Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kata stres telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stres merupakan salah satu
gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang dan gangguan kesehatan jiwa yang tidak
dapat dihindari, karena jiwa merupakan bagian dari kehidupan.
Stres dapat timbul karena adanya konflik dan frustrasi. Sebagian besar orang beranggapan bahwa
yang dimaksud stres adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan membuat orang tersebut
merasa tidak nyaman, bingung, mudah marah, tekanan darah meningkat, detak jantung lebih
cepat, gangguan pencernaan, Dan Sebainya. Sebagian besar stres dapat dipicu karena pengaruh
eksternal dan ada pula yang dipengaruhi oleh faktor internal individu tersebut. Stres sebenarnya
dapat dicegah dan diatasi dengan cara-cara tertentu. Pemahaman tentang stres dan akibatnya
penting bagi upaya pengobatan maupun pencegahan gangguan kesehatan jiwa. Masalah stress
sering dihubungkan dengan kehidupan modern dan nampaknya kehidupan modern merupakan
sumber gangguan stress lainya. Perlu diperhatikan bahwa kepekaan orang terhadap stres berbeda.
Hal ini juga bergantung pada kondisi tubuh individu yang turut menampilkan gangguan jiwa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi dari stress?
2. Apakah yang termasuk ke dalam konsep stres tersebut ?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi stress?
4. Bagaimanakah penggolongan stres menurut para ahli?
5. Bagaimanakah ciri-ciri penderita stress berdasakan kemampuan individu menahan stres?
6. Bagaimanakah cara-cara untuk mengendalikan stres?
7. Seperti apa proses keperawatan managemen stress untuk perawat?
8. Apakah definisi dari adaptasi?
9. Apa saja jenis-jenis dari adaptasi?

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi dari stres.
2. Untuk mengetahui konsep stres.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stress.
4. Mengetahui penggolongan stres menurut para ahli.
5. Mengetahui ciri-ciri penderita stres berdasarkan kemampuan individu dalam menahan
stres.
6. Mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan stres.
7. Untuk mengetahui proses keperawatan stres mangemen stres untuk perawat.
2

8. Untuk mengetahui adaptasi.


9. Mengetahui jenis-jenis dari adaptasi.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINI STRES
Stres adalah respons tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang
terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat
dihindari, setiap orang mengalaminya, stress memberi dampak secara total pada individu yaitu
terhadap fisik, psikologis, intelektual, sosial, dan spiritiual, sterss dapat mengancam
keseimbangan fisiologis.
Stres merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan. Pendekatan ini telah dibatasi
sebagai model psikologi. Model psikologi ini menggambarkan stress sebagai suatu proses yang
meliputi stresor dan ketegangan. Interaksi antara individu dengan lingkungannya yang saling
mempengaruhi itu dinamakan dengan interaksi transaksional yang di dalamnya terdapat proses
penyesuaian. Stres bukan hanya stimulus atau respon tetapi juga agen aktif yang dapat
mempengaruhi stresor melalui strategi prilaku, kognitif dan emosional. Individu akan
memberikan reaksi yang berbeda terhadap stresor yang sama.

B. KONSEP STRES
Stres adalah segala situasi di mana tuntunan non-spesifik mengharuskan seorang individu
untuk merespon atau melakukan tindakan ( Selye, 1976 ). Respon atau tindakan ini termasuk
respon fisiologis dan psikologis. Stresor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan
perubahan. 1. Stresor internal berasal dari dalam diri seseorang (demam, kondisi seperti
kehamilan, menopause atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah )
2. Stresor eksternal berasal dari luar diri seseorang (perubahan bermakna dalam suhu
lingkungan, perubahan peran dalam keluarga atau sosial, atau tekanan dari pasangan ).

Berbagai pandangan manusia mengenai stres menghasilkan pengertian yang berbeda-beda


