PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Pada awal mulanya masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah
tanah lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung
arah angin. Pada masa Perang Dunia I, bandar udara mulai dibangun permanen
seiring meningkatnya penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat
seperti sekarang. Setelah perang berakhir, bandar udara mulai ditambahkan
fasilitas-fasilitas komersial untuk melayani penumpang. Sekarang, bandar udara
bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya,
berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan
butik-butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru. Kegunaan bandar
udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai
terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yang berstatus
bandar udara internasional ditempatkan petugas-petugas bea cukai. Di Indonesia,
bandar udara yang berstatus bandar udara internasional antara lain adalah Kuala
Namu (Deliserdang), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sultan
Aji Muhammad Sulaiman (Kota Balikpapan), Hasanuddin (Makassar), dan masih
banyak lagi.
1
Menurut Kepala Bandara Juwata Tarakan, Syamsul Banri, menjelang peresmian
(soft opening) terminal baru yang menurut rencana akan dilaksanakan 1 Juli 2015
ini, pihaknya masih terus melakukan pembenahan. Di mana banyak hal yang
harus dibenahi demi menjadikan Juwata sebagai bandara Internasional. Apalagi
letaknya di perbatasan dengan negara tetangga (Malaysia), tentu menjadikan
Juwata sebagai pintu gerbang yang terbaik di Provinsi Kaltara.
pembuatan bandar udara berstandart internasional dan Juga sebagai bahan evaluasi
bandar udara yang sudah ada serta sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan
datang.
Dan tujuan dari pembutan lapaoran ini adalah agar penyusun dapat
penerbangan, Dan sebagai tugas untuk memenuhi mata kuliah Lapangan Terbang .
2
1.3 Denah Lokasi
3
BAB II
KAJIAN TEORI
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang
untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam
bahasa Inggris disebut runway. Nama landas pacu diambil dari arahnya
dengan pembulatan ke puluhan terdekat, contoh: 36 untuk landas pacu yang
mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas pacu bisa dipakai dua
arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu 09/27.
Apabila bandara memiliki beberapa landas pacu dengan arah sama, akan
diidentifikasi dengan penambahan huruf L, C, dan R untuk Left, Center, dan Right
(kiri, tengah, kanan) yang ditambahkan di akhir. Contoh: landas pacu 02R/20L.
4
take off (melandas). Pada landasan-landasan tertentu, ujung ujung landasan yang
digunakan untuk touch down atau take off digunakan lapisan beton, bukan aspal,
untuk menghindari melelehnya aspal pada saat pesawat take off dengan kekuatan
mesin penuh, khususnya pesawat tempur yang menggunakan mekanisme
afterburner sehingga menimbulkan semburan api pada nozzle (saluran buang)
mesin pesawat. Aspal yang digunakan yang terbaik adalah aspal alam, dan yang
terbaik digunakan adalah aspal yang dihasilkan dari negara Trinidad dan Tobago,
jadi tidak menggunakan aspal hasil olahan minyak bumi, yang mudah
mencair/melunak akibat panas matahari, tekanan dan panas yang ditimbulkan dari
semburan gas buang mesin pesawat. Pada bagian bawah lapisan aspal digunakan
lapisan batu kali, bukan batu koral seperti halnya penggunaan pengaspalan jalan
raya. Landasan pacu dibuat dengan perhitungan teknis tertentu sehingga
permukaannya tetap kering, sekalipun pada musim hujan, dan mencegah
tergenangnya landasan yang mengakibatkan pesawat mengalami aquaplanning,
terutama saat mendarat yang sangat membahayakan. Pada tepi kanan dan kiri
serta ujung ujung landas pacu diberi lampu-lampu dan tiang-tiang navigasi yang
digunakan untuk membantu navigasi terlebih lebih pada cuaca buruk dan
penerbangan malam hari.
