Anda di halaman 1dari 7

Satuan Acara Penyuluhan Ulkus Mole (Chancroid)

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

1. Tema : Ulkus Mole (Chancroid)


2. Tujuan :

a) Tujuan Umum : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 45 menit, peserta


penyuluhan mampu memahami penyakit ulkus mole
b) Tujuan Khusus: Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 45 menit,
peserta penyuluhan mampu menjelaskan:
1) Pengertian Ulkus Mole
2) Penyebab Ulkus Mole
3) Gejala Ulkus Mole
4) Patofisiologi Ulkus Mole
5) Komplikasi Ulkus Mole
6) Pencegahan Ulkus Mole

3. Penanganan Sasaran : Siswa siswi SMA kelas XII SMA 11 Malang


4. Tempat : Aula SMA 11 Malang
5. Waktu : Pukul 08.30 WIB
6. Penyuluh : Risa Dya Pratiwi (Mahasiswa Poltekkes Malang)
7. Materi:

a) Pengertian Ulkus Mole


b) Penyebab Ulkus Mole
c) Gejala Ulkus Mole
d) Patofisiologi Ulkus Mole
e) Komplikasi Ulkus Mole
f) Pencegahan Ulkus Mole
g) Penanganan Ulkus Mole
8. Kegiatan
No Kegiatan Respon Waktu
1. Pendahuluan
Menyampaikan salam o Membalas salam
Menjelaskan tujuan o Mendengarkan 5 menit
Kontrak waktu o Memberi respon
Tes awal
2. Inti o Mendengarkan dengan
Menjelaskan pengertian penuh perhatian
ulkus mole
Menjelaskan penyebab 15 menit
ulkus mole
Menjelaskan gejala ulkus
mole
Menjelaskan
patofisiologi ulkus mole
Menjelaskan komplikasi
ulkus mole
Menjelaskan pencegahan
ulkus mole
Menjelaskan penanganan
ulkus mole
a
3. Penutup
Tanya jawab o Menanyakan yang belum
Tes akhir jelas 5 15 menit
Menyimpulkan hasil o Aktif bersama
penyuluhan menyimpulkan
Memberi salam penutup o Membalas salam
9. Metode

a) Ceramah
b) Tanya jawab
c) Demonstrasi

10. Media dan alat peraga

a) PPT
b) Leaflet
c) Pamlet

11. Rencana Evaluasi

1. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan pengertian ulkus mole


2. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan penyebab ulkus mole
3. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan tanda dan gejala ulkus mole
4. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan patofisiologi ulkus mole
5. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan komplikasi ulkus mole
6. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan pencegahan ulkus mole
7. Peserta penyuluhan dapat menjelaskan penanganan ulkus mole

MATERI PENYULUHAN

I. Pengertian Ulkus Mole

Ulkus mole adalah penyakit menular seksual (PMS) yang akut, ulseratif, dan biasanya

terlokalisasi di genitalia atau anus dan sering disertai pembesaran kelenjar di daerah inguinal

(bubo) disebabkan oleh Streptobacillus ducrey (Haemophilus ducrey). Ulkus mole diketahui

menyebar dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual. Sinonim ulkus mole adalah

chancroid, soft chancre, atau soft sore.

II. Penyebab Ulkus Mole

Ulkus mole merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh basil gram negatif

Haemophilus ducreyi. Bassereau memisahkan ulkus mole dan sifilis tahun 1852. Mix chancre
dimana ulkus mole dan sifilis terjadi bersamaan dijelaskan pertama kali oleh Rollet tahun 1859.

Ducreyi mengidentifikasi bakteri H. ducreyi tahun 1889. H. ducreyi merupakan bakteri gram

negatif, fakultatif, berbentuk batang pendek dengan ujung bulat, tidak bergerak, memerlukan

hemin untuk pertumbuhannya, tidak memiliki motil, dan tidak membentuk spora.

III. Gejala Ulkus Mole

Masa inkubasi 1 5 hari.

Lesi pertama berupa makula atau papula yang segera berubah menjadi pustula yang pecah

dan menimbulkan ulkus yang bersifat :

- multipel

- lunak

- sangat nyeri tekan

- dasarnya kotor dan mudah berdarah

- kulit sekitar ulkus berwarna merah.

Pembesaran kelenjar limfa inguinal tidak multipel, terjadi pada 30% kasus yang disertai

radang akut. Kelanjar kemudian melunak dan pecah dengan membentuk sinus yang nyeri disertai

badan panas.