tentang stres itu sendiri. Stres hanyalah sekedar gangguan sistem syaraf yang menyebabkan
tubuh berkeringat, tangan menggenggam, jantung berdetak kencang, dan wajah memerah. Paham
realistik memandang stress sebagai suatu fenomena jiwa yang terpisah dengan jasmani atau
tubuh manusia atau fenomena tubuh belaka tanpa ada hubungan dengan kejiwaan. Sedangkan
paham idealis menganggap stres adalah murni fenomena jiwa. Hal ini membuat kita sulit untuk
menjelaskan kenapa jika fenomena stres hanyalah fenomena jiwa namun memberikan dampak
pada fisik seseorang seperti dada yang berdebar-debar, keringat, dan sebagainya.
Tak seorang pun dapat menghindari stres karena untuk menghilangkannya berarti akan
menghancurkan hidupnya sendiri ( Hans Selye, 1978 ). Stres merupakan interaksi antara individu
dengan lingkungan. Pendekatan ini telah dibatasi sebagai model psikologi. Model psikologi ini
menggambarkan stress sebagai suatu proses yang meliputi stresor dan ketegangan ( strain ).
Interaksi antara individu dengan lingkungannya yang saling mempengaruhi itu dinamakan
dengan interaksi transaksional yang di dalamnya terdapat proses penyesuaian. Stres bukan hanya
stimulus atau respon tetapi juga agen aktif yang dapat mempengaruhi stresor melalui strategi
4

prilaku, kognitif dan emosional. Individu akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap stresor
yang sama.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRESS


Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress
dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya karyawan mengalami stress karena
kombinasi stressors. Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat
menyebabkan timbulnya stress yaitu:

1. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan yang tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan
struktur organisasi yang tidak sehat.
Dalam faktor lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi manusia yaitu
ekonomi, politik dan teknologi. Perubahan yang sangat cepat karena adanya penyesuaian
terhadap ketiga hal tersebut membuat seseorang mengalami ancaman terkena stress. Hal ini
dapat terjadi, misalnya perubahan teknologi yang begitu cepat. Perubahan yang baru terhadap
teknologi akan membuat keahlian seseorang dan pengalamannya tidak terpakai karena hampir
semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan cepat dan dalam waktu yang singkat dengan adanya
teknologi yang digunakannya.

3. Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga, masalah
ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi antara keluarga yang
kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan dilakukan karena akibat
tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan masalah ekonomi tergantung dari
bagaimana seseorang tersebut dapat menghasilkan penghasilan yang cukup bagi kebutuhan
keluarga serta dapat menjalankan keuangan tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi
dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stres terletak pada watak dasar alami
yang dimiliki oleh seseorang tersebut.

D. PENGGOLONGAN STRES MENURUT PARA AHLI


Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti (1990), apabila ditinjau dari penyebabnya stress dapat
digolongkan sebagai berikut :

a. Stress fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau rendah, suara amat
bising, sinar yang terlalu terang.
b. Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat beracun, hormon, atau gas.
c. Stres Mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang menimbulkan
penyakit.
d. Stress fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan, organ, atau sistemik
sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
5

e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh gangguan pertumbuhan dan
perkembangan pada masa bayi hingga tua.
f. Stres psikis/emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan interpersonal, sosial, budaya,
atau keagamaan.

Adapun menurut Brench Grand (2000), stres ditinjau dari penyebabnya hanya dibedakan menjadi
2 macam, yaitu :
1. Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian,
percairan perceraian, pension, luka batin, dan kebangkrutan.
2. Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran rumah
tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.
Penyebab Stress / Stressor. Stressor adalah variabel yang dapat diidentifikasikan sebagai
penyebab timbulnya stress, datangnya stressor dapat sendiri-sendiri atau dapat pula bersamaan.
Sumber strees dapat berasal dari dalam tubuh dan di luar tubuh, sumber stress dapat berupa
biologi atau fisiologi, kimia, psikologi, sosial, dan spiritual. Terjadinya stress karena stressor
tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman sehingga
menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal dari gangguan kesehatan fisik
dan psikologis. Contohnya:

E. CIRI-CIRI PENDERITA STRES


Kemampuan Individu Menahan Stres Setiap individu mempunyai kemampuan yang berbeda-
beda dalam menahan stress. Hal tersebut sangat bergantung pada sifat dan hakikat stress yaitu
intensitas, lokal, lamanya, dan umum. Selain itu juga pada sifat individu yang terkait dengan
proses adaptasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Dadang Hawari (2001) bahwa stress
apabila ditinjau dari tipe kepribadian individu dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Tipe yang rentan. Individu dengan tipe ini memiliki resiko yang tinggi mengalami stress
dengan ciri-ciri kepribadian sebagai berikut :
Cita-citanya tinggi (ambisius)
Suka bersaing yang kurang sehat
Emosional, yang ditandai dengan mudah marah, mudah tersinggung, mudah mengalami
ketegangan, dan kurang sabar.
Tidak mudah bergaul
Terlalu percaya diri (over confident)
Tindakan dan cara bicaranya cepat serta tidak dapat diam (hiperaktif)
Bekerja tidak mengenal waktu
Mudah empati, namun juga mudah bersikap bermusuhan
Bila menghadapi tantangan senang bekerja sendiri
Berusaha keras agar segala sesuatunya terkendali
6