5
pada tahun 2000 yang menyebabkan pesawat terbakar dan jatuh yang
menewaskan seluruh penumpang, krew dan penduduk setempat. Selebihnya
karena cuaca dan bahkan gangguan burung sehingga umumnya di setiap bandara
komersial bahkan perintis dilengkapi menara pengawas yang mengawasi lalu
lintas penerbangan, komunikasi bahkan informasi cuaca. Pada bandara tertentu,
dilengkapi sensor dan pengusir burung dan sensor cuaca serta sensor untuk
mengukur tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari mesin pesawat. Selain itu pula,
setiap landasan dilengkapi dengan kendaraan penyapu landasan dan peralatan
bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk membersihkan sisa sisa jejak
karet yang ditimbulkan oleh roda-roda pesawat yang bila tidak dibersihkan juga
dapat mengganggu keselamatan penerbangan.
6
1. Berdekatan (close) mempunyai jarak sumbu ke sumbu 213 m (untuk lapangan
terbang pesawat transport), minimum 1067 dalam kondisi IFR.
2. Landasan sejajar menengah (intermediate) dipisahkan dngan jarak 107 m 1524
m.
3. Landasan sejajar jauh (Far) dipisahkan dengan jarak 1310m atau lebih.
Bandar Udara International Juwata adalah bandar udara yang terletak di Kota
Tarakan, provinsi Kalimantan Timur. Bandara ini terletak hanya sekitar 3,5 km
dari pusat kota. Bandar Udara Juwata Tarakan, Kalimantan Timur, memiliki
runway dengan panjang 2250 meter, lebar 45 meter dan saat ini sedang
diperpanjang menjadi 2500 meter. Bandara ini Sudah didarati oleh pesawat
berbadan sedang dari Boeing dan Airbus, juga ATR dan pesawat-pesawat kecil,
seperti Caravan dan melayani penerbanganke kota-kota diantaranya Jakarta,
Surabaya, Balikpapan, Makassar, juga ke kota-kota kecil, seperti Berau, Nunukan,
Malinau, dan Tanjung Selor.Setiap hari ada sekitar 40 pergerakan pesawat dengan
jumlah penumpang mencapai 3.000 orang.
7
Selain itu, tahun ini Bandara Juwata Tarakan kembali membuka jalur penerbangan
internasional. Rute penerbangan tersebut adalah Tarakan -Tawau- Keke
(Kinabalu,Malaysia). Bandara ini juga membangun terminal penumpang, yang
dilengkapi Garbarata atau belalai gajah, untuk menaikan dan menurunkan
penumpang dari pesawat.
Bandara Udara Kelas 1 Utama Juwata Tarakan saat ini baru saja melakukan
proses perluasan pembangunan apron (tempat parkir pesawat) dari luas 40.037 m2
menjadi 73.090 m2. Dengan adanya perluasan apron setidaknya dapat memuat
sekitar 14 jenis pesawat berbadan sedang (narrow body) , seperti Boeing B737
klasik (seri 300, 400, 500), Airbus A319 dan A320, juga Boeing B737-800NG
danB737-900ER.
Rencananya runway baru akan memiliki panjang 2.500 meter dengan lebar 45
meter, sehingga mampu didarati pesawat berbadan besar jenis Boeing B767 dan
Airbus A330, yang biasanya digunakan untuk mengangkut jemaah haji. Selain itu,
terminal yang dibangun di atas lahan seluas 1000 meter, diharapkan akhir tahun
ini sudah dapat difungsikan, sedangkan terminal lama akan dijadikan apron atau
tempat parkir pesawat.
Pada tahun 2000, Bandara Juwata resmi dinyatakan sebagai bandara domestik
setelah sebelumnya dilakukan peningkatan landasan pacu menjadi 1.850.
Beberapa maskapai penerbangan yang menggunakan Bandara Juwata saat itu
adalah Citilink, Bouraq Indonesia, Dirgantara Air Service, Mandala Airlines,
Kartika Airlines, Pelita Air Service dan Merpati Nusantara Airlines.
