Askep Hipertensi Lansia
Askep Hipertensi Lansia
BAB I
A. PENGERTIAN
Disebut silent killer karena 1 penderita dengan tekanan darah tinggi tidak
Hipertensi pada lansia didefinisikan dengan tekanan sistolik diatas 160 mmHg
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg.
(Smeltzer,2001)
Menurut WHO ( 1978 ), tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95 mmHg
Tingkat hipertensi dan anjuran kontrol (Joint National Commitle, U.S 1992)
Tekanan Tekanan
Jadwal
Tigkat sistolik diastolik
kontrol
(mmHg) (mmHg)
90-99
Tingkat I 140-159
100-109 1 bulan sekali
Tingkat II 160-179
110-119 1 minggu
Tingkat III 180-209
120 atau sekali
Tingkat IV 210 atau lebih
lebuh Dirawat RS
B. KLASIFIKASI
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
besar yaitu :
penyebabnya
C. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada :
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar
2. Ciri perseorangan
d. Kebiasaan hidup
c. Stress
d. Merokok
e. Minum alcohol
DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf, Stroke, Ensepalitis. Selain itu dapat juga
D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai
hipertensi yaitu : Mengeluh sakit kepala, pusing Lemas, kelelahan, Sesak nafas, Gelisah,
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
2. BUN
Memberikan informasi tentang perfusi ginjal Glukosa Hiperglikemi (diabetes mellitus
(meningkatkan hipertensi)
3. Kalium serum
4. Kalsium serum
6. Pemeriksaan tiroid
8. Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
9. Asam urat
11. EKG
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
G. PENATALAKSANAAN
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
5) Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita
1) Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang
dan lain-lain.
2) Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 %
1) Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada subyek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh subyek dianggap tidak
normal.
nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan
ketegangan.
2) Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita untuk dapat belajar
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat bertambah
Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi ( JOINT
penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat
tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada
pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
1. Step 1: Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE inhibitor
Dosis obat pertama dinaikkan Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
Ditambah obat ke 2 jenis lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis,
3. Step 3: Alternatif yang bisa ditempuh Obat ke-2 diganti Ditambah obat ke-3 jenis
lain
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter )
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Hal -hal yang perlu dikaji pada bagian ini yaitu antara lain: Nama, Umur, Jenis Kelamin,
nomor registrasi.
3. Aktivitas / istirahat
d. Takipnea
4. Integritas ego
b. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan).
Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
a. Mual, muntah.
d. Nyeri abdomen.
Pengkajian Persistem :
1. Sirkulasi
a. Riwayat hipertensi, ateroskleorosis, penyakit jantung koroner atau katup dan penyakit
cerebro vaskuler.
b. Episode palpitasi,perspirasi.
2. Eleminasi : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu seperti infeksi atau obtruksi atau
3. Neurosensori :
a. Keluhan pusing.
b. Berdenyut, sakit kepala subokspital (terjadi saat bangun dan menghilang secara
4. Pernapasan
d. Riwayat merokok
kognitif.
Intervensi :
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu kamar,
tekhnik relaksasi.
3. Hilangkan atau minimalkan aktivitas fase kontriksi yang dapat meningkatkan sakit
1. Kaji respon pasien terhadap aktivitas,perhatikan frequency nadi lebih dari 20 kali per
menit diatas frequency istirahat : peningkatan tekan darah yang nyata selama atau
terhadap stress, aktivitas bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang
dengan perlahan.
c. Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan lanjut
dan instruksi tertulis untuk perawatn sesudah pemeriksaan
Rasional: instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan
d. Instruksikan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, inum sebanyak kurang
lebih delapan gelas per hari khususnya sari buah berri.
Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda.
Cairan menolong membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu
mempertahankan keadaan asam urin dan mencegah pertumbuhan bakteri
D. EVALUASI
3. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau beban
kerja jantung.
DAFTAR PUSRAKA