2. Tipe yang kebal (immune). Individu dengan tipe ini kebal terhadap stress, yang ciri-ciri
kepribadiannya sebagai berikut :
Cita-cita atau ambisinya wajar
Berkompetensi secara sehat
Tidak memaksakan diri
Emosi terkendali, yang ditandai dengan tidak mudah marah, tidak mudah tersinggung,
penyabar, dan tenang
Cara bicara tenang
Cara bertindak tenang dan dilakukan pada saat yang tepat
Ada keseimbangan waktu bekerja dan istirahat
Mudah bekerja sama (kooperatif)
Bersikap ramah
Mampu menahan dan mengendalikan diri

F. PENYEBAB STRES
Penyebab Stress / Stressor. Stres adalah variabel yang dapat diidentifikasikan sebagai
penyebab timbulnya stress, datangnya stressor dapat sendiri-sendiri atau dapat pula bersamaan.
Sumber strees dapat berasal dari dalam tubuh dan di luar tubuh, sumber stress dapat berupa
biologi atau fisiologi, kimia, psikologi, sosial, dan spiritual. Terjadinya stress karena stressor
tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman sehingga
menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal dari gangguan kesehatan fisik
dan psikologis. Contohnya:
a. Stressor biologi dapat berupa: mikroba; bakteri, virus dan jasad renik lainnya, hewan,
binatang, bermacam tumbuhan dan makhluk hidup lainnya yang dapat mempengaruhi
kesehatan misalnya: tumbuhnya jerawat (acne), demam, digigit binatang, dll, yang
dipersepsikan dapat mengancam konsep diri individu.
b. Stressor fisik dapat berupa : perubahan iklim, alam, suhu, cuaca, geografi: yang meliputi
letak tempat tinggal, domisili, demografi ; berupa jumlah anggota dalam keluarga, nutrisi,
radiasi kepadatan penduduk, imigrasi, kebisingan, dll.
c. Stressor kimia: dari dalam tubuh dapat berupa serum darah dan glukosa, sedangkan dari luar
tubuh dapat berupa obat,pengobatan, pemakaian alkohol, nikotil, kafein, polusi udara, gas
beracun, insektisida, pencemaran lingkungan, bahan-bahan kosmetika, bahan-bahan
pengawet, pewarna, dll.
d. Stressor sosial psikologi , yaitu prasangka , ketidakpuasan terhadap diri sendiri, kekejaman
(aniaya,perkosaan) konflik peran percaya diri yang rendah, perubahan ekonomi, emosi yang
negatif dan kehamilan.
e. Stressor spiritual : yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai ke-Tuhanan.
7

G. PROSES KEPERAWATAN STRESS MANAGEMEN STRESS UNTUK PERAWAT


Manajemen stress adalah kemungkinan melihat promosi kesehatan sebagai aktivitas atau
intervasi atau mengubah pertukaran respon terhadap penyakit. Fokusnya tergantung pada tujuan
dari intervensi keperawatan berdasarkan keperluan pasien. Perawat bertanggung jawab pada
implemenetasi pemikiran yang dikeluarkan pada beberapa daerah perawatan.
Untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat
dilakukan dengan cara :
1. Pengaturan Diet dan Nutrisi
Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi dan mengatasi
stres melalui makan dan minum yang halal dan tidak berlebihan, dengan mengatur jadwal
makan secara teratur, menu bervariasi, hindari makan dingin dan monoton karena dapat
menurunkan kekebalan tubuh.
2. Istirahat dan Tidur
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena dengan istirahat
dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup akan memberikan
kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
3. Olah Raga atau Latihan Teratur
Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya tahan dan
kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan pagi, lari pagi
minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting menghasilkan keringat
setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.
4. Pengaturan Berat Badan
Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat menyebabkan timbulnya stres karena
mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang seimbang akan
meningkatkan ketahanan dan kekebalan tubuh terhadap stres.
5. Pengaturan Waktu
Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi dan menanggulangi stres.
Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat menimbulkan kelelahan fisik dapat
dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan cara menggunakan waktu secara efektif
dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas waktu. Seperti menggunakan waktu untuk
menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat.
6. Homeostatis
Homeostatis merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam
menghadapi kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh
mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme
pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa
homeostatis adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk memelihara stabilitas
dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.
Homeostatis yang terdapat dalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem
endokrin dan syaraf otonom. Secara alamiah proses homeostatis dapat terjadi dalam tubuh
8