Pada tahun 2006 Malaysia Airlines juga melayani rute penerbangan Tarakan-
Tawau, dan berakhir pada tahun 2010. Pada bulan Februari 2012 maskapai
Malaysia Airlines kembali melayani rute penerbangan Tarakan-Tawau, namun
8
dioperasikan oleh MASwings. Sejak 1 Juli 2012 mereka menambah rute
penerbangan baru, yaitu rute penerbangan Tarakan-Kinabalu.(BUN)
I. FasilitasSisiDarat
Bangunan Terminal lama : 6757 m2
GedungOperasional : -
9
II. FasilitasSisiUdara
LandasPacu/Runway
- ArahlandasPacu : 06 - 24
- Dimensi : 1850 m x 30 m
- Turning Area : 1 Buah
- Strenght : B 737-200
LandasHubung/Taxiway
- Dimensi : 90 m x 20 m
- Strengh : B 737-200
LandasParkir/Apron
- Dimensi : 335 m x 70 m
- Strengh : B 737-200
Alat Bantu Navigasi
- DVOR/DME
Durasi
Surabaya (SUB)
10
2h 20m
63
Balikpapan (BPN)
1h
63
1h 40m
42
Yogyakarta (JOG)
3h 40m
28
Bali (DPS)
4h 30m
28
6h 25m
21
Palembang (PLM)
6h 25m
21
Bandung (BDO)
4h 30m
21
11
Banjarmasin (BDJ)
2h 25m
21
7h 35m
14
Samarinda (SRI)
1h 25m
14
Semarang (SRG)
5h
14
Palu (PLW)
4h 20m
14
Pekanbaru (PKU)
7h 55m
14
Pangkalpinang (PGK)
6h 10m
14
Padang (PDG)
8h 40m
12
14
Nunukan (NNX)
20m
14
Manado (MDC)
5h 20m
14
Duration
5h 10m
View Schedules
2h 10m
13
To
Duration
Singapore (SIN)
8h
Pada grafik pasang naik dan pasang surut, kita dapat melihat bahwa pasang surut
pertama terjadi pada pukul 0:10 dan pasang surut selanjutnya pada pukul 11:55.
Pasang naik pertama terjadi pada pukul 6:05 dan pasang naik selanjutnya pada
pukul 18:15.
Koefisien pasang surut air laut adalah 81. Dengan koefisien setinggi ini, kita akan
mendapatkan pasang surut air laut besar dan arus juga akan terlihat sangat jelas.
Ketinggian pasang surut air laut adalah 0,4 m, 2,8 m, 0,4 m dan 3,3 m. Kita dapat
membandingkan level-level berikut dengan pasang naik maksimum yang terdaftar
di tabel pasang surut air laut Lingkas (Tarakan Island), yaitu 3,6 m dengan
ketinggian minimum 0,1 m.
Fase bulan adalah Bulan Sabit. Kita memiliki matahari selama 12 jam 0 menit.
Transit matahari terjadi pada pukul 11:53 dan bulan akan tampak selama 12 jam
15 menit.
14
Pasang surut air laut
pasang ( 0,4 m
0:10
surut )
pasang ( 2,8 m
6:05
naik )
pasang ( 0,4 m
11:55
surut )
pasang ( 3,3 m
18:15
naik )
.: Pemerintahan :.
Wilayah Administrasi Kota Tarakan berdasarkan UU No.29 Tahun 1997 dan Peraturan Daerah
No.23 Tahun 1999 meliputi 4 Kecamatan dan 18 Kelurahan. Selain itu guna menunjang
kelancaran administrasi dan peningkatan pelayan kepada masyarakat, juga telah dibentuk
beberapa Badan, Lembaga dan Kantor berdasarkan Peraturan-peraturan Daerah yang dibuat
dalam kurun waktu tahun 1998-1999.
.: Gambaran Umum :.
Tarakan, berasal dari Bahasa Tidung, yang artinya tempat singgah (tarak) dan makan (ngakan).