Setelah masa inkubasi satu hingga dua minggu, chancroid atau ulkus mole menimbulkan

benjolan kecil yang kemudian menjadi borok/lesi dalam satu hari dan benjolan berwarna abu-abu

kekuningan serta jika dilukai atau dikikis misal dengan kuku maka akan keluar darah, terasa nyeri

yang sangat hebat.

IV. Patofisiologi

Penyakit ditularkan secara langsung melalui hungungan seksual. Predileksi pada genital, jari,

mulut dan dada. Pada tempat masuknya mikroorganisme terbentuk ulkus yang khas.
V. Komplikasi

1. Mixed chancre

Ulkus molle dan sifilis stadium I.

Awalnya lesinya khas ulkus molle, setelah 15 20 hari bermanifestasi sebagai lesi campuran.

2. Abses kelenjar inguinal

Ini juga disebut inflammatory bubo, merupakan komplikasi terbanyak.

Kelenjar getah bening membesar, warna kulit di atasnya kemerahan dan berfluktuasi. Bila abses

kelenjar inguinal tidak diobati secara adekuat, abses akan pecah dan menimbulkan sinus yang

meluas menjadi ulkus dan disebut ulserasi chancroid. Ulkus ini kemudian akan membesar yang

disebut giant chancroid.

3. Balanitis, fimosis dan parafimosis

Merupakan komplikasi yang serius. Terutama terjadi pada individu yang tidak disirkumsisi.

Komplikasi ini terjadi akibat ulkus molle yang mengenai prepusium.

Prepusium menjadi bengkak, merah, edematous, dan sangat nyeri.

4. Fistula uretra

Kelainan ini terjadi akibat ulkus molle yang berlokasi pada glans penis dan bersifat destruktif.

Kelainan ini menimbulkan rasa nyeri pada buang air kecil dan pada keadaan lanjut dapat terjadi

striktura uretra.

5. Fuso spirokhetosis

Kelainan ini terjadi akibat infeksi mikroorganisme lain, sehingga mengakibatkan ulkus cepat

menjadi parah & bersifat destruktif. Ini disebut phagedena. Di samping itu, lesi terjadi bersama

dengan limfogranuloma venereum maupun granuloma inguinale.

VI. Pencegahan

Gunakan kondom dengan cara yang benar dan jika ada kulit yang menutupi kepala penis

maka sebaiknya dihilangkan (disunat/khitan) untuk mengurangi resiko terjangkit. Lebih baik lagi
untuk pencegahan jangan berganti-ganti pasangan seks karena penyakit ini banyak terjadi pada

praktek-praktek prostitusi.

VII. Penanganan

1. Terapi Sitemik

Pasien dengan ulkus genitalia sebaiknya diterapi dengan pengobatan sifilis dan ulkus mole.

Terapi pada granuloma inguinale diberikan pada area endemik dan terapi limfogranuloma

venerum sebaiknya diberikan jika ada pembesaran kelenjar getah bening inguinal (bubo) . Berikut

adalah tabel pemberian obat pada ulkus mole:(14)

a. Azitromycin 1 gr, oral, single dose.

b. Seftriakson 250 mg dosis tunggal, injeksi IM.

c. Siprofloksasin 2x500 mg selama 3 hari.

d. Eritromisin 4x500 mg selama 7 hari.

e. Amoksisilin + asam klavunat 3x125 mg selama 7 hari.

f. Streptomisin 1 gr sehari selama 10 hari.

g. Kotrimoksasol 2x2 tablet selama 7 hari.

2. Terapi Topikal

Terapi lokal dilakukan dengan membersihkan dan mengkompres bubo untuk mengurangi

edema. Pemberian antiseptik seperti povidon yodium. Limfadenitis tidak boleh diinsisi. Bila perlu

diaspirasi untuk mencegah rupture spontan. Pasien dengan bubo yang tidak berfluktuasi dan

berespon baik terhadap antibiotik tidak perlu dilakukan drainase pada lesinya.
Daftar Pustaka

Judanarso, Jubianto. 2002. Ulkus Mole. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi
ketiga hal. 396-400. FK UI, Jakarta.
Martodiharjo, Sunarko. dkk. 2004. Ulkus Mole (chancroid). Dalam: Pedoman Diagnosis
dan Terapi Lab/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. RSU dr.Soetomo hal. 203-207.
Surabaya.
Muhrini Sofyan, Aisyah. 2013.

Anda mungkin juga menyukai