manusia. Dalam mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostatis ini dapat melalui
empat cara di antaranya:
a. Self regulation di mana sistem ini terjadi secara otomatis pada orang yang sehat seperti
dalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
b. Berkompensasi yaitu tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidak normalan dalam
tubuh.
c. Dengan cara sistem umpan balik negatif, proses ini merupakan penyimpangan dari
keadaan normal segera dirasakan dan diperbaiki dalam tubuh dimana apabila tubuh dalam
keadaan tidak normal akan secara sendiri mengadakan mekanisme umpan balik untuk
menyeimbangkan dari keadaan yang ada.
d. Cara umpan balik untuk mengkoreksi suatu ketidakseimbangan fisiologis.

H. ADAPTASI
Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu
terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik
secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku. Hasil dari perilaku ini dapat berupa usaha
untuk mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar dapat kembali pada keadaan
normal, namun setiap orang akan berbeda dalam perilaku ada yang dapat berjalan dengan cepat
namun ada pula yang memerlukan waktu lama tergantung dari kematangan mental orang itu
tersebut.
Adaptasi terhadap stress dapat berupa :
1. Adaptasi fisiologis
Adaptasi fisiologis adalah proses penyesuaian diri secara alamiah atau secara fisiologis untuk
mempertahankan keseimbangan dalam berbagai faktor yang menimbulkan keadaan menjadi
tidak seimbang contoh: masuknya kuman pennyakit ketubuh manusia.
2. Adaptasi psikologi
Adaptasi secara psikologis dapat dibagi menjadi dua yaitu:
LAS ( general adaptation syndroma)
adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti ketika kulit
terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri, panas dll
yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
GAS ( general adaptation syndroma)
adalah apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan gangguandan
secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas di seluruh
tubuh, berkeringat

Adaptasi Psikologis bisa terjadi secara :


Sadar, individu mencoba memecahkan atau menyesuaikan diri dengan masalah.
Tidak sadar , menggunakan mekanisme pertahanan diri.

Apabila seseorang mempunyai kesulitan atau hambatan dalam beradaptasi, baik berupa
tekanan, perubahan, maupun ketegangan emosi dapat menimbulkan stress.
9

Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kemampuan untuk menyelesaikan tugas


perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas
perkembangan dan menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stress
yang berkepanjangan dapat mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap
perkembangan tersebut. Dalam bentuk yang ekstrem, stress yang berkepanjangan dapat
mengarah pada krisis pendewasaan.

Adaptasi Sosial Budaya

Mengkaji stressor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian bersama
klien tentang besarnya, tipe, dan kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada keluarga
dapat menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga secara keseluruhan
(Reis & Heppner, 1993).

Perawat juga harus waspada tentang perbedaan cultural dalam respon stress atau mekanisme
koping. Misalnya klien dari suku Afrika-Amerika mungkin lebih menyukai mendapatkan
dukungan sosial dari anggota keluarga ketimbang dari bantuan professional (Murata, 1994).

Adaptasi Spiritual

Orang menggunakan sumber spiritual untuk mengadaptasi stress dalam banyak cara, tetapi
stress dapat juga bermanifestasi dalam dimensi spiritual. Stress yang berat dapat mengakibatkan
kemarahan pada Tuhan, atau individu mungkin memandang stressor sebagai hukuman. Stresor
seperti penyakit akut atau kematian dari orang yang disayangi dapat mengganggu makna hidup
seseorang dan dapat menyebabkan depresi. Ketika perawatan pada klien yang mengalami
gangguan spiritual, perawat tidak boleh menilai kesesuaian perasaan atau praktik keagamaan
klien tetapi harus memeriksa bagaimana keyakinan dan nilai telah berubah.