Sesuai dengan namanya pulau ini berfungsi sebagai tempat persinggahan atau tempat istirahat
dan melakukan barter kaum nelayan dari Kerajaan Tidung pada masa sebelum datangnya kaum
Kolonial Belanda.
Kota Tarakan, yang secara geografis terletak pada 3o14'23"-3o26'37" Lintang Utara dan
117o30'50"-117o40'12" Bujur Timur, terdiri dari 2 (dua) pulau, yaitu Pulau Tarakan dan Pulau
Sadau dengan luas wilayah mencapai 657,33 Km2, terdiri atas wilayah daratan seluas 250,80
Km2 dan wilayah lautan seluas 406,53 Km2.
15
Suhu udara minimum Kota Tarakan rata-rata 24,1oC dan maksimum 31,1oC dengan Kelembabab
rata-rata 84,7%. Curah Hujan dalam 5 tahun terakhir rata-rata sekitar 308,2 mm/bulan dan
penyinaran rata-rata 49,82%, telah memberikan julukan tersendiri bagi pulau ini sebagai daerah
yang tak kenal musim.
16
b. Luas Daratan : 55,54 Km2
c. Jarak Kecamatan ke : + 5 Km
Pusat Kota Tarakan
a. Kelurahan Pamusian
c. Kelurahan Selumit
e. Kelurahan Sebengkok
c. Kelurahan Kampung IV
d. Kelurahan Kampung VI
17
e. Kelurahan Mamburungan
18
2.3.1 Standar Perencanaan
peraturan resmi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga tentang
perencanaan geometrik jalan raya. Peraturan yang dipakai dalam studi ini adalah
Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Marga dengan terbitan resmi No. 038 T/BM/1997 dan
(AASHTO 2001).
dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik. Dilihat dari bentuk, ukuran
disesuaikan dengan fungsi jalan dan jenis kendaraan yang dominan menggunakan
jalan tersebut. Pertimbangan biaya juga tentu ikut menentukan kendaraan yang
19
1) Kendaraan Kecil, diwakili oleh mobil penumpang.
2) Kendaraan Sedang, diwakili oleh truk 3 as tandem atau oleh bus besar 2 as.
Volume lalu lintas menunjukkan jumlah kendaraan yang melintasi satu titik
pengamatan dalam satu satuan waktu (hari, jam, menit). Volume lalu lintas yang
kenyamanan dan keamanan dalam berlalu lintas. Sebaliknya jalan yang terlalu lebar
20
Lalu lintas harian rata-rata adalah volume lalu lintas rata-rata dalam satu hari
(Sukirman,1994). Cara memperoleh data tersebut dikenal dua jenis lalu lintas
harian rata-rata, yaitu lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHRT) dan lalu lintas
harian rata-rata.
LHRT adalah jumlah lalu lintas kendaraan rata-rata yang melewati satu jalur
jalan selama 24 jam dan diperoleh dari data selama satu tahunan penuh..
Sedangkan LHR adalah hasil bagi jumlah kendaraan yang diperoleh selama
2. Hasil LHR yang dipergunakan adalah harga rata-rata dari perhitungan LHR
beberapa kali
Volume jam perencanaan (VJR) adalah volume lalu lintas per jam yang
dipergunakan sebagai dasar perencanaan (Sony Sulaksono, 2001). Volume ini harus
mencerminkan keadaan lalu lintas sebenarnya tetapi biasanya tidak sama dengan
21
berdasarkan volume terbesar ini akan mengahasilkan konstruksi yang boros yang
hanya akan berguna pada arus maksimum dan ini terjadi dalam kurun waktu singkat
dalam sehari.
