ini diketahui.
Di Indonesia, serangan demam chikungunya yang dikategorikan sebagai
kejadian luar biasa telah beberapa kali terjadi. Dan sampai saat ini belum
ada pengobatan serta vaksin yang spesifik untuk chikungunya. Sampai
beberapa waktu lalu dua dokter India mengklaim bahwa air kelapa
merupakan jawaban bagi penyakit demam chikungunya yang menakutkan
ini, dan berbagai penyakit lainnya.
Walaupun air kelapa tidak menyembuhkan penyakit, tetapi air kelapa
dapat membantu pasien sembuh lebih cepat, kata peneliti ini. Ahli sains

27
alam Dilip Kumar dan Jagdev Singh, presiden Malaysian Dietary
Supplement, mengatakan bahwa air kelapa baik untuk beberapa penyakit
seperti kolera, disentri dan tifoid.

Orang-orang di India telah lama mengakui kebaikan minyak kelapa, yang


secara medis terbukti memiliki komponen anti-bakteri dan anti-jamur.
Surat kabar terkemuka The New Sunday Times melaporkan bahwa para
dokter di Cina menyarankan pasien-pasien chikungyunya untuk meminum
air kelapa.

Dalam mendukung resep dokter Cina tersebut, kedua peneliti diatas


menyebutkan bahwa tidak ada vaksin untuk virus yang menyebabkan
chikungunya, yang memiliki gejala-gejala yagn serupa dengan dengue
demam, nyeri sendi, letih, dan sariawan.

Jadgev Singh mengatakan air kelapa sangat membantu bagi mereka yagn
mengalami demam chikungunya karena sangat baik dalam
mendetoksifikasi hati, sebuah organ yang membantu mengendalikan suhu
tubuh. Dia mengatakan virus penyebab penyakit ini berkembang dalam
hati selama periode waktu tertentu. Karena hati ini merupakan organ yang
dapat mengambil manfaat dari air kelapa, maka virus yang ada di
dalamnya akan tertekan dengan adanya air kelapa ini.

Sulit untuk menemukan obat penyakit ini. Ketika virus ini telah berada
dalam sistem, virus akan tetap berada disana. Virus ini akan beraksi pada
saat yang tepat. Air kelapa akan membantu dalam mengontrol atau
menekan virus tersebut,

Dr Dilip Kumar mengatakan bahwa air kelapa memiliki kandungan kalium


yagn tinggi dan berbagai mineral lainnya. Air ini dapat membantu
mengobati penyakit seperti kolera, disentri, tifoid dan lainnya. Kedua
dokter ini memberi resep: Jika memungkinkan air kelapa seharusnya
diminum setiap hari. Ini merupakan pelengkap makanan yang baik,

28
29
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya yang


disebarkan ke manusia melalui gigitan nyamuk. Sebagai penyebar penyakit
adalah nyamuk Aedes aegypti; juga dapat oleh nyamuk Aedes albopictus. Nama
penyakit berasal dari bahasa Swahili yang berarti yang berubah bentuk atau
bungkuk, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi
yang hebat Masa inkubasi berkisar 1-4 hari, merupakan penyakit yang self-
limiting dengan gejala akut yang berlangsung 3-10 hari. Virus chikungunya
merupakan anggota genus Alphavirus dalam family Togaviridae. Strain asia
merupakan genotype yang berbeda dengan yang di afrika. Virus Chikungunya
disebut juga Arbovirus A Chikungunya Type CHIK, CK. Masa inkubasi dari
demam Chikungunya 2-4 hari. Viremia dijumpai kebanyakan dalam 48 jam
pertama, dan dapat dijumpai sampai 4 hari pada beberapa pasien

3.2 Saran
Kami sebagai penyusun makalah menyadari akan keterbatasan kemampuan yang
kami miliki sehinga menyebabkan kekurang, kesempurnaan dalam menyusun
makalah ini, baik dari segi isi maupun materi, bahasa dan lain sebagainya. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
perbaikan-perbaikan selanjutnya agar makalah selanjutnya dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

30
masdinsite.info/.../pengobatan-demam-chikungunya-dengan-air-kelapa.2010

NANDA International. 2010. Diagnosis Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi 2009


2011. Jakarta : EGC.

Widodo, Djoko. 2007. Diagnosis dan Penatalaksanaan Chikungunya. Departemen


Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Wilson Mary. Chikungunya on Three Continents. (Online). (http://infectious-


diseases.jwatch. org/cgi/content/full/2008/227/2, diakses 26 Pebruari 2009).

31

Anda mungkin juga menyukai