Pengertian adaptasi menurut para ahli :

a. Menurut Soeharto Heerdjan (1987), Adaptasi adalah usaha atau perilaku yang tujuannya
mengatasi kesulitan dan hambatan.
b. Menurut (W.A.Gerungan , 1996) Adaptasi adalah mengubah diri sesuai keadaan lingkungan,
tetapi juga mengubah lingkungan sesuai keadaan (keinginan diri)

Pada umumnya, adaptasi adalah menyesuaikan diri dengan kebutuhan atau tuntutan baru yaitu
suatu usaha untuk mencari keseimbangan kembali ke dalam keadaan normal. Penyesuaiaan
terhadap kondisi lingkungan : modifikasi dari organisme atau penyesuaian organ secara
sempurna untuk dapat eksis pada kondisi lingkungan tersebut.
10

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Stress merupakan bagian dari kehidupan yang dialami setiap orang setiap hari. Stress tidak
dapat dihilangkan tetapi perlu dipelajari cara-cara penanganannya. Keberhasilan menyelesaikan
berbagai stress merupakan modal kemampuan untuk menghadapi stress yang akan datang. Klien
yang dirawat di Rumah sakit tentu mengalami berbagai stress yang mungkin sudah tidak mampu
mengatasinya. Perawat perlu berupaya membantu klien menyelesaikan .
Stress yang dialami seseorang tidak mungkin secara langsung, beberapa tahap akan muncul
dalam diri seesorang tersebut, apabila stress tidak dapat ditanggulangi maka akan berdampak
lebih lanjut. Oleh sebab itu, terapkanlah sebuah manajemen agar keadaan seesorang tersebut
masih bisa terkontrol. Emosi adalah suatu perasaan dengan pikiran-pikiran khasnya, suatu
keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi sebagai
gejala kejiwaan berhubungan dengan gejala kejasmanian. Apabila individu mengalami emosi,
dalam diri individu itu akan terdapat perubahan-perubahan dalam kejasmanian.
Sedangkan stress yang terjadi pada setiap individu berbeda-beda tergantung pada masalah yang
dihadapi dan kemampuan menyelesaikan masalah tersebut. Jika masalah tersebut dapat
diselesaikan dengan baik maka individu tersebut akan senang, sedangkan jika masalah tersebut
tidak dapat diselesaikan dengan baik dapat menyebabkan individu tersebut marah-marah, frustasi
hingga depresi.

Adaptasi adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah dalam berespon
terhadap stress. Karena banyak stressor tidak dapat dihindari, promosi kesehatan sering
difokuskan pada adaptasi individu, keluarga atau komunitas terhadap stress. Ada banyak bentuk
adaptasi. Adaptasi fisiologis memungkinkan homeostasis fisiologis. Namun demikian mungkin
terjadi proses yang serupa dalam dimensi psikososial dan dimensi lainnya. Suatu proses adaptif
terjadi ketika stimulus dari lingkungan internal dan eksternal menyebabkan penyimpangan
keseimbangan organisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk mempertahankan
fungsi yang optimal.

B. SARAN

Kesehatan merupakan harta yang paling berharga bagi manusia, oleh karena itu jagalah
kesehatan sebagaimana mestinya. Stress dapat dikatakan sebagai salah satu tes mental bagi jiwa
manusia walaupun tidak dapat dipungkiri stress juga berdampak pada fisik manusia. Untuk
menghindari stress dapat dilakukan dengan menjaga kondisi tubuh antara input dan output agar
tetap seimbang (homeostatis). Sebagai manusia terapi psikologis juga diperlukan untuk
membangun spirit hidup, terapi psikologis yang paling sederhana dapat dilakukan dengan cara
selalu berpikir positif. Berpikir positif akan selalu membawa manusia kepada hal-hal yang
11

menjurus kepada keberhasilan dan sikap optimisme, selain itu berpikir positif juga dapat
mengurangi dampak stress pada diri seseorang.
12

DAFTAR PUSTAKA

Davis,M., Eshelman, E.R.,& Mc Kay,M . The relatifision and stress reduction workbook (third
ed). 1988. California New Hanbinger Publition,Inc

Kozier,B.,Erb.G & Bufalino.P.M . Introdution of nursing California Addision. 1989. Wessley


Publising Company.

Rasmun.,SKp.,M.Kep. Stress, Koping dan Adaptasi. 2004. Jakarta:Sagung Seto.

http://ranrintansnote.blogspot.com/2013/06/psikologi-emosi-dan-stress-adaptasi_9.html

http://suhammadiyahpringsewu.blogspot.com/2012/09/kosep-stres-dan-
adaptasi.htmlhttp://stikesmuhammadiyahpringsewu.blogspot.com/2012/09/kosep-stres-dan-
adaptasi.html
13

Anda mungkin juga menyukai