Satuan Mobil Penumpang (SMP) sehingga masing masing jenis kendaraan yang
diperkirakan yang akan melewati jalan rencana harus dikonversikan kedalam satuan
tersebut dengan dikalikan nilai ekivalensi mobil penumpang (emp). Besarnya faktor
ekivalensi tersebut, dalam perencanaan geometrik jalan antar kota ditentukan pada
Marga, 1997.
perencanaan setiap bagian jalan raya seperti tikungan, kemiringan jalan, jarak
22
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kecepatan rencana adalah
keadaan terrain apakah datar, berbukit atau gunung. Untuk menghemat biaya tentu
saja perencanaan jalan sepantasnya disesuaikan dengan keadaan medan. Suatu jalan
yang ada di daerah datar tentu saja memiliki design speed yang lebih tinggi
a) Topografi ( Medan )
batasan
Kecepatan rencana untuk jalan - jalan arteri lebih tinggi dibandingkan jalan
kolektor.Untuk kondisi medan yang sulit, kecepatan rencana suatu segmen jalan
dapat diturunkan dengan syarat bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20
2.4Kapasitas jalan
Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau
volume lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah
kendaraan yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau
23
kapasitas maka kapasitas menggunakan satuan satuan mobil penumpangper jam
atau (smp)/jam.
Pada saat arus rendah kecepatan lalu lintas kendaraan bebas tidak ada gangguan
dari kendaraan lain, semakin banyak kendaraan yang melewati ruas jalan,
kecepatan akan semakin turun sampai suatu saat tidak bisa lagi arus/volume lalu
lintas bertambah, di sinilah kapasitas terjadi. Setelah itu arus akan berkurang terus
dalam kondisi arus yang dipaksakan sampai suatu saat kondisi macet total, arus
Hubungan antara besarnya arus/ volume lalu lintas dengan kecepatan (dalam hal ini
kecepatan sesaat) dengan kepadatan lalu lintas adalah (yang juga ditunjukkan dalam
gambar)sebagai berikut:
semakin tinggi kecepatan lalu lintas dibutuhkan ruang bebas yang lebih
bahwa semakin besar arus kecepatan akan turun sampai suatu titik yang
24
3. Hubungan antara arus dengan kepadatan juga parabolik semakin tinggi
kepadatan arus akan semakin tinggi sampai suatu titik dimana kapasitas
terjadi, setelah itu semakin padat maka arus akan semakin kecil.
Faktor yang memengaruhi kapasitas jalan kota adalah lebar jalur atau lajur, ada
perkotaan atau luar kota, ukuran kota. Rumus di wilayah perkotaan ditunjukkan
berikut ini:
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya utk jalan tak terbagi)
25
Kapasitas jalan antar kota dipengaruhi oleh lebar jalan, arah lalu lintas dan gesekan
samping.
dimana
C = Kapasitas (smp/jam)
Co = Kapasitas Dasar
3. Tingkat pelayanan
Tingkat pelayanan A
dengan kondisi:
1. arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan tinggi;
26
3. pengemudi dapat mempertahankan kecepatan yang diinginkannya tanpa
Tingkat pelayanan B
dengan kondisi:
1. arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan mulai dibatasi
memengaruhi kecepatan;
Tingkat pelayanan C
dengan kondisi:
2. kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan internal lalu lintas meningkat;
atau mendahului.
Tingkat pelayanan D
dengan kondisi:
27
1. arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu lintas tinggi dan kecepatan
2. kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume lalu lintas dan
Tingkat pelayanan E
dengan kondisi:
1. arus lebih rendah daripada tingkat pelayanan D dengan volume lalu lintas
2. kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan internal lalu lintas tinggi;
Tingkat pelayanan F
dengan kondisi:
2. kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah serta terjadi
28
BAB III
PEMBAHASAN
29
3.1.1.3. SMP Minibus Masuk
30
31
3.1.1.4. SMP Bus Kecil Masuk
32
3.1.1.5 SMP Bus Besar. Masuk
33
3.1.1.6 SMP Truk Kecil Masuk
34
3.1.1.7 SMP Truk Trailer Masuk
35
.
36
3.1.1.9 Truk Gandengan Masuk
37
Co = Kapasitas dasar (smp/jam), biasanya digunakan angka 2300 smp/jam
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya utk jalan tak terbagi)
= 1300,824
38
39
3.1.2. menghitung smp keluar
KATEGORI
HARI WAKTU SEPEDA MOTOR
KELUAR Koefisien smp
PAGI 1661 415,25
SENIN SIANG 2055 513,75
SORE 2061 515,25
PAGI 1566 391,5
SELASA SIANG 1366 341,5
SORE 2023 505,75
PAGI 1430 357,5
RABU SIANG 1471 367,75
SORE 1976 494
PAGI 1465 366,25
KAMIS SIANG 1026 256,5
SORE 1900 475
PAGI 1324 331
JUMAT SIANG 0,25 0
SORE 1163 290,75
PAGI 1063 265,75
SABTU SIANG 1584 396
SORE 1837 459,25
PAGI 770 192,5
MINGGU SIANG 1099 274,75
SORE 1890 472,5
PAGI 1570 392,5
SENIN SIANG 1336 334
SORE 1694 423,5
PAGI 1239 309,75
SABTU SIANG 1182 295,5
SORE 1920 480
40
3.1.2.2 smp mobil pribadi keluar
KATEGORI
HARI WAKTU MOBIL
KELUAR Koefisien smp
PAGI 208 208
SENIN SIANG 615 615
SORE 450 450
PAGI 302 302
SELASA SIANG 492 492
SORE 416 416
PAGI 300 300
RABU SIANG 524 524
SORE 470 470
PAGI 276 276
KAMIS SIANG 502 502
SORE 411 411
PAGI 222 222
JUMAT SIANG 1 0
SORE 424 424
PAGI 198 198
SABTU SIANG 587 587
SORE 396 396
PAGI 184 184
MINGGU SIANG 603 603
SORE 330 330
PAGI 283 283
SENIN SIANG 487 487
SORE 516 516
PAGI 238 238
SABTU SIANG 424 424
SORE 522 522
41
3.1.2.3 smp mini bus keluar
KATEGORI
HARI WAKTU MINI BUS
KELUAR Koefisien SMP
PAGI 0
SENIN SIANG 0
SORE 0
PAGI 0
SELASA SIANG 2 2,4
SORE 6 7,2
PAGI 7 8,4
RABU SIANG 2 2,4
SORE 3 3,6
PAGI 4 4,8
KAMIS SIANG 5 6
SORE 1 1,2
PAGI 1 1,2
JUMAT SIANG 1,2 0
SORE 0 0
PAGI 4 4,8
SABTU SIANG 6 7,2
SORE 6 7,2
PAGI 6 7,2
MINGGU SIANG 18 21,6
SORE 7 8,4
PAGI 3 3,6
SENIN SIANG 4 4,8
SORE 2 2,4
PAGI 2 2,4
SABTU SIANG 3 3,6
SORE 9 10,8
42
3.1.2.4 smp bus kecil keluar
KATEGORI
HARI WAKTU BUS KECIL
KELUAR koefisien SMP
PAGI 6 7,2
SENIN SIANG 5 6
SORE 5 6
PAGI 4 4,8
SELASA SIANG 1 1,2
SORE 5 6
PAGI 2 2,4
RABU SIANG 4 4,8
SORE 5 6
PAGI 2 2,4
KAMIS SIANG 3 3,6
SORE 5 6
PAGI 3 3,6
JUMAT SIANG 1,2 0
SORE 6 7,2
PAGI 5 6
SABTU SIANG 0 0
SORE 1 1,2
PAGI 4 4,8
MINGGU SIANG 6 7,2
SORE 6 7,2
PAGI 4 4,8
SENIN SIANG 2 2,4
SORE 2 2,4
PAGI 1 1,2
SABTU SIANG 2 2,4
SORE 7 8,4
43
3.1.2.5 smp bus besar keluar
KATEGORI
HARI WAKTU BUS BESAR
KELUAR koefisien SMP
PAGI 0
SENIN SIANG 0
SORE 0
PAGI 0
SELASA SIANG 0 0
SORE 2 2,4
PAGI 1 1,2
RABU SIANG 1 1,2
SORE 0 0
PAGI 1 1,2
KAMIS SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 1 1,2
JUMAT SIANG 0
SORE 0 0
PAGI 3 3,6
SABTU SIANG 0 0
SORE 1 1,2
PAGI 4 4,8
MINGGU SIANG 4 4,8
SORE 0 0
PAGI 1 1,2
SENIN SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 3 3,6
SABTU SIANG 0 0
SORE 2 2,4
44
3.1.2.6 smp truk kecil keluar
KATEGORI
HARI WAKTU TRUK KECIL
KELUAR koefisien SMP
PAGI 11 13,2
SENIN SIANG 9 10,8
SORE 12 14,4
PAGI 12 14,4
SELASA SIANG 21 25,2
SORE 15 18
PAGI 15 18
RABU SIANG 22 26,4
SORE 21 25,2
PAGI 11 13,2
KAMIS SIANG 25 30
SORE 11 13,2
PAGI 12 14,4
JUMAT SIANG 1,2 0
SORE 15 18
PAGI 10 12
SABTU SIANG 21 25,2
SORE 11 13,2
PAGI 8 9,6
MINGGU SIANG 3 3,6
SORE 5 6
PAGI 12 14,4
SENIN SIANG 21 25,2
SORE 24 28,8
PAGI 10 12
SABTU SIANG 17 20,4
SORE 9 10,8
45
3.1.2.7 smp truk tronton keluar
KATEGORI
HARI WAKTU TRUK TRONTON
KELUAR koefisien SMP
PAGI 0
SENIN SIANG 0
SORE 0
PAGI 0
SELASA SIANG 1 1,2
SORE 3 3,6
PAGI 1 1,2
RABU SIANG 3 3,6
SORE 1 1,2
PAGI 2 2,4
KAMIS SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
JUMAT SIANG 1,2 0
SORE 1 1,2
PAGI 0 0
SABTU SIANG 1 1,2
SORE 0 0
PAGI 1 1,2
MINGGU SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
SENIN SIANG 1 1,2
SORE 1 1,2
PAGI 2 2,4
SABTU SIANG 0 0
SORE 0 0
46
3.1.2.8 smp truk gandeng keluar
KATEGORI
HARI WAKTU TRUK GANDENG
KELUAR koefisien SMP
PAGI 0
SENIN SIANG 0
SORE 0
PAGI 0
SELASA SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
RABU SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
KAMIS SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
JUMAT SIANG 1,2 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
SABTU SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
MINGGU SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
SENIN SIANG 0 0
SORE 1 1,2
PAGI 0 0
SABTU SIANG 0 0
SORE 0 0
47
3.1.2.9 smp trailer keluar
KATEGORI
HARI WAKTU TRUK TRAILER
KELUAR koefisien SMP
PAGI 0
SENIN SIANG 0
SORE 0
PAGI 0
SELASA SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
RABU SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 1 1,2
KAMIS SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
JUMAT SIANG 1,2 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
SABTU SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
MINGGU SIANG 0 0
SORE 0 0
PAGI 0 0
SENIN SIANG 0 0
SORE 1 1,2
PAGI 0 0
SABTU SIANG 0 0
SORE 1 1,2
48
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya utk jalan tak terbagi)
= 1344,672
49
KATEGORI
HARI WAKTU SEPEDA MOTOR MOBIL MINI BUS BUS KECIL BUS BESAR TRUK KECIL TRUK TRELER TRU TRONTON TRUK GANDENG Rata-rata Rata-rata
total smp
KELUAR smp KELUAR smp KELUAR SMP KELUAR SMP KELUAR SMP KELUAR SMP KELUAR SMP KELUAR SMP KELUAR SMP V/C V/C V/C Total
PAGI 1661 415,25 208 208 0 6 7,2 0 11 13,2 0 0 0 643,65 0,478667
SENIN SIANG 2055 513,75 615 615 0 5 6 0 9 10,8 0 0 0 1145,55 0,851918 0,687863
SORE 2061 515,25 450 450 0 5 6 0 12 14,4 0 0 0 985,65 0,733004
PAGI 1566 391,5 302 302 0 4 4,8 0 12 14,4 0 0 0 712,7 0,530018
SELASA SIANG 1366 341,5 492 492 2 2,4 1 1,2 0 0 21 25,2 0 0 1 1,2 0 0 863,5 0,642164 0,628443
SORE 2023 505,75 416 416 6 7,2 5 6 2 2,4 15 18 0 0 3 3,6 0 0 958,95 0,713148
PAGI 1430 357,5 300 300 7 8,4 2 2,4 1 1,2 15 18 0 0 1 1,2 0 0 688,7 0,51217
RABU SIANG 1471 367,75 524 524 2 2,4 4 4,8 1 1,2 22 26,4 0 0 3 3,6 0 0 930,15 0,69173 0,649192
SORE 1976 494 470 470 3 3,6 5 6 0 0 21 25,2 0 0 1 1,2 0 0 1000 0,743676
PAGI 1465 366,25 276 276 4 4,8 2 2,4 1 1,2 11 13,2 1 1,2 2 2,4 0 0 667,45 0,496366
KAMIS SIANG 1026 256,5 502 502 5 6 3 3,6 0 0 25 30 0 0 0 0 0 0 798,1 0,593528 0,587987
SORE 1900 475 411 411 1 1,2 5 6 0 0 11 13,2 0 0 0 0 0 0 906,4 0,674068
50
PAGI 1324 331 222 222 1 1,2 3 3,6 1 1,2 12 14,4 0 0 0 0 0 0 573,4 0,426424
JUMAT SIANG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,488799 0,597205393
SORE 1163 290,75 424 424 0 0 6 7,2 0 0 15 18 0 0 1 1,2 0 0 741,15 0,551175
PAGI 1063 265,75 198 198 4 4,8 5 6 3 3,6 10 12 0 0 0 0 0 0 490,15 0,364513
SABTU SIANG 1584 396 587 587 6 7,2 0 0 0 0 21 25,2 0 0 1 1,2 0 0 1016,6 0,756021 0,591173
SORE 1837 459,25 396 396 6 7,2 1 1,2 1 1,2 11 13,2 0 0 0 0 0 0 878,05 0,652985
PAGI 770 192,5 184 184 6 7,2 4 4,8 4 4,8 8 9,6 0 0 1 1,2 0 0 404,1 0,300519
MINGGU SIANG 1099 274,75 603 603 18 21,6 6 7,2 4 4,8 3 3,6 0 0 0 0 0 0 914,95 0,680426 0,53127
SORE 1890 472,5 330 330 7 8,4 6 7,2 0 0 5 6 0 0 0 0 0 0 824,1 0,612863
PAGI 1570 392,5 283 283 3 3,6 4 4,8 1 1,2 12 14,4 0 0 0 0 0 0 699,5 0,520201
SENIN SIANG 1336 334 487 487 4 4,8 2 2,4 0 0 21 25,2 0 0 1 1,2 0 0 854,6 0,635545 0,627365
SORE 1694 423,5 516 516 2 2,4 2 2,4 0 0 24 28,8 1 1,2 1 1,2 1 1,2 976,7 0,726348
PAGI 1239 309,75 238 238 2 2,4 1 1,2 3 3,6 10 12 0 0 2 2,4 0 0 569,35 0,423412
SABTU SIANG 1182 295,5 424 424 3 3,6 2 2,4 0 0 17 20,4 0 0 0 0 0 0 745,9 0,554708 0,582757
SORE 1920 480 522 522 9 10,8 7 8,4 2 2,4 9 10,8 1 1,2 0 0 0 0 1035,6 0,770151
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 saran
51